Anda di halaman 1dari 8

ARTIKEL

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ekonomi Makro

“Pemulihan Perekonomian Indonesia Setelah Kontraksi Akibat Pandemi Covid-19”

Disusun oleh :

Nama : Anggraheni Jati Rahayu

Kelas : 64.2A.03

Nim : 64215224
Latar Belakang
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengalami kontraksi
pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020 sebesar -2,07 persen. Hal ini menyebabkan
perekonomian Indonesia pada tahun 2020 mengalami deflasi atau penurunan drastis karena
perkembangan ekonomi di Indonesia mempunyai pegerakan yang kurang stabil. Perubahan
yang terjadi dipengaruhi oleh adanya pandemi Covid-19.
Pemerintah Indonesia mengeluarkan berbagai kebijakan guna mengurangi rantai penyebaran
pandemi Covid-19 namun kebijakan ini menyebabkan berkurangnya jumlah konsumsi
Rumah Tangga (RT) dan konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga
(LNPRT) padahal kedua konsumsi ini sangat memberi pengaruh atas kontraksi pada Produk
Domestik Bruto (PDB). Konsumsi di Indonesia tidak terkendali karena situasi yang terjadi
dan menyebabkan perekonomian pada konsumsi Rumah Tangga (RT) mengalami
penurunan dari 5,04 persen menjadi -2,63 persen dan konsumsi Lembaga Non Profit yang
melayani Rumah Tangga (LNPRT) mengalami penurunan dari 10,62 persen menjadi -4,29
persen .
Konsumsi Pemerintah mengalami penurunan dari 3,25 persen menjadi 1,94 persen. Hal ini
karena Pemerintah mengurangi alokasi di bidang infrastruktur pada tahun 2020 sedangkan
anggaran untuk kesehatan lebih ditingkatkan pemerintah sesuai dengan fokus Pemerintah
untuk penanggulangan pandemi di Indonesia.
Tidak hanya konsumsi, investasi juga mengalami penurunan dari 3,25 persen menjadi 1,94
persen. Penurunan ini mempengaruhi perekonomian di Indonesia. Penurunan investasi lebih
besar atas pengaruh berkurangnya lapangan kerja. Aktivitas perdagangan yaitu ekspor dan
impor dengan pihak luar negeri juga mengalami penurunan dari -0,87 persen menjadi -7,70
persen pada ekspor dan -7,69 persen menjadi -17,71 persen pada impor. Meskipun ekspor
dan impor terjadi penurunan yang drastis mempengaruhi nilai dari ekspor neto pada saat
kontraksi perekonomian.
Melihat kontraksi pada tahun 2020 Pemerintah mengeluarkan strategi kebijakan guna
memulihkan perekonomian Indonesia. Pemerintah optimis melaksanakan kebijakan dengan
konsisten dan membangun kerja sama dengan seluruh komponen bangsa. Hal ini tidak
hanya dilakukan oleh Pemerintah Pusat namun harus didukung penuh oleh Pemerintah
Daerah sebagai peran utama pada pergerakan pemulihan ekonomi Indonesia saat ini.
Pemerintah Daerah berperan strategis dalam mendorong percepatan dan efektivitas
pemulihan ekonomi serta memahami struktur ekonomi daerah, demografi, dan kondisi sosial
ekonomi masyarakatnya saat Pandemi terjadi. Pemerintah Daerah mempunyai tolak ukur
