Anda di halaman 1dari 4

Nama : Tiara Widyawati

NIM : PO71201200011

Prodi : Sarjana Terapan Keperawatan Tk 3 Semester 5

Mata Kuliah : Keperawatan HIV AIDS

Dosen Pengampu : Ade Suryaman, SST., M. Biomed

Tugas Individu : Membuat artikel dengan tema “Pencegahan Primer, Sekunder, Tersier pada
Kasus Penyalahgunaan NAPZA”

ARTIKEL NARKOBA

NAPZA merupakan kependekan dari narkotika, psikotropika, obat-obatan


terlarang,dan zat adiktif. Narkotika ialah obat yang berasal zat sintesis atau semi sintesis yang
akan menimbulkan dampak bagi orang yang menggunakannya baik dalam jangka waktu
singkat atau lama. Narkoba diklaim sebagai zat psikoaktif dikarenakan mempengaruhi kerja
otak yang berfungsi menjadi pusat kendali tubuh. Itulah sebabnya pemakaian narkoba bisa
menghipnotis fungsi tubuh, mengganti mood / suasana perasaan, cara berfikirdan pencerahan
dan perilaku pemakaiannya.Menurut UU RI No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika,
psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

Narkoba pada dasarnya adalah racun, pengaruh kerjanya adalah di susunan syaraf
sentra kita, melalui pengaruhnya narkoba memacu atau merusak reseptor, neurotransmiter,
ataupun neuron yang terdapat di susunan syaraf pusat, tergantung jenis narkobanya. Jiwa
riang (euphoric) sesaat, lalu adrenalin terpacu (stimulated), tetapi kemudian akan stress
(depressed) sebagai akibatnya. mengakibatkan rasa lesu yang menyerang tubuh pemakainya.
Susunan syaraf sentra merupakan pusat pengendali, sehingga jiwa serta raga otomatis akan
terpengaruh.

Napza serta Narkoba harus di jauhkan sebab selain tidak baik dampaknya bagi
kesehatan, pemakai narkoba ataupun NAPZA ini dapat terjadi perubahan sikap, kepribadian,
serta perangai. menjadi lebih emosional, tidak peduli terhadap diri sendiri ataupun
lingkungan. serta tak dapat memilah perbuatan baik atau jelek, sehingga efeknya pemakai
bisa menghalalkan segala cara, mirip berbuat kriminal sekalipun buat bisa membeli narkoba.

Permasalahan serta aliran narkoba di Indonesia telah sampai di titik yang


mengkhawatirkan. Dianggap mengkawatirkan sebab pecandu narkoba sudah merambah luas
baik pada lingkungan pendidikan, lingkungan kerja, pelajar, mahasiswa, para remaja, dan
lingkungan pemukiman pada pedesaan juga di perkotaan. Badan Narkotika Nasional (BNN)
menganggap pusat pendidikan seperti sekolah, kampus atau perguruan tinggi sebagai lahan
yang banyak digunakan untuk peredaran narkoba. Selain pada orang ekonomi menengah
keatas, pelajar penghuni sekolah atau kampus (kategori remaja) juga kerap mengikuti gaya
hayati berlebihan. Narkoba dievaluasi menjadi bagian berasal gaya hidup yang berlebihan.

Bagaimana cara pencegahannya ?

Pencegahan terhadap penyalahgunaan NAPZA dibagi menjadi 3 tahap yaitu primer,


sekunder, dan Tersier.

Pencegahan primer (berpusat untuk mengurangi atau menghillangkan faktor risiko)


adalah hal yang dilakukan untuk anak-anak atau orang dewasa yang belum pernah memakai
penyalahgunaan narkoba, cara yg digunakan ialah memberikan penyuluhan pendidikan
tentang bahaya narkoba di sekolah atau tempat yang mungkin akan berdampak masuknya
penyalahgunanaan narkoba. Penyuluhan dilakukan memakai media yg simpel dipahami bagi
pembaca dan penerima penyuluhan, leaflet, brosur, spanduk, poster. Lalu pemberian
pendidikan kepada orang tua tentang pola mengasuh anak yang baik dan juga pencegahan
narkoba. Dapat juga membentuk aktivitas-kegiatan yang dapat mengalihkan para remaja
kepada hal yg ingin mereka coba coba. pada tahap ini juga dilakukan pengawasan terhadap
kegiatan yang berpotensi menimbulkan penyalahgunaan napza dan peredaran nya.

Pencegahan sekunder (berpusat pada keaadan untuk indentifikasi dini serta


pengobatan) ialah pencegahan yang diberikan kepada orang atau anak remaja yg barusaja
menggunakan narkoba atau telah berani mencoba-coba menyalahgunakan narkoba. Kegiatan
yang di lakukan dapat berikan pengarahan pada sektor warga yang bisa membantu remaja
atau generasi muda berhenti menyalahgunakan narkoba di tahap ini dilakukanya deteksi dini
terhadap remaja yang diduga menyalahgunakan narkoba, konseling perorangan serta keluarga
pengguna, bimbingan sosial melalui kunjungan tempat tinggal. Dilakukan kegiatan ini agar
para pemakai tidak menjadi pencandu narkoba, jika sudah menjadi sorang pencandu napza
maka akan di masukkan kedalam pusat rehabilitas sosial.

Pencegahan tersier artinya pencegahan terhadap pengguna yang sudah sehat sehabis
menjalani rehabilitasi supaya tidak mengulangi memakai atau akan ketergantungan balik
terhadap narkoba, pencegahan ini juga ditujukan pada Sektor-sektor warga yg bisa membantu
bekas korban narkoba buat tidak memakai narkoba lagi. aktivitas pencegahan tertier
dilaksanakan dalam bentuk bimbingan sosial dan konseling terhadap yg bersangkutan dan
famili serta gerombolan sebayanya, penciptaan lingkungan sosial dan pengawasan sosial yg
menguntungkan bekas korban untuk mantapnya kesembuhan, pengembangan minat, talenta
dan keterampilan kerja, serta penyuluhan keluarga. Dilakukan dengan teknik serta
pendekatan yang baik menggunakan penyuluhan penyuluhan yang berguna mirip penyuluhan
keagamaan, pendididkan, dan keterampilan kerja.
Daftar Pustaka

Badan Narkotika Nasional (BNN). 2010. Pedoman Pelaksanaan P4GN. Jakarta Timur

Suryawati S,dkk. 2015. Raih Prestasi Tanpa Narkoba. Universitas Gajah Mada Press.
Yogyakarta.

Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2018. Cara Cerdas Hadapi
Narkoba. Jakarta Pusat.

Aziz H. 2017. Narkoba Dan Penaggulangan Nya. Universitas Islam Negri Syarif
Hidayatullah. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai