Anda di halaman 1dari 3

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA DITENGAH PANDEMI

COVID-19
Oleh : Cahyaning Indrayati

Pandemi covid-19 merupakan tantangan utama bagi pemulihan dan pertumbuhan ekonomi
nasional. Saat ini pertumbuhan ekonomi di Indonesia sedang mengalami minus bahkan
mengalami resesi. Resesi sendiri adalah kondisi ketika produk domestik bruto (GDP)
menurun atau ketika pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih
dalam satu tahun. Indonesia resmi jatuh ke jurang resesi setelah tercatat pertumbuhan
ekonomi kuartal III mengalami minus 3,49%. Badan Pusat Statistik (BPS)
mencatat pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 2020 secara kumulatif minus 2,07%.
Hal ini menjadi catatan terburuk sejak terjadinya krisis moneter 1998, 22 tahun yang lalu.
Esai ini selanjutnya akan mendeskripsikan penyebab pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020
minus 2,07%, strategi pemerintah untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,5% pada
tahun 2021, serta tanda-tanda adanya pemulihan ekonomi Indonesia.

Saat ini ekonomi di Indonesia terjebak di jurang resesi setelah mengalami kontraksi selama
tiga kuartal berturut-turut. Wabah virus Corona yang masih membelenggu seluruh negara di
dunia menjadi penyebab utama pelemahan ekonomi domestik. Disamping itu Badan Pusat
Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi RI 2020 minus 2,07 %. Realisasi Produk
Domestik Bruto (PDB) ini anjlok dibandingkan 2019 lalu yang tumbuh 5,02 %. Kepala BPS
Suhariyanto menjelaskan, dari sisi pengeluaran, hampir seluruh komponen mencatatkan
minus sepanjang 2020. Konsumsi rumah tangga yang berkontribusi 57,66 % terhadap PDB
terkontraksi hingga 2,63 %. Kemudian konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah
tangga (LNPRT) terkontraksi 4,29 %, investasi terkontraksi 4,95 %, ekspor terkontraksi 7,7
%, dan impor terkontraksi 14,71 %. Seluruh komponen tumbuh negatif kecuali konsumsi
pemerintah. Secara keseluruhan, investasi menjadi sumber kontraksi ekonomi terdalam, yakni
minus 1,63 %. Lalu, konsumsi rumah tangga yang menyumbang kontraksi sebesar minus
1,43 %. Selanjutnya dari sisi lapangan usaha, 10 dari 17 sektor ekonomi menyumbang
kontribusi negatif. Paling parah adalah sektor transportasi dan pergudangan yang tercatat
minus 15,04 %. Diikuti, sektor akomodasi dan makan yang mencapai minus 10,22 % pada
2020.Setelahnya, ada industri pengolahan yang tercatat minus 2,93 %, perdagangan minus
3,72 %, konstruksi minus 3,26 %, pertambangan dan penggalian minus 1,95 %. Sektor jasa
lainnya minus 4,1 %, jasa perusahaan minus 5,44 %, serta pengadaan listrik dan gas minus
2,34 %. Sedangkan sumber kontraksi lainnya berasal dari industri pengolahan sebesar minus
0,61 %, perdagangan minus 0,49 %, dan konstruksi minus 0,33 %.

Memasuki awal bulan februari 2021, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian


menargetkan perekonomian Indonesia akan tumbuh sebesar 4,5 - 5,5%. Untuk memastikan
hal ini dapat tercapai, pemerintah menyiapkan beberapa strategi utama, antara lain
mempertahankan daya beli masyarakat menengah ke bawah dengan terus melaksanakan
program perlindungan sosial. Program perlindungan sosial yang dimaksud adalah program
keluarga harapan dan kartu pra kerja. Disaat yang sama pemerintah berkomitmen untuk
menjaga kelanjutan usaha dengan dukungan kepada UMKM dan koperasi sebagai program
prioritas. Kemudian pemerintah juga mendorong customer confidence atau consumer
confidence dari kalangan menengah ke atas untuk berbelanja, dengan menargetkan konsumsi
rumah tangga dapat tumbuh 1,3 -1,8 % di 2021 ini. Strategi selanjutnya yaitu dengan
meningkatkan investasi,mengelola pengeluaran pemerintahan dan ekspor.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan perekonomian Indonesia sudah


berada pada masa pemulihan di tahun 2021. Perbaikan ekonomi terjadi setelah realisasi
pertumbuhan ekonomi dilevel minus 2,19% pada kuartal IV dan secara keseluruhan minus
2,07% di tahun 2020. Dilihat dari indeks kepercayaan konsumen yang meningkat, purchasing
manufacturing index (PMI) yang ekspansi, serta realisasi investasi menjadi tanda ekonomi
Indonesia sudah berada pada trend pemulihan. Trend pemulihan ekonomi lainnya dapat
dilihat dari menguatnya indeks saham gabungan (IHSG), kenaikan nilai tukar rupiah, serta
terjadinya surplus neraca perdagangan selama tahun 2020. Berdasarkan pertumbuhan-
pertumbuhan tersebut, bisa dilihat pemulihan ekonomi Indonesia sudah dijalan yang tepat.
Pemerintah juga terus memitigasi dampak Covid-19 dan memanfaatkan momentum tersebut
untuk mempercepat pemulihan ekonomi.