utama guna mendorong pemulihan perekonomian yaitu kebijakan yang telah dirancang
dalam APBD.Masyarakat dan pelaku usaha juga memiliki peran strategis dalam pergerakan
pemulihan ekonomi Indonesia. Pemerintah memberikan kemudahan dalam kebijakan fiskal
maupun kebijakan moneter, kedua kebijakan ini dapat disambut dengan positif oleh
masyarakat dan pelaku usaha serta dapat bergerak maju sesuai rancangan Pemerintah guna
memulihkan ekonomi Indonesia yang telah mengalami kontraksi.
Kebijakan dari Pemerintah adalah mengalokasikan dana APBN untuk pemulihan ekonomi
Indonesia bertujuan perekonomian dapat pulih dan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan ini
dilakukan dengan meningkatkan konsumsi dalam negeri, peningkatan aktivitas dunia usaha
serta menjaga stabilitasi ekonomi dan ekspansi moneter. Tiga kebijakan akan dilaksanakan
bersamaan sinergi antara pemegang kebijakan fiskal, pemegang kebijakan moneter dan
institusi terkait.
Pembahasan
Kondisi perekonomian Indonesia setelah mengalami kontraksi
Pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi perekonomian Indonesia mulai awal kuartal II
tahun 2020. Hal ini disebabkan adanya peraturan tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) sehingga menimbulkan lockdown kepada beberapa kota bertujuan memutuskan
mata rantai penyebaran Covid-19. Peraturan ini menyebabkan meningkatnya penurunan
perekomian pada perusahaan formal maupun non formal. Penurunan perekonomian
menyebabkan munculnya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) disebabkan oleh perusahaan
tidak dapat membayarkan upah yang seharusnya. Tidak hanya itu, penurunan ini banyak
yang menyebabkan perusahaan memutuskan untuk gulung tikar atau bangkrut.
Kontraksi disebabkan adanya penurunan konsumsi. Selain konsumsi untuk kebutuhan
sehari-hari. Pendapatan konsumsi dari sektor transportasi udara sangat berpengaruh dengan
kontraksi yang dialami pada saat pandemi. Adanya peraturan PSBB menyebabkan
masyarakat terbatas dapat berpergian melalui transportasi udara. Dapat dilihat pendapatan
pada sektor pelayanan udara berkurang sekitar lebih dari Rp200 Miliar. Terbatasnya
penggunaan transportasi udara mengakibatkan wisatawan asing maupun lokal tidak dapat
menjalankan kunjungan wisata di Indonesia. Hal ini sangat berdampak kepada kota Bali
dimana pendapatan mereka cukup banyak dari wisatawan yang sedang berkunjung dilihat
dari pendapatan hotel dan restoran yang menurun sekitar 50 persen dari biasanya.
Para ekonom menilai kondisi deflasi pada tahun 2020 sangat wajar karena adanya pandemi
Covid-19. Deflasi tidak hanya disebabkan oleh Indeks Harga Konsumen (IHK) yang
menurun tapi disebabkan oleh meningkatnya pengangguran. Faktanya Indonesia mengalami
deflasi dengan tingkat inflasi berada pada 1,68 persen dimana angka ini menjadi angka
terendah dan jauh dari target Pemerintah yang tercantum pada PMK
No.124/PMK.010/2017.

