Anda di halaman 1dari 16

“PENGARUH PENINGKATAN APBN DAN

PENERAPAN PSBB TERHADAP


PEREKONOMIAN DI INDONESIA AKIBAT
PANDEMI COVID-19”
SYALOMITA MANINGKAS (202290010065)
“PENGARUH PENINGKATAN APBN DAN PENERAPAN PSBB TERHADAP
PEREKONOMIAN DI INDONESIA AKIBAT PANDEMI COVID-19”

BAB I BAB II BAB III


LATAR BELAKANG, JAWABAN DARI KESIMPULAN,SARAN,
RUMUSAN SELURUH RUMUSAN
MASALAH,TUJUAN,MANFAAT MASALAH
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
● Pandemi Covid-19 merupakan extraordinary challenge atau tantangan yang
luar biasa yang juga harus membutuhkan respon kebijakan yang juga
extraordinary. Tantangan ini menimbulkan banyak sekali pengaruh apalagi
dibidang kesehatan, sosial, perekenomian dan keuangan negara, sehingga
pemerintah harus memutar otak untuk mengambil kebijakan atau strategi
yang sesuai untuk menjawab tantangan ini.
● Untuk menjawab tantangan yang dapat dikatakan extraordinary, pemerintah
mengambil beberapa Tindakan salah satunya PENINGKATAN APBN
DAN PENERAPAN PSBB. Karena adanya kedua kebijakan sehingga
penulis mengangkat judul “PENGARUH PENINGKATAN APBN DAN
PENERAPAN PSBB TERHADAP PEREKONOMIAN DI INDONESIA
AKIBAT PANDEMI COVID-19”
TUJUAN
● Untuk mengetahui efektivitas dalam peningkatan APBN dan penerapan
PSBB, penulis membuat makalah ini dengan tujuan untuk mengetahui
PENGARUH PENINGKATAN APBN DAN PENERAPAN PSBB
TERHADAP PEREKONOMIAN DI INDONESIA AKIBAT PANDEMI
COVID-19 Bukan hanya itu, diharapkan dalam penulisan ini penulis mampu
membuat opini hukum sesuai apa yang akan dianalisis, dan bisa dimengerti
oleh para pembaca, serta sebagai nilai pelengkap dari tugas Hukum
Administrasi Negara.
RUMUSAN MASALAH
01 02
bagaimana efektivitas dari kinerja Awal Dari Resesi Ekonomi Di
APBN selama pandemi Covid-19, Indonesia, Kondisi
penulis juga akan membahas Perekonomian Di Indonesia Saat
mengenai awal Covid-19 Pandemi Covid-19

03 04
Peningkatan APBN Dan Penerapan PSBB Akibat Yang Ditimbulkan
Sebagai Jawaban Tantangan Dimasa Adanya Peningkatan APBN Dan
Pandemi Covid-19, Pengalokasian Dana adanya PSBB Transisi.
APBN Sebagai Bentuk Tanggung Jawab
Pemerintah Diberbagai Sektor,
02
PEMBAHASAN
MENJAWAB RUMUSAN MASALAH
COVID-19 AWAL DARI RESESI EKONOMI DI INDONESIA

● 8 Januari secara resmi WHO atau World Health Organization menjelaskan bahwa
corona virus ada virus yang menyerang sistem pernapasan, dan mengumumkan Novel
Coronavirus Pneumonia (NCP) sebagai public health emergency of internasional
concern (PHEIC) atau Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia
(KKMMD). Dilaporkan pada 2 Maret di Indonesia terdapat 2 pasien pertama yang
terjangkit virus tersebut. Sehingga pada 31 Maret 2020 dengan laporan ada 1.528
kasus dan 136 kasus kematian
● untuk menghentikan penyebaran virus dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden
Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona
Virus Disease 2019 yang di mana Covid-19 dinyatakan sebagai kedaruratan kesehatan
yang perlu ada penanggulangan. Dengan adanya keputusan presiden maka
keluarlah peraturan menteri kesehatan (permenkes) No. 9 tahun 2020 tentang
pedoman pembatasan sosial berskala besar
KONDISI PEREKONOMIAN DI INDONESIA SAAT PANDEMI COVID-19

● Indonesia mengalami resesi perekonomian yang merupakan penyebab dari kuartal II dan kuartal
III 2020. Kuartal II 2020 mengalami kontraksi 5,3%, pada triwulan III sebesar -3,49% yang
meski masih terkontraksi namun tidak sedalam triwulan II. untuk kuartal ke III 2020 ada pada
kisaran -2,9% hingga -1%.
● Pada tahun 2020, Kementrian Ketenagakerjaan melakukan survey yang menunjukkan
sekitar 88% perusahaan terdampak pandemi yang mengakibatkan kerugian pada oprasional
perusahaan, 17,8% perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja yang terdiri pekerja formal
dan informal dengan total 74,430 pekerja, 25,6% perusahaan merumahkan pekerjanya dengan
total 1.200.031 pekerja, dan 10% perusahaan melakukan keduanya
PENINGKATAN APBN DAN PENERAPAN PSBB SEBAGAI JAWABAN
TANTANGAN DIMASA PANDEMI COVID-19.

● Dampak yang dihasilkan covid-19 sangat membawa pengaruh besar bagi


negara Indonesia dan seluruh dunia terlebih khusus di sektor perekonomian.
dampak dari pandemi ini menganggu stabilitas keuangan negara yang
menimbulkan resis perekonomian. Sehingga, penggunaan APBN pada masa
pandemi ini bukan hanya sebagai salah satu solusi, tapi solusi yang utama.
Langkah ini diambil untuk menyelamatkan Indonesia sehingga dikeluarkan
perppu atau peraturan pemerintah pengganti undang-undang No. 1 tahun
2020 tentang kebijakan keuangan negara dan stabilitas sistem keuangan.
Didalam perppu tersebut telah diatur mengenai adanya tambahan anggaran
sebesar Rp 405,1 Triliun. Mengapa dikatakan tambahan? Dikarenakan tahun
2019 sudah dianggarkan APBN untuk tahun 2020 realisasi pendapatan
negara pada APBN 2020 sebesar Ro 1.647,7 triliun atau 96,9% dari
anggaran pendapatan pada APBN TA 2020.
PENINGKATAN APBN DAN PENERAPAN PSBB SEBAGAI JAWABAN
TANTANGAN DIMASA PANDEMI COVID-19.

● Penerapan PSBB atau pembatasan sosial berskala besar diterapkan untuk mengurangi angka kasus
covid-19 di Indonesia. PSBB ini dilakukan berdasarkan perintah dan teknisnya dijabarkan dalam
peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI No 9 Tahun 2020 tentang pedoman pembatasan
sosial berskala besar dalam rangka percepatan penanganan corona virus disease 2019, yang
dimana PSBB ini diberlakukan di daerah yang angka Covid-19 tergolong tinggi.

● Pembatasan PSBB untuk cegah Covid-19 diberlakukan 6 kegiatan utama yaitu proses
belajar mengajar dan bekerja dilakukan di rumah, pembatasan kegiatan sosial dan budaya,
pembatasan moda transportasi, pembatasan kegiatan lainnya khusus terkait aspek pertahanan dan
keamanan, pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum, dan pembatasan keagamanaan.
PENGALOKASIAN DANA APBN SEBAGAI BENTUK TANGGUNG JAWAB
PEMERINTAH DIBERBAGAI SEKTOR.

● akibat dari pandemi covid-19 ini membuat 4 sektor utama yang menjadi korban
sehingga diperlukan tindakan khusus seperti sektor rumah tangga, pekerja informal,
UMKM, dan korporasi. Pengalokasian APBN ini salah satunya untuk membantu ke-
empat sektor tersebut dengan bantuan sosial yang biasa dikenal dengan Jaring
Pengaman Sosial atau JPS.
● JPS atau Jaring Pengaman Sosial mencakup Kartu Sembako, Program Keluarga
Harapan (PKH), bantuan subsidi upah (BSU), Bantuan Langsung Tunai (BLT)
UMKM, hingga BLT BBM untuk ojek online.
● Bukan hanya itu APBN juga di alokasikan dalam bidang kesehatan seperti pembelian
alat-alat kesehatan untuk menunjang perawatan bagi pasien Covid-19, untuk
pembelian atau pembuatan vaksinisasi untuk Covid-19, dan perawatan bagi pasien
yang terpampar Covid-19, Selain itu, anggaran turut dialokasikan untuk melanjutkan
reformasi sistem kesehatan nasional seperti Jaminan Persalinan (Jampersal) dan
Jaminan Kesehatan Nasional
AKIBAT YANG DITIMBULKAN ADANYA PENINGKATAN APBN DAN
PSBB TRANSISI.

● PSBB memiliki juga dampak atau akibat lain yang ditimbulkan seperti dalam kasus
covid-19 pada masa PSBB apalagi masa PSBB transisi nilai kasus covid kembali
meningkat dari pada masa PSBB sebelumnya. Pada awal penerapan PSBB, karena
kurangnya sosialisasi terhadap masyarakat sehingga awal dari penerapannya memiliki
kesulitan namun seiring berjalan waktu penerapan PSBB bisa berjalan dengan baik.
● Satu dampak besar yang terjadi akibat adanya pandemic covid-19 apalagi peningkatan
terhadap APBN. Munculnya kasus korupsi mengenai bantuan sosial yang di lakukan
oleh mantan Menteri sosial Juliari Batubara terkait kasus pengadaan bantuan sosial
dalam bentuk paket sembako di Kementrian Sosial RI. Jumlah korupsi yang ditaksir
sebesar Rp 5,9 Triliun. Tentu saja kasus korupsi ini dilakukan tidak dilakukan oleh
mantan Menteri sosial sendiri Adapun kaki tangan yang ikut berkerja sama yaitu
Matheus Santoso dan Adi Wahyodo dengan cara mematok fee sebesar Rp 10.000
untuk setiap paket sembako. KPK mentaksir Juliari Batubara meraih keuntungan
sebesar Rp 17 Milliar dan dipakai untuk keperluan pribadi.
03
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
● Banyak sekali dampak yang dihasilkan salah satunya dampak terhadap
perekonomian di Indonesia sehingga pemerintah membuat kebijakan untuk
membantu agar Indonesia tidak terlalu masuk dan keluar dari jurang resesi
perekonomian dengan cara meningkatkan APBN dan menerapkan PSBB
yang dikarenakan jumlah anggaran terbesar dari peningkatan anggaran
dialokasikan pada sektor kesehatan sehingga dengan adanya kebijakan
PSBB dapat meringankan jumlah belanja negara di sektor kesehatan.
SARAN
dalam pengambilan keputusan serta
pelaksanaannya apalagi urusan APBN dalam hal
pengalokasiannya dibutuhkan pengawasan yang
lebih ketat.

bagi masyarakat lainnya untuk tetap taat dan


mengikuti aturan-aturan yang berlaku guna
memperlancar jalannya suatu program.

Anda mungkin juga menyukai