KEPERAWATAN MATERNITAS
MAKALAH
MANAJEMEN NYERI PERSALINAN
Oleh:
KELOMPOK 1/ KELAS AJ 2022
MAKALAH
MANAJEMEN NYERI PERSALINAN
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Psikiatri dengan dosen
pembimbing Ns. Dini Kurniawati, M.Psi, M.Kep, Sp.Kep.Mat
Oleh:
Penulis yang bertanda tangan di bawah ini telah menyetujui dan mengesahkan
atas terselesaikannya makalah dengan judul “Manajemen Nyeri Persalinan” yang
disusun sebagai pemenuhan tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas pada TM
ke-4 semester 1 tahun pelajaran 2022/2023.
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis disertai dengan ikhtiar yang maksimal
sehingga penulis mampu menyusun makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Dengan Klien Waham”, atas terselesaikannya makalah ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada:
Kelompok 2
iv
DAFTAR ISI
COVER .......................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................iii
KATA PENGANTAR ...............................................................................................iv
DAFTAR ISI ..............................................................................................................v
BAB I. PENDAHULUAN .........................................................................................1
1.1 Latar Belakang .........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................2
1.3 Tujuan ......................................................................................................2
1.4 Manfaat ....................................................................................................3
BAB II. KONSEP KASUS ........................................................................................4
2.1 Konsep Penyakit ......................................................................................4
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan ..................................................................11
2.3 Penatalaksanaan pada Ibu Hamil .............................................................14
BAB III. STUDI KASUS ...........................................................................................15
3.1 Pengkajian ................................................................................................31
3.2 Diagnosa ...................................................................................................23
3.3 Intervensi ..................................................................................................24
BAB IV. PENUTUP ...................................................................................................27
4.1 Kesimpulan ..............................................................................................27
4.2 Saran .........................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................28
LEMBAR KONSULTASI ........................................................................................29
v
BAB I. PENDAHULUAN
1
Penatalaksanaan nyeri pada persalinan menjadi sangat penting untuk
dilakukan karena nyeri persalinan tidak hanya berdampak pada fisik namu juga
psikologis (Patimah dan Sundari, 2020). Terdapat beberapa teknik untuk
mengurangi nyeri persalinan yaitu farmakologis dan nonfarmakologis. Berbagai
jenis manajemen nyeri nonfarmakolgis seperti seperti akupunktur, teknik
pernapasan dan akupresur, music therapy, terapi pijat dan hydrotherapy (Rahayu
dan Kurniawati, 2020). Penanganan nyeri secara non farmakologis dalam
kehamilan dan persalinan merupakan suatu metode relaksasi yng lebih murah,
efektif, sederhana dan tanpa efek samping. Metode non farmakologis tidak
membahayakan bagi ibu maupun fetus, tidak memperlambat persalinan jika
diberikan kontrol nyeri yang adekuat, dan tidak mempunyai efek alergi maupun
efek negatif. Tindakan tersebut mampunyai tujuan untuk distraksi yang dapat
menghambat otak untuk mengeluarkan sensasi nyeri (Sugianti dan Joeliatin,
2019).
Berdasakan permasalah di atas, nyeri persalinan perlu mendapatkan
penanganan yang baik dan tidak menimbulkan komplikasi yang dapat
mengganggu persalinan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan
pembahasan mengenai “manajemen nyeri persalinan”.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Mahasiswa mampu menerapkan dan menganalisis asuhan keperawan
maternitas pada pasien nyeri persalinan.
1.3.2 Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan waham,
mahasiswa diharapkan mampu:
1.4 Manfaat
2
Laporan Asuhan Keperawatan ini dapat digunakan sebagai dasar untuk
mengembangkan pengetahuan dalam ilmu keperawatan, khususnya asuhan
keperawatan maternitas pada pasien nyeri persalinan.
3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
4
Meregangnya otot rahim dalam batas tertentu menimbulkan
kontraksi persalinan dengan sendirinya.
4. Teori prostaglandin
Prostaglandin banyak dihasilkan oleh lapisan dalam rahim diduga
dapat menyebabkan kontraksi rahim. Pemberian prostaglandin dari luar
dapat merangsang kontraksi otot rahim dan terjadi persalinan.
e. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan
Persalinan dapat berjalan normal (Eutosia) apabila ketiga faktor fisik 3 P
dapat bekerja sama dengan baik apa lagi di tambah dengan 2 P (Power,
Passage, Passanger, Psikis, Penolong).
1. Power (his dan tenaga mengejan)
a) His (kekuatan kontraksi otot rahim)
b) Kontraksi uterus terjadi karena otot-otot polos rahim bekerja dengan
baik dan sempurna
c) Sifat-sifat his:
2) Kontraksi simetris
3) Fundal dominant, diikuti relaksasi
4) Involunter
5) Untermitten
6) Terasa sakit
7) Terkoordinasi
8) Simetris
9) Kadang pengaruh dari luar (fisik, kimia, psikis)
Pada saat kontraksi, otot-otot rahim menguncup, tebal dan lebih
pendek sehingga kavum uteri menjadi lebih pendek dan lebikh
kecil yang mendorong janin dan kantong amnion kearah SBR dan
cervix.
d) His yang sempurna mempunyai ciri-ciri:
1) Kontraksi paling tinggi pada fundus uteri yg lapisan ototnya paling
tebal dan puncak kontraksi terjadi simultan diseluruh bagian uterus
2) Setelah his timbul, otot-toto korpus uteri menjadi lebih pendek
daripada sebelumnya yg disebut retraksi
5
3) Karena servix tidak punya otot, maka dengan adanya his menjadi
terbuka dan menipis/tertarik, apalagi jika ada tekanan kepala janin
yg kera
e) Observasi His
1) Frekuensi : jumlah his dalam waktu tertentu, biasanya permenit
atau per 10 menit
2) Amplitudo/Intensitas : kekuatan his diukur dg mmHg, dalam
praktek diukur dg palpasi (kekuatannya, kuat, atau lemah)
3) Aktifitas His : Frekuensi x Amplitudo
Contoh : Frekuensi his 3x10 menit, Amplitudo 50 mmHg, Aktifitas
rahim=150 unit M(unit montevideo)
4) Durasi His : lamanya his (40 detik)
5) Datangnya His : sering, teratur, atau tidak
6) Interval : masa relaksasi
f) His yang sempurna
Ada koordinasi - simetris
2. Passage (jalan lahir)
Faktor jalan lahir meliputi jalan lahir keras (rangka panggul dan ukuran-
ukurannya) serta jalan lahir lunak (otot- otot dasar panggul).
3. Passanger (janin, plasenta, dan air ketuban)
Faktor janin meliputi sikap janin dalam rahim, letak, posisi, presentasi
(bagian terbawah) serta besar kecilnya janin.
f. Tahapan Persalinan
1. Kala I (kala pembukaan)
Kala I persalinan adalah permulaan kontraksi persalinan sejati,
yang ditandai oleh perubahan serviks yang progresif yang diakhiri dengan
pembukaan lengkap (10 cm) pada primigravida. Kala I berlangsung kira-
kira 13 jam, sedangkan pada multigravida kira-kira 7 jam. Terdapat 2 fase
pada kala satu, yaitu:
a) Fase laten
Periode waktu dari awal persalinan pembukaan mulai berjalan
secara progresif, yang umumnya dimulai sejak kontraksi mulai muncul
6
hingga pembukaan 3-4 cm atau permulaan fase aktif berlangsung
dalam 7-8 jam. Selama fase ini presentasi mengalami penurunan
sedikit hingga tidak sama sekali.
b) Fase Aktif
Periode waktu dari awal kemajuan aktif pembukaan menjadi
komplit dan mencakup fase transisi, pembukaan pada umumnya
dimulai dari 3-4 cm hingga 10 cm dan berlangsung selama 6 jam.
Penurunan bagian presentasi janin yang progresif terjadi selama akhir
fase aktif dan selama kala dua persalinan. Fase aktif dibagi dalam 3
fase, antara lain :
1) Fase Akselerasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm
menjadi 4 cm.
2) Fase Dilatasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan sangat cepat,
dari 4 cm menjadi 9 cm.
3) Fase Deselerasi, yaitu pembukaan menjadi lamban kembali dalam
waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap.
Komplikasi yang dapat terjadi pada persalinan kala I yaitu ketuban
pecah dini, tali pusat menumbung, gawat janin, persalinan lama dan
inersia uteri. Kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif.
2. Kala II (pengeluaran janin)
Kala II adalah kala pengeluaran bayi, dimulai dari pembukaan
lengkap sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada
rimigravida dan 1 jam pada multigravida. Komplikasi yang dapat terjadi
pada kala II persalinan adalah eklamsia, kegawatdaruratan janin, tali pusat
menumbung, rupture uteri dan persalinan macet. Beberapa tanda dan
gejala persalinan kala II yaitu :
a) Ibu merasakan ingin mengejan bersamaan terjadinya kontraksi
b) Ibu merasakan peningkatan tekanan pada rectum atau vaginanya
c) Perineum terlihat menonjol
d) Vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka
e) Peningkatan pengeluaran lendir darah.
7
Pada kala II his terkoordinir, kuat, cepat dan lama, kira kira 2-3
menit sekali. Saat kepala janin masuk ke panggul akan mengalami tekanan
otot pada dasar panggul yang secara reflek timbul rasa mengedan. Karena
tekanan pada rectum, ibu seperti ingin buang air besar dengan tanda anus
terbuka. Pada waktu his kepala janin mulai terlihat, vulva membuka dan
perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin akan lahir
kepala dengan diikuti seluruh badan janin.
Pada kala II persalinan, nyeri tambahan disebabkan oleh regangan
dan robekan jaringan misalnya pada perineum dan tekanan pada otot skelet
perineum. Nyeri diakibatkan oleh rangsangan struktur somatik superfisial
dan digambarkan sebagai nyeri yang tajam dan terlokalisasi, terutama pada
daerah yang disuplai oleh saraf pudendus
3. Kala III (pelepasan dan pengeluaran plasenta)
Pada kala III dapat terjadi komplikasi seperti perdarahan akibat
atonia uteri, retensio plasenta maupun perlukaan jalan lahir.
a) Perubahan bentuk dan tinggi fundus.
Setelah uterus berkontraksi dan uterus terdorong ke bawah, uterus
menjadi bulat dan fundus berada di atas pusat (sering kali mengarah ke
sisi kanan).
b) Tali pusat memanjang
Tali pusat terlihat keluar memanjang atau terjulur melalui vulva
dan vagina (tanda Ahfeld).
c) Semburan darah tiba-tiba
Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan membantu
mendorong plasenta keluar dan dibantu oleh gaya gravitasi. Semburan
darah yang secara tiba-tiba menandakan darah yang terkumpul diantara
melekatnya plasenta dan permukaan maternal plasenta keluar dari tepi
plasenta yang terlepas.
d) Kontraksi rahim setelah bayi lahir
Terdapat fase istirahat sebentar, beberapa saat kemudian timbul his
pelepasan dan pengeluaran plasenta. Dalam waktu 5-10 menit plasenta
terlepas, terdorong ke dalam vagina akan lahir spontan atau sedikit
8
dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya
berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta
disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
4. Kala IV (observasi)
Kala pengawasan selama 2 jam setelah plasenta lahir untuk
mengamati keadaan ibu terutama bahaya perdarahan postpartum.
Perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak melebihi 400 cc
sampai 500 cc. Komplikasi yang dapat timbul pada kala IV yaitu sub
involusi dikarenakan atonia uteri, laserasi jalan lahir maupun sisa plasenta
(Yeyeh Ai,2009). Observasi yang harus dilakukan pada kala IV antara
lain:
a) Intensitas kesadaran penderita
b) Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi dan pernafasan
c) Kontraksi uterus
d) Terjadinya perdarahan
9
melewati pelvis. Biasanya wanita merasakan nyeri pada saat kontraksi saja
dan bebas dari nyeri selama relaksasi (Yeyeh Ai, 2009).
Pusat nyeri pada saat persalinan yaitu seperti gambar berikut:
10
Nyeri timbul lebih merupakan akibat penjahitan luka perineum akibat
robekan dengan atau tanpa episiotomi.
c. Factor-faktor yang mempengaruhi nyeri persalinan
Menurut Yeyeh Ai (2009), faktor yang mempengaruhi nyeri persalinan
adalah:
1. Budaya
Persepsi dan ekspresi terhadap nyeri persalinan dipengaruhi oleh
budaya individu. Penting bagi tenaga kesehatan untuk mengetahui
bagaimana kepercayaan, nilai, praktik budaya mempengaruhi seorang ibu
dalam mempresepsikan dan mengekspresikan nyeri persalinan.
2. Emosi (cemas dan takut)
Stres atau rasa takut ternyata secara fisiologis dapat menyebabkan
kontraksi uterus menjadi terasa semakin nyeri dan sakit dirasakan. Karena
saat wanita dalam kondisi inpartu tersebut mengalami stress maka secara
otomatis tubuh akan melakukan reaksi defensif sehingga secara otomatis
dari stress tersebut merangsang tubuh mengeluarkan hormon stressor yaitu
hormone katekolamin dan hormon adrenalin.
Katekolamin ini akan dilepaskan dalam konsentrasi tinggi saat
persalinan jika calon ibu tidak bisa menghilangkan rasa takutnya sebelum
melahirkan, berbagai respon tubuh yang muncul antara lain dengan “fight
or flight”. Akibat respon tubuh tersebut maka uterus menjadi semakin
tegang sehingga aliran darah dan oksigen ke dalam otot otot uterus
berkurang karena arteri mengecil dan menyempit akibatnya adalah rasa
nyeri yang tak tertahankan..
3. Pengalaman Persalinan
Pengalaman melahirkan sebelumnya juga dapat mempengaruhi
respon ibu terhadap nyeri. Bagi ibu yang mempunyai pengalaman yang
menyakitkan dan sulit pada persalinan sebelumnya, perasaan cemas dan
takut pada pengalaman lalu akan mempengaruhi sensitifitasnya rasa nyeri.
4. Support System (dukungan keluarga)
11
Dukungan dari pasangan, keluarga maupun pendamping persalinan
dapat membantu memenuhi kebutuhan ibu bersalin, juga membantu
mengatasi rasa nyeri.
5. Persiapan Persalinan
Persiapan persalinan tidak menjamin persalinan akan berlangsung
tanpa nyeri. Namun, persiapan persalinan diperlukan untuk mengurangi
perasaan cemas dan takut akan nyeri persalinan. Sehingga ibu dapat
memilih berbagai metode atau metode latihan agar ibu dapat mengatasi
ketakutannya.
12
Analgetik yang kuat yang bersedia dan digunakan dalam
penatalaksanaan nyeri dengan skala sedang sampai dengan berat. Obat-
obat ini merupakan patokan dalam pengobatan nyeri pasca operasi dan
nyeri terkait kanker.
5. Adjuvan/Koanalgetik
Obat yang memiliki efek analgetik atau efek komplementer dalam
penatalaksanaan nyeri yang semula dikembangkan untuk kepentingan lain.
Contoh obat ini adalah Karbamazopin (Tegretol) atau Fenitoin (Dilantin).
b. Manajemen Non Farmakologi
Terapi nonfarmakologis yaitu terapi yang digunakan yakni dengan tanpa
menggunakan obat-obatan, tetapi dengan memberikan berbagai metode yang
setidaknya dapat sedikit mengurangi rasa nyeri saat persalinan tiba. Beberapa
hal yang dapat dilakukan sebagai berikut.
1. Massage
Massage adalah sebuah sentuhan secara lembut dan membantu ibu
merasa segar, rileks dan nyaman selama persalinan (Marmi,2011). Metode
massase pada nyeri persalinan sangat bermanfaat dan terdapat perubahan
pada intensitas nyeri saat melahirkan (Smith dkk., 2018).
2. Relaksasi Napas Dalam
Relaksasi pernafasan dalam dilakukan dengan cara
menghembuskan nafas secara perlahan. Selain dapat menurunkan
intensitas nyeri, metode relaksasi pernafasan juga dapat meningkatkan
ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah. Metode relaksasi ini
bertujuan untuk merespon kontraksi dan mendapatkan kenyamanan saat
persalinan (Marmi,2011).
Setelah dilakukan metode relaksasi nafas dalam terdapat hormon
yang dihasilkan yaitu hormon adrenalin dan hormon kortison. Kadar
PaCo2 akan meningkat dan menurunkan PH sehingga akan meningkatkan
oksigen dalam darah (Judha, 2012).
3. Distraksi
Distraksi adalah memfokuskan perhatian pasien pada sesuatu
selain nyeri. Ada empat tipe distraksi, yaitu distraksi visual, misalnya
13
membaca atau menonton televisi, Distraksi auditory, misalnya
mendengarkan musik, Distraksi taktil, misalnya menarik nafas dan
massase, Distraksi kognitif, misalnya bermain puzzle.
4. Hypnosis Diri
Hypnosis diri dengan membantu merubah persepsi nyeri melalui
pengaruh sugesti positif. Hypnosis-diri menggunakan sugesti dari dan
kesan tentang perasaan yang rileks dan damai.
5. Aromatherapi
Aromatherapi menggunakan ekstrak wewangian tertentu untuk
menebar aroma dalam ruang bersalin. Efeknya dapat menenangkan,
hilangnya rasa cemas dan memberikan relaksasi pada ibu (Marmi,2011).
6. Relaksasi pernafasan dalam
Relaksasi pernafasan dalam dilakukan dengan cara
menghembuskan nafas secara perlahan. Selain dapat menurunkan
intensitas nyeri, metode relaksasi pernafasan juga dapat meningkatkan
ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah. Metode relaksasi ini
bertujuan untuk merespon kontraksi dan mendapatkan kenyamanan saat
persalinan (Marmi,2011).
7. Kompres Hangat
Penggunaan panas dapat meningkatkan aliran darah yang dapat
mempercepat penyembuhan dan penurunan nyeri. Dalam persalinan
pemberian kompres hangat dapat mengendalikan nyeri dan memberikan
rasa nyaman pada pasien (Marmi,2011).
14
2.2.5 Evaluasi
15
BAB III. STUDI KASUS
3.2 Pengkajian
A. Identitas Klien
Nama : Ny. A D
Usia : 41 tahun
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Pendidikan :-
Agama : islam
Suku : Indonesia
Alamat :-
Status perkawinan : menikah
16
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Status obstetric :
B. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Pasien mengatakan mules-mules sejak 2 jam sebelum masuk rumah sakit disertai
keluar lendir darah.
Intrepretasi: Pasien mengalami perut mulas disertai lendir darah
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan mules-mules dan dirasakan sejak 2 jam sebelum masuk
rumah sakit disertai keluar lendir darah
Interpretasi: -
3) Riwayat Kesehatan Sebelumnya
Tidak ditemukan adanya riwayat kesehatan yang mempengaruhi keadaan pasien
sekarang.
Intrepretasi: Dalam hasil anamnesis pasien mengalami kelahiran yang ketujuh.
4) Riwayat Penyakit Keluarga
Dari hasil anamnesis tidak ditemukan keterkaitan antara keluhan dan riwayat
serupa yang pernah diderita keluarga pasien
Intrepretasi: Tidak ada riwayat dalam keluarga yang mempengaruhi keadaan
pasien.
5) Genogram: -
17
2) Pola Nutrisi Metabolik
Antropometer Tekanan darah 125/85 mmHg, nadi 85 kali/menit,
pernafasan 22 kali/menit, dan suhu 36,8 0C
Biomedical -
Clinical sign Dilihat dari kondisi klien kompos mentis
Interpretasi:
Dari data diatas didapatkan pada Antropometer tekanan darah 125/85 mmHg,
nadi 85 kali/menit, pernafasan 22 kali/menit, dan suhu 36,8 0C, Biomedical
tidak ditemukan, dari Clinical sign dilihat dari kondisi klien kompos mentis, dan
diet makan nasi dengan lauk, tempe, tahu, dan sayur yang sehat dan sedikit
makan daging dan ikan dengan frekuensi 2-3 kali dalam sehari.
3) Pola Eliminasi
BAK:
Frekuensi 4-5 kali
Warna Kuning jernih
BAB:
Frekuensi 1 kali sehari
Warna Kuning kecoklatan dan lembek
Blance Cairan -
Interpretasi:
Dari data diatas menunjukkan BAK klien berwarna kuning jernih dengan
frekuensi 4-5 kali dalam setiap hari, BAB klien berwarna kuning kecoklatan dan
lembek dengan frekuensi 1 kali dalam setiap hari, dan Balance Cairan dalam
minuman klien mencapai 5-6 pergelas dalam setiap harinya.
4) Pola Aktivitas dan Latihan
18
Makanan/minuman √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulansi √
Keterangan:
1. Tingkat 0 : Mampu dalam mengatasi dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain
2. Tingkat 1 : Memerlukan bantuan orang lain
3. Tingkat 2 : Memerlukan bantuan alat medis
4. Tingkat 3 : Memerlukan bantuan dari alat dan petugas atau orang lain
5. Tingkat 4 : Sangat bergantung
Interpretasi:
Data tersebut menunjukkan bahwa pada aktifitas harian klien mampu mengatasinya dan
ada beberapa aktivitas dimana klien memerlukan bantuan dari orang lain.
e. Pola Tidur dan Istirahat
19
Klien mampu memahami dan menerima apa yang disampaikan perawat kepada klien,
dank lien dapat menerima dengan sangat baik.
2. Fungsi dan Keadaan Indera
Dimana kondisi klien saat ini sangat baik dan keadaan alat indra dari klien sendiri
normal.
Interpretasi:
Kondisi alat indra dari klien normal.
g. Pola Persepsi Diri
1. Gambaran Diri
Klien dapat menerima kondisinya saat ini dan selalu bersyukur
20
i. Pola Peran dan Hubungan
Klien merupakan seorang ibu, dimana saat ini klien berusaha dapat beradaptasi dengan
peran yang baru.
Interpretasi:
Klien seorang ibu dimana klien harus mampu menjalankan perannya dengan sangat
baik.
j. Pola Manajemen Koping Stress
Klien sempat merasa cemas dengan kondisinya saat ini, dimana klien juga berusaha
untuk tetap menjaga kewajibannya sebagai seorang ibu.
Interpretasi:
Klien sempat merasa cemas dengan kondisinya saat ini.
3.2 Diagnosa
3.3 Intervensi
3.4 Implementasi
21
3.5 Evaluasi
4.1 Kesimpulan
Persalinan adalah proses lahirnya air ketuban, anak, dan plasenta dengan
tenaga ibu sendiri. Saat persalinan normal terjadi proses pembukaan jalan lahir,
menipisnya serviks, dan janin turun kedalam jalan lahir. Hal tersebut dapat
menimbulkan rasa nyeri saat persalinan. Nyeri persalinan merupakan suatu
proses fisiologis yang luar biasa dan intensitas nyeri yang dirasakan sangat
berbeda–beda. Bahkan pada ibu yang sama pun derajat nyeri yang dirasakan
pada setiap persalinan atau kala persalinan tidak serupa. Nyeri persalinan dapat
dipengaruhi oleh pasegge (jalan lahir), pessengger (janin), dan power
(kontraksi). Namun, yang paling besar memberikan dampak yaitu kontraksi.
Pada setiap tahap persalinan memberikan rasa nyeri yang berbeda. Oleh karena
itu, terdapat cara untuk mengatasi nyeri persalinan baik secara farmakologis
ataupun nonfarmakologis. Penanganan secara farmakologis dapat diberikan obat
anti nyeri, anasesi lokal, dan regional. Sedangkan, secara nonfarmakologis dapat
diberikan kompres hangat, pijatan, dan melakukan teknik relaksasi.
4.2 Saran
Penulis memohon maaf apabila didapatkan kesalahan atau kekeliruan
dalam materi yang disajikan. Penulis juga memohon kritik dan saran terhadap isi
materi, penulisan, dan referensi yang telah dicantumkan, dengan harapan dapat
membangun kesempurnaan pada makalah ini.
22
DAFTAR PUSTAKA
23
LEMBAR KONSULTASI
MAKALAH KEPERAWATAN PSIKIATRI
24