Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Perekonomian Indonesia
Dosen Mata Kuliah : Dr. Sri Ari Wahyuningsih, MM
Disusun Oleh:
Alfren Tomanta
2021420021
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS DARMA PERSADA
2023
Daftar Isi
Daftar Isi ................................................................................................................................................ 2
Kata Pengantar ..................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 5
1.3 Tujuan Masalah .......................................................................................................................... 5
1.4 Manfaat Masalah ........................................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 6
2.1 Kondisi Perekonomian pada tahun 2020 .................................................................................. 6
2.2 Kebijakan Pemerintah dalam Pemulihan Ekonomi di Indonesia .......................................... 8
2.3 Kondisi Perekonomian Indonesia Setelah Mengalami Kontraksi ........................................ 10
BAB III KESIMPULAN..................................................................................................................... 12
Daftar Pustaka .................................................................................................................................... 13
Kata Pengantar
Puji dan syukur patut kita panjatkan kepada Tuhan YME atas kasih dan karunianya, saya dapat
menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Perekonomian Indonesia
dengan judul “Hubungan Peran Pemerintah, Swasta, dan Masyarakat Dalam Rangka
Percepatan Perekonomian di Indonesia Sebelum dan Sesudah Covid-19”. Saya
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Sri Ari Wahyuningsih, MM selaku dosen mata
kuliah Perekonomian Indonesia.
Saya menyadari bahwa makalah ini kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
saya menampung kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di
masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat dipahami dan berguna bagi yang
membacanya. Sebelumnya saya meminta maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan. Sekian dan terimakasih.
Alfren Tomanta
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pandemi yang terjadi di berbagai negara dalam beberapa bulan terakhir telah
membawa ekonomi dunia masuk ke dalam jurang resesi yang tak terelakkan. Bank Dunia
menyatakan bahwa Covid-19 akan membawa 92% negara di dunia jatuh ke jurang resesi.
Hingga kini setidaknya telah terdapat 14 negara mengonfirmasi terjadinya resesi, di
antaranya adalah Amerika Serikat, Jerman, Perancis, Italia, Korea Selatan, Spanyol,
Hongkong, Singapura, Filipina, Inggris, Malaysia, Polandia, Thailand, dan Jepang. Bank
Dunia dalam laporan Prospek Ekonomi Global telah memperkirakan ekonomi global
mengalami penurunan sebesar 5,2% pada tahun ini sebagai akibat dari pandemi Covid-19.
Bank Dunia juga menyebutkan bahwa resesi tersebut merupakan resesi terdalam sejak
Perang Dunia Kedua. Indonesia sebagai negara yang juga terdampak Covid-19 kini
mengalami kontraksi yang mendalam.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengalami kontraksi
pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020 sebesar -2,07 persen. Hal ini menyebabkan
perekonomian di Indonesia pada tahun 2020 mengalami deflasi atau penurunan drastis
karena perkembangan ekonomi di Indonesia mempunyai pegerakan yang kurang stabil.
Hal tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh adanya pandemi Covid-19 yang terjadi di
Indonesia pada tahun 2020.
Pemerintah Indonesia mengeluarkan berbagai kebijakan guna mengurangi rantai
penyebaran pandemi Covid-19 namun kebijakan ini menyebabkan berkurangnya jumlah
konsumsi Rumah Tangga (RT) dan konsumsi Lembaga NonProfit yang melayani Rumah
Tangga (LNPRT) sedangkan kedua konsumsi ini sangat memberi pengaruh atas kontraksi
pada Produk Domestik Bruto (PDB). Konsumsi di Indonesia tidak terkendali karena situasi
yang terjadi sehingga menyebabkan perekonomian pada konsumsi Rumah Tangga (RT)
mengalami penurunan dari 5,04 persen menjadi -2,63 persen dan konsumsi Lembaga
NonProfit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) mengalami penurunan dari 10,62
persen menjadi -4,29 persen.
Konsumsi Pemerintah juga mengalami penurunan dari 3,25 persen menjadi 1,94
persen. Hal ini karena Pemerintah mengurangi alokasi di bidang infrastruktur pada tahun
2020 sedangkan anggaran untuk kesehatan lebih ditingkatkan pemerintah sesuai dengan
fokus Pemerintah untuk penanggulangan pandemi di Indonesia.
Tidak hanya konsumsi, investasi juga mengalami penurunan dari 3,25 persen menjadi
1,94 persen. Penurunan ini mempengaruhi perekonomian di Indonesia. Penurunan
investasi lebih besar atas pengaruh berkurangnya lapangan kerja. Aktivitas perdagangan
yaitu ekspor dan impor dengan pihak luar negeri juga mengalami penurunan dari -0,87
persen menjadi -7,70 persen pada ekspor dan -7,69 persen menjadi -17,71 persen pada
impor. Meskipun ekspor dan impor terjadi penurunan yang drastis mempengaruhi nilai
dari ekspor neto pada saat kontraksi perekonomian.
Kebijakan moneter yang dilakukan Pemerintah yaitu bekerja sama dengan Bank
Indonesia (BI) agar ikut serta mengoptimalkan berbagai kebijakan moneter dan
makroprudensial akodomatif bertujuan mempercepat digitalisasi sistem pembayaran
Indonesia untuk mendukung upaya pemulihan ekonomi. Pemerintah melaksanakaan
kebijakan moneter sebagai berikut: melanjutkan kebijakan nilai tukar rupiah untuk
menjaga stabilitas nilai tukar yang sejalan dengan fundamental dan mekanisme pasar,
melanjutkan penguatan strategi operasi moneter untuk memperkuat efektivitas stance
kebijakan moneter akodomatif, memperkuat kebijakan tranparansi suku bunga dasar kredit
(SBDK) dengan penekanan pada kenaikan suku bunga kredit baru, memperpanjang
kebijakan penurunan nilai denda keterlambatan pembayaran kartu kredit 1 persen dari
outstanding, mempercepat program pendalaman pasar uang melalui penguatan kerangka
peraturan pasar uang dan implementasi Electronic Trading Platfom (ETP) Mulitimatching
khususnya pasar uang Rupiah dan valas, serta memfasilitasi penyelenggaraan promosi
perdagangan dan investasi dan melanjutkan sosialisasi pengginaan Local Currency
Settlement (LCS) bekerja sama dengan instansi terkait.
Kebijakan moneter bertujuan agar kinerja perekonomian dunia terus membaik sesuai
prakiraan, ditengah ketidakpastian pasar keuangan global yang menurun. Hal ini
diakibatkan adanya pandemi sehingga nilai tukar Indonesia mengalami penurunan yang
drastis pada tahun 2020. Akan tetapi, kebijakan moneter yang diberikan pemerintah akan
menguatkan nilai tukar Rupiah sejalan dengan kembalimnya masuk aliran modal asing.
Terlihat pada awal kuartal III tahun 2021 nilai tukar Rupiah mengalami penguatan sebesar
0,49 persen secara rerata dan 0,30 persen secara point to point dibandingkan level Mei
2021.
Perekonomian krisis terlihat dari kontraksinya pertumbuhan produk domestik bruto (PDB)
sebesar 2,19 persen (y-on-y). Komponen yang sangat berpengaruh adalah pengeluaran
konsumsi rumahtangga dan pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani
rumahtangga yang mana kedua pengeluaran ini menurun karena adanya kebijakan dari
pemerintah akan upaya pemulihan perekonomian pada saat ini.
Oleh karena itu, Pemerintah mengadakan kebijakan dalam berbagai aspek guna
memajukan perekonomian Indonesia. Pemerintah lebih fokus kepada kebijakan fiskal dan
moneter. Kebijakan fiskal yang diambil mempunyai banyak ragamnya salah satunya insentif
pajak yang sangat berpengaruh. Insentif pajak membuat para masyarakat merasa keringanan
akan kewajiban mereka dan tidak mempengaruhi perekonomian mereka sehingga masyarakat
tetap bisa memenuhi kebutuhan hidupnya seperti sebelumnya. Tidak hanya itu, Pemerintah
melakukan kerja sama dengan Bank Indonesia untuk memajukan kebijakan moneter.
Kebijakan ini bertujuan menurunkan jumlah uang yang beredar dan suku bunga pada bank.
Ketika suku bunga mengalami penurunan pada saat itu juga para investor menginvestasikan
kepemilikan mereka kembali.
Maka berdasarkan fakta saat ini perekonomian Indonesia semakin membaik karena adanya
rancangan kebijakan dari Pemerintah. Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi (PDB)
sebesar 3,69 persen sepanjang tahun 2021, lebih tinggi dibandingkan tahun 2020 yang sempat
mengalami kontraksi. Struktur ekonomi Indonesia secara spasial didominasi oleh beberapa
provinsi di Pulau Jawa sebagai kontribusi terbesar dan pesatnya peningkatan pada kinerja
ekonomi.
Daftar Pustaka
Weny Andika Damayanti. 2021. Kondisi Perekonomian Indonesia di Tengah Pandemi.
Jember, Jawa Timur. Dipublikasikan oleh Universitas Jember.
Kastrad Beraksi#2 : Kondisi Perekonomian Indonesia di Tengah Pandemi Covid-19 – BEMF MIPA
UNEJ 2022
Prof Candra Fajri Ananda PhD. APBN di Masa Pandemi. Dipublikasikan oleh Universtias
Brawijaya.
https://feb.ub.ac.id/id/apbn-di-masa-pandemi.html
Rasulistina Nur Hayati. 2022. Pemulihan Perekonomian Indonesia Setelah Kontraksi Akibat
Pandemi Covid-19. Dipublikasikan oleh Kementrian Keuangan Republik Indonesia.
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-banjarmasin/baca-artikel/14769/Pemulihan-
Perekonomian-Indonesia-Setelah-Kontraksi-Akibat-Pandemi-Covid-19.html
Badan Pusat Statistik. 2021. Ekonomi Indonesia 2020 Turun sebesar 2,07 Persen (c-to-c).
Dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik.
https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/02/05/1811/ekonomi-indonesia-2020-turun-sebesar-
2-07-persen--c-to-c-.html