Disusun Oleh:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan
hidayah-Nya saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengembangan
Ekonomi Kerakyatan di Indonesia Era Pandemi Covid-19” ini dengan baik.
Tidak lupa saya menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pengampu yang
telah memberikan bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam proses
penyusunan makalah ini. Rasa terima kasih juga hendak saya ucapkan kepada
rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan kontribusinya baik secara
langsung maupun tidak langsung sehingga makalah ini dapat selesai pada waktu
yang telah ditentukan.
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
a. Latar Belakang..............................................................................................1
b. Rumusan Masalah.........................................................................................3
c. Tujuan...........................................................................................................3
d. Manfaat.........................................................................................................3
BAB II......................................................................................................................4
PEMBAHASAN......................................................................................................4
a. Konsep Ekonomi Kerakyatan di Indonesia...................................................4
b. Dampak Ekonomi Kerakyatan di Era Pandemi Covid-19............................9
c. Peluang Ekonomi Kerakyatan di Era Pandemi Covid-19...........................10
d. Ekonomi Kerakyatan dan Etika Berekonomi di Era Pandemi Covid-19....12
e. Strategi Pengembangan Ekonomi Kerakyatan di Era Pandemi Covid-19 .
14 BAB III..............................................................................................................17
PENUTUP..............................................................................................................17
a. Kesimpulan.................................................................................................17
b. Saran............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19
BAB 1
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
1
Perekonomian rakyat pada hakikatnya merupakan istilah ekonomi rakyat
yang berarti perekonomian yang diselenggarakan oleh rakyat. Perekonomian yang
diselenggarakan oleh rakyat adalah usaha ekonomi yang menjadi sumber
penghasilan keluarga atau orang-perorang. Perekonomian nasional berakar pada
potensi dan kekuatan masyarakat secara luas dalam menjalankan roda
perekonomian mereka sendiri. Adapun bentuk perekonomian yang dilakukan
langsung oleh masyarakat atau kemandirian perekonomian adalah dengan
membuka usaha-usaha kecil. Dengan demikian, untuk membuka usaha-usaha guna
mencapai kelangsungan hidup mereka memerlukan dana ataupun modal.
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan
d. Manfaat
1. Kepentingan akademis, dapat memberikan tambahan informasi dalam
wacana akademik yang berkaitan dalam ilmu pengetahuan khususnya
mengenai pengembangan ekonomi kerakyatan di Indonesia era Covid-19.
2. Kepentingan praktis, diharapkan dapat membantu pihak-pihak perumus
ataupun bagi para pengambil keputusan di pemerintah yang berhubungan
dengan pengembangan ekonomi kerakyatan di Indonesia era Covid-19.
BAB II
PEMBAHASA
N
Penciptaan iklim persaingan usaha yang sehat dan intervensi yang ramah
pasar. Upaya pemerataan berjalan seiring dengan upaya mnciptakan pasar
yang kompetitif untuk mencapai efisiensi optimal. Dengan demikian,
misalnya hubungan kemitraan antar usaha besar dan UKM harus
berdasarkan kompetensi bukan belas kasihan. Untuk itu, prioritas
dilakukan penghapusan praktek-praktek dan perilaku perilaku ekonomi
diluar aturan permainan yang dianggap wajar dan adil oleh masyarakat
seperti praktek monopoli, pengembangkan dengan sistem perpajakan
progresif dan deregulasi yang diarahkan untuk menghilangkan ekonomi
biaya tinggi.
Pemanfatan dan penggunaan tanah dan sumber daya alam lainnya, seperti
hutan, laut, air, udara, dan mineral. Semuanya harus dikelola secara adil,
transparan dan produktif dengan mengutamakan hak-hak rakyat setempat,
termasuk hak ulayat masyarakat adat dengan tetap menjaga kelestarian
fungsi lingkungan hidup.
Prinsip ekonomi kerakyatan yang tertuang dalam UUD 1945 terutama pasal
33 adalah:
- Prinsip kekeluargaan. dalam penjelasan UUD 1945 dinyatakan
bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersam berdasarkan atas azas
kekeluargaan. Prinsip ini merupakan acuan semua badan usaha baik BUMN
dan BUMS, BUMD.
