Anda di halaman 1dari 29

COVER

KEPERAWATAN MATERNITAS

MAKALAH
MANAJEMEN NYERI PERSALINAN

Oleh:
KELOMPOK 1/ KELAS AJ 2022

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
SEPTEMBER, 2022
KEPERAWATAN MATERNITAS

MAKALAH
MANAJEMEN NYERI PERSALINAN
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Psikiatri dengan dosen
pembimbing Ns. Dini Kurniawati, M.Psi, M.Kep, Sp.Kep.Mat

Oleh:

Devi Elisa Dostya Ainul Qoyyimah 222310101199


Laili Fitriya 222310101205
Retri Adinda Kurnia Imami 222310101205
Natasya Dwi Anjelina 212310101028
Hersanti Maulia Putri Hersanto 212310101049
Poetri Audry Adinda Rachmawati 212310101050
Amalia Dewi Masithoh 212310101056
Meri Katrin Dwi Cahyani 212310101193
Ifnadilla Ritma Sari 212310101203
Ibadillah Hilmy Dzulfiqar Ramadhan 212310101205
Putra Bagus Bimo Juantoro 212310101206

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
SEPTEMBER, 2022
HALAMAN PENGESAHAN

Penulis yang bertanda tangan di bawah ini telah menyetujui dan mengesahkan
atas terselesaikannya makalah dengan judul “Manajemen Nyeri Persalinan” yang
disusun sebagai pemenuhan tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas pada TM
ke-4 semester 1 tahun pelajaran 2022/2023.

Disetujui dan disahkan,


Oleh : Kelompok 2
Kelas : D 2021
Hari/Tanggal : Jumat, 9 September 2022

Mengetahui,
Dosen Pembimbing

Ns. Dini Kurniawati, M.Psi, M.Kep, Sp.Kep.Mat


NIP. 198201282008012012

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis disertai dengan ikhtiar yang maksimal
sehingga penulis mampu menyusun makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Dengan Klien Waham”, atas terselesaikannya makalah ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Ns. Dini Kurniawati, M.Psi, M.Kep, Sp.Kep.Mat., selaku dosen penanggung


jawab Mata Kuliah Keperawatan Maternitas yang memberikan pengetahuan
dan bimbingan kepada penulis.
2. Orang tua serta teman-teman yang senantiasa memberikan dukungan
semangat dan partisipasinya dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis sampaikan permohonan maaf jika terdapat kesalahan dalam
penyusunan makalah ini. Tak ada gading yang tak retak, tentunya makalah ini
membutuhkan kritik dan saran dari pembaca guna perbaikan dalam penulisan
makalah di kemudian hari.

Demikian pengantar ini penulis buat.

Jember, 9 September 2022


Penulis,

Kelompok 2

iv
DAFTAR ISI

COVER .......................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................iii
KATA PENGANTAR ...............................................................................................iv
DAFTAR ISI ..............................................................................................................v
BAB I. PENDAHULUAN .........................................................................................1
1.1 Latar Belakang .........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................2
1.3 Tujuan ......................................................................................................2
1.4 Manfaat ....................................................................................................3
BAB II. KONSEP KASUS ........................................................................................4
2.1 Konsep Penyakit ......................................................................................4
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan ..................................................................11
2.3 Penatalaksanaan pada Ibu Hamil .............................................................14
BAB III. STUDI KASUS ...........................................................................................15
3.1 Pengkajian ................................................................................................31
3.2 Diagnosa ...................................................................................................23
3.3 Intervensi ..................................................................................................24
BAB IV. PENUTUP ...................................................................................................27
4.1 Kesimpulan ..............................................................................................27
4.2 Saran .........................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................28
LEMBAR KONSULTASI ........................................................................................29

v
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persalinan adalah proses lahirnya air ketuban, anak, dan plasenta dengan
tenaga ibu sendiri (Etty dkk., 2022). Tidak jarang persalinan menimbulkan rasa
sakit ataupun stress pada ibu hamil. Nyeri persalinan adalah bagian dari proses
normal. Namun nyeri persalinan dianggap sebagai aspek yang paling tidak
diinginkan dan tidak menyenangkan dari pengalaman persalinan (Rahayu dan
Kurniawati, 2020).
Menurut Rahayu dan Kurniawati, (2020) penyebab AKI tertinggi pada tahun
2013 masih sama dengan tahun sebelumnya yaitu perdarahan (30,3%), hipertensi
(27,1%), infeksi (7,3%), partus lama (1,8%) dan abortus (1,3%). World Health
Organitation (WHO) pada tahun 2015 menyatakan bahwa penyebab kematian ibu
diantaranya adalah perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, infeksi, partus lama
dan abortus. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017
menyatakan bahwa angka persalinan lama sebesar 41% dimana persalinan lama
pada tahun ini memiliki nilai yang lebih tinggi dari data SDKI 2012 (Astuti dkk.,
2022).
Persalinan yang normal terjadi pada umur kehamilan cukup bulan (37-42
minggu). Saat persalinan normal terjadi proses pembukaan jalan lahir, menipisnya
serviks, dan janin turun kedalam jalan lahir. Pada proses ini, serviks mulai
melunak, mereggang, menipis sampai pembukaan lengkap. Ada tiga faktor utama
yang mempengarahuhi persalinan yaitu pasegge (jalan lahir), pessengger (janin),
dan power (kontraksi). Ketiga faktor ini dalam persalinan memberi kontibusi
timbulnya rasa nyeri, walaupun nyeri saat persalinan paling banyak ditemui
disebabkan oleh kontraksi, dimana kontraksi ini timbul pada awal persalinan dari
pembukaan serviks yang makin lama makin meningat insentitasnya sehingga
dapat meningkatkan rasa nyeri (Etty dkk., 2022). Nyeri persalinan merupakan
suatu proses fisiologis yang luar biasa dan intensitas nyeri yang dirasakan sangat
berbeda–beda. Bahkan pada ibu yang sama pun derajat nyeri yang dirasakan pada
setiap persalinan atau kala persalinan tidak serupa (Sugianti dan Joeliatin, 2019).

1
Penatalaksanaan nyeri pada persalinan menjadi sangat penting untuk
dilakukan karena nyeri persalinan tidak hanya berdampak pada fisik namu juga
psikologis (Patimah dan Sundari, 2020). Terdapat beberapa teknik untuk
mengurangi nyeri persalinan yaitu farmakologis dan nonfarmakologis. Berbagai
jenis manajemen nyeri nonfarmakolgis seperti seperti akupunktur, teknik
pernapasan dan akupresur, music therapy, terapi pijat dan hydrotherapy (Rahayu
dan Kurniawati, 2020). Penanganan nyeri secara non farmakologis dalam
kehamilan dan persalinan merupakan suatu metode relaksasi yng lebih murah,
efektif, sederhana dan tanpa efek samping. Metode non farmakologis tidak
membahayakan bagi ibu maupun fetus, tidak memperlambat persalinan jika
diberikan kontrol nyeri yang adekuat, dan tidak mempunyai efek alergi maupun
efek negatif. Tindakan tersebut mampunyai tujuan untuk distraksi yang dapat
menghambat otak untuk mengeluarkan sensasi nyeri (Sugianti dan Joeliatin,
2019).
Berdasakan permasalah di atas, nyeri persalinan perlu mendapatkan
penanganan yang baik dan tidak menimbulkan komplikasi yang dapat
mengganggu persalinan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan
pembahasan mengenai “manajemen nyeri persalinan”.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana konsep teori manajemen nyeri persalinan?
1.2.2 Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada pasien nyeri persalinan?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Mahasiswa mampu menerapkan dan menganalisis asuhan keperawan
maternitas pada pasien nyeri persalinan.
1.3.2 Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan waham,
mahasiswa diharapkan mampu:

1.4 Manfaat

2
Laporan Asuhan Keperawatan ini dapat digunakan sebagai dasar untuk
mengembangkan pengetahuan dalam ilmu keperawatan, khususnya asuhan
keperawatan maternitas pada pasien nyeri persalinan.

3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Penyakit


2.1.1 Persalinan
a. Definisi
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir
atau melalui jalan lain, dengan kandungan melalui jalan lahir bantuan atau
tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini dimulai dengan adanya kontraksi
persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks secara progesif dan
diakhiri dengan kelahiran plasenta (Sulistyawati.2010).
b. Tanda dan Gejala Persalinan
Tanda-tanda persalinan dimulai dari adanya his kemudian munculnya
blondy show atau lendir disertai darah dari jalan lahir dan keluarnya cairan
banyak dari jalan lahir, hal ini disebabkan karena ketuban pecah atau robek
(Yanti.2010).
c. Jenis-jenis persalinan
1. Persalinan spontan adalah persalinan yang berlangsung dengan tenaga
sendiri.
2. Persalinan buatan adalah persalinan dengan rangsangan sehingga terdapat
kekuatan untuk persalinan.
3. Persalinan anjuran adalah persalinan yang tidak dimulai sendiri, tetapi
dengan tindakan seperti seksio sesarea
d. Penyebab terjadinya persalinan
1. Teori kadar progesterone
Progesteron yang berfungsi untuk mempertahankan kehamilan,
yang semakin menurun dengan makin tuanya kehamilan, sehingga otot
rahim mudah dirangsang oleh oksitosin.
2. Teori oksitosin
Menjelang persalinan hormon oksitosin makin meningkat sehingga
merangsang terjadinya persalinan.
3. Teori regangan otot Rahim

4
Meregangnya otot rahim dalam batas tertentu menimbulkan
kontraksi persalinan dengan sendirinya.
4. Teori prostaglandin
Prostaglandin banyak dihasilkan oleh lapisan dalam rahim diduga
dapat menyebabkan kontraksi rahim. Pemberian prostaglandin dari luar
dapat merangsang kontraksi otot rahim dan terjadi persalinan.
e. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan
Persalinan dapat berjalan normal (Eutosia) apabila ketiga faktor fisik 3 P
dapat bekerja sama dengan baik apa lagi di tambah dengan 2 P (Power,
Passage, Passanger, Psikis, Penolong).
1. Power (his dan tenaga mengejan)
a) His (kekuatan kontraksi otot rahim)
b) Kontraksi uterus terjadi karena otot-otot polos rahim bekerja dengan
baik dan sempurna
c) Sifat-sifat his:
2) Kontraksi simetris
3) Fundal dominant, diikuti relaksasi
4) Involunter
5) Untermitten
6) Terasa sakit
7) Terkoordinasi
8) Simetris
9) Kadang pengaruh dari luar (fisik, kimia, psikis)
Pada saat kontraksi, otot-otot rahim menguncup, tebal dan lebih
pendek sehingga kavum uteri menjadi lebih pendek dan lebikh
kecil yang mendorong janin dan kantong amnion kearah SBR dan
cervix.
d) His yang sempurna mempunyai ciri-ciri:
1) Kontraksi paling tinggi pada fundus uteri yg lapisan ototnya paling
tebal dan puncak kontraksi terjadi simultan diseluruh bagian uterus
2) Setelah his timbul, otot-toto korpus uteri menjadi lebih pendek
daripada sebelumnya yg disebut retraksi

5
3) Karena servix tidak punya otot, maka dengan adanya his menjadi
terbuka dan menipis/tertarik, apalagi jika ada tekanan kepala janin
yg kera
e) Observasi His
1) Frekuensi : jumlah his dalam waktu tertentu, biasanya permenit
atau per 10 menit
2) Amplitudo/Intensitas : kekuatan his diukur dg mmHg, dalam
praktek diukur dg palpasi (kekuatannya, kuat, atau lemah)
3) Aktifitas His : Frekuensi x Amplitudo
Contoh : Frekuensi his 3x10 menit, Amplitudo 50 mmHg, Aktifitas
rahim=150 unit M(unit montevideo)
4) Durasi His : lamanya his (40 detik)
5) Datangnya His : sering, teratur, atau tidak
6) Interval : masa relaksasi
f) His yang sempurna
Ada koordinasi - simetris
2. Passage (jalan lahir)
Faktor jalan lahir meliputi jalan lahir keras (rangka panggul dan ukuran-
ukurannya) serta jalan lahir lunak (otot- otot dasar panggul).
3. Passanger (janin, plasenta, dan air ketuban)
Faktor janin meliputi sikap janin dalam rahim, letak, posisi, presentasi
(bagian terbawah) serta besar kecilnya janin.
f. Tahapan Persalinan
1. Kala I (kala pembukaan)
Kala I persalinan adalah permulaan kontraksi persalinan sejati,
yang ditandai oleh perubahan serviks yang progresif yang diakhiri dengan
pembukaan lengkap (10 cm) pada primigravida. Kala I berlangsung kira-
kira 13 jam, sedangkan pada multigravida kira-kira 7 jam. Terdapat 2 fase
pada kala satu, yaitu:
a) Fase laten
Periode waktu dari awal persalinan pembukaan mulai berjalan
secara progresif, yang umumnya dimulai sejak kontraksi mulai muncul

6
hingga pembukaan 3-4 cm atau permulaan fase aktif berlangsung
dalam 7-8 jam. Selama fase ini presentasi mengalami penurunan
sedikit hingga tidak sama sekali.
b) Fase Aktif
Periode waktu dari awal kemajuan aktif pembukaan menjadi
komplit dan mencakup fase transisi, pembukaan pada umumnya
dimulai dari 3-4 cm hingga 10 cm dan berlangsung selama 6 jam.
Penurunan bagian presentasi janin yang progresif terjadi selama akhir
fase aktif dan selama kala dua persalinan. Fase aktif dibagi dalam 3
fase, antara lain :
1) Fase Akselerasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm
menjadi 4 cm.
2) Fase Dilatasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan sangat cepat,
dari 4 cm menjadi 9 cm.
3) Fase Deselerasi, yaitu pembukaan menjadi lamban kembali dalam
waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap.
Komplikasi yang dapat terjadi pada persalinan kala I yaitu ketuban
pecah dini, tali pusat menumbung, gawat janin, persalinan lama dan
inersia uteri. Kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif.
2. Kala II (pengeluaran janin)
Kala II adalah kala pengeluaran bayi, dimulai dari pembukaan
lengkap sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada
rimigravida dan 1 jam pada multigravida. Komplikasi yang dapat terjadi
pada kala II persalinan adalah eklamsia, kegawatdaruratan janin, tali pusat
menumbung, rupture uteri dan persalinan macet. Beberapa tanda dan
gejala persalinan kala II yaitu :
a) Ibu merasakan ingin mengejan bersamaan terjadinya kontraksi
b) Ibu merasakan peningkatan tekanan pada rectum atau vaginanya
c) Perineum terlihat menonjol
d) Vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka
e) Peningkatan pengeluaran lendir darah.

7
Pada kala II his terkoordinir, kuat, cepat dan lama, kira kira 2-3
menit sekali. Saat kepala janin masuk ke panggul akan mengalami tekanan
otot pada dasar panggul yang secara reflek timbul rasa mengedan. Karena
tekanan pada rectum, ibu seperti ingin buang air besar dengan tanda anus
terbuka. Pada waktu his kepala janin mulai terlihat, vulva membuka dan
perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin akan lahir
kepala dengan diikuti seluruh badan janin.
Pada kala II persalinan, nyeri tambahan disebabkan oleh regangan
dan robekan jaringan misalnya pada perineum dan tekanan pada otot skelet
perineum. Nyeri diakibatkan oleh rangsangan struktur somatik superfisial
dan digambarkan sebagai nyeri yang tajam dan terlokalisasi, terutama pada
daerah yang disuplai oleh saraf pudendus
3. Kala III (pelepasan dan pengeluaran plasenta)
Pada kala III dapat terjadi komplikasi seperti perdarahan akibat
atonia uteri, retensio plasenta maupun perlukaan jalan lahir.
a) Perubahan bentuk dan tinggi fundus.
Setelah uterus berkontraksi dan uterus terdorong ke bawah, uterus
menjadi bulat dan fundus berada di atas pusat (sering kali mengarah ke
sisi kanan).
b) Tali pusat memanjang
Tali pusat terlihat keluar memanjang atau terjulur melalui vulva
dan vagina (tanda Ahfeld).
c) Semburan darah tiba-tiba
Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan membantu
mendorong plasenta keluar dan dibantu oleh gaya gravitasi. Semburan
darah yang secara tiba-tiba menandakan darah yang terkumpul diantara
melekatnya plasenta dan permukaan maternal plasenta keluar dari tepi
plasenta yang terlepas.
d) Kontraksi rahim setelah bayi lahir
Terdapat fase istirahat sebentar, beberapa saat kemudian timbul his
pelepasan dan pengeluaran plasenta. Dalam waktu 5-10 menit plasenta
terlepas, terdorong ke dalam vagina akan lahir spontan atau sedikit

8
dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya
berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta
disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
4. Kala IV (observasi)
Kala pengawasan selama 2 jam setelah plasenta lahir untuk
mengamati keadaan ibu terutama bahaya perdarahan postpartum.
Perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak melebihi 400 cc
sampai 500 cc. Komplikasi yang dapat timbul pada kala IV yaitu sub
involusi dikarenakan atonia uteri, laserasi jalan lahir maupun sisa plasenta
(Yeyeh Ai,2009). Observasi yang harus dilakukan pada kala IV antara
lain:
a) Intensitas kesadaran penderita
b) Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi dan pernafasan
c) Kontraksi uterus
d) Terjadinya perdarahan

2.1.2 Teori Nyeri Persalinan


a. Nyeri Persalinan
Rasa nyeri pada persalinan kala I disebabkan oleh munculnya kontraksi
otot-otot uterus, hipoksia dari otot-otot yang mengalami kontraksi, peregangan
serviks pada waktu membuka, iskemia korpus uteri, dan peregangan segmen
bawah rahim. Serat saraf aferen viseral yang membawa impuls sensorik dari
rahim memasuki medula spinalis pada segmen torakal kesepuluh, kesebelas
dan keduabelas serta segmen lumbal yang pertama (T10 sampai L1).
Nyeri dari perineum menjalar melewati saraf aferen somatik, terutama
pada saraf pudendus dan mencapai medula spinalis melalui segmen sakral
kedua, ketiga dan keempat (S2 sampai S4). Serabut saraf sensorik yang dari
rahim dan perineum inin membuat hubungan sinapsis pada kornu medula
spinalis dengan sel yang memberi akson yang merupakan saluran
spinotalamik. Selama bagian akhir dari kala I dan di sepanjang kala II, impuls
nyeri bukan saja muncul dari rahim tetapi juga perineum saat bagian janun

9
melewati pelvis. Biasanya wanita merasakan nyeri pada saat kontraksi saja
dan bebas dari nyeri selama relaksasi (Yeyeh Ai, 2009).
Pusat nyeri pada saat persalinan yaitu seperti gambar berikut:

Gambar 2.1 Pusat Nyeri Persalinan

Gambar 2.2 Pusat Nyeri Persalinan Kala I Awal

Gambar 2.3 Pusat Nyeri Persalinan Kala 1 Lanjut

b. Tahapan Nyeri Persalinan


Menurut Aprilia (2011), nyeri persalinan terbagi atas 4 tahap, yaitu:
1. Tahap I (Pembukaan)
Nyeri diakibatkan oleh kontraksi rahim dan peregangan mulut rahim.
2. Tahap II (Pengeluaran Bayi)
Nyeri diakibatkan peregangan dasar panggul dan tidak jarang sebagai
akibat pengguntingan (episiotomy) jika diperlukan.
3. Tahap III (Pelepasan Plasenta)
Memberikan sensasi nyeri yang sangat minimal.
4. Tahap IV (nyeri timbul lebih)

10
Nyeri timbul lebih merupakan akibat penjahitan luka perineum akibat
robekan dengan atau tanpa episiotomi.
c. Factor-faktor yang mempengaruhi nyeri persalinan
Menurut Yeyeh Ai (2009), faktor yang mempengaruhi nyeri persalinan
adalah:
1. Budaya
Persepsi dan ekspresi terhadap nyeri persalinan dipengaruhi oleh
budaya individu. Penting bagi tenaga kesehatan untuk mengetahui
bagaimana kepercayaan, nilai, praktik budaya mempengaruhi seorang ibu
dalam mempresepsikan dan mengekspresikan nyeri persalinan.
2. Emosi (cemas dan takut)
Stres atau rasa takut ternyata secara fisiologis dapat menyebabkan
kontraksi uterus menjadi terasa semakin nyeri dan sakit dirasakan. Karena
saat wanita dalam kondisi inpartu tersebut mengalami stress maka secara
otomatis tubuh akan melakukan reaksi defensif sehingga secara otomatis
dari stress tersebut merangsang tubuh mengeluarkan hormon stressor yaitu
hormone katekolamin dan hormon adrenalin.
Katekolamin ini akan dilepaskan dalam konsentrasi tinggi saat
persalinan jika calon ibu tidak bisa menghilangkan rasa takutnya sebelum
melahirkan, berbagai respon tubuh yang muncul antara lain dengan “fight
or flight”. Akibat respon tubuh tersebut maka uterus menjadi semakin
tegang sehingga aliran darah dan oksigen ke dalam otot otot uterus
berkurang karena arteri mengecil dan menyempit akibatnya adalah rasa
nyeri yang tak tertahankan..
3. Pengalaman Persalinan
Pengalaman melahirkan sebelumnya juga dapat mempengaruhi
respon ibu terhadap nyeri. Bagi ibu yang mempunyai pengalaman yang
menyakitkan dan sulit pada persalinan sebelumnya, perasaan cemas dan
takut pada pengalaman lalu akan mempengaruhi sensitifitasnya rasa nyeri.
4. Support System (dukungan keluarga)

11
Dukungan dari pasangan, keluarga maupun pendamping persalinan
dapat membantu memenuhi kebutuhan ibu bersalin, juga membantu
mengatasi rasa nyeri.
5. Persiapan Persalinan
Persiapan persalinan tidak menjamin persalinan akan berlangsung
tanpa nyeri. Namun, persiapan persalinan diperlukan untuk mengurangi
perasaan cemas dan takut akan nyeri persalinan. Sehingga ibu dapat
memilih berbagai metode atau metode latihan agar ibu dapat mengatasi
ketakutannya.

2.1.3 Manajemen Nyeri Persalinan


a. Manajemen Farmakologi
Manajemen farmakologi merupakan suatu pendekatan yang digunakan
untuk menghilangkan nyeri dengan menggunakan obat- obatan. Terdapat tiga
kelompok obat nyeri yaitu:
1. Intra Thecal Labol Anlegesia
Tujuan utaman tindakan ILA (Intra Thecal Labor Anlegesia) ialah
untuk mengilangkan nyeri persainan tanpa menyebabkan blok motorik,
sakitnya hilang tetapi tetap bisa mengejan, yang dapat dicapai dengan
menggunakan obat-obat anastesia.
2. Anestesi Epidural
Metode ini paling sering dilakukan karena memungkinkan ibu
untuk tidak merasakan sakit tanpa tidur. Obat anastesi disuntikkan pada
rongga kosong tipis (epidural) diantara tulang punggung bagian bawah.
Pemberian obat ini harus diperhitungkan agar tidak ada pengaruhnya.
3. Analgetik non opioid – Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAISN)
Efektif untuk penatalaksanaan nyeri ringan sampai sedang
terutama asetomenofn (Tylenol) dan OAISN dengan anti peritik, analgetik
dan anti iflamasi, Asam asetilsalisilat (aspirin) dan Ibuprofin (Morfin,
Advil) merupakan OAINS yang sering digunakan untuk mengatasi nyeri
akut derajat ringan.
4. Analgesia opioid

12
Analgetik yang kuat yang bersedia dan digunakan dalam
penatalaksanaan nyeri dengan skala sedang sampai dengan berat. Obat-
obat ini merupakan patokan dalam pengobatan nyeri pasca operasi dan
nyeri terkait kanker.
5. Adjuvan/Koanalgetik
Obat yang memiliki efek analgetik atau efek komplementer dalam
penatalaksanaan nyeri yang semula dikembangkan untuk kepentingan lain.
Contoh obat ini adalah Karbamazopin (Tegretol) atau Fenitoin (Dilantin).
b. Manajemen Non Farmakologi
Terapi nonfarmakologis yaitu terapi yang digunakan yakni dengan tanpa
menggunakan obat-obatan, tetapi dengan memberikan berbagai metode yang
setidaknya dapat sedikit mengurangi rasa nyeri saat persalinan tiba. Beberapa
hal yang dapat dilakukan sebagai berikut.
1. Massage
Massage adalah sebuah sentuhan secara lembut dan membantu ibu
merasa segar, rileks dan nyaman selama persalinan (Marmi,2011). Metode
massase pada nyeri persalinan sangat bermanfaat dan terdapat perubahan
pada intensitas nyeri saat melahirkan (Smith dkk., 2018).
2. Relaksasi Napas Dalam
Relaksasi pernafasan dalam dilakukan dengan cara
menghembuskan nafas secara perlahan. Selain dapat menurunkan
intensitas nyeri, metode relaksasi pernafasan juga dapat meningkatkan
ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah. Metode relaksasi ini
bertujuan untuk merespon kontraksi dan mendapatkan kenyamanan saat
persalinan (Marmi,2011).
Setelah dilakukan metode relaksasi nafas dalam terdapat hormon
yang dihasilkan yaitu hormon adrenalin dan hormon kortison. Kadar
PaCo2 akan meningkat dan menurunkan PH sehingga akan meningkatkan
oksigen dalam darah (Judha, 2012).
3. Distraksi
Distraksi adalah memfokuskan perhatian pasien pada sesuatu
selain nyeri. Ada empat tipe distraksi, yaitu distraksi visual, misalnya

13
membaca atau menonton televisi, Distraksi auditory, misalnya
mendengarkan musik, Distraksi taktil, misalnya menarik nafas dan
massase, Distraksi kognitif, misalnya bermain puzzle.
4. Hypnosis Diri
Hypnosis diri dengan membantu merubah persepsi nyeri melalui
pengaruh sugesti positif. Hypnosis-diri menggunakan sugesti dari dan
kesan tentang perasaan yang rileks dan damai.
5. Aromatherapi
Aromatherapi menggunakan ekstrak wewangian tertentu untuk
menebar aroma dalam ruang bersalin. Efeknya dapat menenangkan,
hilangnya rasa cemas dan memberikan relaksasi pada ibu (Marmi,2011).
6. Relaksasi pernafasan dalam
Relaksasi pernafasan dalam dilakukan dengan cara
menghembuskan nafas secara perlahan. Selain dapat menurunkan
intensitas nyeri, metode relaksasi pernafasan juga dapat meningkatkan
ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah. Metode relaksasi ini
bertujuan untuk merespon kontraksi dan mendapatkan kenyamanan saat
persalinan (Marmi,2011).
7. Kompres Hangat
Penggunaan panas dapat meningkatkan aliran darah yang dapat
mempercepat penyembuhan dan penurunan nyeri. Dalam persalinan
pemberian kompres hangat dapat mengendalikan nyeri dan memberikan
rasa nyaman pada pasien (Marmi,2011).

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan


2.2.1 Pengkajian

2.2.3 Diagnosis Keperawatan

2.2.4 Intervensi Keperawatan

14
2.2.5 Evaluasi

15
BAB III. STUDI KASUS

3.1 Ringkasan Kasus


Pasien umur 41 tahun datang ke ruang bersalin dengan G7P5A1 dengan
keluhan mules-mules yang dirasakan sejak 2 jam sebelum masuk rumah sakit
disertai keluar lendir darah. Ny. D.A mengatakan air ketuban belum pecah,
gerakan janin aktif dirasakan, pasien hamil 9 bulan dengan HPHT 30/03/2021
dan HPL 07/01/2022 sesuai dengan usia kehamilan 38 minggu. Hasil pengkajian
pada tanggal 28 Desember 2021 pada jam 08.30 didapatkan bahwa pasien
mengatakan nyeri semakin kuat dan adanya keinginan untuk BAB dan meneran,
hasil observasi didapatkan P: nyeri kontraksi, Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk, R:
area abdomen dan pinggang, S:8-9, hasil pemeriksaan VT menunjukan bahwa
ibu sudah pembukaan lengkap (10 cm), wajah terlihat meringis, keluar air
ketuban sudah pecah bewarna jernih dari jalan lahir, HIS : 4 kali dalam 10 menit
selama >40 detik dengan frekuensi kuat, DJJ : 143x/menit. pasien mengatakan
hamil anak ke-7 ini tidak direncanakan dan hamil di dalam KB, pasien juga
mengatakan bahwa susah untuk melakukan perawatan bayi karena
membutuhkan energi yang besar dan disaat bersamaan harus merawat anaknya
yang ke6 mengalami retardasi mental. Pasien tampak khawatir, TD: 125/84
mmhg, RR: 22x/menit, nadi: 82x/menit, riwayat partus sebanyak 5x
(grandemultipara), usia ibu 41 tahun, riwayat abortus 1x, persalinan saat ini :
anak ke 4 dari pernikahan yang kedua.

3.2 Pengkajian
A. Identitas Klien
Nama : Ny. A D
Usia : 41 tahun
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Pendidikan :-
Agama : islam
Suku : Indonesia
Alamat :-
Status perkawinan : menikah

16
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Status obstetric :

B. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Pasien mengatakan mules-mules sejak 2 jam sebelum masuk rumah sakit disertai
keluar lendir darah.
Intrepretasi: Pasien mengalami perut mulas disertai lendir darah
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan mules-mules dan dirasakan sejak 2 jam sebelum masuk
rumah sakit disertai keluar lendir darah
Interpretasi: -
3) Riwayat Kesehatan Sebelumnya
Tidak ditemukan adanya riwayat kesehatan yang mempengaruhi keadaan pasien
sekarang.
Intrepretasi: Dalam hasil anamnesis pasien mengalami kelahiran yang ketujuh.
4) Riwayat Penyakit Keluarga
Dari hasil anamnesis tidak ditemukan keterkaitan antara keluhan dan riwayat
serupa yang pernah diderita keluarga pasien
Intrepretasi: Tidak ada riwayat dalam keluarga yang mempengaruhi keadaan
pasien.
5) Genogram: -

C. Pengkajian Pola Gordon


1) Persepsi Kesehatan dan Pemeliharaan Kesehatan
Klien mengatakan bahwa klien mengalami nyeri seperti ingin BAB setelah
partum per vaginam dengan indikasi gawat janin dan ketuban pecah dini. Klien
juga mengatakan bahwasannya klien tidak memiliki riwayat penyakit yang mana
sebelumnya tidak ditemukan adanya riwayat kesehatan yang mempengaruhi
keadaan pasien sekarang.
Interpretasi: Klien telah mengalami nyeri seperti ingin BAB setelah partum per
vaginam dengan indikasi gawat janin dan ketuban pecah dini

17
2) Pola Nutrisi Metabolik
Antropometer Tekanan darah 125/85 mmHg, nadi 85 kali/menit,
pernafasan 22 kali/menit, dan suhu 36,8 0C

Biomedical -
Clinical sign Dilihat dari kondisi klien kompos mentis

Diet Makan nasi dengan lauk, tempe, tahu, dan sayur


yang sehat dan sedikit makan daging dan ikan
dengan frekuensi 2-3 kali dalam sehari.

Interpretasi:
Dari data diatas didapatkan pada Antropometer tekanan darah 125/85 mmHg,
nadi 85 kali/menit, pernafasan 22 kali/menit, dan suhu 36,8 0C, Biomedical
tidak ditemukan, dari Clinical sign dilihat dari kondisi klien kompos mentis, dan
diet makan nasi dengan lauk, tempe, tahu, dan sayur yang sehat dan sedikit
makan daging dan ikan dengan frekuensi 2-3 kali dalam sehari.
3) Pola Eliminasi
BAK:
Frekuensi 4-5 kali
Warna Kuning jernih
BAB:
Frekuensi 1 kali sehari
Warna Kuning kecoklatan dan lembek
Blance Cairan -
Interpretasi:
Dari data diatas menunjukkan BAK klien berwarna kuning jernih dengan
frekuensi 4-5 kali dalam setiap hari, BAB klien berwarna kuning kecoklatan dan
lembek dengan frekuensi 1 kali dalam setiap hari, dan Balance Cairan dalam
minuman klien mencapai 5-6 pergelas dalam setiap harinya.
4) Pola Aktivitas dan Latihan

Aktivitas harian (Activity Daily Livings)


Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4

18
Makanan/minuman √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulansi √
Keterangan:
1. Tingkat 0 : Mampu dalam mengatasi dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain
2. Tingkat 1 : Memerlukan bantuan orang lain
3. Tingkat 2 : Memerlukan bantuan alat medis
4. Tingkat 3 : Memerlukan bantuan dari alat dan petugas atau orang lain
5. Tingkat 4 : Sangat bergantung

Interpretasi:
Data tersebut menunjukkan bahwa pada aktifitas harian klien mampu mengatasinya dan
ada beberapa aktivitas dimana klien memerlukan bantuan dari orang lain.
e. Pola Tidur dan Istirahat

Istirahat dan Tidur


Durasi 6 jam
Gangguan tidur -
Keadaan bangun tidur segar
Lain-lain Tidak ada keluhan
Interpretasi:
Pada pola tidur klien yaitu 6 jam perhari, klien tidak memiliki gangguan saat tidur, dan
kondisi klien saat bangun tidur klien merasakan segar.
f. Pola Fungsi Kognitif dan Perseptual
1. Fungsi Kognitif dan Memori
Klien dapat memperhatikan perawat yang mana perawat telah menyampaikan informasi
dengan baik dan klien dapat menerima dan memahami dengan sangat baik.
Interpretasi:

19
Klien mampu memahami dan menerima apa yang disampaikan perawat kepada klien,
dank lien dapat menerima dengan sangat baik.
2. Fungsi dan Keadaan Indera
Dimana kondisi klien saat ini sangat baik dan keadaan alat indra dari klien sendiri
normal.
Interpretasi:
Kondisi alat indra dari klien normal.
g. Pola Persepsi Diri
1. Gambaran Diri
Klien dapat menerima kondisinya saat ini dan selalu bersyukur

dengan apa yang didapatkannya.


2. Ideal Diri
Klien mampu dalam mencapai target dirinya.
3. Harga Diri
Klien memiliki pribadi yang sangat baik serta mampu bekerja dengan baik untuk
keluarga.
4. Identitas Klien
Klien beridentitas Ny. A D saat ini berusia 41 tahun dengan berjenis kelamin
perempuan.
Interpretasi:
Klien tidak memiliki gangguan dari pola persepsi diri.
h. Pola Seksualitas dan Reproduksi
1. Pola Seksualitas
Klien saat ini sudah menikah dan memiliki hubungan yang baik dengan keluarga serta
kerabat.
2. Pola Reproduksi
Klien saat ini tidak memiliki masalah yang serius sehingga pada pemeriksaan bisa
dikatakan baik dan normal.
Interpretasi:
Klien memiliki hubungan keluarga dengan sangat baik serta klien tidak memiliki
masalah dalam reproduksi.

20
i. Pola Peran dan Hubungan
Klien merupakan seorang ibu, dimana saat ini klien berusaha dapat beradaptasi dengan
peran yang baru.
Interpretasi:
Klien seorang ibu dimana klien harus mampu menjalankan perannya dengan sangat
baik.
j. Pola Manajemen Koping Stress
Klien sempat merasa cemas dengan kondisinya saat ini, dimana klien juga berusaha
untuk tetap menjaga kewajibannya sebagai seorang ibu.
Interpretasi:
Klien sempat merasa cemas dengan kondisinya saat ini.

k. Pola Sistem Nilai dan Keyakinan


Klien merasa bersyukur terhadap apa yang saat ini dia dapatkan dan klien percaya
bahwa apa yang sudah terjadi merupakan kehendak tuhan. Interpretasi:
Klien selalu bersyukur serta percaya kepada Tuhan bahwasannya semua masalah akan
bisa terselesaikan dengan baik.

3.2 Diagnosa

3.3 Intervensi

3.4 Implementasi

21
3.5 Evaluasi

BAB IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Persalinan adalah proses lahirnya air ketuban, anak, dan plasenta dengan
tenaga ibu sendiri. Saat persalinan normal terjadi proses pembukaan jalan lahir,
menipisnya serviks, dan janin turun kedalam jalan lahir. Hal tersebut dapat
menimbulkan rasa nyeri saat persalinan. Nyeri persalinan merupakan suatu
proses fisiologis yang luar biasa dan intensitas nyeri yang dirasakan sangat
berbeda–beda. Bahkan pada ibu yang sama pun derajat nyeri yang dirasakan
pada setiap persalinan atau kala persalinan tidak serupa. Nyeri persalinan dapat
dipengaruhi oleh pasegge (jalan lahir), pessengger (janin), dan power
(kontraksi). Namun, yang paling besar memberikan dampak yaitu kontraksi.
Pada setiap tahap persalinan memberikan rasa nyeri yang berbeda. Oleh karena
itu, terdapat cara untuk mengatasi nyeri persalinan baik secara farmakologis
ataupun nonfarmakologis. Penanganan secara farmakologis dapat diberikan obat
anti nyeri, anasesi lokal, dan regional. Sedangkan, secara nonfarmakologis dapat
diberikan kompres hangat, pijatan, dan melakukan teknik relaksasi.

4.2 Saran
Penulis memohon maaf apabila didapatkan kesalahan atau kekeliruan
dalam materi yang disajikan. Penulis juga memohon kritik dan saran terhadap isi
materi, penulisan, dan referensi yang telah dicantumkan, dengan harapan dapat
membangun kesempurnaan pada makalah ini.

22
DAFTAR PUSTAKA

23
LEMBAR KONSULTASI
MAKALAH KEPERAWATAN PSIKIATRI

Dosen Pembimbing : Ns. Dini Kurniawati, M.Psi, M.Kep, Sp.Kep.Mat


Kelompok/ Kelas : Kelompok 2/ D 2021
Judul Makalah : Manajemen Nyeri Persalinan

No Tanggal Topik / Bab Masukan Pembimbing Tanda Tangan

24

Anda mungkin juga menyukai