Anda di halaman 1dari 86

PENERAPAN METODE EULER DAN HEUN DALAM

MENYELESAIKAN MODEL SEIR PADA PENYEBARAN PENYAKIT


DEMAM BERDARAH: TINJAUAN MATEMATIKA DAN ASPEK
PENDIDIKAN

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun oleh:
Maria Yosefina Maing
NIM: 8420218012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
INSTITUT KEGURUAN DAN TEKNOLOGI LARANTUKA
2022
HALAMAN PERSETUJUAN

ii
LEMBAR PENGESAHAN

iii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Maria Yosefina Maing

NIM : 8420218012

Program Studi : Pendidikan Matematika

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Penerapan Metode Euler dan Heun Dalam Menyelesaikan

Model SEIR Pada Penyebaran Penyakit Demam Berdarah:

Tinjauan Matematika dan Aspek Pendidikan

Menyatakan dengan benarnya bahwa skripsi yang saya serahkan ini benar-benar

hasil kerja sendiri, kecuali kutipan-kutipan dari ringkasan yang semuanya telah

saya jelaskan sumbernya. Apabila dikemudian hari saya terbukti atau dibuktikan

skripsi ini hasil jiplakan maka gelar ijasah yang diberikan oleh kampus batal saya

terima.

Yang membuat pernyataan

Maria Yosefina Maing


NIM. 8420218012

iv
v
MOTTO

Teruslah berjuang dan jangan pernah menyerah


Karena kesuksesan selalu berada selangkah di depan kegagalan

vi
ABSTRAK

vii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

Karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Penerapan Metode Euler dan Heun dalam Menyelesaikan Model SEIR

Pada Penyebaran Penyakit Demam Berdarah: Tinjauan Matematika dan Aspek

Pendidikan”, sebagai salah satau syarat untuk menyelesaikan program sarjana

(S1) pada program studi pendidikan matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Institut Keguruan dan Teknologi Larantuka.

Dalam menyelesaikan proposal skripsi ini, penulis mendapat dukungan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Orangtua yang telah memberikan doa dan dukungan untuk penulis selama

penyusunan proposal skripsi ini

2. Adik tercinta (Ria Maing), yang telah memberikan doa, dukungan dan

semangat untuk penulis

3. Bapak Kristoforus Ado Aran, M. Pd selaku Rektor Institut Keguruan dan

Teknologi Larantuka.

4. Ibu Brigita Elisabet K. R. Uran, S. E., M. M selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

5. Bapak Irwanius P. Muaraya, S. Pd., M. M, selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Matematika.

viii
6. Ibu Roberta Uron Hurit, S. Si., M. Pd, selaku Dosen Pembimbing I, yang

telah memberikan bimbingan, dukungan, saran dan motivasi kepada

penulis.

7. Ibu Agnes Ona Bliti Puka, M. Si, selaku Dosen Pembimbing II, yang telah

memberi dukungan saran dan motivasi kepada penulis.

8. Bapak Bernadus Bin Frans Resi M. Pd selaku penguji.

9. Dosen program studi pendidikan matematika yang telah memberikan

dukungan serta motivasi yang tinggi kepada penulis.

10. Teman-teman seperjuangan, atas motivasi dan kerjasamanya.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini masih belum

sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun demi kesempurnaan proposal skripsi ini.

Larantuka, Januari 2022

Penulis,

Maria Yosefina Maing

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………………..ii

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………..iii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT………………………………....iv
MOTTO…………………………………………………………………………..v
ABSTRAK……………………………………………………………………….vi
KATA PENGANTAR..........................................................................................vii

DAFTAR ISI..........................................................................................................ix

DAFTAR TABEL.................................................................................................xi

DAFTAR GAMBAR............................................................................................xii

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………..xiii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1

1.2 Identifikasi Masalah....................................................................................5

1.3 Rumusan Masalah........................................................................................5

1.4 Tujuan Penelitian.........................................................................................5

1.5 Batasan Masalah...........................................................................................6

1.6 Penjelasan Istilah.........................................................................................6

1.7 Manfaat Penelitian.......................................................................................8

BAB II LANDASAN TEORI...............................................................................9

2.1 Gambaran Umum Penyakit..........................................................................9

2.1.1 Penyakit Demam Berdarah Dengue..................................................9

2.1.2 Pencegahan Penularan Penyakit Demam Berdarah Dengue............10

x
2.2 Teori Pendukung.......................................................................................11

2.2.1 Persamaan Diferensial......................................................................11

2.2.2 Model SEIR......................................................................................12

2.2.3 Metode Euler....................................................................................13

2.2.4 Metode Heun....................................................................................15

2.2.5 Pembelajaran Matematika................................................................17

BAB III METODE KAJIAN..............................................................................21

3.1 Identifikasi Kasus.......................................................................................22

3.2 Penentapan Asumsi-Asumsi Penularan Penyakit DBD.............................22

3.3 Kontruksi Model........................................................................................24

3.4 Analisis Model...........................................................................................25

3.5 Interpretasi Model......................................................................................25

3.6 Validasi Model...........................................................................................26

3.7 Simpulan Terhadap Model.........................................................................26

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………...41


4.1 Model SEIR Penyebaran Penyakit Demam Berda………………………..41

4.2 Pengenalan Model SEIR bagi Siswa SMA……………………………….44

BAB V ASPEK PENDIDIKAN


5.1 Pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah Atas………………………..
5.2 Pengenalan Model SEIR bagi Siswa SMA...………………………………….
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................27

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Parameter dan deskripsi parameter........................................................25

Tabel 4.1 Parameter dan deskripsi parameter…………………………………….


Tabel 4.2 Nilai awal dan nilai parameter penyebaran penyakit demam berdarah.34

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram transfer secara umum..........................................................13

Gambar 3.1 Pola Kerja Pemodelan Matematika....................................................21

Gambar 3.2 Skema model penyakit DBD..............................................................24

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu penyakit menular yang berbahaya adalah penyakit Demam

Berdarah Dangue (DBD). Penyakit DBD dianggap sebagai penyakit menular

yang mengancam sekitar 2,5 miliar orang di seluruh dunia terutama di

negara-negara tropis (WHO, 2014). DBD telah menjadi penyakit epidemi

yang menyebar luas di seluruh dunia, terutama di Asia dan Amerika.

Kebanyakan penderita penyakit DBD akan menjalani rawat inap.

Penyumbang terbesar penyakit ini adalah anak-anak. Di Indonesia jumlah

kasus DBD terus meningkat. Berdasarkan data Kementrian kesehatan, pada

30 Mei 2021 sebanyak 9.903 kasus dan meningkat menjadi 16. 320 kasus

pada 14 Juni 2021. Jumlah kematian akibat DBD terus meningkat dari 98

kasus pada akhir Mei dan meningkat menjadi 147 kasus pada 14 Juni 2021.

Informasi terakhir menyebutkan bahwa jumlah kabupaten kota yang

terjangkit DBD terus bertambah menjadi 387 di 32 propinsi.

Penyebab penyakit DBD adalah virus dengue. Virus ini menyebar

melalui sengatan nyamuk aedes aegypti. Individu yang rentan terkena virus

Dengue adalah individu yang pernah mengalami infeksi virus dengue

sebelumnya, tinggal di daerah tropis, bepergian ke daerah tropis, bayi, anak-

anak, orang lanjut usia serta orang yang kekebalan tubuhnya rendah. Setelah

tergigit nyamuk aedes aegypti, seseorang dapat mengalami beberapa gejala

DBD. Masa inkubasi dari virus tersebut adalah 4-7 hari. Pada masa ini
individu dapat mengalami gejala DBD setelah orang tersebut tergigit nyamuk

aedes aegypti. Gejala DBD biasanya menyerupai penyakit flu, dan bisa saja

berkembang menjadi semakin parah jika terlambat ditangani. Individu yang

sudah terkena DBD memiliki gejala seperti demam tinggi mencapai 40

derajat Celsius, nyeri pada sendi otot, tulang, dan pada bagian belakang mata,

nafsu makan menurun, mual, muntah, pembengkakan kelenjar getah bening,

kerusakan pada pembuluh darah, getah bening, serta pendarahan dari hidung,

dan gusi. Jika sejumlah gejala yang disebutkan ini muncul, maka langkah

diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan fisik dan wawancara medis, yang

diikuti dengan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang dilakukan

dengan memeriksa sampel darah di laboratorium.

Salah satu solusi untuk menyelesaikan masalah penyebaran demam

berdarah adalah dengan menggunakan pemodelan matematika. Model

matematika dirumuskan berdasarkan karakteristik dari penyakit DBD. Pada

uraian sebelumnya, telah dijelaskan masa inkubasi dari penyakit DBD, di

mana seseorang telah terserang penyakit DBD, tetapi belum dapat

menularkannya kecuali melalui sengatan nyamuk aedes aegypti. Oleh karena

itu model matematika yang akan dirumuskan adalah model epidemik SEIR.

Dari model tersebut populasi dikelompokan dalam 4 kelompok yaitu

susceptible (S) atau individu yang rentan terhadap penyakit DBD, Exposed

(E) atau individu yang tertular tetapi belum menderita, infected (I) atau

individu yang telah menderita dan aktif menularkan penyakit DBD, dan

recovered (R) atau individu yang telah sembuh dari transmisi penyakit DBD.

