Anda di halaman 1dari 3

PENCEGAHAN PRIMER, SEKUNDER DAN TERSIER NAPZA

PENDAHULUAN

NAPZA (narkotika, psikotropika, dan


zat adiktif lain) merupakan suatau
bahan/ zat/ obat yang bila masuk ke
dalam tubuh manusia akan
mempengaruhi tubuh terutama
otak/susunan saraf pusat, sehingga
dapat menyebabkan terjadinya
gangguan kesehatan seperti gangguan
fisik, psikis, dan fungsi sosialnya, hal
ini disebabkan karena faktor
kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta
ketergantungan (dependensi) terhadap
NAPZA.

Penyalahgunaan NAPZA merupakan penggunaan salah satu atau beberapa jenis


NAPZA yang dilakukan secara berkala atau teratur diluar indikasi medis, sehingga
dapat menimbulkan gangguan kesehatan fisik, psikis maupun gangguan fungsi sosial
(Azmiyati, 2014).

Angka kejadian penyalahgunaan NAPZA di dunia pada tahun 2018 yang diterbitkan
oleh United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) didapatkan bahwa
sebanyak 275 juta penduduk di dunia atau setara dengan 5,6 % dari penduduk dunia
berusia 15-64 tahun pernah mengonsumsi narkoba. Menurut Badan Narkotika
Nasional (BNN ) angka prevalensi penyalahgunaan narkoba pada tahun 2017
sebanyak 1,77 % atau 3.376.115 orang yang berusia 10-59 tahun. Kemudian pada
tahun 2018 prevalensi penyalahgunaan narkoba dikalangan pelajar dari 13 ibukota
provinsi di Indonesia mencapai angka 3,2 % atau 2.299.000 orang (BNN, 2019).
Upaya yang dilakukan untuk pencegahan NAPZA dapat dilakukan dengan
melakukan pencegahan primer, sekunder dan tersier.

PENCEGAHAN NAPZA

Pencegahan penyalahgunaan NAPZA meliputi:

1) Pencegahan primer
Pencegahan primer merupakan pencegahan dini yang ditujukan kepada
mereka, individu, keluarga, kelompok atau komunitas yang memiliki risiko
tinggi terhadap terjadinya penyalahgunaan NAPZA, untuk melakukan
intervensi agar individu, kelompok, dan masyarakat waspada serta memiliki
ketahanan agar tidak menggunakan NAPZA. Upaya pencegahan primer ini
dilakukan sejak anak berusia dini, agar faktor yang dapat menghambat proses
tumbuh kembang anak dapat diatasi dengan baik (BNN, 2009).
Pencegahan primer ditujukkan kepada individu, keluarga atau komunitas dan
masyarakat dimana belum tersentuh oleh permasalahan penyalahgunaan
NAPZA dan peredaran gelap narkoba, dengan tujuan membuat individu,
keluarga, dan kelompok untuk menolak dan melawan narkoba(Yusuf, 2010).
2) Pencegahan sukunder
Pencegahan sukunder ditujukan kepada kelompok atau komunitas yang
rawan terhadap penyalahgunaan narkoba. Pencegahan ini dapat dilakukan
melalui jalur pendidikan, konseling, dan adanya pelatihan agar mereka
berhenti, kemudian melakukan kegiatan positif dan menjaga agar mereka
tetap lebih mengutamakan kesehatannya (Yusuf, 2010).
Pencegahan sekunder diberikan pada kelompok atau komunitas yang sudah
melakukan menyalahgunakan NAPZA. Dilakukan pengobatan agar mereka
tidak menggunakan NAPZA lagi (BNN, 2009).
3) Pencegahan tersier
Pencegahan tersier merupakan pencegahan yang dilakuakn terhadap para
pengguna/pecandu kambuhan yang telah mengikuti program teraphi dan
rehabilitas, agar tidak kambuh lagi (Yusuf, 2010).
Pencegahan tersier ditujukan kepada seseorang yang sudah pernah menjadi
penyalahguna NAPZA dan telah mengikuti program terapi dan rehabilitasi
untuk menjaga agar tidak kambuh lagi. Sedangkan pencegahan terhadap
penyalahgunaan NAPZA yang kambuh kembali adalah dengan melakukan
pendampingan sehingga dapat membantunya untuk mengatasi masalah
perilaku adiksinya, detoksifikasi, maupun dengan melakukan rehabilitasi
kembali (BNN, 2009).

KESIMPULAN DAN SARAN

Pencegahan NAPZA merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah dan
masyarakat, agar dapat mewujudkan sumber daya manusia Indonesia seutuhnya,
khususnya dibidang pengobatan dan pelayanan kesehatan. Menggunakan NAPZA
tanpa pengendalian dan pengawasan yang ketat, serta bertentangan dengan
perundang-undangan yang berlaku adalah kejahatan, karena sangat merugikan dan
bahaya yang besar bagi masyarakat dan bangsa. Untukitu diharapkan peran serta
masyarakat dan orang tua dalam melakukan pencegahan NAPZA, hal ini berguna
untuk mencegah berkembangnya NAPZA di tengah-tengah masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Azmiyati, SR, dkk. 2014. Gambaran Penggunaan NAPZA pada Anak Jalanan di
Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (KEMAS), 9 (2): 137-143

Badan Narkotika Nasional (BNN). 2009. Advokasi Pencegahan Penyalahgunaan


Narkoba Bagi Petugas Lapan atau Rutan. Jakarta: Pusat Pencegahan Lakhar
BNN

BNN. 2019. "Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia". (Online).


https://bnn.go.id/.

Yusuf Apandi. 2010. Katakan Tidak Pada Narkoba. Bandung: Simbiosa Rekatama
Mebia

Anda mungkin juga menyukai