Disusun Oleh :
SILVIA WULANDARI ( 2020110013 )
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul Perekonomian Indonesia
pada masa covid ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas Dari Ibu Resi Marina, SE.,M.Si. Dosen pada Mata Kuliah
Perekonomian Indonesia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Resi Marina, SE.,M.Si yang memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah wawasan kepada kami dan Terimakasih kepada semua
pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia di hadapkan dengan banyak masalah terkait aspek ekonomi akibat dari Covid-19.
Ekonomi di Indonesia pada tahun 2020 diperkirakan tumbuh negatif, angka pengangguran dan
kemiskinan meningkat. Berdasarkan perhitungan Year on Year pertumbuhan ekonomi pada
triwulan pertama tahun 2020 menunjukkan adanya pelemahan dengan hanya mencapai 2,97%
dibandingkan capaian triwulan pertama tahun 2019 yang sebesar 5.07%. Data pada triwulan
kedua juga kurang bersahabat dengan menunjukkan kemunduran yang dalam sebesar -5,32%,
terburuk sejak tahun 1999. Data pada triwulan ketiga mengalami kontraksi pertumbuhan
sebesar 3,49 %, sedangkan pada triwulan keempat mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar
2,19%. Dampak dari menurunnya persentase ekonomi di Indonesia, salah satunya adalah
peningkatan angka pengangguran dan penduduk miskin yang disebabkan karena PHK selama
masa pandemi Covid-19
BAB II
PEREKONOMIAN INDONESIA
Berdasarkan data dari situs worldometer per 5 Mei 2020, penderita positif virus Corona
di dunia sudah mencapai 3,669 juta dengan jumlah yang meninggal 253,183 dan yang sembuh
1,210 juta. Jumlah penderita terbanyak ada di Amerika Serikat, Spanyol, Italia, Inggris dan
Perancis. Sementara jumlah yang meninggal terbanyak berturut-turut adalah Amerika Serikat,
Italia, Inggris, Spanyol dan Perancis. Walalupun jumlah yang sembuh sudah semakin banyak
daripada yang meninggal, namun tren jumlah penderita dan yang meninggal belum
menunjukkan penurunan. Begitu juga di Indonesia. Sedangkan berdasarkan data per 5 Mei
2020 dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, total jumlah penderita positif corona
di Indonesia mencapai 12.071 orang. Jumlah ini bertambah sebanyak 484 orang dari hari
sebelumnya. Jumlah kasus baru ini juga yang tertinggi sejak 2 Maret 2020.
Dampak wabah Covid-19 kepada perekonomian dunia juga sangat dahsyat. Pada triwulan
pertama 2020 ini pertumbuhan ekonomi di sejumlah negara mitra dagang Indonesia tumbuh
negatif: Singapura -2.2, Hongkong -8,9, Uni Eropa -2,7 dan China mengalami penurunan sampai
minus 6,8. Beberapa negara masih tumbuh positif namun menurun bila dibanding dengan
kuartal sebelumnya.
Amerika Serikat turun dari 2,3 menjadi 0,3, Koreea Selatan dari 2,3 menjadi 1,3 dan Vietnam
dari 6,8 menjadi 3,8. Indonesia mengalami kontraksi yang cukup dalam dari 4,97 di kuartal 4
tahun 2019 menjadi tumbuh hanya 2,97 pada kuartal pertama 2020 ini. Kontraksi yang cukup
dalam pada kuartal 1 di Indonesia ini di luar perkiraan mengingat pengaturan physical
distancing dan PSBB mulai diberlakukan pada awal bulan April 2020.
Perekonomian Indonesia
Berdasarkan rilis dari Badan Pusat Statistik, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke
Indonesia pada Triwulan I-2020 juga turun drastis hanya sejumlah 2,61 juta kunjungan,
berkurang 34,9 persen bila dibanding tahun lalu. Hal ini sejalan dengan adanya larangan
penerbangan antar negara yang mulai diberlakukan pada pertengahan Februari lalu. Jumlah
penumpang angkutan rel dan udara juga tumbuh negative seiring dengan diberlakukannya
PSBB.
Lalu kapan wabah Covid-19 ini berakhir dan bagaimana dampaknya terhadap perekonomian
Indoensia?
Berdasarkan analisa data yang dikeluarkan oleh The Singapore University of Technology
and Design dengan menggunakan metode estimasi pandemi, Susceptible Infected Recovered
(SIR) dengan DDE (Data Driven Estimation), maka diperkirakan puncak pandemi di Indonesia
telah terjadi pada bulan 19 April 2020 yang lalu dan secara berangsur akan berakhir secara total
pada akhir Juli 2020. Data ini dikeluarkan per 5 Mei 2020 yang diambil berdasarkan data dari
berbagai negara untuk memprediksi berakhirnya pandemi di dunia. Berdasarkan data tersebut,
diperkirakan akhir Mei 2020 kebijakan PSBB dapat segera berakhir. Dengan demikian, awal Juni
seluruh aktifitas dapat berjalan dengan normal. Bila prediksi yang ditujukan untuk pendidikan
dan penelitian ini benar, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai titik terendah
pada kuartal kedua. Idul Fitri yang biasanya mempunyai pengaruh cukup besar untuk
menggerakkan perekonomian, akan menjadi sebaliknya karena PSBB. Sisi baiknya, bila bulan
Juni aktifitas sudah berjalan maka perusahaan dan pengusaha masih mempunyai waktu untuk
langsung operasional.
