Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

PEREKONOMIAN INDONESIA

“Analisis Pengaruh Pandemi Covid-19 terhadap Perekonomian Indonesia”

Dosen Pembimbing

Abdul Karim, SE. MM.

Disusun Oleh

SELIA

( 4520012103)

UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR


FAKULTAS EKONOMI BISNIS
JURUSAN MANAJEMEN
2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,
saya pribadi menyelesaikan makalah ini dengan judul "Pengaruh Pandemi
COVID-19 terhadap Perekonomian Indonesia".

Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata
kuliah Perekonomian Indonesia yang diampu oleh Bapak Abdul Karim, SE. MM.

Saya pribadi menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
Bapak/Ibu Dosen maupun rekan-rekan lainnya demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu Dosen yang
telah memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan makalah ini, serta
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Makassar,16 Desember 2022

[SELIA]
DAFTAR PUSTAKA

Contents
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 3
PENDAHULUAN................................................................................................... 7
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 7
2.2 Identifikasi Masalah ...................................................................................... 7
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................ 11
2.1. Perekonomian Indonesia ............................................................................ 11
A. Pandemi Covid-19 dan Dampaknya terhadap Perekonomian Indonesia 13
B. Strategi Penanganan Pandemi Covid-19 Yang Dapat Dilakukan Untuk
Mengatasi Dampak Negatif Terhadap Perekonomian Indonesia .................. 15
C. Lanjutan .................................................................................................. 17
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 24
A. Pengaruh Pandemi Covid-19 terhadap Perekonomian Indonesia .............. 24
B. Faktor Yang Mempengaruhi Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap
Perekonomian Indonesia: .................................................................................. 25
C. Analisis dan Pembahasan Pengaruh Pandemi Covid-19 terhadap
Perekonomian Indonesia ................................................................................... 26
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 28
A. Kesimpulan ................................................................................................ 28
B. Saran........................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 31
“Analisis Pengaruh Pandemi Covid-19 terhadap Perekonomian Indonesia"

Abstrak :

Pandemi COVID-19 yang terjadi pada tahun 2020 telah memberikan dampak
yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Pandemi ini telah
menyebabkan terjadinya penurunan aktivitas ekonomi, pemutusan hubungan
kerja, dan penurunan pendapatan masyarakat. Tujuan dari makalah ini adalah
untuk menganalisis pengaruh pandemi COVID-19 terhadap perekonomian
Indonesia. Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah metode deskriptif
dengan menggunakan data sekunder yang berasal dari berbagai sumber, seperti
Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik, dan berbagai literatur terkait. Hasil dari
makalah ini menunjukkan bahwa pandemi COVID-19 telah menyebabkan
terjadinya penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia, terutama pada sektor-
sektor yang berkaitan dengan pariwisata, perdagangan, dan jasa. Selain itu,
pandemi ini juga telah menyebabkan terjadinya peningkatan angka pengangguran
dan penurunan pendapatan masyarakat. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa pandemi COVID-19 telah memberikan dampak yang signifikan terhadap
perekonomian Indonesia.

COVID-19 merupakan masalah kesehatan global termasuk di Indonesia.


Peningkatan kasus COVID-19 terbukti cukup berdampak signifikan terhadap
perekonomian secara global yang mungkin memiliki mempengaruhi stabilitas di
Indonesia. Metode pengumpulan data ini adalahmetode studi kepustakaan dengan
tipe data sekunder. Data adalahdiambil dari Internet sehubungan dengan validitas
informasi seperti informasi resmi pemerintah, situs online resmi dan hasil olahan
data yang valid. Analisis data disajikan dalam bentuk grafik dan dilengkapi
dengan narasi deskriptif. Berdasarkan penelitian tersebut,Dampak pandemi
COVID-19 berdampak pada perekonomian di Indonesia. Sektor yang terkena
dampak selama pandemi COVID-19 adalahtransportasi, pariwisata, perdagangan,
kesehatan dan sektor lainnya. Tetapi sektor ekonomi yang paling terkena dampak
COVID-19 adalah sektor domestik. Mengoptimalkan potensi dalam negeri,
penurunan BI-7Day Reverse Repo Rate (BI7DRR), suku bunga fasilitas deposito,
dan suku bunga fasilitas pinjaman, pemantauan global, dan pembangunan
ekonomi domestik yang dilakukan oleh Indonesia dinilai secara tepat agar inflasi
dan stabilitas tetap terjaga dan terkontrol.

Sejak status pandemi diumumkan oleh WHO berdampak pada pertumbuhan


ekonomi di Indonesia yang mengalami penurunan, dampak pandemi COVID-19
dirasakan oleh berbagai lapisan masyarakat tanpa memandang status sosial.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif,
data dan sumber data melalui literatur seperti berita, buku, dan jurnal terlebih
dahulu. Hasil yang ditemukan adalah pertumbuhan ekonomi di Indonesia sangat
lemah akibat adanya pandemi COVID-19, dimana pada tahun 2019 pertumbuhan
ekonomi sebesar 5,02% namun sejak pandemi tahun 2020 mengalami penurunan
menjadi 2,97%. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti pemberlakuan
PSBB, melemahnya daya konsumtif masyarakat, dan terjadinya PHK besar-
besaran karena perusahaan mengalami kerugian di masa pandemi. Pemerintah
telah mencanangkan solusi dan berbagai program untuk mengatasi dampak
ekonomi dari pandemi COVID-19, seperti pemberian dana bantuan dalam
beberapa kategori, peningkatan belanja negara yang ditujukan untuk usaha
menengah ke bawah.

Kata kunci: COVID-19, perekonomian Indonesia, pertumbuhan ekonomi,


pengangguran, pendapatan masyarakat. Sebagai Panglima TNI, Jendral Andika
Perkasa harus tanggap dan bekerja ekstra keras untuk percepatan penanganan
Covid-19 agar duka di negeri ini segera berakhir dan semua kembali
normal.Tentunya, pandemi akan lebih mudah teratasi apabila terjalin kolaborasi
antar stake holder, masyarakat dan TNI ke depan untuk menciptakan ketentraman
dan keamanan bangsa di tengah pandemi.Apalagi, dalam hal penanganan Covid-
19, Jenderal Andika pernah diamanahkan oleh Presiden Joko Widodo sebagai
Wakil Ketua Komite Pelaksana Penanganan Covid-19 pada 2020 lalu.
Pengalaman ini sudah tentu menjadi modal besar bagi Jenderal Andika untuk
terlibat lebih aktif sebagai Panglima TNI.Selain itu, terpilihnya Jenderal Andika
sebagai Panglima TNI dapat dibaca sebagai upaya untuk menjaga stabilitas
ketentraman dan keamanan negara di tengah pandemi, karena Jenderal Andika
sendiri berasal dari Angkatan Darat yang memahami betul konsep
teritorial.Berdasarkan Diskusi Menakar Kandidat Panglima TNI yang diadakan
PB HMI melalui Bidang Pertahanan dan Keamanan PB HMI, terdapat beberapa
pendekatan yang bisa digunakan untuk menetapkan Panglima TNI.Salah satunya
adalah berdasarkan pendekatan stabilitas politik. Dalam analisisnya, pendekatan
ini cenderung menginginkan perwira tinggi dari matra darat untuk menjadi
Panglima TNI, terutama Indonesia akan menghadapi tahun politik pada 2024 yang
prosesnya akan dimulai pada 2022.Mengapa matra darat? Karena matra darat
yang memang di masa Orde Baru dikembangkan sedemikian rupa menjadi
jejaring teritorial yang punya doktrin sosial-politik dan kekaryaan.Namun,
terdapat beberapa kendala apabila Jenderal Andika menjadi Panglima TNI. Beliau
akan pensiun di November 2022, sehingga puncak tahun politik pada 2024 tidak
dapat dikawal secara maksimal oleh Jenderal Andika.Dalam kepemimpinan
Jendral Andika sebagai Panglima TNI nantinya, kita berharap TNI kembali hadir
untuk memberi ruang keamananan dan kestabilan dalam perpolitikan negeri ini,
apalagi kita akan mengahadapi tahun politik yang intensitas ketegangannya akan
terjadi berkali-kali lipat. Dalam konteks ini, TNI harus menjamin stabilitas
ketentraman dan keamanan.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pandemi COVID-19 yang terjadi pada tahun 2020 telah memberikan


dampak yang signifikan terhadap perekonomian dunia, termasuk perekonomian
Indonesia. Pandemi ini telah menyebabkan terjadinya penurunan aktivitas
ekonomi, pemutusan hubungan kerja, dan penurunan pendapatan masyarakat. Hal
ini dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mengalami penurunan
pada tahun 2020. Menurut data Bank Indonesia, pertumbuhan ekonomi Indonesia
pada tahun 2020 hanya sebesar 2,19%, yang merupakan pertumbuhan terkecil
sejak tahun 1999. Penurunan pertumbuhan ekonomi ini disebabkan oleh adanya
pembatasan aktivitas ekonomi yang diterapkan oleh pemerintah sebagai upaya
untuk mencegah penyebaran virus COVID-19.

2.2 Identifikasi Masalah

Perekonomian Indonesia merupakan salah satu perekonomian terbesar di


Asia Tenggara yang terdiri dari berbagai 7itera, diantaranya 7itera pertanian,
7iteratu, dan jasa. Perekonomian Indonesia juga merupakan salah satu
perekonomian yang paling dinamis dan berkembang di dunia. Namun,
perekonomian Indonesia juga tidak terlepas dari berbagai macam tantangan dan
hambatan yang dihadapinya, salah satunya adalah dampak 7iteratu dari 7iteratu
Covid-19.

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia pada tahun 2020 telah berdampak
signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Penyebaran virus ini menyebabkan
terjadinya penurunan aktivitas ekonomi, meningkatnya angka pengangguran, dan
terjadinya fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Hal ini tentu saja
akan berdampak pada kondisi sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia secara
keseluruhan.
Oleh karena itu, penting untuk menganalisis pengaruh 8iteratu Covid-19
terhadap perekonomian Indonesia, serta memberikan rekomendasi tindak lanjut
yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak 8iteratu yang terjadi. Tujuan dari
makalah ini adalah untuk menganalisis pengaruh 8iteratu Covid-19 terhadap
perekonomian Indonesia, serta memberikan rekomendasi tindak lanjut yang dapat
dilakukan untuk mengatasi dampak 8iteratu yang terjadi.

Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah metode deskriptif


kualitatif dengan mengumpulkan data dari sumber-sumber tertulis seperti laporan
keuangan, riset ekonomi, dan publikasi ilmiah. Data yang diperoleh kemudian
dianalisis dengan menggunakan metode 8iteratur deskriptif.Struktur makalah ini
terdiri dari beberapa bagian, yaitu: (1) Pendahuluan, yang berisi latar belakang
masalah, tujuan, dan metode penelitian; (2) Tinjauan Pustaka, yang berisi
8iterature yang relevan dengan masalah yang diteliti; (3) Analisis dan
Pembahasan, yang berisi hasil analisis dan pembahasan data yang diperoleh; (4)
Kesimpulan dan Saran, yang berisi kesimpulan dari makalah ini serta saran tindak
lanjut yang dapat dilakukan.

Pandemi COVID-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat,


tetapi juga memengaruhi kondisi perekonomian, pendidikan, dan kehidupan sosial
masyarakat Indonesia. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB), jumlah pasien positif terinfeksi COVID-19 di Indonesia
mencapai 6.575 orang per 19 April 2020. Pandemi ini menyebabkan beberapa
pemerintah daerah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) yang berimplikasi terhadap pembatasan aktivitas masyarakat, termasuk
aktivitas ekonomi, aktivitas pendidikan, dan aktivitas sosial lainnya.Menurunnya
berbagai aktivitas ini berdampak pada kondisi sosial-ekonomi masyarakat,
khususnya masyarakat rentan dan miskin. Oleh sebab itu, pemerintah, baik di
tingkat pusat maupun daerah, mengeluarkan berbagai kebijakan untuk
menanggulangi penyebaran COVID-19 serta kebijakan-kebijakan yang bersifat
penanggulangan dampak sosial dan ekonomi akibat pandemi ini. Kendati
demikian, pelaksanaan berbagai kebijakan ini perlu dipantau dan dievaluasi untuk
mengetahui efektivitasnya.

Selain itu, yang penting di tahun politik adalah TNI harus menjaga
netralitas dan tidak boleh ikut campur dalam perpolitikan. Sehingga, keterlibatan
TNI dalam ruang-ruang sipil seperti kontestasi politik tidak terjadi, sebagaimana
pernah terjadi di era Orde Baru.Di samping itu, hal penting lainnya adalah bahwa
pergantian Panglima TNI bukan hanya sebatas pergantian Panglima TNI, tapi
harus menjadi momentum untuk mendorong proses reformasi dan transformasi
TNI. Panglima TNI menjadi kunci untuk mewujudkan proses reformasi dan
transformasi TNI.Hal ini karena banyak agenda-agenda reformasi TNI yang
membutuhkan dukungan dari TNI sendiri. Di sisi lain, reformasi dan transformasi
TNI juga membutuhkan dukungan dari pemimpin sipil, seperti proses reformasi
peradilan militer, revisi Undang-Undang 31 tahun 1997, restrukturisasi komando
teritorial dengan konsep yang lebih matang, modernisasi alutsista dengan proses
transparansi dan akuntabilitas yang baik, dan lain sebagainya.Oleh karena itu,
Panglima TNI yang baru diharapkan dapat mewujudkan agenda-agenda reformasi
dan transformasi TNI tersebut, terutama komitmen terhadap hak asasi manusia
dan memberikan jaminan perlindungan terhadap hak asasi manusia
tersebut.Tantangan lainnya bagi Panglima TNI yang baru adalah menyelesaikan
persoalan konflik di Papua yang berlarut-larut dan menjaga kedaulatan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, khususnya di Laut Natuna Utara yang saat ini
eskalasi ketegangannya semakin tinggi. Untuk menyelesaikan persoalan tersebut,
diperlukan langkah taktis, strategis dan humanis.Berbagai hal lainnya yang harus
diperkuat lagi adalah pertahanan siber dan bawah laut yang berulang kali bobol
dalam beberapa tahun terakhir, hal ini mengingat daerah Indonesia adalah daerah
maritim.Terkait internal TNI, Jendral Andika Perkasa sebagai Panglima TNI
harus bekerja ekstra untuk meningkatkan kapasitas, kualitas, profesionalitas, dan
kesejahteraan anggota TNI serta memperhatikan Alutsista yang dibutuhkan TNI
sebagai garda terdepan Pertahanan dan bela negara.Kita ingin melihat ke depan
muncul gagasan baru di tubuh TNI seperti modernisasi, digitalisasi TNI serta
perbaikan tatanan sistem pertahanan negara yang lebih baik supaya data-data
penting negara tidak mudah dicuri dan dibobol oleh para hacker yang tidak
bertanggung jawab.

