Anda di halaman 1dari 2

Apa Kabar Perekonomian Indonesia pada Masa Pandemi?

Virus Corona atau Servere Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2(SARS-CoV-2)


biasa disebut dengan nama Covid-19 adalah vitus yang menyerang sistem pernapasan. Virus
ini bisa menyebabkan gangguan ringan pada sisrem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat
hingga kematian. Hal tersebut membuat rencana-rencana besar negara harus dirombak habis.
Dari semua bidang yang paling berpengaruh adalah perekonomian.

Selama pendemi Covid-19 ini masuk diwilayah indonesia secara perlahan menghadapi
krisisnya perekonomian negara. Informasi yang saya dapatkan dari laman berita Kompas.com
pada tanggal 10 Mei 2020, pertumbuhan tahun ke tahun, sumber pertumbuhan ekonomi
terbesar pada sektor informasi dan komunikasi sebesar 0,53%. Ditambah diberlakukannya
larangan beraktivitas diluar rumah (PSBB) banyak orang mengakses segala hal secara daring.
Dari beberapa perusahaan banyak yang merumahkan pekerjanya atau kata lainnya
diberhentikan karena perekonomian di kantor tersebut mulai melemah. Para investor luar
negeri juga menarik dana dari pasar saham, terbukti Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
sudah berada diangka 4,049 atau sudah turun 36.8% jika dibandingkan periode yang sama
tahun lalu.

Menteri Keuangan, Ibu Sri Mulyani memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi


indonesia bisa turun serendah 2.5 bahkan 0%. Hal ini akan menjadi masalah besar bagi Negara
Indonesia jika wabah ini semakin meningkat, perdagangan Internasional yang jatuh sebanyak
30% dan industri penerbangan juga jatuh sebanyak 75%. Hal tersebut sangat memprihatinkan
untuk negara kita. Bahkan, berdasarkan Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) periode Agustus
menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 minus 5,32%. Padahal pada
kuartal I 2020, BPS melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 2,97% saja.

Menurut berita yang saya baca pada laman bi.go.id pada laporan 29 April 2020
mencermati kondisi perekonomian indonesia mengalami lima hal yang terkait perkembangan
terkini dan kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia. Inflasi terkendali dan rendah,
berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) menunjukkan bahwa harga-harga di pasar
terkendali dan rendah. Inflasi pada bulan April 2020 diperkiraan 0,18% (mtm) atau 2,78%
(yoy). Perkiraan inflasi pada bulan April 2020 lebih rendah dari bulan Maret dan Februari.
Nilai rupiah bergerak stabil dan cenderung menguat menggarah ke Rp.15.000 pada akhir tahun.
Permasalahan ekonomi yang dialami pada saat pandemi sangatlah buruk. Nah, dengan
hal tersebut kita sendiri mengetahui bahwa perekonomian negara sedang melemah dari tahun
sebelumnya. Maka dari itu semua elemen dari pemerintah hingga masyarakat kita membantu
permaslahan tersebut bisa cepat diatasi. Karena perekonomian negara akan kuat jika Sumber
Daya Manusia nya terjaga dan cerdas dalam bertindak dan bekerja dirumah saja untuk
meningkatkan perekonomian keluarga.

Nama : MUHAMMAD REVITO ADRIANSYAH

NIM : B1031201110

Kelas :C

Program : Akuntansi Reg A

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

Tugas : Essay (Perekonomian Indonesia pada masa pandemi Covid-19)

Anda mungkin juga menyukai