Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KEPERAWATAN PSIKIATRI

“ASUHAN KEPERAWATAN JIWAPADA ANAK DENGAN


KEBUTUHAN KHUSUS PENGGUNA NAPZA”

DOSEN PEMBIMBING
Ns. Emilia Puspita S.M.Kep., Sp.Kep.J

Di susun Oleh Kelompok 2:


1. AHMAD NURUL SUBKHAN NIM 2127001
2. AKA PRAVITA SEPTIANA NIM 2127002
3. ASEP SUNATA NIM 2127005
4. FEBRI ABDUL RIADI NIM 2127009
5. FITRIAH SUKAISIH NIM 2127012
6. KISTIA RITA SANTI NIM 2127015
7. MELA NIM 2127021

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN BISNIS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan ZatAdiktif lain) adalah bahan/ zat/
obat yang bila mana masuk ke dalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh
terutama otak/ susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan
fisik, psikis dan fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi)
serta ketergantungan (dependensi) terhadap NAPZA. NAPZA sering disebut juga
sebagai zat psikoaktif, yaitu zat yang bekerja pada otak, sehingga menimbulkan
perubahan perilaku, perasaan, dan pikiran.
Masalah penyalahgunaan narkoba merupakan masalah yang sangat kompleks
yang memerlukan upaya penanggulangan secara komprehensif dengan
melibatkan kerjasama multidispliner, multisector, dan peran serta masyarakat
secara aktif yang dilaksanakan secara berkesinambungan, konsekuen, dan
konsisten. Meskipun dalam kedokteran sebagian besar narkoba masih bermanfaat
bagi pengobatan, namun bila disalahgunakan atau digunakan tidak menuru
tindikasi medis atau standar pengobatan terlebih lagi biladisertai peredaran di
jalur illegal akan berakibat sangat merugikan bagi individu maupun masyarakat
luas khususnya generasi muda. Indonesia saat ini tidak hanya sebagai transit
perdagangan gelap serta tujuan peredaran narkoba, tetapi juga telah menjadi
produsen dan pengekspor. (Kemenkes RI, 2014)
BerdasarkanKemenkes (2014) dalam menangani penyalahguna narkoba saat
ini melibatkan berbagai sektor, antara lain Rumah Sakit khususnya Rumah Sakit
Ketergantungan Obat (RSKO) dan Rumah Sakit Jiwa (RSJ), Panti Rehabilitasi
Sosial Narkoba (PRSN), pesantren, Lembaga pemasyarakatan, dan Lembaga
swadaya masyarakat yang bergerak dalam bidang penanggulangan masalah
penyalahgunaan narkoba.
Dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
narkotika yang mengamanatkan pencegahan, perlindungan, dan penyelamatan
bangsa Indonesia dari penyalahgunaan narkotika serta menjamin pengaturan
upaya rehabilitasi medis dan social bagi penyalahguna dan pecandu narkotika,
dimana pada pasal 54 menyebutkan bahwa “korban penyalahguna dan pecandu
narkotika wajib rehabilitas”. Undang-Undang tersebut juga sudah mengatur
bahwa rehabilitasi adalah alternative lain dari hukuman penjara. Rehabilitasi
adalah upaya kesehatan yang dilakukan secara utuh dan terpadu melalui
pendekatan non medis, psikologis, social dan religi agar pengguna NAPZA yang
menderita sindrom ketergantungan dapat mencapai kemampuan fungsional
seoptimal mungkin. Tujuannya pemulihan dan pengembangan pasien baik fisik,
mental, social, dan spiritual. Sarana rehabilitasi yang disediakan harus memiliki
tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan.

B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Setelah memberikan asuhan keperawatan. Penulis ingin mendapatkan
pengalaman nyata dalam menerapkan asuhan keperawatan pada anak
dengan kebutuhan khusus pengguna NAPZA.
2. Tujuan khusus
Setelah penulis memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan
kebutuhan khusus pengguna NAPZA, maka penulis dapat melakukan :
a. Melakukan pengkajian keperawatan pada anak dengan kebutuhan
khusus pengguna NAPZA.
b. Menentukan diagnosa keperawatan pada anak dengan kebutuhan
khusus pengguna NAPZA.
c. Merencanakan asuhan keperawatan pada anak dengan kebutuhan
khusus pengguna NAPZA.
d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada anak dengan kebutuhan
khusus pengguna NAPZA.
e. Mengevaluasi asuhan keperawatan pada anak dengan kebutuhan khusus
pengguna NAPZA.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. DEFINISI
NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif) merupakan bagan/ zat/
obat yang apabila masuk ke dalam tubuh manusia bisa mempengaruhi tubuh
terutama otak atau susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan
kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan,
ketagihan(adiksi) serta ketergantungan (dependensi) terhadap NAPZA. NAPZA
sering disebut juga sebagai zat psikoaktif yaitu zat yang bekerja pada otak,
sehingga menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, pikiran. (Eko, 2014).
Penyalahgunaan NAPZA adalah suatu penyimpangan perilaku yang
disebabkan oleh pengguna yang terus-menerus sampai terjadi masalah. Pengguna
NAPZA dapat mengalami kondisi lanjut yaitu: ketergantungan napza yang
merupakan suatu kondisi yang cukup berat dan parah sehingga mengalami sakit
yang cukup berat ditandai dengan ketergantungan fisik (sindrom putus zat dan
toleransi). Sindrom putus zat adalah suatu kondisi dimana individu yang
menggunakan napza, menurunkan atau menghentikan penggunaan napza
sehingga akan menimbulkan gejala kebutuhan biologi terhadap NAPZA (Farida
& Yudi,2010).
Jenis-jenis NAPZA menurut Eko (2014), jenis-jenis NAPZA meliputi:
1. Heroin: serbuk putih seperti tepung yang bersifat opioid atau menekan nyeri
dan juga depressan SSP.
2. Kokain: diolah dari pohon Coca yang punya sifat halusinogenik.
3. Putau: golongan heroin
4. Ganja: berisi zat kimia delta-9-tetra hidrokanbinol, berasal dari daun
Cannabis yang dikeringkan, konsumsi dengan cara dihisap seperti rokok
tetapi menggunakan hidung.
5. Shabu-shabu: Kristal yang berisi methamphetamine, dikonsumsi dengan
menggunakan alat khusus yang disebut Bong kemudian dibakar.
6. Ekstasi: methylendioxy methamphetamine dalam bentuk tablet atau kapsul,
mampu meningkatkan ketahanan seseorang (disalahgunakan untuk aktivitas
hiburan di malam hari).
7. Diazepam, Nipam, Megadon: obat yang jika dikonsumsi secara berlebih
menimbulkan efek halusinogenik.
8. Alkohol: minuman yang berisi produk fermentasi menghasilkan atanol
dengan kadar diatas 40% mampu menyebabkan depresi susunan saraf pusat,
dalam kadar tinggi bisa memicu Sirosis hepatic, hepatitis alkoholik maupun
gangguan system persyarafan.
NAPZA terbagi menjadi tiga jenis dan terbagi menjadi beberapa kelompok :
1. Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintesis maupun semi sintetis. Zat ini dapat mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika
memiliki daya adiksi (ketagihan) yang sangat berat. Narkotika juga memiliki
daya toleren (penyesuaian dan daya habitual (kebiasaan) yang sangat tinggi.
Ketiga sifat narkotika inilah yang menyebabkan pemakai narkotika tidak
dapat lepas dari“cengkraman”nya.
Berdasarkan Undang-Undang No.35 Tahun 2009, jenis narkotika dibagi
ke dalam 3 kelompok, yaitu narkotika golongan I, golongan II, dan golongan
III.
a. Narkotika Golongan I
Narkotika yang berbahaya, zat adiktifnya sangat tinggi, dan tidak
untuk digunakan dengan kepentingan apapun kecuali untuk ilmu
pengetahuan dan penelitian. Contohnya ganja, heroin, kokain, morfin,
opium, dan lain-lain.
b. Narkotika Golongan II
Narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, memiliki manfaat untuk
pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah petidin dan turunannya,
benzetidin, betametadol, dan lain-lain
c. Narkotika Golongan III
Narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi bermanfaat untuk
pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah kodein.
2. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun
sintetis, bukan yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental
dan perilaku (UU No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika). Psikotropika
dibedakan dalam golongan-golongan sebagai berikut:
a. Psikotropika Golongan I
Psikotropika dengan daya adiktif yang sangat kuat, belum diketahui
manfaat untuk pengobatan, dan sedang diteliti khasiatnya. Contohnya
adalah MDMA, ekstasi, LSD, dan STP.
b. Psikotropika Golongan II
Psikotropika dengan daya adiktif kuat serta berguna untuk pengobatan
dan penelitian. Contohnya adalah amfetamin, metamfetamin, dan
metakualon.
c. Psikotropika Golongan III
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan (Contoh:
pentobarbital, flunitrazepam).
d. Psikotropika Golongan IV
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan
dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan (Contoh:
diazepam, bromazepam, fenobarbital, klonozepam, klordiazepoxide,
nitrazepam, seperti pil KB, pil Koplo, Rohip, Dum, MG)
3. Bahan adiktif lainnya
Golongan adiktif lainnya adalah zat-zat selain narkotika dan psikotropika
yang dapat menimbulkan ketergantungan. Contohnya: rokok, kelompok
alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan
dan thinner dan zat-zat lain, seperti lem kayu, penghapus cair, aseton, cat,
bensin, yang bila dihisap, dihirup, dandicium dapat memabukkan. Jadi
alkohol, rokok, serta zat-zat lain yang memabukkan dan menimbulkan
ketagihan juga tergolong NAPZA.
B. ETIOLOGI
1. FaktorPredisposisi
a. Faktor biologis
1) Keluarga: terutama orangtua yang menyalahgunakan napza.
2) Metabolik: perubahan metabolisme alkohol yang
mengakibatkan respons fisiologis.
3) Infeksi pada otak: gejala sisa dari ensefalitis ,meningitis.
4) Penyakit kronis: kanker, asma, dan lain-lain.
b. Faktor psikologis
1) Tipe kepribadian: dependen, ansietas, depresi, psikopat.
2) Harga diri rendah akibat penganiayaan masa anak-anak.
3) Disfungsi keluarga: keluarga tidak stabil, rolemodel negatif, orangtua
pengguna.
4) Individu yang mempunyai perasaan tidak aman.
5) Cara pemecahan masalah yang menyimpang.
6) Individu dengan krisis identitas.
7) Permusuhan dengan orangtua.
c. Faktor social kultural
1) Sikap masyarakat yang ambivalen tentang penggunaan zat
2) Norma kebudayaan: menggunakan halusinogen atau alcohol untuk
upacara adat.
3) Lingkungan: diskotik, mall, lokalisasi, lingkungan rumah kumuh dan
padat
4) Kontrol masyarakat kurang terhadap pengguna napza
5) Kehidupan agama yang kurang
6) Perilakutindakkriminalpadausiadini.
2. FaktorPresipitasi
a. Pernyataanuntukmandiridanmembutuhkantemansebayasebagaipengakuan
.
b. Reaksisebagaiprinsipkesenangan:menghindarirasasakit,relaksagarmenik
matihubungan interpersonal
c. Kehilangansesuatuyangberarti:rumah,sekolah,kelompoktemansebaya
d. Dampakkompleksitaseraglobalisasi:film/iklan,transportasilancar. (Farida
dan Yudi, 2010)
C. TANDA DAN GEJALA
MenurutEko(2014)tandadangejaladapatdilihatsebagaiberikut:
1. Tingkahlakupasienpenggunazatsedatifhipnotik
a. Menurunnyasifatmenahandiri
b. Jalantidakstabil,koordinasimotorikkurang
c. Bicaracadel,bertele-tele
d. Seringdatangkedokteruntukmintaresep
e. Kurangperhatian
f. Sanggatgembira, berdiam, (depresi), dan kadangbersikapbermusuhan
g. Gangguandalamdayapertimbangan
h. Dalamkeadaanyangoverdosis,kesadaranmenurun,komadan
dapatmenimbulkankematian
i. Meningkatkanrasapercayadiri
2. Tingkahlakupasienpengguna ganja
a. Kontroldirimenurunbahkanhilang
b. Menurunnyamotivasiperubahandiri
c. Ephoriaringan
3. Tingkahlakupasienpenggunaalkohol
a. Sikapbermusuhan
b. Kadangbersikapmurung,berdiam
c. Kontroldirimenurun
d. Suarakeras,bicaracadel,dan kacau
e. Agresi
f. Minumalkoholpagihariatautidakkenalwaktu
g. Partisipasidilingkungan socialkurang
h. Dayapertimbanganmenurun
i. Koordinasi motoric tergangguakibatcenerungmendapatkecelakaan
j. Dalamkeadaanoverdosis,kesadaranmenurunbahkansampaikoma.
4. Tingkahlakupasienpenggunaopioda
a. Terkantuk-kantuk
b. Bicaracadel
c. Koordinasimotorikterganggu
d. Acuhterhadaplingkungan,kurangperhatian
e. Perilakumanipulatif, untukmendapatkanzatadiktif
f. Kontroldirikurang
5. Tingkahlakupasienpenggunakokain
a. Hiperaktif
b. Euphoria,agitasi,dansampaiagitasi
c. Iritabilitas
d. Halusinasidanwaham
e. Kewaspadaanyangberlebih
f. Sangattegang
g. Gelisahinsomnia
h. Tampakmembesar-besarkansesuatu
i. Dalamkeadanoverdosis:kejang,delirium,dan paranoid