Untuk itu, kita harus segera menempuh berbagai upaya, seperti penguatan
cyber security melalui tubuh TNI, sehingga TNI dalam kepemimpinan Jendral
Andika Perkasa dapat memberikan kemajuan dan dapat memberikan kontribusi
dalam sektor pertahanan dan keamanan negara demi menjaga kedaulatan dan
kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini. Selamat untuk Bapak Jendral
Andika Perkasa atas amanah baru sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia
pada periode ini. Semoga dapat menjalankan amanah dan menghadapi tantangan
yang akan dihadapi TNI ke depannya. Namun, terdapat beberapa kendala apabila
Jenderal Andika menjadi Panglima TNI. Beliau akan pensiun di November 2022,
sehingga puncak tahun politik pada 2024 tidak dapat dikawal secara maksimal
oleh Jenderal Andika.Dalam kepemimpinan Jendral Andika sebagai Panglima
TNI nantinya, kita berharap TNI kembali hadir untuk memberi ruang keamananan
dan kestabilan dalam perpolitikan negeri ini, apalagi kita akan mengahadapi tahun
politik yang intensitas ketegangannya akan terjadi berkali-kali lipat. Dalam
konteks ini, TNI harus menjamin stabilitas ketentraman dan keamanan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perekonomian Indonesia

Perekonomian Indonesia merupakan salah satu perekonomian


terbesar di Asia Tenggara yang terdiri dari berbagai sektor, diantaranya
sektor pertanian, industri, dan jasa. Menurut laporan Bank Dunia (2021),
perekonomian Indonesia terus tumbuh secara stabil sejak tahun 2010,
dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 5,3% per tahun. Namun,
perekonomian Indonesia juga tidak terlepas dari berbagai macam
tantangan dan hambatan yang dihadapinya.
Salah satu tantangan yang dihadapi oleh perekonomian Indonesia
adalah dampak negatif dari pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 yang
melanda dunia pada tahun 2020 telah berdampak signifikan terhadap
perekonomian Indonesia. Penyebaran virus ini menyebabkan terjadinya
penurunan aktivitas ekonomi, meningkatnya angka pengangguran, dan
terjadinya fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing (BPS,
2021).
Menurut laporan Bank Indonesia (2021), pandemi Covid-19 telah
berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, terutama
pada triwulan II dan III tahun 2020. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada
triwulan II tahun 2020 mengalami penurunan sebesar 5,32% dibandingkan
dengan periode yang sama tahun sebelumnya, dan pada triwulan III tahun
2020 mengalami penurunan sebesar 3,49% dibandingkan dengan periode
yang sama tahun sebelumnya. Penurunan pertumbuhan ekonomi ini
disebabkan oleh penurunan aktivitas ekonomi di sektor-sektor utama,
seperti industri, jasa, dan pariwisata.Selain itu, pandemi Covid-19 juga
berdampak pada meningkatnya angka pengangguran di Indonesia.
Menurut laporan BPS (2021), angka pengangguran di Indonesia pada
triwulan II tahun 2020 meningkat sebesar 6,97% dibandingkan dengan
periode yang sama tahun sebelumnya, dan pada triwulan III tahun 2020
meningkat sebesar 7,05% dibandingkan dengan periode yang sama tahun
sebelumnya. Meningkatnya angka pengangguran ini disebabkan oleh
penurunan aktivitas ekonomi yang menyebabkan banyaknya pekerja yang
kehilangan pekerjaannya.Perkembangan Perekonomian Indonesia dan
Dunia merupakan publikasi triwulanan yang diterbitkan oleh Kedeputian
Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas. Publikasi ini didasarkan
pada data dan informasi yang sudah dipublikasikan oleh
Kementerian/Lembaga, instansi internasional, asosiasi, maupun hasil dari
diskusi terbatas perkembangan ekonomi yang dilakukan bersama dengan
beberapa Kementerian/Lembaga, pengamat, dan praktisi ekonomi.
Publikasi triwulan II tahun 2022 ini memberikan gambaran dan analisis
mengenai perkembangan ekonomi dunia dan Indonesia pada triwulan II
tahun 2022. Dari sisi perekonomian dunia, publikasi ini memuat
perkembangan ekonomi Amerika Serikat dan negara-negara kawasan
Eropa, serta kondisi ekonomi regional Asia. Dari sisi perekonomian
nasional, publikasi ini membahas pertumbuhan ekonomi Indonesia pada
triwulan II tahun 2022 dari sisi moneter, fiskal, neraca perdagangan,
investasi, industri dalam negeri, perekonomian daerah, serta proyeksi
ekonomi. Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan
publikasi triwulanan yang diterbitkan oleh Kedeputian Bidang Ekonomi
Kementerian PPN/Bappenas. Publikasi ini didasarkan pada data dan
informasi yang sudah diterbitkan secara resmi oleh Kementerian/Lembaga,
instansi internasional, asosiasi, maupun hasil dari diskusi terbatas
perkembangan ekonomi yang dilakukan bersama dengan beberapa
Kementerian/Lembaga, pengamat, dan praktisi ekonomi. Publikasi
triwulan I tahun 2022 ini memberikan gambaran dan analisis mengenai
perkembangan ekonomi dunia dan Indonesia pada triwulan I tahun 2022.
Dari sisi perekonomian dunia, publikasi ini memuat perkembangan
ekonomi Amerika Serikat dan negara-negara kawasan Eropa, serta kondisi
ekonomi regional Asia. Dari sisi perekonomian nasional, publikasi ini
membahas pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I tahun 2022
dari sisi moneter, fiskal, neraca perdagangan, investasi, industri dalam
negeri, perekonomian daerah, serta proyeksi ekonomi.

A. Pandemi Covid-19 dan Dampaknya terhadap Perekonomian


Indonesia

Pandemi Covid-19 adalah wabah penyakit yang disebabkan oleh


virus SARS-CoV-2 yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China pada
tahun 2019. Pandemi ini telah menyebar ke seluruh dunia dan telah
menyebabkan banyak kerugian, baik secara kesehatan maupun ekonomi.
Pandemi Covid-19 telah berdampak negatif terhadap pertumbuhan
ekonomi Indonesia, serta meningkatnya angka pengangguran dan inflasi.
Untuk mengatasi dampak negatif tersebut, diperlukan tindakan-tindakan
seperti meningkatkan kebijakan ekonomi yang pro-growth, meningkatkan
investasi di sektor-sektor strategis, dan meningkatkan koordinasi antar
instansi pemerintah.
Dampak negatif pandemi Covid-19 terhadap perekonomian
Indonesia dapat dilihat dari beberapa aspek, diantaranya:
1. Penurunan aktivitas ekonomi: Pandemi Covid-19 telah
menyebabkan terjadinya penurunan aktivitas ekonomi di
Indonesia, terutama di sektor pariwisata, transportasi, dan
perdagangan. Hal ini disebabkan oleh pembatasan sosial yang
dilakukan untuk menekan penyebaran virus, serta terjadinya
kegagalan bisnis di beberapa sektor.
2. Meningkatnya angka pengangguran: Pandemi Covid-19 juga
telah menyebabkan meningkatnya angka pengangguran di
Indonesia. Hal ini disebabkan oleh penurunan aktivitas
ekonomi
Di Indonesia, pandemi Covid-19 telah memberikan dampak negatif
terhadap perekonomian Indonesia, terutama dalam hal pertumbuhan
ekonomi yang mengalami penurunan. Menurut laporan Bank Dunia
(2021), perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 2,3% pada tahun 2020,
meskipun masih terdampak oleh pandemi Covid-19. Namun, pertumbuhan
tersebut masih lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada
tahun-tahun sebelumnya, yaitu sebesar 5,0% pada tahun 2019 dan 5,2%
pada tahun 2018. Adapun pertumbuhan ekonomi Indonesia berdasarkan
Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal III-2022 atas dasar harga
berlaku Rp5.901,2 triliun dan atas dasar harga konstan Rp2.976,8 triliun.
Sebagai catatan, ekonomi Indonesia tumbuh 5,44 persen (yoy) dan 3,72
persen (qtq) pada kuartal II-2022. Pada kuartal I-2022, ekonomi Indonesia
tumbuh 5,01 persen (yoy) tetapi terkontraksi 0,95 persen (qtq).Angka
pertumbuhan yang dicatat BPS di kuartal III-2022, jelas di atas prediksi
sejumlah lembaga ekonomi swasta dunia yang memprediksi pertumbuhan
ekonomi nasional secara q to q hanya sebesar 1,66 persen.Sebelumnya,
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, menyampaikan
perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2022 akan
menembus 5,7 persen, sementara Bank Indonesia (BI) memproyeksikan
pertumbuhan di atas 5,5 persen.Dengan angka pertumbuhan sebagaimana
catatan BPS, menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia dapat dikatakan
sangat tanguh. Angka tersebut juga bisa menjadi modal kuat ekonomi
Indonesia menghadapi ancaman resesi dunia yang diperkirakan akan
dimulai 2023 mendatang.

Data yang diungkap BPS pun meyakinkan. Jika dibandingkan


dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), BPS
mencatat, angka pertumbuhan triwulan III-2022 itu menyerap 4,25 juta
tenaga kerja. Dengan demikian secara keseluruhan terdapat 135,3 juta
orang masyarakat yang bekerja per Agustus 2022, yang meliputi pekerja
penuh 92,63 juta orang atau meningkat 8,37 juta orang, pekerja paruh
waktu 34,13 juta orang atau turun 1,24 juta orang, serta setengah
pengangguran 8,54 juta orang atau turun 2,88 juta orang."Itu berdasarkan
hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) yang dilakukan pada
Agustus 2022," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam Konferensi Pers
Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III-2022 secara daring di Jakarta, Senin
(07/11/2022).Peningkatan jumlah pekerja penuh, masih kata Margo,
sejalan dengan terus menguatnya perekonomian Indonesia. Sebagai
informasi, yang dimaksud pekerja penuh adalah mereka yang bekerja
minimal selama 35 jam seminggu, sedangkan pekerja paruh waktu adalah
mereka yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu, tetapi tidak mencari
pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain.Sementara setengah
pengangguran adalah mereka yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu
dan masih mencari atau menerima pekerjaan tambahan.Seiring dengan
pertambahan tenaga kerja, Margo mengungkapkan angkatan kerja tercatat
bertambah pula sebanyak 3,57 juta orang menjadi 143,72 juta orang per
Agustus 2022.Selain itu, terdapat penurunan bukan angkatan kerja 860
ribu orang menjadi 65,7 juta orang, sehingga secara keseluruhan penduduk
usia kerja bertambah 2,71 juta orang menjadi 209,42 juta orang. "Namun
karena tidak semua angkatan kerja terserap, terdapat tambahan
pengangguran 680 ribu orang. Dengan demikian secara keseluruhan ada
8,42 juta orang yang menganggur," tuturnya.

B. Strategi Penanganan Pandemi Covid-19 Yang Dapat Dilakukan


Untuk Mengatasi Dampak Negatif Terhadap Perekonomian Indonesia

Untuk mengatasi dampak negatif pandemi Covid-19 terhadap


perekonomian Indonesia, diperlukan tindakan-tindakan yang proaktif dan
terintegrasi. Berikut ini beberapa strategi penanganan pandemi Covid-19
yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak negatif terhadap
perekonomian Indonesia:
1. Meningkatkan kebijakan ekonomi yang pro-growth. Kebijakan
ekonomi yang pro-growth dapat dilakukan dengan cara meningkatkan
investasi di sektor-sektor strategis, serta mengelola defisit fiskal
dengan tepat.
2. Meningkatkan investasi di sektor-sektor strategis. Investasi di sektor-
sektor strategis dapat dilakukan dengan cara meningkatkan investasi di
sektor-sektor yang memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi, seperti
teknologi dan manufaktur.
3. Meningkatkan koordinasi antar instansi pemerintah. Koordinasi yang
lebih baik antar instansi pemerintah dapat dilakukan dengan cara
meningkatkan sinergi antar instansi pemerintah dalam mengelola
dampak pandemi Covid-19.

4. Melakukan reformasi struktural. Reformasi struktural dapat dilakukan


dengan cara meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia, serta
meningkatkan kualitas infrastruktur dan sumber daya manusia.
5. Diversifikasi ekspor. Diversifikasi ekspor dapat dilakukan dengan cara
mengembangkan pasar ekspor di negara-negara lain, sehingga tidak
terlalu tergantung pada pasar tunggal.
6. Pengembangan sektor-sektor non-migas. Pengembangan sektor-sektor
non-migas dapat dilakukan dengan cara meningkatkan investasi di
sektor-sektor tersebut, seperti pariwisata, teknologi, dan manufaktur.
7. Meningkatkan koordinasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Koordinasi yang lebih baik antara pemerintah, swasta, dan masyarakat
dapat dilakukan dengan cara meningkatkan sinergi antara kelompok-
kelompok tersebut dalam mengelola dampak pandemi Covid-19.

Adapun upaya-upaya lainnya yang dapat diaplikasikan guna


mengatasi dampak negatif pandemi Covid-19 terhadap perekonomian
Indonesia :

1. Peningkatan kapasitas produksi: Upaya ini dapat dilakukan dengan


meningkatkan efisiensi produksi, meningkatkan investasi, dan
meningkatkan akses terhadap sumber daya produksi.
2. Pengembangan sektor non-migas: Upaya ini dapat dilakukan dengan
mengembangkan sektor-sektor yang tidak terlalu tergantung pada
harga minyak, seperti sektor pariwisata, teknologi informasi, dan
manufaktur.
3. Diversifikasi ekspor: Upaya ini dapat dilakukan dengan
mengembangkan pasar ekspor ke negara-negara lain, sehingga tidak
terlalu tergantung pada satu pasar saja.
4. Peningkatan kapasitas pengelolaan keuangan: Upaya ini dapat
dilakukan dengan meningkatkan kapasitas pemerintah dalam
mengelola keuangan negara, seperti dengan meningkatkan transparansi
dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan.
5. Penciptaan lapangan kerja: Upaya ini dapat dilakukan dengan
meningkatkan investasi dan promosi terhadap sektor-sektor yang dapat
menciptakan lapangan kerja, seperti sektor pertanian, industri kecil dan
menengah, dan pariwisata.
6. Pemberian bantuan sosial: Upaya ini dapat dilakukan dengan
memberikan bantuan sosial kepada masyarakat yang terdampak oleh
pandemi, seperti bantuan keuangan, makanan, dan obat-obatan.
7. Peningkatan koordinasi antar sektor: Upaya ini dapat dilakukan dengan
meningkatkan koordinasi antar sektor, seperti antara pemerintah,
swasta, dan masyarakat, agar dapat bekerja sama dalam mengatasi
dampak pandemi.

C. Lanjutan

Dr. R. Stevanus C. Handoko S.Kom., MM anggota DPRD DIY yang juga


menjadi pengamat kebijakan publik dan pelaku bisnis, menyampaikan
minimal ada 5 dampak besar pandemi Covid-19 bagi perekonomian
nasional.Dampak yang pertama yang sangat terasa dan mudah sekali
dilihat adalah melemahnya konsumsi rumah tangga atau melemahnya daya
beli masyarakat secara luas.Hingga saat ini, masyarakat mengalami
penurunan daya beli yang sangat signifikan. PPKM yang terus berlanjut
dengan berbagai aturan pengetatan menghambat masyarakat untuk
beraktifitas ekonomi.Regulasi pengetatan diberbagai sektor dari aturan
PPKM memberikan pengaruh terhadap naik turunnya sektor ekonomi.
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah diharapkan mampu memberikan
terobosan untuk dapat memberikan solusi agar kemampuan daya beli
masyarakat tetap dapat bertahan.Dampak kedua yang sangat terlihat di
DIY sebagai bagian tidak terpisahkan dari ekonomi nasional adalah
menurunnya angka Investasi diberbagai sektor usaha. Ketidakpastian
akibat pandemic mengakibatkan banyak masyarakat ragu untuk memulai
investasi, pengusaha pun demikian. Ada keraguan apakah investasi yang
dilakukan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat.Keraguan
berinvestasi mengakibatkan dunia usaha tidak bergerak seperti yang
diharapkan.Investasi di sektor pariwisata, hiburan,seni budaya, travel,
transportasi kuliner yang dahulu cukup ramai diminati di DIY saat ini
turun sangat drastis. Di tambah PPKM yang membatasi pergerakan di
berbagai destinasi wisata. Sebagai contoh kecil runtuhnya investasi usaha
dikala pandemik.Dampak ketiga adalah pelemahan ekonomi daerah dan
nasional. Penurunan penerimaan pajak, perlambatan pertumbuhan
ekonomi menjadi tantangan bagi pemerintah daerah dan nasional dikala
pandemic.Tekanan penerimaan sektor pajak mempengaruhi pendapatan
yang diterima pemerintah sehingga cukup menghampat pendanaan
program yang sudah direncanakan. Kondisi pandemic yang menuntut
adanya pembatasan mobilitas dan aktivitas mendorong juga adanya
realokasi anggaran dan refocusing anggaran selain didasari adanya tekanan
pendapatan yang tidak sesuai dengan proyeksi sebelumnya.Dampak
keempat adalah pergeseran pola bisnis dan penerapan bisnis model yang
tidak biasa.Pembatasan akses mobilitas masyarakat untuk bertemu dalam
berbagai kegiatan termasuk didalamnya kegiatan bisnis/ekonomi
mengakibatkan tumbuhnya pergeseran bisnis model yang ada saat ini.
Shifting ekonomi konvensional yang dahulu diprediksikan masih
membutuhkan waktu untuk implementasi dimasyarakat ternyata dalam
kondisi pandemik seperti saat ini, semua pihak dituntut untuk beradaptasi
dengan bisnis model yang baru.Dampak kelima yang cukup signifikan
adalah pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Pandemik covid-
19 mendorong semua orang untuk tidak lagi beraktivitas secara
konvensional. Pembatasan pertemuan, pembatasan aktivitas berkerumun
menjadi pemicu perlu adanya inovasi dengan pemanfaatan
teknologi.Teknologi informasi dan komunikasi menjadi jembatan bagi
semua pihak untuk terus dapat bertahan dalam berbagai kondisi.Adaptasi
dan implementasi teknologi informasi dan komunikasi di sektor ekonomi
sudah tidak bisa dihindari. Penerapan Teknologi Informasi dan
Komunikasi tidak hanya dimonopoli oleh kalangan tertentu atau
pengusaha kelas atas, namun sudah menjadi kebutuhan semua kalangan
saat ini.Namun demikian, menjadi hambatan bagi para pelaku bisnis yang
belum mampu beradaptasi dan mengimplementasi teknologi informasi dan
komunikasi dalam bisnis nya.Hambatan secara teknis maupun hal lain
menjadi tantangan bagi setiap pelaku bisnis disetiap level untuk tetap
bertahan dalam kondisi pandemik.Pemerintah daerah dan Pemerintah
pusat perlu menyadari kondisi real yang terjadi di masyarakat. Pemerintah
perlu hadir dan memberikan terobosan dan bantuan agar dampak effect
pandemik covid-19 di sektor ekonomi tidak terus berlanjuta dan semakin
mempengaruhi secara negative kehidupan masyarakat secara luas.Regulasi
yang memudahkan dan membuka kesempatan yang luas dibutuhkan
masyarakat.
Bagi Indonesia, dampak Covid-19 terlihat dari pertumbuhan ekonomi
yang mengalami kontraksi. Dalam paparannya di depan Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR), Menteri Keuangan Sri Mulyani
mengungkapkan, laju kontraksi pertumbuhan ekonomi nasional 2020
tercatat minus 2,07%. Level ini menunjukkan Indonesia memiliki level
kontraksi ekonomi yang moderat yang terdampak pandemi Covid-19.
Meski terkontraksi, dampak Covid-19 bagi Indonesia tidak seburuk
negara-negara tetangga. Berdasarkan data Asian Development Bank
Outlook pada April 2021, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020
relatif lebih baik dibandingkan dengan rata-rata negara di Asia Tenggara
yang mengalami kontraksi 4,0%.Kontraksi pertumbuhan ekonomi
Indonesia pada tahun 2020 juga jauh lebih baik jika dibandingkan rata-rata
negara G-20 yang mengalami kontraksi minus 4,7%. Indonesia juga masih
lebih baik jika dibandingkan negara per ASEAN-6 yang mengalami
kontraksi 4,3%.

Dampak Covid-19 yang sampai menimbulkan kontraksi ini disebabkan


karena tiga hal, yakni penurunan daya beli, ketidakpastian investasi, dan
penurunan harga komoditas. Dari sisi daya beli, pemerintah menyebut
kemampuan konsumsi masyarakat saat ini melemah karena pendapatan
menurun.

Penurunan pendapatan ini salah satunya akibat pemutusan hubungan kerja


(PHK) sebagai dampak Covid-19. Dalam sebuah diskusi virtual, Sekretaris
Eksekutif I Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi
Nasional (PC-PEN) Raden Pardede mengatakan, penurunan daya beli
disebabkan oleh jumlah orang yang tidak bekerja semakin banyak,
perusahaan enggan merekrut pekerja, bahkan yang bekerja dirumahkan
oleh perusahaan karena pengurangan jam aktivitas operasional.Dari sisi
investasi, dampak Covid-19 terlihat dari minat investor asing untuk
berinvestasi di Indonesia yang menurun sepanjang tahun lalu. Kondisi ini
sejalan dengan pelemahan ekonomi global yang terdampak pandemi
Covid-19.

Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan


realisasi investasi dari penanaman modal asing (PMA) atau FDI sepanjang
2020 sebesar Rp 412,8 triliun. Pencapaian ini minus 2,4% dari realisasi
tahun sebelumnya yang mencapai Rp 423,1 triliun.Meski demikian,
dampak Covid-19 bagi laju pertumbuhan investasi masuk diharapkan tidak
terlalu besar tahun ini, mengingat Indonesia sudah tidak “kaget” dengan
pandemi Covid-19. Indonesia juga sudah memiliki target pemulihan
pasca-pandemi pada 2023, plus sudah memiliki lembaga khusus untuk
menangani investasi, yakni Kementerian Investasi.

Dampak Covid-19 bagi FDI yang masuk ke Indonesia juga terlihat tidak
terlalu besar tahun ini. Hal ini terlihat dari data Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM) yang menunjukkan realisasi investasi
sepanjang kuartal I-2021 mencapai Rp 219,7 triliun, dengan pertumbuhan
4,3% (year on year/yoy). Dari nilai tersebut, sebesar 50,8% atau Rp 111,7
triliun merupakan PMA. Sedangkan sisanya sebesar 49,2% atau Rp 108
triliun merupakan penanaman modal dalam negeri (PMDN). Indonesia tak
pelak menerima pukulan telah sebagai dampak Covid-19, sama seperti
negara-negara lain di dunia. Namun bukan berarti pemerintah berdiam diri
dan tidak merespon kondisi yang ada.Sejak awal kemunculan pandemi
Covid-19, pemerintah telah mengeluarkan serangkaian kebijakan, yang
pada akhirnya sedikit mampu meminimalisir dampak Covid-19. Kebijakan
yang dikeluarkan adalah Program Penanganan Pandemi Covid-19 dan
PEN (PCPEN). Program ini mencakup enam klaster yaitu kesehatan,
perlindungan sosial, dukungan UMKM, pembiayaan korporasi, sektoral
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah serta insentif usaha yang
menjadi fokus penanganan krisis, dengan anggaran Rp 695,2 triliun
sepanjang tahun lalu.Di bidang kesehatan, demi menangkal dampak
Covid-19 sepanjang tahun lalu pemerintah menanggung biaya pengobatan
dan perawatan 200.545 pasien, pengadaan alat kesehatan pada 160 rumah
sakit, penyediaan 1,56 juta APD, 2.612 ventilator, 5,7 juta perangkat tes
cepat, pembangunan fasilitas kesehatan melalui 260 ruang baru di
puskesmas dan rehabilitasi 269 rumah sakit. Pemerintah juga memberikan
insentif kesehatan kepada 684 ribu tenaga kesehatan di pusat dan 449 ribu
tenaga kesehatan di daerah.Dalam program perlindungan sosial, untuk
meminimalisir dampak Covid-19 pemerintah menyalurkan bantuan PKH
kepada 10 juta keluarga penerima, bantuan subsidi upah kepada 12 juta
karyawan, bantuan melalui kartu pra-kerja kepada 5,6 juta pencari kerja,
pemberian bantuan listrik dan subsidi diskon listrik, serta pemberian
subsidi kuota internet kepada 42 juta penerima.

Program Perlinsos dalam PCPEN tahun lalu mampu menekan angka


kemiskinan pada level 10,19%. Studi Bank Dunia menunjukkan apabila
tanpa tambahan bansos, dampak Covid-19 akan meningkatkan kemiskinan
hingga 11,8%. Artinya, perluasan perlindungan sosial di dalam PCPEN
2020 mampu menyelamatkan lebih dari 5 juta orang jatuh ke jurang
kemiskinan
Dampak Covid-19 yang sampai menimbulkan kontraksi ini disebabkan
karena tiga hal, yakni penurunan daya beli, ketidakpastian investasi, dan
penurunan harga komoditas. Dari sisi daya beli, pemerintah menyebut
kemampuan konsumsi masyarakat saat ini melemah karena pendapatan
menurun.

Penurunan pendapatan ini salah satunya akibat pemutusan hubungan kerja


(PHK) sebagai dampak Covid-19. Dalam sebuah diskusi virtual, Sekretaris
Eksekutif I Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi
Nasional (PC-PEN) Raden Pardede mengatakan, penurunan daya beli
disebabkan oleh jumlah orang yang tidak bekerja semakin banyak,
perusahaan enggan merekrut pekerja, bahkan yang bekerja dirumahkan
oleh perusahaan karena pengurangan jam aktivitas operasional.Dari sisi
investasi, dampak Covid-19 terlihat dari minat investor asing untuk
berinvestasi di Indonesia yang menurun sepanjang tahun lalu. Kondisi ini
sejalan dengan pelemahan ekonomi global yang terdampak pandemi
Covid-19.
Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan
realisasi investasi dari penanaman modal asing (PMA) atau FDI sepanjang
2020 sebesar Rp 412,8 triliun. Pencapaian ini minus 2,4% dari realisasi
tahun sebelumnya yang mencapai Rp 423,1 triliun.Meski demikian,
dampak Covid-19 bagi laju pertumbuhan investasi masuk diharapkan tidak
terlalu besar tahun ini, mengingat Indonesia sudah tidak “kaget” dengan
pandemi Covid-19. Indonesia juga sudah memiliki target pemulihan
pasca-pandemi pada 2023, plus sudah memiliki lembaga khusus untuk
menangani investasi, yakni Kementerian Investasi. Melongok lebih jauh
laporan BPS, disebutkan bahwa struktur perekonomian Indonesia secara
spasial pada kuartal III 2022 masih didominasi oleh kelompok provinsi di
Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi
nasional sebesar 56,3 persen."Penyumbang ekonomi di Pulau Jawa berasal
dari DKI Jakarta dengan andil 1,65 persen. Sektor yang berkontribusi
terhadap pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta adalah perdagangan,
informasi dan komunikasi,” jelas Margo.Bila dirinci peran provinsi lain di
pulau Jawa yaitu Jawa Timur sebesar 1,43 persen, Jawa Barat sebesar 1,39
persen, Jawa Tengah sebesar 0,8 persen, Banten sebesar 0,4 persen, dan DI
Yogyakarta sebesar 0,09 persen.Pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumatra
mencapai 4,71 persen. Sumatra memberikan andil ke pertumbuhan
ekonomi nasional sebesar 22 persen. Provinsi dengan kontribusi terbesar
ke Pulau Sumatra adalah Sumatra Utara dengan andil 1,14 persen.Provinsi
lain yang memberikan andil yaitu Riau (0,99 persen), Sumatra Selatan
(0,74 persen), Kepulauan Riau (0,44 persen), Lampung (0,42 persen),
Jambi (0,34 persen), Sumatra Barat (0,33 persen), Aceh (0,12) Kepulauan
Bangka Belitung (0,10 persen), dan Bengkulu (0,09 persen).Pertumbuhan
ekonomi di Kalimantan mencapai 5,67 persen dengan andil 9,42 persen ke
pertumbuhan ekonomi kuartal III 2022. Dengan andil tertinggi dari
provinsi Kalimantan Timur (2,77 persen).Sumber pertumbuhan utama di
provinsi Kalimantan Timur adalah industri pengolahan, pertambangan dan
Penggalian. Andil dari provinsi lain di Pulau Kalimantan yaitu Kalimantan
Barat (0,97 persen), Kalimantan Selatan (0,83 persen) Kalimantan Tengah
(0,73 persen)dan Kalimantan Utara (0,37 persen).

BAB III

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Pengaruh Pandemi Covid-19 terhadap Perekonomian Indonesia

Pandemi COVID-19 telah memiliki dampak yang sangat besar


terhadap perekonomian Indonesia. Sejak awal pandemi, Indonesia telah
mengalami penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan, terutama di
sektor jasa dan pariwisata.
Pembatasan perjalanan dan kegiatan sosial telah menyebabkan
penurunan permintaan terhadap produk dan jasa yang mengakibatkan
penurunan pendapatan perusahaan dan pengangguran. Hal ini telah
menyebabkan kontraksi ekonomi yang terjadi di tahun 2020.
Untuk mengatasi dampak negatif pandemi COVID-19 terhadap
perekonomian, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan berbagai
kebijakan ekonomi, seperti memberikan bantuan sosial kepada masyarakat
yang terdampak, memberikan insentif bagi perusahaan yang terkena
dampak, dan mengambil langkah-langkah stimulus fiskal lainnya.
Namun, dampak pandemi COVID-19 terhadap perekonomian
Indonesia masih terus terasa hingga saat ini. Perekonomian Indonesia
masih belum pulih secara penuh dan masih terus mengalami tekanan. Di
tahun 2021, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi masih akan terus
melambat, meskipun tidak selambat tahun sebelumnya.
Untuk mengatasi dampak pandemi COVID-19 terhadap
perekonomian Indonesia di masa depan, diperlukan upaya yang lebih
terintegrasi dan terpadu, termasuk meningkatkan daya saing dan
produktivitas Indonesia, serta meningkatkan ketahanan perekonomian
terhadap risiko eksternal.
B. Faktor Yang Mempengaruhi Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap
Perekonomian Indonesia:

Berikut ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi dampak


pandemi COVID-19 terhadap perekonomian Indonesia:
1. Penurunan permintaan: Pembatasan perjalanan dan kegiatan
sosial yang diberlakukan selama pandemi telah menyebabkan
penurunan permintaan terhadap produk dan jasa, terutama di
sektor jasa dan pariwisata. Hal ini menyebabkan penurunan
pendapatan perusahaan dan pengangguran.
2. Kontraksi ekonomi: Pandemi COVID-19 telah menyebabkan
kontraksi ekonomi di Indonesia pada tahun 2020. Ini terjadi
karena penurunan aktivitas ekonomi yang disebabkan oleh
penurunan permintaan dan kekhawatiran tentang prospek
ekonomi di masa depan.
3. Ketidakpastian ekonomi: Pandemi COVID-19 juga telah
menimbulkan ketidakpastian ekonomi yang dapat
mempengaruhi keputusan investasi dan kegiatan bisnis. Ini
dapat mengurangi minat investor untuk berinvestasi di
Indonesia dan menyebabkan penurunan aktivitas ekonomi.
4. Biaya pemulihan ekonomi: Pemerintah Indonesia telah
mengeluarkan berbagai kebijakan ekonomi untuk mengatasi
dampak pandemi COVID-19 terhadap perekonomian, seperti
memberikan bantuan sosial kepada masyarakat yang terdampak
dan memberikan insentif bagi perusahaan yang terkena
dampak. Namun, biaya untuk mengatasi dampak pandemi
COVID-19 terhadap perekonomian Indonesia juga merupakan
faktor yang mempengaruhi perekonomian Indonesia.
5. Ketahanan perekonomian: Pandemi COVID-19 juga telah
menunjukkan betapa pentingnya ketahanan perekonomian
Indonesia terhadap risiko eksternal. Untuk meningkatkan
ketahanan perekonomian di masa depan, diperlukan upaya
yang lebih terintegrasi dan terpadu, termasuk meningkatkan
daya saing dan produktivitas Indonesia.

