Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Saat ini, kegiatan ekonomi bila dilihat dari sektor-sektor pelaku

ekonomi mengalami penurunan efektivitas, pendapatan, dan pertumbuhan.

Pemerintah juga diperhadapkan dengan serangkian tuntutan perbaikan dan

perubahan perekonomian di tengah-tengah penurunan pergerakkan

perekonomian di masa pandemi Covid-19, dimana tuntutan perbaikan dan

perubahan yang diharapkan terdiri dari beberapa kondisi seperti sosial,

ekonomi, politik, dan kesehatan. Perubahan dan perkembangan perlu lebih

dicermati guna meningkatkan perekonomian yang lebih baik kedepannya.

Awal mula Corona Virus Disease-19 atau yang lebih dikenal dengan

Covid-19 pertama kali muncul di Wuhan, China pada akhir tahun 2019 dan

mulai meluas di seluruh dunia pada bulan Juni 2021 yang disertai dengan

munculnya varian Covid-19 yang baru. Indonesia merupakan salah satu

Negara yang tertular Covid-19 pada bulan Maret 2020, dimana bermula dari

2 orang Warga Negara Indonesia yang tertular karena telah melakukan

kontak dengan Warga Negara Asing dari Jepang. Kurang lebih satu bulan

sejak Covid-19 muncul yaitu pada bulan April 2020 Covid-19 pun mulai

menyebar dan mengendalikan seluruh Indonesia.

Terhitung dari awal penyebaran Covid-19 di Indonesia sebanyak

4.066.404 terkonfirmasi Covid-19, diantaranya 227.182 pasien rawat,


3.707.850 pasien sembuh, dan 131.372 pasien meninggal

(sumber:covid19.go.id). Penyebaran Covid-19 ini tidak hanya memberi

ancaman pada sektor kesehatan yang selalu diperhadapkan antara hidup

dan mati pada setiap waktu. Sebagai pengambil suatu kebijakan pemerintah

telah melakukan beberapa kebijakan dalam menurunkan percepatan

penyebaran Covid-19. Tidak hanya kebijakan pemerintah, masyarakat juga

telah mengawas diri dalam mengendalikan penyebaran Covid-19 dengan

menjaga jarak dan mencuci tangan menggunakan sabun.

Dengan mengeluarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar

(PSBB) dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) inilah

yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi di masyarakat.

memperlambat proses dari rantai perekonomian yang ada. Dimana ruang

gerak bagi pengusaha terbatasi sehingga tidak dapat mengembangkan

usahanya dengan baik terlebih bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

(UMKM) di Indonesia.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah menyebutkan bahwa Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan

kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat,

dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan

masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam

mewujudkan stabilitas nasional. Selain itu, Usaha Mikro, Kecil, dan


Menengah adalah salah satu pilar utama ekonomi nasional yang harus

memproleh kesempatan utama, dukungan, perlindungan dan pengembangan

seluas-luasnya sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok

usaha ekonomi rakyat, tanpa mengabaikan peranan Usaha Besar dan Badan

Usaha Milik Negara.

UMKM sendiri memiliki peran besar dalam berkontribusi bagi

perekonomian Nasional. Dimana saat ini jumlah UMKM telah mencapai 64,2

juta dengan memiliki kontribusi sebanyak 61,07 persen atau dengan nilai

8.573,89 triliun rupiah bagi Produk Domestik Bruto (PDB). Kontribusi UMKM

bagi perekonomian Indonesia meliput kemampuan menyerap 97% dari total

tenaga kerja yang ada dan dapat menghimpun hingga mencapai sekitar

60,4% dari total investasi. Dengan jumlah UMKM yang begitu besar, para

pelaku UMKM merasakan dampak akibat pandemi dimana secara Nasional.

Dengan adanya kemunculan pandemi Covid-19 tentunya aktivitas dan

pergerakan ekonomi mengalami kemunduran sebab adanya pembatasan

yang dilakukan oleh pemerintah sebagai langkah untuk mengantisipasi

penyebaran pandemi Covid-19 yang dimana mempengaruhi pembangunan

ekonomi. Untuk itu pemerintah mengeluarkan kebijakan dalam rangka

memperbaiki perekonomian di masyarakat dengan pemberian Bantuan

Presiden Produktif Usaha Mikro (BPUM) dalam rangka menunjang

keberlangsungan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang sedang

mengalami dampak akibat Covid-19. Dikeluarkannya Peraturan Menteri


Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun

2020 tentang Pedoman Umum Penyaluran Bantuan Pemerintah Bagi Pelaku

Usaha Mikro Untuk Mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional Dalam Rangka

Menghadapi Ancaman Yang Membahayakan Perekonomian Nasional Serta

Penyelamatan Ekonomi Nasional Pada Masa Pandemi Covid-19.