6. Tingkahlakupasienpenggunahalusinogen
a. Tingkahlakutidakdapatdiramalkan
b. Tingkahlakumerusakdirisendiri
c. Halusinasi,ilusi
d. Distorsi(gangguandalampenilaian,waktudanjarak)
e. Sikapmerasadiribenar
f. Kewaspadaanmeningkat
g. Depersonalisasi
h. Pengalaman yanggaib/Ajaib
D. MEKANISME KOPING
Menurut Stuart & Sundeen (1995) dalam Nasirdan Abdul (2011) berdasarkan
penggolongan dibagi menjadi dua yaitu:
1. Mekanisme Koping Adaptif
Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan,
belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah berbicara dengan orang
lain, memecahkan masalah secara efektif, Teknik relaksasi, Latihan
seimbang dan aktivitas konstruktif.
Mekanisme koping adaptif antara lain adalah berbicra dengan orang lain
tentang
masalahyangsedangdihadapi,mencobamencariinformasilebihbanyaktentangm
asalahyangsedangdihadapi,berdo’a,melakukanlatihanfisikuntukmengurangike
teganganmasalah,membuatberbagaialternatiftindakanuntukmengurangisituasi
,danmerasayakinbahwasemuaakankembalistabil,mengambilpelajaran
dariperistiwaatau pengalaman masalalu.
2. MekanismeKopingMal-adaptif
Mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi,
memecahkanpertumbuhan,menurunkanotonomidancenderungmenguasailingk
ungan. Kategorinya adalah makan berlebihan atau tidak
makan,bekerjaberlebihan dan menghindar.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi strategi koping, yaitu Lazarus
danFolkum,1984 (Nasir danAbdul, 2011):
a. KesehatanFisik
Kesehatnmerupakan halyang penting,karenaselama dalam
usahamengatasistresindividudituntutuntukmengarahkantenagayangcukup
besar.
b. Keyakinanataupandanganpositif
Keyakinanmenjadisumberdayapsikologisyangsangatpentingsepertikeyaki
nanakannasib(externallocusofcontrol)yangmengarahkanindividu pada
penilaianketidakberdayaan
(helpessness)yangakanmenurunkankemmpuanstrategikopingtipe:problem
-solvingfocusedcoping.
c. Ketrampilanmemecahkanmasalah
Ketrampilaninimeliputikemampuanuntukmencariinformasi,menganalisasi
tuasi,mengidentifikasimasalahdengantujuanuntukmenghasilkanalternatifti
ndakan,kemudianmempertimbangkanalternatiftindakan,kemudianmemper
timbangkanalternatiftersebutsehubungandenganhasilyangingindicapai,dan
padaakhirnyamelaksanakan
rencanadenganmelakukansuatutindakanyangtepat.
d. Ketrampilansocial
Ketrampilaninimeliputikemampuanuntukberkomunikasidanbertingkah
laku dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai sosialyangberlaku di
masyarakat.
e. Dukungansocial
Dukunganinimeliputidukungan pemenuhan kebutuhan informasi
danemosional pada diriindividu yang diberikan oleh orangtua,
anggotakeluargalain,saudara,teman,danlingkunganmasyarakatsekitarnya.
E. PENATALAKSANAAN
1. Tindakan Keperawatan
Rehabilitasi adalah upaya memulihkan dan mengembalikan kondisipara
antan penyalahgunaan NAPZA kembali sehat dalam arti sehatfisik,
psikologik, sosial, dan spiritual. Dengan kondisi sehat tersebutdiharapkan
mereka akan mampu kembali berfugsi secara wajar
dalamkehidupannyasehari-hari.
MenurutHawari(2008)jenis-jenisrehabilitasiantaralain:
a. RehabilitasiMedik
Rehabilitasi medik ini dimaksudkan agar mantan penyalahgunanNAPZA
benar-benar sehat secara fisik. Termasuk dalam programrehabilitasi
medik ini ialah memulihkan kondisi fisik yang
lemah,tidakcukupdiberikangizimakananyang
bernilaitinggi,tetapijugakegiatanolahragayangteraturdisesuaikandenganke
mampuanmasing-masingyangbersangkutan
b. RehabilitasiPsikiatrik
Rehabilitasipsikiatrikinidimaksudkanagarpesertarehabilitasiyang semula
bersikap dan bertindak antisosial dapat dihilangkan,sehingga mereka
dapat bersosialisasi dengan baik dengan
sesamarekannyamaupunpersonilyangmembimbingataumengasuhnya.
Termasuk rehabilitasi psikiatrik ini adalah
psikoterapi/konsultasikeluargayangdapatdianggapsebagai“rehabilitasi”kel
uargaterutama bagi keluarga-keluarga broken home. Konsultasi
keluargaini penting dilakukan agar keluarga dapat memahami aspek-
aspekkepribadiananaknyayangterlibatpenyalahgunaanNAPZA,bgaimana
cara menyikapi bila kelak ia telah kembali ke rumah danupaya
pencegahan agar tidak kambuh.
f. RehabilitasiPsikososial
Rehabilitasi psikososial ini dimaksudkan agar peserta rehabilitasidapat
kembali adaptif bersosialisasi dalam lingkungan sosialnya,yaitu dirumah,
disekolah/kampus dan ditempat kerja. Program inimerupakan persiapan
untuk krmbali ke masyarakat. Leh karena
itu,merekaperludibekalidenganpendidikandanketrampilanmisalnya
berbagai kursus ataupun balai latihan kerja yang dapatdiadakan di pusat
rehabilitasi. Dengan demikian diharapkan
bilamerekatelahselesaimenjalaniprogramrehabilitasidapatmelanjutkanke
mbali kesekolah/kuliah atabekerja.
g. RehabilitasiPsikoreligus
Rehabilitasipsikoreligiusmemegangperananpenting.Unsuragamadalamreh
abilitasibagiparapasienpenyalahgunaanNAPZA mempunyai arti penting
dalam mencapai
penyembuhan.Unsuragamayangmerekaterimaakanmemulihkandanmemp
erkuat rasa percaya diri, harapan dan keimanan.
Pendalaman,penghayatandanpengamalankeagamaanataukeimananiniakan
meumbuhkan kekuatan kerohanian pada diri seseorang sehinggamampu
menekan risiko seminimal mungkin terlibat kembali
dalampenyalahgunaanNAPZA.
h. ForumSilaturahmi
Forum silaturahmi merupakan program lanjutan (pasca
rehabilitasi)yaituprogramataukegiatanyangdapatdiikutiolehmantanpenyal
ahgunaanNAPZA(yangtelahselesaimenjlanitahapanrehabilitasi) dan
keluarganya. Tujuan yang hendak dicapai
dalamforumsilaturahmiiniadalahuntukmemantapkanterwujudnyarumah
tangga/keluarga sakinah yaitu keluarga yangharmonis
danreligius,sehinggadapatmemperkecilkekambuhanpenyalahanNAPZA.
i. ProgramTerminal
Pengalamanmenunjukanbahabanyakdarimerekasesudahmenjalaniprogram
rehabilitasidankemudianmengikuiforumsilatuhrami,mengalamikebingung
anuntukprogramselanjutya.Khusunya bagi pelajar dan mahasiswa yang
karena keterlibatannyapada penyalahgunaa NAPZA di masa lalu terpaksa
putus
sekolahmenjadipengangguran;perlumenjalaniprogramkhususyangdinama
kanprogramterminal(re-
entryprogram),yaituprogrampersiapanuntukkembalimelanjutkansekolah/
kuliahataubekerja.
2. Farmakologi
Menurut Purba, 2008 & Hawari, 2006
( dalamArfian,2016)TerapipengobatanbagiklienNAPZAmisalnyadengandeto
ktifikasi.Detoktifikasiadalahupayauntukmengurangiataumenghentikangejalap
utus zat,dengan duacarayaitu :
a. DetoktifikasiTanpaSubstitusi
Klien ketergantungan putau (heroin) yang berhenti
menggunakanzatyangmengalamigejalaputuszattidakdiberiobatuntukmeng
hilangkan gejala putus zat tesebut. Klien hanya dibiarkan
sajasampaigejalaputus zat tersebut berhentisendiri.
b. DetoksifikasidenganSubstitusi
Putau atau heroin dapat disubstitusikan dengan memberikan
jenisopiat misalnya kodein, bufremorfin, dan metadon. Substansi
bagipenggunasedatif-
hipnotikdanalkoholdapatdarijenisantiansietas,misalnyadiazepam.Pemberi
ansubstitusidapatjugadiberikan obat yang menghilangkan gejala
simptomatik, misalnyaobat penghilang rasa nyeri, rasa mual, dan obat
tidur atau sesuaidengan gejala yan ditimbulkan akibat putus zat tersebut.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
BerdasarkandariNurhalimah,2016konsepasuhankeperawatansebagaiberikut :
1. IdentitasKlien
Identitas klien yang perlu ditulis adalah nama klien, jenis kelamin,umur
(biasanya pada usia produktif), pendidikan (segala jenis/
tingkatpendidikanberisikomenggunakanNAPZA),pekerjaan(tingkatkeseriusa
n/tuntutan dalam pekerjaannya dapat menimbulkan
masalah),status(belummenikah,menikah,ataubercerai),alamat,kemudiannama
perawat.
2. AlasanMasukdan Faktorprespitasi
Faktoryangmembuatklienmenggunakannapzabiasanyaindividudengan
kepribadian rendah diri, suka mencoba-coba /
berksperimen,mudahkecewa,danberesikountukmelakukanpenyalahgunaanNA
PZA.
3. FaktorPredisposisi
Hal-hal yang menyebabkan perubahan perilaku klien menjadi
pecandu/penggunaNAPZA,baikdaripasien,keluarga,maupunlingkungansepert
i : orangtua yang menyalahgunakan NAPZA, Harga diri
rendah,Keluargatidakharmonis,carapemecahanmasalahyangsalah,kelompok
sebaya yang menggunakan NAPZA, banyakya tempat untukmemperoleh
NAPZA dengan mudah dan perilaku kontrol masyarakatkurangterhadap
penggunaan NAPZA
4. PemeriksaanFisik
a. Keadaanumum:kliendenganpenggunanapzabiasanyaakandijumpaikondisi
yangdisebutintoksikasi(teler)yangmenyebabkanperubahanmemori,
perilaku, kognitif, alamperasaandankesadaran.
b. Tanda-tandavital
Tekanan darah : hipotensi/normal
Nadi: takikardi
Suhu :meningkat,berhubungandengangangguan
keseimbangancairanelektrolit
Pernafasan:sesaknafas, nyeridada
Berat badan : mengalami penurunan akibat nafsu makan
menurunKeluhanfisik:mengantuk, nyeri,tidakbisatidur, kelelahan.
5. Psikososial
a. Genogram
Genogramminimaltigagenerasiyangdapatmenggambarkanhubunganklien
dan
keluarga.Menjelaskan:seseorangyangberadadalamdisfungsikeluargaakant
ertekandanketertekananitudapatmerupakanfaktorpenyerta
bagidirinya terlibat