C. Analisis dan Pembahasan Pengaruh Pandemi Covid-19 terhadap


Perekonomian Indonesia

Pandemi COVID-19 telah memiliki dampak yang sangat besar


terhadap perekonomian Indonesia. Sejak awal pandemi, Indonesia telah
mengalami penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan, terutama di
sektor jasa dan pariwisata. Penurunan permintaan terhadap produk dan
jasa tersebut menyebabkan penurunan pendapatan perusahaan dan
pengangguran. Hal ini telah menyebabkan kontraksi ekonomi yang terjadi
di tahun 2020.
Untuk mengatasi dampak negatif pandemi COVID-19 terhadap
perekonomian, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan berbagai
kebijakan ekonomi, seperti memberikan bantuan sosial kepada masyarakat
yang terdampak, memberikan insentif bagi perusahaan yang terkena
dampak, dan mengambil langkah-langkah stimulus fiskal lainnya. Namun,
biaya untuk mengatasi dampak pandemi COVID-19 terhadap
perekonomian Indonesia juga merupakan faktor yang mempengaruhi
perekonomian Indonesia.
Selain itu, pandemi COVID-19 juga telah menimbulkan
ketidakpastian ekonomi yang dapat mempengaruhi keputusan investasi
dan kegiatan bisnis. Ini dapat mengurangi minat investor untuk
berinvestasi di Indonesia dan menyebabkan penurunan aktivitas ekonomi.
Pandemi COVID-19 juga telah menunjukkan betapa pentingnya ketahanan
perekonomian Indonesia terhadap risiko eksternal.
Untuk mengatasi dampak pandemi COVID-19 terhadap
perekonomian Indonesia di masa depan, diperlukan upaya yang lebih
terintegrasi dan terpadu, termasuk meningkatkan daya saing dan
produktivitas Indonesia, serta meningkatkan ketahanan perekonomian
terhadap risiko eksternal. Ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti
meningkatkan investasi di sektor-sektor yang memiliki potensi
pertumbuhan yang tinggi, meningkatkan akses terhadap teknologi dan
informasi, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui
pendidikan dan pelatihan.
Selain itu, untuk mengurangi dampak pandemi COVID-19
terhadap perekonomian Indonesia di masa depan, diperlukan pula upaya
untuk meningkatkan ketahanan sistem keuangan Indonesia terhadap risiko
eksternal. Ini dapat dilakukan melalui peningkatan keandalan sistem
keuangan Indonesia, seperti dengan meningkatkan kualitas aset yang
dimiliki oleh lembaga keuangan, meningkatkan transparansi dan kinerja
semaksimal mungkin.
Dalam makalah ini, perlu juga dibahas tentang bagaimana
Indonesia telah mengelola pandemi COVID-19 sampai saat ini, termasuk
kebijakan yang telah diambil dan tantangan yang dihadapi dalam
mengelolanya. Selain itu, perlu dibahas juga tentang bagaimana Indonesia
bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk membangun kembali
perekonomian yang lebih kuat dan tangguh di masa depan.
Pandemi covid-19 tidak hanya menganggu kesehatan, namun juga
berdampak pada tatanan ekonomi semua negara. Melansir dari Jurnal
Benefita 5(2), dampak pandemi terhadap ekonomi bisa menyebabkan
rendahnya sentimen investor terhadap pasar yang akhirnya membuat pasar
ke arah negatif. Dalam Jurnal Litbang: Media Informasi Penelitian,
Pengembangan dan IPTEK 17(1) juga disebutkan bahwa pandemi
membuat pertumbuhan ekonomi melambat. Hal tersebut dipicu dengan
adanya kebijakan pembatasan sosial dan karantina wilayah. Sehingga
aktivitas ekonomi menjadi terhambat. Pandemi yang terjadi sejak Maret
2020, telah membuat perekonomian pada tahun tersebut anjlok. Ini terlihat
dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang tercatat -2,07%
pada 2020. Pada tahun sebelumnya PDB masih tumbuh hingga 5,02%.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pandemi Covid-19 telah berdampak negatif terhadap perekonomian


Indonesia, terutama dalam hal pertumbuhan ekonomi yang mengalami penurunan,
serta meningkatnya angka pengangguran dan inflasi. Untuk mengatasi dampak
negatif tersebut, diperlukan tindak lanjut yang proaktif dan terintegrasi, seperti
meningkatkan kebijakan ekonomi yang pro-growth, meningkatkan investasi di
sektor-sektor strategis, dan meningkatkan koordinasi antar instansi pemerintah.

Pandemi COVID-19 telah memiliki dampak yang sangat besar terhadap


perekonomian Indonesia. Penurunan permintaan terhadap produk dan jasa yang
disebabkan oleh pembatasan perjalanan dan kegiatan sosial telah menyebabkan
penurunan pendapatan perusahaan dan pengangguran, yang pada gilirannya
menyebabkan kontraksi ekonomi di tahun 2020.

Untuk mengatasi dampak pandemi COVID-19 terhadap perekonomian


Indonesia, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan berbagai kebijakan ekonomi,
seperti memberikan bantuan sosial kepada masyarakat yang terdampak dan
memberikan insentif bagi perusahaan yang terkena dampak. Namun, biaya untuk
mengatasi dampak pandemi COVID-19 terhadap perekonomian Indonesia juga
merupakan faktor yang mempengaruhi perekonomian Indonesia. Untuk mengatasi
dampak negatif pandemi COVID-19 terhadap perekonomian, pemerintah
Indonesia telah mengeluarkan berbagai kebijakan ekonomi, seperti memberikan
bantuan sosial kepada masyarakat yang terdampak, memberikan insentif bagi
perusahaan yang terkena dampak, dan mengambil langkah-langkah stimulus fiskal
lainnya. Namun, biaya untuk mengatasi dampak pandemi COVID-19 terhadap
perekonomian Indonesia juga merupakan faktor yang mempengaruhi
perekonomian Indonesia.

Selain itu, pandemi COVID-19 juga telah menimbulkan ketidakpastian


ekonomi yang dapat mempengaruhi keputusan investasi dan kegiatan bisnis. Ini
dapat mengurangi minat investor untuk berinvestasi di Indonesia dan
menyebabkan penurunan aktivitas ekonomi. Pandemi COVID-19 juga telah
menunjukkan betapa pentingnya ketahanan perekonomian Indonesia terhadap
risiko eksternal.

Untuk mengatasi dampak pandemi COVID-19 terhadap perekonomian


Indonesia di masa depan, diperlukan upaya yang lebih terintegrasi dan terpadu,
termasuk meningkatkan daya saing dan produktivitas Indonesia, serta
meningkatkan ketahanan perekonomian terhadap risiko eksternal. Ini dapat
dilakukan melalui berbagai cara, seperti meningkatkan investasi di sektor-sektor
yang memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi, meningkatkan akses terhadap
teknologi dan informasi, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia
melalui pendidikan dan pelatihan.
B. Saran

Poin utama yang dapat dijadikan sebagai acuan bahwa, Indonesia harus
terus meningkatkan upaya untuk mengatasi dampak pandemi COVID-19 terhadap
perekonomian, termasuk dengan meningkatkan daya saing dan produktivitas
Indonesia, serta meningkatkan ketahanan perekonomian terhadap risiko eksternal.
Selain itu, Indonesia juga perlu memanfaatkan peluang yang ada untuk
membangun kembali perekonomian yang lebih kuat dan tangguh di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA

Nasution, D. A. D., Erlina, E., & Muda, I. (2020). Dampak pandemi


Covid-19 terhadap perekonomian Indonesia. Jurnal benefita, 5(2), 212-224.

