Anda di halaman 1dari 3

Mei Astrid 041911535004

Resume Perencanaan Pajak TM 4


“Metode Akuntansi Pajak”

Wajib Pajak -> Pencatatan/Pembukuan

Metode Akuntansi dan periode akuntansi – Pajak


Periode akuntansi: Rentang waktu yang digunakan dalam laporan keuangan. Periode
akuntansi yang biasa dipergunakan adalah bulanan, triwulan, semestera dan tahunan.

Dasar kas dan akrual – Pajak


Stelsel akrual (accrual basis): Suatu metode penghitungan penghasilan dan biaya dimana
penghasilan diakui pada waktu diperoleh dan biaya diakui pada saat terutang.

Stelsel kas (cash basis): Suatu metode yang penghitungannya didasarkan atas penghasilan yang
diterima dan biaya yang dibayar secara tunai. Penghasilan baru dianggap sebagai penghasilan, bila
benar-benar telah diterima tunai dalam suatu periode tertentu, serta biaya baru dianggap sebagai
biaya, bila biaya benar-benar telah dibayar tunai dalam suatu periode tertentu.

Dengan cara ini, pemakaian stelsel kas dapat mengakibatkan penghitungan yang mengaburkan
terhadap penghasilan -> Namun besarnya penghasilan dari tahun ke tahun dapat disesuaikan
dengan mengatur penerimaan kas dan pengeluaran kas. Oleh karena itu untuk penghitungan Pajak
Penghasilan dalam dalam memakai stelsel kas harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
• Penghitungan jumlah penjualan dalam suatu periode harus meliputi seluruh penjualan, baik
yang tunai maupun yang bukan;
• Dalam menghitung harga pokok penjualan harus diperhitungkan seluruh pembelian dan
persediaan;
• Dalam memperoleh harta yang dapat disusutkan dan hak-hak yang dapat diamortisasi,
biaya-biaya yang dikurangkan dari penghasilan hanya dapat dilakukan melalui penyusutan
amortisasi.

Perbedaan Laporan Keuangan Komersial dan Fiskal


Laporan keuangan fiskal: Sebuah laporan yang memiliki kepentingan untuk perpajakan, sehingga
laporan ini harus berdasarkan semua peraturan perpajakan.
Wajib pajak ingin menyusun laporan keuangan fiskal, maka perlu mempersiapkan langkah-langkah
berikut:
1. Neraca fiskal:
2. Perhitungan laba rugi:
3. Penjelasan mengenai laporan keuangan fiskal:
4. Rekonsiliasi pada laporan keuangan komersil:
5. Pemenuhan kewajiban perpajakan sesuai dengan peraturan pemerintah
Laporan keuangan komersial: Penyusunan laporan yang mengacu pada prinsip akuntansi dan
bersifat netral bahkan tidak memihak.
Perbedaan tersebut berdasarkan beberapa komponen:
➔ Penghasilan dan Pendapatan
Laporan keuangan fiskal: Penghasilan dan pendapatan sama.
Laporan keuangan komersil: Penghasilan dan pendapatan berbeda.
➔ Biaya dan Beban
Laporan keuangan fiskal: Biaya dan beban sama.
Laporan keuangan komersil: Biaya dan beban berbeda.
➔ Penyusutan
Laporan keuangan fiskal: Berdasarkan UU No. 36 tahun 2008 pasal perihal Pajak
Penghasilan, metode penyusutan yang diperbolehkan hanya pada Straight Line Method
(Garis Lurus) dan Diminishing Balance Method (Garis Menurun) dan harus dilakukan
secara konsisten. Hal ini juga tertulis pada PMK No. 96/PMK.03/2009.
Laporan keuangan komersil: 3 metode penyusutan, yaitu Straight Line Method (Garis
Lurus), Diminishing Balance Method (Garis Menurun), dan Sum of The Unit Method
(Jumlah Unit).

Harmonisasi Standar Akuntansi Keuangan


Harmonisasi standar akuntansi diartikan sebagai meminimumkan adanya perbedaan standar
akuntansi di berbagai negara (Iqbal 1997:35). Tujuan Pernyataan ini ialah untuk menentukan
perlakuan akuntansi bagi aktiva tidak berwujud yang tidak diatur secara khusus pada PSAK lainnya.
Membahas:
• Harmonisasi akan standar akuntansi yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapan.
• Harmonisasi akan pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan-perusahan publik terkait
dengan penawaran surat berharga dan pencatatan pada bursa efek.
• Harmonisasi akan standar audit.

PSAK 46, Pajak Tangguhan (deffered tax) & Pajak Kini (current Tax)
-> Pajak Tangguhan (deffered tax)
Definisi Pajak tangguhan dapat dipahami dari dua sudut pandang akuntansi, yaitu sebagai akun aset
dan liabilitas.
1. Aset pajak tangguhan: Jumlah pajak penghasilan (PPh) yang dapat dipulihkan pada periode
masa depan akibat adanya akumulasi rugi pajak belum dikompensasi; perbedaan temporer
yang boleh dikurangkan; dan akumulasi kredit pajak belum dimanfaatkan dalam hal
peraturan perpajakan mengizinkan. Dengan definisi ini muncul konsep tentang “pemulihan
pada masa mendatang”. Aset perpajakan tangguhan merupakan jumlah PPh terpulihkan
pada periode mendatang sebagai akibat adanya perbedaan temporer yang dapat dikurangkan
dan sisa kompensasi kerugian.
2. Liabilitas pajak tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan terutang pada periode masa
depan sebagai akibat perbedaan temporer kena pajak. Definisi ini juga memunculkan konsep
tentang “terutang pada periode mendatang”.
-> Pajak Kini (current Tax)
Beban pajak kini (current tax): Jumlah pajak penghasilan terutang (payable) atas penghasilan kena
pajak pada satu periode. Pajak kini merupakan jumlah pajak yang harus dibayar dan dihitung
sendiri oleh wajib pajak berdasarkan penghasilan kena pajak dikalikan dengan tarif pajak.

Penyebab Perbedaan Akuntansi Komersial dengan Akuntansi Fiskal


Penyebab perbedaan laporan keuangan komersial dan fiskal, karena terdapat perbedaan prinsip
akuntansi, perbedaan metode dan prosedur akuntansi, perbedaan pengakuan penghasilan dan biaya,
serta perbedaan perlakuan penghasilan dan biaya.
Rekonsiliasi Laporan Keuangan Komersial ke Laporan Keuangan Fiskal
Rekonsiliasi fiskal: Salah satu langkah wajib pajak (WP) untuk mencocokan jika ada hal yang
berbeda antara laporan keuangan komersial yang penyusunannya didasarkan atas sistem keuangan
akuntansi (SAK) dan laporan keuangan yang penyusunannya didasarkan atas sistem fiskal.

Dokumen rekonsiliasi fiskal berupa lampiran SPT tahunan Pph, biasanya badan/perusahaan yang
merupakan kertas kerja berisikan kesesuaian antara laba rugi komersial sebelum dikenakan pajak
dan laba rugi yang didasarkan atas kebijakan pajak.
Rekonsiliasi fiskal diterapkan pada keseluruhan penyusunan laporan laba rugi yang mencakup
pengeluaran atau beban, serta pendapatan.
Rekonsiliasi dijalankan pada pos-pos biaya serta penghasilan dalam laporan keuangan komersial,
yang diantaranya:
• Rekonsiliasi penghasilan dikenakan PPh final.
• Rekonsiliasi penghasilan bukan objek pajak.
• WP mengeluarkan biaya yang tidak menjadi pengurang penghasilan bruto.
• WP menggunakan metode pencatatan yang berbeda dengan ketentuan pajak.
• WP mengeluarkan biaya agar mendapat pendapatan yang sudah dikenakan PPh Final dan
pendapatan dikenakan PPh non final.

Koreksi Fiskal Positif: Koreksi yang menyebabkan pertambahan laba fiskal atau pengurangan rugi
fiskal, sehingga laba fiskal lebih besar daripada laba komersial, dengan kata lain, rugi fiskal lebih
kecil daripada rugi komersial.

Koreksi Fiskal Negatif: Koreksi fiskal yang menyebabkan pengurangan laba fiskal atau
bertambahnya rugi fiskal, sehingga laba fiskal lebih kecil daripada laba komersial atau rugi fiskal
lebih besar daripada rugi komersial.
Rekonsiliasi fiskal terbagi atas 2 jenis yang didasarkan atas perbedaan secara komersial dan fiskal,
yakni:
1) Rekonsiliasi Beda Tetap
Rekonsiliasi beda tetap diakibatkan oleh transaksi yang diakui wajib pajak sebagai
pendapatan atau biaya, sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Rekonsiliasi beda tetap
membedakan antara laba kena pajak dengan laba akuntansi sebelum pajak yang muncul
karena transaksi yang -mengacu pada UU Perpajakan- tidak terhapus dengan sendirinya
pada periode lain.
2) Rekonsiliasi Beda Waktu
Rekonsiliasi beda waktu disebabkan oleh bedanya waktu antara sistem akuntansi dan sistem
perpajakan. Jadi, transaksi yang menurut akuntansi komersial dan pajak sama, tetapi
perbedaan terletak pada waktu alokasi biaya.

Tahap Melakukan Rekonsiliasi Fiskal:


1. Mengetahui penyesuaian fiskal yang dibutuhkan.
2. Menganalisis elemen penyesuaian agar menentukan pengaruh elemen terhadap laba usaha
dikenakan pajak.
3. Mengoreksi fiskal yakni memantau angka koreksi fiskal berdasar positif dan negatif.
4. Menyusun laporan keuangan sesuai fiskal sebagai lampiran SPT Tahunan PPh.

Anda mungkin juga menyukai