Anda di halaman 1dari 2

NAMA : ROSITA AZZAHRA

NIM : A031211075

RMK
KOREKSI FISKAL

Pengertian Koreksi Fiskal


Koreksi fiskal adalah koreksi perhitungan pajak yang diakibatkan oleh adanya perbedaan pengakuan
metode, manfaat, dan umur, dalam menghitung laba secara komersial atau dengan secara fiskal.
Koreksi fiskal dilakukan karena adanya perbedaan antara laba atau rugi menurut perhitungan
akuntansi komersial dengan akuntansi fiskal, maka sebelum menghitung Pajak Penghasilan yang
terutang, terlebih dahulu laba/rugi komersial tersebut harus dilakukan koreksi-koreksi fiskal.
Jenis-Jenis Koreksi Fiskal
1. Koreksi Fiskal Positif
Koreksi positif umumnya disebabkan oleh biaya-biaya yang tidak diperkenankan oleh pajak
sebagaimana diatur dalam Pasal 9 UU PPh. Biaya-biaya tersebut di antaranya:

a. Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi WP atau orang
yang menjadi tanggungannya.
b. Dana cadangan.
c. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan
dalam bentuk natura atau kenikmatan.
d. Jumlah yang melebihi kewajaran yang di bayarkan kepada pihak yang mempunyai
hubungan istimewa sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan.
e. Harta yang dihibahkan, bantuan, atau sumbangan.
f. Pajak penghasilan.
g. Gaji yang dibayarkan kepada pemilik.
h. Sanksi administrasi.
i. Selisih penyusutan atau amortisasi komersial diatas penyusutan/amortisasi fiskal.
j. Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang dikenakan
PPh Final dan penghasilan yang tidak termasuk objek pajak.
k. Penyesuaian fiskal positif lain yang tidak berasal dari hal-hal yang telah disebutkan di
atas.
2. Koreksi Fiskal Negatif
Koreksi fiskal negatif akan menyebabkan laba kena pajak berkurang atau pengurangan PPh
terutang. Sebab, pendapatan lebih tinggi daripada pendapatan fiskal dan biaya-biaya
komersial yang lebih kecil daripada biaya-biaya fiskal. Penyebab dari munculnya koreksi
negatif seperti penghasilan yang dikenakan PPh final dan penghasilan yang tidak termasuk
objek pajak tetapi termasuk dalam peredaran usaha (PPh Pasal 4 ayat (2), selisih
penyusutan/amortisasi komersial komersial di bawah penyusutan/amortisasi fiskal, dan
penyesuaian fiskal negatif lain.
Contoh Jenis Koreksi Fiskal Negatif:

a. Penghasilan hadiah atau undian.


b. Penghasilan transaksi saham
c. Penghasilan transaksi pengalihan harta
d. Penghasilan dari bunga deposito dan tabungan
e. Penghasilan yang bukan merupakan objek pajak.
Contoh Koreksi Fiskal

1. Perbedaan Beda Tetap


Beda tetap merupakan perbedaan pengakuan baik penghasilan maupun biaya antara akuntansi
komersial dengan ketentuan Undang Undang Pajak Penghasilan (PPh) yang sifatnya permanen artinya
koreksi fiskal yang dilakukan tidak akan diperhitungkan dengan laba kena pajak. Dengan kata lain,
dalam beda tetap ini, penghasilan dan biaya yang diakui dalam penghitungan laba neto untuk akuntansi
komersial, tidak diakui dalam penghitungan akuntansi pajak.
Ada beberapa kondisi yang menyebabkan penghasilan/biaya tidak boleh diakui di dalam laporan
laba/rugi. Pertama, adanya objek penghasilan yang bersifat final. Berdasarkan Pasal 4 ayat (2) Undang
Undang No 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan (UU PPh), beberapa penghasilan yang tergolong
final di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat utang
negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang
pribadi.
b. Penghasilan berupa hadiah undian.
c. Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang
diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal
pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura.
d. Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/ atau bangunan, usaha jasa
konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah dan/atau bangunan.
e. Penghasilan tertentu lainnya, yang diatur dengan atau berdasarkan peraturan pemerintah.

2. Perbedaan Beda Waktu


Beda waktu merupakan perbedaan pengakuan baik penghasilan maupun biaya antara akuntansi
komersial dengan ketentuan Undang undang PPh yang sifatnya sementara artinya koreksi fiskal yang
dilakukan akan diperhitungkan dengan laba kena pajak.
Ada beberapa sebab atau kondisi terjadinya beda waktu. Beda waktu ini sebagian besar disebabkan
karena metode/asumsi yang digunakan di dalam akuntansi komersial. Metode/asumsi ini akan
berdampak pada penilaian akun-akun di dalam laporan keuangan. Pada umumnya terjadi pada akun-
akun persediaan, piutang dagang, aktiva tetap, investasi, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai