: Penyalahgunaan NAPZA
Sub Pokok Bahasan : Pengertian Napza, Jenis-jenis Napza, Faktor penyebab penyalahgunaan,
Gejala klinis penyalahgunaan, Efek yang timbul, Tingkat pemakaian, Pencegahan dan
Penyalahgunaan Napza.
Waktu : 30 menit
Tempat : Panti Rehabilitasi Jiwa dan Narkoba Getsemani Anugerah Kota Bekasi
A. LATAR BELAKANG
NAPZA adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif. Penyalahgunaan
NAPZA adalah penggunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif diluar dari indikasi
medis, atau tidak adanya resep dari dokter yang sengaja dimasukkan ke dalam tubuh baik
melalui mulut, dihirup, maupun di suntikan. Penyalahgunaan NAPZA sangat berbahaya dan
tentunya merugikan bagi si pemakai, keluarga dan lingkungan. (Indah et al., 2016).
Penyalahgunaan NAPZA dapat dilakukan oleh seseorang karena didasari beberapa hal
yang mengakibatkan seseorang berani untuk melakukannya. Fakto-faktor yang dapat
mendasari seseorang melakukan penyalahgunaan NAPZA bisa dari dirinya sendiri seperti
tingkat pengetahuan, sikap, kepribadian, jenis kelamin, usia, rasa penasaran yang tinggi dan
sebagai upaya pemecahan suatu masalah yang sedang dihadapi. Faktor yang selanjutnya
bisa dari lingkungan seperti pekerjaan, ketidakrukunan keluarga, kesenjangan sosial
ekonomi, dan tekanan dari beberapa aspek kehidupan (Napza, 2015).
Sudah banyak upaya-upaya yang telah dilakukan untuk menurunkan angka
penyalahgunaan NAPZA, namun semakin hari jumlah pemakai NAPZA di Indonesia kian
meningkat. Oleh karenanya, perlu adanya peningkatkan pengetahuan dari masing-masing
individu dalam memahami dan menyadari bahwa penyalahgunaan NAPZA harus dihandari
karena tidak hanya merugikan pada diri sendiri melainkan orang lain. Berdasarkan dari
penjabaran diatas, maka kelompok telah membuat satuan acara penyuluhan dengan topik
“Penyalahgunaan NAPZA” dengan sasarannya adalah pasien dengan penyalahgunaan
NAPZA.
B. TUJUAN UMUM
Setelah melakukan penyuluhan kesehatan mengenai NAPZA, Pasien dengan
penyalahgunaan NAPZA dapat mengetahui tentang Gejala klinis penyalahgunaan Napza,
Bahaya dari penyalahgunaan Napza dan tidak melakukannya kembali.
C. TUJUAN KHUSUS
Setelah diberikan penyuluhan tentang penyalahgunaan NAPZA diharapkan Pasien
dengan penyalahgunaan NAPZA dapat mengerti tentang :
1. Pengertian NAPZA
2. Jenis-jenis NAPZA
3. Faktor penyebab penyalahgunaan NAPZA
4. Gejala klinis penyalahgunaan NAPZA
5. Efek perilaku yang di timbulkan NAPZA
6. Tingkat pemakaian NAPZA
7. Pencegahan dan penyalahgunaan NAPZA
D. MATERI
(Terlampir)
E. MEDIA
Booklet
F. METODE
Ceramah
Tanya Jawab
G. SETTING TEMPAT
Keterangan:
= Penyaji
= Peserta
= Media
H. KEGIATAN PENYULUHAN
I. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. Peserta dan Penyaji menghadiri penyuluhan.
b. Tempat, media serta alat penyuluhan tersedia sesuai rencana.
2. Evaluasi proses
a. Peran dan tugas penyaji sesuai dengan perencanaan.
b. Peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
c. Peserta berperan aktif selama kegiatan berlangsung .
3. Evaluasi hasil
J. Lampiran Materi
Materi Penyalahgunaan Napza
1. Pengertian NAPZA
NAPZA adalah kepanjangan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya.
Menurut UU No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika adalah zat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman seperti sintetis/semi sintetis yang dapat mengakibatkan terjadinya
penurunan kesadaran, menghilangkan rasa,menghilangkan rasa nyeri serta dapat
menimbulkan ketergantungan.
Sedangkan UU No. 5 tahun 1997 yang dimaksud psikotropika adalah zat alami ataupun
sintetis bukan narkotika yang mempunyai kandungan psikoaktif yang memberi pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat (SSP) yang dapat menyebabkan adanya perubahan
aktivitas mental maupun perilaku. Zat adiktif adalah obat serta bahan-bahan aktif, namun
jika dikonsumsi oleh manusia bisa menyebabkan ketergantungan.
