Anda di halaman 1dari 17

2019

PIK-R

EVITASARI (1710105202)
ISANA BILQIS SETIAWAN (1710105203)
INTAN ELOK FAIQOH (1710105206)

KELAS B2
D3 KEBIDANAN SEMESTER 4
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang


telah melimpahkan rahmat-
Nya sehingga Profil Pusat Informasidan Konseling Remaja dapat terselesaikan
harapan kami Profil Pusat Informasi dan Konseling Remaja ini dapat di jadikan tambahan
informasi tentang NAPZA pada remaja.

Dalam Profil PIK Remaja ini secara spesifik diuraikan


tentang latar belakang, tujuan, materi materi mengenai NAPZA (Narkotika, Psikotropika,
Zat Adiktif). PIK-R ini masih belum sempurna seperti yang diharapkan untuk itu, kami
mengharapkan masukan, kritk dan saran yang membangun bagi penyempurnaan
profil ini. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga penyusunan profil ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Yogyakarta , April 2019

Penyusun
TIME LINE SCHEDULE

Minggu Hari/Tanggal Kegiatan Materi Sasaran Pemateri Tempat


ke
1. Minggu/ 24 Penyuluhan NAPZA Remaja Mahasiswa Balai
Maret 2019 (Narkotika) PKL desa
2. Minggu / 31 Penyuluhan NAPZA Remaja Mahasiswa Balai
Maret 2019 (Psikotropika) PKL desa
3. Minggu / 7 Penyuluhan NAPZA (Zat Remaja Mahasiswa Balai
April 2019 Adiktif) PKL desa
4. Minggu / 14 Penyuluhan Penyalahgunaan Remaja Mahasiswa Balai
April 2019 dan Dampak PKL desa
A. Latar Belakang
Kepedulian pemerintah terhadap masalah kesehatan reproduksi remajacenderung
semakin tinggi. Hal ini disebabkan antara lain karena berbagaimasalah yang dihadapi
remaja semakin kompleks. Masa remaja sangaterat kaitannya dengan perkembangan psikis
pada periode yang dikenalsebagai pubertas serta diiringi dengan perkembangan seksual.
Kondisiini menyebabkan remaja menjadi rentan terhadap masalah-masalahperilaku
berisiko.
.Dari sisi lain, jumlah penyalahguna Narkoba sebesar 1,5% dari penduduk
Indonesia atau 3,2 juta penduduk Indonesia didapati sebagai penyalahguna NAPZA. 78%
diantaranya adalah remaja kelompok umur20-29 tahun (BNN tahun 2006).Kompleksitas
permasalahan remajatersebut perlu mendapat perhatian secara terus menerus baik dari
pihakpemerintah, LSM, masyarakat, maupun keluarga, guna menjamin kualitasgenerasi
mendatang(BKKBN, 2008: 1).
B. TUJUAN
memberikan wawasan dan pengetahuan kepada pelajar tentang bahaya
penyalahgunaan NARKOBA serta dampak buruk yang ditimbulkannya, dengan tujuan :
(1) meningkatkan pengetahuan tentang bahaya penyalahgunaan NARKOBA serta dampak
buruk yang ditimbulkannya;
(2) meningkatkan kesadaran pelajar akan peran pentingnya dalam menentukan masa depan
bangsa.

C. PENGERTIAN
NARKOBA atau NAPZA adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan
/ psikologis seseorang (pikiran, perasaan dan perilaku) serta dapat menimbulkan
ketergantungan fisik dan psikologis.
PERTEMUAN 1

NAPZA
-NARKOTIKA-

A. DEFINISI
NAPZA adalah singkatan dari
narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif
lainnya, meliputi zat alami atau sintetis yang
bila dikonsumsi menimbulkan perubahan
fungsi fisik dan psikis, serta menimbulkan
ketergantungan (BNN, 2004). NAPZA
adalah zat yang memengaruhi struktur atau
fungsi beberapa bagian tubuh orang yang
mengonsumsinya. Manfaat maupun risiko
penggunaan NAPZA bergantung pada
seberapa banyak, seberapa sering, cara
menggunakannya, dan bersamaan dengan obat atau NAPZA lain yang dikonsumsi
(Kemenkes RI, 2010).
B. JENIS – JENIS
Jenis–Jenis NAPZA NAPZA dibagi dalam 3 jenis, yaitu narkotika, psikotropika,
dan bahan adiktif lainnya. Tiap jenis dibagi-bagi lagi ke dalam beberapa kelompok.
1. Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun bukan sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran dan hilangnya rasa. Zat ini dapat mengurangi sampai menghilangkan
rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Narkotika memiliki daya adiksi (ketagihan) yang sangat berat. Narkotika
juga memiliki daya toleran (penyesuaian) dan daya habitual (kebiasaan) yang
sangat tinggi. Ketiga sifat narkotika inilah yang menyebabkan pemakai narkotika
tidak dapat lepas dari “cengkraman”-nya.

Berdasarkan Undang-Undang No.35 Tahun 2009, jenis narkotika dibagi ke


dalam 3 kelompok, yaitu narkotika golongan I, golongan II, dan golongan III.
a. Narkotika golongan I adalah : narkotika yang paling berbahaya. Daya
adiktifnya sangat tinggi. Golongan ini tidak boleh digunakan untuk kepentingan
apapun, kecuali untuk penelitian atau ilmu pengetahuan. Contohnya ganja, heroin,
kokain, morfin, opium, dan lain-lain.
b. Narkotika golongan II adalah : narkotika yang memiliki daya adiktif kuat,
tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah petidin dan
turunannya, benzetidin, betametadol, dan lain-lain.
c. Narkotika golongan III adalah : narkotika yang memiliki daya adiktif
ringan, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah
kodein dan turunannya.

a. Ganja
Ganja dapat digunakan untuk bahan obat penenang dan penghilang rasa sakit.
Kandungan zatkimia delta-9-
tetrahydrocannabinol (THC) di dalam daun ganja dalam dosis tertentudipercaya
dapat memengaruhi perasaan, penglihatan, dan pendengaran.
b. Kokain
Tanaman coca ( Erythroxylon coca) yang banyak tumbuh di Pegunungan Andes,
AmerikaSelatan, menghasilkan daun yang mengandung senyawa kimia
alkaloid yang bernama kokaindan senyawa-
senyawa turunan yang sejenis. Pemakainya suka bicara, gembira yangmeningkat
menjadi gaduh dan gelisah, detak jantung bertambah, demam, perut nyeri, mual,dan
muntah.
c. Sedativa – hipnotika
Beberapa macam obat dalam dunia kedokteran, seperti pil BK dan magadon digun
akansebagai zat penenang (sedativa-hipnotika). Pemakaian sedativa-hipnotika
dalam dosis kecildapat menenangkan, sedangkan dalam dosis besar dapat membuat
orang yang memakannyatertidur. Gejala akibat pemakaiannya adalah mula-mula
gelisah, mengamuk lalu mengantuk,malas, daya pikir menurun, bicara dan tindakan
lambat.
d. Opium
Opium merupakan narkotika dari golongan
opioida, dikenal juga dengan sebutan candu,morfin, heroin, dan putau. Opium
diambil dari getah buah mentah Pavaper sommiverum .
Senyawa alkaloid dalam opium:
 Morfin
Merupakan zat aktif (narkotika) yang diperoleh dari candu melalui pengolahan
secara kimia.Umumnya candu mengandung 10% morfin. Cara pemakaiannya
disuntik di bawah kulit, kedalam otot atau pembuluh darah (intravena). Morfin
rasanya pahit, berbentuk
tepunghalus berwarna putih atau dalam bentuk cairan berwarna. Pemakaiannya de
ngan cara dihisap dandisuntikkan.
 Heroin
senyawa turunan (hasil sintesis) dari morfin yang dikenal dengan sebutan putau.
Heroin biasanya berbentuk serbuk putih dan pahit rasanya. Heroin dapat menimbu
lkan rasakantuk, halusinasi, dan euphoria.
 Kodein
merupakan senyawa turunan dari morfin, tetapi memiliki kemampuan
menghilangkannyeri lebih lemah, demikian pula efek kecanduannya (adiksinya)
lebih lemah. Kodein biasa dipakai dalam obat batuk dan obat penghilang rasa
nyeri.
PERTEMUAN 2

NAPZA
-PSIKOTROPIKA-

A. DEFINISI
Psikotropika adalah zat
atau obat bukan narkotika, baik
alamiah maupun sintetis, yang
memiliki khasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas
pada aktivitas normal dan
perilaku. Psikotropika adalah
obat yang digunakan oleh
dokter untuk mengobati gangguan jiwa (psyche).
B. JENIS – JENIS
Berdasarkan Undang-Undang No.5 tahun 1997, psikotropika dapat dikelompokkan
ke dalam 4 golongan, yaitu :
a. Golongan I adalah : psikotropika dengan daya adiktif yang sangat kuat, belum
diketahui manfaatnya untuk pengobatan, dan sedang diteliti khasiatnya. Contohnya adalah
MDMA, ekstasi, LSD, dan STP.
b. Golongan II adalah : psikotropika dengan daya adiktif kuat serta berguna untuk
pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah amfetamin, metamfetamin, metakualon, dan
sebagainya.
c. Golongan III adalah : psikotropika dengan daya adiksi sedang serta berguna
untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah lumibal, buprenorsina, fleenitrazepam,
dan sebagainya.
d. Golongan IV adalah : psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan serta
berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah nitrazepam (BK, mogadon,
dumolid), diazepam, dan lain-lain.
Jenis jenis psikotropika
 Barbiturat
digunakan secara medis untuk menenangkan orang dan sebagai obat tidur. Barbitu
ratmempengaruhi sistim syaraf pusat, menyebabkan perasaan lembab. Barbiturat dapat
menyebabkan orang jadi sembrono, merasa bahagia dan kebingungan mental. Amphetamin
merupakan stimulan yang biasanya diminum secara oral, walaupun
dapat juga dilarutkan dalam air, dihirup, atau disuntikkan. Amphetamin menyebabkan
meningkatnya detak jantung, berkurangnya nafsu makan, memperbaiki suasana hati,
danmembesarnya pupil mata. Pengguna amphetamin menyebutkan adanya "rush" rasa pe
rcaya diri. Ekstasi dan shabu adalah hasil sintesis dari zat kimia yang disebut amfetamin.
Hasil sintesis dari amfetamin
 Ekstasi
Ekstasiadalah salah satu obatbius yang di buat secara ilegal di sebuah laboratoriu
m dalam bentuk tablet atau kapsul. Ekstasi dapat membuat tubuh si pemakai memiliki en
ergi yang lebihdan juga bisa mengalami dehidrasi yangtinggi.
 Sabu-sabu
Nama aslinya methamphetamine. Berbentuk kristal seperti gula atau bumbu peny
edap masakan.Obat ini juga mempunyai pengaruh yang kuat terhadap syaraf. Si pemakai
shabu-shabu akanselalu bergantung pada obat bius itu dan akan terus berlangsung lama,
bahkan bisa mengalamisakit jantung atau bahkan kematian.
PERTEMUAN 3

NAPZA
-ADIKTIF-
A. DEFINISI & CONTOH
Golongan adiktif lainnya adalah zat-zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat
menimbulkan ketergantungan. Contohnya :

a. Rokok

Asap rokok mengandung sekitar 4.000 komponen yang berbahaya. Setiap senyawa
toksik dalamasap rokok menimbulkan akibat yang berbeda. Tiga komponen toksik utama
dalam asap rokok yaitu :

-karbon monoksida

-Nikotin

-Tar

b. Alkohol dan Minuman keras

Alkohol digunakan dalam pembiusan secara luas dan tertua di dunia. Salah satu
penggunaanalkohol lainnya adalah untuk mensterilkan berbagai peralatan dalam bidang k
edokteran.Jikadikonsumsi berlebihan, akan muncul efek seperti merasa lebih bebas lagi
mengekspresikan
diri,tanpa ada perasaa terhambat, dan menjadi lebih emosional. Akibat dari gejala ini mun
culgangguan pada fungsi fisik hingga motorik, yaitu bicara cadel, pandangan menjadi kab
ur,sempoyongan, inkoordinasi motorik, dan bias sampai tidak sadarkan diri.

c. Thinner dan zat-zat lain, seperti lem kayu, penghapus cair, aseton, cat, bensin, yang bila
dihisap, dihirup, dan dicium, dapat memabukkan.

Jadi, alkohol, rokok, serta zat-zat lain yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan juga
tergolong NAPZA (Partodiharjo, 2008).
PERTEMUAN 4

NAPZA
-DAMPAK & PENYALAHGUNAAN-

A. Penyalahgunaan NAPZA
Penyalahgunaan NAPZA adalah penggunaan NAPZA yang bersifat patologis,
paling sedikit telah berlangsung satu bulan lamanya sehingga menimbulkan gangguan
dalam pekerjaan dan fungsi sosial. Sebetulnya NAPZA banyak dipakai untuk
kepentingan pengobatan, misalnya menenangkan klien atau mengurangi rasa sakit.
Tetapi karena efeknya “enak” bagi pemakai, maka NAPZA kemudian dipakai secara
salah, yaitu bukan untuk pengobatan tetapi untuk mendapatkan rasa nikmat.
Penyalahgunaan NAPZA secara tetap ini menyebabkan pengguna merasa
ketergantungan pada obat tersebut sehingga menyebabkan kerusakan fisik ( Sumiati,
2009). Menurut Pasal 1 UU RI No.35 Tahun 2009 Ketergantungan adalah kondisi yang
ditandai oleh dorongan untuk menggunakan Narkotika secara terus-menerus dengan
takaran yang meningkat agar menghasilkan efek yang sama dan apabila
penggunaannya dikurangi dan/atau dihentikan secara tiba-tiba, menimbulkan gejala
fisik dan psikis yang khas.
Ketergantungan terhadap NAPZA dibagi menjadi 2, yaitu (Sumiati, 2009): a.
Ketergantungan fisik adalah keadaan bila seseorang mengurangi atau menghentikan
penggunaan NAPZA tertentu yang biasa ia gunakan, ia akan mengalami gejala putus
zat. Selain ditandai dengan gejala putus zat, ketergantungan fisik juga dapat ditandai
dengan adanya toleransi. b. Ketergantungan psikologis adalah suatu keadaan bila
berhenti menggunakan NAPZA tertentu, seseorang akan mengalami kerinduan yang
sangat kuat untuk menggunakan NAPZA tersebut walaupun ia tidak mengalami gejala
fisik.
B. DAMPAK NAPZA
1. Terhadap kondisi fisik
a. Akibat zat itu sendiri Termasuk di sini gangguan mental organik akibat zat, misalnya
intoksikasi yaitu suatu perubahan mental yang terjadi karena dosis berlebih yang
memang diharapkan oleh pemakaiannya. Sebaliknya bila pemakaiannya terputus akan
terjadi kondisi putus zat.
Contohnya : a.1. Ganja : pemakaian lama menurunkan daya tahan sehingga mudah
terserang infeksi. Ganja juga memperburuk aliran darah koroner.

a.2. Kokain : bisa terjadi aritmia jantung, ulkus atau perforasi sekat hidung,
jangka panjang terjadi anemia dan turunnya berat badan.

a.3. Alkohol : menimbulkan banyak komplikasi, misalnya : gangguan lambung,


kanker usus, gangguan hati, gangguan pada otot jantung dan saraf, gangguan
metabolisme, cacat janin dan gangguan seksual.

b. Akibat bahan campuran/pelarut : bahaya yang mungkin timbul : infeksi, emboli.

c. Akibat cara pakai atau alat yang tidak steril Akan terjadi infeksi, berjangkitnya AIDS
atau hepatitis.

d. Akibat pertolongan yang keliru Misalnya dalam keadaan tidak sadar diberi minum.

e. Akibat tidak langsung Misalnya terjadi stroke pada pemakaian alkohol atau
malnutrisi karena gangguan absorbsi pada pemakaian alkohol.

f. Akibat cara hidup pasien Terjadi kurang gizi, penyakit kulit, kerusakan gigi dan
penyakit kelamin.

2. Terhadap kehidupan mental emosional


Intoksikasi alkohol atau sedatif-hipnotik menimbulkan perubahan pada kehidupan
mental emosional yang bermanifestasi pada gangguan perilaku tidak wajar. Pemakaian
ganja yang berat dan lama menimbulkan sindrom amotivasional. Putus obat golongan
amfetamin dapat menimbulkan depresi sampai bunuh diri.

3. Terhadap kehidupan sosial


Gangguan mental emosional pada penyalahgunaan obat akan mengganggu
fungsinya sebagai anggota masyarakat, bekerja atau sekolah. Pada umumnya
prestasi akan menurun, lalu dipecat/dikeluarkan yang berakibat makin kuatnya
dorongan untuk menyalahgunakan obat.
Dalam posisi demikian hubungan anggota keluarga dan kawan dekat pada
umumnya terganggu. Pemakaian yang lama akan menimbulkan toleransi,
kebutuhan akan zat bertambah. Akibat selanjutnya akan memungkinkan terjadinya
tindak kriminal, keretakan rumah tangga sampai perceraian. Semua pelanggaran,
baik norma sosial maupun hukumnya terjadi karena kebutuhan akan zat yang
mendesak dan pada keadaan intoksikasi yang bersangkutan bersifat agresif dan
impulsif (Alatas, dkk, 2006).
PENUTUP

Narkoba adalah barang yang sangat berbahaya dan bisa merusak


susunan saraf yang bisa merubah sebuah kepribadian seseorang menjadi semakin buruk.
Narkoba adalah sumber dari tindakan kriminalitas yang bisa merusak norma danketentra
man umum. Menimbulkan dampak negative yang mempengaruhi pada tubuh baik secara
fisikmaupun psikologis.

Orang tua, masyarakat, dan HRD di perusahaan bisa saja tidak mengetahui ada individu
yang mengkonsumsi NAPZA (Narkoba, Psikotropika, dan Zat Adiktif) di sekitar mereka.
Padahal jika seseorang mengkonsumsi obat terlarang, hal tersebut dapat merugikan banyak
pihak.

Sebagai orang tua, perangkat masyarakat, ataupun seorang manajer sumber daya
manusia di perusahaan, kita wajib mengetahui pengertian NAPZA dan jenis-jenisnya.
Melakukan upaya pencegahan penyalahgunaan NAPZA merupakan bentuk kepedulian
terhadap lingkungan.

Setelah mengetahui pengertian NAPZA dan jenis-jenisnya, tentunya sebagai


anggota masyarakat perlu melakukan upaya pencegahan penyalahgunaannya. Berikut ini
beberapa upaya sederhana yang bisa dilakukan untuk mencegah penyalahgunaan Narkoba/
NAPZA, yaitu:

1. Memasang poster atau peraturan tertulis tentang “Area Bebas Narkoba”termasuk


sanksinya kepada pelaku. Tujuannya untuk terus mengingatkan masyarakat agar
menjauhi segala jenis narkoba.
2. Di lingkungan kerja dan masyarakat, bisa disediakan fasilitas fitness gratis/ murah
sebagai sarana untuk mengurangi tingkat stress. Perlu diketahui bahwa depresi menjadi
pemicu dominan seseorang untuk mengkonsumsi narkoba.
3. Memberikan sosialisasi sederhana tentang bahaya mengkonsumsi narkoba dan
dampaknya bagi kesehatan serta masa depan seseorang.
4. Membantu orang lain dalam meningkatkan kualitas hidupnya dan membantu mengatasi
masalah di tempat kerja maupun di rumah.
5. Lakukan test urine kepada seluruh anggota perusahaan secara berkala untuk mengetahui
apakah ada karyawan yang mengkonsumsi narkoba. Pada beberapa instansi milik
pemerintahan, test narkoba ini dilakukan di awal perekrutan tenaga kerja.
DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Luqman, 2008. Modul DasarDasar Sosiologi&Sosiologi KesehatanI. Jak


arta: PSKM FKK UMJ.

Kartono, Kartini, 1992. Patologi II Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajawali.

Mangku, Made Pastika, Mudji Waluyo, Arief Sumarwoto, dan Ulani Yunus, 2007.

pecegahan Narkoba Sejak Usia Dini. Jakarta: Badan Narkotika Nasional Republik
Indonesia.

Sofyan, Ahmadi, 2007. Narkoba Mengincar Anak Anda Panduan bagi Orang tua,

Guru,dan Badan Narkotika dalam Penanggulangan Bahaya Narkoba di Kalangan Remaja.


Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher

Anda mungkin juga menyukai