Penyusunan laporan keuangan suatu perusahaan tentu harus disesuaikan dengan peraturan
fiskal yang berlaku, apalagi ketika laporan keuangan tersebut dijadikan dasar untuk membuat
SPT PPh yang akan dilaporkan ke kantor pajak.
Laporan keuangan umumnya dibuat berdasarkan standar akuntansi keuangan yang belum
tentu sama dan sesuai dengan peraturan/ketentuan perpajakan. Oleh karena itu, dibutuhkan
koreksi fiskal atau yang biasa disebut dengan rekonsiliasi fiskal.
Rekonsiliasi fiskal dapat didefinisikan sebagai salah satu cara untuk mencocokkan perbedaan
yang terdapat dalam laporan keuangan komersial yang disusun berdasarkan sistem keuangan
akuntansi dengan laporan keuangan yang disusun berdasarkan sistem fiskal.
Dokumen ini berbentuk lampiran SPT tahunan PPh badan berupa kertas kerja yang berisi
penyesuaian antara laba rugi komersial sebelum pajak dengan laba rugi berdasarkan
ketentuan perpajakan. Rekonsiliasi ini juga dilakukan kepada seluruh unsur penyusunan
laporan laba rugi yang meliputi pengeluaran (beban) dan pendapatan.
Koreksi fiskal negatif merupakan koreksi fiskal yang mengakibatkan laba fiskal berkurang
atau rugi fiskal bertambah, sehingga laba fiskal lebih kecil dari laba komersial atau rugi fiskal
lebih besar dari rugi komersial.
Terdapat dua jenis rekonsiliasi fiskal berdasarkan perbedaanya secara komersial dan fiskal,
yaitu:
Beda Tetap
Rekonsiliasi beda tetap disebabkan oleh adanya transaksi yang diakui oleh wajib pajak
sebagai penghasilan atau biaya yang sesuai dengan standar akutansi keuangan. Rekonsiliasi
beda tetap merupakan perbedaan antara laba kena pajak dan laba akuntansi sebelum pajak
yang timbul akibat transaksi yang menurut UU perpajakan tidak akan terhapus dengan
sendirinya pada periode lain.
Beda Waktu
Rekonsiliasi fiskal beda waktu terjadi karena adanya perbedaan waktu dari sistem akuntansi
dengan sistem perpajakan. Jadi dalam hal ini transaksi menurut akuntasi komersial dan pajak
sama, yang membedakan adalah waktu alokasi biaya.