Oleh:
Retri Adinda Kurnia Imami (222310101205)
1. Standart Kompetensi
Setelah pelaksanaan kegiatan penyuluhan pada ibu hamil, dapat meningkatkan
pengetahuan
2. Kompetensi Dasar
Setelah pelaksanaan kegiatan penyuluhan, ibu hamil mampu:
a. Menjelaskan pengertian nutrisi.
b. Menyebutkan kebutuhan nutrisi pada ibu hamil.
c. Menyebutkan tanda dan gejala kekurangan nutrisi pada ibu hamil.
d. Menyebutkan dampak kekurangan nutrisi pada ibu hamil.
e. Menyimpulkan nutrisi pada ibu hamil trimester 1, 2, dan 3.
3. Pokok Bahasan: Nutrisi pada Ibu Hamil Trimester 1, 2, dan 3
4. Sub Pokok Bahasan:
a. Pengertian nutrisi.
b. Kebutuhan nutrisi pada ibu hamil.
c. Tanda dan gejala kekurangan nutrisi pada ibu hamil.
d. Dampak kekurangan nutrisi pada ibu hamil.
e. Nutrisi pada ibu hamil trimester 1, 2, dan 3.
5. Waktu: 120 menit
6. Bahan/alat yang diperlukan:
a. LCD proyektor
b. Leaflet
7. Model
a. Jenis model pembelajaran:
b. Landasan teori:
c. Langkah pokok
1) Menciptakan suasana pertemuan yang baik
2) Menyampaikan konsep masalah
3) Mengidentifikasi pilihan tindakan
4) Meminta persetujuan
5) Menetapkan tindak lanjut
8. Setting Tempat
Sasaran
Pemateri
9. Persiapan
a. Kontrak waktu dan tempat dengan ibu hamil.
b. Pemateri mempersiapkan materi yang akan disampaikan.
c. Ibu hamil datang, mencuci tangan dan dipersilahkan duduk sesuai dengan tempat
yang disediakan.
10. Kegiatan Pendidikan Kesehatan
No
Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
.
1 Pembukaan a. Memberikan salam. a. Menjawab salam.
(5 menit) b. Memperkenalkan diri. b. Mendengarkan dan
c. Menyampaikan maksud dan memperhatikan.
tujuan materi pendidikan dan c. Menyetujui kontrak waktu
promosi kesehatan. dan tempat.
d. Menyampaikan kontrak waktu
dan tempat dilaksanakan
pendidikan dan promosi
kesehatan.
2 Penyajian a. Menanyakan pengetahuan ibu a. Peserta menjawab
Materi (10 hamil tentang nutrisi pada ibu pertanyaan pemateri dan
menit) hamil. mencoba mengulik
b. Memaparkan materi tentang pengetahuan tentang nutrisi
nutrisi pada ibu hamil. pada ibu hamil.
c. Mendemonstrasikan b. Peserta kooperatif, melihat,
mekanisme nutrisi pada ibu mendengar dengan baik
hamil. materi yang disampaikan
d. Memberikan pujian pada ibu oleh pemateri.
hamil. c. Peserta sangat antusias
dalam mengikuti tindakan
dan turut aktif terlibat dalam
tindakan.
d. Peserta senang hati
menerima pujian yang
diberikan oleh pemateri.
3 Penutup a. Beri kesempatan untuk a. Memberikan pertanyaan
bertanya. apabila ada yang belum
b. Evaluasi perasaan peserta dan dipahami.
minta peserta untuk b. Menyampaikan perasaan
menyebutkan materi yang setelah dilakukan
telah disampaikan. pendidikan kesehatan dan
c. Reinforcement positif. menjawab pertanyaan
d. Memberikan salam. pemateri.
c. Mendengarkan pemateri.
d. Menjawab salam.
Materi
Makanan Hewani
Jenis makanan laut seperti cumi-cumi, udang, ikan pari, dan gurita dianggap tabu bagi
semua ibu hamil di segala usia kehamilan. Jenis makanan laut ini diyakini berbahaya bagi
kehamilan dan persalinan. Kebanyakan orang percaya dan mengikuti pantangan makanan
selama beberapa generasi. Namun, mereka tidak tahu alasan melakukannya atau filosofi di
baliknya.
Selain itu, udang merupakan hewan yang hidup di dasar laut dan suka bersembunyi di
pasir. Berdasarkan teori ini, orang menganggap bahwa janin ibu hamil yang mengonsumsi
udang suka bersembunyi; oleh karena itu, bayi tidak akan keluar selama proses persalinan,
sehingga menyulitkan proses ini. Keyakinan lain terkait dampak udang adalah bahwa
makanan ini dapat membuat bayi lemas saat persalinan, bayi akan keluar masuk jalan lahir,
atau bayi tidak akan keluar saat proses persalinan atau saat ibu mengejan.
Cumi-cumi merupakan salah satu hewan yang berjalan mundur saat bergerak. Hal ini
dinilai berdampak buruk bagi ibu hamil. Meski sudah ada informasi dari petugas kesehatan
tentang pantangan makanan ini, ibu hamil dan dukun masih percaya tabu dan ibu hamil
menghindari mengkonsumsinya. “Orang Madura bilang cumi-cumi berjalan mundur, jadi
takut bayinya tidak keluar, mundur seperti cumi-cumi.
Tabu ikan pari memiliki filosofi yang mirip dengan udang. Ikan pari dianggap sebagai
ikan yang suka bersembunyi, sehingga masyarakat beranggapan bahwa konsumsi ikan pari
oleh ibu hamil dapat membuat bayi bersembunyi selama proses persalinan, yang berarti bayi
tidak mau keluar saat melahirkan. Gurita memiliki tentakel yang dianggap lengket; Oleh
karena itu, bagi ibu hamil yang mengonsumsi gurita, dikhawatirkan plasenta akan menempel
di rahim. Konsumsi makanan tinggi lemak dari hewan, seperti bakso dan jeroan, juga tidak
diperbolehkan. Makanan tinggi lemak dari hewan dipercaya membuat bayi yang baru lahir
lebih gemuk.
Sayur–Sayuran
Ada beberapa sayuran yang diyakini memiliki efek tidak baik atau bahkan bisa
membahayakan ibu jika dikonsumsi saat hamil. Oleh karena itu, larangan sayuran tertentu
diterapkan untuk ibu hamil. Masyarakat Madura, khususnya Sumenep, menilai kangkung,
terong, kol, pelepah pisang, dan cabai tidak baik dikonsumsi ibu hamil.
Berdasarkan filosofi ini, masyarakat Sumenep percaya bahwa jika ibu hamil
memakan terong, maka janin akan terbungkus selaput tebal seperti terong. Hal ini tentunya
dapat memperpanjang durasi proses persalinan dan mengakibatkan sulitnya persalinan. Selain
itu, terong juga dianggap dapat mempengaruhi janin dengan membuatnya menjadi kecil dan
berwarna biru. Konsumsi kangkung oleh ibu hamil dianggap dapat menyebabkan kelahiran
kembar siam atau pendarahan saat ibu bersalin dan kesulitan saat melahirkan serta berujung
pada kelahiran bayi besar.
Perbungaan atau pelepah pisang dipercaya dapat membuat janin kecil atau mengecil.
Selain itu Cabai juga dianggap sebagai makanan yang tabu bagi ibu hamil karena dianggap
membuat bayi kotor, sakit, dan mudah menangis.
Buah-Buahan
Ibu hamil tidak diperbolehkan mengkonsumsi beberapa jenis buah buahan karena
dikhawatirkan akan keguguran. Konsumsi buah-buahan seperti kedondong, nanas, buah ular,
semangka, durian, dan rambutan oleh ibu hamil tidak diperbolehkan. Alasan yang diberikan
terkait dengan rasa takut akan keguguran dan rasa panas yang ditimbulkan di perut dengan
mengkonsumsi buah-buahan tersebut. Kedondong dan nanas kebanyakan dihindari oleh ibu
hamil. Kedondong sebagian besar dihindari pada trimester ketiga, sedangkan nanas dihindari
pada trimester pertama dan kedua.“Kedondong. Kabarnya akan keluar darah saat melahirkan
jika ibu hamil mengkonsumsi kedondong
Nanas dianggap tabu untuk dikonsumsi pada trimester pertama hingga awal trimester
kedua bagi ibu hamil karena dapat menyebabkan keguguran. Sebagian orang beranggapan
bahwa mengonsumsi nanas di akhir kehamilan juga dapat membahayakan ibu dan bayi. Hal
ini didasarkan pada filosofi bahwa nanas menghasilkan panas, sehingga dapat menyebabkan
keguguran atau melahirkan. Selain itu, Rambutan dan salak dipercaya dapat membatasi jalan
lahir, mempersulit persalinan, dan menyebabkan pendarahan saat melahirkan.
Minuman
Di Sumenep, masyarakat memiliki kepercayaan khusus terkait konsumsi es atau
minuman dingin oleh ibu hamil. Sebagian besar masyarakat Sumenep percaya bahwa
minuman es berbahaya bagi ibu hamil Hal ini dinilai dapat menimbulkan komplikasi pada ibu
saat melahirkan. Ibu yang terus mengkonsumsi air es atau air dingin diyakini memiliki
kandungan yang sangat subur sehingga berdampak negatif bagi ibu dan bayi, misalnya bayi
akan besar sehingga mempersulit proses persalinan. Selain itu, ibu akan melahirkan bayi
kembar siam atau mengalami pendarahan saat proses persalinan.
Makanan Lainnya
Ibu hamil, terutama pada trimester ketiga, menghindari mie goreng. Mie goreng (mie
instan) dihindari karena bumbunya dianggap tidak baik untuk bayi. Secara tradisional, orang
percaya bahwa wanita hamil tidak boleh mengonsumsi mie, tetapi mereka tidak tahu alas an
larangannya. Namun, beberapa orang masih menghindari konsumsi mie selama kehamilan.
POSTER