Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN

NY. A UMUR 26 TAHUN G2P1A0 DENGAN KETUBAN PECAH DINI

DI RUANG VK MAWAR RSUD KARDINAH TEGAL

LAPORAN STUDI KASUS

TUGAS PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN II

DI RSUD KARDINAH KOTA TEGAL PERIODE 2022

OLEH:

1. ANISA RENATA (132.021.001)


2. CAHAYA MUSTIKA (132.021.002)
3. DAFFA NABILA ZAIN (132.021.003)
4. IKA NURAINI (132.021.004)
5. MAULINA WULANDARI (132.021.005)

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN

POLITEKNIK MUHAMMADIYAH TEGAL

2022

i
HALAMAN PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN

PADA NY. A UMUR 26 TAHUN G2P1A0 DENGAN KETUBAN PECAH DINI

DI RUANG VK MAWAR RSUD KARDINAH KOTA TEGAL

TUGAS PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN II

DI RSUD KARDINAH KOTA TEGAL PERIODE 2022

Oleh:

1. ANISA RENATA (132.021.001)


2. CAHAYA MUSTIKA (132.021.002)
3. DAFFA NABILA ZAIN (132.021.003)
4. IKA NURAINI (132.021.004)
5. MAULINA WULANDARI (132.021.005)

Telah Disetujui Oleh Pembimbing

Pada tanggal................... 2022

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(Ratna Dewi H,M Kes) (Herlinah, S.ST)


ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya,
kami dapat menyelesaikan presentasi kasus ini. Penulisan presentasi kasus ini dilakukan dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai Praktik Klinik Kebidanan pada Progam Studi
Diploma III Kebidanan Politeknik Muhammadiyah Tegal. Presus ini dapat diselesaikan, atas
bimbingan, arahan, dan bantuan dan berbagai pihak dan untuk itu kami ucapkan terimakasih
kepada Ibu Ratna Dewi H,M Kes selaku dosen pembimbing utama dan Ibu Saadah
Handayani,M.Kes selaku pembimbing pendamping yang telah memberikan bimbingan kepada
kami sehingga dapat menyelesaikan presus ini. Pada kesempatan ini kamijuga mengucapkan
terima kasih kepada :

1. Direktur RSUD KARDINAH KOTA TEGAL


2. CI ruangan, tim kordik
3. Bpk Jaelani ST.MT selaku Direktur Politeknik Muhammadiyah Tegal
4. Ibu Ratna Dewi H,M Kes selaku Wakil Direktur Bidang Akademik Politeknik
Muhammadiyah Tegal
5. Ibu Resty Himma M,M. Tr. Keb selaku Ka. Prodi Kebidanan Politeknik Muhammadiyah
Tegal yang memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk melakukan penyusunan
presus

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Tegal, 22 Agustus 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul Laporan Studi Kasus ......................................................................... i

Halaman Persetujuan Laporan Studi Kasus ............................................................. ii

Kata Pengantar .......................................................................................................... iii

Daftar Isi .................................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah........................................................................................ 3
1.3 Tujuan ......................................................................................................... 3
1.4 Ruang Lingkup ............................................................................................ 4
1.5 Manfaat ........................................................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 3

2.1 Pengertian Persalinan................................................................................... 5


2.2 Tanda tanda Persalinan ................................................................................ 5
2.3 Tahap tahap Persalinan ................................................................................ 6
2.4 Pengertian Ketuban Pecah Dini .................................................................... 8
2.5 Etiologi........................................................................................................ 8
2.6 Tanda dan Gejala ......................................................................................... 9
2.7 Patofisiologis ............................................................................................... 9
2.8 Faktor yang mempengaruhi ketuban pecah dini............................................ 9
2.9 Komplikasi ................................................................................................ 11
2.10 Penatalaksanaan ....................................................................................... 12
BAB III ASUHAN KEBIDANAN ............................................................................ 13

- SOAP MATRIKS Kala II-IV ............................................................................


- Patograf (Terlampir) ...........................................................................................

iv
BAB IV PEMBAHASAN .......................................................................................... 30

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 32

5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 32

5.2 Saran .......................................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 34

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketuban Pecah Dini (KPD) merupakan faktor penyebab terjadinya infeksi

karena pecahnya ketuban yang di sebabkan berbagai faktor seperti infeksi yang terjadi

secara langsung pada selaput ketuban atau infeksi pada cairan ketuban. Risiko

terjadinya ketuban pecah dini akan meningkat karena keterlambatan penanganan.

Infeksi adalah faktor penyebab langsung kematian sebanyak 11 % dari seluruh faktor

penyebab kematian ibu. Oleh karen itu pemeriksaan dalam sebaiknya tidak dilakukan

pada pasien yang belum dalam persalinan, jika tetap dilakukan berisiko terkena infeksi.

Jika sudah terjadi pecahnya ketuban bakteri begitu mudah masuk melalui jalan lahir

(Liu David TY, 2008; h.162).

Penyebab ketuban pecah dini adalah karena infeksi. Infeksi berawal mula dari

mikroorganisme yang berasal dari vagina atau serviks, setelah menyebar dalam

jaringan (desidua dan mungkin selaput ketuban) dan atau menginvasi kantong amnion.

Dengan adanya bakteri tersebut mencetuskan pelepasan prostaglandin (Cuningham,

2006; h.308). Dalam persalinan protaglandin mempengaruhi proses persalinan dan

menimbulkan kontraksi uterus. Dapat di simpulkan prostaglandin mempengaruhi

kontraksi uterus sehingga menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini (Sumarah,

2009).

1
Angka kematian ibu merupaka indikator untuk melihat kesehatan perempuan.
Berdasarkan data komunnikasi data kementrian kesehatan yang diunduh pada 11 januari
2022, jumlah kematian ibu tahun 2021 sejumlah 1.1888 kasus, dengan kasus kematian ibu
tertinggi dikarawang sebanyak 117 kasus. Dibandingkan tahun 2020 terdapat 745 kasus
kematian ibu, tahun 2021 mengalammi peningkatan kasus kematian ibu sebesar 443 kasus
sehingga menjadi kematian terbanyak tahun 2021 karena covid 19 dengan presentasi
40%. Kematian ibu terbanyak saat hamil dan nifas dengan spesifikasi ibu meninggal
paling banyak pada usia reproduktif yaitu 20-35 tahun dan masih banyak yang diatas usia
35 tahun dengan presentasi 36%.

Upayah penurunan tingkat kematian maternal dengan adanya pencegahan dengan


pemeriksaan kehamilan dan pelayanan rujukan bagi kasus resiko tinggi dapat menurun
angka kematian maternal. Petugas kesehatan harus dapat mengidentifikasi faktor faktor
resiko berhubungan dengan usia, paritas, riwayat obsetrik buruk dan penyakit penyakit
penyerta kehamilan. Petugas kesehatan herus mengenal tanda tanda dini infeksi, partus
lama, perdarahan berlebihan, dan mengetahui bila mana saat yang tepat untuk merujuk ke
fesilitas kesehatan yang lebih lengkap.

Dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak berdasarkan


keterangan kadinkes meliputi peningkatan kualitas pelayaan maternal yang komperhensif
sesuai standar dan terintegrasi terpadu dengan LP terkait, peningkatan kualitas pelayanan
pertolongan persalinan dengan menerapkan standar asuhan persalinan normal,
peningkatan kualitas pelayanan nifas dan neonatal dengan mengikuti standar pelayanan
dan waktu kunjungan paling sedikit tiga kali dan peningkatan kualitas pelayanan obsetri
dan neonatal emergensi ditingkat pelayanan dasar dan tingkat pelayanan rujukan primer/
rumah sakit kabupaten.

Angka kejadian ketuban pecah dini dikota tegal, khususnya di RSUD Kardina pada
tahun 2019- 2020 ada 36 kasus dan meningkat pada tahun 2021- 2022 yaitu 47 kasus
terjadi kenaikan sekitar 30% kasus. Peran seorang bidan pada asuhan selama persalinan
dan kelahiran dituliskan dalam kompetensi bidan ke 4 yaitu bidan memberikan asuhan

2
yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan,
memimpin suatu persalinan yang bersih dan aman, menagani situasi kegawatdaruratan
tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir (PP IBI,
2006) .

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan kebidanan pada ibu bersalin pada Ny. A umur 26 tahun G2 P1
A0 dengan ketuban pecah dini di RSUD Kardinah.

1.3 Tujuan
1. Tujuan umum
Agar penulisan dapat memberikan asuhan kebidanan ibu bersalin dengan ketuban
pecah dini dengan pendekatan manajemen 7 langkah varney.
2. Tujuan khusus
- Penulis mampu mengumpulkan data subjektif dan data objektif yang diperlukan
untuk menilai ketuban pecah dini dalam persalinan.
- Penulis mampu menginterpretasi data yang sudah diperoleh untuk
mengidentifikasi ketuban pecah dini dalam persalinan.
- Penulis mampu menentukan diagnose potensial dari persalinan dengan ketuban
pecah dini.
- Penulis mampu mengidentifikasi kebutuhan akan tindakan segera atau kolaborasi
dan konsultasi mengenai persalinan dengan ketuban pecah dini.
- Penulis mampu membuat rencana asuhan kepada ibu bersalin dengan ketuban
pecah dini.
- Penulis mampu melaksanakan perencanaan yang telah dibuat secara menyeluruh
kepada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini.
- Penulis mampu mengevaluasi asuhan yang telah diberikan kepada ibu bersalin
dengan ketuban peca dini.
- Penulis mampu menjelaskan kesenjangan antara teori da praktek pada ketuban
pecah dini.

3
1.4 Ruang lingkup
1. Sasaran
Ny. A umur 26 G2 P01 A0 dengan ketuban pecah dini.
2. Tempat
Ruang persalinan RSUD Kardinah.
3. Waktu
a. Penyusunan makalah : Juli- September 2022
b. Pengembila kasus : PKK 2
1.5 Manfaat
a. Bagi penulis
Meningkakan kemampuan, pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan
asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini
b. Bagi instansi pendidikan kesehatan
Dapat digunakan sebagai referensi untuk melakukan asuhan kebdanan pada
ibu bersalin dengan ketuban pecah dini.
c. Bagi instiansi pelayanan kesehatan
Dapat meningkatkan mutu pelayanan kebidanan pada ibu bersalin dengan
ketuban pecah dini.
d. Bagi masyarakat
Masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang baik sesuai dengan
asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian persalinan


Definisi persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang di mulai secara
spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama persalinan.
Bayi di lahirkan spontan dalam presentase belakang kepala pada usia kehamilanan antara
37 minggu hingga 42 minggu lengkap. Stelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam
kondisi sehat. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini di
mulai dengan adanya kontrasi persalinan sejati, yang di tandai dengan perubahan serviks
secara progresif dan di akhiri dengan kelahiran plasenta(eka dan kurnia, 2014:2).
Menurut Varney (2007), Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang
dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar dengan berbagai rangkaian
yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan
kontraksi persalinan sejati, dan diakhiri dengan kelahiran plasenta (Elisabet siwi
walyani,2015).

2.2 Tanda-tanda persalinan


Pada fase ini memasuki tanda-tanda inpartu:
a. Terjadinya his persalinan
His adalah kontraksi Rahim yang dapat diraba menimbulkan rasa nyeri pada perut
serta dapat menimbulkan pembukaan serviks kontraksi Rahim. His menimbulkan
pembukaan serviks dengan kecepatan tertentu di sebut his efektif. His efektif mempunyai
sifat adanya dominan kontraksi uterus pada fundus uteri (fundal dominance), kondisi
berlangsung secara sinkron dan harmonis, adanya intensitas kontraksi yang maksimal
diantara dua kontraksi, irama teratur dan frekuensi yang kian sering. Lama his berkisar
45-60 detik. Pengaruh his dapat menimbulkan desakan daerah uterus, terjadi penurunan
5
janin, terjadi penebalan pada dinding korpus uteri, terjadi peregangan dan penipisan pada
istmus uteri, serta terjadinya pembukaan pada kanalis servikalis.
His persalinan memiliki sifat yaitu:
1) Pinggang terasa sakit dan mulai menjalar kedepan
2) Teratur dan interval yang makin pendek dan kekuatannya makin besar.
3) Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
4) Penabahan aktivitas (seperti berjalan) maka his tersebut semakin
meningkat.
b. Dilatasi dan effacement
Dilatasi adalah terbukanya kanalis servikalis secara berangsur-angsur akibat
pengaruh his. Effacement adalah pendataran atau pemendekan kanalis servikalis yang
semula panjang 1-2 cm menjadi hilang sama sekali, sehingga tinggal ostium yang tipis
yang seperti kertas.
c. Keluarnya lendir bercampur darah (show)
Lendir ini berasal dari pembukaan kanalis servikalis. Sedangkan pengeluaran
darah di sebabkan oleh robeknya pembuluh darah waktu serviks membuka.

2.3 Tahap-tahap persalinan


Tahap persalinan terbagi menjadi atas 4 tahapan yaitu :
a. Kala I (fase pembukaan)
Kala I di sebut sebagai kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan 0
hingga pembukaan 10 cm (lengkap). Proses pembukaan serviks sebagai akibat his di bagi
menjadi 2 fase, yaitu:
1) Fase laten
Berlangsung selama 8 jam, terjadi sangat lambat hingga mencapai 3 cm
2) Fase aktif
di bagi menjadi 3 fase yaitu:
a) Fase akselarasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm
b) Fase dilatasi maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat
cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.

6
c) Fase deselerasi, pembukaan menjadi lambat sekali. Dalam waktu 2 jam
pembukaan 9 cm menjadi lengkap. Kala I pada pimigravida dan multigravida
berbeda. Untuk primigravida berlangsng 12 jam, sedangkan multigravida
berlangsung 8 jam. Berdasarkan hitungan friedman, pembukaan 1cm/jam dan
pembukaan multigravida 2cm/jam. Dengan perhitunganmtersebut maka waktu
pembukaan lengkap dapat di perkirakan (eka dan kurnia, 2014:14).

b. Kala II
Kala II di sebut juga kala pengeluaran. Kala ini di mulai dari pembukaan
lengkap 10 cm sampai lahirnya bayi. Proses ini berlangsung selama 1 jam pada
primigravida dan 1 jam pada multigravida(sumrah,2009). Tanda dan gejala kala
II Pada pengeluaran janin his terkoordinir,kuat,cepat dan lama kira-kira 2-3
menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah
tekaan otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan mengedan.
Karena tekanan pada rectum ibu merasa seperti ingin buang air besar dengan
tanda anus terbuka pada waktu his, kepala janin mulai terlihat. Vulva membuka
dan perineum menegang.
c. Kala III (kala pengeluaran uri)
Batasan kala III yaitu masa setelah lahirnya bayi dan berlangsungnya
proses peneluaran placenta.
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dan bundar dengan tinggi fundus setenggi
pusat dan beberapa kemudian uterus kembali berkontraksi untuk melepaskan
plasenta dari dindingnya, biasanya placenta terlepas dari dindingnya 6-15 menit
setelah bayi lahir dan keluar spontan.
d. Kala IV( kala pengawasan)
Di mulainya dari lahirnya sampai dengan 2 jam pertama post partum. kala
IV di maksudkan untuk mengobservasi karena perdarahan di 2 jam pertama post
partum.
Observasi yang di lakukan adalah:
1) Memeriksa tingkat kesadaran pasien
2) Memeriksa tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu dan pernapasan)

7
3) Kontraksi uterus
4) Jumlah perdarahan.

2.4 Pengertian Ketuban Pecah Dini


Ketuban pecah dini merupakan pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda mulai
persalinan dan ditunggu satu jam sebelum terjadi inpartu (Manuaba, 2009).
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum persalinan mulai pada tahapan
kehamilan manapun (Arma, dkk 2015). Sedangkan menurut (Sagita, 2017) ketuban pecah
dini ditandai dengan keluarnya cairan berupa air-air dari vagina setelah kehamilan berusia
22 minggu dan dapat dinyatakan pecah dini terjadi sebelum proses persalinan
berlangsung. Cairan keluar melalui selaput ketuban yang mengalami robekan, muncul
setelah usia kehamilan mencapai 28 minggu dan setidaknya satu jam sebelum waktu
kehamilan yang sebenarnya. Dalam keadaan normal 8-10% perempuan hamil aterm akan
mengalami KPD. Jadi ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya
melahirkan.
Ketuban pecah dini dapat berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan. Jarak
antara pecahnya ketuban dan permulaan persalinan disebut periode laten atau dengan
sebutan Lag Period. Ada beberapa perhitungan yang mengukur Lag Period, diantaranya 1
jam atau 6 jam sebelum intrapartum, dan diatas 6 jam setelah ketuban pecah. Bila periode
laten terlalu panjang dan ketuban sudah pecah, maka dapat terjadi infeksi pada ibu dan
juga bayi (Fujiyarti, 2016).

2.5 Etiologi
Adapun penyebab terjadinya ketuban pecah dini menurut (Manuaba, 2007) yaitu
sebagai berikut:
a. Multipara dan Grandemultipara
b. Hidramnion
c. Kelainan letak: sungsang atau lintang
d. Cephalo Pelvic Disproportion (CPD)
e. Kehamilan ganda

8
Adapun hasil penelitian yang dilakukan mengenai penyebab kejadian ketuban pecah
dini pada ibu bersalin bahwa kejadian KPD mayoritas pada ibu multipara, usia ibu 20-35
tahun, umur kehamilan ≥37 minggu, pembesaran uterus normal dan letak janin preskep.

2.6 Tanda dan Gejala


Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina,
aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak, berwarna jernih, cairan ini
tidak akan berhenti atau kering karena uterus diproduksi sampai kelahiran mendatang.
Tetapi, bila duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak dibawah biasanya
mengganjal atau menyumbat kebocoran untuk sementara. Sementara itu, demam, bercak
vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah cepat merupakan tanda-
tanda infeksi yang terjadi (Sunarti, 2017).

2.7 Patofisiologi
Pecahnya selaput ketuban disebabkan oleh hilangnya elastisitas pada daerah tepi
robekan selaput ketuban. Hilangnya elastisitas selaput ketuban ini sangat erat kaitannya
dengan jaringan kolagen, yang dapat terjadi karena penipisan oleh infeksi atau rendahnya
kadar kolagen. Kolagen pada selaput terdapat pada amnion di daerah lapisan kompakta,
fibroblast serta pada korion di daerah lapisan retikuler atau trofoblas (Mamede dkk,
2012).
Selaput ketuban pecah karena pada daerah tertentu terjadi perubahan biokimia
yang menyebabkan selaput ketuban mengalami kelemahan. Perubahan struktur, jumlah
sel dan katabolisme kolagen menyebabkan aktivitas kolagen berubah dan menyebabkan
selaput ketuban pecah.

2.8 Faktor yang Mempengaruhi Ketuban Pecah Dini


Menurut (Morgan, 2009) Ketuban Pecah Dini (KPD) dapat disebabkan oleh beberapa
faktor meliputi:
a. Usia
Karakteristik pada ibu berdasarkan usia sangat berpengaruh terhadap kesiapan ibu
selama kehamilan maupun menghadapi persalinan. Usia untuk reproduksi optimal

9
bagi seorang ibu adalah antara umur 20-35 tahun. Dibawah atau diatas usia tersebut
akan meningkatkan risiko kehamilan dan persalinan. Usia seseorang sedemikian
besarnya akan mempengaruhi sistem reproduksi, karena organ-organ reproduksinya
sudah mulai berkurang kemampuannya dan keelastisannya dalam menerima
kehamilan
b. Sosial Ekonomi
Pendapatan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan kuantitas kesehatan
disuatu keluarga. Rendahnya pendapatan merupakan rintangan yang menyebabkan
seseorang tidak mampu memenuhi fasilitas kesehatan sesuai kebutuhan.
c. Paritas
Paritas merupakan banyaknya anak yang dilahirkan oleh ibu dari anak pertama
sampai dengan anak terakhir. Wanita yang telah melahirkan beberapa kali dan pernah
mengalami KPD pada kehamilan sebelumnya serta jarak kelahiran yang terlampau
dekat diyakini lebih berisiko akan mengalami KPD pada kehamilan berikutnya.
Kehamilan yang terlalu sering, multipara atau grandemultipara mempengaruhi
proses embryogenesis, selaput ketuban lebih tipis sehingga mudah pecah sebelum
waktunya. Pernyataan teori dari menyatakan semakin banyak paritas, semakin mudah
terjadinya infeksi amnion karena rusaknya struktur serviks pada persalinan
sebelumnya. KPD lebih sering terjadi pada multipara, karena penurunan fungsi
reproduksi, berkurangnya jaringan ikat, vaskularisasi dan serviks yang sudah
membuka 1 cm akibat persalinan yang lalu.
d. Anemia
Dampak anemia pada janin antara lain abortus, terjadi kematian intrauterine,
prematuritas, BBLR, cacat bawaan dan mudah infeksi. Pada ibu, saat kehamilan dapat
mengakibatkan abortus, persalinan prematuritas, dan ketuban pecah dini.
e. Perilaku Merokok
Kebiasaan merokok atau lingkungan dengan rokok yang intensitas tinggi dapat
berpengaruh pada kondisi ibu hamil. Merokok pada masa kehamilan dapat
menyebabkan gangguan-gangguan seperti kehamilan ektopik, ketuban pecah dini, dan
resiko lahir mati lebih tinggi.

10
f. Riwayat KPD
Riwayat KPD sebelumnya beresiko 2-4 kali mengalami ketuban pecah dini
kembali. Patogenesis terjadinya KPD secara singkat ialah akibat penurunan
kandungan kolagen dalam membrane sehingga memicu terjadinya ketuban pecah dini
dan ketuban pecah preterm. Wanita yang pernah mengalami KPD pada kehamilan
menjelang persalinan maka pada kehamilan berikutnya akan lebih beresiko daripada
wanita yang tidak pernah mengalami KPD sebelumnya karena komposisi membrane
yang semakin menurun pada kehamilan berikutnya.
g. Serviks yang Inkompetensik
Inkompetensia serviks adalah istilah untuk menyebut kelainan pada otot-otot leher
atau leher rahim (serviks) yang terlalu lunak dan lemah, sehingga sedikit membuka
ditengah-tengah kehamilan karena tidak mampu menahan desakan janin yang semakin
besar.
h. Tekanan Intra Uterin
Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan dapat
menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini, misalnya:
1. Trauma: berupa hubungan seksual, pemeriksaan dalam, amniosintesis.
2. Gemelli: pada kehamilan gemelli terjadinya distensi uterus yang berlebihan,
sehingga menimbulkan adanya ketegangan Rahim secara berlebihan. Hal ini
terjadi karena jumlahnya berlebih, isi Rahim yang lebih besar dan kantung
(selaput ketuban) relative kecil sedangkan dibagian bawah tidak ada yang
menahan sehingga mengakibatkan selaput ketuban tipis dan mudah pecah.
2.9 Komplikasi
Adapun pengaruh KPD terhadap ibu dan janin yaitu:
a. Prognosis Ibu
Komplikasi yang dapat disebabkan KPD pada ibu yaitu infeksi intrapartal/dalam
persalinan, infeksi puerperalis/masa nifas, partus lama, perdarahan post partum,
meningkatnya tindakan SC.
b. Prognosis Janin
Komplikasi yang dapat disebabkan KPD pada janin yaitu prematuritas (sindrom
distress pernapasan, hipotermia), sepsis, asfiksia.

11
2.10 Penatalaksanaan.
Kasus KPD yang kurang bulan kalau menempuh cara-cara aktif harus di pastikan
bahwa tidak akan terjadi Respirator Distress Syndrom (RDS) dan kalau menempuh
dengan cara konservatif dengan maksud untuk memberi waktu pematangan paru, harus
bisa memantau keadaan janin dan infeksi yang akan memperjelek prognosis janin.
Penatalaksanaan KPD tergantung pada umur kehamilan dan letak janin. Resiko yang lebih
sering pada KPD dengan janin kurang bulan adalah RDS dibandingan dengan sepsis. Oleh
karena itu kehamilan kurang bulan perlu evaluasi hati-hati untuk menentukan waktu yang
optimal untuk persalinan. Pada umur kehamilan 34 minggu atau lebih biasanya paru-paru
sudah matang, chorioamniotis yang diikuti dengan sepsi pada janin merupakan sebab
utama meningginya morbiditas dan mortalitas janin. Pada kehamilan cukup bulan, infeksi
janin langsung berhubungan dengan lama pecahnya selaput ketuban atau lamanya perode
laten.
Adapun penatalaksanaan ketuban pecah dini, diantaranya :
a) Tatalaksana Umum
1) Berikan eritmisin 4x500 mg selama 10 hari.
2) Rujuk ke fasilitas yang memadai.
b) Tatalaksana khusus
Di Rumah Sakit rujukan, tatalaksana sesuai dengan usia kehamilan
a) ≥34 minggu.
Lakukan induksi persalinan dengan oksitosin bila tidak ada kontraindikasi.
b) 24-34 minggu
1. Bila terdapat amnionitis, abrupsio plasenta, dan kematian janin,
lakukan persalinan segera.
2. Berikan deksametason 6 mg IM tiap 12 jam selama 48 jam atau
betametason 12 mg IM tiap 24 jam selama 48 jam.
3. Lakukan pemeriksaan serial untuk menilai kondisi ibu dan janin.Bayi
dilahirkan di usia kehamilan 34 minggu, atau di usia kehamilan 32-33
minggu, biladapat dilakukan pemeriksaan kematangan paru dan hasil
menunjukkan bahwa paru sudah matang (komunikasikan dan sesuaikan
dengan fasilitas perawatan bayi preterm).

12
BAB III

ASUHAN KEBIDANAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN

NY. A UMUR 26 TAHUN G2P1A0 DENGAN KETUBAN PECAH


DINI

Waktu Pengkajian : 09.00 WIB Hari/Tanggal: Kamis, 28 Juli 2022


Tempat Pengkajian: Ruang VK RSUD Kardinah

DATA SUBYEKTIF
Identitas
Nama : Ny. A Nama Suami : Tn. N
Umur : 26 Th Umur : 29 Th
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Bandung 1/2 Alamat : Bandung 1/2

A. Quick Check: (kaji tanda-tanda bahaya dalam persalinan)


Tidak ada tanda bahaya dalam keadaan umum ibu

B. Alasan kunjungan saat ini:


Ibu datang rujukan dari Puskesmas Bandung dengan G2P1A0 hamil 39 Minggu 5 hari
dalam InpartuKala 1 Fase laten dengan KPD 5 jam Sudah dilakukan tindakan pemasangan
infus RL 20 tpm dan diberikan pengobatan amoxicilin 500 mg 1 tab pukul 08.00 wib surat
rujukan dilengkapi dengan buku KIA dan lembar pengawasan 10.

13
Keluhan Utama:
Ibu mengatakan kenceng-kenceng tanggal 28 juli 2022 mulai pukul 00.00 ,
ketubannya pecah jam 04.00 WIB, merasakan gerakan janin aktif dan mengeluh
pusing. Selanjutnya ke Puskesmas Bandung pukul 07.00 wib dan mendapatkan
perawatan s/d pukul 08.00 wib kemudian pukul 08.30 wib dirujuk ke RSUD
Kardinah karena ada masalah yaitu Ketuban pecah dini.

C. Riwayat Kesehatan:
1. Sekarang : Ibu mengatakan tidak menderita penyakit serius seperti hipertensi,
DM, dan asma atau penyakit kronis lainnya
2. Dahulu : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit serius seperti
hipertensi, DM, atau Asma
3. Kesehatan keluarga: Ibu mengatakan keluarga nya tidak memiliki penyakit keturunan
seperti hipertensi DM dan asma

D. Riwayat hamil, persalinan dan nifas


No Th Usia Jenis Tempat Penyulit BBL Nifas
Lahir Kehamilan Persalinan Persalinan/
Anak Penolong JK BB/ H/M/
PB C
1. 2014 Aterm Spontan PKM/Bida Tidak L 2.9kg/ H Norm
N ada K 47 cm al
2 Hamil ini 39 mgg 5 hari - - - - - - -

1. Riwayat Kehamilan sekarang


a. HPHT :23 - 10 - 2021 HPL: 30-7-2022 UH: 39 Minggu, 5 hari
Imunisasi TT: sudah TT:1/2/3/4/5 (tgl 3-12-2021)
b. Kebiasaan merokok, minum jamu atau obat-obat tertentu:
Ibu tidak merokok dan minum jamu atau obat-obatan tertentu

14
E. Pola Pemenuhan Kebutuhan sehari-hari
Keterangan Sebelum Persalinan Sekarang

Pola nutrisi Makan :3x sehari Makan : 1x saat pagi


Porsi : 1 piring Porsi : ½ piring
Minum: 6 gelas/hari Minum :± 3 gelas
Pola eliminasi BAB : 1x sehari BAB : Belum
Warna : khas, coklat Warna : -
kekuningan BAK : 2x saat pagi
BAK : 6x sehari Warna : khas kekuningan
Warna : khas kekuningan
Pola aktivitas Melakukan perkerjaan Jalan jalan untuk
rumah tangga mempercepat proses
persalinan dan tidur miring
Kiri
Pola istirahat/tidur Tidur siang : 2 jam Tidur malam : 3 jam
Tidur malam : 6 jam
Personal hygiene Mandi : 2x sehari Mandi : 1x saat shubuh
Gosok gigi :2x sehari Gosok gigi : 1x saat pagi
Keramas : 3x seminggu Keramas : belum
Ganti baju: 2x sehari Ganti baju: 1x saat pagi

F. Riwayat Pernikahan
1. Usia saat menikah: 18 Th 3. Menikah berapa kali : 1 kali
2. Status Pernikahan: sah 4. Lama pernikahan : ±8 Tahun

G. Riwayat Psikososial
1. Respon ibu/keluarga terhadap kehamilan
: Ibu dan keluarga senang atas kehamilan ini dan menantikan anaknya lahir sehat
2. Bentuk dukungan keluarga
: Suami dan orang tua menemani ibu saat periksa kehamilan hingga persalinan
15
3. Adat istiadat yang berhubungan dengan kehamilan
: Ibu mengatakan tidak melakukan adat apapun
4. Pengambilan keputusan dalam keluarga
: Suami dan Ibu

H. Persiapan Persalinan
1. Perlengkapan Ibu/bayi : Sudah disiapkan dalam satu tas
2. Donor darah : Keluarga
3. Biaya : BPJS Pemerintah

I. Riwayat KB terakhir
 Alkon KB yang lalu: KB Implant
 Alasan lepas: ingin memiliki anak kedua
 Rencana KB selanjutnya: KB Implant
DATA OBYEKTIF
A. Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran : CM
2. Keadaan Umum : Baik
3. Tanda Vital : Tensi: 100/80 mmHg Nadi : 88x/menit
Suhu: 36,6 Respirasi : 22×/menit
4. Tinggi Badan : 155 cm Berat badan: 68 Kg
5. LILA : 25 cm
6. Status Present
 Kepala-muka
- Kepala : Mesochepal, tidak ada benjolan abnormal
- Rambut : Tidak rontok, bersih, tidak berkutu
- Muka : Tidak oedem, tidak cleosma gravidarum
- Mata : Simetris
Konjungtiva : Merah muda
Sclera : Putih
16
- Hidung : Tidak ada secret, tidak ada polip
- Mulut/bibir : Tidak ada stomatitis, bibir tidak kering, tidak ada epulis
- Telinga : Bersih, tidak ada serumen, pendengaran baik
 Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
 Aksila : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
 Dada : Simetris, tidak terdengar bunyi wheezing dan ronchi
- Bentuk : Bulat penuh
- Mammae : Tidak ada retraksi
- Putting : Menonjol, kolostrum belum keluar
- Areola : Hitam
 Abdomen : Tidak ada striae gravidarum, tidak ada luka bekas operasi
 Genetalia : Tidak ada pembesaran kelenjar bartholin, tidak ada
Varises, air ketuban rembes , bau khas, warna jernih
 Anus : Tidak ada hemoroid
 Ekstremitas : Kaki dan tangan tidak oedem

7. Pemeriksaan Obstetri
 Palpasi
- Pembesaran perut: Sesuai usia kehamilan (TFU 33cm)
- Bekas luka operasi: Tidak ada
- Leopold I: Teraba bulat lunak yaitu bokong
- Leopold II: Teraba keras memanjang di bagian kanan yaitupunggung
Teraba kecil di bagian kiri yaitu tangan dan kaki
- Leopold III: Teraba keras tidak melenting yaitu kepala
- Leopold IV: Kepala sudah masuk panggul (divergen)
 TFU (Mc Donald) : 33 cm
 TBBJ : ((33-11)×155) = 3400 gr
 Auskultasi
- DJJ : 140×/menit
- Punctum Max : di sebelah kanan bawah pusat ibu
17
 HIS
- Frekuensi : 3×/ 10 menit, durasi 25 detik
 Perkusi
- Reflek patella kanan :+
- Reflek patella kiri :+
 Pemeriksaan panggul luar
- Distansia spinarum : Tidak dilakukan
- Distansia kristarum : Tidak dilakukan
- Konjugata eksterna : Tidak dilakukan
- Lingkar panggul : Tidak dilakukan
 Pemeriksaan panggul dalam
VT : Tanggal 28/7/2022 Jam 09.15 Oleh Bidan
 Vulva : tidak ada varices
 Pengeluaran : ada, berupa ketuban mengalir jernih, bau khas
 Vagina : lembab
 Portio konsistensi : lunak
 Dilatasi Servik : 3 cm
 Penipisan (effacement) : 30%
 Selaput ketuban : tidak utuh, warna air ketuban jernih
 Presentasi : Kepala
 Muolage 0
 Penurunan : Hodge 1
 Bagian kecil : tidak ada
 Tali pusat : tidak ada bagian yang terkemuka

Pemeriksaan panggul dalam ( Berdasarkan indikasi )

- Promontorium : Tidak teraba

- Konfeks Spina ischiadika : tumpul

- coccygeus dapat di dorong : Tidak dapat didorong

18
- Kesan panggil : cukup luas

- Pelvic score : Tidak dilakukan

8. Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan laboratorium : - hemoglobin 11,8 g/dL
- Leukosit : 9,5 10^3/µ
- Hematrokit : 37,0%
- Trombosit : 200 10^3/µ
- Eritrosit :4.20 10^3/µ
- RDW : 13.9 %
- MCV : 84.0 fL
- MCH : 28, 1 pg
- MCHC : 33,4 g/dL
 Pemeriksaan rontgen : Tidak dilakukan
 USG : Tidak dilakukan

19
II. INTERPRETASI DATA

A. Diagnosa : Ny. A usia 26 tahun G2P1A0 hamil 39 Minggu 5 hari, janin tunggal, hidup,
intra uterin, letak memanjang, punggung kanan, presentasi kepala, divergen, dalam
Inpartu Kala 1 Fase laten dengan Ketuban Pecah Dini
Data Dasar :
Data Subyektif : - ibu mengatakan hamil anak kedua, tidak pernah keguguran,

HPHT : 23 - 10 – 2021,HPL: 30-7-2022


- ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit serius
- ibu mengatakan ANC 4× di PKM dan 1× di SpOG
- ibu mengeluh kenceng-kenceng sejak jam 00.00, Ketuban Pecah jam 04.00, gerak janin
aktif dan merasa pusing

Data Obyektif :
Kesadaran : CM
Keadaan Umum : Baik
Tanda Vital : Tensi: 100/80 mmHg Nadi : 88x/menit
Suhu :36,6 C Respirasi : 22×/menit
Tinggi Badan : 155 cm Berat badan: 68 Kg
LILA : 25 cm
VT : Tanggal 28/7/2022 Jam 09.15 wib Oleh Bidan
Vulva : tidak ada varices
Pengeluaran : ada, berupa ketuban mengalir jernih
Vagina : lembab
Portio konsistensi : lunak
Dilatasi Servik : 3 cm
Penipisan (effacement) : 30%
Selaput ketuban : tidak utuh, warna air ketuban jernih
Presentasi : Kepala
Muolage 0
Penurunan : Hodge 1

20
Bagian kecil : tidak ada

Tali pusat : tidak ada bagian yang terkemuka

A. Masalah : Rasa tidak nyaman persalinan dan ibu cemas


B. Kebutuhan : - Penanganan persalinan
- Motivasi ibu dan KIE persalinan

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA POTENSIAL


Ibu : Emboli air ketuban, Infeksi intrapartum, persalinan lama
Janin : Asfiksia, hipotermia

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


A. Mandiri : Partus set dan obat obatan emergency
B. Kolaborasi : Lapor Dr. SpOG, adv/ :
- Evaluasi persalinan sampai jam 18.00 Wib, jika tidak ada kemajuan maka
induksi oksi 5 IU
- Amoxicilin 3×/hari 500 mg (tab)
- Rehidrasi infus RL 20 tpm

V. PERENCANAAN
1. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
2. Berikan inform choice dan minta inform concent
3. Berikan KIE rasa aman dan nyaman kala I persalinan
4. Laksanakan advice Dr. SpOG
a. Berikan Amoxicilin 500mg tab/oral pada ibu sesuai advis dokter
b. Infus 20 tpm
c. Pantau kemajuan persalinan s/d evaluasi
5. Persiapan peralatan persalinan
6. Lakukan pemantauan persalinan dengan pengawasan 10

21
VI. PELAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam kondisi janin tunggal, hidup,
intra uterin, letak memanjang, punggung kanan, presentasi kepala, divergen,
dalam persalinan kala I fase laten dengan Ketuban Pecah Dini

2. Melakukan inform choice dan meminta inform concent untuk tindakan


pertolongan persalinan
3. Memberikan KIE keadaan aman - nyaman kala I persalinan
a) Kerjasama dengan bidan untuk arahan penatalaksanaan kala I - IV
b) Makan dan minum selama tidak ada kontraksi
c) Jangan meneran sebelum pembukaan lengkap
d) Ibu boleh jalan pelan, dan BAK ke kamar mandi

4. Memberikan Amoxicilin 500mg tab pada ibu pukul 12.00


5. Mempersiapkan peralatan persalinan serta pakaian ibu dan bayi
6. Memantau kemajuan persalinan dengan pengawasan 10

VII. EVALUASI

1. Ibu dan suami memahami kondisi ibu dan keadaan janin sehat

2. Ibu dan suami menandatangani format IC dan menyetujui prosedur tindakan dalam
pertolongan persalinan
3. Ibu bersedia melaksanakan KIE kala I
a) Ibu mau bekerjasama dengan mengikuti arahan bidan
b) Ibu mau makan dan minum dibantu suami saat tidak da kontraksi
c) Ibu berusaha tidak meneran selama pembukaan belum lengkap
d) Ibu dibantu suami jalan pelan ke kamar mandi untuk BAK
4. Ibu sudah di berikan Amoxicilin 500 mg tab
5. Peralatan persalinan seperti partus set, obat emergency, dan resusitasi set telah di siapkan
6. Pengawasan 10 dari jam 09.00 mengalami kemajuan hingga pembukaan 4 pada jam 12.00
dan dilanjutkan dengan lembar partograf

22
PENGAWASAN 10

keterangan 09.00 09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00


K/U baik baik baik baik baik bak Baik
T 110/80mm 110/80mmh 110/70mmh
hg g g
N 82x/mnt 84x/mnt 80x/mnt
R 22x/mnt 22x/mnt 24x/mnt
S 36C 36,6C 36C
His 3x/10’25” 3x/10’30” 3x/10’30” 3x/10’35” 3x/10’35” 3x/10’35” 3x/10’35””

DJJ 144x/mnt 140x/mnt 142x/mnt 144x/mnt 147x/mnt 144x/mnt 150x/mnt


pengeluaran Ketuban Lendir drah
jernih (+)
R.Bandels
pembukaaa 3cm 4cm
n

23
SOAP MATRIKS KALA II SAMPAI KALA IV
Nama : Ny. A Usia : 26 tahun
Alamat : Bandung 1/2

Tgl/pukul S O A P
28/7/2022  Ibu mengatakan  Ku : baik Ny. A usia 26 tahun G2 P1  Beritahu hasil pemeriksaan ibu
Pk. 12.00 A0 hamil 39 mgg 4 hari,
merasakan  TD : 120/80 mmhg Ev : Ny.A mengetahui sudah masa
sering kenceng janin tunggal, inpartu kala 1 fase aktif
 S : 36,6C hidup,intrauterin, letak .
kenceng,
gerakan janin  N : 88x/mnt memanjang, puki, preskep,  Beri dukungan pada ibu untuk tetap
aktif  R : 24x/mnt divergen, dalam inpartu kala semangat karena pembukaan sudah
 Tetesan infus  DJJ : 140x/mnt 1 fase aktif dengan ketuban mengalami kemajuan
pecah dini. Ev : ibu semangat dan tetap sabar untuk
RL lancar 20  His : 3x10’-30’’
tidak mengejan sebelum pembukaan
tpm  VT : lengkap.
- pembukaan 4  Berikan terapi sesuai advis dokter
- vagina : lembab SpOG
- pengeluaran: berupa Ev: amoxicilin 500mg per oral telah
ketuban mengalir jernih, diberikan kepada ibu.
bau khas  Memantau kemajuan persalinan denga
- portio: lunak partograf
Ev : - partograf terlampir.
- pinipisan: 40%
- selaput ketuban: tidak
utuh,warna air ketuban
jernih
- presentasi : kepala
- moulage: 0
- penurunan: hodge 2
- bagian kecil : tidak ada
- talipusat: tidak ada yang
terkemuka
28/7/2022  Ibu mengatakan  Ku: baik Ny. A usia 26 tahun G2 P1  Siap ibu dan keluarga
Pk.15.00 A0 hamil 39 mgg 4 hari,
ingin meneran  TD:110/70 Ev : ibu dan keluarga sudah mengerti
janin tunggal,hidup,
 Gerakan janin mmhg pembukaan sudah lengkap dan siap
intrauterin, letak melahirkan serta siap bekerjasama dengan
aktif  S: 36C memanjang, puki, bidan yang memimpin persalinan.
 Ada tekanan  N: 90x/mnt preskep,divergen, dalam
anus, perenium  Pimpin ibu meneran
 R: 20x/mnt inpartu kala2 dengan
Ev : saat his ada ibu meneran dengan baik,
menonjol dan
vulva membuka  DJJ: 143x/mnt ketuban pecah dini.
saat his tidak ada ibu istirahat dan minum.
 His: 4x10’-40”  Persiapan pertolongan persalinan
 VT: Ev : - handuk diperutdan kain dibokong
-pembukan lengkap ibu siap
-vagina: lembab - Partus set siap, okxytocyn sudah dalam
-portio: tipis spuit
-penipisan:100% - Sarung tangan penolong sudah terpasang
-KK (-)  Melahirkan bayi
-LD (+) Ev : - perenium ditahan, lilitan tali pusat
-presentasi: kepala 1x longgar, putar paksi luar tercapai uuk
-molase: 0 kiri
-penurunan: hodge IV
-bagian kecil: tidak ada
- Bipariental melahirkan bahu depan,
bahu belakang
-talipusat: tidak terkemuka
-kesan panggul: normal - Sangga susur tulang belakang janin lahir
spontan pk. 15.10 laki-laki.
 Penanganan bayi baru lahir
- Ev: - Nilai bayi laki- laki, menanggis
keras, kulit kemerahan, gerakan aktif,
AS : 8 dalam 1 menit pertama
- Keringkan bayi diatas perut ibu
- Cek fundus : tidak ada janin lain
didalam uterus, kontraksi keras.

Pk.15.10  Bayi lahir  KU: baik Ny.A usia 26 tahunP2A0  Managemen aktif kala 3
dalam inpartu kala 3
menanggis  KS: baik Ev:- pk 15.11 ibu tau dan setuju disuntik
kuat, warna oksitosin 1 ampul/IMdipaha kanan atas
kulit merah - klem jepit jepit potong tali pusat, ikat
tonus otot dan IMD dengan selimut dan topi
aktif, jenis - ada tanda pelepasanplasenta, pindahkan
kelamin laki klem, tali pusat sejajar dengan lantai dan
laki meregangkan tali pusat secara terkendali,
 Ibu tarik dan putar lahir plasenta keseluruhan
mengatakanmulas pk 15.15
- massage dilakukan: kontraksi keras
 Periksa perdarahan
Ev : - perdarahan ± 100cc, perenium bersih,
tidak ada laserasi
- Plasenta kotiledon lengkap, khorin utuh, tali
pusat utuh
Pk 15.15  Plasenta lahir  KU: baik Ny. A usia 26 tahun P2 A0  Asuhan pascapersalinan
dalaminpartu kala 4
lengkap  TD: 120/80 Ev: - advice dokter :
 Ibu mmhg Drip oksitosin1 ampul terpasang dalam infus
RL 500ml 8tpm
mengatakan  S: 36C
lelah - kandung kemihkosong
 N:90x/mnt - TFU: 2 jari dibawah pusat
 R:22x/mnt - perdarahan ±100cc
 Perineum utuh - Kontraksi uterus keras
- ibu sudah makandan minum
 Evaluasi
Ev : - celup sarung tangan dan ganti/ lepas
- Suami dan ibu tahu cara massase
uterus
- Perdarahan ±100cc
- Kondisi bayi baik dan masih IMD
 Bersihkan ibu da tempat ibu
Ev : ibu dibersihkan dan ganti baju, posisi
nyaman
- Alat alat partus didekontaminasi,
kasa dan lain- lain ditempat sampah
infeksius
- Dekontaminasi tempat tidur dan
celemek
- Lepas sarung tangan dan cuci tangan
- Pk. 16.00 cek bayi B/P:2800/51,
LK/LD: 33/31.salep mata, injeksi
vitamin k IM, pk. 17.15 cek bayi dan
injeksi HB0
- pk 17.20 KU:baik,pindah kebangsal
mawar

 Partograf
Ev : partograf lengkap dan terlampir.
LAMPIRAN LEMBAR PARTOGRAF

27
28
BAB IV
PEMBAHASAN

1. Kala 1
Pada tanggal 28 Juli 2022 jam 09.15 Ny.A datang ke RSUD KARDINAH rujukan dari
Puskesmas Bandung dengan Ketuban Pecah Dini sudahdilakukan infus RL 20 tetes permenit.
Ibu menyampikan kronologi kejadian kencang kencang sejak jam 12 malam di rumahnya ketuban
sudah pecah sejak jam 4 pagi dan gerakan janin aktif – ke Puskesmas Jam 07.00 dilakukan
pemeriksaan dan pemantauan, tetapi Pukul 08.30 diRujuk atas indikasi Ketuban Pecah 5 Jam.
Pukul 09.00 Di IGD PONEK RS Kardinah dilakukan pemeriksaan lengkap dan hasil analisa
kebidanan Ny.A G2P1A0 Hamil 39 minggu 5 hari janin tunggal hidup intra uterin letak
memanjang puka presentasi kepala divergen inpatru kala I fase latent dengan KPD,
Penatalaksanaan yang dilakukan (1). konsul DSOG Advice Antibiotik Amoxiccilin 500 mg X 3,
obervasi s/d Pk. 18.00 bila belum bersalin induksi, (2). Informconsent keluarga tentang
perrtolongan persalinan (3) Memberikan KIE aman nyaman kala I persalinan, (4)
Persiapanperalatan dan kelengkapan persalinan dan (5) pemantauan persalinan dengan
pengawasan 10. Pukul 12.00 ibu mengeluh kenceng dan gerakan janin aktif, hasil pemeriksaan
kondisi umum dalam batas normal – VT pembukaan 4, hasil analisa kebidanan Ny.A G2P1A0
Hamil 39 minggu 5 hari janin tunggal hidup intra uterin letak memanjang puka presentasi kepala
divergen inpatru kala I fase aktif dengan KPD dan penatalaksanaanya masihsama seperti fase
latent – tetapi pemantauanpersalinanberalih ke partograf.

Kala I di sebut sebagai kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan 1 hingga
pembukaan 10 cm (lengkap). Proses pembukaan serviks sebagai akibat his di bagi menjadi 2
fase, yaitu: (1) Fase laten pembukaancervik 1-3cm Berlangsung kurang lebih 8 jam dan (2) Fase
aktif pembukaancervik4-10cm. Pemantauan yang digunakan dalam Kala 1 fase latent
adalahpemantauan10 yang meliputi; K/U, tekanan darah, nadi, respirasi,suhu, his, DJJ, ketuban,
ring bandels dan Pembukaanservik. Dan pemantauan fase aktif dengan menggunakan partograf
dimana titik penting kemajuan persalinan dilihat dari pembukaan servik melalui pemeriksaan VT
yang dilakukansetiap 4 jam sekaliatau berdasarkan indikasi.

Pada kasus Ny. A penanganan sudah dilaksanakan dengan baik, yaitu: (1) Rujukan kasus
KPD dari Puskesmas ke Rumah Sakit dilakukan sesuai prosedur, (2). Penaanganan kasus KPD
29
dengan melibatkan DSOG, (3). Pemantauan kala1 fase laten sudah menggunakan pengawasan10
dan (4) Pemantauan kala1 fase aktif sudah menggunakan partograf, akan tetapi VT dilakaukan
dari jam09.00 ke jam 12.00 kurang dari 4 jam, sehingga hal ini tidak sesuai dengan teori.

2. Kala II
Pada pukul 15.00 WIB ibu mengatakan ingin meneran seperti mau BAB dan ingin
mengejan, kemudian tampak tekanan anus, perineum menonjol, vulva membuka, dan gerakan
janin aktif. Hasil pemeriksaan kondisi umum dalam batas normal – VT pembukaan lengkap, Djj
143x/ mnt, His 4x/10’-40”, hasil analisa kebidanan Ny. A G2P1A0 hamil 39 minggu 5 hari janin
tunggal hidup intrauterin letak memanjang puki,presentasi kepala,divergen, inpartu kala 2 dengan
KPD. Penatalaksanaan yang dilakukan (1) siap ibu dan keluarga, (2) pimpin ibu meneran (3)
persiapan pertolongan persalinan (4) melahirkan bayi (5) penangganan bayi baru lahir.

Kala II di sebut juga kala pengeluaran. Kala ini di mulai dari pembukaan lengkap 10 cm
sampai lahirnya bayi. Tanda dan gejala kalaII Pada pengeluaran janin his terkoordinir,kuat,cepat
dan lama kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga
terjadilah tekaan otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan mengedan. Karena
tekanan pada rectum ibu merasa seperti ingin buang air besar dengan tanda anus terbuka pada
waktu his, kepala janin mulai terlihat. Vulva membuka dan perineum menegang. Dengan his
mengedan yang terpimpin akan lahirlah kepala dengan diikuti seluruh badan janin. Kala II pada
primi: 1,5-2 jam, pada multi: setengah sampai 1 jam(Mochtar 2002). Pada permulaan kala II
umumnya kepala janin telah masuk PAP ketuban yang menonjol biasanya akan pecah sendiri.
Apabila belum pecah, ketuban harus dipecahkan. His datang lebih sering dan lebih kuat, lalu
timbul his mengejan. Penolong harus siap untuk memimpin persalinan.

Ketika perineum meregang dan menipis, tangan kiri penolong menekan bagian
belakang kepala janin kea rah anus, tangan kanan di perineum. Dengan ujung-ujung jari tangan
kanan, dicoba mengait dagu janin untuk didorong pelan-pelan kearah simpisis. Dengan
pimpinan yang baik dan sabar, lahirlah kepala dengan ubun-ubun kecil (suboksiput) dibawah
simpisis, kemudian secara berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi, muka, dan dagu.
Perhatikan apakah tali pusat melilit leher, kalau ada, lepaskan. Tunggu kepala bayi putar paksi
luar. Lahirkan bahu depan dan bahu belakang, kemudian lahirberturut-turut badan bokong dan
kaki.

30
Pada Ny. A penangganan sudah dilaksanakan dengan baik, yaitu : (1) siap ibu dan
keluarga, (2) pimpin ibu meneran (3) persiapan pertolongan persalinan (4) melahirkan bayi (5)
penangganan bayi baru lahir.kala 2 pada Ny. A berlangsung selama 10 menit dimana bayi lahir
spontan pukul 15.10 wib. Penatalaksanaan yang dilakukan antara kasus dan teori sesuai.
3. Kala III
Pada pukul 15.10 wib bayi lahir menangis kuat, warna kulit merah, tonus otot aktif, jenis kelamin
laki laki, ibu mengatakan mulas. Hasil pemeriksaan kondisi umum dalam batas normal, hasil analisa
kebidanan Ny. A usia 26 tahun P2A0 dalam inpartu kala III. Pentalaksanaan yang dilakukan yaitu: (1)
managemen aktif kala 3 meliputi oksi- PTT- pengeluaran plasenta : lahir spontan lengkap pukul 15.15 wib
– massage (2) periksa perdarahan dengan evaluasinya perdarahan± 100cc, tidak ada laserasi, plasenta
kotiledon lengkap, korion utuh, talipusat utuh.

kala III yaitu masa setelah lahirnya bayi dan berlangsungnya proses peneluaran placenta.
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dan bundar dengan tinggi fundus setenggi pusat dan beberapa
kemudian uterus kembali berkontraksi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya, biasanya
placenta terlepas dari dindingnya 6-15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan.

Pada Ny. A penangganan sudah dilaksanakan dengan baik, yaitu : (1) managemen aktif
kala 3 meliputi oksi- PTT- pengeluaran plasenta: lahir spontan lengkap pukul 15.15 wib –
massage (2) periksa perdarahan dengan evaluasinya perdarahan± 100cc, tidak ada laserasi,
plasenta kotiledon lengkap, korion utuh, talipusat utuh. Penatalaksanaan yang dilakukan antara
kasus dan teori sesuai.
4. Kala IV
Pada pukul 15.15 wib plasenta lahir lengkap dan ibu mengatakan lelah hasil pemeriksaan kondisi umum dalam
batas normal, hasil analisa kebidanan Ny.A usia 26 tahun P2A0 dalam inpartu kala 4. Pentalaksanaan yang
dilakukan (1) Asuhan pasca persalina(2) evaluasi(3) bersihkan ibu dan tempat bersalin(4) lengkapi partograf .

Di mulainya dari lahirnya sampai dengan 2 jam pertama post partum. kala IV di maksudkan
untuk mengobservasi karena perdarahan di 2 jam pertama post partum.
Observasi yang di lakukan adalah:
- Memeriksa tingkat kesadaran pasien
- Memeriksa tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu dan pernapasan)
- Kontraksi uterus
- Jumlah perdarahan

31
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Terdapat beberapa pengertian tentang KPD, jika dilihat dari pembukaan serviks, maka
KPD diartikan sebagai pecahnya ketuban sebelum inpartu yaitu bila pembukaan
serviks pada primipara kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm
(Sepduwiana, 2011 : 144). Sedangkan jika dilihat dari kapan pecahnya ketuban, maka
KPD dapat diartikan sebagai pecahnya ketuban sebelum ada tanda-tanda persalinan
dan ditunggu satu jam belum dimulainya tanda persalinan.
2. Setelah dilakukan pengkajian pada tanggal 28 Juli 2022, maka ditemukan bahwa tidak
ada penyulit bagi ibu maupun janin dan keadaan ibu dan janin baik yang dilihat bahwa
tanda-tanda vital dalam batas normal, tekanan darah: 110/70 mmHg, nadi: 90x/ menit,
pernapasan: 20x/ menit, S: 36OC. Ibu melahirkan pada tanggal 28 juli 2022pukul 15.10
wib dengan berat bayi lahir 2800 gram, panjang bayi lahir 51 cm, lingkar kepala 33
cm, lingkar dada 31 cm.
3. Pada pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny A mulai dari pengkajian sampai tahap
akhir tidak ditemukan adanya hambatan karena adanya kerjasama antara klien dan
petugas kesehatan sehingga semua tindakan dapat terlaksana dengan baik.

5.2 Saran
 Untuk Pasien
- Pasien dapat bekerja sama dengan bidan sehingga persalinan berjalan
dengan lancar.
 Untuk Lahan
- Dengan adanya presentasi kasus ini lebih banyak perhatian dan bimbingan
kepada mahasiswa dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan dan
pendidikan.

32
 Untuk institusi

- Dengan adanya presentasi kasus dilahan dapat dijadikan klarifikasi antarateori


dikampus dengan dilahan.

33
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Siti Dan Oktarina Aini.”Perbedaan Kejadian Ketuban Pecah Dini Antara Primipara
Dan Multipara”jurnal midpro.Edisi 1 (2012),
http://journal.unisla.ac.id/pdf/19412012/1.%20kejadian%20ketuban%20pecah.pdf

Heryani, Reni.Buku Ajar Konsep Kebidanan.DKI Jakarta : CV Trans Info , Medis, 2011
Fadlun.AsuhanKebidananPatologis . Jakarta : SalembaMedika, 2011
Norma, Nita Dan Mustika Dwi. Asuhan Kebidanan Patologi Teori Dan Tijauan Kasus.
Yogyakarta: Nuha Medika, 2013.
Sari, Eka Puspita Dan Kurnia Dwi Rimandini. Asuhan Kebidanan Persalinan. Jakarta:
Trans Info Media, 2014.
Sarwono, Prawirohardjo. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo.
2014

34
35

Anda mungkin juga menyukai