BENNI SUTISNA
NPM 220110166156
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
BANDUNG
2021
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
19
NPM : 220110166156
Mengetahui,
Pembimbing Utama,
Pembimbing Pendamping,
i
Nur Oktavia Hidayati, M.Kep
ABSTRAK
Pandemi Covid-19 menjadi salah satu krisis kesehatan utama bagi setiap
individu dari semua bangsa, benua, ras, dan kelompok sosial ekonomi. Tingginya
angka kejadian covid-19 sangat mempengaruhi kehidupan di seluruh dunia, salah
satunya bagi mahasiswa yang merasakan dampak pandemi covid-19 dimana
pembelajaran biasanya dilakukan secara tatap muka berubah menjadi pembelajaran
online. Perubahan ini dapat berdampak pada psikologis mahasiswa diantaranya
kecemasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran tingkat
kecemasan mahasiswa S1 Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran pada
pembelajaran online di masa pandemi covid-19.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dan Nabi kita yakni Nabi
penyusunan proposal ini penulis menyadari masih banyak kekurangan, namun berkat
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak akhirnya proposal penelitian ini dapat
penelitian ini.Maka dari itu, penulis memerlukan penyempurnaan berupa kritik dan
saran untuk perbaikan kedepannya dan semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat
iii
mendapatkan arahan, bimbingan, bantuan, dukungan, dan do’a dari berbagai pihak.
Untuk itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih
Keperawatan.
3. Bapak Indra Maulana, S.Kep., Ners., M.M selaku dosen pembimbing utama yang
serta memberi saran yang sangat berguna bagi penulis dalam penyusunan
proposal penenlitian.
4. Ibu Nur Oktavia Hidayati, M.Kep selaku dosen pembimbing pendamping yang
serta memberi saran yang sangat berguna bagi penulis dalam penyusunan
proposal penenlitian.
Akhir kata dari saya, mohon maaf apabila ada kekurangan dalam isi maupun
tata tulis, saran dan masukan dari pembaca sangat penulis harapkan.
iv
Garut, Maret 2021
Penyusun
Benni Sutisna
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan.......................................................................................... i
Abstrak.............................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................... v
Daftar Skema.................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
v
1.4 Manfaat penelitian............................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA
vi
DAFTAR SKEMA
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Pandemi covid-19 menjadi salah satu krisis kesehatan utama bagi setiap
individu dari semua bangsa, benua, ras, dan kelompok sosial ekonomi. Kondisi
yaitu orang sehat (OS), orang tanpa gejala (OTG), orang dalam pemantauan
(ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), orang yang positif covid-19. Covid-19
merupakan jenis penyakit baru dan sangat mudah menular. Virus baru ini
dan menyebabkan wabah pada bulan Desember 2019. (Kemenkes RI, 2020).
pada hewan dan manusia. Beberapa jenis virus yang termasuk dalam golongan
ini antara lain SARS (Severe Acut Respiratory Syndrome), MERS (Middle East
2020).
semakin hari semakin bertambah (Hardiyati, 2020). Data 30 April 2020, covid-19
telah dikonfirmasi pada 3.096.686 orang dengan kasus baru 72.955 di seluruh
Dunia, sedangkan angka kematian sekitar 9.859, sehingga total kematian karena
1
2
covid-19 dengan kasus baru 490 orang, 11.617 orang dalam perawatan, 3.803
(ODP) sebanyak 262.919 dan pasien dalam pengawasan (PDP) sebesar 34.360
orang (Gugus Covid RI, 2020). Penularan covid-19 dari satu individu ke individu
yang lain telah ditunjukkan dengan gejala demam, sakit tenggorokan, batuk,
sesak nafas, dan ada beberapa individu yang positif terkena covid-19 tanpa gejala
rantai penularan covid-19 ini dengan berbagai cara, seperti penerapan PSBB,
Maret 2020 tentang Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam
Pembelajaran secara daring dan bekerja dari rumah bagi para tenaga
pendidik merupakan perubahan yang harus dilakukan oleh dosen untuk tetap
mengajar mahasiswa. Pendidikan dengan jarak jauh memiliki tujuan agar mutu
akses pendidikan tinggi (Wahyudin, 2020). Program Belajar Jarak Jauh (PBJJ)
merupakan alternatif yang digunakan saat ini oleh setiap universitas untuk
Perubahan proses belajar dari tatap muka menjadi PBJJ merupakan suatu
keputusan yang harus dilakukan oleh univeritas agar tujuan pendidikan dapat
dengan mengubahnya menjadi PBJJ. PBJJ ini menjadi tantangan bagi setiap
menjadi dapat dijangkau dari berbagai waktu dan tempat (Shukla, 2020).
4
informasi yang lebih luas melalui internet (Hastini, 2020). Pemanfaatan teknologi
dimana sistem pembelajaran yang biasanya dilakukan secara tatap muka baik di
oleh mahasiswa adalah rasa anxiety atau kecemasan dalam proses pembelajaran
(Fitria, 2020).
pasti atau merasa sangat takut sebagai akibat dari suatu ancaman atau perasaan
yang mengancam dimana sumber nyata dari kecemasan tersebut tidak diketahui
dengan pasti (Nasir, 2011). Kecemasan sudah menjadi masalah emosi yang
umum. Kecemasan merupakan salah satu gangguan psikologis yang univeral dan
mengenal batas usia, jenis kelamin, kedudukan, dan suku. Faktor psikososial
ancaman dan kejadian yang tidak diharapkan akan datang menimpanya sehingga
menjadi bertambah, tekanan darah naik, frekuensi nafas bertambah dan secara
umum mengurangi tingkat energi pada klien, sehingga dapat merugikan individu
(Purwaningsih, 2010).
berlebih, tidak terkendali, bertahan lebih dari 6 bulan tanpa diterapi, dan
(Marsh, 2015). Gangguan kecemasan dapat membuat seseorang sulit bekerja atau
kompulsif dan gangguan stres pasca trauma (WHO, 2017). Oleh karena itu,
2020).
seseorang, antara lain usia, jenis kelamin, potensi stres, lingkungan, maturitas,
6
pendidikan, status sosial, status ekonomi, tipe kepribadian, dan aktivitas fisik
(McDowell, 2017). Perasaan cemas yang dialami oleh mahasiswa tidak selalu
dikaitkan dengan gangguan kejiwaan atau mental namun hal ini dapat
diakibatkan oleh bentuk adaptasi dengan adanya kondisi baru (Chodijah, 2020).
takut, tidak tentram dan disertai dengan berbagai keluhan fisik (McKay, 2020).
mahasiswa dengan adanya pembelajaran jarak jauh terlebih lagi dengan adanya
satu hal dengan yang lain (Kaplan, 2005). Sumber kecemasan yang dialami
mahasiswa meliputi situasi yang monoton, kebisingan, tugas yang terlalu banyak,
bahaya dan kritis, tidak dihargai, diacuhkan, kehilangan kesempatan, aturan yang
berusaha untuk belajar secara mandiri agar dapat memahami materi dengan baik.
Tugas-tugas yang diberikan juga segera dikerjakan sesuai kemampuan agar tidak
semakin menumpuk. Selain itu siswa juga melakukan diskusi dengan guru dan
dan 21,3% mengalami ansietas ringan. Hasil penelitian di Uni Emirat Arab
mengalami tingkat kecemasan berat (88%). Pada keseluruhan respon baik respon
fisiologis, afektif, kognitif dan perilaku, persentase paling besar terdapat pada
tidak ada kecemasan. Namun ditinjau dari tingkat kecemasan berdasarkan respon
atau gejala kecemasan, maka respon perilaku memiliki nilai terbesar pada tingkat
kecemasan berat (72%) diikuti oleh respon kognitif (55%). Sedangkan pada
8
respon afektif, tingkat kecemasan ringan memiliki persentase paling besar (29%)
jaringan yang sering tidak stabil membuat perasaan cemas dan takut apabila
terjadi berbagai kendala teknis seperti tugas yang tidak terkirim, terlambat
Anxiety Scale) yang dimodifikasi dari Sari (2017). Menurut data dan fenomena
Pandemi Covid-19”.
a. Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi alat ukur sebagai indikator
penularan covid-19 ini dengan berbagai cara, seperti penerapan PSBB, perubahan
Pembelajaran secara daring dan bekerja dari rumah bagi para tenaga
pendidik merupakan perubahan yang harus dilakukan oleh dosen untuk tetap
secara tatap muka baik di lingkungan kampus ataupun lahan praktek berubah
perasaan takut dan disertai dengan timbulnya keringat dingin, tangan yang
Pandemi
Covid-19 Perubahan pembelajaran
online dilakukan oleh : Pembelajaran online
berdampak pada
- Tenaga pendidik psikologis
- Mahasiswa
Sumber : Hardiyati (2020), Kemenkes RI (2020), Wahyudin (2020), Livana (2020), Fitria (2020), Keliat (2011), Anggraeni
(2015).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tahun 2020 Novel Coronavirus mulai menjadi pendemi global dan menjadi
2020).
