DosenPembimbing :
Dr.HJ. TienYustini SE,MS
DisusunOleh:
AgungPrabowo (12190004)
AgustinaEkaSari(12190006)
Ahmad Sapei (12190008)
AlfinSaputra (1219000
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..I
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang1
B. Rumusan Masalah2
BAB II Isi
1.
2.
3.
4.
5.
BAB 1
2
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
B.
Rumusan Masalah
3
BAB II
Isi
1. Sejarah Orde lama
4
Masa orde lama dimulai dari tanggal 17 Agustus 1945 saat Indonesia merdeka. Pada saat
itu,keadaan ekonomi Indonesia mengalami stagflasi (artinya stagnasi produksi atau kegiatan
produksi terhenti pada tingkat inflasi yang tinggi). Indonesia pernah mengalami sistem politik
yang demokratis yakni pada periode 1949 sampai 1956. Pada tahun tersebut, terjadi konflik
politik yang berkepanjangan dimana rata-rata umur kabinet hanya dua tahun sehingga
pemerintah yang berkuasa tidak fokus memikirkan masalah-masalah sosial dan ekonomi
yangterjadi pada saat itu. Selama periode 1950-an struktur ekonomi Indonesia masih peninggalan
jaman
kolonial,
struktur
ini
disebut
dual
society
dimana
struktur
dualisme
menerapkandiskriminasi dalam setiap kebijakannya baik yang langsung maupun tidak langsung.
Pada awal kemerdekaan, pembangunan ekonomi Indonesia mengarah perubahan struktur
ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional, yang bertujuan untuk memajukan industri kecil
untuk memproduksi barang pengganti impor yang pada akhirnya diharapkan mengurangi tingkat
ketergantungan luar negri.
Sejak tahun 1955, pembangunan ekonomi mulai meramba ke proyek-proyek besar. Hal
ini dikuatkan dengan keluarnya kebijakan Rencana Pembangunan Semesta Delapan Tahun
(1961). Kebijakan ini berisi rencana pendirian proyek-proyek besar dan beberapa proyek kecil
untuk mendukung proyek besar tersebut. Rencana ini mencakup sektor-sektor penting dan
menggunakan perhitungan modern. Namun sayangnya Rencana Pembangunan Semesta Delapan
Tahun ini tidak berjalan atau dapat dikatakan gagal karena beberapa sebab seperti adanya
kekurangan
devisa
untuk
menyuplai
modal
serta
kurangnya
tenaga
ahli.
Perekonomian Indonesia pada masa orde lama mengalami penurunan yang cukup
signifikan dan memburuk. Terjadinya pengeluaran besar-besaran yang bukan ditujukan untuk
pembangunan dan pertumnbuhan ekonomi melainkan berupa pengeluaran militer untuk biaya
konfrontasi Irian Barat, Impor beras, proyek mercusuar, dan dana bebas (dana revolusi) untuk
membalas jasa teman-teman dekat dari rezim yang berkuasa. Perekonomian juga diperparah
dengan terjadinya hiperinflasi yang mencapai 650%. Selain itu Indonesia mulai dikucilkan dalam
pergaulan internasional dan mulai dekat dengan negara-negara komunis.
Keadaan ekonomi Indonesia menjadi bertambah buruk dibandingkan pada masa
penjajahanBelanda. Hal ini dikarenakan terjadi nasionalisasi terhadap semua perusahaan asing di
tanah air. Nasionalisasi perusahaan asing yang dilakukan pada tahun 1957 dan 1958 adalah awal
5
Keadaan yang sangat sulit tersebut masih ditambah dengan blokade ekonomi yang
dilakukan oleh Belanda. Blokade ini menutup pintu perekonomian Republik Indonesia. Tindakan
bloka ini dimulai sejak bulan November 1945 akibatnya, barang-barang milik Indonesia tidak
dapat di ekspor
Sedangkan dipihak belanda mereka memiliki alas an meakukan blokade ekonomi
terhadap Indonesia diantaranya:
Mencegah masuknya senjata dan peralatan militer ke Indonesia
Mencegah keluarnya hasil perkebunan milik Belanda dan milik pengusaha asing
lainnya
Melindungi bangsa Indonesia dari tindakan-tindakan dan perbuatan yang
dilakukan oleh ukan bangsa Indonesia
Sejauh perkembangan sejarah yang terjadi di Indonesia itupun tentu mempengaruhi
mekanisme perekonomian di Indonesia Setelah Indonesia merdeka pada 1945 terjadi banyak
sistem ekonomi yang mewarnai dunia perekonomian Indonesia, sistem-sitem tersebut
diantaranya:
: Awal Berdirinya RI
Sistem Etatisme/Terpimpin
berarti semua kegiatan ekonomi harus dilakukan secara koperasi, pemaksaan terhadap bentuk ini
justru telah melanggar dasar ekonomi koperasi. Demikian juga dengan tokoh ekonomi Indonesia
saat itu, Sumitro Djojohadikusumo, dalam pidatonya di negara Amerika tahun 1949, menegaskan
bahwa dicita-citakan adalah ekonomi semacam campuran. Namun demikian dalam proses
perkembangan berikutnya disepakatilah suatu bentuk ekonomi baru yang dinamakan sebagai
Sistem Ekonomi Pancasila yang didalamnya mengandung unsur penting yang disebut Demokrasi
Ekonomi. Sistem ekonomi demokrasi Ekonomi dipilih, karena memiliki ciri-ciri positif yang
diantaranya adalah :
Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan
Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang
banyak disukai oleh banyak negara.
Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
Sumber-sumber kekayaan dan keuangan negara digunakan dengan permufakatan
lembaga-lembaga perwakilan rakyat, serta pengawasan terhadap kebijaksanaannya ada
pada lembaga-lembaga perwakilan pula
Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang dikehendaki serta
mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan yang layak
Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan
kepentingan masyrakat
Potensi, inisiatif dan daya kreasi setiap warga negara dikembangkan sepenuhnya dalam
batas-batas yang tidak merugikan umum
memberikan
latihan-latihan
pada
pengusaha
pribumi,
tidak
berjalan
dengan
baik,
karena
pengusaha
pribumi
kurang
banyak
pengusaha
Belanda
yang
menjual
perusahaannya
Januari Agustus 1966, pengeluaran negara menjadi Rp. 11 miliar, sedangkan penerimaan
negara hanya Rp. 3,5 miliar. Defisit yang semakin meningkat ditutup dengan pencetakan uang
baru tanpa perhitungan matang. Akibatnya menambah berat angka inflasi.
Dalam rangka membendung inflasi dan untuk mengurangi jumlah uang yang beredar di
masyarakat, maka pada tanggal 25 Agustus 1959 pemerintah mengumumkan keputusannya
tentang penurunan nilai uang (devaluasi) sebagai berikut.
Uang kertas pecahan bernilai Rp. 500 menjadi Rp. 50.
Uang kertas pecahan bernilai Rp. 1000 menjadi Rp. 100.
Pembekuan semua simpanan di bank yang melebihi Rp. 25.000
Usaha Pemerintah ini tidak mampu mengatasi kemerosotan ekonomi yang semakin jauh,
terutama perbaikan dalam bidang moneter. Pada tanggal 28 Maret 1963 dikeluarkan landasan
baru bagi ekonomi secara menyeluruh, yaitu Deklarasi Ekonomi (Dekon). Dekon dinyatakan
sebagai dasar ekonomi Indonesia yang menjadi bagian dari strategi umum Revolusi Indonesia.
Tujuan dibentuknya Dekon adalah untuk menciptakan ekonomi yang bersifat nasional, demkratis
dan bebas dari sisa-sisa imperialisme untuk mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia dengan
cara terpimpin. Dalam pelaksanaannya, Dekon mengakibatkan stagnasi dalam perekonomian
Indonesia. Kesulitan-kesulitan ekonomi semakin mencolok. Pada tahun 1961-9162 harga barangbarang pada umumnya naik 400%. Politik Konfrontasi dengan Malaysia dan negara-negara Barat
semakin memperparah kemerosotan ekonomi Indonesia.
perhatian sepenuhnya pada pembangunan ekonomi. Hingga menjelang akhir 1940-an , Indonesia
masih menghadapi dua peperangan besar dengan Belanda. Akibatnya , selama pemerintahan
Orde Lama , keadaan perekonomian Indonesia sangat buruk : walaupun sempat mengalami
pertumbuhan dengan laju rata-rata per tahun 7% selama dekade 1950-an , dan setelah itu turun
drastis menjadi rata-rata per tahun hanya 1,9% atau bahkan nyaris mengalami stagflasi selama
tahun 1965-1966. Tahun 1965 dan 1966 laju pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto
(PDB) masing-masing hanya sekitar 0,5% dan 0,6%.
Selain laju pertumbuhan ekonomi yang menurun terus sejak tahun 1958 , dari tahun ke
tahun defisit saldo neraca pembayaran (BoP) dan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) terus membesar. Selain itu selama periode Orde Lama , kegiatan produksi di
sekitar sektor pertanian dan sektor industri manufaktur berada pada tingkat yang sangat rendah
karena keterbatasan kapasitas produksi dan infrastruktur pendukung , baik fisik maupun nonfisik seperti pendanaan dari bank. Rendahnya volume produksi dari sisi suplai dan tingginya
permintaan akibat terlalu banyaknya uang beredar di masyarakat, Selain itu selama periode Orde
Lama , kegiatan produksi di sekitar sektor pertanian dan sektor industri manufaktur berada pada
tingkat yang sangat rendah karena keterbatasan kapasitas produksi dan infrastruktur pendukung ,
baik fisik maupun non-fisik seperti pendanaan dari bank. Rendahnya volume produksi dari sisi
suplai dan tingginya permintaan akibat terlalu banyaknya uang beredar di masyarakat.
Keadaan ekonomi Indonesia terutama setelah dilakukan nasionalisasi terhadap semua
perusahaan asing Belanda menjadi lebih buruk dibandingkan keadaan ekonomi semasa
penjajahan Belanda. Ditambah lagi dengan peningkatan inflasi yang sangat tinggi pada dekade
1950-an. Pada masa pemerintahan Belanda, Indonesia memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang
cukup baik, dengan tingkat inflasi yang sangat rendah dan stabil, terutama karena tingkat upah
buruh dan komponen-komponen lainnya dari biaya produksi yang juga rendah, serta tingkat
efisiensi yang tinggi disektor pertanian (termasuk perkebunan), dan nilai mata uang yang stabi
11
Dalam tahap meperbaiki perekonomia pada masa itu pemerintah melakukan beberapa
tidakan untuk pengembangan ekonomi di masa yang sulit tersebut, adapun tindakan yang di
masukan dalam kebijakan moneter untuk mengtasi masalah-maslah yang ada diantaranya:
Melakukan Pinjaman Nasional
Kebijakan moneter salah satunya adalah dengan melakukan pinjaman nasional yang
dilakukan pada masa Mentri Ir. Surachma atas persetujuan BP KNIP yang akan dibayar dalam
jangka waktu 40 tahun
Namun kekacauan ekonomi tidak berhenti disitu saja, yaitu dengan munculnya mata
uang NICA sebagai alat perbanyar. Pada bulan oktober 1946 pemerintah Republiks Indonesia
mengeluarkan uang kertas baru yakni Oeng Republik Indonesia (ORI) sebagai pengganti mata
ung Jepang. Serta pada 1 November 1946 menbentuk bank negara Indonesia, sebelumnya
pemerintah merintis pembentukan bank negara Indonesia
Ghindo . tugas bank negara yaitu menentukan nilai tukar ORI denga valuta asing.
Melakukan Penembusan Blokade Ekonomi Belanda
Dalam mrsebut melakukan hal tersebtu pemerintah berusaha menebut slokade Belanda
denga beberapa cara sebagi berikut:
namaun secara rahasia Indoff mengendalikan penembusan blokade Belanda dan usah
perdaganagn barter.
