Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MAKRO EKONOMI

TENTANG KONDISI EKONOMI INDONESIA PASCA COVID 19

Dosen Pengampuh :

Dr. Bakhtiar. SE., MM

Disusun oleh : Kelompok 2

RAMADHANI : (2102361201155)
RENI : (2102361201160)
WANA M. NGAJI : (2102361201158)
RISKA SARI : (2102361201148)
MERSI : (2102361201149)
YULPA PADANDI : (2102361201154)
SHASY DHARMAYANTI : (2102361201135)
RADIYATUL : (2102361201165)
YAPET : (2102361201141)
RAMADAN : (2102361201147)

UNIVERSITAS ANDI DJEMMA


MANAJEMEN
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan tepat waktu guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
‘’MAKRO EKONOMI’’ dengan judul ‘’KONDISI EKONOMI PASCA COVID
19’’.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dimakalah ini oleh karena
itu kami mengharapkan saran dan kritik dari bapak dan teman teman sekalian.Kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya.

Palopo, 2 Juni 2022

PENYUSUN

KELOMPOK 2

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..............................................................................................................2

Daftar isi........................................................................................................................3

Bab 1 Pendahuluan

A. Latar Belakang...........................................................................................................4

B. Rumusan Masalah......................................................................................................5

C. Tujuan
.......................................................................................................................................5

Bab 2 Pembahasan

A. Kondisi Perekonomian Indonesia Pasca Covid 19...................................................7

B. Dampak Pandmi Covid-19 Terhadap Perekonomian Indonesia Pacsa Covid-19


.......................................................................................................................................8

C. Kebijakan Ekonomi Pemerintah Indonesia Dalam Menghadapi Permasalahan


Tersebut Pasca Covid
19.................................................................................................................................10

D. Strategi Pemerintah Dalam Memulihkan Perekonomian Indonesia Pasca Covid-


19 ................................................................................................................................10

Bab 3 Penutup

A.Kesimpulan..............................................................................................................12

B.Saran.........................................................................................................................12

Daftar Pustaka..............................................................................................................13

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengalami


kontraksi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020 sebesar -2,07 persen. Hal ini
menyebabkan perekonomian Indonesia pada tahun 2020 mengalami deflasi atau
penurunan drastis karena perkembangan ekonomi di Indonesia mempunyai pegerakan
yang kurang stabil. Perubahan yang terjadi dipengaruhi oleh adanya pandemi Covid-
19.

Pemerintah Indonesia mengeluarkan berbagai kebijakan guna mengurangi rantai


penyebaran pandemi Covid-19 namun kebijakan ini menyebabkan berkurangnya
jumlah konsumsi Rumah Tangga (RT) dan konsumsi Lembaga Non Profit yang
melayani Rumah Tangga (LNPRT) padahal kedua konsumsi ini sangat memberi
pengaruh atas kontraksi pada Produk Domestik Bruto (PDB). Konsumsi di Indonesia
tidak terkendali karena situasi yang terjadi dan menyebabkan perekonomian pada
konsumsi Rumah Tangga (RT) mengalami penurunan dari 5,04 persen menjadi -2,63
persen dan konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT)
mengalami penurunan dari 10,62 persen menjadi -4,29 persen .

Konsumsi Pemerintah mengalami penurunan dari 3,25 persen menjadi 1,94


persen. Hal ini karena Pemerintah mengurangi alokasi di bidang infrastruktur pada
tahun 2020 sedangkan anggaran untuk kesehatan lebih ditingkatkan pemerintah
sesuai dengan fokus Pemerintah untuk penanggulangan pandemi di Indonesia.

Tidak hanya konsumsi, investasi juga mengalami penurunan dari 3,25 persen
menjadi 1,94 persen. Penurunan ini mempengaruhi perekonomian di Indonesia.
Penurunan investasi lebih besar atas pengaruh berkurangnya lapangan kerja. Aktivitas
perdagangan yaitu ekspor dan impor dengan pihak luar negeri juga mengalami
penurunan dari -0,87 persen menjadi -7,70 persen pada ekspor dan -7,69 persen
menjadi -17,71 persen pada impor. Meskipun ekspor dan impor terjadi penurunan
yang drastis mempengaruhi nilai dari ekspor neto pada saat kontraksi perekonomian.

Melihat kontraksi pada tahun 2020 Pemerintah mengeluarkan strategi kebijakan


guna memulihkan perekonomian Indonesia. Pemerintah optimis melaksanakan
kebijakan dengan konsisten dan membangun kerja sama dengan seluruh komponen

4
bangsa. Hal ini tidak hanya dilakukan oleh Pemerintah Pusat namun harus didukung
penuh oleh Pemerintah Daerah sebagai peran utama pada pergerakan pemulihan
ekonomi Indonesia saat ini. Pemerintah Daerah berperan strategis dalam mendorong
percepatan dan efektivitas pemulihan ekonomi serta memahami struktur ekonomi
daerah, demografi, dan kondisi sosial ekonomi masyarakatnya saat Pandemi terjadi.
Pemerintah Daerah mempunyai tolak ukur utama guna mendorong pemulihan
perekonomian yaitu kebijakan yang telah dirancang dalam APBD.

Masyarakat dan pelaku usaha juga memiliki peran strategis dalam pergerakan
pemulihan ekonomi Indonesia. Pemerintah memberikan kemudahan dalam kebijakan
fiskal maupun kebijakan moneter, kedua kebijakan ini dapat disambut dengan positif
oleh masyarakat dan pelaku usaha serta dapat bergerak maju sesuai rancangan
Pemerintah guna memulihkan ekonomi Indonesia yang telah mengalami kontraksi.

Kebijakan dari Pemerintah adalah mengalokasikan dana APBN untuk pemulihan


ekonomi Indonesia bertujuan perekonomian dapat pulih dan kesejahteraan
masyarakat. Kebijakan ini dilakukan dengan meningkatkan konsumsi dalam negeri,
peningkatan aktivitas dunia usaha serta menjaga stabilitasi ekonomi dan ekspansi
moneter. Tiga kebijakan akan dilaksanakan bersamaan sinergi antara pemegang
kebijakan fiskal, pemegang kebijakan moneter dan institusi terkait.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Kondisi Perekonomian Pasca Covid-19?

2. Apa Saja Dampak Pandmi Covid-19 Terhadap Perekonomian Indonesia Pacsa


Covid-19?

3. Apa Saja Kebijakan Ekonomi Pemerintah Indonesia Dalam


Menghadapi Permasalahan Tersebut Pasca Covid-19?

4. Bagaimana Strategi Pemerintah Dalam Memulihkan Perekonomian Indonesia


Pasca Covid-19?

C. TUJUAN

1. Untuk Mengetahui Kondisi Perekonomian Pasca Covid 19.

2. Untuk Mengetahui Dampak Pandemi Covid 19 Terhadap Perekonomian


Indonesia Pasca Covid 19.

5
3. Untuk Mengetahui Kebijakan Ekonomi Pemerintah Indonesia Dalam
Menghadapi Permasalahan Tersebut Pasca Covid-19.

4. Untuk Mengetahui Strategi Pemerintah Indonesia Dalam


Memulihkan Perekonomian Indonesia Pasca Covid-19.

6
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Kondisi Perekonomian Pasca Covid 19

Tentu saja keadaan ekonomi Indonesia telah terdampak oleh pandemi yang
berlangsung selama dua tahun terakhir. Pandemi menyebabkan berbagai penurunan
dalam sektor ekonomi yang merupakan konsekuensi dari pembatasan sosial.
Munculah pertanyaan di benak kita, bagaimanakah cara kita untuk mengembalikan
kondisi ekonomi kita?.

Terdapat tiga hal pokok yang dibatasi pada hari ini, yakni keadaan sebelum, saat,
dan sesudah pandemi. Sebelum pandemi terjadi, terdapat tiga tantangan yang selalu
menjadi perbincangan, yakni rendahnya daya saing ekonomi dalam lingkup ASEAN
yang disebabkan oleh rendahnya produktivitas pekerja Indonesia. Dua faktor lainnya
terdiri dari perbandingan kebutuhan modal untuk produksi di Indonesia lebih tinggi
jika dibandingkan dengan negara lain dan rendahnya kepastian hukum.

Dalam lingkup global, daya saing Indonesia memiliki satu isu utama, yakni
pendidikan dasar dan kesehatan. Kedua hal tersebut seharusnya dibedakan antara
sekolah dan belajar dan ada pembahasan khusus pada masing-masing poin tersebut.
Hal ini bertujuan agar anak-anak Indonesia bisa belajar untuk bisa bersekolah. “Saat
ini banyak anak Indonesia yang bersekolah, namun belum bisa belajar Selanjutnya
hal yang diperlukan adalah efisiensi tenaga kerja yang relatif tidak produktif dan siap
menyambut teknologi.

“Pandemi COVID-19 adalah salah satu disruptor perekonomian Indonesia,


bahkan sampai gelombang ketiga yang terjadi sekarang,”. Perekonomian saat ini
sangat bergantung terhadap pengendalian pandemi yang dilakukan. Tahun 2020 lalu,
ekonomi kita bertumbuh negatif dan mulai pulih pada tahun 2021.

Pada 2021, ekonomi Indonesia mengalami pemulihan akibat dari kebijakan yang
berupa koordinasi fiskal dan moneter yang baik. Hal ini terlihat dari turunnya dana
stimulus dalam usaha perbaikan ekonomi, PPKM, dan lancarnya program vaksinasi.
Beruntungnya, pada kondisi itu komoditas gas dan batu bara naik.

Setelah pandemi, akan terdapat pembangunan ekonomi yang hijau, berkelanjutan,


dan inklusif. Tahap pertama adalah memiliki ketahanan ekonomi yang kuat terhadap

7
disrupsi. Kemudian digalakkannya bantuan sosial kepada masyarakat dan berusaha
menekan resesi ekonomi. Tahap selanjutnya adalah proses pemulihan ekonomi
berkelanjutan, dan terakhir secara jangka panjang menghadirkan ekonomi yang hijau,
digital, inklusif, dan stabil.

B. Dampak Pandemi Covid 19 Terhadap Perekonomian


Indonesia Pasca Covid 19
Dampak Jangka Panjang Pasca-pandemi Perlu Diantisipasi

Dampak jangka panjang pasca-pandemi diperkirakan membuat perekonomian


sulit kembali ke posisi sebelumnya. Pemerintah dan semua pihak perlu bekerja sama
mengantisipasi hal ini. Pemerintah bersama semua pihak perlu mengantisipasi
dampak jangka panjang perekonomian Indonesia pada tahun-tahun mendatang pasca-
pandemi. Perekonomian akan semakin sulit melompat kembali ke tingkat
pertumbuhan seperti tahun-tahun sebelum terjadinya kontraksi ekonomi karena
pandemi apabila tidak memperoleh penanganan yang tepat dan cepat.

Deputi Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan


Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Amalia Adininggar
mengungkapkan hal itu berdasarkan telaah atas krisis-krisis ekonomi yang
sebelumnya pernah mendera Indonesia.

”PandemiCovid-19 diperkirakan menyebabkan dampak jangka panjang bagi


perekonomian kita,” ujar Amalia dalam webinar bertajuk ”Perubahan Paradigma
dalam Transformasi Ekonomi Menuju Indonesia 2045” Pandemi Covid-19 telah
menyebabkan tingkat kemiskinan di Indonesia bertambah. Mengutip data Badan
Pusat Statistik (BPS) angka kemiskinan pada Maret 2021 mencapai 27,54 juta orang
atau meningkat 1,12 juta orang dibandingkan Maret 2020 yang merupakan masa awal
pandemi. Angka kemiskinan itu setara dengan 10,14 persen penduduk Indonesia.

Tidak hanya itu, ketimpangan di Indonesia juga makin melebar. Data BPS
menunjukkan, rasio gini pada Maret 2021 berada pada level 0,384, angka ini
meningkat dibandingkan Maret 2020 yang sebesar 0,381. Rasio gini menunjukkan
ketimpangan pada skala 0 sampai 1. Semakin mendekati angka 1 berarti ketimpangan
makin besar.

8
Selain itu, pandemi juga menyebabkan banyak tenaga kerja beralih ke sektor
informal yang produktivitasnya rendah. Bappenas mencatat tenaga kerja di sejumlah
lapangan usaha mengalami penurunan. Pada industri pengolahan misalnya, tenaga
kerja berkurang 1,72 juta. Pengurangan yang lebih kecil terjadi pada konstruksi, jasa
pendidikan, administrasi pemerintahan dan pertahanan, jasa keuangan, serta asuransi.

Berkaca dari krisis-krisis ekonomi sebelumnya, perekonomian Indonesia tidak


pernah kembali pada jalur prediksi awal (trajectory) atau lintasan seharusnya.
Perhitungan Bapenas, ada selisih 30 persen lebih rendah antara capaian riil PDB
Indonesia pada 2019 dengan trajectory seharusnya bila tanpa krisis ekonomi.

Belajar dari krisis finansial Asia pada 1998, butuh waktu pemulihan lima tahun
untuk kembali ke tingkat Produk Domestik Bruto (PDB) sebelum krisis. Selain itu,
butuh 10 tahun setelah krisis Asia atau tepatnya 2008 untuk kembali ke tingkat
produktivitas kerja sebelum krisis.

Ekonomi Senior Center of Reform on Economics (CORE) Hendri Saparini


mengatakan, penyediaan lapangan kerja bagi angkatan kerja menjadi masalah krusial
hari ini karena dampak pandemi. Tidak mungkin tercipta pemulihan ekonomi yang
tinggi sebelum tercipta serapan tenaga kerja yang luas.

Dampak Jangka Pendek Pasca-pandemi Perlu Diantisipasi

”Saat ini, penduduk usia produktif di atas 15 tahun, 56 persennya hanya lulusan
SD dan SMP, 19 persen lulusan SMA dan 12 persen lulusan SMK. Untuk
menghadapi kondisi ini investasi harus didorong agar mampu menyerap lapangan
kerja yang luas,” terang Hendri.Pemerintah juga perlu visi pembangunan yang
inklusif. Ini agar pertumbuhan ekonomi ini bisa dinikmati semua kalangan dan
menyejahterakan semua penduduk.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, APBN berperan untuk


mendorong pemulihan ekonomi dalam pandemi Covid-19. Saat ini, alokasi anggaran
program pemulihan ekonomi nasional (PEN) naik dari Rp 699,43 triliun menjadi Rp
744,75 triliun. Kenaikan ada pada pos untuk perlindungan sosial dari Rp 153,86
triliun menjadi Rp 187,84 triliun serta pos kesehatan dari Rp 193,93 triliun menjadi
Rp 214,95 triliun.

9
C. Kebijakan Ekonomi Pemerintah Indonesia Dalam Menghadapi
Permasalahan Tersebut Pasca Covid-19
Pemulihan ekonomi nasional dilakukan dengan mengambil kebijakan fiskal dan
moneter yang komprehensif. Di samping itu, Pemerintah juga mengalokasikan dana
APBN untuk pemulihan ekonomi sebesar Rp 695,2 triliun.

Pemulihan ekonomi nasional diharapkan mulai terasa pada triwulan III.


Meskipun tidak bertumbuh positif, diharapkan ekonomi nasional tidak berkontraksi
sebesar triwulan II. Selanjutnya triwulan IV, diharapkan ekonomi nasional bertumbuh
positif sehingga kontraksi tahun 2020 bisa ditekan sekecil mungkin. Sementara itu,
pada tahun 2021, diharapkan ekonomi nasional akan mengalami recovery secara
siginifkan.

Untuk mencapai tujuan di atas, terdapat 3 (tiga) kebijakan yang dilakukan yaitu
peningkatan konsumsi dalam negeri, peningkatan aktivitas dunia usaha serta menjaga
stabilitasi ekonomi dan ekpansi moneter. Kebijakan tersebut dilaksanakan secara
bersamaan dengan sinergy antara pemegang kebijakan fiskal, pemegang kebijakan
moneter dan institusi terkait.

Salah satu penggerak ekonomi nasional adalah konsumsi dalam negeri, semakin
banyak konsumsi maka ekonomi akan bergerak. Konsumsi sangat terkait dengan
daya beli masyarakat. Oleh sebab itu, Pemerintah telah mengalokasi anggaran sebesar
Rp172,1 triliun untuk mendorong konsumsi/kemampuan daya beli masyarakat. Dana
tersebut disalurkan melalui Bantuan Langsung Tunai, Kartu Pra Kerja, pembebasan
listrik dan lain-lain. Pemerintah juga mendorong konsumsi
kementerian/Lembaga/pemerintah daerah melalui percepatan realisasi APBN/APBD.
Konsumsi juga diarahkan untuk produk dalam negeri sehingga memberikan
multiplier effects yang signifikan.

