Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan Dewasa 2
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda dan/atau gejala hilangnya fungsi
sistem saraf pusat fokal (atau global) yang berkembang cepat (dalam detik atau
untuk kehidupan. Dampak stroke diantaranya, ingatan jadi terganggu dan terjadi
yang lebih drastis, kecacatan fisik maupun mental pada usia produktif dan usia
tahunnya, sekitar 610.000 mengalami serangan stroke yang pertama. Stroke juga
(JAHA, 2016). Meningkatnya jumlah penderita stroke diseluruh dunia dan juga
penderita stroke yang berusia kurang dari 30 tahun (American Heart Association,
2010).
Rumah Sakit di Indonesia dengan angka kematian sekitar 15,4%. Tahun 2007
prevalensinya berkisar pada angka 8,3% sementara pada tahun 2013 meningkat
menjadi 12,1%. Jadi, sebanyak 57,9% penyakit stroke telah terdiagnosis oleh
bertambahnya umur, terlihat dari kasus stroke tertinggi yang terdiagnosis tenaga
kesehatan adalah usia 75 tahun keatas (43,1%) dan terendah pada kelompok usia
15-24 tahun yaitu sebesar 0,2% (Riskesdas, 2013). Menurut penelitian Badan
Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2013, prevalensi penyakit stroke pada kelompok
Prevalensi penyakit stroke pada umur ≥15 tahun 2013 di Sumatera Barat naik dari
7,4% menjadi 12,2% diamana juga terjadi peningkatan pada usia 15-24 tahun
(0,2 % menjadi 2,6%) usia 25-34 tahun (0,6% menjadi 3,9%) usia tahu 35-44
penderita stroke pada tahun 2009 menurut dr. Herman Samsudi, Sp.S, seorang
ahli saraf sekaligus ketua Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) Cabang DKI
stroke, ada sekitar 2,5% atau 125.000 orang meninggal, dan sisanya cacat ringan
maupun berat (Yayasan Stroke Indonesia, 2012). Data yang diperoleh dari Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2013 didapatkan data bahwa stroke
Penyakit stroke sering dianggap sebagai penyakit yang didominasi oleh orang
tua. Dulu, stroke hanya terjadi pada usia tua mulai 60 tahun, namun sekarang
penderita stroke usia muda lebih disebabkan pola hidup, terutama pola makan
seseorang jarang olahraga, kurang tidur, dan stres berat yang juga jadi faktor
stroke pada usia muda kurang dari 40 tahun dibagi dua kelompok besar
yaitu faktor yang tidak dapat diubah (jenis kelamin, umur, riwayat keluarga)
dan faktor yang dapat di ubah seperti pola makan, kebiasaan olah raga dan lain-
jantung koroner, diabetes melitus, hipertensi, dan gagal jantung. Namun demikian
stroke juga sudah muncul pada kelompok usia muda (15-24 tahun) sebesar 0,3%
di Indonesia dan demikian juga di negara lain. Dalam penelitian Miah (2012)
disimpulkan bahwa pada kelompok usia muda ditemukan faktor risiko yang
pada kelompok usia tua faktor risiko yang signifikan untuk pengembangan stroke
dan dislipidemia.
Hasil penelitian Manurung dan Diani (2015) menyatakan bahwa dari 42 orang
responden yang menderita stroke, 59,52% (25 orang) berusia <55 tahun, memiliki
riwayat penyakit keluarga terkait stroke (stroke, hipertensi, penyakit jantung dan
DM), menderita hipertensi, menderita DM, tidak obesitas, tidak merokok dan
dkk (2013) didapatkan hasil bahwa pada usia dewasa awal yang memiliki faktor
risiko, perilaku atau kebiasaan merokok berisiko 2,68 kali, riwayat diabetes
mellitus berisiko 5,35 kali, riwayat hipertensi berisiko 16,33 kali, riwayat
hiperkolesterolemia berisiko 3,92 kali menderita penyakit stroke dari pada mereka
Penelitian Alchuriyah dkk (2016) didapatkan nilai rata-rata usia pada kasus
(<50 tahun) adalah 43 tahun. Faktor risiko jenis kelamin, hipertensi, kadar
risiko yang mempengaruhi kejadian stroke usia muda pada pasien RS Brawijaya
kejadian stroke tetap tidak berubah di antara mereka yang berusia 20-49 tahun
dan menurun untuk mereka yang berusia 50 sampai 64 tahun sebesar 22,7%.
paling umum yaitu merokok (56,4%), diikuti oleh hipertensi arteri (50%),
Faktor risiko yang dapat di modifikasi sama untuk kelompok usia muda dan
tua namun prevalensi faktor risiko ini tidak sama pada kedua usia ini. Hipertensi,
penyakit jantung, dan diabetes mellitus adalah faktor risiko yang paling umum
pada kalangan orang tua. Sebaliknya pasien stroke pada usia muda memiliki
faktor risiko dislipidemia (60%) merokok (44%) dan hipertensi (39%). Dalam
penelitian lain tiga faktor risiko yang paling banyak terajadi pada pasien stroke
usia muda adalah merokok (49%) dislipidemia (46%) dan hipertensi (36%) pada
pasien stroke iskemik pertama (Smajlovic, 2015). Penelitian Renna (2014) juga
mengungkapkan hal yang hampir sama dimana faktor risiko pada usia muda yaitu
Berbagai hasil penelitian diatas, faktor risiko stroke pada usia muda itu tidak
jauh berbeda, seperti riwayat stroke pada keluarga, merokok, hipertensi, diabetes
melitus dan aktivitas fisik serta tingkat stres hampir ada di setiap penelitian.
Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat faktor risiko jenis kelamin, riwayat
fisik dan tingkat stres. Faktor itu diambil karena dari berbagai penelitian faktor-
faktor tersebut termasuk faktor yang paling berrisiko pada usia muda.
Serangan stroke dengan faktor risiko yang terjadi pada usia muda akan
kesulitan bicara, menelan, serta membedakan kanan dan kiri. Stroke tak lagi
muda yang masih produktif. Jika stroke sudah menyerang usia muda yang
keluarga harus mengeluarkan uang yang lebih banyak untuk pengobatan pasien
paska stroke. Pada keluarga, yang sering terkena stroke biasanya tulang
punggung keluarga karena sering melakukan gaya hidup yang kurang sehat,
B. Tujuan
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Pengertian
cepat akibat gangguan fungsi otak fokal atau global karena adanya
darah ke otak (Ginting dkk, 2015). Stroke adalah suatu sindrom klinis
yang ditandai dengan hilangnya fungsi otak secara akut dan dapat
[AHA], 2015)
Strokemerupakan penyakit terbanyak ketiga setelah penyakit
100.000 orang penderita (Dinata, 2012). Stroke atau serangan otak adalah
interupsi sirkulasi darah normal ke otak. Ada dua tipe stroke yaitu stroke
B. Klasifikasi
a. Stroke Iskemik
atau stroke iskemik. Pada orang berusia lanjut lebih dari 65 tahun,
(mengerasnya arteri).
Hal ini yang terjadi pada hampir dua pertiga insan stroke
sering terjadi pada usia 50 tahun atau lebih dan terjadi pada malam
(tidak bergejala, hal ini terjadi ada sekitar sepertiga pasien usia
atau masalah daya ingat. Namun stroke ringan ganda dan berulang
dapat menimbulkan cacat berat, penurunan kognitif dan dimensia
(Irfan, 2012)
b. Stroke hemoragik
Selain itu, jika volume darah yang keluar lebih dari 50ml maka dapat
terjadi proses desak ruang yakni rongga kepala yang luasnya tetap,
penghuni lama. Biasanya pada proses desak ruang ini, jaringan oak
jenis yaitu :
gangguan fungsi otak terjadi lebih dari 24 jam dan akan menghilang
semakin berat.
C. Etiologi
resiko dari penyakit ini. Perdarahan subaraknoid bisa berakibat pada koma
atau kematian. Pada aneurisma otak, dinding pembuluh darah melemah
yang bisa terjadi kongenital atau akibat cedera otak yang meregangkan dan
D. Faktor Resiko
iskemik adalah faktor yang tidak dapat dimodifikasi seperti usia, ras,
dkk, 2015).
b. Hipertensi
c. Diabetes Melitus
a. Usia
stroke adalah usia 65 tahun ke atas. Pada usia lebih dari 55 tahun
bertambah tua usia sesorang, semakin tinggi terjadi risiko stroke ini
b. Jenis Kelamin
tinggi 53% dibanding dengan jenis kelamin perempuan 46%. Hal ini
Amalia, 2009).
c. Ras
hipertensi yang tertingi serta diet tinggi garam (Indrawati dkk, 2009).
dokter akan mendeteksi dan memeberi tahu jenis faktor resiko yang
E. Manifestasi Klinis
terkena, fungsi otak dikendalikan atau diperantarai oleh bagian otak yang
terkena, keparahan kerusakan serta ukuran darah otak yang terkena selain
tiba-tiba hilang rasa peka, bicara cedal atau pelo, gangguan bicara dan
menurun, proses kencing terganggu, gangguan fungsi otak (Amin & Hardi,
2015).
1. Stroke Iskemik
2. Stroke Hemoragik
menempatkan posisi.
memori.
