Anda di halaman 1dari 50

MAKALAH

PENGANTAR EKONOMI

”RUANG LINGKUP ANALISIS MAKROEKONOMI DAN


PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL”

Fera Damayanti, S.E., M.Ak

Disusun oleh :
1. Yoewan Syahaji Pratama B1031191053
2. Yastica Clara B1031191055
3. M. Imran Syafe’ie B1031191059
4. Intan Dwi Pangestu B1031191062
5. Dzakiyah Afif Nuraini B1031191081
6. Tri Anggun B1031191084
7. Yocelyn Yulianto B1031191087
UNIVERSITAS TANJUNGPURA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN/PRODI AKUNTANSI

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
”Ruang Lingkup Analisis Makroekonomi dan Penghitungan Pendapatan Nasional” ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Fera
Damayanti, S.E., M.Ak. pada mata kuliah Pengantar Ekonomi. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang ekonomi makro bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Fera Damayanti, S.E., M.Ak. selaku dosen
mata kuliah Pengantar Ekonomi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kami sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Pontianak, 27 Oktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................................1


B. Rumusan Masalah .......................................................................................................1
C. Tujuan .........................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Dari Mikro ke Makroekonomi ......................................................................................2

B. Masalah Utama dalam Perekonomian ...........................................................................9

C. Alat Pengamat Prestasi Kegiatan Ekonomi ...................................................................18

D. Kebijakan Makroekonomi ............................................................................................23

E. Beberapa Istilah Pendapatan Nasional ..........................................................................24

F. Cara Penghitungan I: Cara Pengeluaran........................................................................27

G. Cara Penghitungan II: Cara Produk Neto ......................................................................29

H. Cara Penghitungan III: Cara Pendapatan ......................................................................33

I. Pendapatan Pribadi dan Kegunaan Data .......................................................................36

J. Menentukan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi ................................................................38

K. Masalah Penghitungan dan Kegunaan Data ..................................................................41

BAB III PENUTUP

iii
A. Kesimpulan .................................................................................................................45
B. Saran............................................................................................................................45

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 46

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ilmu ekonomi dibagi menjadi dua cabang ilmu, yakni ilmu ekonomi mikro dan ilmu
ekonomi makro. Pengertian ilmu ekonomi makro adalah salah satu bidang studi dalam ilmu
ekonomi yang melihat dan menganalisis tentang kegiatan ekonomi yang berlaku dalam negara
melalui analisis yang bersifat menyeluruh (aggregate). Istilah keseluruhan (aggregate)
menunjukan bahwa yang menjadi kajian perhatian dari ekonomi makro adalah variabel-variabel
total seperti pendapatan total, produksi total, konsumsi, tabungan, investasi serta ekspor total.

Pendapatan nasional adalah ukuran dari nilai total barang dan jasa yang dihasilkan suatu
negara dalam kurun waktu tertentu yang biasanya satu tahun dan dinyatakan dalam satuan uang.
Pengertian Pendapatan Nasional dibedakan menjadi dua pengertian, yaitu Produk Nasional Bruto
(PNB) dan Produk Domestik Bruto (PDB). Produk nasional yang diwujudkan oleh faktor-faktor
produksi milik warga negara suatu negara dinamakan Produk Nasional Bruto, sedangkan Produk
Domestik Bruto adalah produk nasional yang diwujudkan oleh faktor-faktor produksi dalam
negara (milik warga negara dan orang asing) dalam suatu negara.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perkembangan dari mikroekonomi menjadi makroekonomi?
2. Bagaimana kebijakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah utama dalam perekonomian
dengan ruang lingkup ekonomi makro?
3. Bagaimana cara menghitung pendapatan nasional?

C. TUJUAN
1. Pembaca dapat mengetahui perkembangan yang terjadi dari mikroekonomi menjadi
makroekonomi.
2. Pembaca dapat memahami kebijakan apa saja yang dapat diterapkan untuk mengatasi
masalah perekonomian dengan ruang lingkup ekonomi makro.
3. Memberikan pemahaman kepada pembaca tentang cara untuk menghitung pendapatan
nasional.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. DARI MIKRO KE MAKROEKONOMI

Analisis-analisis dalam teori ilmu ekonomi pada umumnya meliputi bagian-bagian kecil
dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Dalam teori mikro ekonomi yang dianalisis adalah
kegiatan konsumen, suatu perusahaan atau suatu pasar.

Analisis-analisis dalam teori makroekononomi lebih global atau lebih menyeluruh


sifatnya. Dalam makroekonomi yang diperhatikan adalah tindakan konsumen secara
keseluruhan, kegiatan-kegiatan keseluruhan pengusaha dan perubahan-perubahan keseluruhan
kegiatan ekonomi. Atas dasar corak analisis yang berbeda ini ahli-ahli ekonomi membedakan
teori-teori dasar dalam ilmu ekonomi kepada teori mikro dan makro.

Disamping perbedaan di atas, yang lebih penting lagi, mikroekonomi dan makroekonomi
berbeda dengan ruang lingkup dan titik berat (fokus) analisisnya. Mikroekonomi lebih
menitikberatkan kepada analisis mengenai masalah membuat pilihan untuk:

i. Mewujudkan efisiensi dalam penggunaan sumber-sumber daya (resources).


ii. Mencapai kepuasan yang maksimum.

Sedangkan analisis-analisis dalam makroekonomi menerangkan tentang:

i. Bagaimana segi permintaan dan penawaran menentukan tingkat kegiatan dalam


perekonomian.
ii. Masalah-masalah utama yang sering dihadapi setiap perekonomian.
iii. Peranan kebijakan dan campur tangan pemerintah umtuk mengatasi masalah ekonomi yang
dihadapi.
 ISU-ISU UTAMA DALAM ANALISIS MIKROEKONOMI

Analisis-analisis dalam teori mikroekonomi bertitiktolak dari pandangan yang


menganggap bahwa faktor-faktor produksi atau sumber-sumber yang dimiliki masyarakat adalah
terbatas, sedangkan keinginan manusia tidak terbatas. Maka masyarakat haruslah membuat
pilihan-pilihan. Kegiatan memilih ini perlu dibedakan kepada dua aspek, yaitu (i) dalam kegiatan

2
memproduksi barang dan jasa dan (ii) dalam kegiatan menggunakan barang dan jasa. Kedua
persoalan ini merupakan isu-isu utama yang dianalisis dalam teori mikroekonomi.

 Menentukan Jenis Barang yang Perlu Diproduksi

Pilihan-pilihan para konsumen (pembeli) merupakan faktor penting dalam menentukan


jenis-jenis kegiatan memproduksi yang harus dijalankan. Analisis mengenai interaksi diantara
produsen dan konsumen (penjual dan pembeli) diterangkan dalam teori permintaan dan
penawaran. Dan teori perilaku konsumen menerangkan dengan lebih terinci sikap para pembeli
dalam memilih barang dan jasa yang akan dibelinya.

 Menentukan Cara Memproduksi yang Paling Efisien

Untuk mewujudkan barang dan jasa diperlukan faktor-faktor produksi yang sering
dinamakan juga sebagai sumber-sumber daya atau resources. Faktor-faktor produksi yang
tersedia dalam setiap perekonomian terbatas jumlahnya dan memerlukan biaya atau pengorbanan
untuk memperolehnya. Oleh sebab itu, para pengusaha harus membuat pilihan agar dapat
mencapai efisiensi yang tinggi dalam menggunakan faktor-faktor produksi.

Analisis-analisis dalam teori mikroekonomi yang menerangkan tentang teori produksi


(fungsi produksi), biaya produksi dan struktur pasar (dan penentuan harga dan jumlah produksi
diberbagai pasar) bertujuan untuk menerangkan bagaimana seseorang produsen memecahkan
persoalan tersebut.

 Untuk Siapa Barang Akan Diproduksi?

Setelah mengetahui jenis-jenis faktor produksi yang dibutuhkannya untuk melakukan


kegiatan memproduksi, produsen akan pergi ke pasar faktor untuk mendapatkan faktor-faktor
prododuksi yang diperlukannya. Sifat interaksi di antara para pengusaha (pembeli faktor
produksi) dan rumah tangga (pemilik faktor produksi) dalam pasaran faktor diterangkan dalam
teori distribusi. Teori ini menerangkan tentang:

(i) sifat umum dari interaksi di antara pengguna dan penjual faktor produksi di pasaran faktor
(ii) caranya berbagai pendapatan faktor produksi (upah, sewa, bunga dan keuntungan)
ditentukan di pasar.

3
Sebagai akibat dari penggunaan faktor-faktor produksi dalam kegiatan
menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat, akan tercipta aliran pendapatan
kepada faktor-faktor produksi yang digunakan. Aliran ini akan menetukan corak distribusi
pendapatan dalam masyarakat. Selanjutnya corak distribusi ini akan menentukan corak
permintaan masyarakat atas barang dan jasa.

 ASAL MULANYA PERKEMBANGAN ANALISIS MAKROEKONOMI

Uraian singkat di atas mengenai bentuk-bentuk analisis dan ruang lingkup teori
mikroekonomi menunjukkan bahwa teori tersebut bertujuan memberikan gambaran tentang
bagaimana suatu perekonomian berfungsi dan menjalankan kegiatannya. Teori tersebut pada
hakikatnya menerangkan bagaimana suatu masyarakat yang memiliki faktor-faktor produksi
yang terbatas, tetapi mempunyai keinginan memperoleh barang dan jasa yang tidak terbatas,
serta membuat pilihan-pilihan dalam memproduksi dan mengkonsumsi barang dan jasa sehingga
kepuasan dan kesejahteraan masyarakat dapat dimaksimumkan.

 Isu-Isu yang Tidak Diliputi Teori Mikroekonomi

Analisis tersebut ternyata tidak dapat menerangkan sebab-sebab berlakunya beberapa


masalah penting yang selalu berlaku dalam perekonomian. Perhatikan beberapa pernyataan
berikut:

i. Faktor-faktor apa yang menentukan tingkat kegiatan ekonomi suatu negara dalam
suatu periode tertentu?
ii. Mengapa setiap negara menghadapi masalah pengangguran, yang adakalanya
semakin lama semakin buruk keadaannya?
iii. Mengapa masalah kenaikan harga-harga berlaku, yang sering kali juga diikuti
dengan masalah pengangguran yang cukup serius?
iv. Mengapa berbagai perekonomian tidak mengalami pertumbuhan yang sama
cepatnya?
v. Mengapa kegiatan perekonomian tidak mengalami perkembangan yang stabil, yaitu
adakalanya cepat berkembang, tetapi pada periode lain mengalami perkembangan
yang lambat atau kemunduran?
 Tumpuan Analisis Mazhab Klasik

4
Sehingga dekade 1930an ahli-ahli ekonomi tidak menumpukan analisis mereka pada
berbagai isu dan masalah tersebut, terutama terhadap masalah pengangguran dan pertumbuhan
ekonomi yang lesu. Ahli-ahli ekonomi yang tergolong dalam mazhab klasik (classical
economists) yaitu ahli ekonomi yang hidup di zaman Adam Smith (1776) dan zaman Keynes
(1936), tidak banyak menganalisis masalah pengangguran, inflasi, ketidakstabilan ekonomi dan
pertumbuhan ekonomi.

Kekurangan perhatian tersebut disebabkan oleh keyakinan mereka bahwa sistem


pasar bebas akan mewujudkan tingkat kegiatan ekonomi yang efisien dalam jangka panjang.
Penggunaan tenaga kerja penuh (kesempatan kerja penuh) akan selalu tercapai dan
perekonomian akan mengalami pertumbuhan yang teguh.

Ahli-ahli ekonomi klasik menyadari bahwa ketidakstabilan dalam perekonomian, yang


menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang lambat atau kemunduran ekonomi dan pengangguran,
dapat berlaku dalam setiap perekonomian. Akan tetapi, menurut mereka masalah-masalah
tersebut hanya sementara saja berlakunya. Sistem pasar bebas akan membuat penyesuain-
penyesuain yang menyebabkan masalah-masalah tersebut akan lenyap dengan sendirinya dan
perekonomian ekonomi yang teguh akan berlangsung kembali.

 Perkembangan Teori Makroekonomi

Dalam tahun 1929-1932 terjadi kemunduran ekonomi di seluruh dunia, yang bermula
dari kemerosotan ekonomi di Amerika Serikat. Periode itu dinamakan The Great Depression.
Pada puncak kemerosotan ekonomi itu, seperempat dari tenaga kerja di Amerika Serikat
menganggur dan pendapatan nasionalnya (ukuran dan tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai
sesuatu negara) mengalami kemerosotan yang sangat tajam. Kemunduran ekonomi yang serius
itu meluas ke seluruh dunia—ke negara-negara industri lain maupun ke negara-negara miskin.

Kemunduran ekonomi tersebut menimbulkan kesadaran pada ahli-ahli ekonomi bahwa


mekanisme pasar tidak dapat secara otomatis menimbulkan keadaan ekonomi yang teguh dan
tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Dan teori-teori ekonomi sebelumnya juga tidak dapat
menerangkan mengapa peristiwa kemunduran ekonomi yang serius tersebut dapat terjadi.
Ketidakmampuan tersebut mendorong seorang ahli ekonomi Inggris yang terkemuka pada masa
tersebut, yaitu John Maynard Keynes, mengemukakan pandangan dan menulis buku yang pada

5
akhirnya menjadi landasan pada teori makroekonomi modern. Pandangan tersebut dikemukakan
dalam buku yang berjudul: The General Theory of Employment, Interest and Money dan
diterbitkan pada tahun 1936.

 Pandangan Utama Teori Keynes

Secara garis besar, pandangan dalam buku Keynes tersebut dapat dibedakan atas dua
aspek. Di satu pihak buku tersebut mengemukakan beberapa kritik atas pandangan ahli-ahli
ekonomi klasik mengenai faktor-faktor yang menentukan tingkat kegiatan suatu perekonomian.
Kritik-kritik tersebut menunjukkan kelemahan-kelemahan dari pandangan yang menjadi
landasan pada keyakinan ahli-ahli ekonomi klasik bahwa penggunaan tenaga kerja penuh dan
pertumbuhan ekonomi yang teguh selalu dicapai.

Di pihak lain buku tersebut menerangkan pula faktor utama yang akan menentukan
prestasi kegiatan ekonomi suatu negara. Keynes berpendapat pengeluaran agregat, yaitu
perbelanjaan masyarakat atas barang dan jasa, adalah faktor utama yang menentukan tingkat
kegiatan ekonomi yang dicapai suatu negara. Seterusnya Keynes berpendapat bahwa dalam
sistem pasar bebas penggunan tenaga kerja penuh tidak selalu tercipta dan diperlukan usaha dan
kebijakan pemerintah untuk menciptakan tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dan
pertumbuhan ekonomi yang teguh.

 ISU-ISU UTAMA DALAM ANALISIS MAKROEKONOMI

Makroekonomi membahas isu-isu penting yang selalu dihadapi suatu perekonomian.


Analisisnya berusaha memberi jawaban kepada pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan di
bagian yang lalu, yaitu: faktor-faktor apakah yang menentukan tingkat kegiatan suatu
perekonomian? Mengapa pertumbuhan ekonomi tidak selalu teguh? Mengapa kegiatan ekonomi
tidak berkembang dengan stabil? Mengapa pengangguran dan kenaikan harga-harga selalu
berlaku?

Disamping menerangkan faktor-faktor yang menentukan tingkat kegiatan ekonomi


negara dan keadaan-keadaan yang menciptakan berbagai masalah yang baru saja dinyatakan,
analisis makroekonomi menerangkan pula langkah-langkah yang dapat digunakan pemerintah
untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.

6
 Penentuan Kegiatan Ekonomi

Analisis mengenai penentuan tingkat kegiatan yang dicapai suatu perekonomian


merupakan bagian terpenting dalam analisis makroekonomi. Analisis tersebut menunjukkan
bagaimana pengeluaran agregat (permintaan agregat) dan penawaran agregat akan menentukan
tingkat kegiatan suatu perekonomian dalam suatu periode tertentu dan pendapatan
nasional/produksi nasional yang tercipta. Dalam analisis tersebut akan diterangkan pula
komponen-komponen dari pengeluaran agregat dan ciri-ciri dari setiap komponen tersebut.
Dalam suatu perekonomian modern komponen dari pengeluaran agregat dibedakan kepada
empat golongan:

i. Pengeluaran konsumsi rumah tangga,


ii. Investasi perusahaan-perusahaan,
iii. Pengeluaran konsumsi dan investasi pemerintah, dan
iv. Ekspor (pembelian barang buatan dalam negeri oleh penduduk negara-negara lain).

Analisis mengenai penentuan tingkat kegiatan dalam perekonomian perlu dibedakan


kepada tiga bentuk abstraksi atau penyederhanaan. Ketiga-tiga jenis analisis tersebut adalah:

i. Analisis penentuan kegiatan perekonomian yang memisalkan bahwa harga tetap


dan suku bunga tetap. Dalam menunjukkan penentuan kegiatan perekonomian
berdasarkan kedua permisalan tersebut, analisis dibuat secara bertahap, yaitu
bermula dari menerangkan keseimbangan dalam perekonomian dua sektor, pada
keseimbangan perekonomian dalam tiga sektor, dan akhirnya dalam perekonomian
yang terdiri dari empat sektor.
ii. Analisis penentuan kegiatan perekonomian yang memisalkan harga mengalami
perubahan. Perubahan tersebut akan menimbulkan perubahan dalam tingkat
kegiatan perekonomian.
iii. Analisis penentuan kegiatan perekonomian yang memisalkan harga dan suku bunga
mengalami perubahan. Mengenai masalah ini dapat diterangkan bagaimana
perubahan-perubahan penawaran uang dan suku bunga mempengaruhi
keseimbangan kegiatan perekonomian.

7
Ketiga aspek yang dinyatakan di atas merupakan analisis yang menerangkan kegiatan
perekonomian dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang, yaitu jangka waktu dimana faktor-
faktor produksi seperti buruh, kapasitas barang modal dan teknologi mengalami perubahan, akan
dihadapi masalah yang berbeda.

 Masalah dan Kebijakan Makroekonomi

Salah satu aspek penting dari ciri kegiatan perekonomian yang menjadi titik tolak analisis
dalam teori makroekonomi adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak selalu dapat
mewujudkan:

(i) penggunaan tenaga kerja penuh,


(ii) kestabilan harga-harga,
(iii) pertumbuhan ekonomi yang teguh.

Setiap perekonomian akan selalu menghadapi masalah pengangguran, kenaikan harga-


harga, dan pertumbuhan ekonomi yang tidak teguh. Masalah-masalah ini menimbulkan akibat
buruk pada masyarakat yang harus dihindari atau magnitud masalahnya dikurangi. Dalam bagian
berikut secara lebih terinci diterangkan masalah-masalah makroekonomi utama yang dihadapi
suatu perekonomian. Menerangkan sebab-sebab dari berlakunya masalah tersebut dan kebijakan-
kebijakan pemerintah yang dapat dijalankan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut
merupakan aspek penting lain yang dibicarakan dalam teori makroekonomi.

8
B. MASALAH UTAMA DALAM PEREKONOMIAN

1. Masalah Pertumbuhan Ekonomi


2. Masalah Ketidakstabilan Kegiatan Ekonomi
3. Masalah Pengangguran
4. Masalah Kenaikan Harga
5. Masalah Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran

1. Masalah Pertumbuhan Ekonomi


Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara
secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu
perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Berbagai negara
tidak selalu dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang sesuai dengan perkembangan
kemampuan memproduksi yang di miliki oleh faktor-faktor produksi yang semakin meningkat.
Di banyak negara kerap kali didapati keadaan di mana pertumbuhan ekonomi yang sebenarnya
jauh lebih rendah dari potensi pertumbuhan yang dapat dicapai, khususnya Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makroekonomi jangka panjang. Dalam kegiatan
perekonomian yang sebenarnya pertumbuhan ekonomi berati perkembangan produksi barang
dan jasa di suatu negara, seperti pertambahan dan jumlah barang produksi barang industri,
perkembangan infrastruktur, pertambahan jumlah sekolah, pertambahan produksi sektor jasa dan
pertambahan produksi barang modal.

1.1 Kurva Kemungkinan Produksi dan Pertumbuhan Ekonomi (Production


Possibilities Frontiers)

Batas Kemungkinan-Kemungkinan Produksi merupakan grafik yang memperlihatkan


kombinasi hasil produksi yang beraneka ragam yang dapat dihasilkan suatu perekonomian
dengan ketersediaan faktor-faktor produksi dan teknologi produksi yang dapat digunakan oleh
perusahaan untuk merubah faktor-faktor produksi menjadi hasil-hasil produksi. Berdasarkan
pengertian di atas, Kurva Kemungkinan Produksi menunjukkan berbagai kombinasi hasil-hasil

9
produksi yang mungkin dapat dihasilkan oleh suatu perekonomian. Berbagai kemungkinan
kombinasi tersebut ditampilkan dalam sebuah grafik (kurva).

Misalnya, gambar di atas menunjukkan semua kombinasi produk A dan produk B yang
dapat diproduksi menggunakan kuantitas dan kualitas sumber daya yang ada. Kemiringan kurva
mewakili pengorbanan antara memproduksi produk A dan produk B. Karena perusahaan
mengalihkan lebih banyak sumber daya untuk memproduksi produk B, maka produksi produk
A akan berkurang. Misalnya, dari grafik di atas, ketika memutuskan untuk
memproduksi sebanyak 1.400 unit produk A, maka harus ada pengorbanan dengan tidak dapat
menghasilkan produk B. Demikian juga, untuk menghasilkan produk B sebanyak 1.000 unit,
perusahaan/perekonomian tidak dapat menghasilkan produk A. Titik kombinasi produk A dan
produk B yang dapat dihasilkan akan membentuk kurva melengkung. Kurva itulah yang kita
namakan dengan Kurva Kemungkinan Produksi.

Pergeseran kurva kemungkinan produksi yang di mana perubahan ini menyebabkan


kurva bergeser, ke kanan atau ke kiri. Kurva di atas mengasumsikan kualitas dan kuantitas
sumber daya dan teknik produksi tidak berubah. Oleh karena itu, peningkatan kuantitas dan/atau
kualitas sumber daya yang tersedia bagi perekonomian atau kemajuan teknologi dapat
menggeser kurva ke kanan. Misalnya, kemajuan teknologi membuat produksi lebih efisien.
Dengan menggunakan mesin berteknologi lebih canggih, pekerja dapat lebih
produktif dibandingkan dengan ketika menggunakan teknologi lama. Hasilnya adalah
peningkatan jumlah output. Dalam makroekonomi, peningkatan ini kita kenal
dengan pertumbuhan ekonomi.

10
Kurva kemungkinan produksi memberikan gambaran mengenai efisiensi sistem produksi
ketika dua produk diproduksi bersama. Manajemen dapat menggunakan kurva ini untuk
memutuskan rasio ideal unit yang akan diproduksi, sehingga dapat meminimalkan biaya sambil
memaksimalkan keuntungan. Kurva juga dapat digunakan untuk menunjukkan apa yang tidak
mampu dihasilkan oleh perusahaan/perekonomian. Dalam contoh di atas, titik yang tidak
mungkin adalah di titik Z, yang ada di luar garis. Secara umum, titik-titik di luar kurva
kemungkinan produksi adalah kombinasi produk A dan produk B yang tidak dapat dicapai,
mempertimbangkan kualitas dan kuantitas sumber daya dan teknik produksi yang ada. Titik
kombinasi akan bergeser keluar jika terjadi perubahan pada kuantitas dan kualitas sumber daya
serta teknik produksi.

1.2 Pendapatan Nasional Potensial dan Sebenarnya

Perbedaan diantara pertumbuhan ekonomi potensial dan pertumbuhan ekonomi


sebenarnya dapat pula ditunjukkan oleh grafik yang menggambarkan potensi perkembangan
pendapatan nasional dalam jangka panjang dan perkembangan sebenarnya pendapatan nasional.

Grafik (a) menggambarkan pendapatan nasional potensial yaitu tingkat pendapatan


nasional yang dicapai apabila tenaga kerja sepenuhnya digunakan. Garis “pendapatan nasional
potensial” yang semakin naik menggambarkan bahwa faktor-faktor produksi yang semakin
banyak jumlahnya dari tahun ke tahun dan kemajuan teknologi yang menaikkan produktivitas

11
menyebabkan semakin lama semakin banyak produksi nasional yang dapat diwujudkan. Akan
tetapi perekonomian tidak selalu menggunakan semua faktor produksi yang tersedia, termasuk
tenaga kerja yang tersedia.

Pendapatan nasional sebenarnya yang terwujud dari tahun ke tahun digambarkan dalam
grafik (b). Perbedaan antara pendapatan nasional potensial dan pendapatan nasional yang
sebenarnya dinamakan Jurang Produk Nasional Bruto (Jurang PNB). Apabila jurang PNB
terwujud maka pengangguran akan berlaku. Semakin besar jurang PNB, semakin besar pula
tingkat pengangguran dalam perekonomian. Selain itu, masyarakat juga tidak dapat menikmati
kemakmuran potensial yang dapat dicapainya.

2. Masalah Ketidakstabilan Kegiatan Ekonomi


2.1 Konjungtur (Siklus Kegiatan Perusahaan/business cycle)

Yaitu pergerakan naik turun kegiatan perusahaan-perusahaan dalam jangka panjang.


Suatu siklus (cycle) dalam satu periode konjungtur berbeda dengan siklus pada periode lain.
Namun sifat-sifat dasarnya masih tetap sama.

Grafik di atas menggambarkan hubungan antara periode dengan pendapatan nasional


yang diwujudkan pada waktu tersebut. Dalam siklus ABCDE, pergerakan dari A ke B dan C ke
D menggambarkan kegiatan ekonomi yang sedang mengalami kemunduran. Sedangkan
pergerakan dari B ke C dan D ke E menggambarkan kegiatan ekonomi yang mengalami
pertumbuhan. Kemunduran yang serius akan menimbulkan masalah pengangguran, sedangkan
perkembangan ekonomi yang terlalu pesat akan menyebabkan kenaikan harga-harga
12
(Inflasi). Pengangguran dan inflasi dapat menimbulkan beberapa akibat buruk atas kehidupan
dan kesejahteraan masyarakat. Dalam jangka panjang ketidakstabilan ekonomi dapat
menimbulkan ketidakpastian dan berakibat buruk terhadap perkembangan ekonomi.

3. Masalah pengangguran

Pengangguran merupakan salah satu permasalahan besar yang sering terjadi di sebuah
negara. Istilah pengangguran merujuk kepada ketidakmampuan pemerintah dalam menyediakan
lowongan pekerjaan untuk setiap penduduk yang ada dalam jangkauan pemerintahannya.
Fenomena pengangguran terjadi sebagai dampak ketimpangan antara jumlah angkatan kerja
dengan jumlah kesempatan kerja (lowongan pekerjaan). Fenomena pengangguran hanya terjadi
ketika jumlah angkatan kerja yang ada pada suatu negara jauh lebih besar dibandingkan dengan
jumlah kesempatan kerja / lowongan kerja yang ada dalam negara tersebut. Pengertian
pengangguran adalah setiap orang yang masuk ke dalam usia atau pun angkatan kerja (yaitu berada
di rentang usia 15 tahun hingga 64 tahun) yang sedang mencoba untuk mencari pekerjaan dan
belum mendapatkannya.

Sebab berlakunya pengangguran:

1. Kekurangan pengeluaran agregat (faktor utama)


2. Menganggur karena ingin mencari pekerjaan lain yang lebih baik
3. Penggunaan peralatan produksi modern yang akan mengurangi penggunaan tenaga kerja
4. Ketidaksesuaian antara ketrampilan pekerja yang sebenarnya dengan ketrampilan yang
diperlukan dalam industri-industri.

Akibat buruk pengangguran apabila ditinjau dari sudut pandang yang berbeda:
Ditinjau dari sudut individu, akan menimbulkan berbagai masalah ekonomi dan sosial yaitu:

1. Mengurangi pengeluaran konsumsinya


2. Mengganggu taraf kesejahteraan keluarga
3. Menimbulkan efek psikologis yang buruk atas penganggur dan keluarganya
Ditinjau dari sudut agregat (apabila keadaannya sudah sangat buruk) maka:

1. Akan terjadi kekacauan politik dan sosial

13
2. Menimbulkan efek yang buruk pada kesejahteraan masyarakat dan prospek pembangunan
ekonomi dalam jangka panjang
4. Masalah Inflasi (Kenaikan Harga)
Inflasi adalah suatu keadaan perekonomian di suatu negara yang mana terjadi
kecenderungan kenaikan harga-harga barang dan jasa secara umum dalam jangka waktu yang
panjang (kontinu) disebabkan karena tidak seimbangnya arus uang dan barang. Kenaikan harga
yang sifatnya sementara tidak termasuk dalam inflasi, misalnya kenaikan harga-harga menjelang
hari raya Idul Fitri. Pada umumnya inflasi terjadi ketika jumlah uang yang beredar di masyarakat
lebih banyak daripada yang dibutuhkan.

Secara umum, penyebab inflasi adalah karena terjadinya kenaikan permintaan dan biaya
produksi.

1. Meningkatnya Permintaan (Demand Pull Inflation)


Inflasi yang terjadi disebabkan karena peningkatan permintaan untuk jenis barang/jasa tertentu.
Dalam hal ini, peningkatan permintaan jenis barang/jasa tersebut terjadi secara agregat (agregat
demand). Hal ini terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:
 Meningkatnya belanja pemerintah
 Meningkatnya permintaan barang untuk diekspor
 Meningkatnya permintaan barang untuk swasta

2. Meningkatnya Biaya Produksi (Cost Pull Inflation)

Inflasi yang terjadi karena meningkatnya biaya produksi. Adapun peningkatan biaya produksi
disebabkan oleh kenaikan harga bahan-bahan baku, misalnya:
 Harga bahan bakar naik
 Upah buruh naik

3. Tingginya Peredaran Uang

Inflasi terjadi karena uang yang beredar di masyarakat lebih banyak dibanding yang dibutuhkan.
Ketika jumlah barang tetap sedangkan uang yang beredar meningkat dua kali lipat, maka dapat
terjadi kenaikan harga hingga 100%. Hal ini bisa terjadi ketika pemerintah menerapkan sistem

14
anggaran defisit, di mana kekurangan anggaran tersebut diatasi dengan mencetak uang baru.
Namun hal tersebut membuat jumlah uang yang beredar di masyarakat semakin bertambah dan
mengakibatkan inflasi.
Mengacu pada pengertian inflasi di atas, kondisi ekonomi ini memiliki dampak positif dan negatif
bagi suatu negara. Berikut ini adalah beberapa dampak inflasi secara umum:
1. Dampak Inflasi Terhadap Pendapatan
Inflasi dapat memberikan dampak positif dan negatif terhadap pendapatan masyarakat.
Pada kondisi tertentu, misalnya inflasi lunak, justru akan mendorong para pengusaha untuk
memperluas produksi sehingga meningkatkan perekonomian. Namun, inflasi akan berdampak
buruk bagi mereka yang berpenghasilan tetap karena nilai uangnya tetap sedangkan harga
barang/jasa naik.
2. Dampak Inflasi Terhadap Ekspor
Kemampuan ekspor suatu negara akan berkurang ketika mengalami inflasi, karena biaya ekspor
akan lebih mahal. Selain itu, daya saing barang ekspor juga mengalami penurunan, yang pada
akhirnya pendapatan dari devisa pun berkurang.
3. Dampak Inflasi Terhadap Minat Menabung
Seperti yang telah disebutkan pada pengertian inflasi di atas, pada kondisi inflasi minat menabung
sebagian besar orang akan berkurang. Alasannya, karena pendapatan dari bunga tabungan jauh
lebih kecil sedangkan penabung harus membayar biaya administrasi tabungannya.
4. Dampak Inflasi Terhadap Kalkulasi Harga Pokok
Kondisi inflasi akan mengakibatkan perhitungan penetapan harga pokok menjadi sulit karena bisa
menjadi terlalu kecil atau terlalu besar. Persentase inflasi yang terjadi di masa depan seringkali
tidak dapat diprediksi dengan akurat. Hal ini kemudian akan membuat proses penetapan harga
pokok dan harga jual menjadi tidak akurat. Pada kondisi tertentu, inflasi akan membuat para
produsen kesulitan dan mengakibatkan kekacauan perekonomian.

5. Masalah neraca perdagangan dan neraca pembayaran (Ketidakseimbangan Neraca


Pembayaran)
Perekonomian terbuka adalah suatu perekonomian yang mempunyai hubungan dengan
negara lain, terutama dengan menjalankan kegiatan ekspor dan impor. Selain itu juga terdapat
investasi untuk aliran modal dengan negara lain.

15
Kebaikan dan keburukan perekonomian terbuka:

Kebaikan perekonomian terbuka

 Ekspor, akan memperluas pasar barang buatan dalam negeri dan memungkinkan perusahaan-
perusahaan dalam negeri mengembangkan kegiatannya.
 Impor, dapat memberi sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi. Industri-industri dapat
mengimpor mesin-mesin dan bahan mentah yang diperlukannya.
Keburukan perekonomian terbuka

 Impor yang berlebihan dapat mengurangi kegiatan ekonomi dalam negeri karena konsumen
menggunakan barang luar negeri dan tidak menggunakan barang buatan dalam negeri
 Akan terjadi lebih banyak pengangguran
 Implikasinya, modal dalam negeri akan mengalir ke luar negeri, maka akan terjadi
ketidakseimbangan antara pengaliran uang dari dalam ke luar negeri. Sehingga cenderung
menurunkan nilai mata uang domestik.

Efek dari Defisit dalam Neraca Pembayaran

Neraca pembayaran adalah suatu ringkasan pembukuan yang menunjukkan aliran


pembayaran yang dilakukan dari negara-negara lain ke dalam negeri, dan dari dalam negeri ke
negara-negara lain dalam satu tahun tertentu.

Pembayaran-pembayaran yang dilakukan meliputi:

1. Penerimaan dari ekspor dan pembayaran untuk impor barang dan jasa.
2. Aliran masuk penanaman modal asing dan pembayaran penanaman modal ke luar negeri.
3. Aliran ke luar dan aliran masuk modal jangka pendek (misalnya mendepositkan uang di luar
negeri).
Neraca terpenting dalam neraca pembayaran adalah neraca perdagangan dan neraca
keseluruhan. Neraca perdagangan menunjukkan perimbangan antara ekspor dan impor,
sedangkan neraca keseluruhan menunjukkan perimbangan antara keseluruhan aliran pembayaran

16
ke luar negeri dan keseluruhan aliran penerimaan dari luar negeri. Defisit dalam neraca
pembayaran adalah pembayaran ke luar negeri melebihi penerimaan dari luar negeri. Hal ini
disebabkan oleh impor melebihi ekspor dan pengaliran modal yang terlalu banyak ke luar negeri.
Defisit dalam neraca pembayaran menyebabkan beberapa efek buruk terhadap kegiatan dan
kestabilan ekonomi. Berikut adalah akibat buruk dari defisit dalam neraca pembayaran.

Efek buruk defisit neraca pembayaran:

1. Sebagai akibat dari impor yang berlebihan, mengakibatkan penurunan dalam kegiatan
ekonomi dalam negeri karena konsumen lebih memilih menggunakan barang impor daripada
barang dalam negeri.
2. Harga valuta asing meningkat dan menyebabkan harga barang-barang impor bertambah
mahal.
3. Kegiatan ekonomi dalam negeri yang menurun dapat mengurangi kegairahan pengusaha-
pengusaha untuk melakukan penanaman modal dan membangun kegiatan usaha yang baru.
Dengan demikian sama halnya dengan masalah pengangguran dan inflasi, masalah defisit
dalam neraca pembayaran menyebabkan efek yang buruk atas prestasi ekonomi dalam jangka
pendek dan jangka panjang. Oleh karenanya, setiap negara harus berusaha menghindari
berlakunya defisit dalam neraca pembayaran.

17
C. ALAT PENGAMAT PRESTASI KEGIATAN EKONOMI

i. Pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita


ii. Penggunaan tenaga kerja dan pengangguran
iii. Tingkat perubahan harga atau inflasi
iv. Kedududukan neraca perdagangan dan neraca pembayaran
v. Kestabilan nilai mata uang domestik

 PENDAPATAN NASIONAL
Data pendapatan nasional menggambarkan tingkat produksi negara yang dicapai dalam
satu tahun tertentu dan perubahannya dari tahun ke tahun. Maka ia mempunyai peranan yang
penting dalam menggambarkan:

i. Tingkat kegiatan ekonomi yang tercapai


ii. Perubahan dan pertumbuhannya dari tahun ke tahun

 Mengukur prestasi kegiatan ekonomi

Pengertian Pendapatan Nasional dibedakan menjadi dua pengertian, yaitu Produk Nasional
Bruto (PNB) dan Produk Domestik Bruto (PDB). Produk nasional yang diwujudkan oleh
faktor-faktor produksi milik warga negara suatu negara dinamakan Produk Nasional Bruto,
sedangkan Produk Domestik Bruto adalah produk nasional yang diwujudkan oleh faktor-
faktor produksi dalam negara (milik warga negara dan orang asing) dalam suatu negara.

 Tingkat pertumbuhan ekonomi

Data produk nasional dapat pula digunakan untuk (i) menilai prestasi pertumbuhan
ekonomi, dan (ii) menentukan tingkat kemakumran masyarakat dan perkembangannya.
Untuk menilai prestasi pertumbuhan ekonomi haruslah terlebih dahulu dihitung
pendapatan nasional rill, yaitu PNB atau PDB yang dihitung menurut harga-harga yang
berlaku dalam tahun dasar.

𝑃𝐷𝐵𝑡−𝑃𝐷𝐵𝑡−1
Tingkat pertumbuhan ekonomi: x 100%
𝑃𝐷𝐵𝑡−1

18
 Tingkat pertumbuhan kemakmuran

Untuk menentukan tingkat dan pertambahan kemakmuran penduduk perlu dihitung


pendapatan per kapita di berbagai tahun. Dalam negara yang dicontohkan di atas, misalkan
pada tahun 2002 jumlah penduduknya 12 juta dan meningkat menjadi 12,2 juta dalam
tahun 2003. Berapakah pendapatan per kapita tahun 2002 dan 2003 dan berapakah kelajuan
pertambahan kemakmurannya?

Jawaban:

𝑃𝐷𝐵 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑃𝑁𝐵 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛(𝑛)


Pendapatan per kapita:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛(𝑛)

𝑅𝑝 120 𝑡𝑟𝑖𝑙𝑖𝑢𝑛
Tingkat pendapatan per kapita 2002 : = Rp 10 juta
12 𝑗𝑢𝑡𝑎

𝑅𝑃 126 𝑡𝑟𝑖𝑙𝑖𝑢𝑛
Tingkat pendapatan per kapita 2003: = Rp 10,3278 juta
12,2 𝑗𝑢𝑡𝑎

10,3278−10,000
Pertumbuhan Pendapatan per kapita pada tahun 2003 : x 100%= 3,3%
10 𝑗𝑢𝑡𝑎

 TINGKAT KERJA DAN PENGANGGURAN

Pengangguran dalam suatu negara adalah perbedaan antara angkatan kerja dengan
pengangguran tenaga kerja yang sebenarnya. Yang dimaksud dengan angkatan kerja adalah
jumlah tenaga kerja yang terdapat dalam suatu perekonomian pada suatu waktu tertentu.

Untuk menentukan angkatan kerja diperlukan dua informasi, yaitu:

(i) jumlah penduduk yang berusia diantara 15 tahun dan 64 tahun


(ii) jumlah penduduk yang berusia 14-64 tahun yang tidak ingin bekerja.

Jumlah penduduk dalam golongan (i) dinamakan penduduk usia kerja dan penduduk
dalam golongan (ii) dinamakan bukan angkatan kerja. Dengan demikian angkatan kerja dalam
suatu periode tertentu dapat dihitung dengan mengurangi jumlah penduduk (i) dan (ii).
Perbandingan di antara angkatan kerja dengan penduduk usia kerja (dalam persen) dinamakan

19
tingkat partisipasi angkatan kerja. Dalam prakteknya, suatu negara dianggap sudah mencapai
tingkat penggunaan tenaga kerja penuh apabila tingkat penganggurannya kurang dari 4 persen.

 INDEKS HARGA DAN TINGKAT INFLASI

Tingkat perubahan harga yang berbeda tersebut menyebabkan indeks harga tersebut perlu
dibentuk untuk menggambarkan tingkat perubahan harga-harga yang berlaku dalam suatu
negara. Untuk mengukur tingkat inflasi, indeks harga yang selalu digunakan adalah indeks harga
konsumen.

 Cara Membentuk Indeks Harga

Untuk membentuk indeks harga, perlu dilakukan tiga langkah berikut:

(i) memilih tahun dasar, yaitu tahun yang menjadi titik tolak dalam membandingkan
perubahan harga,
(ii) menentukan jenis-jenis barang yang perubahan harga-harganya akan diamati untuk
membentuk indeks harga, dan
(iii) menghitung indeks harga.

20
Dalam tabel 1.1 ditunjukkan suatu contoh sederhana indeks harga dengan tahun dasar
adalah tahun 1997 dan tahun pembandingnya adalah indeks harga pada akhir tahun 2003.
Disamping mengumpulkan data-data perubahan harga-harganya, harus pula ditentukan
“weightage” atau kepentingan relatif setiap kelompok barang dalam konsumsi masyarakat.

600
𝐼𝐻2003 = 𝑋100 = 240
250

 Menentukan tingkat inflasi

Tingkat inflasi dimaksudkan untuk menggambarkan perubahan harga-harga yang


berlaku dari satu tahun ke tahun lainnya. Contoh, misalkan pada akhir tahun 2002 indeks harga
konsumen adalah 231 dan pada akhir tahun 2003 indeks tersebut adalah 240, berapa tingkat
inflasi dalam tahun 2003?

240−231
Jawaban: x100=3,9 persen
231

 KEDUDUKAN NERACA PERDAGANGAN DAN NERACA PEMBAYARAN

Neraca pembayaran merupakan data yang memberi gambaran tentang lalu lintas
perdagangan dan dana dari suatu negara ke berbagai negara lain dalam satu tahun tertentu.
Komponen penting dalam neraca pembayaran adalah neraca perdagangan dan neraca
keseluruhan.

 Neraca perdagangan dan aliran modal

Neraca pembayaran memberikan informasi nilai-nilai dan perkembangan ekspor impor.


Defisit dalam neraca perdagangan, yang disebabkan oleh impor yang melebihi ekspor,
mengurangi tingkat kegiatan ekonomi di dalam negeri dan masalah pengangguran yang lebih
serius akan dihadapi.

21
 Neraca keselurahan atau neraca pembayaran

Dalam melihat prestasi ekonomi suatu negara dengan negara-negara lain perlu
diperhatikan kedudukan keseimbangan keseluruhan. Keseimbangan keselurahan ini dinamakan
neraca keseluruhan dari neraca pembayaran. Di samping menunjukkan data ekspor dan impor,
informasi penting lain yang dapat dilihat dari suatu neraca pembayaran adalah aliran modal
jangka pendek dan jangka panjang. Aliran modal ini menggambarkan aliran modal neto (aliran
masuk-aliran keluar) modal asing yang dilakukan ke suatu negara. Pada hakikatnya neraca
pembayaran menunjukan perimbangan mutasi keuangan dari suatu negara ke negara lain,
perimbangan ini dinamakan neraca keseluruhan.

 KESTABILAN KURS VALUTA ASING


Alat pengukur lain yang digunakan untuk nilai keteguhan suatu ekonomi adalah
perbandingan nilai suatu mata uang asing dengan nilai mata uang domestik. Perbandingan
ini dinamakan kurs valuta asing. Faktor yang memengaruhi kurs valuta asing adalah neraca
keseluruhan.

22
D. KEBIJAKAN MAKROEKONOMI

 TUJUAN KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI


i. Menstabilkan kegiatan ekonomi
ii. Mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja (kesempatan kerja) penuh tanpa inflasi
iii. Menghindari masalah inflasi
iv. Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang teguh
v. Mewujudkan kekukuhan neraca pembayaran dan kurs valuta asing
 BENTUK BENTUK KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI
i. Kebijakan Fiskal
Meliputi langkah-langkah pemerintah sebagai pembuat perubahan dalam bidang
perpajakan dan pengeluaran pemerintah dengan maksud untuk memengaruhi
pengeluaran agregat dan perekonomian. Menurut pandangan Keynes, kebijakan fiskal
adalah sangat penting untuk mengatasi pengangguran relatif serius, melalui kebijakan
fiskal pengeluaran agregat dapat ditambah dan langkah ini akan menaikkan pendapatan
nasional dan tingkat penggunaan tenaga kerja.
ii. Kebijakan Moneter
Meliputi langkah-langkah pemerintah yang dilaksanakan oleh bank sentral untuk
memengaruhi penawaran uang dalam perekonomian atau mengubah suku bunga
dengan maksud untuk memengaruhi pengeluaran agregat. Salah satu komponen dari
pengeluaran agregat adalah investasi perusahaan-perusahaan.
iii. Kebijakan Segi Penawaran
Bertujuan untuk meninggikan efisiensi kegiatan perusahaan-perusahaan sehingga dapat
menawarkan barang-barangnya dengan harga yang lebih murah atau dengan mutu yg
baik. Salah satu kebijakan segi penawaran adalah kebijakan pendapatan, yaitu langkah
pemerintah yang bertujuan mengendalikan tuntutan kenaikan pendapatan kerja.

23
E. BEBERAPA ISTILAH PENDAPATAN NASIONAL

 Produk Domestik Bruto

Di negara-negara berkembang, yang sering juga dinamakan sebagai “Dunia Ketiga” konsep
Produk Domestik Bruto adalah konsep yang paling penting jika dibandingkan dengan konsep
pendapatan nasional lainnya. Produk Domestik Bruto (PDB) dapat diartikan sebagai nilai
barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan dalam negara tersebut dalam satu tahun tertentu.

Di dalam suatu perekonomian, negara-negara maju maupun negara-negara berkembang,


barang dan jasa diproduksikan bukan saja oleh perusahaan milik penduduk negara tersebut tetapi
oleh penduduk negara lain. Selalu didapati bahwa produksi nasional diciptakan oleh faktor-
faktor produksi yang berasal dari luar negeri. Perusahaan multinasional beroperasi di berbagai
negara dan membantu menaikkan nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh negara-negara
tersebut. Perusahaan multinasional tersebut menyediakan modal, teknologi, dan tenaga ahli
kepada negara di mana perusahaan itu beroperasi. Operasinya membantu menambah barang dan
jasa yang diproduksikan di dalam negara, menambah penggunaan tenaga kerja dan pendapatan
dan sering kali juga membantu menambah ekspor. Operasi mereka merupakan bagian yang
cukup penting dalam kegiatan ekonomi suatu negara dan nilai produksi yang disumbangkan
perlu dihitung dalam pendapatan nasional. Dengan demikian, Produk Domestik Bruto atau Gross
Domestic Product (GDP), adalah nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksikan
oleh faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut dan negara asing.

 Produk Nasional Bruto

Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP) adalah konsep yang
mempunyai arti yang bersamaan dengan GDP, tetapi memperkirakan jenis-jenis pendapatan
yang sedikit berbeda. Dalam menghitung Pendapatan Nasional Bruto, nilai barang dan jasa yang
dihitung dalam pendapatan nasional hanyalah barang dan jasa yang diproduksikan oleh faktor-
faktor produksi yang dimiliki oleh warga negara dari negara yang pendapatan nasionalnya
dihitung. Oleh karena faktor-faktor produksi yang dimiliki warga negara suatu negara terdapat
di negara itu sendiri maupun di luar negeri, maka nilai produksi yang diwujudkan oleh faktor-
faktor produksi yang digunakan di luar negeri juga dihitung di dalam Produk Domestik Bruto.
Tetapi sebaliknya, dalam Produk Nasional Bruto tidak dihitung produksi yang diwujudkan oleh

24
faktor-faktor produksi milik penduduk atau perusahaan negara lain yang digunakan di negara
tersebut.

Ini berarti secara konsepsual, pendapatan Warga Negara Singapura yang bekerja di
Indonesia dan keuntungan perusahaan multinasional Jepang yang beroperasi di Indonesia tidak
termasuk dalam Produk Nasional Bruto Indonesia.

Dengan memperhatikan perbedaan diantara arti PDB dan PNB di atas, maka dapat
dirumuskan sifat hubungan diantara Produk Domestik Bruto dengan Produk Nasional Bruto,
yaitu seperti dinyatakan oleh persamaan di bawah ini:

PDB = PNB – PFN dari LN

Dimana PFN dari LN adalah pendapatan faktor neto dari luar negeri. PFN dari LN adalah
pendapatan faktor-faktor produksi yang diterima dari luar negeri dikurangi dengan pendapatan
faktor-faktor produksi yang dibayarkan ke luar negeri.

 Dua Pengertian Pendapatan Nasional

Dalam analisis makroekonomi selalu digunakan istilah “pendapatan nasional” atau “national
income” dan biasanya istilah itu dimaksudkan untuk menyatakan nilai barang dan jasa yang
dihasilkan dalam suatu negara. Dengan demikian, dalam konsep tersebut istilah pendapatan
nasional adalah mewakili arti Produk Domestik Bruto atau Produk Nasional Bruto. Disamping
itu, ada arti lain dari “pendapatan nasional”, dan untuk pengertian yang berlainan tersebut ditulis
sebagai “Pendapatan Nasional”, yaitu dengan menggunakan huruf besar untuk P dan N.
Pengertian lain dari Pendapatan Nasional adalah jumlah pendapatan yang digunakan untuk
memproduksi barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu. Dalam sistem penghitungan
pendapatan nasional, jumlah pendapatan itu dinamakan Produk Nasional Neto pada harga faktor
atau secara ringkas: Pendapatan Nasional.

 Pendapatan Nasional Harga Berlaku dan Harga Tetap

Pendapatan nasional pada harga berlaku adalah nilai barang-barang dan jasa-jasa yang
dihasilkan suatu negara dalam suatu tahun dan dinilai menurut harga-harga yang berlaku pada
tahun tersebut. Cara ini adalah cara yang selalu dilakukan dalam menghitung pendapatan

25
nasional dari suatu periode ke periode lainnya. Dapat diramalkan bahwa apabila dibandingkan
data pendapatan nasional dalam berbagai tahun tersebut, nilainya akan berbeda-beda dan
menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pertambahan nilai
tersebut disebabkan oleh dua faktor:

1. Pertambahan fiskal barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian, dan

2. Kenaikan harga-harga yang berlaku dari satu periode ke periode lainnya.

Pertumbuhan suatu perekonomian diukur dari pertambahan yang sebenarnya dalam


barang dan jasa yang diproduksikan. Untuk dapat menghitung kenaikan tersebut dari tahun ke
tahun, barang dan jasa yang dihasilkan harus dihitung pada harga yang tetap, yaitu harga yang
berlaku pada suatu tahun tertentu yang seterusnya digunakan untuk menilai barang dan jasa yang
dihasilkan pada tahun-tahun yang lain. Nilai pendapatan nasional yang didapat dalam
penghitungan ini dinamakan pendapatan nasional pada harga tetap atau pendapatan nasional riil.

 Pendapatan Nasional Harga Pasar dan Harga Faktor

Barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan dalam perekonomian dapat dinilai dengan dua
cara, yaitu dengan menggunakan harga pasar atau dengan menggunakan harga faktor. Suatu
barang dinilai menurut harga pasar apabila penghitungan nilai barang tersebut menggunakan
harga yang dibayar oleh pembeli. Dalam penghitungan pendapatan nasional menurut harga
faktor, bergantung pada jumlah pendapatan faktor-faktor produksi yang digunakan untuk
menghasilkan suatu barang. Hubungan diantara harga pasar dan harga faktor dapat dinyatakan
dengan persamaan di bawah ini:

Harga Pasar = Harga faktor + Pajak tak langsung – Subsidi

 Pendapatan Nasional Bruto dan Neto

Pendapatan nasional yang masih meliputi depresiasi (penyusutan) dinamakan Produk


Nasional Bruto. Sedangkan Produk Nasional Neto adalah Produk Nasional Bruto kurang
depresiasi.

26
F. CARA PENGHITUNGAN I: CARA PENGELUARAN

 Komponen Pengeluaran Agrerat dalam Perekonomian

1) Konsumsi Rumah Tangga

Nilai perbelanjaan yang dilakukan oleh rumah tangga untuk membeli berbagai jenis
kebutuhannya dalam satu tahun tertentu dinamakan pengeluaran konsumsi rumah tangga atau
dalam analisis makroekonomi lebih lazim disebut sebagai konsumsi rumah tangga. Barang-
barang tersebut dibeli rumah tangga untuk memenuhi kebutuhannya, dan perbelanjaan tersebut
dinamakan konsumsi. Selain konsumsi rumah tangga juga melakukan investasi contohnya
membeli rumah.

2) Pengeluaran Pemerintah

Pemerintah membeli barang untuk kepentingan masyarakat. Pembelian pemerintah atas


barang dan jasa dapat digolongkan menjadi dua golongan yang utama, yaitu konsumsi
pemerintah dan investasi pemerintah. Contoh konsumsi pemerintah, yaitu membayar gaji guru
sekolah, membeli alat-alat tulis dan kertas untuk digunakan dan membeli bensin untuk kendaraan
pemerintah. Contoh investasi pemerintah meliputi pengeluaran untuk membangun prasarana
seperti jalan, sekolah, rumah sakit, dan irigasi.

3) Pembentukan Modal Tetap Sektor Swasta

Pembentukan modal tetao sektor swasta atau lebih sering dinyatakan sebagai investasi,
pada hakikatnya berarti pengeluaran untuk membeli barang modal yang dapat menaikkan
produksi barang dan jasa di masa akan datang. Dalam pengumpulan data mengenai investasi,
pengeluaran tersebut dibedakan menjadi tiga jenis perbelanjaan berikut:

i. Pengeluaran atas barang modal dan peralatan produksi


ii. Perubahan-perubahan dalam nilai inventori pada akhir tahun
iii. Pengeluaran-pengeluaran untuk mendirikan rumah tempat tinggal

4) Ekspor Neto

27
Nilai ekspor yang dilakukan suatu negara dalam suatu tahun tertentu dikurangi dengan
nilai impor dalam periode yang sama dinamakan ekspor neto.

5) Menghitung Produk Domestik dan Produk Nasional Bruto

Hubungan di antara Produk Nasional Bruto (PNB) dan Pendapatan Negara (PN) dapat
dinyatakan dengan persamaan:

PN = PNB – Pajak tak langsung + Subsidi – Depresiasi

Akan tetapi, dalam penghitungan di Indonesia subsidi tidak dihitung. Oleh karena itu,
diantara PNB dan PN terdapat hubungan yang berikut:

PN = PNB – Pajak tak langsung – Depresiasi

6) Masalah Penghitungan Dua Kali

Dengan cara pengeluaran, pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan nilai


perbelanjaan dari berbagai golongan masyarakat atas barang-barang jadi dan jasa-jasa yang
diproduksikan dalam perekonomian tersebut. Barang-barang atau jasa-jasa yang diimpor tidak
dimasukkan ke dalam oleh perusahaan-perusahaan lain untuk dijadikan barang-barang lain, tidak
turut dihitung untuk menentukan besarnya pendapatan nasional. Barang-barang yang masih akan
diproses lagi, nilainya tidak turut ditambahkan dalam penghitungan pendapatan nasional untuk
menghindari berlakunya penghitungan dua kali.

7) Nilai Barang Jadi dan Nilai Tambah

Hal yang harus dijumlahkan dalam menghitung pendapatan nasional adalah:

i. Nilai barang-barang jadi


ii. Nilai-nilai tambahan yang diciptakan dalam setiap tingkat proses produksi

Penghitungan pendapatan nasional dengan cara pengeluaran dilakukan dengan


menjumlahkan nilai barang-barang jadi yang dihasilkan dalam perekonomian. Dalam cara kedua
,yaitu cara produk neto pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan nilai tambah
yang diwujudkan oleh berbagai perusahaan.

28
G. CARA PENGHITUNGAN II : CARA PRODUK NETO

Produk neto (net output) berarti nilai tambah yang diciptakan dalam suatu proses produksi.
Cara produk neto adalah dengan cara menjumlahkan nilai tambah yang diwujudkan oleh
perusahaan-perusahaan di berbagai lapangan usaha dalam perekonomian. Tujuan cara produk
neto dalam menghitung pendapatan nasional, yaitu:

1. Untuk mengetahui besarnya sumbangan berbagai sektor ekonomi di dalam mewujudkan


pendapatan nasional.
2. Sebagai salah satu cara untuk menghindari perhitungan dua kali, yaitu dengan hanya
menghitung nilai produksi neto yang diwujudkan pada berbagai tahap proses produksi.
 MENGHITUNG NILAI TAMBAH

Berikut ini merupakan contoh transaksi dan kegiatan memproduksi yang akan dilalui
dalam mewujudkan perabot rumah tangga, seperti kursi, tempat tidur, dan lemari. Kegiatan-
kegiatan yang perlu dilakukan untuk membuat perabot itu adalah: menebang kayu di hutan,
menggergaji kayu hutan untuk dijadikan papan, membuat perabot di pabrik perabot, dan menjual
perabotan tersebut di toko perabot.

Kegiatan tersebut masing-masing dilakukan oleh empat perusahaan yang berbeda.


Perusahaan yang menebang kayu, menjual kayu hutan kepada penggergaji papan seharga Rp 50
ribu. Papan yang digergaji dijual kepada pembuat perabot dengan harga Rp 200 ribu. Pengusaha
perabot membuat berbagai jenis perabot dan menjualnya seharga Rp 600 ribu. Secara
keseluruhan, toko perabot menerima Rp 800 ribu dari penjualan perabot tersebut kepada
konsumen.

Apabila pengambilan kayu di hutan tidak perlu membayar apapun untuk menebang kayu di
hutan. Maka nilai tambah yang diciptakan penebang kayu hutan adalah Rp 50 ribu. Secara
keseluruhannya nilai tambah yang diciptakan oleh keempat kegiatan ekonomi tersebut adalah
sebagai berikut (nilai dalam ribu rupiah):

i. Penebang kayu hutan : Rp 50 ribu


ii. Penggergaji papan : Rp 200 – Rp 50 = Rp 150 ribu
iii. Pembuat perabot : Rp 600 – Rp 200 = Rp 400 ribu

29
iv. Toko perabot : Rp 800 – Rp 600 = Rp 200 ribu

Dengan demikian jumlah nilai tambah yang diwujudkan oleh keempat kegiatan tersebut
adalah : (50 + 150 + 400 + 200) = Rp 800 ribu. (Catatan : Jumlah nilai penjualan adalah Rp 1.650
ribu). Artinya pengeluaran konsumen untuk membeli perabot ini adalah Rp 800 ribu. Berikut
ini merupakan tabel contoh menghitung nilai tambah:

Tabel 2.2

Contoh menghitung nilai tambah

Ini berarti dalam penghitungan menurut cara produk neto, nilai pendapatan nasional yang
disumbangkan berbagai kegiatan di atas adalah sama dengan penghitungan menurut cara
pengeluaran. Dalam cara pengeluaran yang diperhatikan adalah nilai barang jadi (perabot) yang
dijual toko perabot, sedangkan dalam cara produk neto yang diperhatikan adalah tambahan nilai
yang diwujudkan oleh empat kegiatan ekonomi di atas.

 PDB MENURUT LAPANGAN USAHA

Tabel 2.3

Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha, 2001 (Triliun Rupiah)

30
Sumber: Badan Pusat Statistik, Statistik Indonesia 2002

Tabel 2.3 memberikan informasi sebagai berikut:

1. Lapangan usaha terpenting dalam ekonomi Indonesia adalah sektor industri pengolahan,
yang menghasilkan nilai tambah sebesar Rp 402,6 triliun dan meliputi 25 persen dari PDB.
2. Sektor primer yang meliputi pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan, dan
pertambangan lebih penting dari sektor sekunder dan sektor jasa. Hal ini dikarenakan sektor
primer menghasilkan Rp 473,1 triliun (dihitung dari menambahkan nilai tambah yang
diwujudkan sektor pertanian dan pertambangan) dan meliputi 39,5 persen dari PDB.
3. Kegiatan perdagangan, hotel, dan restoran memberi sumbangan kepada PDB yang hampir
sama pentingnya dengan sektor pertanian.

Data pendapatan nasional yang dihitung dengan cara produk neto dan digolongkan
berdasarkan sektor di mana nilai tambah diwujudkan disebut Produk Domestik Bruto (PDB)
menurut lapangan usaha. Nilai produksi suatu sektor menggambarkan nilai tambah yang
diwujudkan oleh sektor tersebut. Sektor-sektor ekonomi dalam perekonomian Indonesia
dibedakan kepada 9 sektor. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan, pertambangan
dan penggalian disebut juga sebagai sektor primer. Sektor industri pengolahan, listrik, gas dan
air, serta bangunan digolongkan sebagai sektor sekunder. Sedangkan sektor perdagangan, hotel

31
dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, sewa dan jasa perusahaan, serta jasa-
jasa lain (termasuk pemerintahan) dikategorikan sebagai sektor jasa atau sektor tertier.

32
H. CARA PENGHITUNGAN III : CARA PENDAPATAN

Faktor produksi dibedakan menjadi 4 golongan: tanah, tenaga kerja, modal, dan keahlian
keusahawanan. Apabila faktor-faktor produksi tersebut digunakan untuk mewujudkan barang
dan jasa, maka akan diperoleh berbagai jenis pendapatan, yakni:

i. Tanah atau harta tetap lainnya memperoleh sewa


ii. Tenaga kerja memperoleh upah
iii. Modal memperoleh bunga
iv. Keahlian keusahawanan memperoleh keuntungan

Dengan menjumlahkan pendapatan-pendapatan tersebut akan diperoleh suatu nilai


pendapatan nasional yang berbeda dengan yang diperoleh dalam penghitungan pendapatan
nasional dengan kedua cara lainnya. Pendapatan nasional yang diperoleh menggunakan cara
pendapatan dinamakan Pendapatan Nasional atau Produk Nasional Neto menurut harga faktor.

 PENGGOLONGAN PENDAPATAN FAKTOR PRODUKSI

Penghitungan pendapatan nasional dengan cara pendapatan pada umumnya menggolongkan


pendapatan yang diterima faktor-faktor produksi sebagai berikut:

i. Pendapatan para pekerja, yaitu gaji dan upah.


ii. Pendapatan dari usaha perseorangan (perusahaan perseorangan), yaitu jumlah gaji dan
upah, bunga, sewa dan keuntungan yang diperoleh perusahaan yang dijalankan oleh
pemiliknya sendiri dan keluarganya.
iii. Pendapatan dari sewa.
iv. Bunga neto, yaitu seluruh nilai pembayaran bunga yang dilakukan dikurangi bunga atas
pinjaman konsumsi dan bunga atas pinjaman pemerintah.
v. Keuntungan perusahaan.
 CONTOH PENGHITUNGAN

Hingga saat ini, Indonesia belum menggunakan cara pendapatan untuk menghitung
pendapatan nasionalnya. Salah satu negara yang menggunakan cara penggolongan data
pendapatan nasional adalah Amerika Serikat.

33
Tabel 2.4

Pendapatan Nasional Amerika Serikat, 1997 (milyar dolar Amerika)

Data di atas menunjukkan bahwa Pendapatan Nasional Amerika Serikat pada tahun
tersebut adalah US$ 6.650 milyar. Nilai ini lebih rendah dari Produk Domestik Bruto Amerika
Serikat pada tahun yang sama, yaitu sebesar US$ 8.804. Hal tersebut disebabkan karena
depresiasi, pajak tidak langsung, dan pendapatan neto faktor dari luar tidak termasuk lagi dalam
nilai tersebut.

Komponen yang terutama dari Pendapatan Nasional adalah “Ganjaran untuk pekerja”,
yaitu upah, gaji, bonus dan pendapatan pekerja yang lain sebesar US$ 4.703 milyar dan meliputi
hampir 71 persen dari Pendapatan Nasional. Keuntungan perusahaan perseroan hanya meliputi
bagian yang kecil saja dari Pendapatan Nasional; nilainya berjumlah US$ 804 milyar dan
meliputi 12,1 persen dari Pendapatan Nasional. Bunga neto berjumlah US$ 450 milyar dan
meliputi 6,8 persen dari Pendapatan Nasional.

Bunga neto adalah jumlah bunga yang dibayar dalam perekonomian dalam suatu tahun
tertentu dikurangi dengan :

(i) Bunga atas pinjaman pemerintah


(ii) Bunga atas pinjaman konsumen

Kedua jenis bunga tersebut adalah bunga atas pinjaman yang digunakan bukan untuk
membiayai kegiatan yang produktif, oleh sebab itu tidak termasuk dalam Pendapatan Nasional
(yang meliputi pendapatan faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang
dan jasa dalam perekonomian). Contohnya ialah meminjam uang untuk membeli mobil adalah

34
pinjaman yang bukan membiayai kegiatan produktif. Begitu juga halnya dengan pinjaman
pemerintah yang digunakan untuk memberi subsidi dan membayar pensiun pegawai.

 HUBUNGAN DI ANTARA GNP DAN NI

Dalam penghitungan dengan cara pengeluaran, nilai pendapatan nasional yang diperoleh
disebut Produk Nasional Bruto atau Gross National Product (GNP), sedangkan penghitungan
dengan cara pendapatan, nilai pendapatan nasionalnya disebut Pendapatan Nasional atau
National Income (NI).

Tabel 2.5

Perhubungan di antara GNP dan NI di Amerika Serikat, 1997

Data di atas menunjukkan cara mendapatkan Pendapatan Nasional dari nilai Produk Nasional
Bruto. Untuk memperoleh nilai Produk Nasional Neto, Produk Nasional Bruto harus dikurangi
oleh depresiasi.

Produk Nasional Bruto Amerika Serikat US$ 8.063 milyar

Depresiasi US$ 868 milyar -

Produk Nasional Neto US$ 7.195 milyar

Untuk memperoleh Pendapatan Nasional pajak tak langsung harus dikurangkan dari Produk
Nasional Neto, sedangkan subsidi ditambahkan. Penghitungan dalam Tabel 2.5 menunjukkan
Pendapatan Nasional sebesar US$ 6.650 milyar dan nilai ini sama dengan yang dihitung dalam
Tabel 2.4.

35
I. PENDAPATAN PRIBADI DAN PENDAPATAN DISPOSEBEL

 PENDAPATAN PRIBADI

Pendapatan pribadi dapat diartikan sebagai semua jenis pendapatan, termasuk


pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan suatu kegiatan apa pun yang diterima oleh
penduduk suatu negara. Dalam pendapatan pribadi telah termasuk pembayaran pindahan, yaitu
pemberian-pemberian yang dilakukan oleh pemerintah kepada berbagai golongan masyarakat di
mana penerimanya tidak perlu memberikan suatu balas jasa atau usaha apapun sebagai
imbalannya.

 Jenis-Jenis Pembayaran Pindahan

Pengeluaran pemerintah yang digolongkan sebagai pendapatan pribadi adalah bantuan-


bantuan yang diberikan kepada para penganggur, uang pensiun dibayarkan kepada pegawai
pemerintah yang tidak bekerja lagi, bantuan-bantuan kepada orang cacat, bantuan kepada
veteran, dan berbagai beasiswa yang diberikan pemerintah.

Penerima-penerima berbagai jenis ini tidak perlu melakukan sesuatu pekerjaan apa pun
untuk memperoleh bantuan-bantuan tersebut. Dalam perhitungan pendapatan nasional, terdapat
bentuk lain dari pendapatan pribadi yang disebut dengan istilah subsidi atau bantuan, yaitu
bantuan pemerintah kepada perusahaan-perusahaan yang penting dalam perekonomian, dan
bantuan kepada para petani dari pemerintah. Hal ini termasuk dalam pendapatan nasional yang
dihitung menurut harga faktor karena para penerima subsidi melakukan kegiatan produktif. Ini
berarti subsidi bukan saja termasuk dalam pendapatan pribadi tetapi juga termasuk dalam
pendapatan nasional.

 Bunga Pinjaman Konsumen dan Pemerintah

Pendapatan masyarakat yang berupa bunga atas utang negara dan bunga atas pinjaman
untuk konsumsi tidak termasuk sebagai pendapatan nasional karena ke dua jenis bunga tersebut
digolongkan ke dalam pendapatan pribadi.

 Yang Tidak Termasuk dalam Pendapatan Pribadi

Pendapat nasional yang tidak termasuk sebagai pendapatan pribadi, yaitu :

36
1. Keuntungan perusahaan yang tidak dibagikan.
2. Pajak yang dikenakan pemerintah atas keuntungan perusahaan.
3. Konstribusi yang dilakukan oleh perusahaan dan para pekerja pada Dana Pensiun.
 Hubungan antara Pendapatan Nasional dengan Pendapatan Pribadi

Pada Pendapatan Nasional dikurangi :


1. Keuntungan perusahaan tidak dibagi
2. Pajak keuntungan perusahaan
3. Konstribusi pada dana pensiun (jika ada)
Pada Pendapatan Pribadi ditambah :
1. Pembayaran pindahan
2. Bunga pinjam konsumen
3. Bunga pinjam pemerintah

 PENDAPATAN DISPOSEBEL
Pendapatan disposebel adalah pendapatan yang dapat digunakan oleh para penerimanya,
yaitu semua rumah tangga yang ada dalam perekonomian, untuk membeli barang atau jasa yang
diinginkan. Tidak semua pendapatan disposebel digunakan untuk tujuan konsumsi, sebagian dari
itu ditabung dan sebagian lainnya digunakan untuk membayar bunga pinjaman yang digunakan
saat membeli barang dengan cara mencicil.

Untuk mengingat hubungan antara (i) Pendapatan Disposebel (Yd) dan Pendapatan Pribadi (Yp)
dinyatakan dengan rumus : (i) Yd = Yp - T

Untuk mengingat hubungan antara (ii) Pendapat Disposebel (Yd) dengan konsumsi (C) dan
tabungan (S) dinyatakan dengan rumus : (ii) Yd = C + S

37
J. MENENTUKAN TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI
Dalam menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara dari
tahun ke tahun perlu dihitung dari data pendapatan nasional riil, yaitu Produk Nasional Bruto
Riil atau Produk Domestik Bruto Riil.

 Cara Menghitung Tingkat Pertumbuhan


Cara 1 :
Dalam perhitungan pendapatan nasional di beberapa negara telah dilakukan perhitungan
pendapatan nasional dan komponen-komponennya menurut harga tetap, yaitu harga-harga pada
barang yang berlaku di tahun dasar yang dipilih.
Perhitungan ini secara langsung dihitung dari data pendapatan nasional riil yang tersedia
dengan formula :

Keterangan :
g : tingkat pertumbuhan ekonomi (%)
PN-Riil1 : pendapatan nasional untuk tahun di mana tingkat pertumbuhan ekonomi
dihitung
PN-Riil0 : pendapatan nasional pada tahun sebelumnya

Cara 2 :
Dalam keadaan di mana suatu negara tidak melakukan perhitungan pendapatan nasional
tetap untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi, maka dalam keadaan ini harus dilakukan
dengan dua tahapan, yaitu:
Tahap 1, menghitung pendapatan nasional riil dengan mendeflasikan pendapatan
nasional pada harga masa ini
Tahap 2, menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi

38
Menghitung pendapatan nasional riil dengan mendeflasikan pendapatan nasional pada
harga masa ini dilakukan dengan menggunakan formula :

Keterangan :
PNriiln : pendapatan nasional tahun n
HIn : indeks harga atau pendeflasi pendapatan nasional pada tahun n
PN masa ini : pendapatan nasional pada harga masa ini, yaitu pada tahun n
Apabila dengan menggunakan cara perhitungan diatas telah didapat data
pendapatan nasional riil untuk berbagai tahun (n), selanjutnya tingkat pertumbuhan ekonomi
sudah dapat dihitung, yaitu dengan menggunakan persamaan perhitungan tingkat pertumbuhan
ekonomi (g) yang diterangkan sebelumnya.

 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia


Data mengenai tingkat pertumbuhan ekonomi yang dihitung dapat digunakan untuk
membandingkan tingkat pertumbuhan yang dicapai suatu negara dalam suatu periode tertentu
dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang dapat dicapai berbagai negara. Penilaian mengenai
cepat atau lambatnya pertumbuhan ekonomi suatu negara harus dibandingkan dengan
pertumbuhan di masa lalu, dan pertumbuhan yang dicapai negara-negara lain sebagai
perbandingan.

Tabel 2.6
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 1986-2003

39
Tabel diatas menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang dicapai pada tahun 1989
dan 1996 adalah lebih baik dari tahun 1986 hingga 1988. Namun, sejak tahun 1997 pertumbuhan
ekonomi Indonesia sangat lambat. Dibandingkan dengan negara lain, kesimpulan yang dapat
dibuat adalah:
i) Dalam periode 1988-1996 yang dicapai Indonesia lebih cepat dari negara-negara lain,
ii) Namun, sejak tahun 1997 tingkatannya tak banyak berbeda dengan negara berkembang.

40
K. MASALAH PENGHITUNGAN DAN KEGUNAAN DATA

 Masalah-Masalah Penghitungan
 Masalah Mengumpulkan Data dan Informasi

Tidak semua kegiatan ekonomi di suatu negara dicatat dengan baik. Terkadang walaupun
dicatat, tidak mudah untuk memperoleh informasi tersebut. Dalam kegiatan ekonomi, banyak
ukuran perusahaan yang tergolong kecil dan banyak pula perusahaan dalam suatu industri yang
sama. Oleh karena itu, tidak mudah mengetahui nilai produksi dari berbagai perusahaan dan
industri.

 Memilih Kegiatan yang Nilai Produksinya Dihitung

Dalam prinsip penghitungan pendapatan nasional, yang dihitung adalah nilai barang-
barang yang dihasilkan oleh kegiatan-kegiatan yang produktif dan barang-barang tersebut
diproduksikan untuk keperluan pasar (dijual). Tetapi, ada pula hasil kegiatan produktif dan
dipasarkan tetapi tidak dihitung dalam pendapatan nasional, contohnya seperti menanam ganja
dan kegiatan pasar gelap. Hal tersebut disebabkan karena kegiatan tersebut melanggar hukum.

Disamping prinsip penghitungan pendapatan nasional tersebut, terdapat pula beberapa


pengecualian sebagai berikut:

 Hasil pertanian petani tradisional. Dalam kegiatan pertanian, sebagian hasil yang
diproduksi tidak dijual ke pasar tetapi digunakan sendiri.
 Kegiatan menyalahi hukum. Oleh karena kegiatan seperti menanam ganja dan pasar gelap
melanggar undang-undang negara, nilai produksinya tidak dihitung dalam pendapatan
nasional meskipun termasuk kegiatan produktif.
 Kegiatan di sekitar rumah. Kegiatan seperti memasak, membersihkan rumah, dan mencuci
mobil, tidak dihitung pendapatan nasional jika dilakukan oleh anggota keluarga sendiri.
Tetapi, kegiatan tersebut akan dihitung pendapatan nasional ketika dilakukan oleh orang
lain dan mendapat bayaran, contohnya asisten rumah tangga.
 Ganjaran yang bukan berupa uang. Sebagian perusahaan, di samping memberikan gaji, ada
pula fasilitas lain seperti perumahan dan kendaraan. Fasilitas ini termasuk sebagai “gaji”
dan dihitung dalam pendapatan nasional.

41
 Masalah Penghitungan Dua Kali

Dalam praktik adakalanya timbul kesulitan dalam menentukan suatu barang tergolong
barang jadi atau setengah jadi. Sebagai contoh, kelapa sawit dipandang sebagai barang jadi
apabila diekspor dan barang setengah jadi apabila diproses di dalam negeri. Maka apabila nilai
produksi kelapa sawit dihitung dan setelah itu dihitung pula nilai minyak masak (yang dibuat
dari kelapa sawit), penghitungan dua kali telah berlaku.

 Menentukan Harga Barang-Barang

Harga barang pada suatu kawasan berbeda dengan kawasan lain. Selain itu, dalam jangka
waktu yang tidak dapat ditentukan harga barang juga dapat berubah. Keadaan-keadaan seperti
ini yang akan menimbulkan kesulitan dalam menentukan nilai produksi dalam pendapatan
nasional.

 Investasi Bruto dan Investasi Neto

Perbedaan investasi bruto dan neto adalah depresiasi. Untuk menghitung investasi neto,
yang harus dilakukan adalah mengurangi depresiasi dari investasi bruto. Dalam suatu negara
sukar untuk menghitung besarnya depresiasi, hal tersebut dikarenakan tidak ada catatan yang
lengkap tentang depresiasi pada berbagai kegiatan ekonomi, dan depresiasi menurut konsep
perusahaan berbeda dengan menurut pandangan negara.

 Masalah Kenaikan Harga dan Perubahan Kualitas Barang

Indeks harga memberikan gambaran mengenai tingkat perubahan harga umum dari tahun
ke tahun. Terdapat beberapa masalah-masalah dalam menghitung indeks harga, seperti memilih
barang yang akan digunakan untuk mewujudkan indeks harga, masalah menentukan weightage
dan sebagainya. Masalah-masalah itu menyebabkan indeks harga tidak dihitung dengan tepat.
Hal ini menyebabkan perubahan-perubahan dalam pendapatan nasional yang dihitung dengan
bantuan indeks harga tidak secara tepat menggambarkan perubahan jumlah produksi negara yang
sebenarnya dicapai. Seiring berjalannya waktu, produsen-produsen menggunakan teknologi
yang lebih baik, akibatnya mutu barang yang diproduksi pun akan bertambah. Kenaikan harga
barang-barang seperti itu meliputi pula kenaikan nilai barang yang diproduksikan. Oleh karena

42
itu, penghitungan produksi negara pada harga tetap dari masa ke masa mengabaikan kenaikan
kualitas barang-barang yang diproduksikan.

 Kegunaan Data Pendapatan Nasional


 Menilai Prestasi Kegiatan Ekonomi

Pendapatan nasional pada hakikatnya merupakan ukuran dari sejauh mana perusahaan-
perusahaan beroperasi dan mengeluarkan barang-barang dan jasa. Semakin tinggi pendapatan
nasional, semakin besar pula jumlah output yang diciptakan dalam suatu negara dan semakin
tinggi kapasitas barang-barang modal yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan. Kenaikan
pendapatan nasional juga erat kaitannya dengan kenaikan kesempatan kerja. Tidak hanya itu,
pendapatan nasional juga dapat digunakan sebagai pengukur prestasi kegiatan ekonomi dengan
melihat keadaan pengangguran dalam perekonomian. Jika pengangguran masih tinggi
tingkatnya, keadaan itu menunjukkan pendapatan nasional yang dicapai masih di bawah potensi
yang maksimum. Keadaan seperti itu berarti kegiatan ekonomi belum mencapai taraf yang
menggalakkan.

 Menentukan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi yang Dicapai

Dengan membandingkan data pendapatan nasional riil pada suatu tahun tertentu dengan
pendapatan nasional riil pada masa lalu akan dapat menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi sudah dapat digolongkan “menggalakkan” apabila tingkat yang dicapai
mampu mengurangi tingkat pengangguran. Paling minimum setiap negara harus berusaha agar
tingkat pertumbuhan ekonominya melebihi tingkat pertumbuhan penduduk, agar pendapatan per
kapita dapat ditingkatkan.

 Memberi Informasi Mengenai Struktur Kegiatan Ekonomi

Data pendapatan nasional yang dihitung dengan cara perbelanjaan dapat menunjukkan
nilai dan komposisi perbelanjaan agregat. Dari data ini akan diketahui persentase konsumsi
rumah tangga, perbelanjaan pemerintah, investasi, ekspor dan impor. Data pendapatan nasional
yang dihitung dengan cara produk neto memberikan gambaran tentang peranan berbagai sektor
dalam perekonomian, yaitu menunjukkan nilai output yang mereka ciptakan dan persentase
sumbangan berbagai sektor dalam pendapatan nasional. Apabila data berbagai tahun

43
dibandingkan, maka dapat diperoleh gambaran mengenai pola perubahan kegiatan ekonomi
dalam suatu negara tersebut.

 Memberi Gambaran Mengenai Taraf Kemakmuran

Pendapatan per kapita penduduk berbagai negara selalu digunakan sebagai ukuran kasar
untuk menentukan tingkat kemakmuran penduduknya. Data tersebut memberikan gambaran
kasar tentang seberapa banyak uang yang tersedia pada seorang individu untuk dibelanjakan
dalam satu tahun. Dalam jangka panjang, apabila data pendapatan per kapita menurut harga tetap
dibandingkan, dapat pula diperoleh gambaran tentang peningkatan taraf kemakmuran yang
dicapai penduduk suatu negara. Data pendapatan per kapita di berbagai negara dalam satu
periode tertentu dapat digunakan untuk membandingkan kesuksesan berbagai negara dalam
usaha untuk meningkatkan taraf kemakmuran masyarakatnya.

 Data Asas untuk Membuat Ramalan dan Perencanaan

Data pendapatan nasional pada masa ini dan masa lalu dapat memberi informasi penting
mengenai ciri-ciri dari kegiatan ekonomi, seperti dapat menunjukkan tingkat pertumbuhan yang
dicapai dan sektor-sektor yang mewujudkan pertumbuhan tersebut, perkembangan sektor
manufaktur dan sektor ekspor, dan berbagai informasi lain. Data seperti itu dapat digunakan
untuk landasan dalam membuat ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa yang akan datang.
Ramalan tersebut dapat digunakan oleh perusahaan-perusahaan untuk merencanakan kegiatan
ekonominya di masa depan.

44
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa analisis makroekonomi,
yang terutama perlu diperhatikan adalah pendapatan nasional (PDB dan PNB), tingkat
pertumbuhan ekonomi, pengangguran,inflasi dan neraca perdagangan. Dapat disimpulkan pula
bahwa setiap negara harus menghitung pendapatan nasionalnya untuk mengetahui nilai output
yang diciptakan oleh negara tersebut pada suatu tahun tertentu.
B. SARAN

Kami selaku penulis berharap, dengan adanya makalah berjudul ”Ruang Lingkup
Analisis Makroekonomi dan Penghitungan Pendapatan Nasional” ini, pembaca dapat dengan
mudah memahami hal-hal terkait ekonomi makro maupun pendapatan nasional secara lebih
mendalam,

45
DAFTAR PUSTAKA

Hastyorini, Irim Rismi dan Yan Hanif Jawangga. 2018. Detik-Detik Ujian Nasional Ekonomi
2018/2019.Yogyakarta: PT Penerbit Intan Pariwara
Sukirno, Sadono. 2016. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Rajawali Pers

Sukirno, Sadono. 2012. Makroekonomi Modern. Jakarta: PT Grafindo

http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._EKONOMI_DAN_KOPERASI/197511102005012-
NAVIK_ISTIKOMAH/Penghitungan_Pendapatan_Nasional.pdf

https://www.academia.edu/15407469/PIE_Pendapatan_Nasional

https://repository.unikom.ac.id/31438/1/BAB%20II%20PENGHITUNGAN%20PENDAPAT
AN%20NASIONAL18.doc

https://media.neliti.com/media/publications/142330-ID-ontologi-dalam-esensi-ilmu-ekonomi-
dan-s.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/62747-ID-peningkatan-kemampuan-belajar-
pendapatan.pdf

46

Anda mungkin juga menyukai