Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

KONSELING DAN EDUKASI GIZI (KEG)

ASUHAN GIZI PADA PASIEN DM DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS PADANG SERAI KOTA BENGKULU

TAHUN 2022

Disusun Oleh

:Dimas Dwiky D
NIM P05130219006

PRODI S.TR. GIZI DAN DIETETIKA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)


KONSELING DAN EDUKASI GIZI (KEG)

ASUHAN GIZI PADA PASIEN DM DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS PADANG SERAI KOTA BENGKULU
TAHUN 2021

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh :


Mengetahui,
Pembimbing Akademik, Pembimbing Lapangan,

Anang Wahyudi,S.Gz.,MPH Rizky Dwi Handayani.SKM

NIP.198210192006041002 NIP.198606062009032009

Ka. Prodi S.Tr. Gizi dan Dietetika, Kepala Puskesmas,

SuzantoVictory.SKM.M.H
Tetes Wahyu W., SST., M.Biomed
NIP. 198106142006041004 NIP.197707141997021001

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT karena hanya dengan berkah dan rahmatNya,
sehingga Kerangka Acuan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Konseling dan Edukasi
Gizi (KEG) bagi mahasiswa Prodi S.Tr. Gizi dan Dietetika Jurusan Gizi Poltekkes
Kemenkes Bengkulu Semester VII dapat diselesaikan dengan baik. PKL KEG
dilaksanakan pada semester VII dengan beban 4 SKS yang dilaksanakan di
Puskesmas/Masyarakat selama 23 (dua puluh tiga) hari, sesuai dengan Kurikulum
Prodi S.Tr. Gizi dan Dietetika Jurusan Gizi Tahun2020.

Ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu penyusun dalam menyelesaikan Kerangka Acuan PKL KEG ini, namun
penyusun menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan, untuk itu saran
sangat penyusun harapkan untuk kesempurnaan Kerangka Acuan PKL selanjutnya.

Bengkulu, September 2022

Penyun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................


HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. I
KATA PENGANTAR ............................................................................. II
DAFTARISI............................................................................................. III
DAFTARTABEL .................................................................................... IV

BABI PENDAHULUAN ................................................................... 1


A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Tujuan ................................................................................ 1
1. Umum ........................................................................... 1
2. Khusus .......................................................................... 1
C. Manfaat .............................................................................. 2

BABII TINJAUANPUSTAKA .......................................................... 3


BAB III PELAKSANAANPKL ............................................................. 6
A. Gambaran UmumLokasi PKL ........................................... 6
B. GambaranKasus ................................................................. 9
1. Assesmen ...................................................................... 9
2. Diagnosis ...................................................................... 10
3. Intervensi ...................................................................... 12
4. Monitoringdan Evaluasi................................................ 12
C. Satuan AcaraPenyuluhan/Konsultasi Gizi ......................... 13
BAB IV KESIMPULANDAN SARAN ............................................... 18
A. Kesimpulan ........................................................................ 18
B. Saran .................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 19
LAMPIRAN............................................................................................. 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

International Diabetes Federation (IDF) mencatat saat ini setiap 8


detik ada orang yang meninggal akibat diabetes di dunia. Jumlah diabetes
di dunia naik menjadi 425 juta jiwa pada tahun 2017. Pada 2017 Indonesia
menduduki peringkat ke-enam dengan jumlah pasien diabetes terbanyak
sebesar 10,3 juta.Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018
menunjukkan bahwa secara nasional, prevalensi DM berdasarkan diagnosis
dokter pada rentang usia 55-64 tahun menempati posisi tertinggi sebesar
6,3%, disusul usia 65-74 tahun sebesar 6,0%. Prevalensi nasional DM
berdasarkan hasil pengukuran kadar gula darah pada penduduk umur ≥ 15
tahun yang bertempat tinggal di perkotaan adalah 10,6% (Kementrian
Kesehatan RI, 2019).
Terdapat 2 tipe Diabetes Mellitus menurut faktor penyebabnya yaitu
diabetes mellitus tipe I yang disebabkan oleh faktor keturunan dan infeksi
virus, diabetes mellitus tipe II yang disebabkan oleh faktor kelebihan berat
badan dan kurangnya aktivitas fisik. Jumlah penderita diabetes mellitus tipe
II sebesar 90% dari total penderita diabetes di seluruh dunia.
Faktor risiko kejadian penyakit Diabetes Mellitus tipe dua antara
lain usia, aktifitas fisik, terpapar asap, indeks massa tubuh (IMT), tekanan
darah, stres, gaya hidup, adanya riwayat keluarga, kolesterol HDL,
trigliserida, DM kehamilan, riwayat ketidaknormalan glukosa dan kelainan
lainnya (Morton et al, 2012; Koes Irianto 2012; De Graaf et al, 2016). P
riwayat keluarga, aktifitas fisik, umur, stres, tekanan darah serta nilai
kolesterol berhubungan dengan terjadinya DM tipe dua, dan orang yang
memiliki berat badan dengan tingkat obesitas berisiko 7,14 kali terkena
penyakit DM tipe dua jika dibandingkan dengan orang yang berada pada
berat badan ideal atau normal.
Berdasarkan standard of medical care in diabetes, klasifikasi

4
diabetes dijabarkan secara lengkap berdasarkan penyebabnya . Diabetes tipe
1 adalah tubuh sangat sedikit atau tidak mampu memproduksi insulin akibat
kerusakan sel beta pankreas ataupun adanya proses autoimun. Umumnya
DM tipe 1 menyerang di usia anak-anak dan remaja. Diabetes tipe 2 adalah
hasil dari gangguan sekresi insulin progresif yang menyebabkan terjadinya
resistensi insulin.
B. Tujuan :
Umum
1. Menjelaskan tentang konseling penyakit Dm Gestasional
Khusus
1. Menjelaskan dan memberikan informasi tentang pengertian Dm
Gestasional
2. Menjelaskan dan memberikan informasi tentang tand-tanda Dm
Gestasional
3. Menjelaskan dan memberikan informasi tentang Patofisiologi Dm
Gestasional
4. Menjelaskan dan memberikan informasi tentang Etiologi Dm
Gestasional
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiwa
Agar dapat dijadikan informasi kaitanya pada konseling gizi sehingga
dapat memandang secara positif terhadapat penyakit Dm
Gestasionalyang pada akhirnya dapat membantu lansia dalam
pembentukan pola makan yang baik
2. Bagi pihak masyarakat
Dapat memberi informasi pada pihak yang terkait mengenai Penyakit
Dm Gestasional
3. Lokasi
Puskesmas Padang Serai Kota Bengkulu

BAB II

5
TINJAUAN PUSTAKA
A. PengertianDm Gestasional

Metabolisme berasal dari bahasa yunani yaitu Metaboleyang artinya


berubah. Metabolisme merupakan suatu proses (pembentukan dan penguraian) zat-
zat yangdiperlukan oleh tubuh agar tubuh dapat menjalankan fungsinya.
Metabolisme dibedakan menjadi dua yaitu; Anabolisme (penyusunan) adalah
peristiwa penyusunan senyawa kompleks (organik) darisenyawa sederhana
(anorganik) dengan bantuan energy dari luar. Katabolisme (pemecahan) adalah
peristiwa pemecahan senyawa kompleks (organik) menjadisenyawa sederhana
(anorganik) yang akan membebaskanenergi.
Karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung atom Karbon,
Hidrogen dan Oksigen, dan pada umumnya unsur hidrogen dan oksigen dalam
komposisi menghasilkanH2O. Karbohidrat yang paling penting adalah glukosa,
merupakan gula sederhana (monosakarida) yang dimetabolisme olehhampir seluruh
organisme. Kelainan metabolisme seringkali disebabkan oleh kelainan genetikyang
mengakibatkan hilangnya enzim tertentu yang diperlukan untuk merangsang suatu
proses metabolisme.Metabolisme oksidatif glukosa menghasilkan sebagian besar
energi yang digunakan didalam tubuh. Glukosa dapat disimpan di hati atau otot
sebagai glikogen.(Rahmatan, Liliasari, & Redjeki, 2013).
Di dalam tubuh manusia, glukosa yang telah diserap oleh usus halus
kemudian akanterdistribusi ke dalam semua sel tubuh melalui aliran darah. Di
dalam tubuh, glukosa tidakhanya dapat tersimpan dalam bentuk glikogen di dalam
otot & hati namun juga dapattersimpan pada plasma darah dalam bentuk glukosa
darah (blood glucose).
Diabetes Melitus (DM) adalah gangguan metabolisme karbohidrat dimana
tubuh tidak dapat mengatur glukosa atau gula darah dengan baik. Setiap kali makan
karbohidrat, tubuh akan memecahnya menjadi bentuk gula sederhana, termasuk
glukosa. Glukosa ini kemudian diangkut oleh darah menuju sel-sel tubuh yang akan
digunakan sebagai energi (Isnaini & Ratnasari, 2018)
Proses pengangkutan glukosa dari darah masuk ke dalam sel dilakukan oleh

6
hormon insulin yang dihasilkan oleh pankreas. Sederhananya, insulin berfungsi
sebagai pengatur kadar gula dalam darah. Namun, orang dengan diabetes tidak
dapat membuat insulin atau tidak dapat merespon insulin dengan baik (resistensi
insulin). Akibatnya, pengangkutan glukosa ke dalam sel menjadi tidak tercukupi
sehingga glukosa menumpuk di dalam darah dan pemeriksaan kadar glukosa darah
yang tinggi.
Penderita DM mempunyai risiko untuk menderita komplikasi yang spesifik
akibat perjalanan penyakit ini, yaitu retinopati (bisa menyebabkan kebutaan), gagal
ginjal, neuropati, aterosklerosis (bisa menyebabkan stroke), gangren, dan penyakit
arteria koronaria (Coronary artery disease)Penyakit ini secara signifikan
meningkatkan resiko gangguan pada sistem kardiovaskuler, penyakit ginjal stadium
akhir, kebutaan, amputasi sampai kematian.
B. Patofisiologi

Patofisiologi DM dapat dikaitkan dengan satu dari tiga efek utama


kekurangan insulin. Pada DM tipe I terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan
insulin karena sel-sel beta pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun.
Hiperglikemia puasa terjadi akibat produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati.
Glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap
berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia postprandial (sesudah makan).
jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap
kembali semua glukosa yang tersaring keluar; akibatnya, glukosa tersebut muncul
dalam urin (glukosuria). Ketika glukosa yang berlebihan diekskresikan ke dalam
urin, ekskresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan.
Keadaan ini dinamakan diuresis osmotik. Kehilangan cairan yang berlebihan
menyebabkan pasien akan mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan
peningkatan rasa haus (polidipsia).
DM tipe 1, biasanya terdiagnosa sejak usia kanak-kanak. Pada DMT 1 tubuh
penderita hanya sedikit menghasilkan insulin atau bahkan sama sekali tidak
menghasilkan insulin, oleh karena itu untuk bertahan hidup penderita harus
mendapat suntikan insulin setiap harinya. DMT1 tanpa pengaturan harian, pada

7
kondisi darurat dapat terjadi Diabetes tipe 2 adalah DM tidak tergantung insulin.
Pada tipe ini, pada awalnya kelainan terletak pada jaringan perifer (resistensi
insulin) dan kemudian disusul dengan disfungsi sel beta pankreas (defek sekresi
insulin).DM tipe 2 ini Biasanya terjadi di usia dewasa. Kebanyakan orang tidak
menyadari telah menderita dibetes tipe 2, walaupun keadaannya sudah menjadi
sangat serius. Diabetes tipe 2 sudah menjadi umum di Indonesia, dan angkanya
terus bertambah akibat gaya hidup yang tidak sehat, kegemukan dan malas
berolahraga.(Eliana et al., 2015)
C. Etiologi

Diabetes Melitus umumnya diklasifikasikan menjadi 4 kategori dengan


penyebab yang berbeda-beda:
1) Diabetes Melitus Tipe 1 Disebut sebagai “Diabetes Melitus yang
Tergantung pada Insulin”. Terkait dengan faktor genetik dan sistem
kekebalan tubuh, yang mengakibatkan kerusakan sel-sel yang memproduksi
insulin, sehingga sel tidak mampu untuk memproduksi insulin yang
dibutuhkan oleh tubuh. Kelompok orang yang paling sering mengidap
penyakit ini adalah anak-anak dan remaja, yang mewakili 3% dari jumlah
seluruh pasien yang ada.
2) Diabetes Melitus Tipe 2 Disebut “Diabetes Melitus yang Tidak Tergantung
pada Insulin”, yang mewakili lebih dari 90% kasus diabetes melitus. Terkait
dengan faktor pola makan yang tidak sehat, obesitas, dan kurangnya
olahraga. Sel-sel tubuh menjadi resisten terhadap insulin dan tidak bisa
menyerap dan menggunakan dekstrosa dan kelebihan gula darah yang
dihasilkan secara efektif. Jenis diabetes melitus ini memiliki predisposisi
genetik yang lebih tinggi daripada Tipe 1.
3) Diabetes Melitus Gestasional: Terutama disebabkan oleh perubahan
hormon yang dihasilkan selama kehamilan dan biasanya berkurang atau
menghilang setelah melahirkan. Studi dalam beberapa tahun terakhir ini
menunjukkan bahwa wanita yang pernah mengalami diabetes melitus
gestasional memiliki DM atau tingkat risiko yang lebih tinggi untuk

8
mengidap penyakit diabetes melitus tipe II, sehingga wanita tersebut harus
lebih memerhatikan pola makan yang sehat demi mengurangi risiko
tersebut.
4) Jenis lain dari Diabetes Melitus: Ada beberapa penyebab lain yang berbeda
dari ketiga jenis diabetes melitus di atas, termasuk sekresi insulin yang tidak
memadai yang disebabkan oleh penyakit genetik tertentu, disebabkan secara
tidak langsung oleh penyakit lainnya (misalnya pankreatitis, yaitu
peradangan pada pankreas), yang diakibatkan oleh obat atau bahan kimia
lainnya.

9
BAB III
PELAKSANAAN PKL
A. GAMBARAN UMUM LOKASIPKL
1. Geografis
UPTD Puskesmas Padang Serai merupakan puskesmas induk yang
berada di wilayah Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu yang
terdiri dari 3 (tiga) Kelurahan binaan yaitu Kelurahan Padang Serai,
Kelurahan Sumber Jaya dan Kelurahan Teluk Sepang. Luas wilayah
UPTD Puskesmas Padang Serai +8.625 km2, yang terdiri dari tiga
Puskesmas Pembantu yaitu Puskesmas Pembantu Padang Serai,
Puskesmas Pembantu Bangkahan dan Puskesmas Pembantu Teluk
Sepang. Adapun batas-batas wilayah Puskesmas Padang Serai adalah
sebagai berikut :
a. SebelahUtara : Berbatasan dengan kelurahan kandang
b. SebelahSelatan : Berbatasan dengan kabupatenSeluma
c. SebelahTimur : Berbatasan dengan kelurahanBetungan
d. SebelahBarat : Berbatasan dengan samuderaIndonesia
Tabel 1.1. Distribusi Jumlah Kelurahan Per Luas Wilayah Di
Wilayah Puskesmas Padang Serai
No Kelurahan Luas Wilayah /Km2
1. PadangSerai 1.900km2
2. Sumber Jaya 3.895 km2
3. TelukSepang 2.830 km2
Jumlah 8.625 km2
Sumber : Puskesmas Padang Serai
Semua wilayah Puskesmas Padang Serai dapat dilalui oleh
kendaraan roda dua dan rodaempat.
2. Topografi
Sebagian besar wilayah kerja Puskesmas Padang Serai adalah
datarantinggi.

10
3. Kependudukan
Penduduk di wilayah Puskesmas Padang serai pada tahun 2020
mencapai 19.338 jiwa Dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 9.259,
perempuan sehanyak 10.079. Penduduk kelurahan Padang Serai buka 6.802
jiwa, kelurahan Sumber Jaya buka 9.240 jiwa dan kelurahan Teluk Sepang
berjumiah 3.296jiwa.
Tabel 1.2. Jumlah Penduduk Diwilayah Puskesmas Padang Serai
No. Kelurahan Jumlah Jumlah Penduduk
KK L P JML
1 Padang Serai 1.836 3.445 3.357 6.802
2 Sumber jaya 2.610 4.258 4.982 9.240
3 Teluk Sepang 869 1.556 1.740 3.296
Jumlah 5.315 9.259 10.079 19.338

4. Data Sumber Daya Masyarakat dan Sarana Pendidikan


Tabel 1.3. Sumber Daya Masyarakat di WilayahUPTD
Puskesmas Padang Serai
No Kelurahan PAUD SD/ SMP SMA/ PONPE POSYAND POSBIND
MI SMK S U U
1 Padang Serai 3 1 1 1 1 3 1
2 Sumber Jaya 4 1/1 1 1 4 1
3 Teluk Sepang 3 2 1 0 2 2
Sumber : Puskesmas Padang Serai 2021

Adapun jumlah posyandu yaitu 9 posyandu dengan jumlah kader


posyandu 45 orang, rata-rata perposyandu 3 orang. Sedangkan untuk
kegiatan posbindu ada 4 kelompok posbindu dengan jumlah kader 16 orang
rata-rata perposbindu 2orang.

11
5. Sumber DayaTenaga
Tabel 1.4 Sumber Daya Tenaga UPTD Puskesmas Padang Serai
No Jenis Tenaga/Pendidikan Jumlah/ Keterangan
Orang
1. Kepala Puskesmas 1 PNS
2. Kesubbag TU 1 PNS
3. Dokter Umum 2 PNS
4. Dokter Gigi 1 PNS
5. Perawat
a. Sarjana Perawat(Ners) 2 1 PNS, 1Honor
b. SarjanaKeperawatan 6 4 PNS, 2Honor
c. DIIIKeperawatan 3 2 PNS, 1 TKS
d. SPK 0
6. Perawat Gigi
a. DIII 0 0
b. SPRG 0
7. Kebidanan
a. DIIIKebidanan 10 5 PNS, 2 Honor, 3 TKS
b. DIVKebidanan 5 2 PNS, 3 Honor
8. Analis Kesehatan
a. DIII Analis Kesehatan 1 PNS
9. Farmasi
a. DIII 1 Honor
10. Kesehatan Lingkungan
a. DIII 1 PNS
11. Kesehatan Masyarakat
a.S1 4 3 PNS, 1 Honor
12. Cleaning Service 1 TKS
13. Jaga Malam 1 TKS
14. Sopir 1 TKS

12
B. GAMBARAN KASUS

Ny. AT seorang ibu rumah tangga berusia 33


tahun TB 150 CM BB 57 kg , LILA 24 cm dan sedang
mengandung anak ke 2 pada kehamilan pertama,
melahirkan bayi seberat 4100 gram. Ny masuk rumah
sakit dengan keluhan keluhan badan emah,
pusing.dari hasil anamneses diketahui bahwa Ny AT
biasa makan 3x/ hari dengan pokok nasi ,ikan hampir
tiap hari , daging/ayam kadang- kadang tiap hri, buah
yang biasa dikonsumsi pisang tempe tahu 5- 5x/
minggu, sayur hampir tiap hari ,buah yang biasa
dikonsumsi pisang dan pepaya. Hasil recall 24 jam
diketahui asupan makan : energy 2050 kkal,
protein,50,66 gram,lemak 39,8 gram, KH 309,2 gram
hasil pemeriksaan laboratorium diketahui : gula darah
puasa 165mg/dl
, gula darah post pandrial 250 mg/dl Hb 12,8x/dl
leukosit 9.900x/u, trombosit 174.000/ ui, asam urat 5
gramx/dl .hasil pemeriksaan fisik klinis diketahui KU
lemah, nafsu makan kurang , tensi 160/100 mmHg,
nadi 100x/m, pernapasan 88x/menit,suhu 370c.
Diagnose medis DMGestasional.

Penyelesaiaan:
I. ASESSMENT GIZI

a. Food History:

Ny AT biasa makan 3x/ hari dengan pokok nasi ,ikan hampir


tiap hari , daging/ayam kadang- kadang tiap hri, buah yang
biasa dikonsumsi pisang tempe tahu 5-5x/ minggu, sayur
hampir tiap hari ,buah yang biasa dikonsumsi pisang

13
danpepaya.

Hasil recall 24 jam diketahui asupan makan : energy 2050 kkal,


protein,50,66 gram,lemak 39,8 gram, KH 309,2gram

Implem Energy Protein Lemak (gr) KH (gr)


entasi (ccall) (gr)

Hasil 2050 50,66 39,8 309,2


Recall

Keb. 1350 62,7 32,25 202,5

Konsum
si

% Keb. 151,85% 80,79 123,4 % 152, 69


% %
Keteran Lebih Kurang Lebih Lebih
gan

b. AntropometriData

TB 150 CM BB 57 kg , LILA 24cm

IMT= 25,33 kg/m2(overwight)

Bbi= 150- 100 x 0,9 = 45 k

14
c. BiokimiaData

Pemeriksaan Hasil Normal Keteranga


n

GDP 165 mg/dl 60 -100 Tinggi


GD2JPP 250 mg/dl 130 Tinggi
Hb 12,8 gr/dl 11,0 – 16,5 Normal
Leukosit 9900/ ul 3500 – 10.000 Normal
Trombosit 174.000/ 150.000 – Normal
ul 390.000
Asam Urat 5 gr/dl Normal

d. Pemeriksaan fisik terkaitgizi

Fisik

• badan lemah, pusing, KU lemah, nafsu makankurang.

ii. Klinis

Pemeriksaan Hasil Normal Keterangan

Tensi 160/100mmHg 120/80 mmHg Tinggi


Nadi 88x/mnt 80-100x/menit Normal

Suhu 37 0 c 360 c-370 c Normal


RR 37x/mnt 20-24x/ menit Tinggi

a. Client History

i. Riwayat personal

• Ny. AT seorang ibu rumah tangga berusia 33tahun

• sedang mengandung anak ke 2 pada


kehamilan pertama, melahirkan bayi
seberat 4100gram
ii. Riwayat medis: Diagnose medis DM Gestasional.

15
iii. Riwayat sosial: –

16
II. DIAGNOSIS GIZI
Domain Problem Etiologi Sign/symptom
NI 1.5 Kelebiha Intake Berkaitan dengan Y ditandai dengan hasil
n Energi pola makan yang recall24 jam Energi122,8%
salah
NI 5.8.2 Kelebiha Intake Berkaitan denga ditandai dengan hasil recall
n KH kebiasaan n 24 jam KH sebesar 123,53 %
mengkonsum
si
Tinggi KH
NI 5.7.2 Kekuranga Berkaitan dengan Diditandai dengan hasil
n intake pola makan yang recall 24 jam Protein sebesar
protein salah 68%
NC-2.2 . Perubahan nilai Berkaitan ditandai dengan dengan GD
lab terkait zatgizi dengan 165 mg/dl dan GD2JPP P
ganggua mg/dl diatas normal 25
n metabolismetubuh 0
NC- 3.3. Berat Bada Berkaitan Y ditandaidengan nilai IMT
Lebih n dengan 25,3(Overweight)
kebiasaa
n makan tinggikalori

III. INTERVENSI GIZI

a. Namadiet : Diet (DMGestasional)

b. Prinsipdiet : Rendah Garam

c. TujuanDiet :

i. Memberikan sumber makanan sesuai


kebutuhan agar zat gizi tercukupi
ii. Membantu mengendalikan glukosadarah.

iii. Mengedalikan kenaikan berat badan sesuai usiakehamilan

d. SyaratDiet :

17
i. Kebutuhan energi 30 kkal/kg BB= 1350kkal

ii. Protein diberikan sebesar 1,1 gr/ BB aktual= 62,7gr

18
iii. Lemak=21,5 %
=32,25gr

iv. KH = 60% =
202,5gr
Vit B12 4,5mg

Vit B11, 4mg

Vit B9 600mcg

Fe 18mg

Ca 1200mg

Na 1500mg

Seratcukup
e. Perhitungan energi
Energi /BMR = 30 kkal/ kg
BBi= 30 kkal x 45 kg
Koreksi usia = 1350 kkal x0%
Aktifitas Fisik = 1350 kkal x20%
= 1350 kkal

= 0 kkal

= 270kkal

= 270kkal
Koreksi BB = 1350 kkal x 20%

TEE = BMR – KU + AF – K BB

=1350 – 0 + 270– 270= 1350 kkal


Protein = 1,1 gr/ BB aktual= 62,7 gr = 18, 5%

Lemak = 21,5 % X 1350 kkal: 9 =32,25 gr


KH = 60% X 1350 kkal:4=202,5 gr
f. Bentukmakanan:makanan biasa

g. Jalurpemberian:oral

19
h. Frekuensimakan:3x menu utama 2x selingan

i. Makanan yang diperbolehkan dan tidakdiperbolehkan


Bahan makanan Yang dianjurkan Tidak dianjurkan
Karbohidra Nasi, roti, mie kentang singkong
t kompleks ubi, Sagu dan lain-lain titik
diutamakan yang
berserattinggi.
Karbohidrat gula, madu, sirup, jam
sedederhan Jelly cheese dodol kue-
a kue manis, buah yang
diawetkan dengan gula
susu kental
manis,minuman
botol ringan, es krim.
Protein dianjurkan yang sumber protein yang
tidak tinggi kandungan
mengandung tinggi lemak kolesterol seperti jeroan,
seperti daging rendah lemak otak.
ikan ayam tanpa kulit, susu
rendah lemak, keju rendah
lemak, kacang- kacangan,
tahutempe.
Lemak dalam jumlah terbatas titik Sumber protein yang
makanan yang dianjurkan banyak mengandung
diolah dengan cara dipanggang lemak jenuh dan lemak
dikukus, Trans antara lain daging
,ditumis, disetup, direbus, dan berlemak dan susu
dibakar. full cream, makanan siap
saji,cake,
dan goreng-gorengan.
Sayur dan buah Dianjurkan mengonsumsi cukup
banyak sayuran dan buah.

20
Mineral sumber natrium antara
lain adalah garam dapur
vetsin sodadan bahan
pengawet, seperti
natrium benzoat dan
natrium nitrit hindari
bahan makanan yang
mengandung bahan
tersebut antara lain ikan
asin, telurasin,
makanan yang diawetkan.

21
C. SATUAN ACARA PENYULUHAN/KONSULTASI GIZI

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik :DM GESTASIONAL


Sasaran : Ibu
Tempat : Kampung Melayu Padang Serai Kota Bengkulu
Hari–Tanggal : 6 September2022

I. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM(TIU)

Setelah melakukan penyuluhan konseling gizi, diharapkan pasien


memahami tentang Penyakit Dm Gestasional.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan :
1. Memahami tentang pengertian Dm Gestasional
2. Memahami tentang Patofisiologi Dm Gestasional
3. Memahami tentang Etiologi Dm Gestasional

III. SASARAN
Ibu-Ibu

IV. MATERI
1. Pengertian Dm Gestasional
2. Patofisiologi Dm Gestasional
3. Etiologi Dm Gestasional

V. METODE
1. Konseling
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
4. Media liflet

22
VI. EVALUASI
1. Prosedur :Konseling
2. Waktu : 15 menit
3. Bentuksoal : Tanyajawab

VIII . KEGIATAN PENYULUHAN

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAAN

PESERTA

1 2 Pembukaan :
Menit Membuka/ memulai kegiatan Menjawab salam
dengan mengucapkan salam Mendengarkan
Memperkenalkandiri Mendengarkan
Menjelaskan tujuan dari penyuluhan Mendengarkan
Meyebutkan materi penyuluhan & Memperhatikan
15 Pelaksanaan : Mendengarkan
2 Menit Mendengarkan
Pengertian penyakit Dm
Mendengarkan
Gestasional, patofisiologi Dm
Mendengarkan
Gestasional, Tanda dan gejala
Mendengarkan
penyakit Dm Gestasionaldan
etiologi Dm Gestasional

23
MATERI PENYULUHAN

A. PengertianDm Gestasional

Metabolisme berasal dari bahasa yunani yaitu Metaboleyang artinya berubah. Metabolisme
merupakan suatu proses (pembentukan dan penguraian) zat-zat yangdiperlukan oleh tubuh agar tubuh
dapat menjalankan fungsinya. Metabolisme dibedakan menjadi dua yaitu; Anabolisme (penyusunan)
adalah peristiwa penyusunan senyawa kompleks (organik) darisenyawa sederhana (anorganik) dengan
bantuan energy dari luar. Katabolisme (pemecahan) adalah peristiwa pemecahan senyawa kompleks
(organik) menjadisenyawa sederhana (anorganik) yang akan membebaskanenergi.
Karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung atom Karbon, Hidrogen dan Oksigen, dan
pada umumnya unsur hidrogen dan oksigen dalam komposisi menghasilkanH2O. Karbohidrat yang
paling penting adalah glukosa, merupakan gula sederhana (monosakarida) yang dimetabolisme
olehhampir seluruh organisme. Kelainan metabolisme seringkali disebabkan oleh kelainan genetikyang
mengakibatkan hilangnya enzim tertentu yang diperlukan untuk merangsang suatu proses
metabolisme.Metabolisme oksidatif glukosa menghasilkan sebagian besar energi yang digunakan
didalam tubuh. Glukosa dapat disimpan di hati atau otot sebagai glikogen.(Rahmatan, Liliasari, &
Redjeki, 2013).
Di dalam tubuh manusia, glukosa yang telah diserap oleh usus halus kemudian akanterdistribusi
ke dalam semua sel tubuh melalui aliran darah. Di dalam tubuh, glukosa tidakhanya dapat tersimpan
dalam bentuk glikogen di dalam otot & hati namun juga dapattersimpan pada plasma darah dalam bentuk
glukosa darah (blood glucose).
Diabetes Melitus (DM) adalah gangguan metabolisme karbohidrat dimana tubuh tidak dapat
mengatur glukosa atau gula darah dengan baik. Setiap kali makan karbohidrat, tubuh akan memecahnya
menjadi bentuk gula sederhana, termasuk glukosa. Glukosa ini kemudian diangkut oleh darah menuju
sel-sel tubuh yang akan digunakan sebagai energi (Isnaini & Ratnasari, 2018)
Proses pengangkutan glukosa dari darah masuk ke dalam sel dilakukan oleh hormon insulin yang
dihasilkan oleh pankreas. Sederhananya, insulin berfungsi sebagai pengatur kadar gula dalam darah.
Namun, orang dengan diabetes tidak dapat membuat insulin atau tidak dapat merespon insulin dengan
baik (resistensi insulin). Akibatnya, pengangkutan glukosa ke dalam sel menjadi tidak tercukupi sehingga
glukosa menumpuk di dalam darah dan pemeriksaan kadar glukosa darah yang tinggi.

24
.Penderita DM mempunyai risiko untuk menderita komplikasi yang spesifik akibat perjalanan
penyakit ini, yaitu retinopati (bisa menyebabkan kebutaan), gagal ginjal, neuropati, aterosklerosis (bisa
menyebabkan stroke), gangren, dan penyakit arteria koronaria (Coronary artery disease)

Penyakit ini secara signifikan meningkatkan resiko gangguan pada sistem kardiovaskuler,
penyakit ginjal stadium akhir, kebutaan, amputasi sampai kematian.
B. Patofisiologi

Patofisiologi DM dapat dikaitkan dengan satu dari tiga efek utama kekurangan insulin. Pada DM
tipe I terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena sel-sel beta pankreas telah
dihancurkan oleh proses autoimun. Hiperglikemia puasa terjadi akibat produksi glukosa yang tidak
terukur oleh hati. Glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap
berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia postprandial (sesudah makan). jika konsentrasi
glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring
keluar; akibatnya, glukosa tersebut muncul dalam urin (glukosuria). Ketika glukosa yang berlebihan
diekskresikan ke dalam urin, ekskresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan.
Keadaan ini dinamakan diuresis osmotik. Kehilangan cairan yang berlebihan menyebabkan pasien akan
mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan peningkatan rasa haus (polidipsia).
DM tipe 1, biasanya terdiagnosa sejak usia kanak-kanak. Pada DMT 1 tubuh penderita hanya
sedikit menghasilkan insulin atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan insulin, oleh karena itu untuk
bertahan hidup penderita harus mendapat suntikan insulin setiap harinya. DMT1 tanpa pengaturan harian,
pada kondisi darurat dapat terjadi Diabetes tipe 2 adalah DM tidak tergantung insulin. Pada tipe ini, pada
awalnya kelainan terletak pada jaringan perifer (resistensi insulin) dan kemudian disusul dengan
disfungsi sel beta pankreas (defek sekresi insulin).DM tipe 2 ini Biasanya terjadi di usia dewasa.
Kebanyakan orang tidak menyadari telah menderita dibetes tipe 2, walaupun keadaannya sudah menjadi
sangat serius. Diabetes tipe 2 sudah menjadi umum di Indonesia, dan angkanya terus bertambah akibat
gaya hidup yang tidak sehat, kegemukan dan malas berolahraga.(Eliana et al., 2015)
C. Etiologi

Diabetes Melitus umumnya diklasifikasikan menjadi 4 kategori dengan penyebab yang berbeda-
beda:
5) Diabetes Melitus Tipe 1 Disebut sebagai “Diabetes Melitus yang Tergantung pada Insulin”.
Terkait dengan faktor genetik dan sistem kekebalan tubuh, yang mengakibatkan kerusakan sel-
sel yang memproduksi insulin, sehingga sel tidak mampu untuk memproduksi insulin yang

25
dibutuhkan oleh tubuh. Kelompok orang yang paling sering mengidap penyakit ini adalah anak-
anak dan remaja, yang mewakili 3% dari jumlah seluruh pasien yang ada.
6) Diabetes Melitus Tipe 2 Disebut “Diabetes Melitus yang Tidak Tergantung pada Insulin”, yang
mewakili lebih dari 90% kasus diabetes melitus. Terkait dengan faktor pola makan yang tidak
sehat, obesitas, dan kurangnya olahraga. Sel-sel tubuh menjadi resisten terhadap insulin dan tidak
bisa menyerap dan menggunakan dekstrosa dan kelebihan gula darah yang dihasilkan secara
efektif. Jenis diabetes melitus ini memiliki predisposisi genetik yang lebih tinggi daripada Tipe
1.
7) Diabetes Melitus Gestasional: Terutama disebabkan oleh perubahan hormon yang dihasilkan
selama kehamilan dan biasanya berkurang atau menghilang setelah melahirkan. Studi dalam
beberapa tahun terakhir ini menunjukkan bahwa wanita yang pernah mengalami diabetes melitus
gestasional memiliki DM atau tingkat risiko yang lebih tinggi untuk mengidap penyakit diabetes
melitus tipe II, sehingga wanita tersebut harus lebih memerhatikan pola makan yang sehat demi
mengurangi risiko tersebut.
8) Jenis lain dari Diabetes Melitus: Ada beberapa penyebab lain yang berbeda dari ketiga jenis
diabetes melitus di atas, termasuk sekresi insulin yang tidak memadai yang disebabkan oleh
penyakit genetik tertentu, disebabkan secara tidak langsung oleh penyakit lainnya (misalnya
pankreatitis, yaitu peradangan pada pankreas), yang diakibatkan oleh obat atau bahan kimia
lainnya.

26
Lampiran.....

27
28
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

International Diabetes Federation (IDF) mencatat saat ini setiap 8 detik ada orang yang meninggal
akibat diabetes di dunia. Jumlah diabetes di dunia naik menjadi 425 juta jiwa pada tahun 2017. Pada
2017 Indonesia menduduki peringkat ke-enam dengan jumlah pasien diabetes terbanyak sebesar 10,3
juta. Diabetes Melitus (DM) adalah gangguan metabolisme karbohidrat dimana tubuh tidak dapat
mengatur glukosa atau gula darah dengan baik. Setiap kali makan karbohidrat, tubuh akan memecahnya
menjadi bentuk gula sederhana, termasuk glukosa. Glukosa ini kemudian diangkut oleh darah menuju
sel-sel tubuh yang akan digunakan sebagai energi.

B. Saran

Adapun saran bagi pembaca dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Selalu berhati – hatilah dalam menjaga pola hidup. Sering berolah raga dan istirahat yang cukup
2. Jaga pola makan anda. Jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan atau minuman yang terlalu
manis. Karena itu dapat menyebabkan kadar gula melonjak tinggi.

29
DAFTAR PUSTAKA

Eliana, F., Fatimah, R. N., Energi, D., Makanan, K., Malang, K., Kahn, S. E., … Esposito, K. (2015).
DIABETES MELITUS TIPE 2 Restyana. Therapeutic Advances in Endocrinology and Metabolism,
4(3), 1–12. https://doi.org/10.2337/dc12-0698
Hermina, S. A. S. dkk. (2015). Perkumpulan Endokrinologi I N D O N E S I a P E R K E N I P E R K E
N I P E R K E N I Konsensus.
Isnaini, N., & Ratnasari, R. (2018). Faktor risiko mempengaruhi kejadian Diabetes mellitus tipe dua.
Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan Aisyiyah, 14(1), 59–68. https://doi.org/10.31101/jkk.550
Kementrian Kesehatan RI. (2019). Diabetes Sedunia Tahun 2018. Pusat Data Dan Informasi
Kementrian Kesehatan RI, 1–8.
Rahmatan, H., Liliasari, & Redjeki, S. (2013). Pembelajaran berbasis multimedia interaktif pada topik
katabolisme karbohidrat untuk meningkatkan penguasaan konsep mahasiswa calon guru biologi. Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia, 2(1), 1–7. https://doi.org/10.15294/jpii.v2i1.2502

30

Anda mungkin juga menyukai