DISUSUN OLEH
NIA MAHDALENA
NPM 07210400323
FAKULTAS VOKASI
TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN
DISUSUN OLEH
NIA MAHDALENA
NPM 07210400323
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas Rahmat dan nikmatnya,
Program Studi Kebidanan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil Ny “N” Usia 28 Tahun P1A0
Konseling Dengan Perawatan Luka Post Sectio Caesar Di Desa Bama Kecamatan Pagelaran
Tahun 2022 ini tepat pada waktunya. Laporan Individu Keluarga Binaan Komunitas
Mahasiswa Program Studi Kebidanan diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas Asuhan Kebidanan
tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
(Nia Mahdalena)
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR………………………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………
BAB IV PEMBAHASAN…………………………………………………………
4.1. Penjelasan……………………………………………………………….
4.2. Pembahasan………………………………………………………………….
BAB V PENUTUP……………………………………………………………………
5.1. Kesimpulan………………………………………………………………….
5.2. Saran………………………………………………………………………..
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
Periode masa nifas adalah masa setelah placenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan seperti keadaan semula hamil, berlangsung selama kira- kira 6 minggu
Masa nifas adalah di mulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6
minggu (42 hari) setelah itu atau masa setelah melahirkan bayi yaitu masa pemulihan
kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra
hamil. Kematian ibu menurut WHO adalah kematian selama kehamilan, atau dalam
periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan
atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya. Tetapi tidak disebabkan oleh
5 adalah menurunkan angka kematian ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 2015. Mengacu dari kondisi saat ini,potensi untuk mencapai target MGDs ke-5
untuk menurunkan AKI adalah off track, artinya diperlukan kesuguhan untuk
mencapainya.(2)
Sectio caesarea memiliki resiko yang mengancam nyawa, salah satunya resiko infeksi.
Catatan medis menunjukan 15% kematian ibu nifas akibat infeksi. Jadi, perawatan luka
yang salah dapat menyebabkan infeksi yang berujung pada kematian. Tujuan studi kasus
ini untuk menggambarkan penerapan manajemen perawatan luka post sectio caesarea
yang sesuai standar. Metode yang digunakan yaitu deskriptif dengan pendekatan studi
kasus yang dilakukan kepada tiga klien pot sectio caesarea selama 7 hari. Hasil: 2 dari 3
klien menunjukan penyembuhan luka yang baik pada hari ketujuh setelah diterapkan
perawatan luka yang sesuai standar. Kesimpulan: Manajemen perawatan luka yang sesuai
standar dan sikap positif klien dalam menunjang proses perawatan akan membantu proses
mobilitas klien. Saran: perawat dapat meningkatkan perawatan luka dan penyuluhan
kesehatan, agar dapat tercipta sikap positif pada klien untuk menunjang perawatan luka.
pada masa nifas (14%), Pre-eklamsia/eklamsia (13%), partus lama 7% dan abortus 13%.
(Depkes RI, 2018). Infeksi pada masa nifas adalah salah satu penyebab tingginya angka
bahwa penyebab infeksi masa nifas adalah 61 (66,3%) Paritas yang rendah, 58 (63,0%)
54 (58,60) Partus lama,68 (73,8%) Ketuban pecah dini, 57 (60,5%) oleh petugas pada saat
persalinan.
kehamilan dan persalinan tidak selalu dapat diduga sebelumnya, oleh karenanya semua
persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan agar komplikasi kebidanan dapat segera
tertinggi adalah Kabupaten Serang yaitu 105,9%. Berdasarkan data SIRS (Sistem
Informasi Rumah Sakit) di Dinas Kesehatan Provinsi Banten, dari total persalinan dengan
komplikasi di Banten sebanyak 21.965 pada pada tahun 2015, sekitar 58,5% dilakukan
lewat operasi sectio caesarea. Menurut data SIRS, selama tahun 2015, kasus kelahiran
melalui sectio caesarea terbanyak terjadi di kota Serang 4.915 kasus, disusul kemudian
Dampak apabila ibu nifas mengalami infeksi luka Post Sectio Caesarea dan
epidermis maupun dermis, gangguan pada sistem persyarafan, dan kerusakan jaringan
berperan penting Maka penulis merasa tertarik untuk membahas secara spesifik mengenai
Asuhan Kebidanan Pada Ny ”N” Usia 28 tahun P1A0 dengan perawatan luka post SC Di
RSUD BERKAH”.
1.2 Tujuan
Melakukan Asuhan Kebidanan Pada Pada Ny ”N” usia 28 tahun P1A0 dengan
a. Melakuakan pengkajian data subjektif pada Ny.”N” usia 28 tahun P1A0 dengan
Perawatan luka Post SC
b. Melakukan pengkajian data objektif pada Ny.”N” usia 28 tahun P1A0 dengan
Perawatan luka Post SC
c. Merumuskan dan menegakan diagnosa kebidanan pada Ny.”N” usia 28 tahun P1A0
tentang konseling perawatan luka Post SC
d. Memberikan Tata laksana dan penyuluhan pada Ny.”N” usia 28 tahun P1A0
tentang perawatan luka post SC
1.3 Manfaat
Secara teoritis, kegiatan ini di harapkan agar dapat bermanfaat untuk sumber
pemeriksaan kebidanan terutama dalam pemeriksaan ibu nifas dan perawatan luka post
a. Bagi penulis
pemeriksaan fisik pada ibu nifas dengan konseling perawatan luka post SC
c. Bagi pasien
Agar pasien mampu dan peka untuk mengetahui tanda bahaya pada masa nifas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan bidan
dan lulus ujian dengan persyaratan yang berlaku.
Komunitas berasal dari bahasa latin yaitu kommunis yang berarti kesamaan,
publik ataupun banyak. Istilah comunity dapat di terjemahkan sebagai masyarakat
setempat yang menunjuk pada warga sebuah desa, kota, suku, atau bangsa.
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas Kepala
Keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Keluarga adalah satu kelompok yang terdiri dari 2 orang atau lebih, yang
dipersatukan oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi atau pengakuan sebagai
anggota keluarga yang tinggal bersama, satu kesatuan atau unit yang membina
kerjasama yang bersumber dari kebudayaan umum. Di mana setiap anggotanya
belajar dan melakukan peranannya seperti yang diharapkan. Keluarga sebagai suatu
sistem sosial melakukan beberapa fungsi yang paling dasar seperti memberikan
keturunan, sosialisasi, psikologi, seleksi, proteksi dan sebagainya.
