Oleh:
ANAK AGUNG ISTRI KESUMA DEWI
NIM. P07131220112
i
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN STUDI KASUS DI RSUD MANGUSADA BADUNG
KASUS LANJUT OBGYN
POST SC + PREEKLAMPSIA + OBESITAS
Ida Ayu Sri Wedari, SST Pande Putu Sri Sugiani, DCN, M.Kes
NIP. 196412271989032002
NIP. 198510132011012016
Mengetahui
Ketua Jurusan Gizi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar,
ii
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan laporan studi kasus. Laporan studi kasus ini dilakukan
sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas Praktek Kerja Lapangan Manajemen Asuhan
Gizi Rumah Sakit (MAGRS). Tersusunnya laporan studi kasus ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Para narasumber atau pembimbing klinik dari RSUD Mangusada Badung yang telah
memberikan waktu, tenaga, dan pikiran dalam penyusunan laporan ini.
2. Bapak Anak Agung Ngurah Kusumajaya, SP, MPH selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Denpasar.
3. Ibu Dr. Ni Komang Wiardani, SST, M.Kes selaku Ketua Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan
Denpasar.
4. Ibu Pande Putu Sri Sugiani, DCN, M.Kes selaku Ketua Program Studi Gizi dan Dietetika
dan Program Sarjana Terapan Jurusan Gizi dan pembimbing lapangan.
5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan
dukungan baik moril dan materil sehingga laporan studi kasus ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan laporan studi kasus
ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran membangun dari
berbagai pihak sangat diharapkan.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................. ii
DAFTAR ISI......................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................. 2
A. Identitas Kasus................................................................................... 11
B. Skrinning Gizi..................................................................................... 14
1. Pengkajian Gizi................................................................................... 14
2. Diagnosa Gizi...................................................................................... 18
3. Intervensi Gizi..................................................................................... 18
iv
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................... 24
A. Kesimpulan.............................................................................. 26
B. Saran........................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 27
LAMPIRAN........................................................................................... 28
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terapi gizi menjadi salah satu faktor penunjang utama penyembuhan yang harus
diperhatikan agar pemberian tidak melebihi kemampuan organ tubuh untuk melaksanakan
fungsi metabolisme. Terapi gizi harus selalu disesuaikan seiring dengan perubahan fungsi
organ selama proses penyembuhan. Upaya peningkatan status gizi dan kesehatan masyarakat
baik di dalam maupun di luar rumah sakit, merupakan tugas dan tanggung jawab tenaga
kesehatan, terutama tenaga yang bergerak di bidang gizi (Kemenkes RI, 2013). Berdasarkan
hal tersebut maka dilakukan studi kasus untuk memberikan asupan gizi pada pasien. Pada
studi kasus ini pasien yang mendapatkan asuhan gizi adalah pasien Obgyn Post SC dengan
Preeklampsia dan Obesitas yang dirawat di Ruang Margapati RSUD Mangusada Badung.
Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikan dengan
keadaan pasien dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi, status metabolisme tubuhnya.
Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit, sebaliknya
proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien. Sering terjadi
kondisi pasien semakin memburuk karena tidak diperhatikan keadaan gizinya. Hal tersebut
diakibatkan karena tidak tercukupinya kebutuhan zat gizi untuk perbaikan organ tubuh
Pola penyakit saat ini telah mengalami perubahan epidemiologi yang ditandai dengan
beralihnya penyebab kematian utama yang semula adalah penyakit menular bergeser ke
penyakit yang tidak menular termasuk diantaranya penyakit jantung, DM, kanker dan gagal
1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum yang ingin dicapai, yaitu mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan
Manajemen Asuhan Gizi Klinik pada pasien Obgyn Post SC dengan Preeklampsia dan
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melaksanakan skrinning gizi pada pasien Obgyn Post SC dengan
b. Mahasiswa mampu melaksanakan anamnesa gizi pada pasien Obgyn Post SC dengan
c. Mahasiswa mampu melakukan diagnosa gizi pada pasien Obgyn Post SC dengan
e. Mahasiswa mampu melakukan monitoring dan evaluasi pada pasien Obgyn Post SC
f. Mahasiswa mampu merencanakan dan menyusun siklus menu tiga hari sesuai
g. Mahasiswa mampu membuat leaflet sesuai diet yang diberikan kepada pasien Obgyn
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pre eklamsia
Preeklamsia adalah kondisi peningkatan tekanan darah disertai dengan adanya protein
dalam urine. Kondisi ini terjadi setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu. Preeklamsia
harus diberikan penanganan untuk mencegah komplikasi dan mencegahnya berkembang
menjadi eklampsia yang dapat mengancam nyawa ibu hamil dan janin. Salah satu faktor
yang dapat meningkatkan risiko terjadinya preeklampsia adalah ibu hamil berusia lebih
dari 40 tahun atau dibawah 20 tahun.
Gejala Preeklamsia
Preeklamsia umumnya berkembang secara bertahap. Tanda dan gejala yang akan
muncul seiring dengan perkembangan preeklamsia adalah:
- Bengkak pada tungkai, tangan, wajah, dan beberapa bagian tubuh lain
3
Segera periksakan diri kedokter jika Anda mengalami gejala-gejala preeklamsia
yang telah disebutkan di atas. Hal ini karena preeklamsia perlu secepatnya ditangani oleh dokter
agar tidak terjadi komplikasi dan tidak berkembang menjadi eklamsia.
Pada kehamilan yang normal, jadwal pemeriksaan rutin ke dokter adalah sebagai berikut:
Jika didiagnosis mengalami preeklamsia, ibu hamil akan diminta untuk lebih sering
melakukan pemeriksaan kehamilan ke dokter, agar kondisinya dan kondisi janinnya dapat terus
terpantau. Jika ibu hamil memiliki kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya
preeklamsia, seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit autoimun, diabetes, gangguan darah,
atau pernah mengalami preeklamsia pada kehamilan sebelumnya, pemeriksaan kehamilan ke
dokter juga perlu lebih sering dilakukan untuk memantau kondisi ibu hamil.
Penyebab Preeklamsia
Penyebab preeklamsia masih belum diketahui secara pasti. Meski demikian, ada
dugaan bahwa kondisi ini disebabkan oleh kelainan perkembangan dan fungsi plasenta, yaitu
organ yang berfungsi menyalurkan darah dan nutrisi untuk janin. Kelainan tersebut
menyebabkan pembuluh darah menyempit dan timbulnya reaksi yang berbeda dari tubuh ibu
hamil terhadap perubahan hormon. Akibatnya, timbul gangguan pada ibu hamil dan janin.
Diagnosis Preeklamsia
Dokter akan menanyakan keluhan dan gejala yang dialami ibu hamil, serta
riwayat kesehatan ibu hamil dan keluarganya.Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan
fisik menyeluruh, termasuk tekanan darah, denyut nadi, frekuensi pernapasan, suhu tubuh,
pembengkakan pada tungkai, kaki, dan tangan, serta kondisi kandungan. Jika tekanan darah ibu
hamil lebih dari 140/90 mmHg pada 2 kali pemeriksaan dengan jeda waktu 4 jam, dokter akan
melakukan pemeriksaan penunjang berikut untuk memastikan diagnosis preeklamsia:
4
- Tes urine, untuk mengetahui kadar protein dalam urine
- Tes Darah, untuk memeriksa fungsi hati, ginjal, dan jumlah trombosit darah
- Nonstress test (NST) dengan Cardiografpy, untuk mengukur detak jantung janin saat
bergerak di dalam kandungan.
Pencegahan Preeklamsia
Tidak ada cara khusus untuk mencegah preeklampsia. Namun, ada beberapa hal yang bisa
dilakukan untuk menurukan risiko terjadinya preeklamsia, yaitu:
5
2. Obesitas
Masalah obesitas semakin meningkat di dunia. Hal ini menjadi tantangan yang
besar dalam mencegah pertumbuhan penyakit kronis di dunia. Obesitas juga dipicu
pertumbuhan industri dan ekonomi, serta perubahan gaya hidup, asupan nutrisi yang
semakin banyak dari makanan olahan, atau diet dengan tinggi kalori.
Berdasarkan data WHO tahun 2016, sekitar 650 juta penduduk berusia dewasa
mengalami obesitas, sedangkan 340 juta anak-anak dan remaja usia 5 hingga 19 tahun
mengalami berat badan berlebih. Di Indonesia sendiri, pada tahun 2010, diperkirakan
terdapat 23% orang dewasa mengalami obesitas, dan wanita lebih banyak yang
mengalaminya dibanding dengan pria.
Penyebab Obesitas
Diagnosis Obesitas
Komplikasi Obesitas
2. Obesitas
Diet pada obesitas merupakan langkah penting untuk menurunkan berat badan,
walaupun masih banyak faktor lain yang mempengaruhi berat badan. Hal ini dapat dipahami
bahwa orang obes lebih mudah mengurangi asupan makanan dibandingkan meningkatkan
aktivitas fisik. Pada dasarnya metoda diet untuk obesitas meliputi penurunan kalori dan
keseimbangan komposisi makronutrien.6 Beberapa metoda diet pada obesitas meliputi1
Diet tinggi lemak (55-65%), diet rendah karbohidrat (<10%), diet sangat tinggi karbohidrat,
dan protein sedang (diet Dean Ornishs Program for Reversing Heart Disease). Berdasarkan
9
indeks massa tubuh (IMT) dikatakan obesitas jika IMT ≥25 kg/m2 . Untuk IMT 25-29,9
kg/m2 , diet dengan mengurangi 300-500 kkal per hari sudah adekuat. Sebaliknya apabila
IMT ≥30 kg/m2 , diet harus dikurangi 500-1000 kkal untuk mendapatkan hasil yang
adekuat. Semakin banyak defisit kalori maka penurunan berat badan semakin banyak,
namun harus tetap diperhatikan penurunan berat badan mencapai 10% berat badan
sebelumnya
Diet Rendah Lemak (Low Fat Diets) Diet rendah lemak merupakan salah satu
metoda diet yang umum direkomendasikan pada obesitas oleh karena diketahui bahwa
lemak mengandung tinggi energi, rasanya yang enak, dan tingkat konsumsi lemak
cenderung tinggi terutama pada negara berkembang dimana prevalensi obesitas cenderung
tinggi. Diet rendah lemak hanya fokus pada pembatasan asupan lemak, bukan pembatasan
asupan kalori. Jenis diet ini memiliki kandungan kalori lebih rendah dibandingkan diet
tinggi lemak.
10
BAB III
A. Identifikasi Kasus
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. DR
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 21 tahun
Pekerjaan : Swasta
Ruang Perawatan : Margapati
Diagnosa MRS : Post SC + Pre eklampsia + Obesitas
2. Data Subyektif
a. Riwayat Penyakit
Mentis, tidak mengalami gangguan gastrointestinal dan nyeri luka pada jaritan
sesar,
b. Riwayat Gizi
Pasien memiliki pola makan 3x makan utama dan 4-5 kali makanan selingan.
Pasien mempunyai kebiasaan rutin minum susu hamil 1x sehari. Pengolahan
11
makanan di rumah sering dilakukan dengan cara digoreng untuk lauk hewani atau
nabati dan ditumis untuk sayuran.
Asupan makan di rumah : Energi = 3.813 kkal, Protein = 149 gram, Lemak =156
gram, Karbohidrat 412 gram.
Asupan dirumah sakit Energi = 812 kkal, Protein = 31 gram, Lemak = 33 gram,
Karbohidrat = 93 gram.
Pasien tidak memiliki pantangan makanan dan tidak ada alergi sama sekali.
c. Pengobatan
- Nifedipin 3x 10 mg
- Paracetamol 4x 500 mg
- SF 2x 60 mg
- Metildopa 3x250 mg
- Kalitake 3x 1 sct
d. Kondisi Sosial Ekonomi
e. Kebiasaan Hidup
3. Data Obyektif
a. Data Antropometri
2) LiLA = 41 cm
b. Data Biokimia
c. Pemeriksaan Fisik/Klinis
B. Skrinning Gizi
Nama : Ny. DR TL :-
Jenis Kelamin : Perempuan TM :-
Pekerjaan : Swasta Umur : 21 tahun
Ruang : Margapati TB : 171 cm
Diagnosa : Post SC + Preeklampsia + Obesitas LiLA : 41 cm
No Parameter Skor
1 Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak diinginkan dalam 6
bulan terakhir?
a. Tidak ada penurunan BB 0(√)
b. Tidak yakin/tidak tahu/terasa baju lebih longgar 2 (….)
c. Jika ya, berapa penurunan BB tersebut?
* 1-5 kg 1 (…..)
* 6-10 kg 2 (…..)
* 11-15 kg 3 (…..)
** >15 kg 4 (…..)
2 Apakah asupan makan berkurang karena tidak nafsu makan?
a. Tidak 0(√)
b. Ya 1 (…..)
TOTAL SKOR 0
Skor 0 = risiko rendah
Skor 1 = risiko sedang Risiko Rendah
Skor ≥ 2 = pasien berisiko malnutrisi, konsul ke ahli gizi
1. Pengkajian Gizi
a. Data Antropometri
1) TB = 171 cm
14
2) LiLA = 41 cm
= 90% x (171-100) kg
= 63,9 kg
4) Estimasi BB = - 64,6 + (2,15 x LiLA) + (0,54 x TB)
= 115, 9 kg
Kesimpulan: berdasarkan nilai LiLA pasien memiliki status gizi Obesitas.
b. Data Biokimia
Parameter Hasil Nilai Normal Keterangan
15
Kesadaran Compos Mentis, Tidak mengalami gangguan gastrointestinal dan nyeri
Berdasarkan data fisik klinis, pasien tidak mengalami gangguan gastrointestinal tapi
1) Kuantitatif
16
menurunkan waktu pengosongan lambung, sehingga menunda absorbsi dari
parasetamol. Makanan tinggi karbohidrat, tinggi lemak, dan tinggi protein dapat
menunda waktu pengosongan lambung (Bushra, 2011).
Selain berpengaruh pada fase absorbsi makanan juga dapat berpengaruh
pada fase metabolisme. Beberapa jenis sayuran seperti kecambah dan kubis
menginduksi penurunan AUC paracetamol sampai 16%, dan memacu
metabolisme paracetamol sampai 17%. Sedangkan seledri menurunkan level
plasma dari paracetamol, namun menurunkan metabolit oksidatif dari paracetamol
sehingga risiko toksisitas dari paracetamol meningkat (Ismail, 2009).
Pemberian sediaan jus anggur bersama dengan parasetamol dapat
mempengaruhi proses absorbsi yang ditunjukkan dengan bertambahnya AUC,
meningkatnya Vd, dan menurunnya konstanta kecepatan eliminasi sertaklirens
sehingga waktu paro lebih lama. Begitu pula dengan pemberian jus buah durian
dapat mempengaruhi kinetika absorpsi dan eliminasi parasetamol (Pinondang,
2013).
2) Nifedipin 3 x10 mg
3) SF 2 x 60 mg
4) Metildopa 3x 250 mg
5) Kalitake 3 x 1 sachet
17
d) Memotivasi pasien agar menghabiskan makanan yang diberikan rumah sakit
2. DIAGNOSA GIZI
3. INTERVENSI GIZI
18
asupan energi yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
dikonsumsi pasien dan memberikan konseling gizi
kepada pasien sesuai dengan prinsip
gizi seimbang dan bervariasi.
S (Sign/Simptom) Ditandai dengan hasil IMT= Target : memberikan makanan seuai
39.2kg/m2(status gizi lebih) dengan kondisi pasien agar tercapai
Dan hasil dri pemenuhan nutrisi yang optimal sesuai
LILA=41/26,5=154% dengan kebutuhan pasien
(Obesitas)
2 P (Problem) Kelebihan asupan oral (NI.2.2) Tujuan Mengurangi konsumsi makanan
agar tetap sesuai dengan porsi makanan
yang sebenarnya
E (Etiologi) Berkaitan dengan kebiasaan Cara:Memberikan konseling Gizi
mengkonsumsi makanan yang kepada pasien sesuai dengan prinsip
berlebih Gizi seimbang
S (Sign/Simtom) Ditandai dengan tingkat Target menyeimbangkan asupan nutrisi
konsumsi makanan agar tetap dengan batas normal
SMRS>80%
3 P (Problem ) Perubahan nilai laboratorium Tujuan: Mencapai dan
terkait gizi. (NC.2.2.) mempertahankan nilai laboratorium
menjadi normal.
E (Etiologi) berkaitan dengan peningkatan Cara: Memberikan makanan yg sesuai
Tekanan Darah dengan kebutuhan serta berkaitan
denagan hasil laboratorium
S ( Sign/Simptom) Ditandai dengan hasil Tekanan Target: Menurunkan hasil Tekanan
Darah 169/107 mmHg dari Darah menjadi normal.
batas normal.
1) Preskripsi diet
a) Jenis diet : Rendah Natrium
b) Rute : Oral
c) Bentuk makanan : Lunak
19
d) Frekuensi : 3x makanan utama, 2x selingan
2) Tujuan diet
a) Memberikan makanan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi sesuai dengan
daya terimanya.
b) Memberikan makanan tinggi Fe atau suplemen fe dan vitamin c untuk
meningkatkan kadar haemoglobin dalam darah
c) Memberikan makanan rendah Natrium untuk menurunkan tekanan darah
d) Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.
e) Memberikan makanan yang mudah dicerna.
f) Memberikan edukasi dalam upaya perubahan sikap dan perilaku makan yang
sehat kepada pasien dan keluarganya.
g) Memotivasi untuk memilih makanan yang benar sesuai dengan pedoman
umum gizi seimbang dan diet yang diberikan.
3) Syarat diet
a) Kebutuhan energi diberikan 2846,4kkal
b) Kebutuhan Protein diberikan 106,8gr
c) Kebutuhan lemak 63,3gr
d) Karbohidrat diberikan 462,6gr
e) Cairan diberikan 2237ml perhari.
f) Makanan yang diberikan merupakan makanan mudah cerna.sesuai kondisi
pasien
g) Natrium diberikan rendah yaitu 1500-2300mg/hari
h) Fe diberikan tinggi yaitu 28 mg/hari
i) Vitamin C diberikan tinggi yaitu 85mg/hari
c. Implementasi
Intervensi Diet
1) Jenis diet : Diet Rendah Natrium
2) Rute : Oral
3) Bentuk makanan : Makanan Lunak
4) Frekuensi : 3x makanan utama, 2x selingan (porsi kecil tapi sering)
5) Kebutuhan zat gizi Energi = 2.427,6 kkal
Protein =91 gram
Lemak =53,9 gram
Karbohidrat =348,5 gram
23
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Rencana Intervensi
Dari Hasil Intakerevensi diet yang diberikan kepada pasien, yaitu diet Rendah
Natrium yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuh dan kondisi pasien dengan frekuensi
pemberian tiga kali makanan utama dan dua kali makanan selingan. Pemberian diet
dilakukan secara bertahap dengan porsi kecil namun sering.Dari hasil recal SMRS
didapatkan kebutuhan E=3813kkal P= 149gr, L= 156gr, KH=412 dan hasil recal MRS
didapatkan hanya 30%dengan kebutuhan E= 812kal,E= 31gr,L=33gr, KH= 93gr dari
kebutuhan ,dikarenakn pasien hanya mengkonsumsi makan malam saja karena pasien post
SC.
Masalah gizi adalah gangguan Kesehatan dan kesejahteraan seseorang, kelompok
orang atau masyarakat. Berdasarkan data antropometri, biokimia, fisik/klinis, dan riwayat
makan pasien didapat permasalahan gizi, yaitu status gizi obesitas kadar hemoglobin rendah,
albumin rendah, asupan sebelum masuk rumah sakit melebihi kebutuhan sedangkan sesudah
masuk rumah sakit kebutuhan lemak dan kharbohidrat kurang dari kebutuhan.Dari hasil
pasien.
Pada asuhan gizi klinik ini, pasien diberikan energi 2427,6kkal, yaitu untuk
mencukupi dan memperbaiki status gizi pasien. Pada protein, pasien diberikan 91gram untuk
membangun dan memperkuat serta memperbaiki atau mengganti jaringan tubuh yang
hilang/rusak, maka dalam pemberian diet selanjutnya dilakukan secara bertahap dan
disesuaikan dengan kemampuan atau daya terima pasien. Lemak diberikan yaitu 53,9gram
dari kebutuhan energi total dan karbohidrat diberikan 394,5gram.
25
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil skrinning gizi pada pasien didapatkan bahwa pasien masih dengan
tahap resiko rendah untuk mengalami malnutrisi
2. Berdasarkan hasil pengkajian gizi, pasien memiliki berat badan melebihi BBI, status gizi
obesitas, kadar hemoglobin rendah, albumin rendah, asupan sebelum masuk rumah sakit
(SMRS) melebihi dari kebutuhan sedangkan sesudah MRS kebutuhan zat gizi lemak,dan
kharbohidrat masih belum mencukupi kebutuhan tubuh pasien.
3. Diagnosa gizi yang ditegakkan, yaitu kelebihan asupan, perubahan nilai laboratorium,
berat badan lebih(Obesitas), kurangnya pemilihan makanan yang salah.
4. Terapi diet yang diberikan, yaitu Diet Rendah Natrium dengan bentuk makanan lunak
dan frekuensi pemberian 3x makanan utam a 2x makanan selingan. Pemberian
penyuluhan dan konseling gizi tentang Diet Rendah Garam dengan sasaran, yaitu
keluarga pasien, karena kondisi pasien yang lemah. Metodenya ceramah dan tanya jawab
dengan media leaflet dan bahan penukar.
5. Rencana monitoring dan evaluasi yang dilakukan pada pasien, yaitu data antropometri,
data biokimia, data fisik/klinis, data asupan makan, sikap dan perilaku pasien.
6. Leaflet dan menu dibuat sesuai dengan diet yang diberikan kepada pasien.
B. Saran
1. Sebaiknya pasien mematuhi diet yang diberikan.
2. Keluarga dapat memberikan motivasi kepada pasien agar patuh menjalankan terapi diet
yang telah diberikan selama proses penyembuhan.
26
DAFTAR PUSTAKA
Persatuan Ahli Gizi & Asosiasi Dietesien Indonesia. 2019. Penuntun Diet dan Terapi Gizi,
Ed. 4. Jakarta: EGC.
Dame Cristy Pane, dr. Merry. 2020. Nifedipine. https://www.alodokter.com/nifedipine.
(Diakses tanggal 18 Desember 2020)
Aprilia Samiadi, Lika. 2020. Ferrous Sulfate.
https://hellosehat.com/obatan-suplemen/obat/ferrous-sulfate/#gref (diakses tanggal 18
Desember 2020)
Candra Swari, Risky dan dr. Tania Savitri. 2020. Metildopa. https://hellosehat.com/obatan-
suplemen/obat/metildopa/ (diakses tanggal 18 Desember 2020)
Rachman, Aby. 2019. Kalitake Bubuk 5 g. https://www.sehatq.com/obat/kalitake-bubuk-5-g
(diakses tanggal 18 Desember 2020)
Fajar Shodiq, Muhammad dan M. Besari Adi Pramono. 2019. Hubungan Peningkatan Berat
Badan Trimester III Terhadap Berat Badan Pasca Salin. Jurnal Kedokteran Diponegoro,
8(1), 291-299.
G Dumais, Caroline E, Rudy A. Lengkong danMaya E. Mewengkang. 2016. Hubungan
Obesitas Pada Kehamilan dengan Preeklampsia. Jurnal e-Clinic, 4 (1).
Dame Cristy Pane, dr. Merry. 2020. Preeklampsia. https://www.alodokter.com/preeklamsia
(diakses tanggal 20 Desember 2020).
Nur Indah, Siti dan Ety Apriliana. 2016. Hubungan antara Preeklamsia dalam Kehamilan
dengan Kejadian Asfiksia pada Bayi Baru Lahir. Jurnal Kesehatan kedokteran Unila,5
(5), 55-60.
Willy, dr. Tjin. 2018. Obesitas. https://www.alodokter.com/obesitas (diakses tanggal 20
Desember 2020)
27
LAMPIRAN ( Menu Sehari Di Rumah Sakit )
Protein
Bahan
Waktu Menu Makanan Berat Energi hewa naba Lemak HA
ni ti
Pagi Bubur Beras 100 178 0 2,1 0,1 40,6
Ayam Suir Ayam 50 151 9,1 0 12,5 0
Tumis Tauge 25 5,75 0 0,725 0,05 1,025
Wortel 25 10,5 0 0,3 0,075 2,325
Sub Total 345,25 9,1 3,125 12,725 43,95
Sanck Bubur
pagi Sumsum Tepung beras 25 91 0 1,75 0,125 20
Gula aren 20 73,6 0 0 0 19
Sub Total 164,6 0 1,75 0,125 39
Siang Bubur Beras 150 267 0 3,15 0,15 60,9
Ayam Bb Bali Ayam 100 302 18,2 0 25 0
Tempe bb
merah Tempe 50 74,5 0 9,15 2 6,35
Sayur Urap Bayam 50 18 0 1,75 0,25 3,25
Kc.panjang 25 11 0 0,675 0,075 1,95
Tauge 25 5,75 0 0,725 0,05 1,025
Kelapa parut 5 17,95 0 0,17 1,735 0,7
Buah Pisang 100 45 0 0,9 0,2 11,2
Sub Total 741,2 18,2 16,52 29,46 85,375
Puding Buah Agar-agar 1 0 0 0 0,002 0
Gula pasir 10 36,4 0 0 0 9,4
Semangka 50 14 0 0,25 0,1 3,45
Sub Total 50,4 0 0,25 0,102 12,85
Makan
Malam Bubur Beras 100 178 0 2,1 0,1 40,6
Ikan bb
Kuning Ikan segar 50 56,5 8,5 0 2,25 0
Cah Tahu Tahu 50 34 0 3,9 2,3 0,8
Tumis Sayur Buncis 25 8,75 0 0,6 0,05 1,925
Wortel 50 21 0 0,6 0,15 4,65
Jagung 25 8,25 0 0,55 0,025 1,85
Sub Total 306,5 8,5 7,75 4,875 49,825
Total 1608 65,195 47,287 231
28
29