Anda di halaman 1dari 11

“PEREKONOMIAN INDONESIA PADA MASA

PANDEMI COVID 19”


SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA
Dosen : Arnesih. S.Ag., MM

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 6
1. Elvina Puspita Sari (221120003)
2. Sinta Soptapia (221120002)

PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
BATAM
2022/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “PEREKONOMIAN
INDONESIA PADA MASA PANDEMI COVID 19” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
pelajaran Sejarah perekonomian Indonesia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang ilmu ilmu sosial.

Dalam penyelesaian pembuatan makalah ini kami menyampaikan terima kasih kepada
Ibu Arnesih. S.Ag., MM selaku dosen pembimbing mata kuliah Sejarah perekonomia
Indonesia serta rekan-rekan dan pihak lain yang telah membantu dalam proses penyelesaian
makalah ini.

Kami menyadari atas ketidaksempurnaan penyusunan makalah ini, namun kami tetap
berharap makalah ini akan memberikan manfaat bagi para pembaca. Demi kemajuan kami,
kami juga mengharapkan adanya masukan berupa kritik atau saran yang berguna. Terima
Kasih.

Batam, 23 Desember 2022

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
C. Tujuan........................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 3
A. Kondisi Perekonomian Indonesia Pada Masa Pandemi Covid19 ............................. 3
B. Kebijakan Pemerintah Pusat Dalam Pemulihan Perekonomian ................................ 4
C. Kondisi Perekonomian Indonesia Setelah Adanya Kebijakan Dari Pemerintah
Pusat ....................................................................................................................................... 6
BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 7
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 7
B. Saran .......................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengalami kontraksi
pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020 sebesar -2,07 persen. Hal ini menyebabkan
perekonomian Indonesia pada tahun 2020 mengalami deflasi atau penurunan drastis karena
perkembangan ekonomi di Indonesia mempunyai pegerakan yang kurang stabil. Perubahan
yang terjadi dipengaruhi oleh adanya pandemi Covid-19.
Pemerintah Indonesia mengeluarkan berbagai kebijakan guna mengurangi rantai
penyebaran pandemi Covid-19 namun kebijakan ini menyebabkan berkurangnya jumlah
konsumsi Rumah Tangga (RT) dan konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah
Tangga (LNPRT) padahal kedua konsumsi ini sangat memberi pengaruh atas kontraksi pada
Produk Domestik Bruto (PDB). Konsumsi di Indonesia tidak terkendali karena situasi yang
terjadi dan menyebabkan perekonomian pada konsumsi Rumah Tangga (RT) mengalami
penurunan dari 5,04 persen menjadi -2,63 persen dan konsumsi Lembaga Non Profit yang
melayani Rumah Tangga (LNPRT) mengalami penurunan dari 10,62 persen menjadi -4,29
persen .
Konsumsi Pemerintah mengalami penurunan dari 3,25 persen menjadi 1,94 persen. Hal
ini karena Pemerintah mengurangi alokasi di bidang infrastruktur pada tahun 2020 sedangkan
anggaran untuk kesehatan lebih ditingkatkan pemerintah sesuai dengan fokus Pemerintah
untuk penanggulangan pandemi di Indonesia.
Tidak hanya konsumsi, investasi juga mengalami penurunan dari 3,25 persen menjadi
1,94 persen. Penurunan ini mempengaruhi perekonomian di Indonesia. Penurunan investasi
lebih besar atas pengaruh berkurangnya lapangan kerja. Aktivitas perdagangan yaitu ekspor
dan impor dengan pihak luar negeri juga mengalami penurunan dari -0,87 persen menjadi -
7,70 persen pada ekspor dan -7,69 persen menjadi -17,71 persen pada impor.
Meskipun ekspor dan impor terjadi penurunan yang drastis mempengaruhi nilai dari ekspor
neto pada saat kontraksi perekonomian.
Melihat kontraksi pada tahun 2020 Pemerintah mengeluarkan strategi kebijakan guna
memulihkan perekonomian Indonesia. Pemerintah optimis melaksanakan kebijakan dengan
konsisten dan membangun kerja sama dengan seluruh komponen bangsa. Hal ini tidak hanya
dilakukan oleh Pemerintah Pusat namun harus didukung penuh oleh Pemerintah Daerah
sebagai peran utama pada pergerakan pemulihan ekonomi Indonesia saat ini. Pemerintah
Daerah berperan strategis dalam mendorong percepatan dan efektivitas pemulihan ekonomi
serta memahami struktur ekonomi daerah, demografi, dan kondisi sosial ekonomi
masyarakatnya saat Pandemi terjadi. Pemerintah Daerah mempunyai tolak ukur utama guna
mendorong pemulihan perekonomian yaitu kebijakan yang telah dirancang dalam APBD.
Masyarakat dan pelaku usaha juga memiliki peran strategis dalam pergerakan
pemulihan ekonomi Indonesia. Pemerintah memberikan kemudahan dalam kebijakan fiskal
maupun kebijakan moneter, kedua kebijakan ini dapat disambut dengan positif oleh
masyarakat dan pelaku usaha serta dapat bergerak maju sesuai rancangan Pemerintah guna
memulihkan ekonomi Indonesia yang telah mengalami kontraksi.
Kebijakan dari Pemerintah adalah mengalokasikan dana APBN untuk pemulihan
ekonomi Indonesia bertujuan perekonomian dapat pulih dan kesejahteraan masyarakat.

1
Kebijakan ini dilakukan dengan meningkatkan konsumsi dalam negeri, peningkatan aktivitas
dunia usaha serta menjaga stabilitasi ekonomi dan ekspansi moneter. Tiga kebijakan akan
dilaksanakan bersamaan sinergi antara pemegang kebijakan fiskal, pemegang kebijakan
moneter dan institusi terkait.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dapat disusun sebagai
berikut:

1. Bagaimana kondisi perekonomian Indonesia pada masa pandemic covid-19?


2. Apa saja kebijakan pemerintah pusat dalam pemuliahan perekonomian Indonesia pada masa
pandemic covid-19?
3. Bagaimana kondisi perekonomian Indonesia setelah adanya kebijakan dari pemerintah
pusat?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis mendapatkan tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana kondisi perekonomian Indonesia pada masa pandemic covid-
19?
2. Untuk mengetahui apa saja kebijakan pemerintah pusat dalam pemuliahan perekonomian
Indonesia pada masa pandemic covid-19?
3. Untuk mengetahui bagaimana kondisi perekonomian Indonesia setelah adanya kebijakan
dari pemerintah pusat?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kondisi perekonomian Indonesia Pada Masa Pandemi Covid19

Pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi perekonomian Indonesia mulai awal kuartal


II tahun 2020. Hal ini disebabkan adanya peraturan tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) sehingga menimbulkan lockdown kepada beberapa kota bertujuan memutuskan mata
rantai penyebaran Covid-19. Peraturan ini menyebabkan meningkatnya penurunan
perekomian pada perusahaan formal maupun non formal. Penurunan perekonomian
menyebabkan munculnya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) disebabkan oleh perusahaan
tidak dapat membayarkan upah yang seharusnya. Tidak hanya itu, penurunan ini banyak yang
menyebabkan perusahaan memutuskan untuk gulung tikar atau bangkrut.
Kontraksi disebabkan adanya penurunan konsumsi. Selain konsumsi untuk kebutuhan
sehari-hari. Pendapatan konsumsi dari sektor transportasi udara sangat berpengaruh dengan
kontraksi yang dialami pada saat pandemi. Adanya peraturan PSBB menyebabkan
masyarakat terbatas dapat berpergian melalui transportasi udara. Dapat dilihat pendapatan
pada sektor pelayanan udara berkurang sekitar lebih dari Rp200 Miliar. Terbatasnya
penggunaan transportasi udara mengakibatkan wisatawan asing maupun lokal tidak dapat
menjalankan kunjungan wisata di Indonesia. Hal ini sangat berdampak kepada kota Bali
dimana pendapatan mereka cukup banyak dari wisatawan yang sedang berkunjung dilihat dari
pendapatan hotel dan restoran yang menurun sekitar 50 persen dari biasanya.
Para ekonom menilai kondisi deflasi pada tahun 2020 sangat wajar karena adanya
pandemi Covid-19. Deflasi tidak hanya disebabkan oleh Indeks Harga Konsumen (IHK) yang
menurun tapi disebabkan oleh meningkatnya pengangguran. Faktanya Indonesia mengalami
deflasi dengan tingkat inflasi berada pada 1,68 persen dimana angka ini menjadi angka
terendah dan jauh dari target Pemerintah yang tercantum pada PMK No.124/PMK.010/2017.

Berdasarkan kurva diatas, pandemi menyebabkan Indonesia mengalami supply


shock dan demand shock pada waktu yang bersamaan. Supply shock disebabkan
adanya pemberlakuan kebijakan PSBB berdampak meningkatkan pengangguran. Dikarenakan
terjadinya pengurangan kebutuhan ternaga kerja membuat kurva AS1 bergeser ke kiri menjadi
kurva AS2. Kondisi demand stock disebabkan akibat tidak ada kejelasan akan tindakan
Pemerintah dalam memberikan kebijakan ekonomi yang dapat meringankan masyarakat
sehingga masyarakat yang terdampak mengalami penurunan pendapatan. Penurunan
pendapatan pada masyarakat mengakibatkan kemampuan daya beli mereka berkurang.

3
Pada kondisi seperti ini, para investor pastinya sangat ragu untuk melakukan investasi
sampai keadaan kembali seperti normal kembali. Kondisi demand stock seperti ini membuat
kurva AD1 ke arah kiri menjadi AD2. Dapat dilihat pada kurva diatas, kondisi ouput yang
awalnya Y1 menjadi Y2 dan berakhir pada Y3 dengan ouput semakin ke kiri yaitu semakin
berkurang mengartikan bahwa pendapatan negara pada tahun 2020 mengalami kontraksi pada
permintaan dan menjatuhkan surplus ekonomi. Dapat disimpulkan bahwa keadaan pandemi
Covid-19 seperti ini mengakibatkan kondisi ekonomi Indonesia menjadi sangat buruk.

B. Kebijakan Pemerintah Pusat dalam pemulihan perekonomian

Kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat adalah kebijakan fiskal dan
kebijakan moneter. Kebijakan ini direalisasikan bersama Pemerintah Daerah dan masyarakat
karena keduanya berperan strategis menjalankan kebijakan dengan lancar bertujuan
memulihkan perekonomian Indonesia.
Pemerintah melakukan kebijakan fiskal dengan harapan dapat mengurangi dampak
negatif pada perekonomian Indonesia yang disebabkan oleh pandemi Covid-19. Selain itu,
kebijakan ini bertujuan agar menggerakkan kembali usaha para pelaku usaha termasuk
UMKM. Kebijakan fiskal mempunyai 3 (tiga) stimulus sebagai pergerakan perubahan, yaitu:
1. Percepatan belanja Pemerintah
Pemerintah melakukan percepatan pencairan belanja modal, mempercepat penunjukan pejabat
perbendaharaan negara, melaksanakan tender, mempercepat pencairan belanja bantuan sosial
dan tranfer ke dana daerah dan desa. Tujuan percepatan ini mengarahkan agar dapat adaptasi
dengan kebiasaan yang baru secara bertahap, menyelesaikan permasalahan yang terjadi pasca
pandemi, dan penguatan reformasi untuk keluar dari middle income trap.
2. Relaksasi pajak penghasilan
Pemerintah meringankan besaran pajak dengan menanggung pajak penghasilan Pasal
21, pembebasan impor pajak penghasilan yang terdapat pada Pasal 22, pengurangan pajak
penghasilan Pasal 25, dan pengembalian PPN dipercepat. Selain relaksasi pajak penghasilan,
pemerintah melakukan simplifikasi dan percepatan proses ekspor impor. Percepatan ekspor
impor di utamakan untuk pedagang terkemuka, penyederhanaan dana pengurangan pembatasan
ekspor dan impor (manufaktur, makanan dan dukungan medis), dan layanan ekspor-impor
melalui ekosistem logistik nasional.
3. Pemulihan ekonomi nasional dengan melaksanakan kebijakan Keuangan Negara melalui
relaksasi APBN.
Relaksasi APBN mempersiapkan defisit yang dapat melampaui 3 persen dengan tujuan tahun
2023 akan kembali seperti semua ke level maksimal 3 persen. Relaksasi akan berkaitan dengan
alokasi belanja antar organisasi, antar fungsi, dan antar program serta mandatory
spending. Relaksasi alokasi atau realokasi Belanja Pemerintah Daerah, Pemberian Pinjaman
kepada LPS, Penerbitan SUN dan SBSN untuk dapat dibeli oleh Bank Indonesia , BUMN,
investor korporasi dan/atau investor ritel. Penggunaan sumber anggaran alternatif antara lain
SAL, dana abadi pendidikan, dan dana yang dikelola oleh Badan Layanan Umum.
Kebijakan moneter yang dilakukan Pemerintah yaitu bekerja sama dengan Bank
Indonesia (BI) agar ikut serta mengoptimalkan berbagai kebijakan moneter dan
makroprudensial akodomatif bertujuan mempercepat digitalisasi sistem pembayaran Indonesia
untuk mendukung upaya pemulihan ekonomi. Pemerintah melaksanakaan kebijakan moneter
sebagai berikut: melanjutkan kebijakan nilai tukar Rupiah untuk menjaga stabilitas nilai tukar

4
yang sejalan dengan fundamental dan mekanisme pasar, melanjutkan penguatan strategi
operasi moneter untuk memperkuat efektivitas stance kebijakan moneter akodomatif,
memperkuat kebijakan tranparansi suku bunga dasar kredit (SBDK) dengan penekanan pada
kenaikan suku bunga kredit baru, memperpanjang kebijakan penurunan nilai denda
keterlambatan pembayaran kartu kredit 1 persen dari outstanding, mempercepat program
pendalaman pasar uang melalui penguatan kerangka peraturan pasar uang dan
implementasi Electronic Trading Platfom (ETP) Mulitimatching khususnya pasar uang
Rupiah dan valas, serta memfasilitasi penyelenggaraan promosi perdagangan dan investasi dan
melanjutkan sosialisasi pengginaan Local Currency Settlement (LCS) bekerja sama dengan
instansi terkait.
Kebijakan moneter bertujuan agar kinerja perekonomian dunia terus membaik sesuai
prakiraan, ditengah ketidakpastian pasar keuangan global yang menurun. Hal ini diakibatkan
adanya pandemi sehingga nilai tukar Indonesia mengalami penurunan yang drastis pada tahun
2020. Akan tetapi, kebijakan moneter yang diberikan pemerintah akan menguatkan nilai tukar
Rupiah sejalan dengan kembalimnya masuk aliran modal asing. Terlihat pada awal kuartal III
tahun 2021 nilai tukar Rupiah mengalami penguatan sebesar 0,49 persen secara rerata dan 0,30
persen secara point to point dibandingkan level Mei 2021.

Berdasarkan kurva diatas, tetapnya kurva LM dipengaruhi oleh kebijakan moneter yang
dilakukan oleh Bank Indonesia untuk mencapai stabilisasi nilai tukar Rupiah saat pandemi
berlangsung. Kebijakan fiskal yang diberikan oleh Pemerintah seperti belanja pemerintah serta
insentif pajak menyebabkan kuva IS1 ke arah kanan menjadi kurva IS2 serta mendorong
kenaikan output yang menggeser Y1 ke arah kanan menjadi Y2. Kebijakan ini bertujuan
meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat sehingga dapat mengembalikan kurva
demand seperti semula dan kebijakan ini diberikan oleh pemerintah dengan harapan mampu
meningkatkan perekonomian Indonesia yang menurun agar kembali seperti semula.

C. Kondisi perekonomian Indonesia setelah adanya kebijakan dari Pemerintah Pusat

5
Berdasarkan kurva diatas menunjukkan bahwa kurva AD-AS yang terjadi disaat
Indonesia mengalami kontraksi. Pada saat Indonesia mengalami kontraksi yang diakibatkan
oleh menurunnya jumlah uang yang beredar menyebabkan kurva aggregat demand bergeser
ke kiri. Pada saat penurunan ekonomi adanya pergeseran titik keseimbangan dari E 1 menjadi
E2 lalu perlahan bergerak menjadi E3.
Oleh karena itu, Pemerintah akan melakukan kebijakan fiskal berupa intensif pajak dan
belanja membuat konsumsi belanja RumahTangga pada masyarakat meningkat. Selain itu,
Pemerintah terus memantau kebijakan moneter dengan tujuan jumlah uang beredar akan
meningkat dan menurunkan tingkat bunga. Manfaat dari penurunan tingkat bunga adalah
meningkatnya daya tarik para investor untuk melakukan investasi sehingga membantu Produk
Domestik Bruto (PDB) meningkat dan memulihkan ekonomi Indonesia. Pemerintah harus
melaksanakan kebijakan moneter agar mempertahankan jumlah uang yang beredar di
masyarakat dan suku bunga yang mempengaruhi investasi.

Berdasarkan kurva diatas , kebijakan yang diberikan oleh Pemerintah dalam rangka
pemulihan perekonomian nasional dampak dari pandemi Covid-19 menyebabkan Pemerintah
melaksanakan kebijakan fiskal maupun kebijakan moneter. Pelaksanaan kebijakan dengan
defisit APBN meningkatkan belanja pemerintah serta pemberian insentif pajak. Hal ini
bertujuan agar masyarakat mampu mencukupi daya belinya sehingga kurva aggregate
demand (AD1) mengalami pergeseran ke kanan menjadi AD2. Hal ini menyebabkan
kembalinya keawal output Y yang telah berubah menjadi Y1, menjabarkan bahwa adanya
kenaikan income pada perekonomian Indonesia. Kebijakan inipun sangat berpengaruh pada
kenaikan harga, inflasi dapat dilhat dari naiknya P 1 menjadi P2. Dapat disimpulkan kebijakan
dapat membantu pemulihan ekonomi Indonesia menjadi seperti awal bahkan lebih baik.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pandemi Covid -19 sangat berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia pada tahun
2020. Pandemi ini mengakibatkan adanya penurunan kepada semua komponen produk
domestik bruto (PDB) kecuali pengeluaran konsumsi pemerintah. Komponen produk domestik
bruto (PDB) yang mengalami penurunan bahkan kontraksi disebabkan oleh adanya pandemi
Covid-19 yang masuk ke Indonesia sehingga pertumbuhan perekonomian Indonesia termasuk
dalam kategori krisis.
Perekonomian krisis terlihat dari kontraksinya pertumbuhan produk domestik bruto
(PDB) sebesar 2,19 persen (y-on-y). Komponen yang sangat berpengaruh adalah pengeluaran
konsumsi rumah tangga dan pengeluaran konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah
tangga yang mana kedua pengeluaran ini menurun karena adanya kebijakan dari pemerintah
akan upaya pemulihan perekonomian pada saat ini.
Oleh karena itu, Pemerintah mengadakan kebijakan dalam berbagai aspek guna
memajukan perekonomian Indonesia. Pemerintah lebih fokus kepada kebijakan fiskal dan
moneter. Kebijakan fiskal yang diambil mempunyai banyak ragamnya salah satunya insentif
pajak yang sangat berpengaruh. Insentif pajak membuat para masyarakat merasa keringanan
akan kewajiban mereka dan tidak mempengaruhi perekonomian mereka sehingga masyarakat
tetap bisa memenuhi kebutuhan hidupnya seperti sebelumnya.
Tidak hanya itu, Pemerintah melakukan kerja sama dengan Bank Indonesia untuk
memajukan kebijakan moneter. Kebijakan ini bertujuan menurunkan jumlah uang yang beredar
dan suku bunga pada bank. Ketika suku bunga mengalami penurunan pada saat itu juga para
investor menginvestasikan kepemilikan mereka kembali.
Semua kebijakan yang telah dirancang oleh Pemerintah memiliki tujuan agar output
pendapatan pada PDB dapat kembali seperti awal dan mengalani peningkatan, tidak hanya itu
tujuan lain adalah agar Indonesia mengalami inflasi kembali dan tingkat pengangguran di
Indonesia berkurang.
Dapat disimpulkan ekonomi di Indonesia berdasarkan fakta saat ini semakin membaik
karena adanya rancangan kebijakan dari Pemerintah. Indonesia mengalami pertumbuhan
ekonomi (PDB) sebesar 3,69 persen sepanjang tahun 2021, lebih tinggi dibandingkan tahun
2020 yang sempat mengalami kontraksi. Struktur ekonomi Indonesia secara spasial didominasi
oleh beberapa provinsi di Pulau Jawa sebagai kontribusi terbesar dan pesatnya peningkatan
pada kinerja ekonomi.

B. Saran

Memahami perekonomian Indonesia pada masa pandemic covid19 dapat memebrikan


pelajaran penting bagi system perekonomian pada saat ini dan masa yang akan datang, baik
untuk pemerintah ataupun masyarakat Indonesia itu sendiri.

7
DAFTAR PUSTAKA
Mankiw, N. Gregory. 2016. Macroeconomics ninth edition. New York: Worth Publisher.
Republik Indonesia. 2017. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 124/PMK.01/2017 tentang
Sasaran Inflasi Tahun 2019, Tahun 2020, Dan Tahun 2021. Jakarta: Kementerian
Keuangan.

Nainggolan, Edward UP. 2020. Strategi Kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
(https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13287/Strategi-Kebijakan-
Pemulihan-Ekonomi-Nasional.html)

Moegiarso, Susiwijono. 2021. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II-2021 Menembus Zona


Ekspansif. (https://ekon.go.id/publikasi/detail/3196/pertumbuhan-ekonomi-
triwulan-ii-2021-menembus-zona-ekspansif)

Anda mungkin juga menyukai