1. Patrilineal: keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.
2. Matrilineal: keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ibu.
3. Matrilokal: sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu.
4. Patrilokal: sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga,
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga
karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
a. Tradisional :
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama
dalam satu rumah
3) Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah
memisahkan diri
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu
rumah seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-
nenek), keponakan, dll)
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal
ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan
(menyalahi hukum pernikahan)
7) Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota
tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa
berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)
8) Multigenerational family
9) Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling
berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang
sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll)
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal
mati.
b. Non-tradisional :
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari
hubungan tanpa nikah
6) Cohabitating couple
7) Group-marriage family
9) Foster family
11) Gang
a. Peran Keluarga
1) Peranan ayah :
Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik,
pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari
kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
2) Peranan ibu :
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung
dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai
pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3) Peranan anak :
b. Fungsi Keluarga
1) Fungsi biologis :
a) Meneruskan keturunan
2) Fungsi Psikologis :
4) Fungsi ekonomi :
5) Fungsi pendidikan :
6) Fungsi religious
Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak
dan anggota lain dalam kehidupan beragama dan tugas kepala keluarga untuk
menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan
ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
7) Fungsi rekreasi
keluarga dalam fungsi rekreasi ini adalah tidak selalu harus pergi ke tempat
rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang
menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat mencapai keseimbangan
kepribadian masing-masing.
8) Fungsi perlindungan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan
yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa
aman.
9) Fungsi perasaan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara intitusif merasakan
perasaan dan suasana anak dan anggota lain dalam berkomunikasi dan
interaksi antar semua anggota keluarga, sehingga saling pengertian satu sama
lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:
2.3. NIFAS
Masa nifas (Puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung
Seksio cesarea (SC) adalah proses persalinan dengan melalui pembedahan dimana
normal melalui vagina tidak memungkinkan kaena beresiko kepada komplikasi medis
lainnya (6)
Klasifikasi operasi Seksio Sesarea (SC). Ada beberapa jenis Seksio Sesarea (SC),
yaitu diantaranya :
1. Jenis klasik yaitu dengan melakukan sayatan vertikal sehingga memungkinkan
ruangan yang lebih besar untuk jalan keluar bayi. Akan tetapi jenis ini sudah sangat
jarang dilakukan saat ini karena sangat beresiko terhadap terjadinya komplikasi.
2. Sayatan mendatar di bagian atas dari kandung kemih sangat umum dilakukan pada
masa sekarang ini. Metode ini meminimalkan risiko terjadinya perdarahan dan cepat
penyembuhanya.
3. Histerektomi caesar yaitu bedah caesar diikuti dengan pengankatan rahim. Hal ini
dilakukan dalam kasus-kasus di mana pendarahan yang sulit tertangani atau ketika
4. Bentuk lain dari Seksio Sesarea (SC) seperti extraperitoneal CS atau Porro CS (6).
Indikasi Dokter spesialis kebidanan akan menyarankan Seksio Sesarea (SC) ketika
proses kelahiran melalui vagina kemungkinan akan menyebabkan risiko kepada sang
ibu atau bayi. adapun hal-hal yang dapat menjadi pertimbangan disaran nya bedah
a. Indikasi yang berasal dari ibu yaitu pada plasenta previa terutama pada
primigravida, primi para tua disertai letak ada, disproporsi sefalo pelvic
(jantung, DM, gangguan perjalanan persalinan (kista ovarium, mioma uteri, dan
sebagainya).
Fetal distress /gawat janin, prolapsus tali pusat dengan pembukaan kecil,
(18) komplikasi yang mungkin timbul dalam Post Seksio Sesarea (SC) :
c. Syok
Peristiwa ini terjadi karena insufisiensi akut dari sistem sirkulasi dengan akibat
sel-sel jaringan tidak mendapat zat-zat makanan dan O2 dengan akibat terjadi
penyebab terbanyak dan harus selalu dipikirkan bila terjadi pada 24 jam pertama
sebab tersebut.
Gejala
penderita gelisah, eksteremitas dan muka dingin, serta warna kulit keabu
2) Abuan. Dalam hal ini sangat penting untuk membuat diagnosis sedini mungkin
yang dikenal dengan sistem peringatan dini (early warning system), karena jika
Pada operasi ada kemungkinan terjadi retensio urinae. Pengeluaran air seni perlu
diukur, jika air seni yang dikeluarkan jauh berkurang, ada kemungkinan oliguri
retensi. Apabila daya upaya supaya penderita dapat berkemih tidak berhasil, maka
yang untuk salah satu sebab dikateter. Penderita menderita panas dan seringkali
menderita nyeri pada saat berkemih, dan pemeriksaan air seni (yang dikeluarkan
kelompok. Hal ini dapat segera diketahui dengan meningkatnya leukosit esterase
f. Distensi Perut
Pada pasca laparatomi tidak jarang perut agak kembung akan tetapi,setelah flatus
keluar, keadaan perut menjadi normal. Akan tetapi, ada kemungkinan bahwa
distensi bertambah, terdapat timpani diatas perut pada periksa ketok, serta
g. Infeksi
Puerperal Pada komplikasi ini biasanya bersifat ringan, seperti kenaikan suhu
selama beberapa hari dalam masa nifas, bersifat berat seperti Tromboflebitis,
Sebab-sebab terbukanya luka operasi pasca pembedahan ialah luka tidak dijahit
dengan sempurna, distensi perut, batuk atau muntah keras, serta mengalami
infeksi.
Perawatan Post Seksio Sesarea (SC) sangat diperlukan untuk mengembalikan kondisi
kebugaran tubuh seperti sedia kala. Adapun perawatan Post Seksio Sesaria (SC)
a. Periksa tekanan darah, frekuensi nadi dan pernapasan, ukur jumlah urine yang
b. Buat laporan operasi dan cantumkan hasil pemeriksaan diatas pada lembar
laporan. Catat lama operasi, jenis kelamin, nilai apgar score dan kondisi bayi saat
c. Buat instruksi perawatan yang meliputi: jadwal pemeriksaan ulang tekanan darah,
frekuensi nadi dan pernapasan, jadwal pengukuran jumlah produksi urine, berikan
instruksi dengan jelas, singkat dan terperinci yang mencangkup nama, obat, dosis,
1) Kepada keluarga pasien beritahu bahwa: operasi telah selesai dan sampaikan
jalannya operasi, kondisi ibu saat ini dan apa yang diharapkan, minimal
mencangkup 24 jam post operasi. Waktu lahir, jenis kelamin, panjang badan, berat
keadaannya saat ini. Waktu lahir, jenis kelamin, panjang badan, berat badan dan
keadaan bayi. Risiko fungsi reproduksi, kehamilan dan persalinan yang akan
dan dapat memilih metode kontrasepsi yang sesuai serta jelaskan kembali risiko
yang dihadapi oleh pasien, berikan cukup waktu untuk berdiskusi hingga diyakini
3) Ada kalanya dokter akan memantau kondisi terakhir pasiennya, dan apabila
dinyatakan sudah stabil, maka pihak medis tentunya akan memperbolehkan untuk
pulang. Pastikan pula untuk melakukan check up secara rutin untuk memeriksa
1. Puerperium dini
2. Puerperium intermedial
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil
atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa
Tujuan :
berlanjut
c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga menegnai
g. Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi
yang baru lahir selama 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai ibu dan
Tujuan :
penyulit
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi tetap hangat, dan
Tujuan:
a. Menanyakan pada ibu tentang kesulitan-kesulitan yang ibu atau bayi alami
1. Sistem Reproduksi
a. Perubahan Uterus
setelah bayi keluar, yang diperkirakan terjadi sebagai respon terhadap penurunan
volume intra uteri yang sangat besar, hal ini menyebabkan iskemia pada lokasi
nekrosis dan lepas. Upaya untuk mempertahankan kontraksi uterus selama masa
plasenta lahir. Inisiasi Menyusu Dini ( IMD) dimana membiarkan bayi dipayudara
ibu segera setelah lahir, karena isapan bayi pada payudara dapat merangsang
pelepasan oksitosin
Indikator involusi uterus adalah penurunan tinggi fundus uteri.
Table 1
NO INVOLUSI TFU
b. Lochea
Lochea adalah dara dan cairan yang keluar dari vagina selama masa nifas.
Lochea mengalami perubahan karena proses involusi. Ada beberapa jenis lochea,
yakni:
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks
2) Lochea sanguinolenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan lender, hari ke 3-7 pasca persalinan.
3) Lochea serosa
Berwaarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14 pasca
persalinan.
4) Lochea alba
5) Lochea purullenta
Ini karena terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah dan berbau busuk.
c. Serviks Uteri
Serviks akan menjadi lunak segera setelah melahirkan dalam waktu 20 jam
setelah persalinan, serviks memendek dengan konsistensi lebih padat dan kembali
bertahap:
1) Pada hari ke-4 sampai ke-6 setelah persalinan masih dapat dimasukkan 2 jari.
2) Akhir minggu ke-2 setelah persalinan, hanya tangkai kuret terkecil yang dapat
dimasukkan (9).
d. Vagina dan Perinium
beberapa derajat edema dan memar, dan celah pada introitus. Setelah 1-2 hari
pertama pascapartum, tonus otot vagina kembali, celah vagina tidak lebar dan
vagina tidak lagi edema. Sekarang vagina menjadi berdinding lunak, lebih besar
rugae vagina sekitar 3 minggu pascapartum akan tetapi, latihan pengencangan otot
e. Payudara
e. Sistem Kardiovaskuler
15.000 selama masa persalinan. Jumlah sel-sel darah putih tersebut masih bisa
nai k lebih tinggi lagi hingga 25.000-30.000 tanpa adnya kondisi patologis jika
tokrit serta eritrosit akan sangat bervareasi pada awal-awal masa nifas sebagai
akibat dari volume darah,volume plasma, dan volume sel darah yang berubah-
ubah.
b. Sistem Perkemihan
1) Komponen urine
positif pada ibu menyusui merupakan hal yang normal. Blood Urea Nitrogen
(BUN) menigkat selama post partum ini terjadi akibat autolisis uterus yang
menyebabkan proteinuria ringan (+1) selama 1-2 hari post partum. Hal ini
terjadi pada sekitar 50 % wanita. Asetonuria bisa terjadi pada wanita yang
tidak mengalami komplikasi persalinan atau setelah suatu persalinan yang lama
disertai dehidrasi.
Dalam 12 jam post partum, ibu mulai membuang kelebihan cairan yang
teretensi selama masa hamil telah diaforesis luas, terutama pada malam hari,
Trauma bisa terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses
melahirkan, yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir. Dinding kandung kemih
setelah kandung kemih setelah bayi lahir dan efek kondusi anastesi
menyebabkan keinginan untuk berkemih turun. Rasa nyeri pada panggul yang
uterus berkontraksi dengan baik. Pada masa post partum tahap lanjut, distensi
kandung kemih dalam jangka waktu lama, dinding kandung kemih dapat
kemih secara adekuat, tonus kandung kemih biasanya akan pulih kembali
a) Bila 8 jam post partum ibu belum dapat kencing atau sekali kencing tetapi
belum melebihi 100 cc maka dapat dilakukan kateterisasi akan tetapi kalau
ternyata kandung kencing penuh bila tidak perlu tidak perlu menunggu
sampai 8 jam
b) Buang air besar (BAB) biasanya tertunda selama 2 sampai 3 hari setelah
selama persalinan dan perineum yang sakit memberikan asupan cairan yang
cukup, diet yang tinggi serat, serta ambulasi secara teratur dapat membantu
c. Sistem Pencernaan
1) Nafsu makan
anastesia dan keletihan, kebanyakan ibu merasa sangat lapar. Permintaan untuk
memperoleh makan 2 kali dari jumlah yang biasa dikonsumsi disertai camilan
2) Motilitas
Secara khas penurunan tonus dan maotilitas otot tractus saluran cerna
menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesi dan
normal. (13)
d. Sistem Endokrin
Yang meliputi hormon placenta dan hormon hipofise dan hormon ovarium :
1) Hormon placenta
dan tisak menyusui berbeda. Kadar prolaktin serum yang tinggi pada wanita
meningkat sepanjang masa hamil, dan tetap menigkat sampai minggu ke-6
kadar prolaktin mencapai rentan sebelum hamil dalam waktu 2 minggu. Dan
ovulasi terjadi dini yakni dalam 2 hari setelah melahirkan dengan waktu
rata-rata 70-75 hari, sedangkan pada wanita menyusui ovulasi terjadi sekitar
190 hari.
datang lebih cepat daripada ibu yang menyusukan anaknya, pada ibu
ibu golongan kedua seringkali tidak datang haid lagi pada bulan ke-4.
dari 6 minggu keadaan abdomen akan kembali seperti sebelum hamil (9).
bisa terjadi selama kehamilan, terutama pada ibu dengan tonus otot abdomen yang
buruk. Diastasis ini dapat diatasi bila ibu melakukan latihan atau peregangan
f. Tanda-Tanda Vital
Tanda- tanda vital yang harus dikaji pada masa nifas adalah sebagai berikut:
1) Suhu
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 derajat C,sesudah partus dapat
naik kurang lebih 0,5 derajat C dari keadaan normal,namun tidak akan
melebihi 380C. Sesudah 2 jam pertama melahirkan umumnya suhu tubuh akan
kembali normal.
Nadi berkisar antara 60-80 denyutan permenit setelah partus, dan dapat terjadi
bradikardi. Bila terdapat takikardi dan suhu tubuh tidak panas mungkin ada
selama persalinan, dan nyeri akut atau persisten dapat mempengaruhi proses
ini. Apabila denyut nadi diatas 100 selama puerperium, hal tersebut abnormal
3) Pernafasan
Fungsi pernapasan kembali pada rentang normal wanita selama jam pertama
embolus paru
4) Tekanan darah
Tekanan darah biasanya menetap atau terjadi sedikit perubahan, dapat terjadi
hipotensi dalam 48 jam pertama, ditunjukan dengan rasa pusing seperti mau
g. Laktasi
Keadaan buah dada pada 2 hari pertama nifas sama dengan keadaann dalam
kehamilan. Pada waktu ini buah dada belum mengandung susu, melainkan
dengan air susu, colostrum lebih banyak mengandung protein dan garam, gulanya
Pada kira-kira hari ke-3 postpartum, buah dada menjadi besar, keras dan
nyeri. Ini menandai permulaan sekresi air susu dan kalau areola mammae dipijat
keluarlah cairan putih dari putting susu. Banyaknya air susu sangat tergantung
pada banyaknya cairan yang diminum ibu. Air susu masih tetap merupakan
makanan bayi yang terbaik dan harus dianjurkan kalau tidak ada kontraindikasi
(14).
h. Berat Badan
persalinan.
1 Kg
Sumber (9)
a. Periode Taking-In
Ibu pasif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, perlu menjaga komunikasi
yang baik. Ibu menjadi sangat bergantung pada orang lain, mengharapkan segala
yang kondusif agar ibu dapat tidur dengan tenang untuk memulihkan keadaan
prosess pemulihan.
b. Periode Taking-Hold
2) Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidaknyamanannya dalam merawat bayi.
Ibu menjadi sangat sensitive, sehingga mudah tersinggung. Oleh karena itu, ibu
yang baik bagi ibu untuk menerima berbagai oenyuluhan dalam merawat diri dan
bayinya. Dengan begitu ibu dapat menumbuhkan rasa percaya dirinya. Pada
periode ini ibu berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, misalnya BAK
atau BAB, mulai belajar untuk mengubah posisi seperti duduk atau jalan, serta
c. Periode Letting Go
1) Berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Secara umum fase ini terjaadi ketika ibu
kembali kerumah
2) Ibu menerima tanggung jawab sebagai ibu dan mulai menyesuaikan diri dengan
ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya, keadaan ini disebut
2) Makan dengan dieet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin
yang cukup.
3) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali
menyusui)
4) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari
pasca persalinan.
5) Minum kapsul Vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan Vitamin A kepada
b. Eliminasi : BAB/BAK
1) Miksi
mengalami sulit kencing karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan
spasme oleh iritasi M. Sfingter ani selama persalinan, bila kandung kemih penuh
2) Defekasi
Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan.Bila masih sulit Buang
Ait Besar dan terjadi obstipasi apabila bera keras dapat diberikan obat laksans per
c. Kebersihan Diri/Puerperium
ulang jika telah dicuci dengan baik dan di keringkan di bawah matahari atau
disetrika.
3) Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air.
dahulu dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus.
Nasehati ibu untuk membersihkan diri setiap kali selesai buang air besar atau
kecil.
4) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
5) Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk
d. Istirahat
berlebihan.
lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
sendiri (12).
e. Seksual
1) Secara fisik aman untuk melakukan hubungan suami istri begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa
rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan tidak merasakan ketidaknyamanan,
aman untuk memulai melakukan hubungan suami-istri kapan saja ibu siap.
2) Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai
masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan.
f. Latihan/Senam Nifas
normal. Ibu akan merasa lebih kuat dan iini menyebabkan otot perutnya menjadi
2) Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu,
seperti :
Dengan tidur terlentang dengan lengan di samping, menarik otot perut selagi
menarik nafas, tahan nafas ke dalam dan angkat dagu ke dada, tahan satu hingga
lima. Rileks dan ulangi 10 kali. “Berdiri dengan tungkai dirapatkan, kencangkan
otot-otot, pantat dan pinggul, tahan sampai 5 hitungan. Kendurkan dan ulangi
3) Minum 1 kapsul Vitamin A dosis tinggi di hari pertama postpartum, 1 kapsul lagi
di hari kedua.
5) Jaga kebersihan alat kelamin, ganti pembalut jika telah basah (12).
i. Rawat Gabung
Rawat gabung adalah bayi bersama ibunya dirawat didalam 1 kamar satu ruangan
dan dapat diartikan bahwa membuat ibu dan anakanya bergabung dalam 1 ruangan /
tempat tidur sama dan dapat mencegah terjadinya infeksi serta akan meningkatkan
j. Payudara
Perawatan dimulai sejak hamil supaya putting susu lemas, tidak keras, tidak kering
seringditentukan oleh keadaan sosial ekonomi dan kekurangnan tempat tidur. Maka
pada umumnya ibu-ibu dengan persalinan biasa tidak lama tinggal di rumah sakit,
kira-kira antara 3-5 hari. Hal ini disebabkan karena Early Ambulation dan
memulangkan anak dan ibu yang sehat. Di Indonesia pemulangan secepat ini harus di
imbangi dengan pengawasan ibu dan anak di rumahnya, serta memberikan health
l. Keluarga Berencana
Masa postpartum merupakan saat yang paling baik untuk menawarkan kontrasepsi,
oleh karena itu pada saat ini motivasi paling tinggi. Oleh karena pil dapat
mempengaruhi sekresi air susu, biasanya ditawarkan IUD, injec table atau sterilisasi
(12).
Adalah perdarahan yang melebihi 500cc dalam 24 jam pertama setelah anak lahir
perdarahan sesudah 24 jam setelah anak lahir disebut perdarahan post partum
yang lambat dan biasanya disebabkan oleh jaringan placenta yang tertinggal (16).
b. Sub involusi
Adalah tertundanya uterus yang membesar kembali keukuran dan fungsi normal
c. Infeksi puerpularis
Adalah infeksi jalan lahir post partum biasanya terjadi dari endometritis bekas
insersi placenta morbiditas nifas ditandai oleh suhu 38°c atau lebih yang terjadi
selama 2 hari berturut – turut kenaikan suhu ini terjadi sesudah 24 jam post
d. Mastitis
Adalah inflamasi jaringan payudara yang biasanya disebabkan karena infeksi atau
statis ASI dalam duktus secara umum dapat dicegah dengan tindakan – tindakan
e. Trombo phlebitis
Penjalaran infeksi mulai dari vena sering terjadi dan menyebabkan kematian. Dua
karena aliran darah lambat didaerah lipat paha karena vena tertekan ligament
jari kaki dan naik kekaki, betis dan paha, biasanya hanya hanya kaki 1 yang
bengkak tetapi kadang keduanya penyakit ini dikenal dengan nama plegmasia
f. Komplikasi psikis
Keadaan yang terjadi pada ibu post partum berupa halusinasi perubahan suasana
hati yang cepat bingung dan kesedihan tanpa beralasan insiden depresi pasca
partum berkisar 30 sampai 200 per 1000 kelahiran hidup insiden gangguan
psikologi ringan bersamaan dengan awitan pasca partum adalah sekitar 1 setiap
Seksio cesarea (SC) adalah proses persalinan dengan melalui pembedahan dimana
Klasifikasi operasi Seksio Sesarea (SC). Ada beberapa jenis Seksio Cesarea (SC),
yaitu diantaranya :
ruangan yang lebih besar untuk jalan keluar bayi. Akan tetapi jenis ini sudah
sangat jarang dilakukan saat ini karena sangat beresiko terhadap terjadinya
komplikasi.
Sayatan mendatar di bagian atas dari kandung kemih sangat umum dilakukan
pada masa sekarang ini. Metode ini meminimalkan risiko terjadinya perdarahan
2. Histerektomi caesar yaitu bedah caesar diikuti dengan pengankatan rahim. Hal
ini dilakukan dalam kasus-kasus di mana pendarahan yang sulit tertangani atau
3. Bentuk lain dari Seksio Sesarea (SC) seperti extraperitoneal CS atau Porro CS
(6). Indikasi Dokter spesialis kebidanan akan menyarankan Seksio Sesarea (SC)
kepada sang ibu atau bayi. adapun hal-hal yang dapat menjadi pertimbangan
a. Indikasi yang berasal dari ibu yaitu pada plasenta previa terutama pada
primigravida, primi para tua disertai letak ada, disproporsi sefalo pelvic
Fetal distress /gawat janin, prolapsus tali pusat dengan pembukaan kecil,
Menurut (18) komplikasi yang mungkin timbul dalam Post Seksio Sesarea
(SC) :
c. Syok
Peristiwa ini terjadi karena insufisiensi akut dari sistem sirkulasi dengan
merupakan penyebab terbanyak dan harus selalu dipikirkan bila terjadi pada
Gejala :
keabu
2) Abuan. Dalam hal ini sangat penting untuk membuat diagnosis sedini
dipengaruhi lagi.
Pada operasi ada kemungkinan terjadi retensio urinae. Pengeluaran air seni
perlu diukur, jika air seni yang dikeluarkan jauh berkurang, ada
penderita yang untuk salah satu sebab dikateter. Penderita menderita panas
dan seringkali menderita nyeri pada saat berkemih, dan pemeriksaan air seni
f. Distensi Perut
Pada pasca laparatomi tidak jarang perut agak kembung akan tetapi,setelah
flatus keluar, keadaan perut menjadi normal. Akan tetapi, ada kemungkinan
bahwa distensi bertambah, terdapat timpani diatas perut pada periksa ketok,
g. Infeksi
suhu selama beberapa hari dalam masa nifas, bersifat berat seperti
dijahit dengan sempurna, distensi perut, batuk atau muntah keras, serta
mengalami infeksi.
Post Seksio Sesaria (SC) yang harus dilakukan oleh bidan yaitu diantaranya:
a. Periksa tekanan darah, frekuensi nadi dan pernapasan, ukur jumlah urine yang
operasi.
b. Buat laporan operasi dan cantumkan hasil pemeriksaan diatas pada lembar
laporan. Catat lama operasi, jenis kelamin, nilai apgar score dan kondisi bayi
urine, berikan instruksi dengan jelas, singkat dan terperinci yang mencangkup
nama, obat, dosis, cara pemberian, dan waktu atau jam pemberian.
1) Kepada keluarga pasien beritahu bahwa: operasi telah selesai dan sampaikan
jalannya operasi, kondisi ibu saat ini dan apa yang diharapkan, minimal
badan, berat badan dan keadaan operasi. Risiko fungsi reproduksi pasien
keadaannya saat ini. Waktu lahir, jenis kelamin, panjang badan, berat badan
dan keadaan bayi. Risiko fungsi repsroduksi, kehamilan dan persalinan yang
serta jelaskan kembali risiko yang dihadapi oleh pasien, berikan cukup
waktu untuk berdiskusi hingga diyakini bahwa pasien telah cukup mengerti
dan paham.
3) Ada kalanya dokter akan memantau kondisi terakhir pasiennya, dan apabila
untuk pulang. Pastikan pula untuk melakukan check up secara rutin untuk
cm.
Kelebihan:
Kekurangan:
2) SC ismika atau profundal (low servical dengan insisi pada segmen bawah
rahim).
Kelebihan:
c) Tumpang tindih dari peritoneal flap baik sekali untuk menahan penyebaran
Kekurangan
a) Luka dapat melebar ke kiri, kanan dan bawah sehingga dapat menyebabkan
2. Vagina (sectio caesarea vaginalis) Menurut sayatan pada rahim, sectio caesarea
2.4.3 Indikasi
Menurut (19), Operasi sectio caesarea dilakukan jika kelahiran pervaginal mungkin
akan menyebabkan resiko pada ibu ataupun pada janin, dengan pertimbangan hal-hal
normal (Dystosia):
a. Fetal distress.
b. His lemah/melemah.
e. Plasenta previa.
f. Kelainan letak.
i. Hydrocephalus.
l. Panggul sempit.
m. Problema plasenta
Previa dengan perdarahan hebat atau Placenta previa marginalis. Pintu vagina lemah,
tumor vagina tumor cervic. Kehamilan Serotinus (lebih dari 42 minggu) Distocia
2.4.4 Komplikasi
Menurut (19), Kemungkinan yang timbul setelah dilakukan operasi ini antara
lain:
2) Sedang, suhu meningkat lebih tinggi disertai dengan dehidrasi dan perut sedikit
kembung.
b. Perdarahan:
c. Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila
ketat tensi, nadi, nafas tiap 15 menit dalam 1 jam pertama, kemudian 30 menit
2) Pasien tidur dengan muka ke samping dan yakinkan kepalanya agak tengadah
3) Letakkan tangan yang diinfus di samping badan agar cairan infus dapat
b. Mobilisasi/aktifitas
jam kemudian duduk, bila mampuh pada 24 jam setelah sectio caesarea pasien
c. Perawatan luka
Perawatan luka pada ibu nifas post sectio caesarea adalah merawat luka
dengan cara mengganti balutan atau penutup yang sudah kotor atau lama dengan
penutup luka atau pembalut luka yang baru. Tujuannya adalah untuk mencegah
terjadinya luka infeksi serta memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien.
Persiapan alat dan bahan yang dibutuhkan antara lain: bak instrumen, kassa,
gunting, plester, lidi waten, antiseptik (betadine), pinset anatomis dan chiurgis,
bengkok, perlak pengalas, sarung tangan steril, larutan NaCl untuk membersihkan
1) Kapas perut harus dilihat pada 1 hari pasca bedah, bila basah dan berdarah
harus diganti. Umumnya kassa perut dapat diganti hari ke 3 – 4 sebelum pulang
dan seterusnya, pasien mengganti setiap hari luka dapat diberikan betadine
sedikit.