D. Strategi Pemerintah Dalam Memulihkan Perekonomian


Indonesia Pasca Covid-19
Pemerintah berusaha menggerakkan dunia usaha melalui pemberian
insentif/stimulus kepada UMKM dan korporasi. Untuk UMKM, pemerintah antara
lain memberikan penundaaan angsuran dan subsidi bunga kredit perbankan, subsidi
bunga melalui Kredit Usaha Rakyat dan Ultra Mikro, penjaminan modal kerja sampai
Rp10 miliar dan pemberian insentif pajak misalnya Pajak Penghasilan (PPh Pasal 21)
Ditanggung Pemerintah. Untuk korporasi, Pemerintah memberikan insentif pajak

10
antara lain bebas PPh Pasal 22 impor, pengurangan angsuran PPh Pasal 25 dan
pengembalian pendahuluan PPN; menempatkan dana Pemerintah di perbankan untuk
restrukturisasi debitur. Pemerintah juga memberikan penjaminan modal kerja untuk
korporasi yang strategis, prioritas atau padat karya.

Dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi nasional, Bank Indonesia


menjaga stabilisasi nilai tukar Rupiah, menurunkan suku bunga, melakukan
pembelian Surat Berharga Negara, dan stabilitas makroekonomi dan sistem
keuangan. Tujuan penurunan suku bunga adalah meningkatkan likuiditas keuangan
untuk mendorong aktivitas dunia usaha.

11
BAB 3

PENUTUP
A. Kesimpulan

Terdapat tiga hal pokok yang dibatasi pada hari ini, yakni keadaan sebelum, saat,
dan sesudah pandemi. Sebelum pandemi terjadi, terdapat tiga tantangan yang selalu
menjadi perbincangan, yakni rendahnya daya saing ekonomi dalam lingkup ASEAN
yang disebabkan oleh rendahnya produktivitas pekerja Indonesia. Dua faktor lainnya
terdiri dari perbandingan kebutuhan modal untuk produksi di Indonesia lebih tinggi
jika dibandingkan dengan negara lain dan rendahnya kepastian hukum.

Dampak jangka panjang pasca-pandemi diperkirakan membuat perekonomian


sulit kembali ke posisi sebelumnya. Pemerintah dan semua pihak perlu bekerja sama
mengantisipasi hal ini. Pemerintah bersama semua pihak perlu mengantisipasi
dampak jangka panjang perekonomian Indonesia pada tahun-tahun mendatang pasca-
pandemi.

”Saat ini, penduduk usia produktif di atas 15 tahun, 56 persennya hanya lulusan
SD dan SMP, 19 persen lulusan SMA dan 12 persen lulusan SMK. Untuk
menghadapi kondisi ini investasi harus didorong agar mampu menyerap lapangan
kerja yang luas,” terang Hendri.Pemerintah juga perlu visi pembangunan yang
inklusif. Ini agar pertumbuhan ekonomi ini bisa dinikmati semua kalangan dan
menyejahterakan semua penduduk.

B. Saran

Setelah menyusun makalah terkait kondisi perekonomian Indonesia.Kami


menyarankan agar teman teman maupun pembaca ikut andil dalam pemulihan
ekonomi Indonesia kita tercinta.Harapannya agar perekonomian kita ini dapat
kembali seperti sedia kala seperti sebelum pandemi covid 19 ini atau bahkan dapat
berkembang lebih baik lagi

12
Daftar Pustaka
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.djkn.kemen
keu.go.id/kpknl-banjarmasin/baca-artikel/14769/Pemulihan-Perekonomian-
Indonesia-Setelah-Kontraksi-Akibat-Pandemi-Covid-
19.html&ved=2ahUKEwjr_b38s4v4AhUq7HMBHUdEBcYQFnoECAMQAQ&usg=
AOvVaw1pkRHaUVe6TbBeFu-2AGcp

https://www.djkn.kemenkeu.go.id › ...

Strategi Kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.djkn.kemen
keu.go.id/artikel/baca/13287/Strategi-Kebijakan-Pemulihan-Ekonomi-
Nasional.html&ved=2ahUKEwjlnPvjtIv4AhVRTmwGHemlAcEQFnoECAUQAQ&
usg=AOvVaw1XTii7rtU7fs3HDmeAhwxU

https://journal.feb.unmul.ac.id › ...PDF

Dampak pandemi covid 19 terhadap perkembangan makro ekonomi di .

13

Anda mungkin juga menyukai