Anda di halaman 1dari 4

KOREKSI FISKAL

A. Pengertian
koreksi fiskal sendiri merupakan kegiatan dalam pencatatan, pembetulan dan penyesuaian
yang harus dilakukan oleh wajib pajak. Sebelum dilakukan koreksi fiskal, seorang WP
diimbau mengetahui kebijakan fiskal yang berlaku. Sedangkan untuk pelaporan fiskal, dapat
dilakukan melalui DJP.

Koreksi fiskal biasanya muncul karena adanya perbedaan dalam penempatan atau
pengakuan penghasilan dan biaya dalam laporan keuangan akuntansi komersial
dengan akuntansi pajak.

B. Jenis Koreksi Fiskal


1. Perbedaan beda tetap , yaitu biaya dan penghasilan yang dapat diakui dalam perhitungan
penjumlahan laba neto akuntansi komersial, namun tidak diakui dalam perhitungan
akuntansi pajak.
Contoh koreksi fiskal Perbedaan Beda Tetap dalam hal biaya:
 Biaya pajak penghasilan
 Biaya sumbangan
 Biaya sanksi perpajakan

Contoh Penghasilan dalam Perbedaan Beda Tetap:


 Sumbangan
 Penghasilan bunga deposito
 Hibah

2. Perbedaan Beda Waktu, yakni biaya dan penghasilan yang diakui oleh akuntansi
komersial atau dapat dikatakan sebaliknya tidak dapat diakui secara sekaligus oleh
akuntansi pajak karena perbedaan metode pengakuan.
Contoh Biaya koreksi fiskal Perbedaan Beda Waktu :
 Biaya sewa
 Biaya penyusutan
Contoh Penghasilan koreksi fiskal Perbedaan Beda Waktu :
 Pendapatan lebih selisih kurs

C. Koreksi Fiskal Positif


Koreksi positif umumnya disebabkan oleh biaya-biaya yang tidak diperkenankan oleh pajak
sebagaimana diatur dalam Pasal 9 UU PPh. Biaya-biaya tersebut di antaranya:
 Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi WP atau orang yang
menjadi tanggungannya.
 Dana cadangan.
 Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan dalam
bentuk natura atau kenikmatan.
 Jumlah yang melebihi kewajaran yang di bayarkan kepada pihak yang mempunyai
hubungan istimewa sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan.
 Harta yang dihibahkan, bantuan, atau sumbangan.
 Pajak penghasilan.
 Gaji yang dibayarkan kepada pemilik.
 Sanksi administrasi.
 Selisih penyusutan atau amortisasi komersial diatas penyusutan/amortisasi fiskal.
 Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang dikenakan PPh
Final dan penghasilan yang tidak termasuk objek pajak.
 Penyesuaian fiskal positif lain yang tidak berasal dari hal-hal yang telah disebutkan di
atas.

D. Koreksi Fiskal Negatif


Koreksi fiskal negatif akan menyebabkan laba kena pajak berkurang atau pengurangan PPh
terutang. Sebab, pendapatan lebih tinggi daripada pendapatan fiskal dan biaya-biaya
komersial yang lebih kecil daripada biaya-biaya fiskal.

Penyebab dari munculnya koreksi negatif seperti penghasilan yang dikenakan PPh final dan
penghasilan yang tidak termasuk objek pajak tetapi termasuk dalam peredaran usaha (PPh
Pasal 4 ayat (2), selisih penyusutan/amortisasi komersial komersial di bawah
penyusutan/amortisasi fiskal, dan penyesuaian fiskal negatif lain.
Contoh Jenis Koreksi Fiskal Negatif:
 Penghasilan hadiah atau undian.
 Penghasilan transaksi saham
 Penghasilan transaksi pengalihan harta
 Penghasilan dari bunga deposito dan tabungan
 Penghasilan yang bukan merupakan objek pajak.

E. Syarat perhitungan (UU Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2008)

1. Wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dengan
peredaran bruto dalam 1 tahunnya kurang dari Rp4,8 miliar wajib menyelenggarakan
pencatatan, kecuali jika yang bersangkutan memilih menyelenggarakan pembukuan. Jika
lebih dari Rp4,8 miliar, wajib pajak wajib menyelenggarakan pembukuan.

2. Wajib pajak orang pribadi yang wajib menyelenggarakan pencatatan dan menerima atau
memperoleh penghasilan tidak dikenai pajak penghasilan bersifat final, menghitung
penghasilan neto dengan menggunakan norma penghitungan penghasilan neto.

wajib pajak orang pribadi yang boleh menggunakan NPPN harus memberitahukan ke Ditjen
Pajak dalam jangka waktu 3 bulan pertama dari tahun pajak yang bersangkutan. Jika tidak,
wajib pajak dianggap memilih menyelenggarakan pembukuan.

F. Akun Pajak
1. Neraca
 Pendapatan / revenue
 Beban / expense
 Keuntungan / profit
 Kerugian / loss
2. Laba Rugi
 Laba kotor
 Laba operasi
 Laba sebelum pajak
 Laba bersih
 Laba operasi berjalan

Anda mungkin juga menyukai