Pandemi menyebabkan Indonesia mengalami supply shock dan demand shock pada waktu


yang bersamaan. Supplyshock disebabkan adanya pemberlakuan
kebijakan PSBB berdampak meningkatkan pengangguran. Dikarenakan terjadinya
pengurangan kebutuhan ternaga kerja membuat kurva AS1 bergeser ke kiri menjadi kurva
AS2. Kondisi demand stock disebabkan akibat tidak ada kejelasan akan tindakan Pemerintah
dalam memberikan kebijakan ekonomi yang dapat meringankan masyarakat sehingga
masyarakat yang terdampak mengalami penurunan pendapatan. Penurunan pendapatan pada
masyarakat mengakibatkan kemampuan daya beli mereka berkurang. Pada kondisi seperti
ini, para investor pastinya sangat ragu untuk melakukan investasi sampai keadaan kembali
seperti normal kembali. Kondisi demand stock seperti ini membuat kurva AD1 ke arah kiri
menjadi AD2. Dapat dilihat pada kurva diatas, kondisi ouput yang awalnya Y 1 menjadi
Y2 dan berakhir pada Y3 dengan ouput semakin ke kiri yaitu semakin berkurang mengartikan
bahwa pendapatan negara pada tahun 2020 mengalami kontraksi pada permintaan dan
menjatuhkan surplus ekonomi. Dapat disimpulkan bahwa keadaan pandemi Covid-19
seperti ini mengakibatkan kondisi ekonomi Indonesia menjadi sangat buruk.
Kebijakan Pemerintah Pusat dalam pemulihan perekonomian
Kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat adalah kebijakan fiskal dan kebijakan
moneter. Kebijakan ini direalisasikan bersama Pemerintah Daerah dan masyarakat karena
keduanya berperan strategis menjalankan kebijakan dengan lancar bertujuan memulihkan
perekonomian Indonesia.
Pemerintah melakukan kebijakan fiskal dengan harapan dapat mengurangi dampak negatif
pada perekonomian Indonesia yang disebabkan oleh pandemi Covid-19. Selain itu, kebijakan
ini bertujuan agar menggerakkan kembali usaha para pelaku usaha termasuk UMKM.
Kebijakan fiskal mempunyai 3  (tiga) stimulus sebagai pergerakan perubahan, yaitu:
1. Percepatan belanja Pemerintah
Pemerintah melakukan percepatan pencairan belanja modal, mempercepat penunjukan
pejabat perbendaharaan negara, melaksanakan tender, mempercepat pencairan belanja
bantuan sosial dan tranfer ke dana daerah dan desa. Tujuan percepatan ini mengarahkan agar
dapat adaptasi dengan kebiasaan yang baru secara bertahap, menyelesaikan permasalahan
yang terjadi pasca pandemi, dan penguatan reformasi untuk keluar dari middle income trap.
2. Relaksasi pajak penghasilan
Pemerintah meringankan besaran pajak dengan menanggung pajak penghasilan Pasal
21, pembebasan impor pajak penghasilan yang terdapat pada Pasal 22, pengurangan pajak
penghasilan Pasal 25, dan pengembalian PPN dipercepat. Selain relaksasi pajak penghasilan,
pemerintah melakukan simplifikasi dan percepatan proses ekspor impor. Percepatan ekspor
impor di utamakan untuk pedagang terkemuka, penyederhanaan dana pengurangan
pembatasan ekspor dan impor (manufaktur, makanan dan dukungan medis), dan layanan
ekspor-impor melalui ekosistem logistik nasional.
3. Pemulihan ekonomi nasional dengan melaksanakan kebijakan Keuangan Negara melalui
relaksasi APBN.
Relaksasi APBN mempersiapkan defisit yang dapat melampaui 3 persen dengan tujuan tahun
2023 akan kembali seperti semua ke level maksimal 3 persen. Relaksasi akan berkaitan
dengan alokasi belanja antar organisasi, antar fungsi, dan antar program serta mandatory
spending. Relaksasi alokasi atau realokasi Belanja Pemerintah Daerah, Pemberian Pinjaman
kepada LPS, Penerbitan SUN dan SBSN untuk dapat dibeli oleh Bank Indonesia , BUMN,
investor korporasi dan/atau investor ritel.  Penggunaan sumber anggaran alternatif antara lain
SAL, dana abadi pendidikan, dan dana yang dikelola oleh Badan Layanan Umum.
Kebijakan moneter yang dilakukan Pemerintah yaitu bekerja sama dengan Bank Indonesia
(BI) agar ikut serta mengoptimalkan berbagai kebijakan moneter dan makroprudensial
akodomatif bertujuan mempercepat digitalisasi sistem pembayaran Indonesia untuk
mendukung upaya pemulihan ekonomi. Pemerintah melaksanakaan kebijakan moneter
sebagai berikut: melanjutkan kebijakan nilai tukar Rupiah untuk menjaga stabilitas nilai tukar
yang sejalan dengan fundamental dan mekanisme pasar, melanjutkan penguatan strategi
operasi moneter untuk memperkuat efektivitas stance kebijakan moneter akodomatif,
memperkuat kebijakan tranparansi suku bunga dasar kredit (SBDK) dengan penekanan pada
kenaikan suku bunga kredit baru, memperpanjang kebijakan penurunan nilai denda
keterlambatan pembayaran kartu kredit 1 persen dari outstanding, mempercepat program
pendalaman pasar uang melalui penguatan kerangka peraturan pasar uang dan
implementasi Electronic Trading Platfom (ETP) Mulitimatching khususnya pasar uang
Rupiah dan valas, serta memfasilitasi penyelenggaraan promosi perdagangan dan investasi
dan melanjutkan sosialisasi pengginaan Local Currency Settlement (LCS) bekerja sama
dengan instansi terkait.
Kebijakan moneter bertujuan agar kinerja perekonomian dunia terus membaik sesuai
prakiraan, ditengah ketidakpastian pasar keuangan global yang menurun. Hal ini diakibatkan
adanya pandemi sehingga nilai tukar Indonesia mengalami penurunan yang drastis pada
tahun 2020. Akan tetapi, kebijakan moneter yang diberikan pemerintah akan menguatkan
nilai tukar Rupiah sejalan dengan kembalimnya masuk aliran modal asing. Terlihat pada awal
kuartal III tahun 2021 nilai tukar Rupiah mengalami penguatan sebesar 0,49 persen secara
rerata dan 0,30 persen secara point to point dibandingkan level Mei 2021.
Dipengaruhi oleh kebijakan moneter yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk
mencapai stabilisasi nilai tukar Rupiah saat pandemi berlangsung. Kebijakan fiskal yang
diberikan oleh Pemerintah seperti belanja pemerintah serta insentif pajak menyebabkan kuva
IS1 ke arah kanan menjadi kurva IS2 serta mendorong kenaikan output yang menggeser Y1 ke
arah kanan menjadi Y2. Kebijakan ini bertujuan meningkatkan kemampuan daya beli
masyarakat sehingga dapat mengembalikan kurva demand seperti semula dan kebijakan ini
diberikan oleh pemerintah dengan harapan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia
yang menurun agar kembali seperti semula.
Kondisi perekonomian Indonesia setelah adanya kebijakan dari Pemerintah Pusat