Livana, P. H., Suwoso, R. H., Febrianto, T., Kushindarto, D., & Aziz, F.
(2020). Dampak pandemi COVID-19 bagi perekonomian masyarakat desa.
Indonesian Journal of Nursing and Health Sciences, 1(1), 37-48.

Yamali, F. R., & Putri, R. N. (2020). Dampak covid-19 terhadap ekonomi


indonesia. Ekonomis: Journal of Economics and Business, 4(2), 384-388.

Rosita, R. (2020). Pengaruh pandemi Covid-19 terhadap UMKM di


Indonesia. Jurnal Lentera Bisnis, 9(2), 109-120.

Sumarni, Y. (2020). Pandemi Covid-19: Tantangan ekonomi dan bisnis.


Al-Intaj: Jurnal Ekonomi Dan Perbankan Syariah, 6(2), 46-58.

Hanoatubun, S. (2020). Dampak Covid–19 terhadap Prekonomian


Indonesia. EduPsyCouns: Journal of Education, Psychology and Counseling, 2(1),
146-153.

Zulkipli, Z., & Muharir, M. (2021). Dampak Covid-19 Terhadap


Perekonomian Indonesia. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Syariah
(JIMESHA), 1(1), 7-12.

Widiastuti, Anita. Silfina. (2021). DAMPAK PANDEMI COVID-19


TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PULAU JAWA. Jurnal JEQu
Untirta
Wuryandani, Dewi. (2020). DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA 2020 DAN SOLUSINYA. Jurnal
Info Singkat

Husna, A. I. N. (2020). Kebijakan Peningkatan Usaha Mikro, Kecil, dan


Menengah di Indonesia. Muttaqien; Indonesian Journal of Multidiciplinary
Islamic Studies, 1(1), 43-55.

Solihin, W., husna, A. I. N., Fauziah, N., & Mukti, S. (2021). Peran
Agama dalam Pembentukan Perilaku Anti-Korupsi. Muttaqien; Indonesian
Journal of Multidiciplinary Islamic Studies, 2(2), 143–154.

. (2019, May 17). Kids Behind Bars: Life or Parole. Crime+Investigation.


Dipetik May 23, 2021, dari https://www.crimeandinvestigation.co.uk/shows/kids-
behind-bars-life-orparole/articles/britain%E2%80%99sworst-child-criminals

-. (2020). Defining Prosperity. Legatum Institute. Diambil kembali dari


https://docs.prosperity.com/6516/0586/8116/Defining_Prosperity.pdf

-. (t.thn.). Ekonomi Kreatif. Wikipedia.

-. (t.thn.). Ekonomi Kreatif. Diambil kembali dari Wikipedia:


https://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_kreatif#:~:text=Ekonomi%20kreatif%2
0adalah%20sebuah%20konsep,industri%20kreatif%20yang%20menjadi%20p
engejawantahannya

-. (t.thn.). Giat. Dalam KBBI. Jakarta. Diambil kembali dari


https://kbbi.web.id/giat

-. (t.thn.). Wikipedia: Fourth Industrial Revolution.

Andreas Illmer, Yitsing Wang, Tessa Wong.(2021, January 22). How Did China
Tackle The Outbreak? Dipetik May 10,2021, dari
https://www.bbc.com/news/world-asiachina-55628488
Arreche, W. W. (2020, Jun 17). At What Cost?: Imagining an Economy that,
doesn't sacrifice humans. The Christian Century, 137(11/12/2020), 2. Dipetik May
20, 20221, dari http://web.b.ebscohost.com/ehost/detail
detail?vid=24&sid=a2ac7f7c-2e7f4316-97a7
b91bd98251a9%40sessionmgr101&bdata=JnNpdGU9ZWhvc3QtbGl2ZQ%3d
%3d#AN=ATLAiREM200817000346 &db=a6h

Azanella, L. A. (2020, November 2). Apa itu Euthanasia dan Negara Mana Saja
yang Melegalkan? https://www.kompas.com/.Dipetik May 20, 2021, dari
https://www.kompas.com/tren/read/2020/11/02/144500665/apa-itu euthanasiadan-
negara-mana-saja-yangmelegalkan-?page=all

Daniel Susskind, James Manyinka, Jean Saldanha, Shanan Bun, Ian Bremmer.

(2020, June). Life Post - COVID-19.Finance & Development, 57(2).

Dimitropoulou, A. (2021, January 3). World's Most Entrepreneurial Countries,


2021. Ceoworld Magazine https://ceoworld.biz/, hal. 1. Dipetik May 21, 2021,
dari https://ceoworld.biz/2021/01/03/worlds -most-entrepreneurial-countries-
2021/

Fauz, Y. (2021, April 21). Cetak Pengusaha,Pemerintah Susun Perpres


Kewirausahaan. CNN Indonesia>Home>Ekonomi>Bisnis. Dipetik May 21, 2021,
dari https://www.cnnindonesia.com/ekonom i/20210421121737-92-
632744/cetakpengusaha-pemerintah-susun-perpreskewirausahaan

K, N. S. (2021, Mei 23). Ilmuwan AS Perkirakan Kematian Corona RI 2,5


kali Lipat dari Angka Resmi.DetikHealth, hal.
https://health.detik.com/beritadetikhealth/d-5579244/ilmuwan-asperkirakan-
kematian-corona-ri-25-kalilipat-dari-angka-resmi

Margrit, A. (2020, April 1). Pemerintah Alokasikan Dana Rp 405,1 Triliun Untuk
Atasi COVID-19, Ini Perinciannya. Dipetik Mei 1, 2021,dari
https://ekonomi.bisnis.com/read/20200 401/9/1220785/pemerintah-
alokasikandana-rp4051-triliun-untuk-atasi-covid19-ini-perinciannya

Mishra, M. K. (2020). The World after COVID-19 and its impact on Global

Economy. Dipetik May 20, 2021, dari https://www.econstor.eu/handle/10419/

215931 Nam, R. S. (2020, December 14). Biblical Studies, COVID-19, and Our
Response to Growing Inequality. Journal of Biblical Literature, 139(no 2), 600-
606.doi:10.15699/jbl.1393.2020.10 Nareza, M. (2020, Mei 27).

Herd Immunity, Cara Yang Diduga Bisa Menekan Penyebarn COVID-19. Dipetik
Mei 1,2021, dari www.alodokter.com Post, S. C. (2020, Sept 11). Countries that
haven't reported a single case of Covid19 are still hit hard by the pandemic.South
China Morning Post, hal. 0:54.Diambil kembali dari
https://www.youtube.com/watch?v=MOzNV7k32Cg

Schnekloth, C. (2021, May 20). Approachingeco-theology with hope. (K. A.


Padgett,Penyunt.) USA: Eerdmans.Selwa Elfirdoussi, Mohamed Lachgar, Hind

Kabaili, Abdelali Rochdi, Driss Goujdami, Larbi El firdoussi. (2020,Dec 30).


Assessing Distance Learningin Higher education during the

COVID-19 Pandemic. (B. SchmidtHertha, Penyunt.) Education Research


International, 2020, 13.doi:https://doi.org/10.1155/2020/88906 33/ Shih, G. (2021,
January 19). China's Economy Is Growing Faster Now Than Before The Corona
Virus Pandemic. The

Washington Post, hal. 1. Dipetik May 20, 2021, dari


https://www.washingtonpost.com/world/asia_pacific/china-
economygrowthcoronavirus/2021/01/17/2138ef2c5935-11eb-
a8496f9423a75ffd_story.html

Shuai Jin, Liuwei Zhao. (2020, August 27).Complexity Analysis of a


FourDimensional Energy-EconomyEnvironment Dynamic System. (V. P.Paun,
Penyunt.) Complexity,2020(Article ID 7626792), 14.doi:10.1155/2020/7626792

Anda mungkin juga menyukai