Anda di halaman 1dari 4

INFLASI

Inflasi adalah kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus menerus.
suatu negara dapat dikatakan sedang terjadi Inflasi, jika kriteria ini dipenuhi :
1. Kenaikan harga
2. Bersifat umum
3. Berlangsung terus menerus
Salah satu Indikator Inflasi adalah Indeks Harga Konsumen IHK adalah angka indeks yg
menunjukkan tingkat harga yg harus dibeli konsumen dalam suatu periode tertentu.
Tingkat inflasi Indonesia pada 2022 diperkirakan meningkat di atas 5-6 persen. Badan Pusat Statistik
(BPS) sendiri mencatat, tingkat inflasi per April 2022 telah mencapai 3,47 persen secara tahunan.
Secara bulanan inflasi mengalami kenaikan 0,95 persen. Berkaca pada hal itu, Anggota Komisi IX DPR
RI Heri Gunawan mengatakan saat ini adalah waktu yang tepat untuk memperkuat program
perlindungan sosial.
 Dalam siaran persnya yang diterima Parlementaria, Rabu ini (18/5/2022), legislator yang akrab
disapa Hergun itu memaparkan sebelumnya, DPR RI dan pemerintah telah sepakat menetapkan
inflasi 2022 pada rentang 2-4 persen. Jika angka inflasi melebihi yang ditetapkan, maka perlu
penguatan daya beli masyarakat dan menjamin ketersediaan barang. Adapun jika kedua hal tersebut
tidak dilakukan, bisa saja naiknya inflasi akan memberikan dampak negatif terhadap perekonomian.
 Menurut Kapoksi Gerindra di Komisi XI DPR RI itu, kenaikan inflasi sebetulnya menunjukkan
pulihnya daya beli masyarakat setelah dua tahun melemah akibat pandemi Covid-19. Penguatan
daya beli, katanya, membuktikan pula upaya pemulihan ekonomi nasional sudah relatif
membuahkan hasil.
 “Inflasi akan menyebabkan harga-harga melonjak tinggi, menurunkan daya beli masyarakat,
meningkatkan suku bunga, serta meningkatkan pengangguran dan kemiskinan. Pemerintah
sebaiknya segera menyiapkan mitigasi untuk meminimalisir dampak inflasi. Prioritas utama harus
menyelamatkan rakyat agar tidak banyak yang jatuh ke jurang kemiskinan,” pandang Hergun. Ia
menyebut negara-negara yang selama ini jadi mitra dagang Indonesia juga mengalami inflasi.
 Misalnya, Amerika Serikat dengan share perdagangan sebesar 12,40 persen, mengalami inflasi
sebesar 8,3 persen (year-on-year/yoy) atau secara tahunan pada April 2022. Uni Eropa
dengan share perdagangan sebesar 11,46 persen, mengalami inflasi sebesar 7,5 persen (yoy) pada
Maret 2022. China yang merupakan mitra dagang terbesar Indonesia dengan share perdagangan
sebesar 20,24 persen, telah mencatatkan inflasi sebesar 2,1 persen (yoy) pada April 2022 yang
merupakan level tertinggi sejak November 2021.
 “Tidak hanya itu, IMF juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada 2022 dari 4,4
persen menjadi 3,6 persen, dengan inflasi yang diperkirakan meningkat dari 3,9 persen menjadi 5,7
persen untuk kelompok negara maju, dan dari 5,9 persen menjadi 8,7 persen untuk kelompok
negara berkembang,” urainya. Legislator dapil Jabar IV ini melanjutkan, dengan realitas kondisi di
atas, maka transmisi kenaikan inflasi dari negara-negara mitra dagang ke Indonesia tinggal
menunggu waktu saja.
 Di sinilah prediksi angka inflasi di Indonesia dapat mencapai 5-6 persen pada 2022. Rakyat kecil
harus diselamatkan dari dampak kenaikan harga dengan memperkuat program perlindungan sosial
(Perlinsos). Ada dua manfaat yang ditunjukkan dari Perlinsos, yaitu memperkuat daya beli
masyarakat dan negara hadir di tengah rakyat menghadapi tantangan inflasi.
  Hergun mengajak semua pihak menyikapi secara bijak tantangan inflasi yang sudah di depan
mata. Perlu diwaspadai, namun tidak perlu panik berlebihan. Angka inflasi 5-6 persen sejatinya
masih moderat. Hal tersebut lantaran masih stabilnya harga pangan dan nilai tukar rupiah yang
didukung masih kuatnya cadangan devisa hasil dari surplus perdagangan selama 23 bulan berturut-
turut. 
Hergun pun menambahkan, solusi yang tidak kalah penting yaitu meningkatkan investasi. Hal
tersebut untuk menanggulangi potensi terjadinya PHK dan meningkatnya pengangguran sebagai
salah satu dampak inflasi. Peningkatan investasi akan berdampak positif terhadap pemulihan
ekonomi serta pengurangan angka penggangguran.
 Menurut data per Februari 2022 angka pengangguran mencapai 8,40 juta orang. Karena itu, Hergun
yang juga Anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI menilai pemerintah perlu mendorong peningkatan
investasi sebagaimana yang diamanatkan UU Cipta Kerja. "Meskipun UU Cipta Kerja dinyatakan
inkonstitusional bersyarat oleh Mahkamah Konstitusi serta perlu diperbaiki dalam tempo 2 tahun,
pemerintah perlu konsisten menjalankan semangat kemudahan berusaha dalam UU Cipta Kerja,"
pungkasnya. (mh/aha) 
Pada September 2022 terjadi inflasi sebesar 1,17 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK)
sebesar 112,87. Dari 90 kota IHK, 88 kota mengalami inflasi dan 2 kota mengalami deflasi. Inflasi
tertinggi terjadi di Bukittinggi sebesar1,87 persen dengan IHK sebesar 114,45 dan terendah terjadi di
Merauke sebesar 0,07 persen dengan IHK sebesar 109,49. Sementara deflasi tertinggi terjadi di
Manokwari sebesar 0,64 persen dengan IHK sebesar 113,97 dan terendah terjadi di Timika sebesar
0,59 persen dengan IHK sebesar 113,87.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks
kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,20 persen; kelompok
perumahan, air, listrik, dan bahan bakarrumah tangga sebesar 0,16 persen; kelompok perlengkapan,
peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,35 persen; kelompok kesehatan sebesar
0,57 persen; kelompok transportasi sebesar 8,88 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya
sebesar 0,31 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,21 persen; kelompok penyediaan makanan dan
minuman/restoran sebesar 0,57 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar
0,28 persen. Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok
makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,30 persen serta kelompok informasi, komunikasi, dan
jasa keuangan sebesar 0,03 persen.
Tingkat inflasi tahun kalender (Januari–September) 2022 sebesar 4,84 persen dan tingkat inflasi
tahun ke tahun (September 2022 terhadap September 2021) sebesar 5,95 persen.
Komponen inti pada September 2022 mengalami inflasi sebesar 0,30 persen. Tingkat inflasi
komponen inti tahun kalender (Januari–September) 2022 sebesar 2,81 persen dan tingkat inflasi
komponen inti tahun ke tahun (September 2022 terhadap September 2021) sebesar 3,21 persen.
Pengangguran
Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah yang diberikan kepada orang yang tidak bekerja
sama sekali atau orang yang sedang mencari pekerjaan.
Pengangguran juga dapat diartikan sebagai sebuah situasi ketika seseorang tidak memiliki pekerjaan.
Pengangguran merupakan golongan dari angkatan kerja yang belum melakukan kegiatan yang dapat
menghasilkan uang.
Pengangguran ini tidak terbatas pada orang yang belum bekerja, tetapi dapat termasuk pula pada
orang-orang yang sedang mencari pekerjaan serta orang yang memiliki pekerjaan namun tidak
produktif, sehingga dapat dikategorikan sebagai pengangguran. Menurut Sukirno, pengangguran
merupakan jumlah dari tenaga kerja dalam bidang perekonomian yang aktif mencari pekerjaan
tetapi belum berhasil mendapatkan pekerjaan tersebut. Sedangkan Nanga berpendapat bahwa
pengangguran merupakan keadaan ketika seseorang yang tidak termasuk dalam kategori angkatan
kerja tidak memiliki pekerjaan serta tidak secara aktif mencari pekerjaan saat itu. Sehingga dapat
disimpulkan, bahwa pengangguran merupakan situasi ketika seseorang tidak bekerja, sedang
berusaha mendapatkan pekerjaan serta memiliki pekerjaan namun tidak produktif.
Pengangguran ini telah menjadi masalah perekonomian di berbagai negara dan tidak hanya di
Indonesia saja. Karena, adanya pengangguran maka tingkat produktivitas serta pendapatan
masyarakat berkurang. Sehingga terjadilah kemiskinan serta masalah-masalah sosial.Pengangguran
dapat berdampak negatif pada orang itu sendiri serta kepada masyarakat atau lingkungan sekitar.
Hal tersebut dikarenakan berkurangnya kesempatan kerja yang dapat disebabkan kelesuan ekonomi,
turunnya potensi diri, menghilangnya keterampilan kerja, menurunnya pajak penghasilan serta
tingkat kesejahteraan masyarakat yang menurun.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan
jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan
penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat
kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek
psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu
tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan
pendapatan per kapita suatu negara.

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran dari faktor pribadi :


1. Faktor kemalasan
2. Faktor cacat atau umur
3. Faktor rendahnya pendidikan dan keterampilan
Faktor ini merupakan penyebab utama meningkatnya pengangguran di Indonesia, di antaranya:
a. Ketimpangan antara penawaran tenaga kerja dan kebutuhan
b. Kebijakan Pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat
c. Pengembangan sektor ekonomi
d. Banyaknya tenaga kerja wanita
Beberapa hal yang menyebabkan pengangguran antara lain:
a. Penduduk yang relatif banyak
b. Pendidikan dan keterampilan yang rendah
c. Angkatan kerja tidak dapat memenuhi persyaratan yang diminta dunia kerja
d. Teknologi yang semakin modern
e. Pengusaha yang selalu mengejar keuntungan dengan cara melakukan penghematan
penghematan.
f. Penerapan rasionalisasi
g. Adanya lapangan kerja yang dengan dipengaruhi musim
h. Ketidakstabilan perekonomian, politik dan keamanan suatu negara

Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang tidak mendapat pekerjaan.


1. Kurangnya informasi
2. Tidak adanya sistem penerimaan publik
3. Sulit menerapkan kepintarannya dalam dunia pekerjaan

Hal inilah yang paling besar pengaruhnya dalam dunia kerja sekarang ini, kurangnya informasi dapat
menjadi faktor yang paling berpengaruh, hal ini diakibatkan keadaan lingkungan tempat tinggal yang
tidak memungkinkan untuk terus meng update informasi tentang lowongan pekerjaan.
Dampak Ekonomi Adanya tingkat pengangguran yang tinggi berarti banyak SDM yang terbuang sia-
sia dan akan menjadi beban bagi orang yang bekerja. Dengan demikian kesejahteraan dari orang
yang bekerja akan berkurang. Sebaliknya jika tingkat fenomena ini rendah maka berarti akan
menghasilkan tingkat output (barang dan jasa) yang lebih tinggi, sehingga tingkat kesejahteraannya
lebih baik. Di samping itu dampak pengangguran juga mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan
ekonomi, standar kehidupan menurun, dan penghasilan pajak negara menurun.
Dampak Sosial Pengangguran yang identik dengan rendahnya pendapatan dan kesejahteraan akan
menimbulkan berbagai masalah sosial. Hal itu akan memberikan dampak pada meningkatnya tindak
kriminalitas yang meresahkan masyarakat, misalnya perampokan, penjambretan, kecanduan
alkohol, dan kerawanan sosial lainnya.  

Anda mungkin juga menyukai