AD-AS yang terjadi disaat Indonesia mengalami kontraksi. Pada saat Indonesia mengalami
kontraksi yang diakibatkan oleh menurunnya jumlah uang yang beredar menyebabkan
kurva aggregat demand bergeser ke kiri. Pada saat penurunan ekonomi adanya pergeseran
titik keseimbangan dari E1 menjadi E2 lalu perlahan bergerak menjadi E3.
Oleh karena itu, Pemerintah akan melakukan kebijakan fiskal berupa intensif pajak dan
belanja membuat konsumsi belanja RumahTangga pada masyarakat meningkat. Selain itu,
Pemerintah terus memantau kebijakan moneter dengan tujuan jumlah uang beredar akan
meningkat dan menurunkan tingkat bunga. Manfaat dari penurunan tingkat bunga adalah
meningkatnya daya tarik para investor untuk melakukan investasi sehingga membantu
Produk Domestik Bruto (PDB) meningkat dan memulihkan ekonomi Indonesia. Pemerintah
harus melaksanakan kebijakan moneter agar mempertahankan jumlah uang yang beredar di
masyarakat dan suku bunga yang mempengaruhi investasi.

Kebijakan yang diberikan oleh Pemerintah dalam rangka pemulihan perekonomian nasional
dampak dari pandemi Covid-19 menyebabkan Pemerintah melaksanakan kebijakan fiskal
maupun kebijakan moneter. Pelaksanaan kebijakan dengan defisit APBN meningkatkan
belanja pemerintah serta pemberian insentif pajak. Hal ini bertujuan agar masyarakat mampu
mencukupi daya belinya sehingga kurva aggregate demand (AD1) mengalami pergeseran ke
kanan menjadi AD2. Hal ini menyebabkan kembalinya keawal output Y yang telah berubah
menjadi Y1, menjabarkan bahwa adanya kenaikan income pada perekonomian Indonesia.
Kebijakan inipun sangat berpengaruh pada kenaikan harga, inflasi dapat dilhat dari naiknya
P1 menjadi P2. Dapat disimpulkan kebijakan dapat membantu pemulihan ekonomi Indonesia
menjadi seperti awal bahkan lebih baik.
Kesimpulan
Pandemi Covid -19 sangat berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia pada tahun 2020.
Pandemi ini mengakibatkan adanya penurunan kepada semua komponen produk domestik
bruto (PDB) kecuali pengeluaran konsumsi pemerintah. Komponen produk domestik bruto
(PDB) yang mengalami penurunan bahkan kontraksi disebabkan oleh adanya pandemi Covid-
19 yang masuk ke Indonesia sehingga pertumbuhan perekonomian Indonesia termasuk dalam
kategori krisis.
Perekonomian krisis terlihat dari kontraksinya pertumbuhan produk domestik bruto (PDB)
sebesar 2,19 persen (y-on-y). Komponen yang sangat berpengaruh adalah pengeluaran
konsumsi rumahtangga dan pengeluaran konsumsi lembaga non profit yang melayani
rumahtangga yang mana kedua pengeluaran ini menurun karena adanya kebijakan dari
pemerintah akan upaya pemulihan perekonomian pada saat ini.
Oleh karena itu, Pemerintah mengadakan kebijakan dalam berbagai aspek guna memajukan
perekonomian Indonesia. Pemerintah lebih fokus kepada kebijakan fiskal dan moneter.
Kebijakan fiskal yang diambil mempunyai banyak ragamnya salah satunya insentif pajak
yang sangat berpengaruh. Insentif pajak membuat para masyarakat merasa keringanan akan
kewajiban mereka dan tidak mempengaruhi perekonomian mereka sehingga masyarakat tetap
bisa memenuhi kebutuhan hidupnya seperti sebelumnya.
Tidak hanya itu, Pemerintah melakukan kerja sama dengan Bank Indonesia untuk memajukan
kebijakan moneter. Kebijakan ini bertujuan menurunkan jumlah uang yang beredar dan suku
bunga pada bank. Ketika suku bunga mengalami penurunan pada saat itu juga para investor
menginvestasikan kepemilikan mereka kembali.
Semua kebijakan yang telah dirancang oleh Pemerintah memiliki tujuan agar output
pendapatan pada PDB dapat kembali seperti awal dan mengalani peningkatan, tidak hanya itu
tujuan lain adalah agar Indonesia mengalami inflasi kembali dan tingkat pengangguran di
Indonesia berkurang.
Dapat disimpulkan ekonomi di Indonesia berdasarkan fakta saat ini semakin membaik karena
adanya rancangan kebijakan dari Pemerintah. Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi
(PDB) sebesar 3,69 persen sepanjang tahun 2021, lebih tinggi dibandingkan tahun 2020 yang
sempat mengalami kontraksi. Struktur ekonomi Indonesia secara spasial didominasi oleh
beberapa provinsi di Pulau Jawa sebagai kontribusi terbesar dan pesatnya peningkatan pada
kinerja ekonomi.
Daftar Pustaka:
Mankiw, N. Gregory. 2016. Macroeconomics ninth edition. New York: Worth Publisher.
Republik Indonesia. 2017. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 124/PMK.01/2017 tentang
Sasaran Inflasi Tahun 2019, Tahun 2020, Dan Tahun 2021. Jakarta: Kementerian
Keuangan.

Nainggolan, Edward UP. 2020. Strategi Kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).


(https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13287/Strategi-Kebijakan-
Pemulihan-Ekonomi-Nasional.html)
 
Moegiarso, Susiwijono. 2021. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II-2021 Menembus Zona
Ekspansif. (https://ekon.go.id/publikasi/detail/3196/pertumbuhan-ekonomi-
triwulan-ii-2021-menembus-zona-ekspansif)
 
Kementerian Keuangan. 2020. “Stimulus Fiskal di tengah Badai Pandemi”
Tim Kementerian Keuangan. 2021. “Informasi APBN 2021 Percepatan Pemulihan
Ekonomi dan Penguatan Reformasi:.
(https://www.kemenkeu.go.id/media/16835/informasi-apbn-2021.pdf)

Anda mungkin juga menyukai