Anda di halaman 1dari 41

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH

DI INDONESIA AKIBAT DAMPAK PANDEMI COVID-19

Disusun dalam rangka memenuhi Tugas Besar 2 mata kuliah Perbankan Syariah

Program Studi Manajemen S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Disusun Oleh :

Ferri Anggriawan

43119010332

PROGRAM STUDI MANAJEMEN S1

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MERCU BUANA

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun

makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini saya

membahas topik mengenai Fenomena Pandemi Covid-19 terhadap

Perbankan Syariah dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan Perbankan

Syariah Di Indonesia Akibat Dampak Pandemi Covid-19”.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari

bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik

sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki. Oleh

karena itu, saya mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik

yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya saya berharap semoga makalah

ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia Pendidikan.

Jakarta, 8 November 2022


Penulis

Ferri Anggriawan

i
DAFTAR ISI

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DI


INDONESIA AKIBAT DAMPAK PANDEMI COVID-19
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
1.2 Batasan Masalah........................................................................................... 5
1.3 Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
1.4 Tujuan Penulisan .......................................................................................... 6
1.5 Manfaat Penulisan ........................................................................................ 6
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 7
2.1 Grand Theory ............................................................................................... 7
2.2 Middle Theory.............................................................................................. 8
2.3 Operational Theory ...................................................................................... 9
2.4 Studi dan Penelitian Terdahulu .................................................................. 14
2.5 Hipotesis..................................................................................................... 15
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................... 17
3.1 Penerapan ................................................................................................... 17
3.2 Perbandingan antara teori/penelitian terdahulu dan praktek ...................... 18
3.3 Pembahasan ................................................................................................ 19
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 30
4.1 Kesimpulan ................................................................................................ 30
4.2 Saran ........................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 35

ii
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Covid-19 merupakan virus baru yang pertama kali ditemukan di Wuhan

pada akhir tahun 2019. World Health Organization (WHO) mengumumkan

Covid-19 sebagai pandemi karena penyebarannya yang sangat cepat

menyerang ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Data per tanggal 21

Februari 2021 lalu, Indonesia tercatat memiliki “1.278.653 kasus

terkonfirmasi positif dan 34.489 orang meninggal dunia” (covid19.go.id).

Sebagai upaya penekanan potensi penyebaran Covid-19 maka pemerintah

Indonesia melakukan perbatasan sosial berskala besar (PSBB) dan

lockdown yang diterapkan disejumlah wilayah. Pengumuman secara resmi

penerapan PSBB pertama kali di Indonesia yaitu pada 10 April 2020.

“Namun perbatasan sosial itu rupanya dianggap kurang efektif dalam

mencegah penularan Covid-19” (Hadiwardoyo, 2020:83). Selain itu

kebijakan tersebut juga memukul sistem pertahanan ekonomi dan keuangan

negara yang dapat dilihat dalam pertumbuhan ekonomi kuartal II 2020

terkontraksi mengalami penurunan ke posisi 5,32% dibandingkan periode

sama tahun sebelumnya. (national.kontan.co.id). Covid-19 tidak hanya

memberikan ancaman pada sektor kesehatan saja namun juga pada sektor

perekonomian bangsa yang membuat angka kemiskinan diperkirakan

meningkat secara signifikan (Fitriani, 2020:114). Selain itu pandemi juga


2

mempengaruhi sektor UMKM, pariwisata, pasar modal, hingga sektor

Asuransi (Azhari dan Rofiul, 2020:97).

Perbankan syariah juga terkena imbas akibat dampak pandemi ini, salah

satunya ditandai dengan peningkatan risiko yang dihadapi oleh lembaga-

lembaga keuangan syariah. Risiko tersebut berupa potensi kenaikan

pembiayaan bermasalah NPF (Non Performing Financing) akibat

penurunan kemampuan bayar nasabah ke perusahaan pembiayaan. Selain

itu kemungkinan risiko yang juga dihadapi perbankan syariah seperti “risiko

pasar dan risiko likuiditas” (Ilhami dan Husni Thamrin, 2021: 38) serta rasio

profabilitas karena NPF yang tinggi dapat mempengaruhi biaya dan

berpotensi memberikan kerugian bagi bank terhadap penurunan laba (ROA

dan ROE). Data per mei 2020 menujukkan bahwa “terjadi pelemahan

kualitas pembiayaan perbankan syariah, dimana rasio NPF secara perlahan

naik ke level 3,31% namun masih dalam batas wajar dan aman”

(cnbcindonesia.com). Penurunan pemasukan ataupun kehilangan pekerjaan

yang dialami oleh nasabah kemungkinan menjadi faktor dari masalah

tersebut. “Lemahnya kinerja debitur akan mengganggu perbankan dan

stabilitas keuangan perbankan syariah” (Effendi dan Prawidya Hariani,

2020:223).

Untuk menanggulangi masalah tersebut Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

menerbitkan kebijakan restrukturasi kredit yang diatur melalui POJK

Nomor 11/POJK.03/2020 tentang stimulus perekonomian sebagai

countercyclical dampak penyebaran Covid-19 yang kemudian terjadi


3

perubahan menjadi POJK Nomor 48/POJK.03/2020 (ojk.go.id). Regulasi

tersebut bertujuan dalam mendorong optimalisasi kinerja dan menjaga

stabilitas sistem keuangan perbankan “karena kebijakan tersebut

mempunyai dampak terhadap kinerja” (Azhari dan Rofiul, 2020:97) dan

“profabilitas perbankan syariah” (Ilhami dan Husni Thamrin, 2021: 38).

Kinerja keuangan bank syariah adalah gambaran kondisi keuangan

yang dimiliki bank syariah dalam memenuhi penghimpunan dan penyaluran

dana pada suatu periode perbulan, triwulan ataupun tahunan. Kinerja

keuangan bank syariah yang baik maka berbanding lurus pula pada tingkat

kesehatannya yang baik, begitu pula sebaliknya. Pengukuran kinerja

keuangan bank syariah dapat dilakukan menggunakan perhitungan rasio

keuangan. (Fitriani, 2020:114). Dengan perhitungan rasio keuangan maka

dapat diketahui suatu kinerja bank menggunakan analisis rasio yaitu rasio

kualitas aktiva produktif, rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio

profabilitas.

Aspek kualitas aktiva produktif yang digunakan dalam rasio perbankan

dapat diketahui dengan menghitung NPF (Non Performing Financing).

Rasio keuangan untuk mengukur likuiditas dapat diketahui dengan

menghitung FDR (Financing to Deposit Ratio). Rasio Solvabilitas dapat

diketahui dengan menghitung CAR (Capital Adequacy Ratio). Sementara

untuk rasio profabilitas dapat diketahui dengan menghitung ROA (Return

On Asset), dan ROE (Return On Equity).


4

Dengan menyajikan informasi yang benar serta kinerja kesehatan yang

baik maka diharapkan kepercayaan masyarakat terhadap bank syariah

semakin meningkat.

Sebagaimana di Indonesia terdapat dual banking system yaitu

perbankan konvensional dan perbankan syariah, maka kehadiran perban kan

syariah diharapkan dapat membantu meningkatkan pertumbuhan

perekonomian serta menjaga stabilitas ekonomi selama pandemi Covid-19.

Hal tersebut karena perbankan syariah dinilai mampu bertahan dalam

menghadapi berbagai macam krisis ekonomi terutama di tengah krisis

pandemi ini. “Perbankan syariah dipercaya tidak hanya mengejar bagi hasil

yang tinggi tetapi harus memperhatikan kemaslahatan umat, perbaikan

ekonomi serta meningkatkan kesejahteraan” (Murdiyanto dan Batara,

2017:454).

Pada hasil penelitian dari Ilhami dan Husni Thamrin (2021)

menyimpulkan bahwa pandemi Covid-19 tidak mempengaruhi kinerja

keuangan perbankan syariah di Indonesia berdasarkan hasil uji paired

sample t-test menggunakan variabel rasio ROA, CAR, NPF, dan FDR tahun

periode penelitian 6 Bulan (September 2019-Februari 2020) sebelum dan 6

Bulan (April 2020-September 2020) saat pandemi. Sedangkan menurut

penelitian Effendi dan Prawidya Hariani (2020) hasil uji t satu sampel

menyimpulkan adanya penurunan secara signifikan pada ROA bank umum

4 syariah dan unit usaha syariah diakibatkan pandemi Covid-19 yaitu selama

periode pandemi dari Juli 2019 hingga Juni 2020. Berdasarkan hasil yang
5

beragam tersebut maka peneliti tertarik untuk mengangkat penelitian

dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan Perbankan Syariah di Indonesia

Akibat Dampak Pandemi Covid-19”.

1.2 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian yaitu

1. Penelitian ini menggunakan data sebelum pandemi Covid-19 yaitu

sebelum adanya pengumuman resmi penerapan PSBB pertama kali di

Indonesia. Data yang digunakan berupa laporan keuangan perbankan

syariah periode Triwulan IV 2019 dan Triwulan I 2020.

2. Penelitian ini menggunakan data saat pandemi Covid-19 yaitu 1 tahun

setelah data periode sebelumnya. Data yang digunakan berupa laporan

keuangan perbankan syariah periode Triwulan IV 2020 dan Triwulan I

2021.

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian yaitu:

1. Bagaimanakah kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia

sebelum dan saat pandemi Covid-19?

2. Bagaimanakah rasio kinerja perbankan syariah di Indonesia sebelum

dan saat pandemi Covid-19?


6

1.4 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini yaitu:

1. Menganalisis kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia

sebelum dan saat pandemi Covid-19.

2. Menganalisis rasio kinerja perbankan syariah di Indonesia sebelum

dan saat pandemi Covid-19.

1.5 Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah agar mengetahui sisi

tujuan dari penulisan makalah baik itu bagi penulis maupun pembaca.
7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Grand Theory

Dampak

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi atau arti kata dampak

yaitu pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik positif maupun negatif)

atau benturan yang cukup hebat antar dua benda sehingga menyebabkan

perubahan yang berarti dalam momuntum sistem yang mengalami benturan

itu (kbbi.we.id). Adapun definisi dampak menurut beberapa ahli antara lain,

menurut Fahmi Abdullah (2021, 377) Arti dampak secara luas ialah segala

sesuatu yang ditimbulkan akibat adanya sesuatu, sedangkan menurut Sumadi

(2020, 148). dampak yaitu suatu perubahan yang terjadi karena suatu

aktifitas, aktifitas ini bisa bersifat alami atau biolagis. Dapat disimpulkan

bahwa dampak ini merupakan pengaruh yang mendatangkan akibat atau

perubahan sesuatu yang terjadi dikarenakan suatu aktifitas baik itu perubahan

positif maupun perubahan negatif. Secara sederhana dampak bisa juga

diartikan sebagai pengaruh atau akibat (Lica Miana, 2021; 13-14).

Coronavirus

Coronavirus berasal dari bahasa latin “corona” yang bermakna

mahkota. Coronavirus termasuk virus RNA yang paling banyak menginfeksi

hewan dan manusia, virus ini mengandung single-strand positive sense RNA

(ssRNA) terbesar yang membedakan dengan virus RNA yang lain.


8

Coronavirus atau lebih dikenal dengan korona atau virus corona adalah virus

yang termasuk family Coronaviridae. Corona virus sendiri digolongkan

menjadi empat genus yaitu, Alphacoronavirus (AlphaCoV), Betacoronavirus

(Beta-CoV), Gammacoronavirus (Gamma-CoV) dan Deltacoronavirus

(Ridwan, 2020;8). Covid-19 ini memberikan dampak yang cukup tinggi pada

perekonomian dunia dan Indonesia dan juga mempengaruhi sektor

perbankan. Dalam menghadapi pandemi Covid-19 saat ini sektor perbankan

syariah harus mempunyai nilai serta dapat membuat strategi dan inovasi baru

guna tetap bertahan di tengah pandemi (Ilham dan Husni, 2021;40).

2.2 Middle Theory

Bank

Kata Bank berasal dari bahasa yunani “ Banca” yang berarti meja atau

bangku yang dulunya dipergunakan untuk menukar uang di pasar. Bank ialah

instansi usaha yang mengelola dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

dan mendistribusikan kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman atau lain

sebagainya dalam bentuk peningkatan taraf hidup masyarakat. Adapun

aktivitas dari perbankan yaitu mengelola dana atau biasa disebut dengan kata

Funding, pembelian dana dengan menggunakan berbagai metode agar

masyarakat menyimpan dananya dibank. Berikut beberapa kegiatan jasa yang

dilakukan oleh perbankan; 1. Jasa pemindahan uang, 2. Jasa penagihan, 3.

Kartu bank, 4. Jasa kliring dan, 5. jasa-jasa bank lainya. Adapun fungsi bank

yaitu, menghimpun dana, penyaluran dana, dan pelayanan jasa bank

(Ardiansyah dan Dwi, 2020; 22).


9

Bank Syariah

Bank Syariah merupakan Islamic Financial Institution dan lebih dari

sekedar bank yang berlandaskan Al-Qur’an dan hadist yang mengacuh pada

petunjuk muamalah. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21

Tahun 2008 dijelaskan tentang perbankan syariah, bank syariah menjalankan

kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dan mengacu pada fatwa yang

dikeluarkan dewan syariah nasional (DSN) di bawah Majelis Ulama

Indonesia (MUI) (Sumadi, 2020;150).

Prinsip-prinsip yang digunakan dalam penentuan harga dan mencari

keuntungan dalam perbankan syariah yaitu,

1) Prinsip mudharabah atau bagi hasil,

2) Prinsip penyertaan modal atau misyarakah,

3) Prinsip jual beli dengan memperoleh keuntungan atau murabahah,

4) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan atau

ijarah dan,

5) Pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank

oleh pihak lain atau ijarah wa iqtina (Ardiansyah dan Dwi, 2020).

2.3 Operational Theory

Kinerja Keuangan

Menurut Ilhami dan Husni Thamrin (2021:39) kinerja keuangan adalah

gambaran kondisi keuangan perbankan pada suatu periode tertentu baik aspek
10

penyaluran maupun penghimpunan dana. Menurut Parathon, dkk (2013:3)

kinerja keuangan adalah penentuan secara periodik kondisi keuangan

berdasarkan standar, sasaran, dan kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya.

Selanjutnya menurut Iswari Putu (2015:4) kinerja keuangan adalah gambaran

baik ataupun buruknya perusahaan mengenai tingkat keberhasilan yang

dicapai suatu perusahaan dalam menjalankan operasionalnya.

Dari defenisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan

adalah gambaran kondisi keuangan perbankan pada suatu periode tertentu

dalam pencapaian keberhasilan menjalankan operasionalnya berdasarkan

standar, sasaran serta kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut

Putri (2016:27) tujuan dari analisis kinerja keuangan bank yaitu:

a. Agar mengetahui keberhasilan suatu bank dalam pengelolaan

keuangannya terutama pada kondisi likuiditas, profabilitas, dan

kecukupan modal yang dicapai pada tahun berjalan maupun tahun

sebelumnya.

b. Agar mengetahui kemampuan suatu bank dalam mengelola aset yang

dimiliki untuk menghasilkan profit yang berdaya guna.

c. Agar meningkatkan peranan suatu bank sebagai lembaga intermediasi

keuangan antara pihak yang kekurangan dana (peminjam) dengan pihak

yang kelebihan dana (penabung).

Analisis Rasio Keuangan

Menurut Kasmir (2012) “rasio keuangan adalah kegiatan

membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara


11

membagi satu angka dengan angka lainnya” (Iswari Putu, 2015:5). Menurut

Riyanto (2010) dalam menganalisis rasio keuangan dasarnya dapat

menggunakan dua macam cara perbandingan, yaitu

1. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio dari waktu

yang lampau (ratio history) atau dengan rasio yang diperkirakan untuk

waktu yang akan datang dalam perusahaan yang sama. Melalui

perbandingan ini maka akan diketahui perubahan- perubahan rasio yang

terjadi dari tiap tahunnya.

2. Membandingkan rasio-rasio suatu perusahaan dengan rasio-rasio serupa

dari perusahaan atau industri sejenis lainnya pada waktu yang sama.

Melalui perbandingan ini maka akan diketahui bagaimana aspek

keuangan perusahaan bersangkutan, apakah berada di atas rata-rata

industri ataupun di bawah rata-rata industri. (Ilhami dan Husni Thamrin,

2021:39)

Adapun rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

1. Rasio Kualitas Aktiva Produktif

Rasio kualitas aktiva produktif adalah analisis yang digunakan

untuk mengetahui kemampuan aset yang dimiliki suatu bank dalam

kecukupan manajemen risiko pembiyaaan.

Rasio kualitas aktiva produktif dapat diukur dengan Non

Performing Financing (NPF). Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan No. 15/POJK 03/2017, Non Performing Financing (NPF)

adalah pembiayaan bermasalah (macet, diragukan atau berkualitas


12

kurang lancar) dimana secara neto lebih dari 5% (lima persen) dari total

pembiayaan (ojk.go.id). Menurut Kasmir (2004) NPF yang tinggi dapat

mempengaruhi biaya dan berpotensi memberikan kerugian bagi bank

terhadap penurunan laba (ROA). Tingginya rasio NPF maka akan

berakibat buruk pada kualitas pinjaman bank sehingga jumlah pinjaman

bermasalah akan semakin besar (Ilhami dan Husni Thamrin, 2021:40).

Rumus menghitung NPF yaitu:

PEMBIAYAAN BERMASALAH (KL,D,M)


NPF = X 100 %
TOTAL PEMBIAYaAN

2. Rasio Likuiditas

Rasio Likuiditas adalah analisis yang digunakan untuk mengukur

kapabilitas suatu bank dalam pemenuhan kewajiban lancar.Rasio

Likuiditas dapat diukur dengan Financing to Deposit Ratio (FDR).

Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan ukuran likuiditas suatu

bank dalam mengukur besarnya dana yang ditempatkan dalam bentuk

pembiayaan yang bersumber dari penghimpunan dana pihak ketiga.

Semakin tinggi rasio FDR maka semakin tinggi pula dana yang

disalurkan ke Dana Pihak Ketiga (DPK) dan semakin rendah kemampuan

bank dalam likuiditasnya. Rumus menghitung FDR yaitu:

PEMBIAYAAN YANG DIBERIKAN


FDR = X 100 %
DANA PIHAK KETIGA

3. Rasio Solvabilitas

Rasio Solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur


13

kemampuan bank terhadap pemenuhan kewajiban jangka panjang

maupun pendek (Putri, 2016:30).

Pengukuran rasio solvabilitas dapat dilakukan dengan Capital

Adequacy Ratio (CAR). Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan

indikator kemampuan bank dalam menanggung risiko kerugian

penurunan aktivanya akibat dari setiap pembiayaan atau aktiva yang

berisiko macet dengan kecukupan modal yang dimiliki olehnya. Semakin

tinggi kecukupan modal yang dimiliki oleh bank dalam menanggung

risiko maka semakin baik pula kinerja bank, yang dapat meningkatkan

kepercayaan masyarakat kepada bank tersebut dan berujung pada

meningkatnya laba (ROA). Rumus menghitung CAR yaitu:

TOTAL MODAL
CAR = X 100 %
TOTAL ATMR

4. Rasio Profabilitas

Rasio Profabilitas adalah perhitungan untuk membandingkan laba

bersih (sebelum pajak) dengan total aset ataupun laba bersih (setelah

pajak) dengan total ekuitas pada suatu bank dengan periode tertentu.

Rasio profabilitas dapat diukur dengan ROA (Return On Asset) dan ROE

(Return On Equity).

a. ROA (Return On Asset)

Return On Asset (ROA) merupakan indikator kemampuan suatu

bank dalam memperoleh laba atas total aset yang tertera dalam neraca

perusahaan. Fungsinya yaitu untuk melihat seberapa efektif bank dalam


14

menggunakan asetnya dalam menghasilkan pendapatan. Semakin besar

nilai rasio artinya semakin sehat dan baik tingkat rentabilitas atau

kemampuan bank dalam menghasilkan laba.Rumus menghitung ROA

yaitu:

LABA BERSIH SEBELUM PAJAK


ROA = X 100 %
TOTAL ASET

b. ROE (Return On Equity)

Return On Equity (ROE) merupakan indikator kemampuan suatu

bank dalam memperoleh laba atas total ekuitas yang tertera dalam neraca

perusahaan. Fungsinya yaitu untuk melihat seberapa efektif bank dalam

menggunakan dana investor dalam menghasilkan pendapatan. Semakin

tinggi nilai rasio artinya semakin baik kemampuan bank dalam

menghasilkan laba.

Rumus menghitung ROE yaitu:

LABA BERSIH SETELAH PAJAK


ROE = X 100 %
TOTAL EKUITAS

2.4 Studi dan Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mengacu dari beberapa penelitian sebelumnya yaitu yang

memiliki ruang lingkup kinerja keuangan perbankan syariah pada masa

pandemi Covid-19. Rincian penelitian terdahulu dapat dilihat melalui tabel di

bawah ini:

Aspek Effendi dan Prawidya Sumadi (2020) Ilhami dan Husni


Hariani (2020) Thamrin(2021)
15

Judul Dampak Covid 19 terhadap Menakar Dampak Analisis Dampak Covid-


Bank Syariah Fenomena Pandemi 19terhadap Kinerja
Covid- KeuanganPerbankan
19 terhadap Perbankan Syariah di Indonesia
Syariah
Institusi Bank Umum Syariah (BUS)dan Bank Umum Syariah Perbankan Syariah
yang Unit Usaha Syariah (UUS)
Diteliti

Periode Periode 2019-2020 Periode 2020 Periode 2019-2020


Analisis
Rumusan Bagaimana dampak Covid- Bagaimana manajemen Bagaimana dampak
Masalah 19 terhadap bank syariah (Bank strategi operasional covid-19 terhadap kinerja
Umum Syariah dan Unit Usaha perbankan syariah keuangan perbankan
Syariah)? terhadap dampak syariah di indonesia?
pandemi Covid-19?

Tujuan Mengetahui ketahanan bank Mengetahui bagaimana Mengetahui dampak


Penelitian syariah (Bank Umum Syariah manajemen strategi Covid-19 terhadap
dan Unit Usaha Syariah) operasional perbankan kinerja keuangan
selama pandemi. syariah dalam perbankan syariah di
penghimpunan dan Indonesia.
penyaluran dana dalam
menjalankan tugas dan
fungsinya selama
pandemi.
Metode Metode Kuantitatif dengan Metode Metode Kuantitatif
Penelitian Pendekatan Komparatif Kualitatif Deskriptif
Deskriptif
Hasil Akibat pandemi Covid-19ROA Akibat pandemi Covid- Dilihat dari hasil tabel
Penelitian bank umum syariah dan unit 19 Pembiayaan dan Uji Beda (Uji Paired
usaha syariah mengalami penghimpunan dana SampleT-Test) rasio
penurunan secara signifikan. (DPK)Bank Mandiri CAR, ROA, NPF, dan
Sedangkan NPF bank umum Syariahmengalami FDR tidak signifikan
syariahtidak terganggu namun fluktuasi. Pada bulan menunjukkan adanya
untuk unit usaha syariah Januari hingga Maret perbedaan kinerja
mengalami kenaikan cukup 2020 pembiayaan keuangan. Artinya
signifikan tapi masih dalam cenderung mengalami perbankan syariah di
batas wajar dan aman peningkatan. Sedangkan Indonesia mampu
dibawah 5%. Untuk FDR untuk strategi bertahan dalam
operasional perbankan menghadapi krisis
syariah selama pandemi pandemi Covid-19.
yaitu pertama

2.5 Hipotesis

Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya dapat dilihat

dari teknik uji yang digunakan. Penggunaan teknik uji paired simple t-test
16

juga dilakukan pada penelitian yang dilakukan oleh Ilhami dan Husni

Thamrin (2021) dengan judul “Analisis Dampak Covid-19 terhadap Kinerja

Keuangan Perbankan Syariah di Indonesia”. Pemilihan paired simple t-test

sebagai teknik uji dilakukan untuk melihat perbedaan rata-rata kinerja

keuangan perbankan syariah sebelum pandemi dan saat pandemi.

Persamaan penelitian ini juga dapat dilihat dari beberapa variabel yang

sama seperti ROA, NPF, FDR yang juga dilakukan pada penelitian yang

digunakan oleh Effendi dan Prawidya Hariani (2020) dengan judul “Dampak

Covid 19 terhadap Bank Syariah”. Selain itu variabel CAR juga dilakukan

pada penelitian oleh Ilhami dan Husni Thamrin (2021) dengan judul “Analisis

Dampak Covid-19 terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah di

Indonesia”.
17

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Penerapan

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu metode penelitian

yang menggunakan data kualitatif dan dideskripsikan secara deskriptif.

Merupakan metode pengumpulan data yang mengakses data dan informasi

terkini dengan menggunakan data sekunder dari berbagai dokumen seperti

buku, artikel, dan website. Tujuan penggunaan metode deskriptif kualitatif

adalah untuk memberikan penjelasan dan mendapatkan gambaran yang

jelas. Penelitian ini juga dapat mencakup sumber tertulis seperti jurnal

ilmiah, bibliografi, literatur, ensiklopedia, artikel ilmiah, artikel ilmiah, dan

sumber informasi lain dalam bentuk tertulis dan digital yang relevan dan

tekstual dengan subjek penelitian ini. menemukan sumber informasi.

Bentuk - teks atau kalimat.

Perbankan syariah tengah mencermati perkembangan dari dampak

pandemi Covid-19 terhadap pembiayaan. Optimisme bank di awal tahun

dengan memasang target pembiayaan cukup tinggi perlahan meredup

karena pandemi Covid-19 telah memukul berbagai sektor ekonomi. Untuk

meminimalkan dampak Covid-19, termasuk di sektor industri perbankan

pemerintah melalui OJK mengeluarkan kebijakan stimulus perekonomian

nasional sebagai kebijakan Countercylical Dampak Penyebaran

Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), dengan menerbitkan POJK No.


18

11/POJK.03/2020. Kebijakan stimulus yang dimaksud terdiri atas kebijakan

penilaian kualitas pelayanan hanya didasarkan pada ketetapan pembayaran

pokok dan margin/bagi hasil/ujrah dengan pembiayaan yang mencapai 10

miliar dan skema restrukturisasi pembiayaan (Otoritas Jasa Keuangan,

2020b).

Wabah Coronavirus 2019 (Covid-19), yang pertama kali dilaporkan

pada Desember 2019 di Wuhan, Cina, dan telah dinyatakan sebagai darurat

kesehatan publik yang menjadi perhatian internasional oleh Organisasi

Kesehatan Dunia, dapat berkembang menjadi pandemi yang terkait dengan

mobilitas dan mortalitas yang substansial (Thariq & Goniewicz, 2020).

Penyebaran Covid19 ke Indonesia, membuat pemerintah melakukan

pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran lebih luas. Pembahasan

dalam tulisan ini memfokuskan sudut pandang pembiayaan di bank syariah.

Kemudian secara perlahan sektor perbankan syariah mulai menemukan titik

untuk menguat lagi sektor perbankan syariah agar naik.

3.2 Perbandingan antara teori/penelitian terdahulu dan praktek

Hasil penelitian Alfira et al (2021) menunjukkan bahwa dampak

pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat,

namun juga berdampak pada perekonomian Indonesia khususnya pada

lembaga keuangan syariah di pasar modal syariah yaitu IHSG dan

melemahnya nilai tukar rupiah. kecepatan. Pandemi juga terbukti

memberikan tekanan pada perekonomian dunia, termasuk Indonesia.


19

Data dan fakta penelitian menunjukkan pandemi COVID-19 telah

menimbaulkan dampak multi sector. Bagi perekonomia, pandemic ini telah

ikut memperparah efek kontraksi perekonomian bagi negara-negara di

kawasan Asia, Amerika, Afrika, Eropa dan Asutralia/Oceania. Variabel

kasus pandemic, waktu paparan, jumlah penduduk, perbedaan kawasan dan

perbedaan status negara dapat menjelaskan dinamika pertumbuhan ekonomi

negara terdampak sebesar 63,73%, sisanya 26,27% dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak diteliti (Junaedi & Salistia, 2020).

Jika pandemic terkendali (dalam kasus dan waktu paparan) serta tidak

ada disparitas tatakelola antara kawasan dan antar status negara, maka

pertumbuhan ekonomi global berpotensi positif 0.18%. Jika belanja

pemerintah untuk mengatasi pandemi dinaikan sebesar satu juta dolar, maka

Langkah ini berpotensi mengurangi dampak kontraksi sebesar 0,027%

(Junaedi & Salistia, 2021)

3.3 Pembahasan

Hasil uji Descriptiive Statistics, dapat dilihat bahwa masing-masing

rasio yang diteliti yaitu NPF, FDR, CAR, ROA, dan ROA selama periode

sebelum pandemi dan saat pandemi di setiap bank mengalami fluktuasi atau

adanya peningkatan maupun penurunan. Pada Tabel 4.33 di bawah, data

kinerja keuangan kelima bank sampel pada periode sebelum pandemi

(Triwulan IV 2019 dan Triwulan I 2020) diperoleh nilai rata-rata rasio NPF

sebesar 2,54%, FDR sebesar 82,32%, CAR sebesar 24,09%, ROA sebesar

1,09%, dan ROE sebesar 6,53%. Sedangkan 58 pada periode saat pandemi
20

(Triwulan IV 2020 dan Triwulan I 2021) diperoleh nilai rata-rata rasio NPF

sebesar 2,50% (menurun 0,46%), FDR sebesar 84,99% (meningkat 2,68%),

CAR sebesar 28,37% (meningkat 4,29%), ROA sebesar 0,91% (menurun

0,18%), dan ROE sebesar 5,78% (menurun 0,75%). Artinya NPF dan CAR

saat pandemi lebih baik, sedangkan FDR, ROA, dan ROE sebelum pandemi

lebih baik.

Tabel Rangkuman Rasio Kinerja Pebankan Syariah

Selisih Sig.
Rasio Sebelum Saat Kriteria Mean (2-tailed)
NPF 2,54% 2,50% Cukup Sehat ,04600 ,769
FDR 82,32% 84,99% Sehat -2,67800 ,598
CAR 24,09% 28,37% Sehat -4,28800 ,263
ROA 1,09% 0,91% Cukup Sehat ,17500 ,293
ROE 6,53% 5,78% Cukup Sehat ,75100 ,138
Sumber : Hasil olahan data SPSS 26
Diolah Penulis

Walaupun terjadi fluktuasi pada masing-masing variabel saat terjadinya

pandemi Covid-19, namun melalui uji beda menggunakan uji paired sample

t test pada rasio NPF, FDR, CAR, ROA, dan ROE secara keseluruhan nilai

signifikansinya adalah >0,05 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan

yang signifikan antara kinerja keuangan perbankan syariah sebelum dan saat

terjadinya pandemi.

Variabel NPF (Non Performing Financing) berdasarkan hasil uji paired

sample t test diketahui nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,769 atau >0,05 sehingga

H0 diterima, berarti tidak ada perbedaan secara signifikan NPF perbankan

syariah sebelum pandemi dengan NPF perbankan syariah saat pandemi. Hal

tersebut kemungkinan disebabkan oleh meningkatnya jumlah pembiayaan


21

saat terjadinya pandemi Covid-19. Kenaikan pembiayaan biasanya sejalan

dengan kenaikan kredit macet, namun pada penelitian ini pembiayaan

bermasalah malah menunjukkan adanya penurunan. Dapat dilihat pada

Tabel di bawah, telah terjadi penurunan pertumbuhan pembiayaan

bermasalah pada Triwulan IV 2020 sebesar 6,29% dari periode sama tahun

sebelumnya dan Triwulan I 2021 sebesar 4,68% dari periode sama tahun

sebelumnya. Namun perubahan pembiayaan bermasalah tersebut tidak

begitu besar dan signifikan sehingga tidak terdapat perbedaan pada sisi

NPF.

Tabel Pembiayaan Bermasalah (Dalam Jutaan Rupiah)

Sebelum Pandemi Saat pandemi Pertumbuhan %


Nama Bank Triwulan Triwulan
Triwulan Triwulan I Triwulan Triwulan I IV 2019 I 2020 -
IV 2019 2020 IV 2020 2021 – 2020 2021
Bank BCA Syariah 32.681 38.263 27.728 33.441 (15,16) (12,60)
Bank Panin Dubai Syariah 317.869 324.649 299.367 455.553 (5,82) 40,32
Bank Aceh 183.267 213.312 233.700 248.642 27,52 16,56
Bank NTB Syariah 75.945 81.226 80.909 92.899 6,54 14,37
Bank Muamalat Indonesia 1.558.696 1.687.297 1.390.324 1.404.570 (10,80) (16,76)
TOTAL 2.168.458 2.344.747 2.032.028 2.235.105 (6,29) (4,68)
Sumber : Website resmi masing-masing bank
Diolah Penulis

Variabel FDR (Financing to Deposit Ratio) berdasarkan hasil uji paired

sample t test diketahui nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,598 atau >0,05 sehingga

H0 diterima, berarti tidak ada perbedaan secara signifikan FDR perbankan

syariah sebelum pandemi dengan FDR perbankan syariah saat pandemi. Hal

tersebut kemungkinan disebabkan oleh terjadinya kenaikan dana pihak

ketiga dari tabungan, giro, dan deposito saat terjadinya pandemi Covid-19.

Kenaikan dana pihak ketiga diimbangi oleh penambahan jumlah


22

pembiayaan. Dapat dilihat pada Tabel 4.35 di bawah, telah terjadi

peningkatan pertumbuhan pembiayaan pada Triwulan IV 2020 sebesar

2,17% dari periode sama tahun sebelumnya dan Triwulan I 2021 sebesar

2,58% dari periode sama tahun sebelumnya. Namun perubahan pembiayaan

tersebut tidak begitu besar dan signifikan sehingga tidak terdapat perbedaan

pada sisi FDR.

Tabel 4.35 Pembiayaan (Dalam Jutaan Rupiah)

Sebelum Pandemi Saat pandemi Pertumbuhan %


Nama Bank Triwulan Triwulan
Triwulan Triwulan I Triwulan Triwulan I IV 2019 I 2020 -
IV 2019 2020 IV 2020 2021 – 2020 2021
Bank BCA Syariah 5.645.419 5.678.277 5.569.233 5.725.896 (1,35) 0,84
Bank Panin Dubai Syariah 8.335.170 8.263.914 8.845.800 9.205.508 6,13 11,39
Bank Aceh 14.363.251 14.402.038 15.279.249 15.397.457 6,38 6,91
Bank NTB Syariah 5.582.097 5.667.087 6.410.884 6.644.568 14,85 17,25
Bank Muamalat Indonesia 29.877.217 29.925.722 29.083.963 28.615.708 (2,66) (4,38)
TOTAL 63.803.154 63.937.038 65.189.129 65.589.137 2,17 2,58
Sumber : Website resmi masing-masing bank
Diolah Penulis

Variabel CAR (Capital Adequacy Ratio) berdasarkan hasil uji paired

sample t test diketahui nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,263 atau >0,05 sehingga

H0 diterima, berarti tidak ada perbedaan secara signifikan CAR perbankan

syariah sebelum pandemi dengan CAR perbankan syariah saat pandemi. Hal

tersebut kemungkinan disebabkan oleh meningkatnya modal saat terjadinya

pandemi Covid-19. Modal berperan penting dalam pengembangan bisnis

dan menampung adanya risiko keuangan. Kenaikan modal rupanya efektif


23

sehingga perbankan syariah mampu menanggulangi risiko dan bertahan

pada masa krisis pandemi Covid-19. Dapat dilihat pada Tabel 4.36 di

bawah, telah terjadi peningkatan pertumbuhan modal pada Triwulan IV

2020 sebesar 27,54% dari periode sama tahun sebelumnya dan Triwulan I

2021 sebesar 25,64% dari periode sama tahun sebelumnya. Namun

perubahan modal tersebut tidak begitu besar dan signifikan sehingga tidak

terdapat perbedaan pada sisi CAR.

Tabel Modal (Dalam Jutaan Rupiah)

Sebelum Pandemi Saat pandemi Pertumbuhan %


Nama Bank Triwulan Triwulan
Triwulan Triwulan I Triwulan Triwulan I
IV 2019 I 2020 -
IV 2019 2020 IV 2020 2021
- 2020 2021
Bank BCA Syariah 2.367.722 2.378.504 2.799.002 2.806.066 18,21 17,98
Bank Panin Dubai Syariah 1.248.264 1.370.220 2.805.778 2.795.465 124,77 104,02
Bank Aceh 2.236.174 2.358.022 2.391.845 2.499.434 6,96 6,00
Bank NTB Syariah 1.426.525 1.446.603 1.418.357 1.445.165 (0,57) (0,10)
Bank Muamalat Indonesia 3.871.341 3.708.036 4.805.946 4.603.139 24,14 24,14
TOTAL 11.150.026 11.261.385 14.220.928 14.149.269 27,54 25,64
Sumber : Website resmi masing-masing bank
Diolah Penulis

Variabel ROA (Return On Assets) berdasarkan hasil uji paired sample

t test diketahui nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,293 atau >0,05 sehingga H0

diterima, berarti tidak ada perbedaan secara signifikan ROA perbankan

syariah sebelum pandemi dengan ROA perbankan syariah saat pandemi. Hal

tersebut kemungkinan disebabkan oleh meningkatnya total aset saat

terjadinya pandemi Covid-19. Kenaikan total aset disertai dengan

dihasilkannya laba bersih yang masih fluktuasi. Dapat dilihat pada Tabel

4.37 di bawah, telah terjadi peningkatan pertumbuhan aset pada Triwulan

IV 2020 sebesar 3,92% dari periode sama tahun sebelumnya dan Triwulan
24

I 2021 sebesar 7,17% dari periode sama tahun sebelumnya. Namun

perubahan aset tersebut tidak begitu besar dan signifikan sehingga tidak

terdapat perbedaan pada sisi ROA.

Tabel Aset (Dalam Jutaan Rupiah)

Sebelum Pandemi Saat pandemi Pertumbuhan %


Nama Bank Triwulan IV Triwulan I Triwulan IV Triwulan I Triwulan Triwulan
2019 2020 2020 2021 IV 2019 I 2020 –
– 2020 2021
Bank BCA Syariah 8.634.374 8.353.839 9.720.254 9.194.594 12,58 10,06
Bank Panin Dubai Syariah 11.135.825 10.802.838 11.302.082 11.662.639 1,49 7,96
Bank Aceh 25.121.063 22.989.667 25.480.963 25.089.678 1,43 9,13
Bank NTB Syariah 8.640.305 9.884.780 10.419.758 11.008.949 20,59 11,37
Bank Muamalat Indonesia 50.555.519 49.428.095 51.241.304 51.775.158 1,36 4,75
TOTAL 104.087.086 101.459.219 108.164.361 108.731.018 3,92 7,17
Sumber : Website resmi masing-masing bank
Diolah Penulis

Variabel ROE (Return On Equity) berdasarkan hasil uji paired sample

t test diketahui nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,138 atau >0,05 sehingga H0

diterima, berarti tidak ada perbedaan secara signifikan ROE perbankan

syariah sebelum pandemi dengan ROE perbankan syariah saat pandemi. Hal

tersebut kemungkinan disebabkan oleh meningkatnya total modal saat

terjadinya pandemi Covid-19. Namun kenaikan modal disertai dengan

dihasilkannya laba bersih yang masih fluktuasi. Dapat dilihat pada Tabel

4.38 di bawah, telah terjadi penurunan pertumbuhan laba bersih pada

Triwulan IV 2020 sebesar 23,27% dari periode sama tahun sebelumnya dan

telah terjadi peningkatan pertumbuhan laba bersih pada Triwulan I 2021

sebesar 33,14% dari periode sama tahun sebelumnya. Perubahan laba

tersebut tidak begitu besar dan signifikan sehingga tidak terdapat perbedaan

pada sisi ROE.


25

Tabel 4.38 Laba Bersih (Dalam Jutaan Rupiah)

Sebelum Pandemi Saat pandemi Pertumbuhan %


Nama Bank Triwulan Triwulan
Triwulan Triwulan I Triwulan IV Triwulan
IV 2019 – I 2020 –
IV 2019 2020 2020 I 2021
2020 2021
Bank BCA Syariah 67.194 13.754 73.106 16.164 8,80 17,52
Bank Panin Dubai Syariah 13.237 5.336 128 2.096 (99,03) (60,72)
Bank Aceh 452.327 66.789 333.158 112.046 (26,35) 67,76
Bank NTB Syariah 163.249 27.550 130.166 21.593 (20,27) (21,62)
Bank Muamalat Indonesia 16.326 2.517 10.020 2.470 (38,63) (1,87)
TOTAL 712.333 115.946 546.578 154.369 (23,27) 33,14
Sumber : Website resmi masing-masing bank
Diolah Penulis

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ilhami dan Husni Thamrin

(2021), dalam penelitian yang berjudul “Analisis Dampak Covid-19

terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah di Indonesia” dimana

kesimpulannya ialah pandemi Covid-19 tidak mempengaruhi kinerja

keuangan perbankan syariah di Indonesia. Hasil pengujian membuktikan

bahwa semua rasio yaitu CAR, ROA, NPF, dan FDR tidak menunjukkan

adanya perbedaan yang signifikan antara sebelum dan saat pandemi.

Secara umum hal ini membuktikan bahwa perbankan syariah lebih

tahan dan kuat terhadap krisis atau faktor seperti pandemi Covid-19.

Perbankan syariah mampu tumbuh di tengah krisis pandemi tercermin dari

stabilitas kinerja keuangan segi pembiayaan, dana pihak ketiga, modal dan

aset yang tetap mengalami kenaikan. Jika ketahanan tersebut terus terjaga

dan stabil maka tidak menutup kemungkinan bahwa potensi ekonomi

syariah di Indonesia akan semakin membesar setelah masa pandemi

berakhir.
26

Meskipun pandemi covid-19 tidak memberikan pengaruh terhadap

kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia, hal tersebut tetap menjadi

ancaman yang serius karena pandemi yang masih belum berakhir dan

adanya kemungkinan terus dilakukannya perbatasan kegiatan yang

dilakukan pemerintah untuk menekan laju penularan Covid-19. Maka dari

itu diperlukan perencanaan arah pengembangan perbankan syariah untuk

menanggulangi masalah tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, perbankan syariah harus terus

merencanakan arah pengembangan agar dapat bertahan dan membantu

pemulihan ekonomi di Indonesia akibat dampak pandemi Covid-19. Jika

dilihat melalui laporan perbankan syariah pasca pandemi yang masih

membukukan keuntungan berarti perbankan syariah masih menunjukkan

ada pertumbuhan dan perbaikan. Banyaknya tantangan yang dihadapi pada

situasi pandemi Covid-19 saat ini mengharuskan perbankan syariah dalam

mencari inovasi dan strategi baru mengingat kondisi ekonomi yang belum

stabil dan pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir. Adapun arah

pengembangan yang peneliti sarankan yaitu

1. Mengembangkan pelayanan berbasis digital.

Industri perbankan syariah harus dapat menyesuaikan bisnisnya

dengan perubahan pola masyarakat yang kini lebih meningkatan

kewaspadaan dengan melakukan perbatasan jarak dalam berinteraksi

akibat pandemi. Artinya perbankan syariah dituntut agar bisa


27

memberikan pelayanan transaksi melalui digitalisasi seiring dengan

penggunaan smartphone yang semakin banyak. Sebagaimana

dijelaskan oleh Otoritas Jasa Keuangan bahwasanya perbankan digital

merupakan layanan yang diberikan perbankan syariah kepada

nasabah/calon nasabah menggunakan sarana elektronik yang dilakukan

secara mandiri tanpa harus datang langsung ke bank. Penggunaan

teknologi digital memberikan manfaat dan kenyamanan serta efesiensi

untuk penggunanya. Hal tersebut harus dimanfaatkan dan terus

dikembangkan oleh perbankan syariah sehingga akan memberikan

dampak positif terhadap meningkatnya kepuasan nasabah serta citra

perusahaan.

2. Memberikan pembiayaan pada sektor yang tuai keuntungan di masa

pandemi Covid-19.

Terdapat sektor-sektor yang mampu bertahan dan tetap tumbuh

selama masa pandemi, hal tersebut seharusnya dapat didukung dan

dioptimalkan agar menjadi penopang perekonomian di Indonesia.

Perbankan syariah dapat menambah penyaluran pembiayaan ke sektor-

sektor tersebut sehingga selain membantu perekonomian masyarakat

tetapi juga memberikan timbal balik pula bagi bank yaitu meningkatkan

laba usaha serta profabilitas bank. Adapun sektor-sektor yang tuai

keuntungan di masa pandemi Covid-19 seperti sektor kesehatan, sektor

telekomunikasi, sektor e-commerce, dan sektor logistik.


28

Pada sektor kesehatan, pemberian pembiayaan dapat dilakukan

kepada pelaku usaha produsen masker, alat pelindung diri (APD), hand

sanitizer, dll yang penjualan dan permintaan barangnya sangatlah tinggi

pada saat ini. Pembiayaan juga dapat diberikan kepada rumah sakit

ataupun klinik penyedia layanan tes Rapid, Swab dan PCR yang kini

tumbuh pesat dan sangat diburu oleh masyarakat sebagai syarat

bepergian maupun untuk memastikan kondisi kesehatan. Selanjutnya

pada sektor telekomunikasi, pembiayaan dapat diberikan kepada

perusahaan telekomunikasi penyedia layanan internet, dimana

penggunaan internet di Indonesia mengalami peningkatan akibat

banyak orang yang melakukan aktivitas di rumah selama pandemi.

Sektor e-commerce juga menjadi usaha yang terpukul baik dan

mengalami kenaikan volume penjualan akibat banyaknya masyarakat

yang berbelanja secara daring karena physical distancing di tengah

pandemi Covid-19. Perbankan syariah dapat memberikan pembiayaan

kepada para pedagang daring yang berjualan di e-commerce serta pada

perusahaan pendiri e-commerce yang ingin mengembangkan bisnisnya.

Terakhir pada sektor logistik, perbankan syariah dapat memberikan

pembiayaan kepada bisnis jasa pengiriman dan logistik, dimana terjadi

kelonjakan pertumbuhan pada masa pandemi sejalan dengan

meningkatnya transaksi pembelian lewat e-commerce yang dipicu oleh

peningkatan aktivitas digital masyarakat termasuk berbelanja secara

daring.
29

Tidak hanya dalam upaya pemulihan ekonomi pasca pandemi

namun saat ini perbankan syariah juga harus merencanakan arah

pengembangan untuk tahun kedepan. Untuk mendorong perekonomian

pasca pandemi maka Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan

Roadmap Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia 2020-2025

dengan visi mewujudkan perbankan syariah yang resilient, berdaya

saing tinggi, dan berkontribusi signifikan terhadap pembangunan sosial

serta perekonomian nasional. Visi tersebut akan dicapai dengan

berlandaskan pada tiga pilar yaitu pilar penguatan identitas perbankan

syariah, pilar sinergi ekosistem ekonomi syariah, dan pilar penguatan

perizinan, pengaturan, & pengawasan. Kedepannya diharapkan bahwa

perbankan syariah dapat terus berinovasi untuk membuat produk baru

yang unik sesuai syariah, mengedepankan transformasi digital,

kolaborasi dan sinergi dengan ekosistem ekonomi syariah, sehingga

perbankan syariah dapat berkembang menjadi semakin pesat

(ojk.go.id).
30

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan judul “Analisis

Kinerja Keuangan Perbankan Syariah di Indonesia Akibat Dampak Pandemi

Covid-19”, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil uji Descriptiive Statistics pada rasio NPF, FDR, CAR, ROA, dan

ROE terhadap kinerja keuangan perbankan syariah sebelum dan saat

pandemi adalah sebagai berikut:

a. Rata-rata NPF sebelum pandemi adalah 2,54% lebih besar dibanding

dengan rata-rata NPF saat pandemi yaitu 2,50%. Hal tersebut

menunjukkan bahwa NPF saat pandemi lebih baik dibandingkan NPF

saat pandemi.

b. Rata-rata FDR sebelum pandemi adalah 82,32% lebih kecil dibanding

dengan rata-rata FDR saat pandemi yaitu 84,99%. Hal tersebut

menunjukkan bahwa FDR sebelum pandemi lebih baik dibandingkan

FDR saat pandemi.

c. Rata-rata CAR sebelum pandemi adalah 24,09% lebih kecil dibanding

dengan rata-rata CAR saat pandemi yaitu 28,37%. Hal tersebut

menunjukkan bahwa CAR saat pandemi lebih baik dibandingkan CAR

saat pandemi.

d. Rata-rata ROA sebelum pandemi adalah 1,09% lebih besar dibanding

dengan rata-rata ROA saat pandemi yaitu 0,91%. Hal tersebut


31

menunjukkan bahwa ROA sebelum pandemi lebih baik dibandingkan

ROA saat pandemi.

e. Rata-rata ROE sebelum pandemi adalah 6,53% lebih besar dibanding

dengan rata-rata ROE saat pandemi yaitu 5,78%. Hal tersebut

menunjukkan bahwa ROE sebelum pandemi lebih baik dibandingkan

ROE saat pandemi.

2. Hasil uji beda dengan menggunakan uji Paired Sample T-test pada rasio

NPF, FDR, CAR, ROA, dan ROE secara keseluruhan nilai

signifikansinya adalah >0,05 menunjukkan bahwa tidak terdapat

perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan perbankan syariah

sebelum dan saat pandemi. Dapat disimpulkan bahwa pandemi Covid-

19 tidak mempengaruhi kinerja keuangan perbankan syariah di

Indonesia. Artinya perbankan syariah di Indonesia dapat mampu

bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi di tengah kondisi pandemi

Covid-19.

Pandemi Covid-19 secara langsung maupun tidak langsung berdampak

pada sektor keuangan bank syariah. Selain itu, tidak hanya sektor perbankan

syariah, Covid-19 telah berdampak besar pada penurunan ekonomi global,

sektor industri, industri pariwisata, biro perjalanan termasuk sektor

perbankan, khususnya sektor perbankan syariah. Dampak Covid-19 pada

awalnya membuat beberapa bank lebih konservatif menurunkan target

pendanaan, termasuk PT. Bank BNI Syariah telah menetapkan target

pendanaan sebesar 15% hingga 17% pada tahun 2020.


32

Secara tidak langsung, dampak Covid-19 melambat dan bahkan dapat

menurunkan permintaan pinjaman, aset, dan lainnya secara signifikan.

Namun sektor perbankan syariah perlahan berubah dengan memaksimalkan

stimulus dari pihak perbankan sendiri dan saat ini terjadi merger sehingga

Bank Syariah Indonesia tidak mengalami penurunan dari segi laporan

keuangan seperti pendanaan dan aset. Pinjaman bank syariah meningkat

hampir dua digit, naik 9,5% dari periode yang sama tahun lalu. Estimasi

kinerja penyaluran pada kuartal III/2020 mencapai Rp 40,3 triliun,

meningkat 57,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Jika pandemic terkendali (dalam kasus dan waktu paparan) serta tidak

ada disparitas tatakelola antara kawasan dan antar status negara, maka

pertumbuhan ekonomi global berpotensi positif 0.18%. Jika belanja

pemerintah untuk mengatasi pandemi dinaikan sebesar satu juta dolar, maka

Langkah ini berpotensi mengurangi dampak kontraksi sebesar 0,027%

(Junaedi & Salistia, 2021).

Pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung berdampak signifikan

terhadap dinamika pasar modal global, termasuk Indonesia. Pergerakan

Indeks Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta dipengaruhi oleh

kondisi internal dan eksternal. Secara internal, situasi pandemi Covid-19

dan situasi social distancing (WFH dan PSBB) di Tanah Air berdampak

pada dinamika pasar saham (ditunjukkan oleh pergerakan indeks IHSG).

Secara eksternal, pandemi Covid-19 di China dan Spanyol juga berdampak

pada dinamika pasar saham Indonesia (indeks IHSG). Begitu juga dinamika
33

pasar saham Hong Kong (Hangseng), London (FTSE100) dan New York

(NASDAQ). Pandemi virus corona di Indonesia, China, dinamika bursa

Nasdaq di New York, dan social distancing (WFH dan PSBB) berdampak

negatif terhadap perkembangan indeks saham IHSG. Pandemi di Spanyol

sebenarnya berdampak positif pada dinamika pasar saham Hong Kong

(Hangseng) dan London (FTSE100) di Indonesia (Junaedi & Salistia, 2020).

Sebelum pandemi, ada yang merasa pendapatannya turun. Namun,

sebagian besar (60%) mengaku pendapatan mereka relatif stabil. Mayoritas

masyarakat (75%) mengalami kehilangan pendapatan pasca pandemi.

Pandemi telah mengurangi pendapatan bulanan kebanyakan orang sebesar

5% hingga 20%. Pandemi telah memaksa orang untuk mencari penghasilan

tambahan melalui bisnis kuliner, pekerjaan paruh waktu, pekerjaan

sementara, dan layanan konsultasi. Pandemi juga telah menggeser perilaku

belanja masyarakat dari pasar tradisional ke pasar online. Semoga pandemi

segera berakhir dan keadaan kembali normal dalam situasi sulit. (Junaedi et

al., 2021)

4.2 Saran

1. Bagi perbankan, diharapkan terus meningkatkan kinerja keuangannya,

mengembangkan pelayanan berbasis digital dan melakukan penyaluran

pembiayaan di sektor yang tuai keuntungan pada masa pandemi

Covid19 terutama di sektor kesehatan, telekomunikasi, e-commerce

dan logistik.
34

2. Bagi investor ataupun calon investor yang ingin berinvestasi di

perbankan syariah diharapkan selalu memperhatikan pertumbuhan

perbankan dalam menghasilkan labanya, baik dengan modal ataupun

dengan aset karena ketidakstabilan ekonomi pasca pandemi

kemungkinan akan terus memberikan dampak terhadap kredit

perusahaan pembiayaan.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

a. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas populasi

penelitian dengan menggunakan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

(BPRS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) sebagai sampel sehingga

hasil penelitian akan mencakup lebih luas.

b. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel

penelitian dan memperpanjang periode pengamatan karena krisis

pandemi masih belum berakhir.


35

DAFTAR PUSTAKA

A. Karim adiwarman. 2004. Bank Islam Analisi Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada.

Abdullah, Fahmi. (2021). Dampak Covid 19 Bagi Perekonomian Indonesia. Jurnal

Indonesia Sosial Sains, 3(2). Pp 376-383.

Adi Kusumo Yulianto. (2008). Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah. Mandiri

Periode 2002-2007. Jurnal Ekonomi Islam, Vol. II, No. 1.

Antonio, Muhammad Syafi'i. 2001. Bank Syariah Dari Teori ke Praktik. Jakarta:

GemaInsani Press.

Arifin, Zainul.2006. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Pustaka

Alvabet.

Ascarya. 2007. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Isretno.

Azhari et al. (2020). Impact Of Covid-19 on Financing Islamic Bank in Indonesia.

Jurnal Kajian Ekonomi & Bisnis Islam. 3(2). Pp 144-155. DOI:

1047467/elmal.v3i1.507.

Azhari, dan Rofiul Wahyudi. 2020. Analisis Kinerja Perbankan Syariah di

Indonesia: Studi Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Ekonomi Syariah Indonesia,

10(2), 97-102.

Diakses dari: https://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-

XIII-3-I-P3DI-Februari-2021-197.pdf.

Effendi dan Prawidya Hariani. 2020. Dampak Covid 19 Terhadap Bank Syariah.

Jurnal Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan¸20(2), 221-230.


36

Evita. 2011. Pembiayaaan mudharabah dalam Sistem Perbankan Syariah. Jakarta:

Cintya Press.

Fauziah, H. N., Fakhriyah, A. N. and Abdurrohman (2020) ‘Analisis Risiko

Operasional Bank Syariah Pada Masa Pandemi Covid-19’, Jurnal Ekonomi dan

Perbankan Syariah, 6(2), pp. 38–45.

Fitriani, Putri. 2020. Analisis Komparatif Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah

pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmu Akuntansi dan Bisnis Syariah, 2(2),

144-124.

Hardiwardoyo, Wibowo. 2020. Kerugian Ekonomi Nasional Akibat Pandemi

Covid-19. Baskara: Journal of Business and Enterpreneurship, 2(2), 83-91.

Ilhami dan Husni Thamrin. 2021. Analisis Dampak Covid-19 terhadap Kinerja

Keuangan Perbankan Syariah di Indonesia. Jurnal Tabarru’: Islamic Banking

and Finance, 4(1), 37-45.

Iswahyuni. (2021). Analisis Dampak Covid 19 Terhadap Perbankan Syariah. Jurnal

Widya Balina. 6(1), 42-58.

Iswari, Putu dan Amanah. 2015. Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah: Negara

vs Swasta. Jurnal Islaminomic, 6(2), 1-13.

Junaedi, D., & Salistia, F. (2020). Dampak Kawasan dan Status Negara Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Negara-Negara Terdampak Covid-19. Al-Kharaj :

Jurnal Ekonomi, Keuangan & Bisnis Syariah, 3(1), 37-56.

https://doi.org/10.47467/alkharaj.v3i2.187 .
37

Junaedi, D., & Salistia, F. (2020). Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Pasar

Modal di Indonesia. Al-Kharaj : Jurnal Ekonomi, Keuangan & Bisnis Syariah,

2(2), 109-131. https://doi.org/-10.47467/alkharaj.v2i2.112 .

Junaedi, D., & Salistia, F. (2020). Dampak Pendemi Covid-19 terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Negara-negara Terdampak. Paper Prosiding

Simponium Nasional Keuangan Negara (SNKN). Jakarta: BPPK Kementerian

Keuangan RI.

Junaedi, D., Arsyad, M., & Aurijah, S. (2020). Optimalidasi Investasi Dana Haji

Era Pandemi Covid-19. Al-Kharaj : Jurnal Ekonomi, Keuangan & Bisnis

Syariah, 3(1), 1-16. https://doi.org/10.47467/alkharaj.v3i1.150 .

Junaedi, D., Arsyad, M., Norman, E., Romli, M., & Salistia, F. (2020). Dampak

Pandemi Covid-19 terhadap Stabilitas Moneter Indonesia. Al-Kharaj : Jurnal

Ekonomi, Keuangan & Bisnis Syariah, 3(1), 17-36.

https://doi.org/10.47467/alkharaj.v3i1.149 .

Junaedi, D., Arsyad, M., Salistia, F., & Romli, M. (2021). Dampak Covid-19

terhadap Perekonomian Masyarakat Bogor. Reslaj : Religion Education Social

Laa Roiba Journal, 3(2), 206-226. https://doi.org/10.47467/reslaj.v3i2.283 .

Kasmir, 2004. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT. Raja. Grafindo

Persada.

Laucereno, Sylke Febrina, Gubernur BI: Kami minta perbankan segera turunkan

bunga kredit! Diakses melalui https://finance. detik.com/moneter/d-4951911.

Lubis, Suhrawardi K. 2004. Hukum Ekonomi Islam. Jakarta: Sinar Grafika.


38

M. Syafe’I Antonio. 2000. Bank Islam : Teori dan Praktek. Jakarta : Gema Insani

Press.

Muhammad. 2002. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Murdiyanto, Agus dan Batara Daniel. 2017. Pengukuran Kinerja Bank Umum

Syariah di Indonesia dengan Balanced Scorecard: Studi Kasus pada Laporan BI

Periode 2009-2015. Prosiding Seminar Nasional Multi Disiplin Ilmu &Call For

Papers UNISBANK ke-3. 453-463.

Otoritas Jasa Keuangan. (2020b). Stimulus Perekonomian Nasional Sebagai Kebijakan

Countercyclical Dampak Penyebaran Corona Virus Disease 2019. JDIH BPK RI. Data

Base Peraturan. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/135560/peraturan-ojk-

no11pojk032020-tahun-2020.

Putra, Ardiansyah & Dwi, S. 2020. Bank dan Lembaga Keuangan Lainya. Edisi 1.

Surabaya : C.V Jakad Media Publishing.

Safitri et al. (2021). Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Perkembangan dan

Prospek Perbankan Syariah. 2(2). Journal Economics and Digital Business

Review. Pp. 103 – 177.

Sudarsono, Heri. 2003. Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta:

Ekonisia.

Sumadi. (2020). Menakar Dampak Fenomena Pandemi Covid-19 Terhadap

Perbankan Syariah. Jurnal Hukum Ekonomi Syariah. 3(2).

Susilo, Y Sri. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba.

Thariq, B.A. & Goniewicz, T. (2020). SARS-CoV-2 Load in Upper Respiratory

Specimens of Infected Patients. The New England Journal of Medicine.

Anda mungkin juga menyukai