2) Jahitan yang perlu dibuka dapat dilakukan pada 5 hari pasien bedah (20)
d. Kateter/eliminasi
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak pada
TINJAUAN KASUS
1. Kunjungan ke 1
No. Registrasi :-
A. Data Subjektif
Nama Ibu : Ny”N” Nama Suami : Tn”A”
1. Alasan datang : -
2. Keluhan utama :
- Ibu mengatakan terasa sakit di bagian luka operasi
- Ibu mengatakan demam, lemes dan tidak mau makan karena merasakan sakit
3. Riwayat obstetri
a. Riwayat menstruasi:
Ibu mengatahakan haid terakhr tanggal 18 Oktober 2021, dan taksiran
persalinan menurut bidan 25 juli 2022, dari sejak sebelum menikah siklus haid
selalu teratur dan haid setiap bulan lancar, biasanya pada saat haid mengganti
pembalut 3x dalam 1 hari.
Penyulit
pkehamilan,
No Tahun Tempat UK Jenis Penolong persalinan, JK Bb P
lahir Bersalin persalinan nifas B
- - - - - - -- - - -
6. Riwayat psikososial :
Ibu mengatakan menikah sudah 2 tahun, dan 1 x menikah
Ibu dan keluarga sangat senang atas kelahiran anak nya, karna proses tindakan dokter
yang sangat tepat dimana kondisi dan keadaan kehamilan dengan PEB
7. Riwayat KB :
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi dari awal pernikahan
b) Pola aktivitas:
Ibu mengatakan belum bisa mengerjakan aktifitas apa-apa seperti pekerjaan rumah,
karna badan masih meriang serta sakit pada bagian luka SC
c) Pola eliminasi :
BAK biasanya 5-6 x sehari dengan warna kuning jernih, pola eliminasi BAB
biasanya 1-2x sehari, dengan konsistensi lunak/berbentuk, warna coklat kehitaman
dan berbau yang khas dan setelah BAK/BAB ibu selalu membersihkan alat
genetalnya dengan air bersih dari depan kebelakang setelah itu di keringkan dengan
tisyu.
d) Pola nutrisi :
ibu mengatakan jarang mengkonsumsi syur-syuran serta buah2an
B. Data Objektif
- Badan ibu terasa panas
- Ibu Nampak meringis menahan kesakitan luka sektio cesare
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : Composmentis
2. Pemeriksaan Umum
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
3. Pemeriksaan Antropometri
Berat badan sekarang : 56 kg
IMT : 16 kg/m2
LILA : 24 cm
4. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Bersih,tidak ada ketombe dan rambut rontok
Wajah : Nampak lesu dan lemas, tidak ada oedema
Mata : Conjungtiva normal, sclera putih
Telinga : Bersih, tidak ada serumen
Hidung : Bersih,tidak ada polit dan secret
Mulut : Bersih, tidak ada caries dan gigi berlubang
Leher : Normal, tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid.
Payudara : Simtris, sedikit bengkak dan putting susu menonjol
Abdomen : Nampak luka di tutup perban, dan terasa sakit jika di tekan serta
keluar cairan nanah
Genetalia : masih keluar darah nifas agak berbau sedikit ( lochia
sanguinolenta)
C. Analisis Data
D. Penatalaksanaan
Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
Menjelaskan penyebab nyeri yaitu karena terputusnya kontinuitas jaringan otot,
dan serabut akibat dari rangsangan otot abdomen yang berlebihan saat operasi
dengan adanya luka ini maka dapat merangsang ujung-ujung saraf sehingga
timbulnya nyeri.
Memberitahu ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin
Memberitahu ibu untuk makan-makanan yang bergizi seperti sayuran yang
mengandung protein dan karbohidrat
Memberitahu ibu 3 hari yang akan datang, akan ada kunjungan yang ke 2 ke
rumah ibu
Pengkaji,
(Nia Mahdalena)
ASUHAN KEBIDAN PADA NY”N”
DENGAN KONSELING LUKA POST SC DI DESA BAMA
KECAMATAN PAGELARAN TAHUN 2022
2. Kunjungan ke 1I
No. Registrasi :-
A. Data Subjektif
- Ibu merasa agak membaik
- Ibu merasa Luka jahitan sudah tidak begitu sakit, sudah bisa bangun dari tempat
tidur
- Ibu sudah mau makan normal karena badan sudah tidak panas dingin
B. Data Objektif
Keadaan ibu Nampak membaik
Wajah ibu sudah Nampak cerah
Membuka perban dan membersihkan luka
Tidak ada nyeri saat di tekan pada bagian luka operasi
Luka operasi sudah kering
D. Penatalaksanaan
Memberitahukan ibu tentang hasil pemeriksaan
Memberikan penjelasan tentang pentingnya mobilisasi dini dalam proses
penyembuhan luka oprasi
Memberitahukan kepada ibu agar selalu menjaga dan merawat luka nya setiap
hari/ mengganti perban setiap hari
Menganjurkan ibu istirahat yang cukup
Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin
Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan badan serta personal hygiene
Menganjurkan ibu untuk tetap cukup asupan makanan bergizi, protein,
karbohidrat serta vitamin
Memberitahu ibu akan ada kunjungan yang ke 3, 5 hari yang akan datang
Pengkaji,
(Nia Mahdalena)
ASUHAN KEBIDAN PADA NY”N”
DENGAN KONSELING LUKA POST SC DI DESA BAMA
KECAMATAN PAGELARAN TAHUN 2022
3. Kunjungan ke III
No. Registrasi :-
A. Data Subjektif
E. Ibu sudah tidak merasa sakit di bagian luka jahitan
F. Ibu mengatakan sudah nyaman dengan kondisi sekarang
G. Sudah melakukan aktifitas rumah sedikit demi sedikit
B. Data Objektif
Keadaan ibu Nampak membaik
Wajah ibu sudah Nampak cerah
Membuka perban dan membersihkan luka
Tidak ada nyeri saat di tekan pada bagian luka operasi
Luka operasi sudah kering
1. Tanda- Tanda Vital
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,5 ℃
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Bersih,tidak ada ketombe dan rambut rontok
Wajah : Normal, cerah, tidak ada oedema
Mata : Conjungtiva normal, sclera putih
Telinga : Bersih, tidak ada serumen
Hidung : Bersih,tidak ada polit dan secret
Mulut : Bersih, tidak ada caries dan gigi berlubang
Leher : Normal, tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid.
Payudara : Simtris, sedikit bengkak dan putting susu menonjol
Abdomen : Nampak luka di tutup perban, dan terasa sakit jika di tekan serta
keluar cairan nanah
Genetalia : terdapat darah berwarna kuning ( lochia serosa)
3. Pemeriksaan Penunjang :
Luka Post SC sudah tidak di tutup perban, karna sudah bagus dan kering
C. Analisis Data
D. Penatalaksanaan
Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada pasien
Menanyakan kepada ibu apakah sudah beraktifitas di dalam rumah
(ibu mengatakan baru mengerjakan pekerjaan rumah yang ringan-ringan saja)
Menanyakan kepada ibu apakah masih menggunakan perban pada luka operasi
(ibu mengatakan sudah tidak menggunakan perban karna luka operasi sudah
kering dan tidak terasa nyeri lagi)
Menanyakan kepada ibu apakah sudah menjaga personal hygiene agar tidak
terjadi infeksi
(ibu mengatakan sudah bisa mandi pagi dan sore, serta selalu menganti
pembalut 3x sehari)
Menanyakan kepada ibu apakah sudah makan-makan bergizi serta buah dan
sayur
(ibu mengatakan sudah mengkonsumsi makanan yang mengandung protein,
karbohidrat serta buah dan sayur)
Menanyakan kepada ibu tentang rencana menggunakan alat kontrasepsi apa
setelah 40 hari
(ibu mengatakan ingin menggunakan alat kontrasepsi Suntik 3 bln)
Pandeglang, 03 Agustus 2022
Pengkaji,
(Nia Mahdalena)
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Penjelasan
Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan antara konsep dan teori
dasar dengan penerapan asuhan kebidanan pada Ny “N” konseling dengan perawatan
luka post Sectio Caesar. Sesuai dengan menurut (19) Perawatan luka pada ibu nifas post
sectio caesar adalah merawat luka dengan cara mengganti balutan atau penutup yang
sudah kotor atau lama dengan penutup luka atau pembalut luka yang baru. Tujuannya
adalah untuk mencegah terjadinya luka infeksi serta memberikan rasa aman dan nyaman
pada pasien. Persiapan alat dan bahan yang dibutuhkan antara lain: bak instrumen, kassa,
gunting, plester, antiseptik (betadine), pinset anatomis dan chirurgis, bengkok, perlak
pengalas, sarung tangan steril, larutan NaCl untuk membersihkan luka, salep antiseptik,
tempat sampah, larutan klorin 0,5%. Langkah-langkah perawatan luka post Sectio Caesar.
Untuk memudahkan dalam menguraikan kesenjangan antara teori dan studi kasus,
maka penulis menggunakan pendekatan manajemen asuhan kebidanan yang di susun
secara soap,
4.2 Pembahasan
Menurut (18), Operasi Sectio Caesarea Dilakukan Jika Kelahiran Pervaginal
Mungkin Akan Menyebabkan Resiko Pada Ibu Ataupun Pada Janin, Dengan
Pertimbangan Hal-Hal Yang Perlu Tindakan SC Proses Persalinan Normal
Lama/Kegagalan Proses Persalinan Normal (Dystosia), Sedangkan pada kasus Ny “N”
telah dilakukan oprasi Sectio caesarea karna mengalami Preeklamsia Berat, sehingga
dokter obgyn harus cepat mengambil tindakan untuk melahirkan bayi Ny “N” dengan
cara Sectio Caesar
Pada langkah ini penulis melakukan pengkajian data dasar yang meliputi identitas
pasien, data biologis berupa keluhan utama dan riwayat keluhan utama, riwayat kesehatan
yang lalu, riwayat reproduksi, riwayat kehamilan. Informasi yang diperoleh mengenai
data-data tersebut penulis dapatkan dengan mengadakan wawancara langsung dari klien
serta sebagian bersumber dari pemeriksaan fisik yang dimulai dari wajah sampai ke kaki
yang meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi.
Berdasarkan data obyektif dan subyektif yang penulis temukan pada kasus Ny“N”
umur 28 tahun, GI P0 A0 yang mengalami operasi sectio caesar pada saat melahirkan
pada tanggal 20 Juli 2022 di RSUD Berkah , ibu mengatakan terasa sakit pada bagian
luka operasi, demam serta lemas. Ibu tidak pernah mengalami trauma selama hamil, tidak
memiliki riwayat penyakit hipertensi selama hamil, riwayat pernikahan Cuma 1x, pada
kunjungan rumah ini telah di lakuakan kunjungan selama 3 hari masa binaan pada Ny
“N” dan di lakukan konseling tentang makanan, mobilisasi serta aktifitas setelah post
Sectio Cesar,
Berdasarkan tinjauan pustaka manajemen kebidanan adalah mengidentifikasi adanya
masalah potensial yaitu mengantisipasi segala sesuatu yang mungkin terjadi. Sesuai
dengan tinjauan pustaka bahwa keadaan nyeri luka operasi kemungkinan dapat terjadi
infeksi apabila tidak ditangani dengan baik. Tindakan Segera/Kolaborasi Beberapa data
yang memberikan indikasi adanya tindakan segera dimana harus menyelamatkan jiwa
klien, dalam bahaya. Dengan demikian ada kesamaan antara tinjauan pustaka dan
manajemen Asuhan Keluaarga binaan berarti tidak ada kesenjangan. Rencana Tindakan
Asuhan Pada manajemen Asuhan Keluarga binaan suatu rencana tindakan yang
komprehensif dilakukan termasuk atas indikasi apa yang timbul berdasarkan kondisi
klien, rencana tindakan harus disetujui klien dan semua tindakan yang diambil harus
berdasarkan rasional yang relevan dan diakui kebenaranya. Asuhan Keluarga Binaan
pada Ny”N” dengan Post Sectio Caesar (SC) hari ke 6, penulis merencanakan Asuhan
Keluarga Binaan dengan konseling berdasarkan diagnosa/masalah aktual dan masalah
potensial yaitu observasi tanda-tanda vital, anjurkan ibu istirahat yang cukup, anjurkan
ibu makan-maksan yang bergizi, anjurkan ibu untuk mobilisasi dini, berikan penjelasan
tentang personal hygiene yaitu mengganti pembalut dan pakaian bila basah/kotor,
jelaskan penyebab nyeri, anjurkan ibu untuk sering menyusui bayinya, lakukan perawatan
payudara, observasi keadaan luka, dan penatalaksanaan pemberian antibiotik, analgetik
dan vitamin. Dari rencana asuhan kebidanan yang telah diberikan, pada kasus ini ada
kesesuaian antara teori dengan kasus yang ada pada Ny”N”. Implementasi Asuhan
Keluarga Binaan berdasarkan tinjauan manajemen asuhan kebidanan bahwa
melaksanakan rencana tindakan harus efisien dan menjamin rasa aman pada klien.
Implementasi 97 dapat dilaksanakan seluruhnya oleh bidan ataupun sebagian
dilaksanakan ibu serta kerjasama dengan tim kesehatan lainnya sesuai dengan tindakan
yang telah direncanakan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
kesimpulan bahwa penulis telah mengumpulkan data objektif dan subjektif terhadap
Ny”N” dengan Melakukan Konseling kemudian dilanjutkan dengan perawatan luka post
SC di desa Bama kecamatan pagelaran pada tanggal 26 juli 2022, telah di terapkan
1. Pengkajian data subjektif pada Ny”N” konseling dengan perawatan luka post SC,
sesuai dengan hasil pengkajian secara objektif ibu mengalami sakit bagian luka pos
2. Pengkajian data objektif pada Ny”N” konseling dan perawatan luka post SC yaitu
sesuai dengan hasil pemeriksaan maka dengan demikian di tegakan dengan diagnosa
Ny”N” usia 28 Tahun P1A0 dengan konseling dan perawatan Post Luka SC
3. Di dapat hasil analisa data pada Ny”N” yaitu Ny”N” usia 28 tahun P1A0 dengan
konseling dan perawatan luka \post SC
4. Pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada Ny”N” berjalan sesuai dengan rencana yang di
tetapkan yang di lakukan secara efektif dan ama bagi keluarga pasien serta bagi
peneliti.