dalampenyalahgunaan/ketergantunganNAPZA,kondisikeluargayangtidak
baikituadalah:1)Keluargayangtidakutuh:orangtuameninggal,orangtuacerai
,dll,2)Kesibukanorangtua,3)hubunganinterpersonal dalam
keluargatidakbaik.
b. KonsepDiri
1) Citratubuh:klienmerasatubuhnyabaik-baiksaja
2) Identitas:klienkurangpuasterhadapdirinya
3) Peran:klienanakkeberapadariberapasaudara
4) Idealdiri:klienmenginginkankeluargadanoranglainmenghargainya
5) Hargadiri:kurangnyapenghargaankeluargaterhadapperannya
6. Hubungansosial
Banyakmengurungdiridalamkamar,menghindaribertemuanggotakeluargalain
nyakarenatakutketahuan,damenolakmakanbersama.Bersikaptidakramah,kasar
terhadapanggotakeluargalainnya, dan mulai sukaberbohong.
7. StatusMental
a. Penampilan
Tidakrapi,tidaksesuaidancaraberpakaiantodaksepertibiasanya
b. Pembicaraan
Kaji cara bicara klien apakah cepat, keras, gagap, apatis,
lambatataumembisu.Biasanyaklienmenghindarikontakmata
langsung,berbohongataumemanipulasikeadaan,benggong/linglung.
c. AktivitasMotorik
1) Kelambatan:hipoaktifitas(lesu),katalepsi(gangguankesadaran)
2) Peningkatan :gelisah, TIK, grimasen (gerakanototmukayangberubah-
ubah,tidakdapatdikontrol),tremor,kompulsif(kegiatanyangdilakukanb
erulang)
d. AfekdanEmosi
1) Afek:tumpul(datar)dikarenakanterjadipenurunankesadaran
2) Emosi:kliendenganpenyalahgunaanNAPZAbiasanyamemilikiemosi
yang berubah-ubah (cepatmarah, depresi,cemas,eforia)
e. InteraksiSelamaWawancara
Kontakmatakurangdancepattersinggung.Biasanyaklienakanmenunjukanc
uriga
f. Persepsi
Biasanyaklienmengalamihalusinasi
g. ProsesPikir
Klien pecandu ganja mungkin akan banyak bicara dan
tertawasehinggamenunjukkantangensial.BeberapaNAPZAmenimbulkanp
enurunankesadaran,sehinggakienmungkinkehilanganasosiasi
dalamberkomunikasi danberpikir
h. IsiPikir
Pecanduganjamudahpecayamistik,sedangkanamfetaminmenyebabkan
paranoid sehingga menunjukkan perilaku
phobia.Pecanduamfetamindapatmengalamiwahamcurigaakibatparanoidny
a.
i. TingkatKesadaran