Peluang untuk bangkit
Kekosongan aktifitas selama hampir 3 bulan sejak pertengahan Maret masih memberikan
peluang bagi perusahaan untuk langsung bangkit. Keuangan perusahaan diperkirakan masih
bisa bertahan sampai tiga bulan. Beda halnya bila aktifitas normal mulai diadakan pada bulan
Agustus atau bahkan Desember. Perusahaan perlu waktu mencari lagi pegawai baru untuk
memulai operasi. Banyak perusahaan juga akan tidak kuat bertahan selama lebih dari tiga
bulan.
Dari sisi makro ekonomi, dengan adanya stimulus fiskal yang disertai dengan realokasi
anggaran untuk kesehatan, perlindungan sosial dan pemulihan ekonomi nasional dari sektor
keuangan, diharapkan akan dapat meningkatkan perekonomian secara perlahan di kuartal
ketiga.
Dengan menggunakan model Input-Output (IO), Tim Riset Ekonomi PT Sarana Multi
Infrastruktur memperkirakan bahwa stimulus fiskal oleh pemerintah sebesar Rp 405,1 triliun
akan tercipta output dalam perekonomian sebesar Rp 649,3 triliun. Sementara itu, nilai tambah
dan pendapatan pekerja akan meningkat masing-masing sebesar Rp 355 triliun dan Rp 146,9
triliun.
Stimulus fiscal
Dengan penciptaan output, nilai tambah, dan pendapatan dalam perekonomian, stimulus
fiskal yang digelontorkan akan menyerap tambahan tenaga kerja sebesar 15 juta orang atau
11,84 persen dari total tenaga kerja.
Stimulus fiskal ini diharapkan dapat memberi kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia di tahun 2020 sebesar 3,24 persen. Stimulus fiskal juga telah diikuti dengan stimulus
moneter yang diberikan oleh Bank Indonesia dengan menurunkan tingkat bunga acuan dan
pelonggaran Giro Wajib Minimum (GWM).
Penurunan tingkat bunga acuan ini diharapkan akan diikuti dengan penurunan tingkat
bunga pasar sehingga dapat mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi. Pandemi Covid-
19 ini juga telah memberikan nuansa baru pada rantai pasokan dunia (global supply chain).
Sumber pasokan dunia yang tadinya dikuasai kurang lebih 20 persen oleh negara China, telah
bergeser ke beberapa negara lain karena adanya pandemi ini. Tentu saja untuk dapat merebut
kue pada global supply chain, Indonesia harus berbenah diri agar lebih menarik investor.
Penurunan tarif pajak penghasilan perusahaan yang telah dikeluarkan dalam Perppu I/2020
perlu diikuti oleh pembenahan dari sisi kepastian hukum investasi, reformasi birokrasi dan iklim
ketenagakerjaan yang sehat. Segala daya upaya perlu dikerahkan secara bersinergi agar
Indonesia dapat bangkit dari dampak pandemi Covid-19 ini.
Indonesia di hadapkan dengan banyak masalah terkait aspek ekonomi akibat dari Covid-19.
Ekonomi di Indonesia pada tahun 2020 diperkirakan tumbuh negatif, angka pengangguran dan
kemiskinan meningkat. Berdasarkan perhitungan Year on Year pertumbuhan ekonomi pada
triwulan pertama tahun 2020 menunjukkan adanya pelemahan dengan hanya mencapai 2,97%
dibandingkan capaian triwulan pertama tahun 2019 yang sebesar 5.07%. Data pada triwulan
kedua juga kurang bersahabat dengan menunjukkan kemunduran yang dalam sebesar -5,32%,
terburuk sejak tahun 1999. Data pada triwulan ketiga mengalami kontraksi pertumbuhan
sebesar 3,49 %, sedangkan pada triwulan keempat mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar
2,19%. Dampak dari menurunnya persentase ekonomi di Indonesia, salah satunya adalah
peningkatan angka pengangguran dan penduduk miskin yang disebabkan karena PHK selama
masa pandemi Covid-19.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari semua materi di atas dapat disimpulkan bahwa Indonesia di hadapkan dengan
banyak masalah terkait aspek ekonomi akibat dari Covid-19. Ekonomi di Indonesia pada tahun
2020 diperkirakan tumbuh negatif, angka pengangguran dan kemiskinan meningkat.
Berdasarkan perhitungan Year on Year pertumbuhan ekonomi pada triwulan pertama tahun
2020 menunjukkan adanya pelemahan dengan hanya mencapai 2,97%.
Saran
Makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penyajian bahan
maupun dalam segi penulisan. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
pembaca agar karya tulis ini bisa menjadi berguna bagi pendidikan di indonesia