5.2 Saran
KELUARGA BINAAN
Praktik Komunitas
DISUSUN OLEH
NIA MAHDALENA
NPM 07210400323
PROGAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
2022
A. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah di lakukan konseling keluarga Ny”N’, Ny”N” dapat mengetahui perawatan
luka post SC
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah di berikan konseling ibu d harapkan mampu:
a. Keluarga dapat mengetahui pengertian luka SC .
b. Keluarga dapat mengetahui penyebab luka SC Kurang Baik
c. Keluarga dapat mengetahui tanda dan gejala luka SC
d. Keluarga dapat mengetahui cara memantau perawatan luka SC
e. Keluarga dapat mengetahui pelaksanaan perawatan luka SC
B. Pelaksanaan
Tempat
Rumah pasien
Waktu
Selasa, 26 Juli 2022
C. Metode dan Media
Metode : konseling dan tanya jawab langsung kepada Ny”N” dan keluarga Ny”N”
Media : -
D. Langkah Kegiatan
No Tahap Waktu Kegiatan konseling Kegiatan
Kegiatan Peserta
1 Orientasi 5 menit 1. Mengucapkan salam Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan Memperhatikan
kegiatan yang akan Brain storming mengenai
dilakukan Gizi Kurang
2 Kegiatan 10 menit 1. Menjelaskan pengertian Mendengarkan
Nifas Dengan Sectio
Caesar
Memperhatikan.
2. Menjelaskan penyebab
Luka kurang bagus/baik
3. Menjelaskan tanda dan menyimak
gejala setelah oprasi
Sectio Caesar
4. Menjelaskan Memantau
perawatan luka Sectio
Caesar
5. Menjelasakan
Penatalaksanaan
perawatan luka Secti
Caesar
3 Terminasi 15 menit 1. Memberi kesempatan Mendengarkan.
pada keluarga untuk
bertanya. Memperhatikan.
2. Beri pujian
Menjawab salam
3. Menyimpulkan hasil
penyuluhan
4. Mengucapkan salam.
E. Evaluasi
a. keluarga mampu menjelaskan cara perawatan luka Secto Caesar
b. keluarga mampu menyebutkan penyebab luka Sc menjadi kurang bagus/ baik
c. keluarga mampu menyebutkan memantau perawatan luka SC
d. keluarga mampu menyebutkan Penatalaksanaan perawatan lika SC
F. Materi :
1. Pengertian Nifas
Masa nifas (Puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung
normal melalui vagina tidak memungkinkan kaena beresiko kepada komplikasi medis
lainnya (6)
akan menyebabkan resiko pada ibu ataupun pada janin, dengan pertimbangan hal-hal
n. Fetal distress.
o. His lemah/melemah.
r. Plasenta previa.
s. Kelainan letak.
v. Hydrocephalus.
y. Panggul sempit.
z. Problema plasenta
Previa dengan perdarahan hebat atau Placenta previa marginalis. Pintu vagina lemah,
tumor vagina tumor cervic. Kehamilan Serotinus (lebih dari 42 minggu) Distocia
cara mengganti balutan atau penutup yang sudah kotor atau lama dengan penutup luka
atau pembalut luka yang baru. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya luka
infeksi serta memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien. Persiapan alat dan
bahan yang dibutuhkan antara lain: bak instrumen, kassa, gunting, plester, lidi waten,
antiseptik (betadine), pinset anatomis dan chiurgis, bengkok, perlak pengalas, sarung
tangan steril, larutan NaCl untuk membersihkan luka, salep antiseptik, tempat sampah,
larutan klorin 0,5%. Langkah-langkah perawatan luka post sectio caesarea adalah:
3) Kapas perut harus dilihat pada 1 hari pasca bedah, bila basah dan berdarah harus
diganti. Umumnya kassa perut dapat diganti hari ke 3 – 4 sebelum pulang dan
seterusnya, pasien mengganti setiap hari luka dapat diberikan betadine sedikit.
4) Jahitan yang perlu dibuka dapat dilakukan pada 5 hari pasien bedah (19).
G. Daftar Pustaka/Referensi
Susilo r,Widyasih, Dkk,2012. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta : Salemba
medika (5)
Purwoastuti, W. 2015. Asuhan Keperawatan Post Operasi.Yogyakarta : Nuha Medika (6)
Winkjoksastro, http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3594/4/Chapter2.doc.pdf, jurnal (18)
Saifudin 2015. Jurnal. Rizka Heriansyah, Lola Pebrianthy Fakultas Kesehatan
Universitas Aufa Royhan (19).
JOB SHEET
C. PETUNJUK
1. Memberikan informasi dengan baik dan benar
2. Melakukan pendokumentasian
3. Baca dan pelajari lembar kerja dengan baik
4. ikuti petunjuk yang ada pada job sheet
5. Bekerja secara hati-hati dan teliti.
D. KESELAMATAN KERJA
Patuhi prosuder pekerjaan
Letakkan peralatan pada tempat yang terjangkau oleh petugas
Berikan informasi dengan baik dan benar.
E. PROSEDUR PELAKSANAAN
Periksa dan pastikan semua alat, perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan
sudah tersedia sesuai dengan job sheet.
PROSEDUR TINDAKAN
No Langkah dan Key point Ilustrasi gambar
1 Sapa klien dengan ramah dan
perkenalkan diri anda dan
tanyakan kedatanggannya
Key point:
● Mempersilahkan ibu
2 Melakukan pengkajian
Key point:
● Menanyakan informasi
konseling
● Menjelaskan pengertian
luka pos SC
● Menjelaskan tentang
● Menjelaskan tentang
penatalaksanaan
perawatan luka post SC
F. Daftar Pustaka/Referensi
Susilo r,Widyasih, Dkk,2012. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta : Salemba
medika (5)
Purwoastuti, W. 2015. Asuhan Keperawatan Post Operasi.Yogyakarta : Nuha Medika (6)
Winkjoksastro, http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3594/4/Chapter2.doc.pdf, jurnal (18)
Saifudin 2015. Jurnal. Rizka Heriansyah, Lola Pebrianthy Fakultas Kesehatan
Universitas Aufa Royhan (19).
DAFTAR TILIK
PENILAIAN
0 1 2
PERSIAPAN TEMPAT
PERSIAPAN ALAT
PERSIAPAN PASIEN
4 Perkenalkan diri
PELAKSANAAN KONSELING
EVALUASI
TOTAL SKOR
17
Liflet perawatan luka post Sectio Caesar
NIA
MAHDALENA