Menunjukkan perilaku binggung, disorientasi dan sedasi


akibatpengaruhNAPZA.
j. Memori

GolonganNAPZAyangmenimbulkanpenurunankesadaranmungkinakanme
nunjukkangangguandayaingatjangkapendek.
k. TingkatKonsentrasidanBerhitung

Secara umum klien NAPZA mengalami penurunan


konsentrasi.Pecanduganja mengalamipenurunan berhitung.
l. KemampuanPenilaian

Penurunankemampuanmenilaiterutamadialamiolehklienalkoholik.Ganggu
ankemampuanpenilaiandapatringanmaupunbermakna.
m. DayaTilikDiri

Apakah mengingkari penyakit yang diderita atau menyalahkanhal-


haldiluardirinya.
8. SumberKoping
Yangsangatdibutuhkanuntukmembantuindividuterbebasdaripeyalahgunaa
nzatyaitukemampuanindividuuntukmelakukankomunikasi yang efektif,
ketrampilan menerapkan sikap asertif dalamkehidupan sehari-hari, perlunya
dukungn sosial yang kuat,
pemberianalternativekegiatanyangmenyenangkan,ketrampilanmelakukantekn
ik reduksi stress, ketrampilan kerja dan motivasi untuk mengubahperilaku.
a. Mekanismekoping
Individu dengan penyalahgunaan zat seringkali mengalami
kegagalandalam mengatasi masalah. Mekanisme koping sehat dan
individu tidakmampumengembangkanperilakuadaptif.
b. MekanismePertahananEgo
Pertahananegoyangdigunakanpadaindividupenyalahgunaanzatmeliputi
penyangkalan terhadap masalah, rasionalisasi, projeksi, tidaktanggung
jawab terhadap perilakunya, dan mengurangi jumlah
alkoholatauobatyangdigunakan.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko Bunuh Diri berhubungan dengan gangguan psikologis:
penyalahgunaan zat (D.0135).
2. Resiko Perilaku Kekerasan berhubungan dengan penyalahgunaan zat
(D.0146)
3. Gangguan Persepsi Sensori berhubungan dengan penyalahgunaan zat
(D.0085)
4. Isolasi Sosial berhubungan dengan ketidaksesuaian perilaku social dengan
norma (D.0121)
5. Koping tidak Efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan system koping
(D.0096)

Anda mungkin juga menyukai