PIK-R
EVITASARI (1710105202)
ISANA BILQIS SETIAWAN (1710105203)
INTAN ELOK FAIQOH (1710105206)
KELAS B2
D3 KEBIDANAN SEMESTER 4
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
KATA PENGANTAR
Penyusun
TIME LINE SCHEDULE
C. PENGERTIAN
NARKOBA atau NAPZA adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan
/ psikologis seseorang (pikiran, perasaan dan perilaku) serta dapat menimbulkan
ketergantungan fisik dan psikologis.
PERTEMUAN 1
NAPZA
-NARKOTIKA-
A. DEFINISI
NAPZA adalah singkatan dari
narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif
lainnya, meliputi zat alami atau sintetis yang
bila dikonsumsi menimbulkan perubahan
fungsi fisik dan psikis, serta menimbulkan
ketergantungan (BNN, 2004). NAPZA
adalah zat yang memengaruhi struktur atau
fungsi beberapa bagian tubuh orang yang
mengonsumsinya. Manfaat maupun risiko
penggunaan NAPZA bergantung pada
seberapa banyak, seberapa sering, cara
menggunakannya, dan bersamaan dengan obat atau NAPZA lain yang dikonsumsi
(Kemenkes RI, 2010).
B. JENIS – JENIS
Jenis–Jenis NAPZA NAPZA dibagi dalam 3 jenis, yaitu narkotika, psikotropika,
dan bahan adiktif lainnya. Tiap jenis dibagi-bagi lagi ke dalam beberapa kelompok.
1. Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun bukan sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran dan hilangnya rasa. Zat ini dapat mengurangi sampai menghilangkan
rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Narkotika memiliki daya adiksi (ketagihan) yang sangat berat. Narkotika
juga memiliki daya toleran (penyesuaian) dan daya habitual (kebiasaan) yang
sangat tinggi. Ketiga sifat narkotika inilah yang menyebabkan pemakai narkotika
tidak dapat lepas dari “cengkraman”-nya.
a. Ganja
Ganja dapat digunakan untuk bahan obat penenang dan penghilang rasa sakit.
Kandungan zatkimia delta-9-
tetrahydrocannabinol (THC) di dalam daun ganja dalam dosis tertentudipercaya
dapat memengaruhi perasaan, penglihatan, dan pendengaran.
b. Kokain
Tanaman coca ( Erythroxylon coca) yang banyak tumbuh di Pegunungan Andes,
AmerikaSelatan, menghasilkan daun yang mengandung senyawa kimia
alkaloid yang bernama kokaindan senyawa-
senyawa turunan yang sejenis. Pemakainya suka bicara, gembira yangmeningkat
menjadi gaduh dan gelisah, detak jantung bertambah, demam, perut nyeri, mual,dan
muntah.
c. Sedativa – hipnotika
Beberapa macam obat dalam dunia kedokteran, seperti pil BK dan magadon digun
akansebagai zat penenang (sedativa-hipnotika). Pemakaian sedativa-hipnotika
dalam dosis kecildapat menenangkan, sedangkan dalam dosis besar dapat membuat
orang yang memakannyatertidur. Gejala akibat pemakaiannya adalah mula-mula
gelisah, mengamuk lalu mengantuk,malas, daya pikir menurun, bicara dan tindakan
lambat.
d. Opium
Opium merupakan narkotika dari golongan
opioida, dikenal juga dengan sebutan candu,morfin, heroin, dan putau. Opium
diambil dari getah buah mentah Pavaper sommiverum .
Senyawa alkaloid dalam opium:
Morfin
Merupakan zat aktif (narkotika) yang diperoleh dari candu melalui pengolahan
secara kimia.Umumnya candu mengandung 10% morfin. Cara pemakaiannya
disuntik di bawah kulit, kedalam otot atau pembuluh darah (intravena). Morfin
rasanya pahit, berbentuk
tepunghalus berwarna putih atau dalam bentuk cairan berwarna. Pemakaiannya de
ngan cara dihisap dandisuntikkan.
Heroin
senyawa turunan (hasil sintesis) dari morfin yang dikenal dengan sebutan putau.
Heroin biasanya berbentuk serbuk putih dan pahit rasanya. Heroin dapat menimbu
lkan rasakantuk, halusinasi, dan euphoria.
Kodein
merupakan senyawa turunan dari morfin, tetapi memiliki kemampuan
menghilangkannyeri lebih lemah, demikian pula efek kecanduannya (adiksinya)
lebih lemah. Kodein biasa dipakai dalam obat batuk dan obat penghilang rasa
nyeri.
