Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

MATA KULIAH PENGANTAR ILMU EKONOMI

“PENGANGGURAN DAN KEBIJAKAN FISKAL”

Dosen Pengampu:
R. Wahyu Padmana Murty. S.H., M. Hum.

Disusun oleh:
Aprilia Sugesti (2018018173)
Enjelika Octavia (2018017176)
Siska Damayanti (2018017180)
Tirza Carolina Sardie (2018017182)
Sutiono (2018017193)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA
2019

Pengangguran dan Kebijakan Fiskal | i


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 1
C. Tujuan ......................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
A. Pengangguran ............................................................................................. 3
B. Jenis-jenis Pengangguran .......................................................................... 4
C. Penyebab Terjadinya Pengangguran ....................................................... 6
D. Dampak Adanya Pengangguran ............................................................. 10
E. Cara Mengatasi Pengangguran .............................................................. 13
F. Kebijakan Fiskal ...................................................................................... 15
G. Tujuan Kebijakan Fiskal ........................................................................ 16
H. Macam-macam Kebijakan Fiskal .......................................................... 16
BAB III ................................................................................................................. 19
PENUTUP ............................................................................................................ 19
A. Kesimpulan ............................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 20

Pengangguran dan Kebijakan Fiskal | ii


KATA PENGANTAR

Puji Syukur dan terima kasih kepada Allah Yang Maha Besar atas segala
pertolongan, petunjuk, rahmat, serta hidayah yang Dia berikan, sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan Makalah "Pengangguran dan Kebijakan
Fiskal" ini dengan baik. Adapun tujuan dari pembuatan Makalah ini untuk
memperluas Wawasan dan Pengetahuan dari rekan-rekan Mahasiswa yang lain
pemahamanya tentang materi ini. Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan
dari pihak-pihak yang memperlancar penyusunan makalah ini.
Kami sebagai Penyusun menyadari, masih banyak kekurangan-kekurangan
dalam pembuatan Tugas Makalah ini, karena keterbatasan pengetahuan,
pengalaman dan kemampuan kami, kami juga menyadari bahwa pembuatan
Makalah ini akan mengalami banyak kesukaran tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun untuk Tugas Makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga Makalah ini dapat memberikan
sumbangan pemikiran dan manfaat bagi pihak yang memerlukannya.

Yogyakarta, 5 Mei 2019

Tim Penyusun

Pengangguran dan Kebijakan Fiskal | iii


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengangguran sering menjadi masalah dalam perekonomian di
karenakan produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang
sehingga menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial
lainnya. Pengangguran yang berkepanjangan dapat menimbulkan efek
buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang
terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan
sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Pemerintah melalui kebijakan fiskal atau kebijakan ekonomi
berusaha mengelola dan mengarahkan kondisi perekonomian ke arah yang
lebih baik atau yang diinginkan dengan cara mengubah atau memperbarui
penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Salah satu hal yang ditonjolkan
dari kebijakan ini adalah pengendalian pengeluaran dan penerimaan
pemerintah atau negara. Tujuan kebijakan fiskal adalah menentukan arah,
tujuan, sasaran, dan prioritas pembangunan nasional serta pertumbuhan
perekonomian bangsa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengangguran?
2. Apa saja jenis-jenis pengangguran?
3. Apa saja penyebab terjadinya pengangguran?
4. Apa saja dampak adanya pengangguran?
5. Bagaimana cara mengatasi pengangguran?
6. Apa itu kebijakan fiskal?
7. Apa tujuan kebijakan fiskal?
8. Apa saja macam kebijakan fiskal?

Pengangguran dan Kebijakan Fiskal | 1


C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari pengangguran.
2. Mengetahui jenis-jenis pengangguran.
3. Mengetahui penyebab terjadinya pengangguran.
4. Mengetahui dampak adanya pengangguran.
5. Mengetahui cara mengatasi pengangguran.
6. Mengetahui pengertian kebijakan fiskal.
7. Mengetahui tujuan kebijakan fiskal.
8. Mengetahui macam kebijakan fiskal.

Pengangguran dan Kebijakan Fiskal | 2


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengangguran
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15
sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum
mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya
seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa perguruan
tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum
membutuhkan pekerjaan. Pengangguran atau tuna karya adalah istilah
untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja
kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang
berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya
disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak
sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu
menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam
perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan
timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan
jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan
dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus
mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya
tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang
berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk
terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu
tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial
sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat
jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu
negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah

Pengangguran dan Kebijakan Fiskal | 3


“pengangguran terselubung” di mana pekerjaan yang semestinya bisa
dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
B. Jenis-jenis Pengangguran
1. Jenis Pengangguran Berdasarakan Cirinya
a. Pengangguran Terbuka
Pengangguran Terbuka adalah Pengangguran yang tercipta
sebagai akibat pertambahan Lowongan Pekerjaan yang lebih
rendah dari pertambahan tenaga kerja. Contohnya banyaknya
Sarjana namun sedikit lapangan pekerjaan.Proporsi atau jumlah
pengangguran terbuka dari angkatan kerja berguna sebagai acuan
pemerintah bagi pembukaan lapangan kerja baru. Disamping itu,
trend indikator ini akan menunjukkan keberhasilan progam
ketenagakerjaan dari tahun ke tahun.Indikator ini dapat dihitung
dengan cara membandingkan antara jumlah penduduk berusia 15
tahun atau lebih yang sedang mencari pekerjaan, dengan jumlah
penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja.Besarnya angka
pengangguran terbuka mempunyai implikasi sosial yang luas
karena mereka yang tidak bekerja tidak mempunyai pendapatan.
Semakin tinggi angka pengangguran terbuka maka semakin besar
potensi kerawanan sosial yang ditimbulkannya contohnya
kriminalitas. Sebaliknya semakin rendah angka pengangguran
terbuka maka semakin stabil kondisi sosial dalam masyarakat.
Sangatlah tepat jika pemerintah seringkali menjadikan indikator ini
sebagai tolok ukur keberhasilan pembangunan.
b. Pengangguran Tersembunyi
Pengangguran Tersembunyi adalah Pengangguran yang
tercipta karena kelebihan tenaga kerja dalam suatu bagian dalam
perusahaan, akibatnya banyak tenaga kerja yang menganggur
meskipun memiliki pekerjaan. Contohnya Pelayan cafe yang lebih
banyak dari yang diperlukan.

Pengangguran dan Kebijakan Fiskal | 4


c. Pengangguran Bermusim

Pengangguran Bermusim adalah pengangguran yang terjadi


karena adanya pengaruh dari musim terutama pada sektor
Pertanian dan Perikanan. Contohnya saaat musim hujan penyadap
karet dan nelayan tidak dapat melakukan pekerjaan mereka
sehingga mereka terpaksa menganggur.

d. Pengangguran Setengah Menganggur


Pengangguran Setengah Mengaggur adalah pengangguran
yang tercipta akibat jam kerja yang jauh lebih rendah dari jam
kerja normal. Contoh Seseorang yang bekerja part time(paruh
waktu). Setengah pengangguran dibagi menjadi dua kelompok
yakni setengah penganggur terpaksa, yaitu mereka yang bekerja
dibawah jam kerja normal dan masih mencari pekerjaan atau masih
bersedia menerima pekerjaanlain. Kedua adalah seetengah
penganggur sukarela, yaitu mereka yang bekerja di bawah jam
kerja normal tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia
menerima pekerjaan lain, misalnya tenaga ahli yang gajinya sangat
besar.
2. Jenis Pengangguran Berdasarkan Penyebab Terjadinya
a. Pengangguran Normal atau Friksional
Pengangguran Normal atau Friksional adalah seseorang
yang berhenti bekerja karena kurang menyukai pekerjaannya atau
tidak sepaham dengan atasannya.Contohnya seseorang sudah
memiliki pekerjaan di suatu perusahaan misalnya, namun berhenti
bekerja karena tidak menyukai pekerjaannya
b. Pengangguran Siklikal
Pengangguran Siklikal adalah seseorang yang
diberhentikan karena perusahaan mengurangi pekerja akibat
penurunan permintaan. Contohnya orang-orang yang di PHK.

Pengangguran dan Kebijakan Fiskal | 5


c. Pengangguran Struktural
Pengangguran Struktural adalah seseorang yang berhenti
bekerja karena perusahaannya ditutup, meskipun memiliki
kemampuan atau kecakapan. Contoh: seseorang yang bekerja pada
suatu perusahaan namun berhenti bekerja karena perusahaannya
ditutup.
d. Pengangguran Teknologi
Pengangguran Teknologi adalah seseorang yang berhenti
bekerja karena adanya pergantian tenaga kerja mesin dengan
manusia. Contohnya mesin cuci menggantikan orang yang mencuci
pakaian.

C. Penyebab Terjadinya Pengangguran


Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja
tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu
menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam
perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan
timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.Tingkat
pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah
pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam
persen.Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi
pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat
kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga
dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan
keluarganya. Penyebab adanya pengangguran dapat disebabkan oleh
beberapa hal berikut.
1. Perubahan Struktural.
Seperti disebutkan Reynolds, Masters dan Moser (1986:269) jenis
pengangguran ini terjadi karena ketidakcocokan antara kualifikasi
pekerja yang membutuhkan pekerjaan dengan persyaratan yang

Pengangguran dan Kebijakan Fiskal | 6


diinginkan. Hal ini biasanya terjadi karena adanya perubahan struktur
ekonomi. Struktur ekonomi dapat diamati dari dominasi kontribusi
sektoral terhadap produksi nasional (regional).
2. Pengaruh Musim.
Perubahan musim terjadi bukan hanya di sektor pertanian saja,
tetapi sering pula terjadi pada sektor lain. Pada musim liburan dan
tahun baru, misalnya, suasana sektor jasa transportasi dan pariwisata
menjadi sangat sibuk dibanding dengan hari-hari biasa. Demikian pula
pada saat menjelang, sedang dan setelah bulan Suci Ramadhan,
nampak permintaan terhadap barang dan jasa meningkat yang
selanjutnya akan membawa dampak otomatis terhadap permintaan
tenaga kerja di sektor yang bersangkutan.
3. Adanya hambatan bertemunya pencari kerja dan lowongan kerja.
Pengangguran bisa trjadi karenaadanya hambatan teknis (misalnya
waktu dan tempat). Sering terjadi pencari kerja tidak memiliki
informasi yang lengkap tentang lowongan kerja yang ada. Sehingga
mereka kehilangan kesempatan untuk memenuhi lowongan kerja
tersebut. Pengangguran jenis ini bisa juga terjadi karena perkembangan
(dinamika) ekonomi yang terus-menerus berubah, sehingga membawa
dampak terhadap permintaan tenaga kerja yang dinamis pula. Artinya
pada situasi demikian sangat dibutuhkan tenaga kerja yang mampu
mengikuti perubahan jaman dengan cepat serta mampu melakukan
adaptasi keahlian terhadap tuntutan lingkungan eksternal yang dinamis
tersebut. Bila situasi ini tidak bisa diikutinya, maka ia akan kehilangan
kesempatan kerja.
4. Rendahnya Aliran Investasi
Investasi merupakan komponen aggregate demand yang
mempunyai daya ungkit terhadap perluasan kesempatan kerja. Melalui
mekanisme efek multiplier, perubahan investasi membawa dampak
terhadap kenaikan output (pendapatan). Terdapat beberapa besaran
(pengeluran otonom, seperti halnya investasi) yang mempunyai

Pengangguran dan Kebijakan Fiskal | 7


dampak terhadap meningkatnya output yaitu pengeluaran konsumsi
otonom, investasi otonom, pengeluaran pemerintah dan ekspor
(Gordon, 1993). Secara otomatis meningkatnya output akan
membutuhkan sumberdaya untuk proses produksi (modal, tenaga kerja
dan input lainnya). Dengan demikian permintaan tenaga kerja akan
meningkat ketika terjadi peningkatan dalam pengeluaran otonom tadi.
Hubungan antara kenaikan output dengan permintaan tenaga kerja
(penyerapan tenaga kerja) dapat dijelaskan dengan konsep elastisitas
penyerapan tenaga kerja (Payaman J. Simanjuntak, 1985: 82).
5. Rendahnya Tingkat Keahlian
Keahlian dan produktifitas sangat berkaitan erat. Orang yang
memiliki keahlian akan memiliki produktifitas tinggi, karena ia
mampu memanfaatkan potensi dirinya pada kegiatan ekonomi
produktif. Untuk meningkatkan keahlian dapat dilakukan berbagai
cara, diantaranya adalah melalui pendidikan dan latihan, magang,
pendidikan formal, membangkitkan kecerdasan tenaga kerja lewat
pembinaan motivasi kerja dan corporate learning (percepatan belajar
perusahaan) (Reynolds, Masters and Moser, 1986; Rose-Nicholl,
2002).
6. Diskriminasi.
Diskriminasi dapat terjadi misalnya pada sektor pendidikan,
ekonomi, hukum, Agama dan lainnya. Misalnya, ketika perlakukan
diskriminatif terjadi di bidang ekonomi, maka kemungkinan dampak
yang akan dirasakan adalah hilangnya kesempatan berusaha dan
kesulitan akses pada sumber-sumber pertumbuhan ekonomi (modal,
alam dan informasi, dll). Situasi inilah yang pada gilirannya akan
menghambat pada penciptaan lapangan kerja itu sendiri. Jadi beban
ketenagakerjaan akan berat sekali ketika perlakukan disriminatif di
bidang ekonomi masih ada. Demikian juga bila akses pendidikan dan
pengembangan SDM tidak diberikan seluas-luasnya kepada publik,

Pengangguran dan Kebijakan Fiskal | 8


dampak selanjutnya adalah terpuruknya kualitas SDM, dan dalam
jangka panjang kesempatan akan sulit diraih oleh tenaga kerja.
7. Laju Pertumbuhan Penduduk

Hal-hal yang tidak diinginkan dari persoalan kependudukan


diantaranya adalah apabila pertumbuhan penduduk bersamaan dengan
munculnya karakteristik seperti tidak diimbangi dengan sarana dan
prasaranan pendidikan yang memadai, rendahnya anggaran
pendidikan, tidak seimbang dengan laju pertumbuhan kesempatan
kerja, rendahnya pembentukan modal,rendahnya daya beli masyarakat,
dan lain sebagainya.

8. Aggregate Demand Unemployment


Pengangguran ini muncul karena rendahnya permintaan output
ekonomi, sehingga selanjutnya berdampak pada rendahnya permintaan
tenaga kerja (low derived demand). Sebaliknya, bila permintaan output
tinggi (high aggregate demand), bukan hanya akan menghilangkan
pengangguran jenis ini, tetapi malah akan tercipta lebih banyak lagi
kesempatan kerja, bahkan situasi ini dapat mengurangi pengangguran
struktural dan friksional yang terjadi sebelumnya.
9. Pencarian Kerja yang Sesuai
Salah satu alasan adanya pengangguran adalah dibutuhkan waktu
untuk mencocokan antara pekerja dengan pekerjaan. Model
ekuilibrium pasar tenaga kerja agregat mengasumsikan bahwa seluruh
pekerja dan seluruh pekerjaan adalah identik, sehingga seluruh pekerja
dianggap cocok untuk seluruh pekerjaan. Jika hal ini benar dan pasar
dalam kondisi ekuilibrium, maka kehilangan pekerjaan tidak
menyebabkan pengangguran. Pekerja yang keluar dari pekerjaannya
akan segera mendapatkan pekerjaan baru pada tingkat keseimbangan
pasar. Dalam kenyataannya para pekerja mempunyai preferensi serta
kemampuan yang berbeda, dan pekerjaan memiliki karakteristik yang
berbeda.

Pengangguran dan Kebijakan Fiskal | 9


10. Kekakuan Upah Riil
Salah satu alasan adanya pengangguran adalah kekakuan upah
(wage rigidity). Gagalnya upah melakukan penyusuaian sampai
penawaran tenaga kerja sama dengan permintaannya.

D. Dampak Adanya Pengangguran


1. Dampak Pengangguran Terhadap Pembangunan Nasional
Pengangguran merupakan masalah pokok dalam suatu masyarakat
modern. Jika tingkat pengangguran tinggi, sumber daya menjadi
terbuang percuma dan tingkat pendapatan masyarakat akan menurun.
Pengangguran berdampak besar terhadap pembangunan nasional.
Dampak pengangguran terhadap pembangunan dapat dilihat melalui
hubungan antara pengangguran dan indikator-indikator berikut ini:
a. Pendapatan Nasional dan Pendapatan per Kapita. Upah merupakan
salah satu komponen dalam perhitungan pendapatan nasional.
Apabila tingkat pengangguran semakin tinggi, maka nilai
komponen upah akan semakin kecil. Dengan demikian, nilai
pendapatan nasional pun akan semakin kecil.
b. Penerimaan Negara. Salah satu sumber penerimaan negara adalah
pajak, khususnya pajak penghasilan. Pajak penghasilan diwajibkan
bagi orang-orang yang memiliki pekerjaan. Apabila tingkat
pengangguran meningkat, maka jumlah orang yang membayar
pajak penghasilan berkurang. Akibatnya penerimaan negara pun
berkurang.
c. Beban Psikologis. Semakin lama seseorang menganggur, semakin
besar beban psikologis yang harus ditanggung. Secara psikologis,
orang yang menganggur mempunyai perasaan tertekan, sehingga
berpengaruh terhadap berbagai perilakunya dalam kehidupan
sehari-hari.
d. Biaya Sosial. Dengan semakin besarnya jumlah penganggur,
semakin besar pula biaya sosial yang harus dikeluarkan. Biaya

Pengangguran dan Kebijakan Fiskal | 10


sosial itu mencakup biaya atas peningkatan tugas-tugas medis,
biaya keamanan, dan biaya proses peradilan sebagai akibat
meningkatnya tindak kejahatan.
2. Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian suatu Negara
Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya
adalah meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan
ekonomi agar stabil dan dalam keadaan naik terus. Jika tingkat
pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan
menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah
dicita-citakan. Hal ini terjadi karena pengganguran berdampak negatif
terhadap kegiatan perekonomian, seperti yang dijelaskan di bawah ini:
a. Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak
dapatmemaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal
ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan
nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah
daripada pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Oleh
karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun akan
lebih rendah.
b. Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang
berasal dari sektor pajak berkurang. Hal ini terjadi karena
pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan
perekonomian menurun sehingga pendapatan masyarakat pun akan
menurun. Dengan demikian, pajak yang harus dibayar dari
masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan pajak menurun,
dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang
sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
c. Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya
pengangguran akan menyebabkan daya beli masyarakat akan
berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang hasil
produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang
kalangan investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau

Pengangguran dan Kebijakan Fiskal | 11


pendirian industri baru. Dengan demikian tingkat investasi
menurun sehingga pertumbuhan ekonomi pun tidak akan terpacu.
3. Dampak Pengangguran terhadap Individu yang Mengalaminya dan
Masyarakat
Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap
individu yang mengalaminya dan terhadap masyarakat pada umumnya:
a. Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian. Di
negara-negara maju para penganggur memperoleh tunjangan
(bantuan keuangan) dari badan asuransi pengangguran. Oleh
sebab itu, mereka masih mempunyai pendapatan untuk
membiayai kehidupannya dan keluarganya. Mereka tidak perlu
bergantung kepada tabungan mereka atau bantuan orang lain.
Sedangkan di negara Indonesia, tidak terdapat program asuransi
pengangguran. Maka kehidupan penganggur harus dibiayai oleh
tabungan masa lalu atau pinjaman batnuan keluarga dan kawan-
kawan. Keadaan ini bias menyebabkan pertengkaran dan
kehidupan keluarga yang tidak harmonis.
b. Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan. Ketrampilan
dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan hanya dapat dipertahankan
apabila ketrampilan tersebut digunakan dalam praktek.
Pengangguran dalam periode yang lama akan menyebabkan
tingkat ketrampilan pekerja menjadi semakin merosot.
c. Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial politik.
Kegiatan ekonomi yang lesu dan pengangguran yang tinggi dapat
menimbulkan rasa tidak puas masyarakat kepada pemerintah.
Golongan yang memerintah semakin tidak popular di mata
masyarakat. Berbagai tuntunan dan kritikan akan dilontarkan
kepada pemerintah dan adakalanya disertai oleh aksi demonstrasi.
Karena masyarakat akan berpandangan bahwa pemerintah tidak
melakukan tindakan untuk menanggulanginya kemudian
menimbulkan ketidak percayaan pada pemerintah.

Pengangguran dan Kebijakan Fiskal | 12


d. Meningkatnya kriminalitas. Mereka yang tidak memiliki
pekerjaan terpaksa melakukan tindakan kriminalitas guna
memenuhi kebutuhannya.
e. Meningkatnya kemiskinan. Hal ini karena mereka tidak memiliki
lagi sumber pendapatan.

E. Cara Mengatasi Pengangguran


1. Kebijakan Pemerintah dalam Mengatasi Pengangguran
a. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal merupakan kebijakan yang penting untuk
mengatasi pengangguran. Melalui kebijakan fiskal pengeluaran
agregat dapat ditambah sehingga dapat meningkatkan pendapatan
nasional dan tingkat penggunaan tenaga kerja. Apabila dilihat dari
sisi perpajakan, untuk mengatasi masalah pengangguran langkah
yang harus dilaksanakan adalah mengurangi pajak pendapatan.
Pengurangan pajak akan meningkatkan daya beli masyarakat untuk
membeli barang dan jasa. Sehingga pengeluaran rumah tangga
mengalami peningkatan. Kenaikan pengeluaran rumah tangga akan
meningkatkan juga pengeluaran secara keseluruhan. Dengan
demikian pendapatan nasional akan bertambah yang pada akhirnya
kesempatan kerja meningkat dan pengangguran berkurang.
b. Kebijakan Moneter
Cara pemerintah (melalui bank sentral) dalam mengatasi
pengangguran yaitu dengan menambah jumlah penawaran uang.
Semakin meningkatnya penawaran uang maka akan menurunkan
suku bunga dan meningkatkan investasi. Jumlah investasi yang
semakin meningkat akan menambah kesempatan kerja yang pada
akhirnya akan mengurangi pengangguran.

Pengangguran dan Kebijakan Fiskal | 13


2. Cara Mengatasi Pengangguran Berdasarkan Jenisnya
a. Cara mengatasi pengangguran friksional dan pengangguran
voluntary
1) Proyek padat karya untuk menambah kesempatan kerja dengan
mendirikan industri baru, pembangunan jalan raya, jembatan,
dll.
2) Menarik investor baru dengan cara deregulasi dan
debirokratisasi.
3) Pengembangan transmigrasi untuk menambah lapangan kerja
baru di bidang agraris dan sektor lain.
b. Cara mengatasi pengangguran konjungtural
1) Meningkatkan daya beli mesyarakat sehingga pasar menjadi
ramai dan akan meningkatkan jumlah permintaan. Dengan
demikian, perusahaan harus meningkatkan produksi dengan
menambah tenaga kerjanya.
2) Mengatur bunga bank agar tidak terlalu tinggi sehingga para
investor lebih suka menginvestasikan uangnya dalam bidang
usaha untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
c. Cara mengatasi pengangguran structural
1) Menyediakan lapangan kerja untuk menampung kelebihan
tenaga kerja di sektor ekonomi lain pada suatu daerah yang
mengalami perubahan sektor ekonomi.
2) Pelatihan tenaga kerja untuk mengisi yang masih membutuhkan.
3) Menarik investor, khususnya merangsang berdirinya industri
baru.
d. Cara mengatasi pengangguran musiman
1) Pelatihan keterampilan lain, selain bidang yang sudah digeluti.
Hal tersebut dapat digunakan untuk melakukan pekerjaan lain
pada saat musim – musim tertentu (biasanya saat petani
meninggu panen).

Pengangguran dan Kebijakan Fiskal | 14


2) Menginformasikan lowongan pekerjaan yang ada di sektor lain
kepada masyarakat.
e. Cara mengatasi pengangguran deflasionar
1) Pelatihan tenaga kerja, terutama diarahkan untuk tenaga kerja
yang akan dikirim ke luar negeri, supaya mereka tidak hanya
menjadi tenaga kasar, tetapi minimal menjadi tenaga terampil
atau bahkan tenaga ahli.
2) Seperti cara yang dilakukan untuk mengatasi pengangguran lain,
menarik investor baru sangat perlu dilakukan.
f. Cara mengatasi pengangguran teknologi
1) Mempersiapkan masyarakat untuk dapat mengikuti
perkembangan teknologi dengan cara memasukkan materi
kurikulum pelatihan teknologi pada sekolah-sekolah.
2) Pengenalan teknologi yang ada sejak usia dini.
3) Pelatihan tenaga pendidik untuk menguasai teknologi baru yang
harus disampaikan pada anak.

F. Kebijakan Fiskal
Kata fiskal berasal dari bahasa latin, fiscus yaitu nama seorang
pemegang kuasa atas keuangan pertama pada zaman Romawi kuno. Secara
harfiah berarti keranjang atau tas. Adapun kata fisc dalam bahasa Inggris
berarti pembendaharaan atau pengaturan keluar masuknya uang dalam
kerajaan. Fiskal digunakan untuk menjelaskan bentuk pendapatan Negara
atau kerajaan yang dikumpulkan dari masyarakat dan oleh pemerintahan
Negara atau kerajaan dianggap sebagai pendapatan lalu digunakan sebagai
pengeluaran dengan program-program untuk menghasilkan pencapaian
terhadap pendapatan nasional, produksi dan perekonomian serta digunakan
pula sebagai perangkat keseimbangan dalam perekonomian.
Kebijakan fiskal adalah kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh
pihak pemerintah guna mengelola dan mengarahkan kondisi
perekonomian ke arah yang lebih baik atau yang diinginkan dengan cara

Pengangguran dan Kebijakan Fiskal | 15


mengubah atau memperbarui penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
Salah satu hal yang ditonjolkan dari kebijakan fiskal ini adalah
pengendalian pengeluaran dan penerimaan pemerintah atau negara.

G. Tujuan Kebijakan Fiskal


Tujuan utama dikeluarkannya kebijakan fiskal adalah untuk
menentukan arah, tujuan, sasaran, dan prioritas pembangunan nasional
serta pertumbuhan perekonomian bangsa. Adapun tujuan-tujuan
dikeluarkannya kebijakan fiskal secara rinci adalah sebagai berikut.
a. Mencapai kestabilan perekonomian nasional.
b. Memacu pertumbuhan ekonomi.
c. Mendorong laju investasi.
d. Membuka kesempatan kerja yang luas.
e. Mewujudkan keadilan sosial.
f. Sebagai wujud pemerataan dan pendistribusian pendapatan.
g. Mengurangi pengangguran.
h. Menjaga stabilitas harga barang dan jasa agar terhindar dari inflasi.

H. Macam-macam Kebijakan Fiskal


1. Kebijakan Fiskal dari Segi Teori
a. Kebijakan Fiskal Fungsional
Merupakan kebijakan untuk pertimbangan pengeluaran anggaran
dan penambahan kesempatan kerja yang dilakukan oleh
pemerintah karena akibat tidak langsung dari pendapatan nasional.
b. Kebijakan Fiskal yang Disengaja
Merupakan kebijakan fiskal yang dimaksudkan untuk mengatasi
masalah-masalah ekonomi yang sedang dihadapi dengan cara
memanipulasi anggaran belanja secara sengaja, baik melalui
perubahan perpajakan maupun perubahan pengeluaran pemerintah.
Ada tiga bentuk dari macam kebijakan fiskal ini yaitu.
1) Membuat perubahan pada pengeluaran pemerintah

Pengangguran dan Kebijakan Fiskal | 16


2) Membuat perubahan pada sistem pemungutan pajak
3) Membuat perubahan secara serentak baik pada pengelolaan
pemerintah maupun sistem pemungutan pajak.
c. Kebijakan Fiskal Tak Disengaja
Kebijakan ini dimaksudkan untuk mengendalikan kecepatan siklus
bisnis supaya tidak terlalu fluktuatif. Dalam kondisi depresi,
kebijakan ini dimaksudkan untuk menambah aktivitas kegiatan
ekonomi yang terjadi. Sedangkan dalam keadaan inflasi, kebijakan
ini akan mengurangi aktivitas tersebut. Jenis penstabil otomatis
atau kebijakan fiskal tak disengaja yaitu pajak proporsional, pajak
progresif, kebijakan harga minimum, asuransi pengangguran.
2. Kebijakan Fiskal dari Jumlah Penerimaan & Pengeluaran
a. Kebijakan Fiskal Seimbang
Kebijakan fiskal seimbang merupakan kebijakan yang membuat
antara penerimaan dan pengeluaran menjadi sama jumlahnya.
Salah satu kelebihan dari kebijakan fiskal seimbang yaitu Negara
tidak perlu meminjam dana dari pihak dalam Negeri atau luar
Negeri. Sedangkan kelemahannya, kondisi perekonomian akan
menjadi terpuruk apabila keadaan perekonomian negara dalam
kondisi tidak menguntungkan.
b. Kebijakan Fiskal Surplus
Kebijakan fiskal surplus merupakankebijakan yang mana jumlah
pendapatan harus sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah
pengeluaran. Kebijakan fiskal ini merupakan cara untuk
menghindari inflasi.
c. Kebijakan Fiskal Defisit
Kebijakan fiskal defisit yaitu kebijakan yang berlawanan dengan
kebijakan surplus. Berarti jumlah pendapatan lebih rendah dari
jumlah pengeluaran. Beberapa kelebihan dari kebijakan fiskal ini
adalah bisa mengatasi kelesuan dan depresi pertumbuhan

Pengangguran dan Kebijakan Fiskal | 17


perekonomian. Sedangkan untuk kekurangannya adalah anggaran
negara selalu dalam keadaan kekurangan.
d. Kebijakan Fiskal Dinamis
Kebijakan fiskal dinamis merupakan suatu kebijakan yang mirip
dengan kebijakan fiskal seimbang namun dengan ditambah
improvisasi yaitu sama besar jumlahnya tetapi seiringnya waktu
kedua-duanya akan bertambah besarnya. Kegunaan dari kebijakan
ini adalah menyediakan pendapatan yang bisa untuk memenuhi
kebutuhan pemerintah yang bertambah seiring berjalannya waktu.

Pengangguran dan Kebijakan Fiskal | 18


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah kami mengemukakan dan menguraikan secara keseluruhan tentang
Pengangguran dan Kebijakan Fiskal, kami dapat menarik kesimpulan yakni
pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64
tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. jenis
pengangguran dapat dilihat berdasarkan cirinya dan penyebab terjadinya.
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak
sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya.
Dengan adanya pengangguran dapat berdampak terhadap pembangunan
nasional, perekonomian negara, dan berdampak terhadap individu yang
mengalaminya dan masyarakat. Pengangguran dapat diatasi dengan kebijakan
fiskal dan kebijakan moneter. Kebijakan fiskal adalah kebijakan ekonomi
yang dilakukan oleh pihak pemerintah guna mengelola dan mengarahkan
kondisi perekonomian ke arah yang lebih baik atau yang diinginkan dengan
cara mengubah atau memperbarui penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
Tujuan utama dikeluarkannya kebijakan fiskal adalah untuk menentukan arah,
tujuan, sasaran, dan prioritas pembangunan nasional serta pertumbuhan
perekonomian bangsa.

Pengangguran dan Kebijakan Fiskal | 19


DAFTAR PUSTAKA

Aji, S. (2018, Mei 22). Retrieved from Blog Ruangguru:


http://blog.ruangguru.com
Chaerani, E. Y. (2018, Maret 29). Retrieved from kemenkeu:
http://www.kemenkeu.go.id
Din, A. (2017, Agustus 28). Retrieved from kompasiana: http://kompasiana.com
Laila, S. (2016, September 24). Retrieved from Portal Ilmu: https://portal-
ilmu.com
Rafisqy, Z. G. (2018, Januari 2). Retrieved from ekspektasia:
http://ekspektasia.com

Pengangguran dan Kebijakan Fiskal | 20

Anda mungkin juga menyukai