- Prinsip keadilan. Pelaksanaan ekonomi kerakyatan harus bisa
mewujudkan keadilan dalam masyarakat. Sistem ini diharapkan dapat
memberikan peluang yang sama kepada semua anak bangsa, apakah ia
sebagai konsumen, pengusaha maupun sebagai tenaga kerja. Tidak ada
perbedaan suku, agama dan gender, semuanya sama dalam lapangan
ekonomi.
- Prinsip pemerataan pendapatan. Masyarakat sebagai konsumen dan
pelaku ekonomi harus merasakan pemerataan pendapatan. Kalau selam ini
pemerintah terlalu mementingkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi teryata
itu hanya semu belaka. Pertumbuhan yang tinggi tidak membawa pada
pemerataan pendapatan. Pertumbuhan itu hanya dirasakan segelintir
masyarakat yang disebut pengusaha besar, sementara mayoritas masyarakat
berbeda pada posisi miskin dan melarat.
- Prinsip keseimbangan antara kepentingan individu dan
kepentingan masyarakat. Kegiatan ekonomi harus mampu mewujudkan
adanya sinergi antara kepentingan individu dengan kepentingan masyarakat.
Pada pasal 27 ayat 2 UUD 1945 menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Hal ini
mengisyaratkan bahwa kepentingan pribadi/individu merupakan hal yang harus
mendapat prioritas. Namun kepentingan pribadi/individu tidak boleh mengabaikan
kepentingan masyarakat. Untuk menjaga kepentingan masyarakat negara memiliki
kompetensi untuk menguasai berbagai cabang produksi yang dapat memenuhi
kebutuhan hidup masyarakat banyak.
Prinsip kerja sama atau jaringan. Dalam prinsip ini para pelaku ekonomi harus
saling membantu dan bekerja sama. Dengan kerja sama tentu berbagai kegiatan
usaha kecil akan menjadi kuat dan besar. Kerja sama ini bisa menghimpun para
pelaku ekonomi baik produsen, konsumen dan pelaku ekonomi lainnya, baik usaha
besar, menengah ataupun kecil. Dengan dukungan informasi dan pembiayaan
yang cukup maka UKM akan mampu bangkit dari keterbelakangan.
Buku yang berjudul “Daulat Rakyat dan Ekonomi Kerakyatan” karya Bung
Hatta yang dipaparkan kembali oleh Tan Sri Zulfikar Yusuf menjelaskan bahwa
bagi kita (bangsa ini) rakyat itu yang utama, rakyat umum yang mempunyai
kedaulatan, kekuasaan, (souverenitet). Karena itu, jantung hati bangsa dan rakyat
itulah yang menjadi ukuran tinggi rendahnya derajat kita (bangsa ini). Dengan
rakyat, kita akan naik dan dengan rakyat pula kita akan turun. Hidup dan matinya
Indonesia, merdeka, semuanya itu bergantung kepada semangat rakyat.
Pernyataan seperti itu perlu menjadi perhatian penuh oleh pemerintah dan
lembaga kemasyarakatan lainnya. Pemerintah tidak dapat bekerja sendiri dalam
penangan pandemi Covid-19.
Pelaku ekonomi rakyat tentunya harus bisa mengakses sumber daya ekonomi
seperti modal, bahan baku, dan informasi. Mekanisme pemberian kredit dan
penerapan bunga harus memastikan untuk tidak mendiskriminasi
pelaku ekonomi rakyat. Pelaksanaan UU 6/2014 tentang desa dengan
menyediakan cash transfer kepada desa merupakan wujud konkrit
pengembangan akses masyarakat desa kepada sumber daya ekonomi, dalam
hal ini finansial. Program pemerintah untuk membangun infrastruktur pada
daerah terdepan, terisolir, dan terbelakang juga merupakan bentuk lain dari
akses kepada sumber daya ekonomi seperti pasar.
PENUTUP
a. Kesimpulan
b. Saran
Yogyakarta: BPFE.