Target pemerintah adalah memulihkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali ke level 5%


pada tahun 2021. Target ini telah dituangkan dalam asumsi dasar ekonomi APBN tahun ini.
Untuk mencapai target tersebut, sepertinya pemerintah memerlukan kerja keras ekstra.
Pasalnya, tantangan perekonomian nasional maupun dunia masih bersumber dari pandemi
Covid-19. Sejak trend pemulihan ekonomi nasional, dapat dilihat tingkat keyakinan
masyarakat masih berada di level positif. Namun pandemi Covid-19 sampai pelaksanaan
vaksinasi masih menjadi faktor ketidakpastian bagi perekonomian nasional maupun
perekonomian global, oleh karena itu pemerintah harus fokus mengantisipasi dan merespon
langkah-langkah penanggulangan penyebaran Covid-19 serta mendorong keberlanjutan trend
pemulihan ekonomi nasional. Selain vaksinasi, pemerintah harus memperkuat testing,
tracing, dan treatment (3T) serta mendorong kedisiplinan protokol kesehatan yaitu memakai
masker, menjaga jarak dan mencuci tangan (3M). Reformasi struktural untuk menghapus
berbagai hambatan iklim usaha dan produktivitas harus ditingkatkan guna meningkatkan
perekonomian, terutama investasi yang menciptakan lapangan pekerjaan.
Daftar Referensi

Librianty,Andina. (2021, Januari 04). Pandemi Covid-19 Masih Jadi Tantangan Utama
Pertumbuhan Ekonomi di 2021. Liputan 6. Diakses 9 Februari 2021 dari
https://www.liputan6.com/bisnis/read/4448452/pandemi-covid-19-masih-jadi-
tantangan-utama-pertumbuhan-ekonomi-di-2021
Wikipedia. (2021). Resesi. Diakses 10 Februari 2021 dari https://id.wikipedia.org/wiki/Resesi
Kusuma,Hendra (2021, Februari 05). Ekonomi 2020 Minus 2%, Terburuk Sejak Krismon 98.
Detik Finance. Diakses 10 Februari 2021 dari https://finance.detik.com/berita-
ekonomi-bisnis/d-5362202/ekonomi-2020-minus-2-terburuk-sejak-krismon-98?
_ga=2.4618673.369426551.1612852955-610727517.1612593182
Suhariyanto. (2021, Februari 06). Penyebab Pertumbuhan Ekonomi RI Minus 2,07 Persen
pada 2020. CNN Indonesia. Diakses 11 Februari 2021 dari
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210206080350-532-603013/penyebab-
pertumbuhan-ekonomi-ri-minus-207-persen-pada-2020
Sofuroh,Faidah Umu (2021, Februari 05). Ini Strategi Pemerintah Capai Target Pertumbuhan
Ekonomi 5,5% di 2021. Detik Finance. Diakses 9 Februari 2021 dari
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5362827/ini-strategi-pemerintah-
capai-target-pertumbuhan-ekonomi-55-di-2021?
_ga=2.37256738.369426551.1612852955-610727517.1612593182
Fauzia,Mutia (2021). Menko Airlangga: Ada Tiga Hal yang Jadi Pengungkit Perekonomian
RI di 2021. Kompas. Diakses 11 Februari 2021 dari
https://money.kompas.com/read/2021/01/27/144120826/menko-airlangga-ada-tiga-
hal-yang-jadi-pengungkit-perekonomian-ri-di-2021.
Kusuma,Hendra (2021, Februari 08). Airlangga Ungkap Ekonomi RI Mulai Pulih, Ini Tanda-
tandanya. Detik Finance. Diakses 9 Februari 2021 dari
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5365639/airlangga-ungkap-
ekonomi-ri-mulai-pulih-ini-tanda-tandanya?
_ga=2.238014978.369426551.1612852955-610727517.1612593182
Kusuma,Hendra (2021, Februari 05). 3 Fakta di Balik Ekonomi Indonesia yang Masih Resesi.
Detik Finance. Diakses 9 Februari 2021 dari https://finance.detik.com/berita-
ekonomi-bisnis/d-5362910/3-fakta-di-balik-ekonomi-indonesia-yang-masih-resesi?
_ga=2.230062750.369426551.1612852955-610727517.1612593182
Kusuma,Hendra (2021, Februari 06). Pandemi Tak Juga Reda, Gimana Cara Pemerintah
Kejar Ekonomi 5%?. Detik Finance. Diakses 9 Februari 2021 dari
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5363811/pandemi-tak-juga-reda-
gimana-cara-pemerintah-kejar-ekonomi-5?_ga=2.25597503.369426551.1612852955-
610727517.1612593182

Anda mungkin juga menyukai