Anda di halaman 1dari 58

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

”V” P1A0H1 NIFAS HARI KE-3


DENGAN ANEMIA BERAT DI VK IGD RSUD BANGKINANG
KABUPATEN KAMPAR
TANGGAL 19 SEPTEMBER 2022

Diajukan Sebagai Syarat Memenuhi Tugas Praktik Klinik KebidananII


di RSUD Bangkinang Periode 12s.d 08 oktober 2022

DISUSUN OLEH:

WISKA PUTRI
P032015401077

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES RIAU
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI D-III KEBIDANAN
TAHUN 2022
LEMBARAN PENGESAHAN

Judul Laporan : Asuhan Kebidanan pada Ny. “V” P0A0H1 Nifas Hari
Ke-3 dengan Anemia Berat di VK IGD RSUD
Bangkinang, kabupaten kampar, Tanggal 19
September2022.

Ruang Praktik Klinik : Ruanga VK IGD RSUD Bangkinang

Program Studi : D-III Kebidanan

Laporankasus yang berjudul “AsuhanKebidanan pada Ny. “V” P1A0H1


Nifas Hari Ke-3 dengan Anemia Berat di Ruangan VK IGD RSUD Bangkinang
Kabupaten Kampar Tanggal 19 September 2022”,ini telah diperiksa dan disetujui
oleh pembimbing.

Jl Lingkar Bangkinang, Oktober 2022


DosenPembimbing Clinical Instruktur
Praktek Klinik Poli Kebidanan

Septi Indah Permata Sari, SST,M.Kes Mutia Farida Aziz, SST.


NIP.199209072019022001 NIP.198501312009022005
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan YME karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya selaku penulis dapat menyusun
laporan praktik kebidanan yang berjudul “Asuhan Kebidanan Persalinan normal
pada Ny. V di VK IGD RSUD Bangkinang.”ini tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan laporan ini berkat bantuan
dan tuntunan Tuhan YME dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu
dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bpk. H. Husnan, S.Kep, M.Kes Selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Riau
2. Ibu Juraida Roito Hrp, M.Kes Selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Riau
3. Ibu Ani Laila, SST, M.Biomed Selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Riau
4. Ibu Yanti, SST, M.Keb selaku dosen koordinator matakuliah PKK2
5. Ibu Septi Indah Permata Sari, SST, M.Keb selaku dosen pembimbing
lapangan
6. Kakak CI Mutia Farida Aziz, SST selaku Bidan pembimbing di VK IGD
RSUD Bangkinang, yang telah berkenan membimbing dan memberikan
ilmunya mulai dari tahap awal sampai dengan penyelesaian laporan ini.
7. Ny.V beserta keluarga yang membantu dan bersedia bekerja sama menjadi
klien.

Akhir kata semoga laporan ini dapat memberikan manfaat kepada para
pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca
sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan laporan ini.

iii
Pekanbaru , 20 Agustus 2022

Penulis

iv
DAFTAR ISI

LEMBARAN PENGESAHAN ........................................................................................ ii


KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ vi
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................................. 2
3.1 Tempat dan Waktu .............................................................................................. 2
4.1 Gambaran Kasus ................................................................................................. 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 4
2.1 KONSEP MASA NIFAS .................................................................................... 4
2.2 ANEMIA............................................................................................................ 27
BAB 3 TINJAUAN KASUS ........................................................................................... 32
BAB 4 PEMBAHASAN .................................................................................................. 44
BAB 5 PENUTUP............................................................................................................ 47
5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 47
5.2 Saran ................................................................................................................. 47
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 49
DOKUMENTASI ............................................................................................................ 50

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Involusi Uteri 0-1 ................................................................................................. 9

Tabel 2.2 Perubahan Lochia 1 ..............................................Error! Bookmark not defined.

Tabel 2.3 Gerakan Senam Nifas 1 .................................................................................... 24

vi
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Angka kematian ibu (AKI) mencerminkan risiko yang dihadapi ibu-ibu selama
kehamilan sampai pasca persalinan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan
sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik kejadian berbagai komplikasi
pada kehamilan dan kelahiran, tersedianya dan penggunaan fasilitas pelayanan
kesehatan termasuk pelayanan prenatal dan obstetri yang rendah (Dinkes Jateng,
2016. hal 89). Angka kematian maternal tertinggi pada periode masa nifas yaitu
sebesar 60% disebabkan oleh perdarahan 30.37%, hipertensi 32,97%, gangguan
sistem peredaran darah 12,36%, infeksi 4,34%. gangguan metabolisme 0,87%, sebab
19,09% (Dinkes Jateng. 2017. hal 82). Selain ebab lain 10,0 itu penyebab kematian
maternal juga tidak lepas dari kondisi ibu itu sendiri dan anemia merupakan salah
satu penyebab dari kematian maternal pada ibu nifas (Dinkes Jateng. 2017. hal 82).
Nifas merupakan periode mulai dari 6 jam sampai dengan 42 hari pasca
persalinan. Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada ibu nifas
sesuai standart dilakukan sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali sesuai jadwal yang
dianjurkan, yaitu pada 6 jam sampai dengan 3 hari pasca persalinan, pada hari ke- 4
sampai dengan hari ke- 28 pascapersalinan, dan pada hari ke-20 sampai dengan hari
ke- 42 pasca persalinan (Dinkes Jateng. 2013. hal 112).
Periode masa nifas mengalami perubahan fisiologis, salah satunya ialah
perubahan hematologi. Pada hari pertama postpartum, kadar fibrogen dan plasma
akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan viskositas
sehingga meningkatkan pembekuan darah. Penurunan volume dan peningkatan sel
darah pada kehamilan diasosiasikan dengan peningkatan hematokrit dan hemoglobin
pada hari ke 37 postpartum dan akan kehilangan darah pertama pos form dalam 5
minggu postpartum. Masa hemoglobin merupakan suatu kondisi dimana ukuran
eritrosit dalam sel darah, sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai
pemenuhan oksigen keseluruh jaringan. Kondisi ini disebut juga anemia (Maryunani
A. 2016. hal 160).
Anemia merupakan kadar Hemoglobin kurang dari 10 gr/dl, disebut anemia
sedang Hb 7-8 gr/dl, disebut anemia berat. atau bila kurang dari 7 gr/dl disebut

1
anemia gravis (Nugraheny E. 2010. hal 20). Anemia pada ibu nifas merupakan
komplikasi yang paling sering dialami ibu dimasa nifas, penyebab utamanya adalah
infeksi dan perdarahan saat proses persalinan yang berlangsung lama karena atonia
uteri. Selain itu anemia ini pada ibu nifas dapat mempengaruhi aktivitas sehari hari
dan aktivitas menyusui dikarenakan penderita merasa males, pusing dan cepatlelah
(Fatmawati W.2015). Gejala lain anemia dapat berlanjut menjadi postural dizziness,
letargi, sinkop; pada keadaan berat, dapat terjadi hipotensi peristen, syok, dan
kematian (Oehadian A. 2012. hal 407).
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan Asuhan
Kebidanan pada Ibu Nifas Patologi dengan Anemia berat di RSUD Bamgkinang

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan kebidanan ibu nifas dengan anemia berat pada Ny.V di
ruangan VK IGD RSUD Bangkinang Tahun 2022.

1.2.2 Tujuan Khusus


Tujuan khusus dari laporan kasus ini adalah :
1. Melaksanakan pengkajian data subjektif pada ibu nifas Ny.V di VK IGD
RSUD Bangkinang
2. Melakukan pengkajian data objektif pada ibu nifas Ny.V di VK IGD RSUD
Bangkinang
3. Menegakkan assessment pada ibu nifas Ny.V di VK IGD RSUD Bangkinang
4. Melakukan planning asuhan ibu nifas pada Ny.V di VK IGD RSUD
Bangkinang

3.1 Tempat dan Waktu


Tempat pengambilan kasus pada Laporan kasus ini dilakukan di VK IGD RSUD
Bangkinang Jl. Lingkar Bangkinang, Batu Belah, Kampar, Riau. Waktu
pengambilan kasus Asuhan Kebidanan pada Ny.V P1A0H1 nifas hari ke-3 dengan
anemia berat dilakukan pada tanggal 19 September 2022

2
4.1 Gambaran Kasus
Laporan tugas PK II dilakukan pengambilan kasus kebidanan dengan sasaran
diberikan pada Ny.V berusian 20 tahun, (P1A0H1 ) post partum hari ke-3.
Pengambilan kasus ini dilakukan pada senin, 19 september 2022 pukul 22.20
wib, di Ruangan VK IGD RSUD Bangkinang. Ibu datang dengan keluhan
riwayat post partum spontan di RSIA Husada Bunda sore hari sabtu tanggal
17/09/2022, jam 19.00 wib, pulang tadi sore tanggal 20/09/2022 jam 16.00 wib,
di rumah pingsan 1x dikamar, darah mengalir dari jalan lahir, tampak pucat, nifas
hari ke-3. Maka dilakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas yang diberikan untuk
memantau kesehatan ibu serta dapat mendeteksi secara dini adanya kemungkinan
komplikasi pada masa kehamilan, sehingga komplikasi yang terjadi dapat segera
teratasi, asuhan dilakukan dengan memberikan asuhan kebidanan secara
menyeluruh pada pada Ny.V dengan menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan serta menggunakan instrumen yang bermanfaat dalam pengumpulan
data dan intervensi dalam asuhan. Asuhan yang sudah diberikan selanjutnya di
dokumentasikan dengan metode SOAP.

3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP MASA NIFAS


2.1.1 Pengertian Masa Nifas

Masa nifas (puerperium) adalahdimulaisetelahpalsentalahir dan berakhir


ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung kira-kira 6 minggu, akan tetapi seluruh alat genital barupulih kembali
seperti keadaan sebelum hamil dalam waktu 3 bulan (Prawihardjo, 2009).

2.1.2 Tahapan Masa Nifas

Menurut Wahyuningsih (2018), tahapan masa nifas dibagi menjadi 4 tahapan,


yaitu:

a. Perioide Immediate Postpartum


Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini
merupakan fase kritis karena sering terjadi insiden perdarahan
postpartum karena atonia uteri. Oleh karena itu, bidan perlu
melakuakan pemantauan secara kontinu, yang meliputi; kontraksi
uterus, TFU, pengeluaran lochea, kandung kemih, tekanan darah, nadi
dan suhu.

b. Periode Early Postpartum


Periode ini dimulai dari 24 jam pasca persalinan sampai 1 minggu
setelah persalinan. Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam
dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan, lochea tidak berbau
busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan serta
ibu dapat menyusui dengan baik.

4
c. Periode Late Postpartum
Periode ini dimulai dari 1 minggu pasca persalinan sampai 6 minggu
pasca persalinan. Pada fase ini, bidan tetap melakukan asuhan dan
pemeriksaan sehari-hari serta konseling perencanaan KB.

d. Periode Remote Postpartum


Periode ini adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
terutama bila selama hamil atau bersalin memiliki penyulit atau
komplikasi.

Masa nifas (puerpurium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan


berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Masa nifas atau puerpurium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Nifas dibagi menjadi 3
periode, yaitu:

a. Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan


berdiri dan berjalan
b. Puerperium intermediate, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genital
c. Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan
sehat sempurna, terutama bila selama haml atau waktu persalinan
memepunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna mungkin
beberapa minggu, bulan atau tahun.

Perubahanfisik masa nifas:

a. Rasa kram dan mules dibagian bawah perut akibat penciutan rahim
(involusi)
b. Keluarnya sisa-sisa darah dari vagina (lochea)
c. Kelelahan karena proses melahirkan
d. Pembentukan ASI sehingga payudara membesar
e. Kesulitan buang air besar (BAB) dan BAK
f. Gangguan otot (betis, dada, perut, panggul dan bokong)
g. Perlukaan jalan lahir

5
Perubahan psikis masa nifas:

1) Perasaan ibu berfokus pada dirinya, berlangsung setelah melahirkan


sampai hari ke 2 (fase taking in)
2) Ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan merawat bayi, muncul
perasaan sedih (baby blues) disebut fase taking hold (hari ke 3 -10)
3) Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya disebut fase
letting go (hari ke 10-akhir masa nifas)

2.1.3 Perubahan Fisiologis pada Masa Nifas


a. Sistem Kardiovaskular
Selama kehamilan volume darah normal digunakan untuk
menampung aliran darah yang meningkat,yang diperlukan oleh
plasenta dan pembuluh darah uterin. Penarikan kembali estrogen
menyebabkan aturesis terjadi yang secara cepat mengurangi volume
plasma kembali pada porposi normal. Aliran ini terjadi dalam 2-4
jam pertama setelah kelahiran bayi. Selama masa nifas ini ibu
mengeluarkan banyak sekali jumlah urine. Hilangnya progesteron
membantu mengurangi retensi cairan yang melekat dengan
meningkatnya volume pada jaringan tersebut selama
kehamilan. Pada persalinan pervaginam kehilangan darah sekitar
(200-400 cc). Bila kelahiran melalui seksio cesaria, maka
kehilangan darah dapat dua kali lipat.Perubahan terdiri dari volume
darah (blood volume) dan hemotokrit (hoemoconcentration). Bila
persalinan pervaginam, hemotrokit akan naik dan pada seksio
cesaria, hemotokrit cenderung stabil dan kembali normal setelah 4-
6minggu (Elisabeth, 2017).
b. Sistem Hematologi
1) Hari pertama masa nifas kadar fibrnogen dan plasma sedikit
menurun, tetapi darah lebih kental dengan peningkatan viskositas
sehingga meningkatkan pembekuan darah. Haematokrit dan
haemoglobin pada hari ke 3-7 setelah persalinan. Pada keadaan

6
tidak ada komplikasi, keadaan haematokrit danhaemoglobin akan
kembali pada keadaan normal seperti sebelum hamil dalam 4-5
minggu postpartum.
2) Leukositsis meningkat, dapat mencapai 15000/mm3 selama
persalinan dan tetap tinggi dalam beberapa hari postpartum.
Jumlah sel darah putih normal rata-rata pada wanita hamil kira-
kira 12000/mm3. Selama 10-12 hari setelah melahirkan umumnya
bernilai antara 20000-25000/mm3, neutrofil berjumlah lebih
banyak dari sel darah putih, dengan konsekuensi akan berubah.
3) Faktor pembekuan, yakni suatu faktor pembekuan darah terjdi
setelah persalinan. Aktivitas ini bersamaan dengan tisak adanya
pergerakan, trauma atau sepsis, yang mendorong terjadinya
tromboemboli. Keadaan produksi tertinggi dari pemecahan fibrin
mungkin akibat pengeluaran dari tempat plasenta.

c. Sistem Reproduksi
1) Involusi Uterus
Involusi merupakan pengecilan yang normal dari organ
setelah organ tersebut memenuhi fungsinya, misalnya
penegcilan uterus setelah persalinan. Involusi uteri adalah
mengecilnya kembali rahim setelah persalinan kembali kebentuk
asal (Elisabeth,2017).
Mekanisme involusi uterus secara normal adalah sebagai berkut:
a) Iskemia miometrium, hal ini disebabkan oleh kontraksi dan
reaksi yang terus menerus dari uterus setelah pengeluaran
plasenta sehingga membuat uterus relatif anemi dan
menyebabkan serat otot atrofi
b) Atrofi jaringan yang terjadi sebagai reaksi penghentian hormon
esterogen saat pelepasan plasenta.
c) Autolisis, merupakan proses penghancuran diri sendiri yang
tetrjadi disalam otot uterus. Enzim proteolitik akan
memendekkan jairngan otot yang telah mengendur hingga

7
panjangnya 10 kali panjang sebelum hamil dan lebarnya 5 kali
lebar sebelum hamil yang terjadi selama kehamilan. Proses
autolisis ini terjadi karena penurunan hormon esterogen dan
progesteron.
d) Efek oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi
otot uterus sehingga akan menekan pembuluh darah yang
mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uetrus. Proses ini
membantu untuk mengurangi suplai darah pada tempat
implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan.
Segera setelah lahirnya plasenta, pada uterus yang berkontraski
posisi fundus berada kurang lebih pertengahan antara umbilikus dan
simfisis, atau sedikit lebih tinggi. Dua hari kemudian, kurang lebih sama
dan kemudian mengerut, sehingga dalam dua minggu telah turun masuk
kedalam rongga pelvis dan tidak dapat diraba lagi dari luar. Involusi uterus
melibatkan pengreorganisasian dan pengguguran desidua serta
pengelupasan situs plasenta, sebagaimana diperlihatkan dalam
pengurangan dalam ukuran dan berat serta warna dan banyaknya lochea.
Banyaknya lochea dan kecepatan involusi tidak akan berpengaruh oleh
pemberian uterotonika pada saat manajemen aktif kala III proses
persalinan. Involusi tersebut dapat dipercepat proses bila ibu menyusui
bayinya.
Dalam keadaan normal, uterus mencapai ukuran besar pada masa
sebelum hamil sampai dengan kurang dari 4 minggu, berat uterus setelah
kelahiran kurang lebih 1 kg sebagai akibat involusi. Satu minggu setelah
melahirkan beratnya mnejadi kurag lebih 500 gram, pada akhir minggu
kedua setelah persalinan menjadi kurang lebih 300 gram, setelah itu
menjadi 100 gram atau kurang. Secara lebih lengkap involusi uterus dapat
dilihat pada Tabel 2.1 dibawah ini.

8
Tabel 2.1Tabel 2.1 Involusi Uteri 0-1
Involusi Uteri

Diameter
Involusi Uteri Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus
Uterus
Plasentalahir Setinggipusat 1000 gram 12,5 cm
7 hari (1 Pertengahanpusat dan
500 gram 7,5 cm
minggu) simpisis
14 hari (2
Tidakterabadiatassimpisis 350 gram 5 cm
minggu)
6 minggu Normal 60 gram 2,5 cm

2) Pengeluaran lochea atau pengeluaran pervaginam


Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan
vagina dalam masa nifas. Lochea mengandung darah dan sisa
jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus. Lochea
mempunyai reaksi basa/alkalis yang dapat membuat organisme
berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada
vagina normal. Lochea mempunyai bau amis/anyir seperti darah
menstruasi, meskipun tidak terlalu mnyengat dan volumenya
berbeda-beda pada setiap wanita. Lochea yang berbau tidak sedap
menandakan adanya infeksi. Lochea mempunyai perubahan karena
proses involusi.

Proses keluarnya darah nifas atau lochea terdiri atas 4


tahapan:

a) Lochea Rubra/merah (kruenta)


Lochea ini muncul pada hari ke 1 sampai hari ke 4 masa
postpartum. Cairan yang keluar berwarna merah karena berisi
darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak
bayi, lanungo (rambut bayi) dan mekonium.

9
b) Lochea Sanguiloenta
Cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan dan berlendir.
Berlangsung dari hari ke 4 sampai hari ke 7 postpartum.
c) Lochea Serosa
Lochea ini berwarna kuning kecoklaan karena mengandung
serum, leukosit dan robekan/laserasi plasenta. Keluar pada hari
ke 7 sampai hari ke 14 postpartum
d) Lochea Alba /Putih
Mengandung leokosit, sel desidua, sel epitel, selaput lender
serviks dan serabut jaringan yang mati. Lochea alba bisa
belangsung selama 2 sampai 6 minggu postpartum.

Perubahan lochia selama nifas dapat dilihat pada Tabel 2.2

Tabel 2.2 perubahan lochea


Lokia Waktu Warna Ciri-ciri

Terdiridariseldesidua,
verniks caseosa, rambut
Rubra 1-3 hari Merah kehitaman
lanugo, sisamekoneum
dan sisadarah

Sisadarahbercampur
Sanguilenta 3-7 hari Putih bercampurmerah
lender

Lebihsedikitdarah dan
7-14 Kekuningan/ lebihbanyak serum, juga
Serosa
hari kecoklatan terdiridarileukosit dan
robekanlaserasiplasenta

Mengandungleukosit,
selaputlendirserviks dan
Alba >14 hari Putih
serabutjaringan yang
mati.

10
3) Endometrium
Perubahan pada endometrium adalah timbulnya trombosis,
degenaerasi dan nekrosis ditempat implementasi plasenta. Pada hari
pertama tebal endometrium 2,5 mm, mempunyai permukaan yang
ksar akibat pelepasan desidua dan selaput janin. Setelah tiga hari
mulai rata, sehingga tidak ada pembentukan jaringan parut pada
bekas implantasi plasenta ( Saleha,2009:57)

4) Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama dengan uterus.
Warna serviks sendiri merah kehitam-hitaman karena penuh
pembuluh darah. Konsistensinya lunak, kadang – kadang terdapat
laserasi/perlukaan kecil. Karena robekan kecil yang terjadai selama
dilatasi, serviks tidak pernah kembali pada keadaan sebelum hamil.
Bentuknya seperti corong karena di sebabkan oleh korpus uteri yang
mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi
sehingga pada perbatasan antara korpus uteri dan serviks terbentuk
cincin. Muara serviks yang berdilatasi 10 cm pada waktu persalinan,
menutup secara bertahap. Setelah bayi lahir, tangan masih bias
masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dimasuki 2-3 jari, pada
minggu ke 6 postpartum serviks menutup. Setelah bayi lahir, tangan
masih bias masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dimasuki 2-3
jari, pada minggu ke 6 postpartum serviks menutup (Ambarwati,
2010).

5) Vagina dan Vulva


Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan
yang sangat besar selama proses persalinan dan akan kembali secara
bertahap dalam 6 sampai 8 minggu postpartum. Penurunan hormone
ekstrogen pada masa postpartum berperan dalam penyisipan mukosa
vagina dan hilangnya rugae. Rugae akanterlihatkembali pada
sekitarmingguke 4.

11
6) Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena
sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju.
Pada postnatal hari ke-5, perineum sudah mendapatkan kembali
sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur daripada
keadaan sebelum melahirkan (Walyani dan Endang,2015).

7) Payudara
Pada semua wanita yang telah melahirkan, proses laktasi terjadi
secara alami. Proses menyususi mempunyai dua mekanisme
fisologis, yaitu:
a) Produksi susu
b) Sekresi susu atau let down
Selama Sembilan bulan kehamilan, jaringan payudara tumbuh dan
menyiapkan fungsinya untuk menyediakan makanan bagi bayi
baru lahir. Setelah melahirkan, ketika hormon yang dihasilkan
plasenta tidak adalagi untuk menghambatnya kelenjar pitituari
akan mengeluarkan prolaktin (hormone laktagenetik). Sampai hari
ke-3 setelah melahirkan, efek prolaktin pada payudara mulai bias
dirasakan. Pembuluh darah payudara menjadi bengkak terisi
darah, sehingga timbul rasa hangat, bengkak dan rasa sakit. Sel-
sel acini yang menghasilkan ASI juga mulai berfungsi. Ketika
bayi menghisap puting, lobus posterior pitituari untuk menyekresi
hormone oksitosin. Oksitosin merangsang reflek let down (
mengalirkan), sehingga menyebabkan ejeksi ASI melalui sinus
aktiferus payudara keduktus yang terdapat pada puitng. Ketika
ASI dilahirkan karena isapan bayi atau dengan dipompa sel-sel
acini terangsang untuk menghasilakan ASI lebih banyak. Refleks
ini dapat berlanjut sampai waktu yang cukup lama.

12
d. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan selama kehamilan dipengaruhi oleh
beberapa beberapa hal, diantaranya tingginya kadar progesteron yang
dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan
kolestrol darah, dan melambatkan kontraksi otot-otot polos. Pasca
melahirkan, kadar progesteron juga mulai menurun. Namun demikian,
faal usus memerlukan waktu 3-4 hari untuk kembali normal. Beberapa
hal yang berkaitan dengan perubahan pada sistem pencernaan, antara
lain:
1) Nafsu Makan
Pasca melahirkan biasanya ibu merasa lapar, karena metabolisme ibu
meningkat saat proses persalinan, sehingga ibu dianjurkan usntuk
meningkatkan konsumsi makanan, termasuk mengganti kalori ,
energi, darah dan cairan yang telah dikeluarkan selama proses
persalinan. Ibu dapat mengalami perubahan nafsu makan. Pemulihan
nafsu makan diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali
normal. Meskipun kadar progesteron menurun setelah melahirkan,
asupan makanan jugan mengalami penurunan.
2) Motilitas
Secara fisiologis, terjadi penurunan tonus dan motilitas otot traktus
pencernaan menetap selama waktu singkat beberapa jam setelah bayi
lahir. Setelah itu, akan kemabali seperti keadaan sebelum hamil.
Pada postpartum SC dimungkinkan karena pengaruh analgesia dan
anastesia bisa memperlambat pengembalian tonus dan motilitas
selama 1 atau 2 hari.
3) Pengosongan Usus/ Defekasi
Pasca melahirkan, ibu sering mengalami konstipasi. Hal ini
disebabkan tonus otot usus menurun selama proses persalinan dan
awal masa pascapartum. Pada keadaan terjadi diare sebelum
persalinan, enema sebelum melahirkan, kurang asupan nutrisi,
dehidrasi, haemoroid ataupun luka jalan lahir, meningkatkan
terjadinya konstipasi postpartum,. Sistem pencernaan pada masa

13
nifas membutuhkan waktu beberapa hari untuk kembali normal.
Beberapa cara agar ibu dpat buang air besar kembali teratur,antara
lain pengaturan diit yang mengandung serat buah dan sayur, cairan
yang cukup, serta pemberian informasi tentang perubahan eliminasi
dan penatalaksanaannya pada ibu (Wahyuningsih, 2018).

e. Sistem Perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama.
Kemungkinan terdapat spasine sfingter dan edema leher buli - buli
sesudah bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin dan
tulang pubis selama persalinan.Urin dalam jumlah yang besar akan
dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan. Setelah
plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen yang bersifat menahan
air akan mengalami penurunan yang mencolok, keadaan ini
menyebabkan cliviesis. Ureter yang berdilatasi akan kembali

f. Sistem Muskulokeletal
Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada
waktu persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur
menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh
kebelakang dan menjadi retrofleksi, karena ligamen rotundum
menjadi kendor. Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu
setelah persalinan.

g. Sistem Endokrin
1) Oksitosin
Oksitosin disekresikan dari kelenjar otak bagian belakang.
Selama tahap ketiga persalinan, hormon oksitsin berperan dalam
pelepasan plasenta dan mempertahankan kontraksi, sehingga
mencegah perdarahan. Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI
dan sekresi oksitosin. Hal tersebut membantu uterus kembali
kebentuk normal.

14
2) Prolaktin
Menurunnya kadar esterogen menimbulkan terangsangnya
kelenjar pitituari bagian belakang untuk mengeluarkan prolaktin,
hormon ini berperan dalam pembesaran payudara untuk merangsang
produksi susu. Pada wanita yang menyusui bayinya, kadar prolaktin
tetap tinggi dan pada permulaan ada rangsangan folikel dalam
ovarium yang ditekan. Pada wanita yang tidak menyusui bayinya
tingkat sirkulasi prolaktin menurun dalam 14-21 hari setelah
persalinan, sehingga merangsang kelanjar kelenjar bawah depan otak
yang mengontrol ovarium kearah permulaan pola produksi esterogen
dan progesteron yang nomal, pertumbuhan folikel , ovulasi dan
mentruasi.
3) Esterogen dan Progesteron
Diperkirakan bahwa tingkat esterogen yang tinggi
memperbesar hormon antidiuretik yag menigkatkan volume darah.
Disamping itu, progesteron memengaruhi otot halus yang
mengurangi perangsangan dan peningkatan pembuluh darah. Hal ini
memengaruhi saluran kemih, ginjal, usus, dinding vena, dasar
panggul, perineum dan vulva serta vagina (Saleha,2009).

h. Sistem Integumen
1) Penurunan melanin umunya setelah persalinan menyebabkan
berkurangnya hyperpigmentasi kulit
2) Perubahan pembuluh darah yang tampak pada kulit karena
kehamilan dan akan menghilang pada saat esterogen menurun
(Walyani dan Endang,2015).

i. Perubahan Tanda-tanda Vital


MenurutYanti (2011) perubahan tanda-tanda vital pada masa
nifas sebagai berikut:
a) Suhu Badan

15
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2°C. Sesudah
partus dapat naik kurang lebih 0,5°C dari keadaan normal, namun
tidak akan melebihi 8°C. Sesudah dua jam pertama melahirkan
umumnya suhu badan akan kembali normal. Bila suhu lebih dari 38°C
mungkin terjadi infeksi terhadap ibu.
b) Nadi
Denyut nadi setelah melahirkan biasanya akan lebih cepat
(denyut nadi normal : 60-80 kali/menit). Jika denyut nadi melebihi
100 kali/menit disebut abnormal dan hal ini menunjukkan adanya
kemungkinan infeksi.
c) Tekanan Darah
Selama beberapa jam setelah melahirkan, ibu mengalami
hipotensi orthostik (penurunan 20 mmHg) yang ditandai dengan
adanaya pusing segera setelah berdiri, yang dapat terjadi hingga 46
jam pertama. Hasil pengukuran tekanan darah seharusnya tetap stabil
setelah melahirkan. Penurunan tekanan darah bias mengindikasikan
penyesuaian fisiologis terhadap penurunan tekanan darah intrapeutik
atau adanya hipovelemia sekunder yang berkaitan dengan hemoragi
uterus. Peningkatan tekanan darah sistolik 30 mmHg dan penambahan
diastolik 15 mmHg yang disertai dengan sakit kepala bias
menandakan ibu mengalami preeklamsi dan ibu perludievaluasi lebih
lanjut.
d) Pernafasan
Pada ibu postpartum umumnya pernafasan lambat atau
normal. Hal ini dikarenakan karena ibu dalam keadaan pemulihan atau
dalam kondisi istirahat, keadaan pernafasan selalu berhubungan
dengan suhu dan denyut nadi. Bila suhu tidak normal, pernafasan juga
akan mengikutinya, kecuali bila ada gangguan pada saluran nafas. Bila
pernafasan pada masa postpartum menjadi lebih cepat, kemungkinan
ada tanda-tanda syok.

16
2.1.4 Perubahan Psikologis Masa Nifas
a. Adaptasi Psikologis Ibu dalam Masa Nifas
Fase-fase yang akan dijalani oleh ibu nifas antara lain:
1) Fase Taking In
Fase taking in yaitu periode ketergantungan,berlangsung dari hari
pertama sampai hari ke dua melahirkan. Pada fase ini ibu berfokus
pada dirinya sendiri. Ketidaknyamanan fisik yang dialami ibu pada
fase ini seperti mules, nyeri pada jahitan, kurang tidur dan kelelahan
merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari. Hal yang perlu
diperhatikan pada fase ini adalah istirahat cukup, komunikasi yang
baik dan asupan nutrisi. Menurut Walyani (2015), gangguan fisiologis
yang mungkin dirasakan ibu adalah :
a) Kekecewaan karena tidak mendapatkan apa yang diinginkan
tentang bayinya misal jenis kelamin tertentu, warna kulit, jenis
rambut dan lainnya.
b) Ketidaknyamanan sebagai akibat dari perubahan fisik yang
dialami ibu misal rasa mules karena rahim berkontraksi untuk
kembali kekeadaan semula, payudara bengkak, nyeri luka
jahitan.
c) Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya
d) Suami atau keluarga yang mengkritik ibu tentang cara merawat
bayi dan cenderung melihat saja tanpa membantu. Ibu akan
merasakan tidak nyaman karena sebenarnya hal tersebut bukan
hanya tanggung jawab ibu semata.
2) Fase Taking Hold
Fase ini berlangsung anatara 3-10 hari setelah melahirkan. Ibu
merasa khawatir akan ketidak mampuannya dan rasatangguang
jawab dalam perawatan bayinya. Perasaan ibu lebih sensitif sehingga
mudah tersinggung. Hal yang perlu diperhatikan adalah komunikasi
yang baik, dukungan dan pemeberian penyuluhan/pendidikan
kesehatan tentang perawatan diri dan bayinya.

17
Tugas bidan adalah : mengajarkan cara perawatan bayi, cara
menyusui yang benar, cara perawatan luka jahitan, senam nifas,
pendidikan kesehatan gizi, istirahat, kebersihan dll.

3) Fase Letting Go
Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran
barunya. Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah
mulai dapat menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya.
Terjadi peningkatan akan perwatan diri dan bayinya.
Menurut Yanti (2011), hal-hal yang harus dipenuhi selama nifas
adalah sebagai berikut :
a) Fisik, Istirahat, asupan gizi, lingkungan bersih
b) Psikologi berupa dukungan dari keuarga sangat diperlukan.
c) Sosial. Perhatian, rasa kasih sayang, menghibur ibu saat sedih,
dan menemani ibu saat kesepian.
d) Psikososial
b. Post Partum Blues
Keadaan dimana ibu merasa sedih berkaitan dengan bayinya disebut
baby blues. Penyebab antara lain : perubahan perasaan saat hamil, perubahan
fisik dan emosional. Perubahan yang ibu alami akan kembali secara perlahan
setelah beradaptasi dengan peran barunya. Menurut Dewi (2011), gejala-
gejala baby blues antara lain :
1) Reaksi depresi/sedih/disforia
2) Sering menangis
3) Mudah tersinggung
4) Cemas
5) Labilitas perasaan
6) Cenderung menyalahkan diri sendiri
7) Gangguan tidur dan nafsu makan
8) Kelelahan
9) Mudah sedih
10) Cepat marah

18
11) Mood mudah berubah, cepat menjadi sedih dan cepat menjadi
gembira
12) Perasaan terjebak dan juga marah terhadap pasangannya, serta
bayinya
13) Perasaan bersalah
14) Pelupa
c. Depresi Berat
Depresi berat disebut juga dengan sindrom depresif non psikotik pada
kehamilan sampai beberapa minggu/bulan setelah kelahiran. Menurut Yanti
(2011), gejala-gejala depresi berat antara lain :
1) Perubahan mood
2) Gangguan tidur dan poa makan
3) Perubahan menta dan libido
4) Phobia, ketakutan menyakiti diri sendiri atau bayinya
d. Psikosis Post Partum
Gejala psikosis muncul beberapa hari sampai 4-6 minggu post partum.
Gejalanya antara lain :
1) Gaya bicara kelas
2) Menarik diri dari pergaulan
3) Cepat marah
4) Gangguan tidur
Faktor penyebab psikosis post partum adalah :
1) Riwayat keluarga penderita psikiatri
2) Riwayat ibu menderita psikiatri
3) Masalah keluarga dan perkawinan

2.1.5 Kebutuhan Dasar Masa Nifas


Menurut Saleha (2009), kebutuhan dasar pada ibu nifas adaalah:
a. Nutrisi dan Cairan
Masalah diet perlu mendapat perhatian yangs serius, karena
dengan nutrisi yang baik dapat mempercepat penyembuhan ibu dan
sangat memengaruhi susunan air susu. Diet yang diberikan harus

19
bermutu, bergizi tinggi, cukup kalori, tinggi protein dan banyak
mengandung cairan. Ibu yang menyusui harus memenuhi kebutuhan
akan gizi sebagai berikut.

1) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari


2) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein,
mineral, dan vitamin yang cukup
3) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari
4) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi, setidaknya
selama 40 hari pasca persalinan
5) Minum kapsul vitamin A 200.000 unit agar dapat memberikan
vitamin A kepada bayinya melalui ASI
b. Ambulasi
Ambulasi dini (Early ambulation) ialah kebijaksanaan agar
seceapat mungkin bidan membimbing ibu postpartum bangun dari
tempat tidurnya dan membimbing ibbu seceapat mungkin untuk
berjalan. Ibu postpartum tidak dibenarkan lagi untuk telentang
ditempat tidur selama 7-14 hari setealah persalinan. Ibu post paartum
sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 6 sampai 24
jam postpartum.
Keuntungan Early ambulation adalah sebagai berikut.
1) Ibu merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation
2) Faal usus dan kandung kemih lebih baik
3) Early ambulation memungkinkan kita mengajarkan ibu cara
merawat anaknya selama ibu masih dirumah sakit. Misalnya
memandikan, mengganti pakaian, dan memberi pakaian
4) Lebih sesuai dengan keadaan Indonesia (sosial ekonomi). Menurut
penelitian-penelitian yang seksama, early ambulation tidak
mempunyai pengaruh yang buruk, tidak menyebabkan perdarahan
yang abnormal, tidak memengaruhi penyembuhan luka episiotomi
atau luka di perut, serta tidak memperbesar kemungkinan prolapsus
atau retrotexto uteri.Early ambulation tentu tidak dibenarkan pada

20
ibu postpartum dengan penyulit, misalnya anemia, penyakit jantung,
penyakit paru-paru, demam, dan sebagainya. Penambahan kegiatan
dengan early ambulation harus berangsur-angsur, jadi bukan
maksudnya ibu segera setelah bangun dibenarkan mencuci, memasak
dan sebagainya
c. Eliminasi
1) Buang Air Kecil (BAK)
Ibu diminta untuk buang air kecil (miksi) 6 jam post partum.
Jika dalam 8 jam portpartum belum dapat berkemih atau seali
berkemih belum melbihi 100 CC, maka dilakukan kateterisasi.
Akan tetapi, kalau ternyata kandung kemih penuh, tidak perlu
menunggu 8 jam untuk kateterisasi. Berikut ini sebab-sebab
terjadinya kesulitan berkemih (retensio urine) pada ibu post
partum.
a) Berkurangnya tekanan intraabdominal
b) Otot-oto perut msih lemah
c) Edema dan uretra
d) Dinding kandung kemih yang sensitif
2) Buang Air Besar (BAB)
Ibu postpartum diharapkan dapat buang air besar (defekasi)
setelah hari kedua postpartum. Jika hari ketiga belum juga BAB,
maka perlu diberi obat pencahar peroral atau per rektal. Jika
setelah pemberian obat pencahar masih belum bisa BAB, maka
dilakukan klisma (huknah).
d. Personal Hygine
Pada masa postpartum, ibu nifas sangat rentan terhadap infeksi.
Oleh karena itu, kebersihan diri sangat penting untuk mencegah
terjadinya infeksi. Kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan
lingkungan sangat penting untuk tetap dijaga. Langkah-langkah yang
dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan diri ibu postpartum
adalah sebagai berikut.
1) Anjurkan kebersihan seluruh tubuh, terutama perineum

21
2) Mengajarkan ibu bagaimana membersihakan daerah kelamin
dengan sabun dan air. pastikan bahwa ibu mengerti untuk
membersihkan daerah disekitar vulva terlebih dahulu , dari
depan ke belakang, kemudian membersihkan daerah sekirar
anus. Nasihati ibu untuk membersihkan vulva setiap kali selesai
buang air kecil atau besar.
3) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut
setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika
tealah dicuci dengan baik dan dikeringkan dibawah matahari dan
disetrika.
4) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air
sebelum dan sesudah membersihakn daerah kelalminnya.
5) Jika ibu mempunyai luka episiotemi atau laserasi, sarankan
kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah tersebut.
e. Istirahat dan tidur
Hal-hal yang bisa dilakukan pada ibu untuk memenuhi
kebutuhan istirahat dan tidur adalah sebagai berikut.
1) Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan
2) Sarankan ibu untuk kembali pada kegiatan-kegiatan rumah tangga
secara perlaahan-lahan, serta untuk tidur siang atau istirahat selagi
bayi tidur
3) Kurang istirahat akan memengaruhi ibu dalam beberapa hal:
- Menguragi jumlah ASI yang diproduksi
- Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak
perdarahan
- Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi
dan dirinya sendiri
f. Aktivitas Seksual
Aktifitas seksual yang dapat dilakukanoleh ibu masa nifas harus
memnuhi syarat berikut ini.

22
1) Secara fisik aman untuk memulai hubungan seksual begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu-satu dua jarinya
kedalam vagina tanpa rasa nyeri, maka ibu aman untuk memulai
melakukan hubungan suami istri kapan saja bu siap.
2) Banyak budaya yang mempunyai tradisi sampai masa waktu
terentu, misalnya setealah 40 hari atau 6 minggu setelah
persalinan. Keputusan ini bergantung pada pasangan yang
bersangkutan.

g. Latihan dan Senam Nifas


Setelah persalinan terjadi involusi pada hampir seluruh organ
tubuh wanita. Involusi ini sangat jelas terlihat pada alat-alat
kandungan. Sebagai akibat kehamilan dinding perut menjadi lembek
dan lemas disertai adanya striae gravidarum yang membuat
keindahan tubuh akan sangat terganggu. Oleh karena itu, mereka
akan selalu berusaha untuk memulihkan dan mengencangkan
keadaan dinding perut yang sudah tak indah lagi. Cara untuk
mengembalikan bentuk tubuh menjadil lebih indah dan langsing
seperti semula adalah dengan melakukan latihan dan senam nifas
(Saleha,2009).
Untuk mencapai hasil pemulihan otot yang maksimal, sebaiknya
latihan senam nifas dilakukan seawal mungkin dengan catatan ibu
menjalani persalinan dengan normal dan tidak ada penyulit
postpartum. Sebelum memulai latihan senam nifas, sebaiknya bidan
mendiskusikan terlebih dahulu dengan pasien mengenai pentingnya
otot-otot perut dan panggul agar kembali normal, karena hal ini akan
membuat ibu merasa lebih kuat dan ini juga menjadikan otot
perutnya menjadi kuat, sehingga mengurangi rasa sakit pada
pungggung. Latihan tertentu beberapa menit setiap hari akan sangat
membantu untuk mengencangkan otot bagian perut.
Berikut ini adalah beberapa contoh gerakan yang dapat
dilakukan saat melakukan senam nifas (Sulistyawati,2009:103) :

23
Tabel 2.3Tabel 2.3 Gerakan Senam Nifas 1

Gerakan Senam Nifas


N Gerakan Gambar
o.
1 Tidur telentang, tangan disamping badan. Tekuk salah
satu kaki, kemudian gerakkan keatas mendekati perut.
Lakukan gerakan ini sebanyak 15 kali secara
bergantian untuk kaki kanan dan kiri. Setelah itu rileks
selama 10 hitungan.
2 Berbaring telentang, tangan diatas perut, kedua kaki
ditekuk. Kerutkan otot bokong dan perut bersamaan
dengan mengangkat kepala, mata memandang keperut
selama 5 kali hitunagn.Lakukan gerakan ini sebanyak
15 kali. Rileks selama 10 hitungan.

3 Tidur telentang, tangan disamping badan, angkat


bokong sambil mengerutkan otot anus selama 5
hitungan. Lakukan gerakan ini sebanyak 15 kali. Rileks
selama 10 hitungan.

4 Tidur telentang, tangan disamping badan. Angkat kaki


kiri lurus keatas sambil menahan otot perut. Lakukan
gerakan sebanyak 15 kali hitungan, bergantian dengan
kaki kanan. Rileks selama 10 hitungan

5 Tidur telentang, letakkan kedua tangan dibawah


kepala, kemudian bangun tanpa mengubah posisi (kaki
tetap lurus). Lakukan gerakan sebanyak 15 kali
hitungan, kemudian rileks selama 10 hitungan sambil
menarik napas panjang dari hidung , keluarkan lewat
mulut.

24
6 Posisi badan menungging, perut dan paha
membentuk sudut 900. Gerakan perut keatas
sambil otot perut dan anus dikerutkan sekuat
mungkin, tahan selama 5 hitungan. Lakukan
gerakan ini sebanyak 15 kali dan rileks
selama 10 hitungan.

2.1.6 Tanda-tanda Bahaya pada Masa Nifas


Adapun tanda-tanda bahaya nifas yang perlu diperhatikan pada ibu
adalah sebagai berikut.
a. Demam tinggi hingga melebihi 38ºC
b. Perdarahan vagina yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak
(lebih dari perdarahan haid bisa atau bila memerlukan pergantian
pembalut 2 kali dalam setengah jam), disertai gumpalan darah yang
besar-besar dan berbau busuk.
c. Nyeri perut hebat/rasa sakit dibagian bawah perut (abdomen) atau
punggung, serta nyeri ulu hati
d. Sakit kepala parah/ terus menerus dan pandangan kabur/masalah
penglihatan
e. Pembengkakan pada wajah, jari-jari atau tangan
f. Rasa sakit, merah atau bengkak dibagian betis atau kaki
g. Payudara membengkak, kemerahan, lunak disertai demam
h. Puting payudara berdarah atau merekah, sehingga sulit menyusui
i. Tubuh lemas dan terasa seperti mau pingsan, merasa sangat letih
atau nafas terengah-engah
j. Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama
k. Tidak bisa BAB selama tiga hari atau rasa sakit saat BAK
l. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya atau diri
sendiri

25
2.1.7 Asuhan Masa Nifas
a. Tujuan Asuhan Masa Nifas
Semua kegiatan yang dilakukan, baik dalam bidang kebidanan
maupun di bidang lain selalu mempunyai tujuan agar kegiatan tersebut
terarah dan diadakan evaluasi dan penilaian. Tujuan dari perawatan nifas
ini adalah:

1. Memulihkan kesehatan umum penderita


a. Menyediakan makanan sesuai kebutuhan
b. Mengatasi anemia
c. Mencegah infeksi dengan memperhatikan kebersihan dan
sterilisasi
d. Mengembalikan kesehatan umum dengan pergerakan otot untuk
memperlancar peredaran darah
2. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis
3. Mempertahankan kesehatan psikologis
4. Mencegah infeksi dan komplikasi
5. Memperlancar pembentukan Air Susu Ibu (ASI)
6. Mengajarkan ibu untuk melaksanakan perawatan mandiri sampai masa
nifas selesai dan memelihara bayi dengan baik, sehingga bayi dapat
mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang normal.

b. Peran dan Tanggung Jawab Bidan


Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas adalah
member perawatan dan dukungan sesuai kebutuhan ibu, yaitu melalui
kemitraan(partnership)dengan ibu. Selainitu, dengan cara:

1. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu nifas


2. Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan pada
masa nifas
3. Menyusun asuhan rencana asuhan kebidanan berdasarkan
prioritas masalah
4. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana

26
5. Mengevaluasi bersama klien asuhan kebidanan yang telah
diberikan
6. Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien
c. Cakupan pelayanan kepada ibu pada nifas
Pelayanan kepada ibu pada nifas yakni dimulai dari 6 jam
sampai dengan 42 hari pasca bersalin. Sesuai standar paling sedikit 3
kali dengan distribusi waktu 6 jam s/d hari ke-3 (KF1), hari ke-4 s/d
hari ke-28 (KF2) dan hari ke-29 s/d hari -42 (KF3) setelah bersalin
di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Dengan indikator
ini dapat diketahui cakupan pelayanan nifas secara lengkap
(memenuhi standar pelayanan dan menepati waktu yang ditetapkan
serta untuk menjaring KB pasca persalinan), yang menggambarkan
jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu nifas, keluarga
berencana disamping menggambarkan kemampuan manajemen
ataupun kelangsungan program KIA (Buku KIA Kemenkes, 2017).
d. Jenis pelayanan kesehatan ibu nifas
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2017, jenis pelayanan
ibu nifas yang diberikan meliputi:
1) Pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, nadi, nafas, dan suhu)
2) Pemeriksaan tinggi puncak rahim (fundus uteri)
3) Pemeriksaan lochea dan airan pervaginam lain
4) Pemeriksaan payudara dan pemberian anjuran ASI eksklusif
5) Pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kesehatan
ibu nifas dan bayi baru lahir, termasuk keluarga berencana
6) Pelayanan keluarga berencana pasca persalinan

2.2 ANEMIA
2.2.1 Pengertian Anemia

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar HB dan atau hitung


eritrosit lebih rendah dari harga normal. Wanita hamil atau dalam masa
nifas dinyatakan anemia bila kadar hemoglobinnya dibawah <12 gr% (
DemKes RI,2013). kondisi ibu dengan kadar HB dalam darah dibawah 11

27
gr% pada trimester I dan III dan kadar HB kurang dari 10,5 gr% pada
trimester II( Nursalam ,2010). Tingkatan anemia menurut Menuab.I.B.G
,(2007), dibagi menjadi 3. Yaitu antara lain :
1) Anemia ringan, dimana jika kadar HB 9,00-10,00 gr%
2) Anemia sedang, dimana jika kadar HB 7,00-8,00 gr%
3) Anemia berat, dimana jika kadar HB <7,00 gr%

2.2.2 Klasifikasi Anemia

a.Jenis-jenis anemia adalah sebagai berikut :

1) Anemia megaloblastik

Anemia megaloblastik disebabkan karena definisi asam folik, jarang terjadi


karena defisiensi vitamin B12, kekurangan ini erat hubungannya dengan
defisiensi zat makanan ( DemKes RI,2013).

2) Anemia megaloblastik

Anemia megaloblastik disebabkan karena definisi asam folik, jarang terjadi


karena defisiensi vitamin B12, kekurangan ini erat hubungannya dengan
defisiensi zat makanan( DemKes RI ,2013).

3) Anemia hipoplastik

Anemia hipoplastik ini disebabkan sumsum tulang kurang mampu


membuat sel-sel darah baru ( DemKes RI ,2013)

4) Anemia himolitik

Anemia himolitik disebabkan karena penghancuran sel darah merah


berlangsung lebih cepat dari pembuatannya ( DemKes RI ,2013).

5) Anemia defisiensi zat besi

Anemia defisiensi zat besi paling sering dijumpai pada ibu yang mengalami
masa nifas.Anemia ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsur
besi dengan makanan di dalam tubuh, gangguan re-absorbsi, atau terlampau
banyaknya zat besi keluar dari tubuh seperti perdarahan ( DemKes
RI,2013).

28
b. Tanda-tanda dan gejala Anemia
Menurut Manuaba.I.B.G,2007, tanda-tanda dan gejala yang sering
dialamioleh ibu nifas dengan anemia adalah :

1) Cepat lelah

1. Sering pusing

2. Mata berkunang-kunang

3. Lidah luka

4. Nafsu makan turun (anoreksia)

5. Konsentrasi hilang

6. Nafas pendek (pada anemia parah)

7. Keluhan mual, muntah lebih hebat pada hamil


nuda

8. Conjungtiva pucat
2) Faktor Penyebab Anemia
Menurut Manuaba.I.B.G,2007, penyebab anemia pada umumnya
adalah sebagai berikut :
1. Kurang gizi (malnutrisi)
2. Kurang zat besi
3. Malabsorpsi
4. Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan
lain-lain
5. Penyakit-penyakit yang kronis seperti TBC,
paru, cacing usus,malaria, dan lain-lain
3) Pengaruh Anemia
Anemia pada masa nifas memberikan pengaruh yang kurang baik bagi
ibu dan pada nifas selanjutnya. Berbagai penyulit dapat timbul akibat
anemia, seperti :

29
1. Anemia terhadap kehamilan menurut Manuaba.I.B.G ,2007 ,
adalah :

1) Dapat terjadi abortus


2) Persalinan prematurritas
3) Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim
4) Mudah terjadi infeksi
5) Ancaman decompensasi kordis (Hemoglobin <6 gr%)
6) Hiperemesis gravidarum
7) Perdarahan antepartum
8) Ketuban pecah din
2. Pengaruh anemia pada persalinan menurut Manuaba.I.B.G,2007,
adalah :

a. Gangguan his-kukuatan mengejan


b. Kala satu berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar
c. Kala dua berlangsung lama, sehingga dapat
melelahkandansering memerlukan tindakan operasi
kebidanan
d. Kala uri dapat diikuti retensio plasenta dan perdarahan
postpartum karena atonia uteri
e. Kala empat dapat terjadi perdarahan postpartum
sekunderdan atonia uteri
3. Pengaruh anemia pada kala nifas menurut Manuaba.I.B.G,2007,
adalah :

a. Terjadi sub involusio uteri yang


menyebabkan perdarahanpostpartum
b. Memudahkan infeksi puerperium
c. Terjadi decompensasio cordis yang
mendadak setelahpersalinan
d. Pengeluran ASI berkurang

30
e. Mudah terjadi infeksi mamae

4. Pengaruh anemia terhadap janin menurut Manuaba.I.B.G,2007 ,


adalah :

a. Abortus
b. Terjadi kematian intra uterin
c. Persalinan prematuritas tinggi
d. Berat badan lahir rendah
e. Kelahiran dengan anemia
f. Dapat terjadi cacat bawaan
g. Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal
5. Meurut Inna.A,2011, penatalaksaan anemia adalah sebagai berikut
:
a. Memberi dan menambah suplemen zat besi
b. Memberi tambahan asam folat 15-30 mg/hari, vitamin
B121,25 mg/hari, sulfas ferrosus 500 mg/hari.
c. Melakukan transfusi dar

31
BAB 3
TINJAUAN KASUS

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN MASA NIFAS PADA


NY.V POST PARTUM HARI KE 3 DENGAN ANEMIA BERAT

Nama : Wiska Putri Waktu : 22.20 WIB


Tanggal pengkajian : 19 september 2022 Tempat : VK IGD RSUD Bangkinang
Hari : senin
A. DATA SUBJEKTIF

1. BIODATA
Nama ibu : Ny.V Nama Suami : Tn.Y
Umur : 20 tahun Umur : 36 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMK Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
Alamat : Ranah No. Hp : 0812xxxxxxxxxx

Alasan Kunjungan /Keluhan Utama : Pasien baru masuk dengan keluhan


lemas,pusing,nyeri luka jahitan masih, riwayat post partum spontan di RSIA
Husada Bunda sabtu tanggal 17/09/2022 jam 19.00 wib, riwayat persalinan
ditolong oleh bidan,terdapat luka jalan lahir, proses persalinan pasien
mengalami terjadi perdarahan pasca persalinan, HB pasien setelah melahirkan
7,9, tranfusi darah tidak di lakukan di RSIA Husada Bunda karna tidak ada
persediaan darah dan keluarga sedang mencari persedian darah, dan pasien
memutuskan untuk pulang kerumah tanggal 19/09/2022 jam 16.00 wib,
dirumah pasien pingsan 1x di kamar mandi
2. RIWAYAT MENSTRUASI
HPHT : 12-12-2021 Perkiraan Partus : 19-09-2022
Siklus : Teratur setiap bulan Masalah : Tidak ada
3. RIWAYAT PERKAWINAN
Perkawinan Ke : 1 (pertama) Usia Saat Kawin : 20 tahun
Lamanya Perkawinan : 10 bulan
4. RIWAYAT KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS YANG LALU

32
No Tgl/ UsiaKeh Tem Jenis Peno Lahir Anak Keadananaksek
Th a Pat Persa Long JK/BB arang
Partu Milan Linan
s
1. 2022 Aterm RSIA Normal Bidan Sponta Lk/2.900 Hidup
n gram

5. RIWAYAT KEHAMILAN SAAT INI G1 P0 A0 H0


Pertama kali memeriksakan kehamilan pada UK: 12 minggu
Masalah yang pernah dialami
Trimester I : Ibu mengatakan mengalami mual dan pusing
Trimester II dan III : Ibu mengatakan nyeri pinggang bagian belakang
Imunisasi TT : Skrining Tetanus Toksoid (TT) lengkap
Pengobatan/anjuran yang pernah diperoleh : B6, Gestiamin (asam
folat,calsium.vitamin,zinc sulfate,folac acid), kalsium, asam folat
6. RIWAYAT PERSALINAN INI
Tanggal : 17 september 2022
Pukul : 19.00 WIB
Jenis Kelamin : Laki-laki
Penolong : Bidan
Lama Persalinan
- Kala I :15 jam
- Kala II : 25 jam
- Kala III : 8 menit
- Kala IV : 2 jam
Selaput ketuban : Selaput pecah spontan
Air ketuban : Tidak berbau dan tidak keruh
Komplikasi : Terjadinya partus lama, dan terjadi perdarahan hebat
Pasca post partum

33
7. RIWAYAT KELAHIRAN BAYI
Tanggal : 17 september 2022 BB : 2900 gram
Pukul : 10.59 WIB PB : 48 cm
Jenis Kelamin : Laki-laki Usia Kehamilan : Aterm
Cacat bawaan : Tidak ada
8. RIWAYAT KESEHATAN IBU
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit serius, penyakit keturunan
dan penyakit menular yang mengharuskan ibu untuk dirawat di rumah sakit
maupun menjalani pengobatan rawat jalan.
9. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit keluarga seperti, DM, jantung,
asma, hipertensi, diabetes.
10. RIWAYAT KELUARGA BERENCANA
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi kb
11. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI
a. Nutrisi dan Hidrasi
Makan dan minum terakhir, pukul : 17.00
Makan : 3x/hari
Jenis makanan : Nasi, lauk ( ayam, ikan, tahu, tempe ) sayur dan buah
Minum : ± 8 gelas/hari
Jenis minuman : Air putih,susu,Jus

b. Eliminasi
BAB : ± 1x/hari
BAK : 4x/hari
c. Istirahat : ± 6 jam tidur malam dan ± 1 jam tidur siang
d. Psikososial : Ibu mengatakan cemas dengan keadaanya sekarang
e. Sosial Support : Suami dan keluarga memberikan dukungan dan
membangkitkan semangat kepercayaan ibu dengan keadaan ibu akan baik
baik saja

34
B. DATA OBJEKTIF
1. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. Tanda-Tanda Vital
- Tekanan Darah : 104/56mmhg
- Pernafasan : 27x/menit
- Suhu : 37,6 oC
- Nadi : 134 x/menit
d. Rambut/kepala : Tidak Rontok, bersih
e. Mata : simetris, Konjungtiva pucat, sklera putih,
tidak stabismus
f. Muka : Tidak ada oedam, pucat
g. Hidung : Tidak Polip
h. Mulut : Tidak stomatitis
i. Telinga : Tidak ada tanda tanda infeksi, pendengaran baik
j. Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid
k. Payudara : Putting susu menonjol, terdapat pengeluaran ASI
sedikit
l. Abdomen
TFU : 3 jari dibawah pusat
Kontraksi : baik
Kandung kemih : penuh

m. Anogenetalia
- Perineum : ada luka jahitan,derejat 3
- Lochea : lochea rubra
- Inspikulo : luka laserasi sudah di jahit, tampak luka jahitan tidak
rapi,darah tidak mengalir
n. Anus : Bersih dan tidat terdapat hemoroid
o. Ekstremitas atas dan bawah : Tidak terdapat odeme, kuku pucat

35
p. Akral : pucat

C. Pemeriksaan Penunjang

( TANGGAL 19/08/2022)
- Golongan darah : B+
- Hemoglobin : 4.2 gr%
- Hematokrit : 12,7
- Leokosit : 9,7
- Eritrosit : 1,5
D. Assasment

Diagnosa :
Dx Ibu: P1 A0 H1 post partum spontan hari ke-3 dengan anemia berat + HPP (
perdarahan pasca post persalinan )
E. Plan:
1. Melakukan pemeriksaan TTV, TD:104/56mmHg S:37,6oC N:134x/i P:20x/i
2. Melakukan pemeriksaan inspekulo,tampak luka jahitan tidak rapi,darah tidak
mengalir
3. Melakukan kolaborasi dengan petugas labor
- Golongan darah : B+,
- Hemoglobin : 4.2 gr%
- Hematokrit : 12,7
- Leokosit : 9,7
- Eritrosit : 1,5
4. Melakukan konsul dengan dr Sp. OG pada jam 22.30 WIB:
- R/tranfusi darah 3 kantong PRC, jarak per 3 jam
- IVFD RL 20 tetes/menit
- Ciprofloxacin tablet 2x500 mg
- Rencana USG besok tanggal 20/09/2022
- DC menetap

36
5. Melakukan pemasangan IVFD RL 20 tetes/menit
6. Memberikan obat oral ciprofloxacin tablet 2x500 mg
7. Melakukan crossmatch darah 2 katong, persediaan (+)di BDRS dan 1 katong
persediaan PMI Bangking
8. Melakukan pemasanga DC
9. Mengantar pasien ke ruangan aisyah ( rawat inap ) jam 24.50 wib

37
CATATAN PERKEMBANGAN 1

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA


NIFAS
Selasa 19/092022
Pukul : 24.50 WIB
S : Pasien baru masuk via VK IGD ke ruangan aisyah ( obgyn) dengan
keluhan riwayat post partum spontan, pasie mengatakaan masih
lemas,pusing nifas hari ke-3

O:
1. Keadaan Umum : baik
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. TTV :
a. TD : 110/70 mmHg
b. P : 20x/menit
c. N : 88x/menit
d. S : 36,5ºC
4. Mata : Konjungtiva pucat
5. Payudara :Pengeluaran ASI ada (kolostrum)
6. Abdomen :
a. TFU : 2 jari dibawah pusat
b. Kontraksi : Baik
c. Kandung Kemih : Tidak Penuh
7. Anogenetalia :
a. Pengeluaran pervaginam : ada sedikit
b. Lochea : rubra (±50 cc)

A : P1 A0 H1 post partum spontan hari ke-3 dengan anemia berat HPP (


perdarahan pasca post persalinan )

38
P:
1. Melakukan observasi keadaan umum pasien baik, pada jam 24.50
wib
2. Menganjurkan pasien istirahat
3. Melakukan tranfusi darah sebanyak 3 kantong, dengan jarak 3 jam
4. Melakukan pemeriksaan TTV TD: 110/70mmHg S: 36,5ºC N:
88x/menit P: 20x/i pada jam 01.10 wib
5. Melakukan tranfusi darah labu 1 pada jam 01.30, habis pada jam
03.20 wib
6. Melakukan pemeriksaan TTV TD: 100/77 S: 36.0oC N: 88x/i jam
05.00 wib
7. Melakukan tranfusi darah labu 2 pada 06.50 wib. habis jam 08.10
wib
8. Melakukang pemeriksaan TTV TD: 110/80mmHg S: 35,9oC N:86x/i
pada jam 08.00 wib
9. Memberikan terapy sesuai anjuran dokter:
- Cipofloxacin 2x500mg ( 2x1) pada jam 12.00 wib
- As.mefenamat 2x500mg (3x1) pada jam 18.00 wib
- As tranexamat 2x500mg ( 3x1) pada jam 18.00 wib
- IVFD NACL 20 tetes/menit
10. Darah labu ke 3 keluarga pasien sedang mencari.
11. Rencana USG besok pagi

39
CATATAN PERKEMBANGAN 2

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA


NIFAS
Rabu 20/092022
Pukul : 08.10 WIB
S :Ibu mengatakan badannya terasa lemas, pusing sudah berkurang, ,nyeri
luka jahitan masih

O:
1. Keadaan Umum : sedang
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. TTV :
e. TD : 113/76 mmHg
f. P : 20x/menit
g. N : 79x/menit
h. S : 36,5ºC
4.Mata : Konjungtiva pucat
5. Payudara :Pengeluaran ASI ada (kolostrum)
6. Abdomen :
d. TFU : 3 jari dibawah pusat
e. Kontraksi : Baik
f. Kandung Kemih : Tidak Penuh
7.Anogenetalia :
c. Pengeluaran pervaginam : ada sedikit (±50 cc)
d. Lochea : rubra

A : P1 A0 H1 post partum spontan hari ke-4 dengan anemia berat + HPP


(perdarahan pasca post persalinan )

40
P:
1. Melakukan observasi keadaan umum pasien pada jam 08.10 wib
2. Membantu pasien untuk menjaga personal hygiene, vulva heygiene
pada jam 09.00 wib
3. Mendorong pasien ke VK IGD untuk melakukan USG dengan dr.
Sp.OG pada jam 10.00 wib, dengan hasil tidak ada sisa plasenta, ec
laserasi jalan lahir
4. Advis dr Sp.OG
- lanjut tranfusi labu ke 3 PRC, jarak per 4 jam
- inj ketorolac 30 mg (1x) pada jam 10.45 wib
5. Melakukan pemberian obat injeksi intravena ketorolac pada jam
10.45 wib
6. Melakukan pemeriksaan TTV TD:113/76mmHg S:36,5OC N:79x/i
7. Melakukan tranfusi darah labu ke 3 pada 19.00 wib. habis jam 22.40
wib
8. Melakukan kolaborasi dengan petugas lab, mengambil sampel darah,
hasil HB 7,9 gr/dl
9. Memberikan edukasi kepada pasien untuk memompa ASI
10. Memfasilitasi pasien dalam pemenuhan nutrisi
11. Memberikan terapy sesuai anjuran dokter :
- Cipofloxacin 2x500mg ( 2x1) pada jam 12.00 wib
- As.mefenamat 2x500mg (3x1) pada jam 18.00 wib
- As tranexamat 2x500mg ( 3x1) pada jam 18.00 wib
- IVFD NACL 20 tetes/menit

41
CATATAN PERKEMBANGAN 3

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA NIFAS

kamis 21/092022 S :Ibu mengatakan badannya tidak lemas lagi,pusing dan, nyeri luka jahitan berkurang
Pukul : 08.00 WIB O:
1. Keadaan Umum : baik
2.Kesadaran : Compos Mentis
3.HB : 7,9 gr/dl
4.TTV :
a. TD : 113/76 mmHg
b. P : 20x/menit
c. N : 79x/menit
d. S : 36,5ºC
5. Mata : Konjungtiva tidak pucat
6.Payudara : Pengeluaran ASI ada (kolostrum)
7.Abdomen :
a. TFU : 3 jari dibawah pusat
b. Kontraksi : Baik
c. Kandung Kemih : Tidak Penuh
8. Anogenetalia :
a. Pengeluaran pervaginam : ada sedikit (±30cc)
b. Lochea : sanguilenta

A : P1 A0 H1 post partum spontan hari ke-5 dengan anemia sedang

P:
1. Melaakukan observasi keadaan umum pasien pada jam 09.00 wib
2. Membantu pasien untuk menjaga personal hygiene, vulva hygiene
3. Memfasilitasi pasien daalam pemenuhan nutrisi pada jam 12.00 wib
4. Mengedukasi pasien pulang
- memberikan KIE tentang nutrisi pada ibu nifas dengan anemia seperti
menganjurkan ibu makan makanan yang menggandung zat besi (
dagi,ikan, hati, sayur-sayuran)
- memberikan edukasi mengenai ASI eklusif
- memberikan ibu edukasi mengenai senam nifas ( untuk memperceppat

42
pemulihan keadaan ibu)
- memberikan ibu edukasi mengenai personal hygiene dengan cara
mengganti pembalut selama 4 jam sekali
5. Pasien meninggalkan ruangan (pulang) pukul 14.00 wib

43
BAB 4 PEMBAHASAN

nifas (Puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir


ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, berlangsung
selama kira-kira 6 minggu (Prawirohardjo, 2010: 237). Perdarahan post partum
adalah kehilangan 500 ml darah atau lebih setelah kelahiran pervaginam. (Bobak,
dkk, 2009 : 663). Perdarahan post partum dibagi menjadi perdarahan post partum
primer dan sekunder. Perdarahan post partum primer terjadi dalam 24 jam
pertama. Penyebab utama terjadinya perdarahan post partum primer adalah
antonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta, dan robekan jalan lahir. Perdarahan
post partum sekunder terjadi setelah 24 jam pertama. Penyebab utama perdarah
post partum sekunder adalah robekan jalan lahir dan sisa plasenta atau membran.
(Manuaba, 2010; 395).

Anemia adalah penyakit kurang darah yang ditandai dengan kadar


hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan nilai
normal yang dipatok untuk perorangan (Soebroto, 2010). Tanda gejala anemia
berat yaitu kulit pucat, pusing, pingsan, sakit kepala, kelelaha n terus menerus,
sesak nafas, detak jantung cepat, pola makan yang buruk atau asupan makanan
yang tidak memadai vitamin dan mineral, periode menstruasi yang sangat berat,
gejala maag, gastritis, wasir, tinja berdarah. (Ai Yeyeh, 2011:115).

Dari data subyektif menunjukkan tidak ada kesenjangan antara tinjauan


kasus dan tinjauan pustaka karena pada tinjauan pustaka didapatkan tanda anemia
berat yaitu pusing, lemas,pucat/kulit dingin,denyut jantung cepat,tekanan darah
rendah,frekuiensi pernapasan cepat, dan pada tinjauan kasus juga didapatkan
keluhan pusing,pucat,denyut jantung cepat 134 x/i, tekanan darah 104/56mmHg.
Dari data obyektif menunjukkan tidak ada kesenjangan antara tinjauan kasus dan
tinjauan pustaka karena kadar Hb < 7 gr% kategori anemia berat dan pada tinjauan
kasus didapatkan pemeriksaan hemoglobin 4,2 gram/dl.

Berdasarkan hasil pemeriksaan objektif , didapatkan pemeriksaan TFU


pada hari ke 3 masih 2 jari dibawah pusat, sehingga dilakukan pemantauan

44
lanjutan di dapatkan TFU pada hari ke 4 : 3 jari dibawah pusat, dan pemantauan
TFU pada hari ke 5 di dapat : TFU 3 jari dibawah pusat, Sedangkan dalam masa
nifas normal alat alat genetalia internal maupun eksterna akan berangsur angsur
pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Secara normal uterus mulai
mengecil segera setelah plasenta lahir. Uterus biasanya berada pada 1-2 jari di
bawah pusat. Pada 24 jam pertama, uterus membesar sampai mencapai pusat.
Setelah itu, uterus akan mengecil dan mengencang, pada hari kedua setelah
persalinan tinggi fundus uteri 1 cm dibawah pusat. Pada hari ke 3 4 tinggi fundus
uteri 2 cm dibawah pusat. Pada hari 5 - 7 tinggi fundus uteri setengah pusat
sampai simpisis. Pada hari ke 10 tinggi fundus uteri tidak teraba (Prawirohardjo,
2002). uraian di atas menjelaskan bahwa terjadi penurunan uterus terganggu
disebut dengan subinvolusi uteri, Subinvolusi adalah kegagalan uterus untuk
mengikuti pola normal involusi, dan keadaan ini merupakan salah satu dari
penyebab umum perdarahan pascapartum. (Barbara, 2004).

penyebab terjadinya Sub-involusi antara lain adalah infeksi,sisa plasenta,


bekuan-bekuan darah, dan sebagainya. Di katakan terjadi sub-involusi bila pada
saat palpasi uterus teraba masih besar, fundus masih tinggi, lochea banyak, dapat
berbau dan terjadi perdarahan. Perdarahan bisa bersifat sekunder (Late puerpural
haemorhage) yaitu perdarahan yang terjadi setelah lebih dari 24 jam postpartum,
dan biasanya terjadi pada minggu kedua nifas. Faktor-faktor penyebab adalah
antara lain seperti sub-involusi, sisa plasenta, mioma uteri, kelainan uterus,
inversio uteri. Apabila terjadi hal demikian ini sangat berbahaya bagi ibu nifas
karena semakin banyak darah yang keluar dengan deras maka ibu kehilangan
semakin banyak darah sehingga dapat terjadi shock sampai sampai pada kematian
(Bintariadi, 2014). Sehingga sudah pemeriksaan USG dengan hasil normal, tidak
ada ssisa plasenta, gumpalan darah, dan di kemunkinkan terjadi infeksi, sehingga
perlu dilakukan pemeriksaan darah lengkap, untuk mengetahui adanya infeksi
atau tidak.

45
Analisa data yaitu Ny.V P1A0H1 post partum spontan nifas hari ke 3
dengan perdarahan post partum (HPP) + anemia berat Jadi pada penatalaksanaan
tidak ditemukan adanya kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus
dimana pada tinjauan pustaka didapatkan penanganan untuk anemia berat
diberikan tranfusi darah sedangkan di tinjauan kasus juga diberikan tranfusi darah
PRC 3 kantong. Tidak dilakukan asuhan pada bayi.

Berdasarkan data subyektif dan data obyektif padayang penulis peroleh


pada kasus Ny.V 20 tahun P1A0H1 post partum hari keempat didapatkan data ibu
tampak pucat, lemas, keadaan umum sedang, conjungtiva pucat, TD : 110/ 70
mmHg, N : 88 x/ menit, S : 36.5 oc, R = 20 x/ menit,TFU 2 jari dibawah pusat, Hb
4,2 gr%. Dan dilakukan pemberian tranfusi darah sebaanyak 2 kolf dengan jarak
per 3 jam

Pada hari kedua ibu mengatakan sudah mulai membaik, perdarahan


pervaginam sedikit, keadaan umum baik, kesadaran composmentis, konjungtiva
pucat, TD : 113/76 mmHg, N : 79 x/menit, R : 20 x/menit, S : 36,5 oc, dan
dilakukan pemberian kembali tranfusi darah kolf ke 3 dengan jarak per 4 jam

Pada hari ketiga ibu mengatakan sudah mulai membaik, keadaan umum
baik, kesadaran composmentis, konjungtiva merah muda, TD : 113/76 mmHg, N :
79 x/menit, R : 20 x/menit, S : 36,5oC, Hb : 7,9 gr%.

Setelah diberikan tranfusi darah sebanyak 3 kantong, kemudian dilakukan


pemeriksaan darah, dimana hasil kadar HB ibu sudah meningkat dari HB 4,2 gr/dl
menjadi 7,9 gr/dr, kadar HB tersebut merupakan kategori anemia sedang.

46
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan asuhan kebidanan yang dilakukan pada Ny. V


di RSUD Bangkinang , diperoleh hasil sebagai berikut:

Anemia adalah penyakit kurang darah yang ditandai dengan kadar


hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah
dibandingkan nilai normal yang dipatok untuk perorangan (Soebroto,
2010). Kategori tingkat keparahan pada anemia yang bersumber dari
WHO adalah sebagai berikut : Kadar Hb 11 gr% tidak anemia, Kadar Hb
9-10 gr % anemia ringan, Kadar Hb 7-8 gr% anemia sedang, Kadar Hb < 7
gr% anemia berat. Diangnosa anemia berat ditegakan berdaarkan pada
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang( pemeriksaan
laboratorium). Adapun gejala klinis yang dijumpai adalah kulit pucat,
pusing, pingsan, sakit kepala,sesak nafas, detak jantung cepat. Pada kasus
kasus anemia berat, penanganan yang diberikan yaitu melakukan
pemeriksaan HB post partum, melakukan tranfusi darah, disamping obat-
obatan, Anjurkan ibu makan makanan yang mengandung banyak protein
dan zat besi seperti telur, ikan, dan sayuran.

5.2 Saran
1.1.1 BagiInstitusi Pendidikan
Diharapkan dapat menyediakan dan memfasilitasi mahasiswa
untuk melakukan pemeriksaan penunjang laboratorium guna
memberikan asuhan yang lebih maksimal.

47
1.1.2 BagiLahanPraktik

Asuhan yang sudah diberikan pada kliens udah cukupbaik dan


hendaknya lebih meningkatkan mutu pelayanan agar dapat
memberikan asuhan yang lebih baik sesuai dengan standar
asuhan kebidanan serta dapat mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan kesehatan agar dapat menerapkan setiap asuhan
kebidanan sesuai dengan teori persalinan.

48
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, EnyRetna. dkk. 2010. AsuhanKebidanan NIFAS. Jogjakarta: Nuha


Medika

Bobak, Irene. M., Lowdermilk., and Jensen. (2010). Buku Ajar Keperawatan
Maternitas. Edisi 4. Jakarta : EGC

Departemen Kesehatan RI. (2013). Profil Kesehatan Indonesia.

Elisabeth, 2017. AsuhanKebidanan Pada Kehamilan. 2nd ed. Yogyakarta:


Pustaka Baru; 2017.

IDAI. 2013. Air Susu Ibu dan TumbuhKembang Anak. Indonesia Pediactric
Society. http:/www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/air-susu-ibu-dan-tumbuh-
kembang-anak - diakses 10 mei 2020.

______, 2015. AsuhanKebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

______. 2018. IlmuKebidananSarwonoPrawirohardjo: Jakarta : PT. Bina


Pustaka.

Manuaba.I.B.G (2007). Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan Obstetri


Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta: EGC.

Nursalam. (2010). badan Penelitian dan Pengembangan Keshatan.Jakarta:


Media Aesculapius.

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Pelayanan Kesehatan Maternal


danNeonatal.Jakarta: PT. Bina Pustaka.

Prawirohardjo. (2010). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal &


Neonatal, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo

Saleha, Sitti. 2009. AsuhanKebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: SalembaMedika.

Sulistyawati, Ari. 2009. AsuhanKebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Penerbit


Andi

Wahyuningsih, 2018. Faktor – Faktor yang MmepengaruhiPersalinan.

49
DOKUMENTASI

LAMPIRAN 1 PEMERIKSAAN LABORATORIUM 19/07/2022

50
LAMPIRAN 2 PEMERIKSAAN USG

51
LAMPIRAN 3 PEMERIKSAAN LABOR AKHIR

52

Anda mungkin juga menyukai