Dosen Pengampuh :
RAMADHANI : (2102361201155)
RENI : (2102361201160)
WANA M. NGAJI : (2102361201158)
RISKA SARI : (2102361201148)
MERSI : (2102361201149)
YULPA PADANDI : (2102361201154)
SHASY DHARMAYANTI : (2102361201135)
RADIYATUL : (2102361201165)
YAPET : (2102361201141)
RAMADAN : (2102361201147)
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dimakalah ini oleh karena
itu kami mengharapkan saran dan kritik dari bapak dan teman teman sekalian.Kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya.
PENYUSUN
KELOMPOK 2
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..............................................................................................................2
Daftar isi........................................................................................................................3
Bab 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang...........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................5
C. Tujuan
.......................................................................................................................................5
Bab 2 Pembahasan
Bab 3 Penutup
A.Kesimpulan..............................................................................................................12
B.Saran.........................................................................................................................12
Daftar Pustaka..............................................................................................................13
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tidak hanya konsumsi, investasi juga mengalami penurunan dari 3,25 persen
menjadi 1,94 persen. Penurunan ini mempengaruhi perekonomian di Indonesia.
Penurunan investasi lebih besar atas pengaruh berkurangnya lapangan kerja. Aktivitas
perdagangan yaitu ekspor dan impor dengan pihak luar negeri juga mengalami
penurunan dari -0,87 persen menjadi -7,70 persen pada ekspor dan -7,69 persen
menjadi -17,71 persen pada impor. Meskipun ekspor dan impor terjadi penurunan
yang drastis mempengaruhi nilai dari ekspor neto pada saat kontraksi perekonomian.
4
bangsa. Hal ini tidak hanya dilakukan oleh Pemerintah Pusat namun harus didukung
penuh oleh Pemerintah Daerah sebagai peran utama pada pergerakan pemulihan
ekonomi Indonesia saat ini. Pemerintah Daerah berperan strategis dalam mendorong
percepatan dan efektivitas pemulihan ekonomi serta memahami struktur ekonomi
daerah, demografi, dan kondisi sosial ekonomi masyarakatnya saat Pandemi terjadi.
Pemerintah Daerah mempunyai tolak ukur utama guna mendorong pemulihan
perekonomian yaitu kebijakan yang telah dirancang dalam APBD.
Masyarakat dan pelaku usaha juga memiliki peran strategis dalam pergerakan
pemulihan ekonomi Indonesia. Pemerintah memberikan kemudahan dalam kebijakan
fiskal maupun kebijakan moneter, kedua kebijakan ini dapat disambut dengan positif
oleh masyarakat dan pelaku usaha serta dapat bergerak maju sesuai rancangan
Pemerintah guna memulihkan ekonomi Indonesia yang telah mengalami kontraksi.
B. Rumusan Masalah
C. TUJUAN
5
3. Untuk Mengetahui Kebijakan Ekonomi Pemerintah Indonesia Dalam
Menghadapi Permasalahan Tersebut Pasca Covid-19.
6
BAB 2
PEMBAHASAN
Tentu saja keadaan ekonomi Indonesia telah terdampak oleh pandemi yang
berlangsung selama dua tahun terakhir. Pandemi menyebabkan berbagai penurunan
dalam sektor ekonomi yang merupakan konsekuensi dari pembatasan sosial.
Munculah pertanyaan di benak kita, bagaimanakah cara kita untuk mengembalikan
kondisi ekonomi kita?.
Terdapat tiga hal pokok yang dibatasi pada hari ini, yakni keadaan sebelum, saat,
dan sesudah pandemi. Sebelum pandemi terjadi, terdapat tiga tantangan yang selalu
menjadi perbincangan, yakni rendahnya daya saing ekonomi dalam lingkup ASEAN
yang disebabkan oleh rendahnya produktivitas pekerja Indonesia. Dua faktor lainnya
terdiri dari perbandingan kebutuhan modal untuk produksi di Indonesia lebih tinggi
jika dibandingkan dengan negara lain dan rendahnya kepastian hukum.
Dalam lingkup global, daya saing Indonesia memiliki satu isu utama, yakni
pendidikan dasar dan kesehatan. Kedua hal tersebut seharusnya dibedakan antara
sekolah dan belajar dan ada pembahasan khusus pada masing-masing poin tersebut.
Hal ini bertujuan agar anak-anak Indonesia bisa belajar untuk bisa bersekolah. “Saat
ini banyak anak Indonesia yang bersekolah, namun belum bisa belajar Selanjutnya
hal yang diperlukan adalah efisiensi tenaga kerja yang relatif tidak produktif dan siap
menyambut teknologi.
Pada 2021, ekonomi Indonesia mengalami pemulihan akibat dari kebijakan yang
berupa koordinasi fiskal dan moneter yang baik. Hal ini terlihat dari turunnya dana
stimulus dalam usaha perbaikan ekonomi, PPKM, dan lancarnya program vaksinasi.
Beruntungnya, pada kondisi itu komoditas gas dan batu bara naik.
7
disrupsi. Kemudian digalakkannya bantuan sosial kepada masyarakat dan berusaha
menekan resesi ekonomi. Tahap selanjutnya adalah proses pemulihan ekonomi
berkelanjutan, dan terakhir secara jangka panjang menghadirkan ekonomi yang hijau,
digital, inklusif, dan stabil.
Tidak hanya itu, ketimpangan di Indonesia juga makin melebar. Data BPS
menunjukkan, rasio gini pada Maret 2021 berada pada level 0,384, angka ini
meningkat dibandingkan Maret 2020 yang sebesar 0,381. Rasio gini menunjukkan
ketimpangan pada skala 0 sampai 1. Semakin mendekati angka 1 berarti ketimpangan
makin besar.