Berdasarkan kebijakan pemerintah dalam Peraturan Menteri Koperasi

dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 6 Tahun 2020 pada Pasal 2

menjelaskan BPUM diberikan kepada pelaku Usaha Mikro untuk

menjalankan usaha ditengah krisis akibat pandemi Covid-19, dan didalam

Pasal 3 Ayat 1 BPUM memberikan bantuan finansial sebesar Rp

2.400.000,00 (dua juta empat ratus ribu rupiah).

Dimana perekonomian di Kota Jayapura saat ini memiliki karakteristik

pertumbuhan yang bersifat fluktuasi yang menjadi suatu tantangan terutama

pada segi pembangunan ekonomi di Papua Kota Jayapura dan daya saing

kategori Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah juga mempengaruhi tingkat

pertumbuhan perekonomian pada masa pandemi Covid-19 di Kota Jayapura.

Beberapa Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah yang ada di Kota Jayapura

yang ikut terkena penurunan pendapatan ekonomi akibat pandemi Covid-19

adalah jenis-jenis UMKM seperti pedagang sepatu, barbershop, rumah

makan, dan lain sebagainya, termasuk penduduk yang bekerja dan

menerima upah harian di Kota Jayapura juga mendapat imbas dari adanya
penurunan dan pembatasan aktivitas yang dilakukan sebagai langkah

mengurangi tingkat penyebaran Covid-19.

Gambar 1.1
Laju Pertumbuhan Produk Domentik Regional Bruto Provinsi
Papua

Sumber: Badan Pusat Statistika Provinsi Papua

UMKM di Kota Jayapura memiliki kontribusi dalam PDRB dimana

pertumbuhan perubahan pada masa pandemi dapat dioptimalisasikan

dimana terlihat dari grafik diatas bahwa pada tahun 2020 Triwulan I sebesar -

6,84 persen, Triwulan II sebesar 3,08 persen, Triwulan III sebesar 5,95

persen dan Triwulan IV sebesar 5,09 persen, sedangkan pada tahun 2021

Triwulan I sebesar -0,44 persen dan pada Triwulan II sebesar 2,06 persen.

Dapat terlihat bahwa pemerintah Kota Jayapura tidak hanya diam saja

melainkan juga melakukan beberapa upaya dalam membantu perekonomian


bagi pelaku UMKM dengan perluasan pembiayaan modal kerja, pelatihan,

dan bantuan sosial lainnya demi tercapainya .

Berdasarkan uraian diatas terhambatnya kegiatan perekonomian di

Kota Jayapura yang disebabkan karena Covid-19 membuat peneliti tertarik

akan penerapan kebijakan pemerintah terhadap UMKM dengan adanya

penyaluran Bantuan Produktif Usaha Mikro. Atas dasar tersebut penulis ingin

melakukan penelitian dengan judul IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN

PRODUKTIF USAHA MIKRO (BPUM) BAGI USAHA MIKRO KECIL

MENENGAH (UMKM) PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI KOTA

JAYAPURA.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas,maka rumusan

masalah dari peniliti adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana implementasi program Bantuan Produktif Usaha Mikro

Kecil di Kota Jayapura?

2. Apa saja faktor-faktor yang menjadi penghambat implementasi

Bantuan Produktif Usaha Mikro di Kota Jayapura?

3. Bagaimana peran dari pemerintah Kota Jayapura dalam

implementasi program Bantuan Produktif Usaha Mikro?

4. Bagaimana UMKM dalam mengelola Bantuan Produktif Usaha

Mikro?

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan permasalahan yang diteliti tujuan yang ingin dicapai dari

penulis antara lain :

1. Mengetahui mengenai implementasi program Bantuan Produktif

Usaha Mikro dalam menangani dampak Covid-19 di Kota

Jayapura.

2. Mengetahui kendala dalam implementasi Bantuan Produktif Usaha

Mikro bagi UMKM

3. Mengetahui tindakan yang diambil pemerintah dalam implementasi

program Bantuan Produktif Usaha Mikro

4. Mengetahui keberhasilan implementasi program Bantuan Produktif

Usaha Mikro bagi UMKM saat Covid-19

1.4. Kegunaan Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bai secara

teoritis maupun praktis, diantanya sebgai berikut :

1. Kegunaan secara Teoritis

 Hasil penelitian diharapkan mampu menambah

pengetahuan dalam implementasi Bantuan Produktif Usaha

Mikro

2. Kegunaan secara Praktis


 Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan

masukan bagi praktisi dalam menjalankan implementasi

Bantuan Produktif Usaha Mikro.

DAFTAR PUSTAKA
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
UU nomor 20 tahun 2008 ttng UMKM
SUMBER LAIN :
https://www.bbc.com/indonesia/dunia-57590872 , diakses pada Sabtu, 28
Agustus 2021
https://covid-19.bps.go.id/, diakses pada Sabtu, 28 Agustus 2021
Andina, Librianty.2021, Agustus 03 diakses dari
https://www.liputan6.com/bisnis/read/4622689/ppkm-pukul-telak-umkm-ojk-
bantu-lewat-securities-crowdfunding Sabtu, 30 Agustus 2020

Anda mungkin juga menyukai