Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“ Sistem Perekonomian Indonesia”


Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata kuliah Perekonomia Indonesia
Yang Diampu Oleh :

Mohammad Boby, S.E., M.M,

DISUSUN OLEH :

Lia Amelia 101118120567

Safitri 101118120595

Siti Zahra Nur Hasanah 10111120545

Susan Susanti 101118120570

SEKOLAH TINGGI ILMU EKOMONI INDONESIA MEMBANGUN

BANDUNG

2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat atas
segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya tulis yang berbentuk makalah yang berjudul Sistem Perekonomia Indonesia sesuai
dengan waktu yang telah direncanakan.
Penyusunan makalah ini adalah merupakan salah satu syarat untuk memperoleh nilai
pada mata kuliah Perekonomian Indonesia
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan
makalah ini.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua urusan dan semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, semoga Allah SWT meridhoi dan dicatat sebagai
ibadah disisi-Nya, amin.
Bandung, 1 Maret 2020

Kelompok 1

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG......................................................................................................................1
1.2. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................2
2.1. PENGERTIAN SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA...................................................................2
2.2. MACAM ATAU JENIS SISTEM EKONOMI....................................................................................3
2.2.1. SISTEM EKONOMI KAPITALIS.................................................................................................3
2.2.2 SISTEM EKONOMI SOSIALIS...................................................................................................3
2.2.3 SISTEM EKONOMI CAMPURAN..............................................................................................4
2.2.4 SISTEM EKONOMI ISLAM.......................................................................................................4
2.2.5 SISTEM EKONOMI PANCASILA...............................................................................................4
2.3. PARADIGMA SISTEM EKONOMI.................................................................................................4
BAB III....................................................................................................................................................5
PENUTUP...............................................................................................................................................5
3.1. KESIMPULAN..............................................................................................................................5
3.2. SARAN........................................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Sistem perekonomian adalah sistem yang dipakai oleh sebuah negara untuk
mengalokasikan sumber daya yang dikuasainya baik untuk perorangan ataupun instansi di
negara itu. Perbedaan utama antara satu sistem ekonomi dengan sistem ekonomi yang lain
yaitu bagaimana cara sistem itu mengelola faktor produksinya. Dalam beberapa sistem,
seorang individu diizinkan memiliki seluruh faktor produksi. Sementara dalam sistem
lainnya, semua faktor tersebut dikuasai oleh pemerintah.

Sistem ekonomi Indonesia dikenal sebagai Demokrasi Ekonomi adalah Sistem Ekonomi


yang dijalankan oleh Indonesia. Pada sistem ini, kegiatan produksi dilakukan oleh semua,
untuk semua, dan dibawah pimpinan atau kepemilikan oleh anggota-anggota masyarakat.
Motivasi kegiatan ekonominya adalah untuk kemakmuran masyarakat dengan memenuhi
kebutuhannya dan mengembangkan keselarasan, keserasian serta keseimbangan antara
kepentingan individu dan kepentingan masyarakat.

Sistem perekonomian yang diterapkan oleh negara Indonesia adalah Sistem


perekonomian Pancasila. Ini artinya sistem perekonomian yang dijalankan di Indonesia harus
berpedoman pada Pancasila. Sehingga secara normatif Pancasila dan UUD 1945 adalah
landasaan idiil sistem perekonomian di Indonesia.

Akan tetapi jika kita melihat dari sejarah Indonesia, indonesia tidak hanya menganut satu
sistem perekonomian saja selama pergantian pemerintahan, akan tetapi telah beberapa kali
sistem perekonomian Indonesia berganti. Dan jika kita telisik lagi dari sistem perekonomian
dunia ada berbagai macam sistem perekonomian yang diterapkan dinegara masing-masing
sesuai dengan kepribadian setiap negara mulai dari sistem kapitalis yang memberi kebebasan
kepada setiap individu dalam berusaha kemudian sistem sosialis yang tidak memberikan
kebebasan atau hak setiap individu atas harta, kekayaan dan penggunaannya dan yang
terakhir sistem ekonomi campuran yang menggabungkan lebih dari satu aspek sistem
ekonomi. Sehingga kita perlu memahami setiap jenis sistem perekonomian tersebut agar kita
dapat mengetahui lebih mendalam bagaimana penerapan serta bagaimana kelebihan dan
kekurangan dari setiap sistem perekonomian tersebut.

1
1.2. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang di angkat berdasarkan latar belakang diatas yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan Sistem Ekonomi

2. Macam atau jenis sistem ekonomi

3. Paradigma sistem ekonomi Indonesia

4. Masalah pokok perekonomian Indonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA


Sistem adalah sekelompok bagian – bagian (komponen dan unsur) yang bekerja secara
bersama untuk melaksanakan sesuatu maksud. Di antara bagian atau komponen yang satu
dengan komponen yang lainnya merupakan satu kesatuan dan saling mempengaruhi. Hal ini
berarti bahwa apabila salah satu komponen tidak berjalan, maka akan mempengaruhi
komponen yang lainnya sehingga tujuan sistem tersebut tidak akan tercapai.

Sistem Ekonomi dapat diartikan sebagai sistem yang mengatur perekonimian suatu
negara dalam rangka mencapai tujuan negara tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut
tergantung pada unsur dan komponen yang terlibat dalam perekonomian.

Pengertian sistem menurut beberapa ahli :

a. Edgar F Huse dan James L.Bowdict

‘‘Sistem adalah suatu seri atau rangkaian bagian – bagian yang saling behubungan dan
bergantung sedemikian rupa sehingga interaksi dan saling pengarus dari suatu bagian akan
mempengaruhi keseluruhan.’’

b. L. James Havery

‘‘Menurutnya sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian
komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi
sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.’’

c. C.W Churchman.

‘‘Menurutnya sistem adalah seperangkat bagian – bagian yang dikoordinasikan untuk


melaksanakan seperangkat.’’

2.2. MACAM ATAU JENIS SISTEM EKONOMI


Seperti telah disebutkan sebelumnya, sistem ekonomi lahir pada tahun 1960-an dengan
dua jenis sistem ekonomi yang ekstrem yaitu kapitalis dan sosialis. Kedua sistem ini sangat

3
berbeda dalam hal ketiga kriteria kekhasan sistem ekonomi , yaitu peranan pemerintah,
keleluasaan memiliki factor produksi, dan keleluasaan untuk bersaing.

2.2.1. SISTEM EKONOMI KAPITALIS


Sistem ekonomi kapitalis atau yang lebih dikenal dengan sistem ekonomi pasar bebas,
merupakan sistem ekonomian dimana peranan pemerintah terhadap perekonomian sangat
kecil sekali, bahkan dapat dikatakan tidak ada. Sistem ini dikembalikan oleh kaum klasik
yaitu Adam Smith. Adam Smith dalam bukunya The Wealth of Nations (1896) mengatakan
bahwa untuk mencapai kesuksesan suatu perekonomian, maka factor – factor produksi harus
diserahkan kepadaa masing – masing individu; sementara untuk kemakmuran maka
perdagangan bebas dan persaingan yang sangat tinggi haruslah diterapkan dalam
perekonomian tanpa ada pihak yang mengatur.

Berbicara tentang Intervensi pemerintahan, pada dasarnya terbagi ke dalam dua bagian yaitu :

1. Intervensi pemerintah untuk memperkuat ekonomi pasar, dan


2. Intervensi pemerintah sebagai suplemen dari ekonomi pasar.

Dari kedua jenis intervensi tersebut, aplikasi intervnsi pemerintah di Negara berkembang
adalah sebagai Agent of Development, sedangkan di negara Barat untuk memperkuat
ekonomi pasar.

2.2.2 SISTEM EKONOMI SOSIALIS


Sistem ekonomi sosialis merupakan lawan dari sistem ekonomi kapitalis. Sistem ekonomi ini
lahir sebagai kritik terhadap ekonomi kapitalis, yang diilhami oleh pemikiran Karl Mark. Karl Mark
berpendapat bahwa pada sistem kapitalis banyak ketidakadilan yang terjadi karena adanya
penindasan kaum pemodal terhadap kaum buruh. Ketidakadilan tersebut terlihat pada perilaku
kaum kapital atau pemodal yang senantiasa bersenang – senang , sementara kaum buruh yang pada
dasarnya menghasilkan keuntungan bagi para kaum pemodal (karena adanya upah minimum)
sehingga hidupnya sengsara dan menderita.

Lahir dari kondisi tersebut. Karl Mark berpendapat bahwa perekonomian hendaknnya dikuasai
oleh pemerintah dengan mempertimbangkan system perencanaan. Dari keadaan tersebut terlihat
bahwa pemerintah memainkan peran yang sangat besar terhadap perekonomian. Adapun semboyan
yang dianut oleh sistem ini adalah Bersatulah Kaum Buruh. Negara yang menganut sistem ekonomi
sosialis anatar lain Rusia dan Tiongkok. Dalam prakteknya, sistem ekonomi sosialis terbagi ke dalam
dua golongan basar yaitu sistem perekonomian sosialis otoriter yang menjadikan negara sebagai
ukuran kolektivitasnya.

4
2.2.3 SISTEM EKONOMI CAMPURAN
Sistem ini muncul dan berkembang sebagai upaya mengatasi kelemahan sistem ekonomi
kapitalis dan sistem ekonomi sosialis. Pemberlakuan sistem ekonomi kapitalis yang ketat ternyata
menimbulkan depresi atau gaya hidup semakin tinggi sehingga ekonomi pada tahun 1930-an,
sedangkan pemberlakuan sistem ekonomi sosialis yang ketat juga tidak mampu menghilangkan kelas
– kelas dalam masyarakat.

Sitem ekonomi campuran merupakan campuran antara sistem ekonomi kapitalis dan sistem
ekonomi sosialis dengan berbagai variasi kadar dominasinya serta dengan berbagai variasi nama
istilah. Salah satunya contoh negara yang menggunakan sistem ini di antaranya Filipina, yang
memiliki kadar kapasitas yang lebih besar di bandingkan kadar sosialis, India yang kadar sosialisnya
lebih besar dibandingkan kadar kapitalisnya. Namun demikian, banyak juga negara yang
menggunakan sistem ini, yang kadar kapitalis atau sosialisnya berubah sesuai dengan sistem
pemerintahan yang ada saat ini.

2.2.4 SISTEM EKONOMI ISLAM


Sistem ekonomi islam merupakan sistem ekonomi yang di gali dari nilai – nilai yang
terkandung dalam Al – Qur’an dan Assunah. Berdasarkan Al – Qur’an dan hadist tersebut, pada
dasarnya sistem ekonomi Islam ini menitikberatkan pada persaudaraan kekuatan. Hal ini sesuai
dengan firman Tuhan Q:49:10 dan Q55:33. Jika ditinjau lebih jauh, firman Tuhan ini merupakan
landasan untuk muamalah. Sistem Islam jelas berbeda dengan sistem ekonomi lainnya, terutama
kapitalis dan sosialis. Perbedaan yang tampak dari sistem ekonomi Islam dengan sistem ekonomi
lainnya terlihat dari premis yang dianut.

Seperti diketahui bahwa premis yang dijadikan landasan dalam ekonomi Barat adalah
kebutuhan manusia tidak terbatas, prinsip kelangkaan, dan setiap individu mencari keuntungan
secara sendiri – sendiri. Premis sangat bertentangan dengan ilmu ekonomi islam yaitu pengandalian
hawa nafsu. Hal ini tampak dari premis sebagai berikut :

(a) Kebutuhan manusia itu tidak boleh berlebihan. Ini dinyatakan pada Qs. Al – A’raf:31 yang

artinya ‘’’Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang indah pada setiap (memasuki)

masjid, makan, dan minuman tetapi jangan berlebih – lebihan. Sesungguhnya Allah tidak

menyukai orang yang berlebih – lebihan. ’’ Maka seharusnya manusia dapat menahan hawa

nafsu dengan baik karena itu adalah fitrah bagi manusia itu sendiri.

(b) Bukan prinsip kelangkaan tetapi mensyukrui pemeberian tuhan. Seperti diketahui bahwa

Tuhan memiliki sifat maha kaya, sehingga ciptaannya tidak ada yang lagka. Hal ini seiring

dengan firman Tuhan di Surah Al- Lail ayat 19-1 yang menyatakan bahwa “ dan tidak ada

seorangpun memberikan suatu nikat padanya yang harus diblasnya, tetapi (dia memberikan

5
itu semata – mata) karena mencari keridhoan Tuhan yang maha tinggi”, dan niscaya kelak

dia akan mendapatkan kesenangan (yang sempurna), (Qs. Al-Lail :19-21)

(c) Bukan mencari kesenangan saja tetapi hasanah dunia dan akhrat. Hal ini sesuai dengan

firman Tuhan di Qs. 2:201 “ Dan diantara mereka ada orang yang berdoa “ Ya Tuhan kami,

berilah kami kebaikan di dunia dan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”
Selain premis yang mendasari landasan sistem ekonomi Islam, ada juga beberapa hal yang perlu
dicatat berkaitan dengan operasi sistem ekonomi Islam. Hal tersebut antara lain :

a) Ekonomi Islam senantiasa berlandasan pada tercapainya kemerataan distribusi pendapatan

maupun kesempatan kerja. Kajian tentang kemerataan ini akan disajikan pada bagian

lainnya.

b) Berkaitan dengan pemaksimuman keuntungan, dalam sistem ekonomi Islam manusia

sebagai pelaku ekonomi senantiasa dituntut untuk meningkatkan keuntungan.

c) Dalam beroperasi perushaan senantiasa berpegang teguh pada azas efisien dan lugas formal.

Selain hal – hal tersebut , konsep penting lainnya yang berkaitan dengan ekonomi Islam menyangkut
landasan sistem ekonomi Islam yang terdiri atas hal – hal berikut ini :

a. Nilai Dasar

1. Hakikat kepemimpinan. Kepemimpinan bukanlah penguasa mutlak atau sumber ekonomi

tetapi kemampuan untuk memanfaatkannya.

2. Keseimbangan. Keseimbangan ini ditandai dengan adanya kesederhanaan, hemat, dan

menjauhi keborosan (adanya efisiensi).

3. Keadilan , mengalokasikan sejumlah kegiatan ekonomi tertentu, sehingga keadailan hars

tercermin dalam konsumsi , produksi, dan distribusi.

b. Nilai Instrumental

Dipengaruhi oleh tingkah laku ekonomi seorang muslim dan pembangunan ekonomi pada

umumnya. Nilai – nilai tersebut adalah kewajiban zakat, larangan riba, kerjasama ekonomi,

jaminan social , dan peranan anggota.

c. Azas Filsafat

6
Asas filsafat ekonomi ( A.M. Syaefudin) adalah tauhid, kepemilikan, dan pertanggung

jawaban.

d. Nilai Normatif

Hal yang dijadikan nilai normative dalam sistem Isalam adalah landasan aqidah , landasan

akhlak, dan landasan syariah.

2.2.5 SISTEM EKONOMI PANCASILA


Sistem ekonomi Pancasila mulai hangat dibicarakan sekitar tahun 1980-1981 yang gagasannya
lahir dari Mubarto. Sebutan sistem ekonomi Pancasila ini sebenarnya lebih dulu dilontarkan oleh
Emil Salim pada tahun 1966.

Sistem ekonomi Pancasila merupakan sistem ekonomi yang senantiasa dilandasi dan dijiwai nilai
– nilai Pancasila. Pancasila yang dimaksud adalah Pancasila yang tercantum dalam pembukaan UUD
1945 alinea keempat, yang berisikan terdiri dari lima sila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa ,
Kemanusiaan yang adil dan beradab , persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan, dan keadillan social bagi seluruh rakyat
Indonesia.

2.3. PARADIGMA SISTEM EKONOMI


Sistem ekonomi Pancasila mulai hangat dibicarakan sekitar tahun 1980-1981 yang
gagasannya lahir dari Mubarto. Sebutan sistem ekonomi Pancasila ini sebenarnya lebih dulu
dilontarkan oleh Emil Salim pada tahun 1966.

Paradigma diartikan sebagai daftar contoh perubahan bentuk Paradigma system


Ekonomi Indonesia dan negara lainnya senantiasa didasarkan pada dua pendekatan, yaitu
pendekatan factual-struktural dan pendekatan sejarah.Pendekatan factual structural adalah
pendekatan yang menelaah peran pemerintah dalam struktur perekonomian melalui
persamaan Agregat Keynes, yang merumuskan Y = C + I + G (X – M).

Produk atau pendapatan nasional dirinci menurut penggunaan atau sector pelakunya.
Rumus yang digunakan untuk menghitung pendapatan nasional dengan pendekatan
pengeluaran. Variable C melambangkan pengeluaran konsumsi masyarakat, I melambangkan
pengeluaran investasi perusahaan, G melambangkan pengeluaran pemerintah, dan X, serta M
masing – masing melambangkan kegiatan ekspor dan impor.

Apabila pengeluaran pemerintah relative besar dibandingkan dengan variable lainnya,


ini berarti bahwa peran pemerintah terhadap kegiatan ekonomi relative besar. Oleh karena itu,
system ekonomi yang dianut oleh perekonomian negara tersebut cenderung kea rash sosialis.
Jika pengeluaran pemerintah relative kecil dibandingkan dengan pengeluaran lainnya, ini
menunjukkan bahwa peranan pemerintah terhadap kegiatan ekonomi relative kecil, dan
system ekonomi yang dianut cenderung kea rah kapitalis.

7
Mengamati peranan pemerintah secara sectoral, pemerintah terlibat dalam mengatur
sector produksi dan berbagai bisnis, terutama dalam hal penentuan harta dan tata niaganya.
Ada pendekatan sejarah, untuk menganalisis perekonomian Indonesia senantiasa
dikelompokkan ke dalam tiga kurun waktu yaitu orde lama, orde baru, dan reformasi.
Produk Domestik Bruto Indonesia Atas Dasar Harga Konstan 2001 Menurut
Pengeluaran, 2010 – 2014 ( Miliar Rupiah ).

Terhadap kegiatan ekonomi berkisar antara 8 sampai 9 persen. Ini mengindikasikan


bahwa system perekonomian Indonesia tidak didominasi oleh pemerintah melainkan oleh
rumah tangga, konsumsi, dan investasi. Jadi, pemerintah terlibat dalam mengatur sector –
sector produksi ( lapangan usaha ) dan berbagai kegiatan bisnis, terutama penentuan harga
dan tata niaganya. Banyak ekonom yang berpendapat bahwa system ekonomi Indonesia
bukan system kapitalis maupun sosialis. Emil Salim (1979) mengatakan bahwa Sistem
Ekonomi Pancasila adalah system ekonomi pasar dengan unsur perencanaan. Dengan kata
lain, sifat dasar dari kedua kutub ekstrem ini beraada dalam keseimbangan, Mubyarto
(1980:74) berpendapat bahwa system ekonomi Pancasila mungkin sekali berada di antara dua
kutub tersebut tetapi di luarnya.

Pendapat Frans Seda yang menyatakan bahwa system ekonomi yang dianut Indonesia
cenderung pada faham bukan isme, yakni paham serba bukan yang berarti bukan kapitalisme,
bukan liberalism, tidak ada monopoli, tidak ada oligopoly, tidak ada persaingan bebas yang
saling mematikan, dan sebagainya. Karena adanya semacam indikasi isme tersebut, maka
Hadisusasto menyarakan orde ekonomi dari masyarakat yang dihuni oleh para malaikat, yaitu
masyarakat utopia.

Menurut Ginanjar Kartasasmita dalam Rapat Kerja Nasional Pancasila 21 tanggal 3


Desember 1997: “Sistem ekonomi kita menganut paham ekonomi pasar, atau menurut istilah
yang digunakan oleh Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) ekonomi pasar terkendali
(tahun 1990) atau ekonomi pasar terkelola (tahun 1996)”.

Berbeda dengan pandangan kedua yang melihat bahwa system ekonomi Indonesia
bersifat normative maupun positif, yaitu berdasarkan jalur yuridis formal yang berangkat dari
keyakinan bahwa landasan hokum system ekonomi Pancasila adalah pasal 33 UUD 1945
yang berbunyi :

a) Perekonomian disusun sebagai usaha Bersama berdasarkan kekeluargaan.


b) Cabang – cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh negara.
c) Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan sebesar – besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Ciri ciri demokrasi ekonomi, yang dibedakan ke dalam dua bagian besar yaitu ciri positif dan
ciri negative demokrasi ekonomi. Ciri – ciri tersebut adalah sebagai berikut:

1. Ciri Positif
a) Perekonomian disusub sebagai usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan.

8
b) Cabang – cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
c) Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan sebesar – besarnya untuk kemakmuran rakyat.
d) Sumber kekayaan dan keuangan negara digunakan dengan pemufakat
Lembaga perwakilan rakyat, dan pengawasan terhadap kebijaksanaannya ada
pada Lembaga perwakilan rakyat.
e) Perekonomian daerah dikembangkan secara sesuai dan seimbang dalam satu
kesatuan perekonomian nasional dengan mendayagunakan potensi dan peran
serta daerah secara optimal.
f) Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang dikehendaki
serta mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
g) Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan
dengan kepentingan masyarakat.
h) Potensi, inisiatif, dan daya kreatif setiap warga negara dikembangkan
sepenuhnya dalam batas – batas yang tidak merugikan kepentingan umum.
2. Ciri Negative
a) Kebebasan yang sebebas – bebasnya (free fight liberalism)
b) Mendahulukan kepentingan umum dengan mengabaikan kepentingan individu
(etatisme)
c) Monopoli
Secara normative menurut UUD 1945, terutama pasal 33 ayat 2 dan 3, system
ekonomi

Indonesia cenderung mengarah pada sosialisme. Namun pada masa Orde Baru cenderung
mengarah pada kapitalis. Hal ini tampak pada semakin kuatnya lapisan pengusaha dan
munculnya gejala konglomerasi serta konglomerasi serta konsentrasi kekuatan ekonomi. Pada
dasarnya system ekonomi yang dianut Indonesia memiliki tiga kekhasan pokok berikut:

a) Intervensi pemerintah terhadap perekonomian sangat dominan


b) Peranan pihak swasta baik nasional maupun asing menunjukkan hal yang tidak kecil
c) Harga yang berlaku umumnya mencerminkan efisiensi karena jauh lebih tinggi dari
harga domestik dan jika dibandingkan dengan harga internasional.
Kesimpulan tersebut diperoleh analis dari setiap sector yang menunjang PDB Indonesia
melalui segi kepemilikan.

9
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Perekonomian Indonesia hingga saat ini dari sejak pemerintahan masa orde baru

Perekonomian Indonesia sejak pemerintahan masa orde lama hingga masa reformasi masih
mengalami beberapa gejolak. Perekonomian Indonesia masih jatuh bangun. Hal itu dapat dilihat dari :

1. Kemiskinan yang masih ada


2. Pengangguran tingkat tinggi dikarenakan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia tidak sebanding
dengan jumlah angkatan kerja
3. Maraknya para koruptor karena hukum di negeri ini kurang tegas (Indonesia termasuk dalam 5
terbesar Negara terkorup didunia)
4. Masih terjadi kesenjangan ekonomi antara penduduk yang miskin dan yang kaya
5. Nilai rupiah masih sekitar Rp 9.000-Rp 10.000
6. Masih memiliki hutang ke luar negeri

3.2. SARAN
Karena setiap merek/ brand memiliki hak intelektualnya masing – masing saran saya
sebagai seseorang yang memiliki suatu brand segera mendaftarkan merek brand anda ,
apabila ada sesorang yang akan meniru produk dan brand anda mereka dapat dikenakan
sanksi tegas. Dan apabila kita sebagai orang baru yang ingin mengawali membuka bisnis
dann produkknya diberikan brand maka sebaiknya di lakukkan reset design logo atau merek
yang kita miliki apakah sudah ada yang memiki produk brand tersebut atau belum dengan
begitu kita tidak akan terlibat tindak pidana dalam hak cipta, hak merek, dan hak kekayaan
interlektua

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Richard Burton Simatupang, S.H. , ‘‘Perekonomian Indonesia’’, Buku I , Penerbit


Erlangga, Jakarta 2016.

2. http://anugrahjhie.blogspot.com/2016/10/makalah-perekonomian-indonesia-

sistem.html?m=1

3. https://www.ngken.com/2015/06/makalah-perekonomian-indonesia-sistem.html?

m=1
4. Dnm
5. Drs

12

Anda mungkin juga menyukai