F. Patofisiologi
lama dapat menyebabkan iskemik otak. Iskemik yang terjadi dalam waktu
pembuluh darah otak yang terkena. Pembuluh darah yang paling sering
Defisit lokal permanen dapat tidak diketahui jika klien mengalami iskemik
Jika aliran darah ke tiap bagian otak terhambat karena trombus atau
glukosa dan oksigen yang terdapat pada arteri-arteri yang menuju otak.
fibrin trombosit dan oleh tekanan jaringan. Setelah 3 minggu, darah mulai
tertentu, menimbulkan iskemik fokal dan infark jaringan otak. Hal tersebut
Darah dan vasoaktif yang dilepas mendorong spasme arteri yang berakibat
1. CT Scan
perdarahan otak dan infark otak. Disamping itu, CT Scan dapat juga
klinis sama, seperti tumor otak atau perdarahan otak karena trauma.
2010).
7. Pemeriksaan darah
H. Penatalaksanaan
Pengenalan dini dan diagnosis yang akurat merupakan hal yang paling
(Hartono, 2009).
a. Penatalaksanaan umum
1. Letakkan kepala pasien pada posisi 30◦, kepala dan dada pada satu
bidang
2. Bebaskan jalan nafas dan usahakan ventilasi adekuat bila perlu
berikan oksigen 1-2 liter menit bila ada hasil gas darah
6. Nutrisi per oral hanya boleh diberikan setelah tes fungsi menelan
b. Penatalaksanaan medis
1. Trombolitik (streptokinase)
dipiridamol)
3. Antikoagulan (heparin)
4. Hemorragea (pentixyfilin)
I. Komplikasi
Komplikasi stroke menurut (Amin & Hardi, 2015) adalah sebagai berikut:
awal.
c. Infark miokard
vaskuler perifer.
J. Pathway
Penyumbatan pembuluh
Trombosis serebral darah otak oleh bekuan Perdarahan
darah, lemak dan udara intraserebri
Penurunan
fungsi jaringan Mobilitas Disertia, difasia /
serebral menurun afasia
Tirah baring
Kerusakan komunikasi
Bising usus verbal
menurun
Koma
Gangguan eliminasi
BAB KONSTIPASI
Kelemahan fisik Penurunan tingkat
umum kesadaran
Indonesia,2014).
A. Pengkajian
pasien pada rekam medik. Pada anamnese, bagian yang dikaji adalah
1. Identitas Klien
merupakan salah satu faktor sosial dan ekonomi yang secara tidak
2. Keluhan Utama
kelumpuhan pada otot gerak, bibir merot atau tidak bisa berbicara,
2013).
separuh badan atau gangguan fungsi otak yang lain. Adanya penurunan
(Muttaqin, 2011). Biasanya nyeri pada perut bagian bawah dan tidak
6. Riwayat Psikologi
d. Pola pertahanan
Biasanya apabila klien merasakan sakit, klien mengucap istigfar
dan beristirahat.
i. Identitas diri
perempuan.
sebelumnya.
v. Peran diri
Serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang
dalam masyarakat.
a. Nutrisi
Penderita stroke harus diperhatikan untuk tidak mengkonsumsi
beralkohol.
c. Istirahat
d. Personal hygiene
e. Aktivitas
8. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
somnolen, apatis, sopor, soporos coma, hingga coma dengan GCS kurang
Tanda-Tanda Vital
Kepala
Inspeksi : bagaimana penyebaran rambut, alopesia, kebersihan
Muka
c. Pemeriksaan telinga
d. Pemeriksaan Mata
(Nursalam, 2009).
f. Pemeriksaan leher
g. Pemeriksaan thorak
Paru-paru
Jantung
Palpasi : teraba ictus cordis pada ics lima mid klavikula sinestra
jantung satu terdengar lebih keras pada area mitral dan trikuspidal.
Bunyi jantung dua terdengar lebih keras pada area aortik dan
h. Pemeriksaan abdomen
Perkusi : redup
i. Pemeriksaan integumen
j. Pemeriksaan ekstremitas
Atas
Bawah
l. Pemeriksaan neurologi
mata.
mata.
pipi kiri dan kanan, bibir simetris dan dapat menyebutkan rasa
perawat.
xii. Nervus XII (Hipoglosus) : biasanya pasien dapat menjulurkan
B. Diagnosa Keperawatan
fasial.
Sumber : SDKI (Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016), SLKI (Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018), SIKI (Tim Pokja SIKI DPP
PPNI. 2018)
i. Implementasi Keperawatan
ii. Evaluasi
(Wahyuni, 2016).
1. S : Data Subjektif
2. O : Data Objektif
Perkembangan yang bisa diamati dan diukur oleh perawat atau tim
kesehatan lain.
3. A : Analisis
Penilaian dari kedua jenis data (baik subjektif maupun objektif)
4. P : Perencanaan