2. Jenis-jenis NAPZA
- Narkotika Gol.1
Narkotika yang memiliki efek cukup tinggi mengakibatkan ketergantungan atau
kecanduan, contoh narkotika golongan 1, antara lain : heroin, kokain, ganja
- Narkotika Gol. II
Narkotika yang memiliki efek tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh :
morfin, dan petidin
- Psikotropika Gol. I
Psikotropika ini mempunyai efek amat kuat yang mengakibatkan sindrom
ketergantungan. Contoh : ekstasi, shabu, dan LSD
- Psikotropika Gol. II
Psikotropika ini mempunyai efek kuat yang mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Contoh : amfetamin, dan metilfenidat atau ritalin
- Faktor lingkungan
a. Hubungan kurang harmonis/disfungsi di dalam keluarga
b. Orang tua otoriter / melarang
c. Orang tua yang tidak paham dengan permasalahan NAPZA
d. Kurangnya mendekatkan diri kepada Tuhan dalam melaksanakan ibadah
maupun kehidupan beragama dalam lingkungan keluarga
e. Orang tua atau salah satu anggota keluarga pernah/sedang menjadi
penyalahguna NAPZA
f. Sekolah yang tidak memberi kesempatan untuk siswa mengembangkan
diri dalam kegiatan positif maupun kreatif
g. Memiliki teman dengan penyalahguna NAPZA
h. Penegakan hukum yang lemah
Agar pemakaian tidak sampai berlanjut ke tingkatan yang lebih parah, perlu dilakukannya
himbauan untuk para keluarga dan masyarakat agar memberikan perhatian dan
kewaspadaan pada pemakai yang berada pada tingkat-tingkat pemakaian diatas.
- Promotif
Program bimbingan memiliki prinsip untuk meningkatkan hiburan dan kegiatan di
masyarakat agar mereka menjadi lebih sejahtera sehingga tidak muncul keinginan
untuk menggunakan NAPZA sebagai jalan keluar dari masalah dan peristiwa
buruk yang dialami atapun hanya sekedar untuk mencari kesenangan. Program
dapat dijalankan kepada kelompok masyarakat yang belum pernah sama sekali
memakai NAPZA atau bahkan tidak mengetahui NAPZA. Beberapa program
yang bisa dilakukan antara lain, pelatihan dalam masyarakat, dialog interaktif satu
sama lain dan kegiatan lainnya pada kelompok pelajar di sekolah, seperti olah
raga, kegiatan seni budaya, atau kegiatan usaha. Lembaga-lembaga masyarakat
yang mendapat fasilitas dan diawasi pemerintah adalah pihak yang paling tepat
untuk menjalakan program ini.
- Preventif / Pencegahan
Program yang diberikan untuk masyarakat sehat atau tidak memakai dan yang
tidak mengetahui NAPZA sama sekali. Program ini bisa dilaksanakan pemerintah,
dan lebih baik lagi jika sebuah instansi, institusi, lembaga profesional yang
berhubungan, lembaga swadaya di masyarakat dan organisasinya ikut membantu
menjalankan program. Bentuk kegiatan dalam program ini antara lain :
● Kampanye
Kampanye dapat dilaksanakan dengan memasang poster, spanduk, dan
baliho yang berisi informasi dan himbauan tentang bahaya
penyalahgunaan NAPZA, kampanye juga dapat dilakukan dengan
memberikan informasi satu arah dari pembicara kepada pendengar tanpa
disertai tanya jawab.
● Penyuluhan
Penyuluhan bersifat dialog pemberian informasi yang disertai tanya jawab,
tujuannya untuk mendalami berbagai persoalan tentang NAPZA, bentuk
penyuluhan bisa berupa seminar atau ceramah yang biasanya dilakukan
oleh tenaga profesional yang sesuai dengan materi penyuluhan.
● Pendidikan kesehatan serta Pelatihan untuk kelompok sebaya
Program ini biasanya dilaksanakan di lembaga pendidikan yang
melibatkan narasumber serta pelatih dari tenaga profesional. Dalam
program ini narkoba akan dibahas lebih mendalam.
- Kuratif / Pengobatan
Ditujukan untuk pemakai NAPZA agar membantu mereka megobati
ketergantungan dan menghentikan pemakaian NAPZA serta menyembuhkan
penyakit yang ditumbulkan dari pemakaian NAPZA. Kerja sama antara dokter,
pasien serta keluarga memiliki peran masing masing yang penting untuk
keberhasilan program ini. Beberapa kegiatan yang terdapat dalam program ini
antara lain :
- Rehabilitatif
Sebagai upaya pemulihan yang dilakukan untuk pemakai NAPZA yang sudah
lama menjalani program kuratif. Tujuanya supaya pemakai bisa terbebas dari
penyakit yang diakibatkan oleh pemakaian NAPZA dan tidak memakai lagi.
Masalah paling sering timbul ialah pasien mengalami relaps (kambuh) setelah
menjalani pengobatan. Oleh karena itu, pengobatan tanpa rehabilitasi tidaklah
bermanfaat, karena salah satu cara yang paling efektif adalah dengan melakukan
rehabilitasi mental dan fisik.
- Represif
Program ini merupakan instansi atau lembaga dibawah pemerintah yang
bertujuaan mengawasi serta mengendalikan aktivitas produksi maupun distribusi
narkoba, dan dilakukan untuk menciduk dan menghakimi pihak produsen, bandar
narkoba, pengedar narkoba dan pemakai narkoba secara hukum yang berlaku.