Selain itu juga selain mengatasi kesulitan ekonomi tersebut, pemerintah berupa
melakukannya perbaikan dengan melakukan kebijakan moneter antara lain:
Plan Kasimo
Plan Kasimo adalah Menteri Urusan Bahan Makana, usaha pemerintah untuk
menciptakan swasembada pangan, seperti anjuran memperbanyak kebun bibit pada unggul,
mencegah penyembelihan hewan pertanian, dan menanam lahan kosong terutama di pulai
Sumatra. Dan melakukan transmigrasi dari pulau jawa ke Sumatra dalam jangka waktu 10 -15
tahun.
Gunting Syafrudin
Gunting Syafrudin adalah Menteri
defisit 5,1 milyar rupiah. Mengambil tindakan memotong uang, tindakan ini dilakukan dengan
cara mengubah nilai uang Rp 2.50 ke atas menjadi tinggal separuhnya dengan ini rakyat kecil
tidak dirugikan.
Sistem Ekonomi Gerakan Benteng
Program ini di lakukan oleh Menteri Perdagangan yakni Sumitro, bahwa dikalangan
bangsa Indonesia harus dilakukan pertumbuhan kelas pengusahan. Mereka-meraka diberikan
bantuan kredit karna pemerintah tahu kalau mereka tidak memiliki modal yang cukup, seta
meakuakn bimbingan untuk menjadi pengusaha, dengan harapan orang pribumi akan
berkembang dan maju.
Nasionalisasi De Javasche Bank
Seiring dengan ningkatnya rasa ansionalisme, pada akhir tahun 1951 pemerintak
Republik Indonesia melakukan Nasionalisasi De Javesche Bank Menjadi Bank Indonesia.
Tujuannya untuk meningkatkan pendapatan dan penghematan secara drastic.
Sistem Ekonomi Ali Baba
13
Maksud dari sistem Ali Baba ialah digambarkan bahwa ali adalah pengusaha pribumu
dan baba adalah pengusaha non pribumu khususnya Tionghoa. Sistem ini dimaksudkan agar
pengusaha pribumi dan non pribumu bekerja sama memajukan perekonomian Indonesia dan
pada saat itu sistem liberar lebih digunakan tujuannya agar persaingan usaha semakin
berkembang
Pengendalian Perusahaan Belanda
Setelah melakukan kebijakan ekonomi pemerintah terus melakuakan usaha untuk
perbaikan ekonomi Indoensia langkah yang diambila dalah dengan menasionalisasikan
perusahaan asing atau Belanda menjadi milik Indonesia
Sitem Ekonomi Terpimpin
Presiden terjun langsung dalam sistematika perkonomian Indonesia, kegiatan terpusat
pada pemerintah pusat, pemusatan ini sebanarnya mengalami penurunan kegiatan ekonomi
akibatnya terjadinya inflasi.
14
Kehancuran ekonomi Indonesia menjelang akhir periode orde lama juga di dorong oleh
hiperinflasi yang pada tahun 1966 mencapai 650%.
Sistem perekonomian terpengaruh haluan komunis meskipun indonesia berdasrkan
haluan pancasila
Kelebihan
Melakukan kebijakan ekonomi yang di anggap penting dengan mereformasi moneter
melalui devaluasi mata uang nasional yang saat itu masih gulden dan pemotongan uang
sebesar 50 % atas semua uang yang beredar pada kabinet natsi.
Berani menentang kapitalisme yang di anut perusahaan-perusahaan peninggalan belanda
Menasionalisasi/ mengambil alih perusahaan-perusahaan asing termasuk perusahaan
belanda.
BAB III
Penutupan
A. Kesimpulan
15
B. Saran
1. Para generasi muda, khususnya mahasiswa harus belajar sejarah ekonomi Indonesia
supaya bisa membuat ekonomi Indonesia lebih baik lagi.
2. Para generasi muda, khususnya mahasiswa harus berpikir aktif dan kreatif agar bisa
menjadikan ekonomi Islam sebagai landasan perekonomian Nasional.
DAFTAR PUSTAKA
16
Sumber Internet:
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/perekonomian_indonesia/bab1sistem_perekonomian
_indonesia.pdf
17