PERTEMUAN 2
NAPZA
-PSIKOTROPIKA-
A. DEFINISI
Psikotropika adalah zat
atau obat bukan narkotika, baik
alamiah maupun sintetis, yang
memiliki khasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas
pada aktivitas normal dan
perilaku. Psikotropika adalah
obat yang digunakan oleh
dokter untuk mengobati gangguan jiwa (psyche).
B. JENIS – JENIS
Berdasarkan Undang-Undang No.5 tahun 1997, psikotropika dapat dikelompokkan
ke dalam 4 golongan, yaitu :
a. Golongan I adalah : psikotropika dengan daya adiktif yang sangat kuat, belum
diketahui manfaatnya untuk pengobatan, dan sedang diteliti khasiatnya. Contohnya adalah
MDMA, ekstasi, LSD, dan STP.
b. Golongan II adalah : psikotropika dengan daya adiktif kuat serta berguna untuk
pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah amfetamin, metamfetamin, metakualon, dan
sebagainya.
c. Golongan III adalah : psikotropika dengan daya adiksi sedang serta berguna
untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah lumibal, buprenorsina, fleenitrazepam,
dan sebagainya.
d. Golongan IV adalah : psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan serta
berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah nitrazepam (BK, mogadon,
dumolid), diazepam, dan lain-lain.
Jenis jenis psikotropika
Barbiturat
digunakan secara medis untuk menenangkan orang dan sebagai obat tidur. Barbitu
ratmempengaruhi sistim syaraf pusat, menyebabkan perasaan lembab. Barbiturat dapat
menyebabkan orang jadi sembrono, merasa bahagia dan kebingungan mental. Amphetamin
merupakan stimulan yang biasanya diminum secara oral, walaupun
dapat juga dilarutkan dalam air, dihirup, atau disuntikkan. Amphetamin menyebabkan
meningkatnya detak jantung, berkurangnya nafsu makan, memperbaiki suasana hati,
danmembesarnya pupil mata. Pengguna amphetamin menyebutkan adanya "rush" rasa pe
rcaya diri. Ekstasi dan shabu adalah hasil sintesis dari zat kimia yang disebut amfetamin.
Hasil sintesis dari amfetamin
Ekstasi
Ekstasiadalah salah satu obatbius yang di buat secara ilegal di sebuah laboratoriu
m dalam bentuk tablet atau kapsul. Ekstasi dapat membuat tubuh si pemakai memiliki en
ergi yang lebihdan juga bisa mengalami dehidrasi yangtinggi.
Sabu-sabu
Nama aslinya methamphetamine. Berbentuk kristal seperti gula atau bumbu peny
edap masakan.Obat ini juga mempunyai pengaruh yang kuat terhadap syaraf. Si pemakai
shabu-shabu akanselalu bergantung pada obat bius itu dan akan terus berlangsung lama,
bahkan bisa mengalamisakit jantung atau bahkan kematian.
PERTEMUAN 3
NAPZA
-ADIKTIF-
A. DEFINISI & CONTOH
Golongan adiktif lainnya adalah zat-zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat
menimbulkan ketergantungan. Contohnya :
a. Rokok
Asap rokok mengandung sekitar 4.000 komponen yang berbahaya. Setiap senyawa
toksik dalamasap rokok menimbulkan akibat yang berbeda. Tiga komponen toksik utama
dalam asap rokok yaitu :
-karbon monoksida
-Nikotin
-Tar
Alkohol digunakan dalam pembiusan secara luas dan tertua di dunia. Salah satu
penggunaanalkohol lainnya adalah untuk mensterilkan berbagai peralatan dalam bidang k
edokteran.Jikadikonsumsi berlebihan, akan muncul efek seperti merasa lebih bebas lagi
mengekspresikan
diri,tanpa ada perasaa terhambat, dan menjadi lebih emosional. Akibat dari gejala ini mun
culgangguan pada fungsi fisik hingga motorik, yaitu bicara cadel, pandangan menjadi kab
ur,sempoyongan, inkoordinasi motorik, dan bias sampai tidak sadarkan diri.
c. Thinner dan zat-zat lain, seperti lem kayu, penghapus cair, aseton, cat, bensin, yang bila
dihisap, dihirup, dan dicium, dapat memabukkan.