8
Selain itu, pandemi juga menyebabkan banyak tenaga kerja beralih ke sektor
informal yang produktivitasnya rendah. Bappenas mencatat tenaga kerja di sejumlah
lapangan usaha mengalami penurunan. Pada industri pengolahan misalnya, tenaga
kerja berkurang 1,72 juta. Pengurangan yang lebih kecil terjadi pada konstruksi, jasa
pendidikan, administrasi pemerintahan dan pertahanan, jasa keuangan, serta asuransi.
Belajar dari krisis finansial Asia pada 1998, butuh waktu pemulihan lima tahun
untuk kembali ke tingkat Produk Domestik Bruto (PDB) sebelum krisis. Selain itu,
butuh 10 tahun setelah krisis Asia atau tepatnya 2008 untuk kembali ke tingkat
produktivitas kerja sebelum krisis.
”Saat ini, penduduk usia produktif di atas 15 tahun, 56 persennya hanya lulusan
SD dan SMP, 19 persen lulusan SMA dan 12 persen lulusan SMK. Untuk
menghadapi kondisi ini investasi harus didorong agar mampu menyerap lapangan
kerja yang luas,” terang Hendri.Pemerintah juga perlu visi pembangunan yang
inklusif. Ini agar pertumbuhan ekonomi ini bisa dinikmati semua kalangan dan
menyejahterakan semua penduduk.
9
C. Kebijakan Ekonomi Pemerintah Indonesia Dalam Menghadapi
Permasalahan Tersebut Pasca Covid-19
Pemulihan ekonomi nasional dilakukan dengan mengambil kebijakan fiskal dan
moneter yang komprehensif. Di samping itu, Pemerintah juga mengalokasikan dana
APBN untuk pemulihan ekonomi sebesar Rp 695,2 triliun.
Untuk mencapai tujuan di atas, terdapat 3 (tiga) kebijakan yang dilakukan yaitu
peningkatan konsumsi dalam negeri, peningkatan aktivitas dunia usaha serta menjaga
stabilitasi ekonomi dan ekpansi moneter. Kebijakan tersebut dilaksanakan secara
bersamaan dengan sinergy antara pemegang kebijakan fiskal, pemegang kebijakan
moneter dan institusi terkait.
Salah satu penggerak ekonomi nasional adalah konsumsi dalam negeri, semakin
banyak konsumsi maka ekonomi akan bergerak. Konsumsi sangat terkait dengan
daya beli masyarakat. Oleh sebab itu, Pemerintah telah mengalokasi anggaran sebesar
Rp172,1 triliun untuk mendorong konsumsi/kemampuan daya beli masyarakat. Dana
tersebut disalurkan melalui Bantuan Langsung Tunai, Kartu Pra Kerja, pembebasan
listrik dan lain-lain. Pemerintah juga mendorong konsumsi
kementerian/Lembaga/pemerintah daerah melalui percepatan realisasi APBN/APBD.
Konsumsi juga diarahkan untuk produk dalam negeri sehingga memberikan
multiplier effects yang signifikan.
10
antara lain bebas PPh Pasal 22 impor, pengurangan angsuran PPh Pasal 25 dan
pengembalian pendahuluan PPN; menempatkan dana Pemerintah di perbankan untuk
restrukturisasi debitur. Pemerintah juga memberikan penjaminan modal kerja untuk
korporasi yang strategis, prioritas atau padat karya.
11
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terdapat tiga hal pokok yang dibatasi pada hari ini, yakni keadaan sebelum, saat,
dan sesudah pandemi. Sebelum pandemi terjadi, terdapat tiga tantangan yang selalu
menjadi perbincangan, yakni rendahnya daya saing ekonomi dalam lingkup ASEAN
yang disebabkan oleh rendahnya produktivitas pekerja Indonesia. Dua faktor lainnya
terdiri dari perbandingan kebutuhan modal untuk produksi di Indonesia lebih tinggi
jika dibandingkan dengan negara lain dan rendahnya kepastian hukum.
”Saat ini, penduduk usia produktif di atas 15 tahun, 56 persennya hanya lulusan
SD dan SMP, 19 persen lulusan SMA dan 12 persen lulusan SMK. Untuk
menghadapi kondisi ini investasi harus didorong agar mampu menyerap lapangan
kerja yang luas,” terang Hendri.Pemerintah juga perlu visi pembangunan yang
inklusif. Ini agar pertumbuhan ekonomi ini bisa dinikmati semua kalangan dan
menyejahterakan semua penduduk.
B. Saran
12
Daftar Pustaka
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.djkn.kemen
keu.go.id/kpknl-banjarmasin/baca-artikel/14769/Pemulihan-Perekonomian-
Indonesia-Setelah-Kontraksi-Akibat-Pandemi-Covid-
19.html&ved=2ahUKEwjr_b38s4v4AhUq7HMBHUdEBcYQFnoECAMQAQ&usg=
AOvVaw1pkRHaUVe6TbBeFu-2AGcp
https://www.djkn.kemenkeu.go.id › ...
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.djkn.kemen
keu.go.id/artikel/baca/13287/Strategi-Kebijakan-Pemulihan-Ekonomi-
Nasional.html&ved=2ahUKEwjlnPvjtIv4AhVRTmwGHemlAcEQFnoECAUQAQ&
usg=AOvVaw1XTii7rtU7fs3HDmeAhwxU
https://journal.feb.unmul.ac.id › ...PDF
13