14
pada opulasi di suatu area. Pademi adalah epidemi yang sudah menyebar ke
beberapa negara dan benua dengan jumlah penularan yang masif (Tahrus,
2020).
menyebabkan infeksi pernapasan ringan seperti flu, namun virus ini juga
(pneumonia). Virus SARS-CoV-2 atau virus Corona adalah virus yang juga
(MERS). Meski disebabkan oleh virus dari kelompok yang sama, yaitu
MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala
(Safrizal, 2020).
15
gejala flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan dan sakit
kepala. Setelah itu gejala dapat hilang dan sembuh atau malah memberat.
Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk
tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus corona (Kemenkes RI,
2020) Secara umum, ada tiga gejala umum yang bisa menandakan seseorang
terinfeksi virus Corona, yaitu demam (suhu tubuh di atas 38oC), batuk
kering dan sesak napas. Ada beberapa gejala lain yang juga bisa muncul
pada infeksi virus Corona meskipun lebih jarang, yaitu diare, sakit kepala,
hari sampai 2 minggu setelah penderita terpapar virus Corona (Bender, dkk,
2020).
Virus ini ditularkan melalui percikan air liur dari saluran napas
orang yang terinfeksi (yang keluar melalui batuk dan bersin), kontak
hidung, mulut), tinja atau feses (jarang terjadi) (Bender, dkk, 2020).
akan menanyakan gejala yang dialami pasien dan apakah pasien baru saja
16
bepergian atau tinggal di daerah yang memiliki kasus infeksi virus Corona
sebelum gejala muncul. Dokter juga akan menanyakan apakah pasien ada
kontak dengan orang yang menderita atau diduga menderita Covid-19. Guna
pemeriksaan yaitu Rapid Test untuk mendeteksi antibodi (IgM dan IgG)
yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus Corona, Swab test atau tes
dahak dan CT-Scan atau rontgen dada untuk mendeteksi infiltrat atau cairan
dilakukan adalah terapi simtomatik dan oksigen. Pada pasien gagal napas
umifenovir (arbidol) dan juga terdapat beberapa obat antivirus lainnya yang
Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus
Corona atau Covid-19, karena itu cara pencegahan yang terbaik adalah
distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain, dan jangan
berbelanja bahan makanan, rutin mencuci tangan dengan air yang mengalir
dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung alkohol minimal 70%,
daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan
stres, tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian
buang tisu ke tempat sampah, jaga kebersihan benda yang sering disentuh
Corona, atau orang yang sedang sakit demam, batuk atau pilek (Kemenkes
RI, 2020).
juga komplikasi lain seperti gangguan ginjal akut, jejas kardiak, disfungsi
hati, dan pneumotoraks. Komplikasi lain yang telah dilaporkan adalah syok
adalah salah satu bentuk model pembelajaran yang difasilitasi dan didukung
pembelajaran.
teknologi informasi (IT) berbasis web yang dapat diakses dari jarak jauh
kelas dan dalam jam tertentu saja tetapi juga dapat dilakukan kapan saja
web based distance education, e-learning, dan web based teaching and
learning.
b. Video
efektif digunakan pada masa pandemi Covid-19 ini. Guru tidak harus
namun guru hanya membuat suatu interaksi dari pembuatan video untuk
c. WhatsApp Group
mengirimkan pesan baik itu pesan teks, gambar, video, maupun telpon.
memudahkan siswa jika ingin berbagi pesan dengan siswa yang lainnya.
Misalnya ada siswa yang catatan materi di sekolah kurang lengkap lalu
meminta bantuan kepada teman yang lain yang memiliki catatan materi
menggunakan fitur voice note. Pada kegiatan ini siswa dan guru dapat
pembelajaran jarak jauh dapat terjadi jika guru tidak bisa mengajar
membagikan materi berupa teks microsoft word atau pdf, foto, maupun
baik guru dengan siswa maupun antar siswa dengan siswa lainnya.
pelajaran kepada siswa yang terdapat dalam grup, lalu guru memberi
arahan pada siswa untuk mengerjakan soal tersebut. Siswa juga bisa
identitas agar guru dapat memberi penilaian terhadap semua siswa yang
guru harus bisa membuat suatu inovasi baru dalam menyusun materi
supaya menarik yang kemudian akan dikirim kepada siswa. Jika materi
tatap muka antar siswa dan guru maka siswa akan merasa bingung
d. Google Classroom
jauh antara guru dan siswa, terutama pada kelas pengelolaan konten
koneksi internet.
e. Google Form
template formulir atau lembar kerja yang bisa digunakan secara mandiri
yang diikuti aplikasi lainnya seperti Google Sheet, Google Docs, dan
d) Kolaborasi
b. Pendidik dan siswa dapat menggunakan bahan ajar yang terstruktur dan
c. Dapat mengulas bahan ajar setiap saat apabila diperlukan dan bahan ajar
komersial.
a) Faktor internal, terdiri dari dua aspek yaitu faktor fisiologis dan faktor
psikologis.
b) Faktor eksternal, terdiri dari dua aspek yaitu sosial dan non sosial.
bahasa latin “angustus” yang memiliki arti kaku dan “angoana” yang berarti
25
Kecemasan adalah suatu sinyal terhadap ego bahwa terdapat suatu dorongan
lebih memfokuskan hal yang penting saat itu saja dan mengesampingkan hal
menjadi turun, hanya memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan yang
2010).
itu sendiri berada pada ego, tetapi muncul dari dorongan id.
26
Kecemasan ini bermula dari konflik antara ego dan superego. Ketika
yaitu:
pusing, mudah marah, sering buang air kecil, sulit tidur, dada
susah berkonsentras
c. Kecemasaan sosial, rasa takut atau cemas yang luar biasa terhadap
yaitu:
a) Kecemasan Ringan
b) Kecemasan Sedang
yang lebih terarah. Respon fisiologi : sering nafas pendek, nadi dan
c) Kecemasan Berat
serta tidak dapat berfikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan
28
yaitu: persepsinya sangat kurang, berfokus pada hal yang detail, rentang
masalah, serta tidak dapat belajar secara efektif. Pada tingkatan ini
d) Panik
kelelahan yang sangat bahkan kematian. Tanda dan gejala dari tingkat
a. Lingkungan
individu tentang diri sendiri maupun orang lain. Hal ini disebabkan
jika dirinya menekan rasa marah atau frustasi dalam jangka waktu yang
sangat lama.
c. Sebab-sebab fisik
bentuk. Kecemasan ini disebabkan oleh hal yang tidak jelas dan
penyebabnya.
a. Lingkungan keluarga
rumah.
b. Lingkungan Sosial
kecemasan.
yang tidak nyata dan sewaktu-waktu terjadi pada diri individu serta
kecemasan adalah :
a. Faktor fisik
yang baru (dalam hal ini: virus Corona). Covid-19 menimbulkan berbagai
32
a) Isolasi
b) Faktor psikologi
sekitar.
lain:
a. Perilaku
b. Kognitif
kendali, takut pada gambaran visual, takut cedera atau kematian, kilas
c. Afektif
dan lain-lain.
bingung.
34
situasi yang betul-betul mengancam tidak ada, dan ketika emosi-emosi ini
hukuman dan bencana yang mengancam dari suatu sumber tertentu yang
tidak diketahui. Orang yang mengalami kecemasan tidak bisa tidur, dan
b. Simtom kognitif
yang ada, sehingga individu sering tidak bekerja atau belajar secara
c. Simtom motoric
gugup, kegiatan motor menjadi tanpa arti dan tujuan, misalnya jari-jari
a) Kepanikan yang amat sangat dan karena itu gagal berfungsi secara
kuesioner SRAS ini yang pada mulanya sudah dimodifikasi oleh Sari (2017)
ilmu ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah
satu bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari akademik, politeknik, sekolah
perguruan tinggi baik dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut dan
universitas.
begitu pula masa transisi dari sekolah menengah atas menuju universitas.
Dalam banyak hal, terdapat perubahan yang sama dalam dua transisi itu.
Transisi ini melibatkan gerakan menuju satu struktur sekolah yang lebih
besar dan tidak bersifat pribadi, seperti interaksi dengan kelompok sebaya
dari daerah yang lebih beragam dan peningkatan perhatian pada prestasi dan
terhadap mahasiswa lain yang berbeda dalam soal pandangan dan nilai,
terhadap kultur mahasiswa yang berbeda dengan kultur pada umumnya, dan
tinggi dapat mewakili pengejaran terhadap hasrat yang menggebu atau awal
pertolongan orang lain dan jika ada bantuan orang lain tetap ada pada
berada
transisi dari masa sekolah menengah atas menuju perguruan tinggi, dan
atau yang di kenal kuliah daring (online) akibat pandemi Covid-19 yang
yang tinggi dan kecerdasan berpikir yang matang untuk masa depannya,
METODE PENELITIAN
fenomena pada suatu populasi (Notoatmodjo, 2012). Tujuan dari Penelitian ini
sedang, persepsi individu lebih memfokuskan hal yang penting saat itu saja dan
tentang batasan variabel-variabel yang berkaitan satu sama lain guna untuk
3.5.1 Populasi
berada di daerah yang mempunyai karakter dan standar yang telah ditentukan
3.5.2 Sampel
Sampel ialah perwakilan populasi dan merupakan salah satu dari total dan
ciri khas dari populasi. Cara penarikan sampel dari penelitian ini yakni
berdasarkan pada kriteria tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti, menurut
sifat-sifat atau ciri populasi yang telah diketahui sebelumnya (Sugiyono, 2010).
yang akan diteliti dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus slovin :
N 1008 1008
n= sehingga, = = 90,97
1+ N ¿ ¿ 1+ 1008¿ ¿ 11,08
n = Ukuran sampel
N= Populasi
2016-2020
responden.
3.6.3 Autonomy
3.6.4 Anonimiaty
44
responden dengan inisial pada lembar kuesioner dan peneliti akan menjamin
3.6.5 Veracity
yang akan dilakukan baik tujuan, manfaat serta prosedur penelitian tentang
ada pembedaan ras, suku, status social, kekayaan, jenis kelamin, pendidikan,
dengan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh responden dan hal ini untuk
dengan memodifikasi kuesioner baku Zung Self-Rating Anxiety Scale (SRAS) dari
peneliti Sari (2017). Kuesioner ini berisi tentang tingkat kecemasan. Pilihan dalam
yang digunakan dalam penelitian yang mengandung unsur peringkat, derajat atau
SETIAP WAKTU=4.
45
berupa nama, umur, jenis kelamin dan angkatan. Kuesioner ini berisi 20
pada kuesioner,
NO Kecemasan Jumlah
A. Peningkatan 15
kecemasan
B. Penurunan 5
kecemasan
Jumlah 20 Pertanyaan
regulation Questionnaire) tidak perlu dilakukan karena sudah baku dan sudah
dilakukan validitas oleh Sari (2017) dan telah dinyatakan valid. Hal ini
pengumpulan data (Arikunto, 2009). Nilai realibilitas data dari kuesioner ini
Pada tahap persiapan ini peneliti menentukan topik yang akan diteliti serta
Pada tahap ini peneliti malakukan perijinan penelitian untuk uji etik
kuesioner yang dimodifikasi dari Sari (2017). Selain itu, peneliti juga mengurus
kuesioner kepada mahasiswa sesuai dengan kriteria inklusi yang telah peneliti
pengumpulan data, analisa data, dan melakukan pembahasan pada penelitian yang
sudah dilakukan.
47
Tahap akhir dari penelitian ini yakni penyusunan laporan akhir dalam
hasil dari penelitian tersebut. Peneliti harus bisa mempertanggung jawabkan hasil
Editing ialah aktivitas guna memeriksa kembali dan memperbaiki isi lembar
kuesioner yang telah diisi (Notoatmodjo, 2012). Pada tahap ini peneliti akan
bahan untuk penelitian dengan memperhatikan isi dari kuesioner dengan secara
Coding yakni pengubahan data terhadap huruf atau kalimat yang akan
diubah data bilangan atau angka (Notoatmodjo, 2010). Tahap Selanjutnya setelah
data kuesioner ini dikelola lalu dilakukan coding dengan tujuan membuat data
kecemasan sedang (B), kecemasan berat (C). Untuk skoring pada setiap item
WAKTU=4.
Entry data ialah proses data yang dilakukan dengan teknik meng-entry data
kuesioner untuk melihat adanya kesalahan kode, atau adanya data yang terlewat,
atau ketidak lengkapan data, dan lain-lain. Ketika terjadi kesalahan maka
dengan numerik digunakan nilai rata-rata atau mean. Nilai mean didapat dari hasil
uji normalitas yang akan dilakukan setelah pengumpulan data, ketika data tersebut
terdistribusi dengan normal maka penliti akan menggunakan nilai mean, jika data
tersebut tidak terdistribusi dengan normal maka peneliti akan memakai nilai
0,05(data terdistribusi normal) dan nilai P < 0,05 (data tidak terdistribusi dengan
pertanyaan. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yakni agar
49
membagikannya kepada mahasiswa. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juni
2021.
50
DAFTAR PUSTAKA
Bender, dkk. (2020). Pesan dan Kegiatan Utama Pencegahan dan Pengendalian
Covid-19 di Sekolah. Education Unicef NYHQ
Djiemi. (2020). Cemas Akibat Covid-19? Kata Dokter itu Adaptasi Normal.
Hardiyati. Widianti, Efri. Hernawaty, Taty. 2020. Studi Literatur: Kecemasan Saat
Pandemi Covid-19. Jurnal Kesehatan Manarang. Volume 6.
Holmes, E. A., O'Connor, R. C., Perry, V. H., Tracey, I., Wessely, S., Arseneault,
L & Ford, T. (2020). Multidisciplinary research priorities for the COVID19
pandemic: a call for action for mental health science. The Lancet Psychiatry.
Kemenkes RI. 2020. Info Corona Virus 2020. Jakarta: Kemenkes RI.
Marsh, L. (2015). What is anxiety: Understanding anxiety and panic attacks (Vol.
219830)
Mardiana, Tria, & Arif Miyat Purnanto. 2017. Google Form Sebagai Alternatif
Pembuatan Latihan Soal Evaluasi. Journal.ummgl.ac.id.McDowell, C. P.,
MacDonncha, C., & Herring, M. P. (2017). Brief report: Associations of
physical activity with anxiety and depression symptoms and status among
adolescents. Journal of adolescence, 55, 1-4.
McKay, D., Yang, H., Elhai, J. & Asmundson, G. J. G. (2020). Anxiety regarding
contracting COVID-19 related to interoceptive anxiety sensations: The
moderating role of disgust propensity and sensitivity. Journal of Anxiety
Disorders, 73, 1-6.
Purwati. Susi. 2012. Tingkat Stres Akademik Pada Mahasiswa Reguler Angkatan
2010. Skripsi: Universitas Indonesia.
Rector, N. A., Laposa, J. M., Kitchen, K., Bourdeau, D., & Joseph-Massiah, L.
(2016). Anxiety disorders: An information guide. camh, Centre for Addiction
and Mental Health.
Rusdiana, E., & Nugroho, A. (2020). Respon pada Pembelajaran Daring bagi
Mahasiswa Mata Kuliah Pengantar Hukum Indonesia. 31(1), 1–12.
Sari. Dwi Tirta, Rania. 2017. Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara Mahasiswi
Keperawatan Dan Mahasiswi Kesehatan Masyarakat Dalam Menyelesaikan
Tugas Akhir. Skripsi: Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
Suryadi, E., Ginanjar, M. H., & Priyatna, M. 2018. Penggunaan Sosial Media
WhatsApp dan Pengaruhnya terhadap Disiplin Belajar Peserta Didik pada
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Jurnal Edukasi Islami Jurnal
Pendidikan Islam, 07(1), 1-22.
Susilo. et al. (2020). Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini. Jurnal
Penyakit Dalam Indonesia. Vol. 7
Tahrus, Zainun N.H. 2020. Dunia dalam Ancaman Pandemi: Kajian Transisi
Kesehatan Mortalitas Akibat Covid19.
Taylor. dkk. (2015). Psikologi Sosial Edisi Kedua Belas. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group
World Health Organization (WHO). 2020. Naming Thr Corona Virus Disease
(covid-19) and the virus that causes it.
INFORMED CONSENT
Peneliti Responden
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Angkatan :