Disusun oleh :
NIM : A031211075
Prodi : Akuntansi
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
A. PENDAHULUAN
Peningkatan kesejahteraan masyarakat di suatu daerah menjadi
tujuan akhir dari proses pembangunan. Pemerintah pusat maupun daerah
secara berkelanjutan akan selalu memastikan bahwa proses pembangunan
berjalan dengan baik. Dengan demikian kesejahteraan masyarakat yang
merupakan indikator meningkatnya kualitas hidup masyarakat dapat
terwujud. Salah satu cara memastikan proses pembangunan berjalan
dengan baik adalah dengan mengukur capaian kerja perekonomian baik
mikro maupun makro dengan menggunakan indikator-indikatornya. Dalam
pepatah Jawa terkenal istilah alon-alon waton kelakon. Artinya kurang lebih
bergerak perlahan tetapi pasti, atau tidak terburu-buru dalam bertindak.
Namun, kali ini Provinsi Jawa Tengah tampaknya harus menekan pedal gas
lebih dalam untuk memacu Pertumbuhan Domestik Regional Bruto (PDRB).
Tidak tanggung-tanggung, Jateng menargetkan pertumbuhan ekonomi
hingga 7% pada 2023 atau dalam 5 tahun mendatang. Selanjutnya dalam
paper ini akan dibahas lebih lanjut mengenai kinerja ekonomi makro di
provinsi Jawa Tengah.
B. PEMBAHASAN
a. Pengertian
Inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara
umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Deflasi merupakan
kebalikan dari inflasi, yakni penurunan harga barang secara umum dan
terus menerus. Perhitungan inflasi dilakukan oleh Badan Pusat Statistik
(BPS), link ke metadata SEKI-IHK. Kenaikan harga dari satu atau dua
barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau
mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Berdasarkan the
Classification of Individual Consumption by Purpose (COICOP), IHK
dikelompokkan ke dalam tujuh kelompok pengeluaran, yaitu:
1. Bahan Makanan.
2. Makanan Jadi, Minuman, dan Tembakau.
3. Perumahan.
4. Sandang.
5. Kesehatan.
6. Pendidikan dan Olahraga.
7. Transportasi dan Komunikasi.
Stabilitas harga (price stability) adalah ketika tingkat inflasi rendah dan
tidak berfluktuasi secara ekstrim. Stabilitas tidak berarti inflasi adalah nol
persen. Misalnya, persentasenya bergerak antara 1-2%. Tingkat inflasi
yang stabil rendah memungkinkan keputusan bisnis dan konsumen jangka
panjang yang lebih akurat. Ekspektasi inflasi juga akan cukup stabil dan dari
hari ke hari. Bank Indonesia memberikan tiga alasan pentingnya kestabilan
harga, sebagai berikut: