oleh :
Melinda Nur P 222310101202
Elshinta Dika M 222310101204
Retri Adinda 222310101205
Rahayu Nugraheni 222310101206
A. Latar Belakang
NAPZA merupakan akronim dari narkotika, psikotropika, dan
zat adiktif. Penggunaan narkotika menyebabkan hilangnya kesadaraan
akibat pengaruhnya terhadap sistem susunan saraf pusat. Narkotika
dikenal juga sebagai obat-obatan anastesi. Akibat lain dari penggunaan
narkotika yaitu hilangnya kesadaran dan ketergantungan. Narkotika
terbagi 3 golongan. Golongan I merupakan narkotika menimbulkan
ketergantungan yang sangat tinggi dan tidak bisa digunakan dalam
terapi sekalipun, sehingga hanya dapat dipelajari untuk ilmu pengetahuan,
salah satu contoh yaitu heroin.Golongan II merupakan narkotika yang
dapat menjadi opsi terakhir dalam pengobatan alternatif, salah satu
contohnya morfin.
Dampak dari penyalahgunaan NAPZA diantaranya adalah
kerusakan fisik, mental, emosional dan juga spiritual. Selain itu,
NAPZA juga mempunyai dampak negative yang sangat luas baik
secara fisik, psikis, ekonomi, sosial budaya, hankam serta berbagai
unsur kehidupan lainnya. Banyaknya dampak yang dialami oleh
penyalahguna NAPZA sehingga diperlukanya program pengobatan bagi
yang sudah mengalami penyalahgunan NAPZA serta antisipasi bagi
yang belum terjerat menggunakan NAPZA, terutama dari usia
remaja/pelajar.
Penyalahgunaan NAPZA yang dilakukan oleh sebagian besar
remaja dari informan utamanya disebabkan oleh keinginan
mereka yang ingin diakui tersebut. Namun salah satu faktor yang
menyebabkan remaja menyalahgunakan NAPZA adalah akibat pengaruh
dan bujukan teman-temannya yang disertai tekanan dan acaman apabila
mereka tidak mau mengkonsumsi NAPZA. Kami harus bisa paling
tidak menyampaikan pesan-pesan dan anjuran-anjuran pemahaman
dari bahaya mengkonsumsi NAPZA yang kami berikan dapat
dimengerti dan tersampaikan dengan baik.Untuk itu lewat
penyuluhan kali ini kami mengajak segenap pihak untuk memerangi
NAPZA hal itu bertujuan agar tidak ada lagi kaum remaja yang
mengkonsumsi narkoba.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana mahasiswa mampu menjelaskan dan menguraikan
mengenai konsep asuhan keperawatan jiwa pada remaja dengan
penyalahgunaan NAPZA?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan dan menguraikan mengenai
konsep Asuhan Keperawatan Jiwa pada remaja dengan penyalahgunaan
NAPZA.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan devinisi dari remaha, NAPZA, serta
perilaku penyalahgunaan NAPZA
b. Mahasiswa mampu menjelaskan Golongan NAPZA
c. Mahasiswa mampu menjelaskan rentang respon dari penyalahgunaan
NAPZA
d. Mahasiswa mampu menjelaskan zat adiktif yang disalahgunakan
e. Mahasiswa mampu menjelaskan efek dan cara penanganan pada
penyalahgunaan napza
f. Mahasiswa mampu menjelaskan proses terjadinya masalah pada
pengguna narkoba
g. Mahasiswa mampu menjelaskan penyebab terjerumusnya remaja
dalam penyalahgunaan narkoba
h. Mahasiswa mampu menjelaskan dampak dari penyalahgunaan
narkoba
i. Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan yang dapat
diberikan pada pengguna NAPZA
j. Mahasiswa mampu menjelaskan pencegahan dari penyalahgunaan
NAPZA
k. Mahasiswa mampu menjelaskan pohon masalah dari penyalahgunaan
NAPZA
l. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai masalah-masalah yang
sering timbul pada pengguna NAPZA.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hasil penulisan makalah ini dapat membantu dan mempermudah
mahasiswa dalam memahami dan membentuk kerangka berpikir secara
sistematis tentang Asuhan Keperawatan pada remaja dengan
penyalahgunaan NAPZA.
2. Manfaat Praktis
a. Mahasiswa mampu membuat Asuhan Keperawatan pada pasien
dengan penyalahgunaan NAPZA.
b. Masyarakat dapat mengetahui mengenai zat adiktif, efek samping,
akibat yang dapat ditimbulkan, pencegahan dan penatalaksanaan yang
harus diberikan pada penyalahguna narkoba.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Karena pengaruh kelompok sebaya sangat besar, remaja ingin tahu atau
coba-coba. Biasanya mencoba mengisap rokok, ganja, atau minum-minuman
beralkohol. Jarang yang langsung mencoba memakai putaw atau minum pil
ekstasi
Tahap pemakaian Napza untuk pergaulan (saat berkumpul atau pada acara
tertentu), ingin diakui/diterima kelompoknya. Mula-mula Napza diperoleh secara
gratis atau dibeli dengan murah.
Tahap ini untuk yang telah mencapai tahap pemakaian teratur (sering),
disebut juga penyalahgunaan NAPZA, terjadi perubahan pada faal tubuh dan gaya
hidup
e. Tahap ketergantungan
Rentang Respon ini berfluktuasi dari kondisi yang ringan sampai dengan
yang berat. Indikator dari rentang respon berdasarkan perilaku yang ditampakkan
oleh remaja dengan gangguan penggunaan zat adiktif
Keterangan :
a. Eksperimental
Kondisi penggunaan pada taraf awal, disebabkan rasa ingin tahu, ingin
memiliki pengalaman yang baru, atau sering dikatakan taraf coba-coba
b. Rekreasional
Menggunakan zat saat berkumpul bersama-sama dengan teman sebaya,
yang bertujuan untuk rekreasi bersama teman sebaya
c. Situasional
Orang yang menggunakan zat mempunyai tujuan tertentu secara
individual, sudah merupakan kebutuhan bagi dirinya sendiri, seringkali
penggunaan zat ini merupakan cara untuk melarikan diri atau mengatasi
masalah yang dihadapinya. Biasanya digunakan pada saat sedang konflik,
stress, frustasi.
d. Penyalahgunaan zat adiktif
Penggunaan zat yang sudah bersifat patologis, sudah mulai digunakan
secara rutin, paling tidak sudah berlangsung selama 1 bulan, dan terjadi
penyimpangan perilaku dan mengganggu fungsi dalam peran di
lingkungan sosial dan pendidikan
e. Ketergantungan zat adiktif
Penggunaan zat yang cukup berat, telah terjadi ketergantungan fisik dan
psikologis. Ketergantungan fisik ditandai oleh adanya toleransi dan
sindroma putus zat. Yang dimaksud sindroma putus zat adalah suatu
kondisi dimana orang yang biasa menggunakan secara rutin, pada dosis
tertentu berhenti menggunakan atau menurunkan jumlah zat yang biasa
digunakan, sehingga menimbulkan gejala pemutusan zat
2.1.7 Penatalaksanaan
a. Pengkajian
b. Diagnose Keperawatan
Risiko Perilaku
Kekerasan
Effect
Gangguan
Persepsi
core problem
Isolasi Sosial
1) Definisi
Perubahan persepsi terhadap stimulus baik internal maupun eksternal yang
disertai dengan respon yang berkurang berlebihan atau terdistrosi.
2) Penyebab
a) Gangguan penglihatan
b) Gangguan pendengaran
c) Gangguan perabaan
d) Penyalahgunaan zat
3) Gejala tanda mayor
a) Subjektif
- Mendengar suara bisikan atau melihat bayangan
- Merasakan sesuatu melalui indra perabaan, penciuman,pengecapan
b) Objektif
- Distorsi sensori
- Respon tidak sesuai
- Bersikap seolah melihat, mendengar, mengecap, mencium sesuatu
4) Gejala tanda minor
a) Subjektif
- Menyatakan kesal
b) Objektif
- Menyendiri
- Melamun
- Melihat ke satu arah
- Bicara sendiri
5) Kondisi klinis terkait
a) Glaucoma
b) Katarak
c) Trauma okuler
d) Trauma pada saraf kranialis II,III,IV dan VI akibat stroke, aneurisma
intracranial, trauma
a. Intervensi
a. Tindakan keperawatan untuk pasien gangguan persepsi sensori
halusinasi .
Tujuan : pasien mampu
1) Membina hubungan saling percaya
2) Mengenal halusinasi dan mampu mengontrol halusinasi dengan
menghardik.
3) Mengontrol halusinasi dengan benar minum obat
4) Mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
5) Mengontrol halusinasi dengan melakukan aktifitas sehari-hari
Alifia, U. 2019. Apa Itu Narkotika Dan Napza? Edisi Tim Editor. Semarang:
ALPRIN.