PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
JENIS-JENIS NAPZA
A. GOLONGAN NARKOTIKA
1. Narkotika Golongan I :
Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan,
dan tidak ditujukan untuk terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi
menimbulkan ketergantungan, (Contoh : heroin/putauw, kokain, ganja).
2. Narkotika Golongan II :
Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan
terakhir dan dapat digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan
ketergantungan (Contoh : morfin, petidin).
3. Narkotika Golongan III :
Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi ringan mengakibatkan ketergantungan (Contoh : kodein).
3. Golongan Halusinogen
Adalah jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang
bersifat merubah perasaan dan pikiran dan seringkali menciptakan daya
pandang yang berbeda sehingga seluruh perasaan dapat terganggu.
Golongan ini tidak digunakan dalam terapi medis. Golongan ini termasuk :
Kanabis (ganja), LSD, Mescalin.
PEMBAHASAN
3.1 SKENARIO
Jo, Seorang Pemuda baru saja kehilangan seorang sahabat. Sahabat Jo meninggal
akibat overdosis kokain. Usia Jo kini sudah 25 tahun. Sejak SMA mereka bersahabat.
Beberapa jenis zat psikoaktif dan alkohol sudah sangat akrab dengan mereka berdua yang
notabene berasal dari keluarga broken home. Semua berawal dari merokok, kemudian
mencoba ganja dan seterusnya hingga akhirnya ia kehilangan sahabat. Mereka sama-sama
menikmatinya, mulai dari dosis kecil, sedang hingga besar bahkan sampai overdosis. Saat
kejadian Jo sedang sama-sama menikmati serbuk haram tersebut. Bersyukur keluarga
Jo sadar dan sangat terbuka, menerima kembali Jo apa adanya, meskipun sekarang harus
menerima kenyataan bahwa anak mereka harus hidup di panti rehabilitasi.
Di tempat rehabilitasi, Jo sering mengamuk, berteriak, cenderung menyakiti orang
lain dan diri sendiri. Nafas cepat, denyut jantung meningkat dan meminta untuk segera
diberikan serbuk favoritnya. Jo sudah berada didunianya sendiri. Baginya tiada
kesenangan lain selain bisa mendapatkan apa yang sudah merenggut nyawa sahabatnya.
Seperti singa kelaparan, mengamuk mencari makan. Jika singa bisa makan apa saja asal
daging, lain dengan Jo. Ia hanya ingin kokain.
3.2 TERMINOLOGI
Kokain : merupakan alkaloid yang didapatkan dari tumbuhan koka Erythroxylon
coca, yang berasal dari Amerika Selatan. Daunnya biasa dikunyah oleh penduduk
setempat untuk mendapatkan efek stimulan.
Panti rehabilitasi : merupakan tempat untuk memulihkan atau menyembuhkan
seorang pasien pasca operasi atau pasien pengidap narkoba.
7) Seperti apakah edukasi yang diberikan dokter untuk pasien dan keluarga
pasien?
Jawab : memberikan semangat dan motivasi kepada pasien dan keluarga gunanya
agar pasien tetap percaya diri, menyarankan keluarga pasien agar tidak mengucilkan
pasien, menyarankan keluarga agar mengajak pasien lebih dekat dengan Tuhan Yang
Maha Esa, serta menyarankan keluarga untuk mengajak pasien memperdalam minat
dan bakat pasien agar pasien fokus pada hal-hal yang menjadi hobinya, dengan begitu
diharapkan pasien menjadi lupa dengan keinginannya menggunakan narkoba.
Berkeringat
Hipertensi
Rindu dengan
minuman alkohol
d) Nikotin
o Bersifat racun. Zat inilah yang menyebabkan adiksi dalam rokok.
o Nikotin dapat menstimulan susunan saraf pusat.
o Kadar nikotin dalam sebatang rokok berkisar antara 1% sampai
4%.Sedangkan kadar nikotin yang masuk ke paru-parau sekitar
0,25 mg dari setiap batang rokok yang di hisap.
o Dosis fatal nikotin pada manusia adalah 60 mg.
A. DEFINISI
Kondisi fenomena psikologis dalam bentuk keinginan kuat untuk
mengkonsumsi dan kesulitan mengendalikan perilaku (Sugesti).
ketergantungan menjadi 2 jenis,meliputi :
Ketergantungan psikologis adalah kondisi ketergantungan yang
ditandaidengan stimulasi kognitif dan afektif yang mendorong konatif
(perilaku).Stimulasi kognitif tampak pada individu yang selalu
membanyangkan,memikirkan dan merencanakan untuk dapat
menikmati zat tertentu. Stimulasiafektif adalah rangsangan emosi yang
mengarahkan individu untuk merasakan kepuasan yang pernah dialami
sebelumnya. Kondisi konatif merupakan hasil kombinasi dari stimulasi
kognitif dan afektif. Dengandemikian ketergantungan psikologis
ditandai dengan ketergantungan padaaspek-aspek kognitif dan afektif.
Katergantungan fisiologis adalah kondisi ketergantungan yang
ditandaidengan kecenderungan putus zat. Kondisi ini seringkali tidak
mampudihambat atau dihalangi pecandu mau tidak mau harus
memenuhinya.Dengan demikian orang yang mengalami
ketergantungan secara fisiologisakan sulit dihentikan atau dilarang
untuk mengkonsumsinya.
3.7 PENATALAKSANAAN
1. PENDEKATAN KOMUNIKASI
Pemberian semangat untuk mengubah sikap yang positif
Mengajak hidup sehat
Perlu juga diberikan pendekatan moralistik
2. PENDEKATAN EDUKASI AFEKTIF
Pengembangan personal dan sosial
Mengembangkan keterampilan yang dimilikinya.
3. PENDEKATAN ALTERNATIF
Mendukung segala macam aktifitas yang dilakukan dan dibutuhkan
Memberikan kesempatan utuk mengembangkan inisiatif sendiri untuk
beraktifitas.
4. PENDEKATAN KETAHANAN SOSIAL
Berani untuk menolak
Mengatasi problem dan setres.
Mengembangkan kemampuan verbal dan non verbal.
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan tanda dan gejala yang dialami oleh Jo pada kasus diatas, maka
kelompok kami mendiagnosa Jo mengalami Sindroma Ketergantungan Zat Psikoaktif,
yaitu kokain. Dimana tanda dan gejala pada pengguna kokain sama dengan yang
dialami Jo, antara lain peningkatan tekanan darah, denyut jantung dan nafas
meningkat, selain itu tanda yang menonjol adalah Jo mengalami gejala ingin
menyakiti diri sendiri dan orang lain. Dengan diagnosis multiaksial : AXIS 1 : F.14,
Gangguan Akibat Ketergantungan Kokain, AXIS 2 : Z.03.2 ( NONE ), AXIS 3 :
TIDAK ADA, AXIS 4 : Karena adanya broken home, AXIS 5 : 20-11 ( bahaya
mencederai diri sendiri/orang lain, disabilitias sangat berat dalam berkomunuikasi dan
mengurus diri sendiri. Penyembuhan Jo tergantung pada dirinya sendiri, edukasi dari
keluarga dan terapi yang dilakukan pada panti rehabilitas.