Jadi, alkohol, rokok, serta zat-zat lain yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan juga
tergolong NAPZA (Partodiharjo, 2008).
PERTEMUAN 4
NAPZA
-DAMPAK & PENYALAHGUNAAN-
A. Penyalahgunaan NAPZA
Penyalahgunaan NAPZA adalah penggunaan NAPZA yang bersifat patologis,
paling sedikit telah berlangsung satu bulan lamanya sehingga menimbulkan gangguan
dalam pekerjaan dan fungsi sosial. Sebetulnya NAPZA banyak dipakai untuk
kepentingan pengobatan, misalnya menenangkan klien atau mengurangi rasa sakit.
Tetapi karena efeknya “enak” bagi pemakai, maka NAPZA kemudian dipakai secara
salah, yaitu bukan untuk pengobatan tetapi untuk mendapatkan rasa nikmat.
Penyalahgunaan NAPZA secara tetap ini menyebabkan pengguna merasa
ketergantungan pada obat tersebut sehingga menyebabkan kerusakan fisik ( Sumiati,
2009). Menurut Pasal 1 UU RI No.35 Tahun 2009 Ketergantungan adalah kondisi yang
ditandai oleh dorongan untuk menggunakan Narkotika secara terus-menerus dengan
takaran yang meningkat agar menghasilkan efek yang sama dan apabila
penggunaannya dikurangi dan/atau dihentikan secara tiba-tiba, menimbulkan gejala
fisik dan psikis yang khas.
Ketergantungan terhadap NAPZA dibagi menjadi 2, yaitu (Sumiati, 2009): a.
Ketergantungan fisik adalah keadaan bila seseorang mengurangi atau menghentikan
penggunaan NAPZA tertentu yang biasa ia gunakan, ia akan mengalami gejala putus
zat. Selain ditandai dengan gejala putus zat, ketergantungan fisik juga dapat ditandai
dengan adanya toleransi. b. Ketergantungan psikologis adalah suatu keadaan bila
berhenti menggunakan NAPZA tertentu, seseorang akan mengalami kerinduan yang
sangat kuat untuk menggunakan NAPZA tersebut walaupun ia tidak mengalami gejala
fisik.
B. DAMPAK NAPZA
1. Terhadap kondisi fisik
a. Akibat zat itu sendiri Termasuk di sini gangguan mental organik akibat zat, misalnya
intoksikasi yaitu suatu perubahan mental yang terjadi karena dosis berlebih yang
memang diharapkan oleh pemakaiannya. Sebaliknya bila pemakaiannya terputus akan
terjadi kondisi putus zat.
Contohnya : a.1. Ganja : pemakaian lama menurunkan daya tahan sehingga mudah
terserang infeksi. Ganja juga memperburuk aliran darah koroner.
a.2. Kokain : bisa terjadi aritmia jantung, ulkus atau perforasi sekat hidung,
jangka panjang terjadi anemia dan turunnya berat badan.
c. Akibat cara pakai atau alat yang tidak steril Akan terjadi infeksi, berjangkitnya AIDS
atau hepatitis.
d. Akibat pertolongan yang keliru Misalnya dalam keadaan tidak sadar diberi minum.
e. Akibat tidak langsung Misalnya terjadi stroke pada pemakaian alkohol atau
malnutrisi karena gangguan absorbsi pada pemakaian alkohol.
f. Akibat cara hidup pasien Terjadi kurang gizi, penyakit kulit, kerusakan gigi dan
penyakit kelamin.
Orang tua, masyarakat, dan HRD di perusahaan bisa saja tidak mengetahui ada individu
yang mengkonsumsi NAPZA (Narkoba, Psikotropika, dan Zat Adiktif) di sekitar mereka.
Padahal jika seseorang mengkonsumsi obat terlarang, hal tersebut dapat merugikan banyak
pihak.
Sebagai orang tua, perangkat masyarakat, ataupun seorang manajer sumber daya
manusia di perusahaan, kita wajib mengetahui pengertian NAPZA dan jenis-jenisnya.
Melakukan upaya pencegahan penyalahgunaan NAPZA merupakan bentuk kepedulian
terhadap lingkungan.
Mangku, Made Pastika, Mudji Waluyo, Arief Sumarwoto, dan Ulani Yunus, 2007.
pecegahan Narkoba Sejak Usia Dini. Jakarta: Badan Narkotika Nasional Republik
Indonesia.
Sofyan, Ahmadi, 2007. Narkoba Mengincar Anak Anda Panduan bagi Orang tua,