2
Model matematika terdiri dari variabel-variabel dan juga parameter-

parameter. Meskipun beberapa parameter dapat diketahui melalui literatur,

tidak semua nilai parameter diketahui. Sebagai contoh, nilai dari laju

transmisi atau jumlah populasi tidak diketahui dengan pasti. Oleh karena itu,

perlu dilakukan beberapa simulasi numerik dan analisis dari parameter-

parameter untuk mengetahui pengaruhnya terhadap dinamika transmisi

penyakit tersebut.

Dalam menyelesaikan masalah penyebaran penyakit DBD juga,

diperlukan beberapa metode yaitu metode Euler dan metode Heun. Metode

Euler adalah salah satu metode sederhana yang digunakan untuk

menyelesaikan persamaan diferensial dengan derajat pertama dengan nilai

awal yang diberikan. Metode Euler ini dinilai belum akurat sehingga dibuat

metode baru untuk menguji keakuratan yang lebih tinggi yaitu metode Heun.

Kedua metode ini digunakan untuk melihat perbandingan prilaku solusi pada

grafik masing-masing sehingga dapat diketahui persamaan maupun perbedaan

prilaku

Metode Euler dan Heun dapat diterapkan dalam aspek pendidikan

yaitu dalam pembelajaran matematika. Namun perlu diketahui bahwa dalam

membuat rancangan pembelajaran, peneliti tidak menerapkan metode Euler

dan Heun tetapi hanya menggunakan konsep turunan dan akar persamaan

kuadrat karena telah dipelajari di tingkat SMA. Materi yang akan dibahas

yaitu tentang memodelkan suatu persoalan sehari-hari serta mencari turunan

fungsi dan akar dari suatu persamaan model matematika. Pembelajaran

3
matematika merupakan proses interaksi antara guru dan siswa, siswa dengan

siswa yang melibatkan pengembangan pola pikir dan mengolah logika pada

suatu lingkungan belajar yang sengaja diciptakan oleh guru dengan berbagai

metode, agar program belajar matematika tumbuh dan berkembang secara

optimal dan siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien

(Rusyanti, 2014). Dalam Permendiknas No. 22 tentang standar isi

menyatakan bahwa tujuan pelajaran matematika adalah 1) memahami konsep

matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan

konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam

pemecahan masalah, 2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat,

melakukan manipulasi matematika dan menggeneralisasi, 3) pemecahan

masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model

matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, 4)

mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain

untuk memperjelas keadaan atau masalah, 5) memiliki sikap menghargai

kegunaan matematika dalam kehidupan, yaiatu memiliki rasa ingin tahu,

perhatian dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan

percaya diri dalam memecahkan masalah. Berdasarkan pemahaman konsep

matematika ini, maka pada penelitian ini peneliti menerapkan konsep turunan

yang merupakan konsep utama dari persamaan diferensial serta bentuk umum

dari metode Euler dan Heun.

Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas maka dalam penelitian

ini penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul PENERAPAN

4
METODE EULER DAN HEUN DALAM MENYELESAIKAN MODEL

SEIR PADA PENYEBARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH:

TINJAUAN MATEMATIKA DAN ASPEK PENDIDIKAN. Dalam

penelitian ini solusi penyelesaian akan dilakukan secara analitik dan

pendekatan numerik.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka terdapat beberapa identifikasi

masalah yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian sebagai berikut:

1. Membuat model SEIR untuk penyakit demam berdarah

2. Solusi numerik untuk suatu masalah

3. Aspek Pendidikan yaitu rancangan pembelajaran matematika di sekolah

menengah atas pada konsep turunan fungsi

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana penyelesaian solusi numerik epidemi SEIR pada laju transmisi

demam berdarah menggunakan metode Euler dan metode Heun

2. Bagaimana rancangan rencana pembelajaran matematika di Sekolah

Menengah Atas (SMA) pada konsep turunan yang sesuai dengan konsep

metode Euler dan Heun

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:

5
1. Untuk mengetahui penyelesaian solusi numerik epidemi SEIR pada laju

transmisi demam berdarah menggunakan metode Euler dan metode Heun

2. Untuk mengetahui bagaimana rancangan pembelajaran matematika di

Sekolah Menengah Atas (SMA) pada konsep turunan fungsi yang sesuai

dengan konsep metode Euler dan Heun.

1.5 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, masalah yang dibahas adalah masalah tentang

penyelesaian model SEIR pada penyebaranpenyakit demam berdarah yang

diselesaikan dengan menggunakan metode Euler dan metode Heun, serta

keterkaitan topik tulisan dengan penerapan dalam materi pada konsep turunan

fungsi yang akan dipelajari siswa SMA.

1.6 Penjelasan Istilah

Dalam penulisan ini, terdapat beberapa istilah yaitu:

a. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Demam berdarah dengue atau sering disebut dengan dengue hemorrhagic

fever adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dan

ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti.

b. Komputasi

Komputasi adalah cara yang digunakan untuk menemukan pemecahan

masalah dari data input dengan menggunakan suatu algoritma

c. Matematika

6
Matematika merupakan suatu bidang ilmu kajian tentang ide-ide yang

abstrak secara terstruktur yang dapat melatih proses berpikir seseorang

secara sistematis dan teroganisir dalam menyelesaikan suatu masalah.

d. Pelajaran Matematika

Pelajaran matematika merupakan pelajaran yang mempunyai peran yang

cukup besar dalam kehidupan manusia khususnya dalam dunia pendidikan,

sehingga pelajaran matematika dapat diajarkan dari TKK, sekolah dasar

sampai perguruan tinggi, untuk membantu siswa agar dapat memahami

konsep matematika dan memiliki kemampuan dalam memecahkan

masalah dengan kritis, cermat, efektif dan efisien.

e. Pembelajaran Matematika

matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai

peranan penting dalam kehidupan manusia terkhusus dalam dunia

pendidikan yang diajarkan dari TKK, SD hingga perguruan tinggi, karena

matematika merupakan suatu bidang ilmu kajian tentang ide-ide yang

abstrak secara terstruktur yang dapat melatih proses berpikir seseorang

secara sistematis dan teroganisir dalam menyelesaikan suatu masalah.

f. Model

Model adalah representasi dari suatu objek, benda, atau ide-ide dalam

bentuk yang disederhanakan dari kondisi atau fenomena alam. Model

berisi informasi mengenai suatu fenomena yang dibuat dengan tujuan

untuk mempelajari fenomena sistem yang sebenarnya.

g. Aspek

7
Aspek adalah penginterpretasian gagasan, masalah, situasi dan sebagainya

sebagai pertimbangan yang dilihat dari sudut pandang tertentu.

h. Solusi

Solusi adalah pemecahan atau penyelesaian suatu masalah

1.7 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Dapat mengetahui solusi numerik dari penyelesaian masalah transmisi

penyakit demam berdarah dalam dunia nyata

2. Dapat mengetahui cara untuk untuk menyelesaikan persamaan diferensial

seperti model matematika epidemi SEIR pada transmisi demam berdarah

dengan menggunakan metode Euler dan Heun

3. Dapat memberikan informasi bagi peneliti selanjutnya untuk menyelesaikan

masalah yang lebih kompleks dengan menggunakan model epidemi SEIR,

metode Euler, dan metode Heun

4. Dapat memberikan pengetahuan kepada siswa untuk mengaplikasikan

metode Euler dan Heun dalam komputasi metematika pada siswa SMA

5. Dapat memberikan pengetahuan kepada siswa terkait hubungan komputasi

dan matematika.

6. Dapat mengetahui pemodelan matematika yang dipelajari pada masalah-

masalah kontekstual

8
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Gambaran Umum Penyakit

2.1.1 Penyakit Demam Berdarah Dengue

Demam berdarah dengue atau sering disebut dengan dengue

hemorrhagic fever adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus

dengue dan ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti. Nyamuk aedes aegypti

biasanya menginfeksi seseorang di pagi hari sampai sore hari. Penularan

DBD terjadi saat nyamuk menggigit dan menghisap darah seseorang yang

sudah terinfeksi virus dengue, dan ketika nyamuk tersebut menggigit orang

lain maka virus akan tersebar. Bisa dikatakan bahwa nyamuk berperan

sebagai medium pembawah virus dengue.

Selain virus yang ditularkan oleh nyamuk aedea aegypti, demam

berdarah dipicu oleh faktor risiko tertentu, misalnya:

1. Pernah mengalami infeksi virus dengue sebelumnya

2. Tinggal dan bepergian ke daerah tropis

3. Bayi, anak-anak, orang lanjut usia, dan orang dengan kekebalan tubuh

yang lemah

Umumnya gejala demam berdarah bersifat ringan, dan muncul 4-7

hari sejak gigitan nyamuk, dan dapat berlangsung selama 10 hari. Gejala

biasanya menyerupai penyakit flu, dan bisa saja berkembang menjadi

semakin parah jika terlambat ditangani. Beberapa gejala demam berdarah

yaitu:

9
1. Demam tinggi mencapai 40 derajat Celsius

2. Nyeri pada sendi otot, tulang, dan pada bagian belakang mata

3. Nafsu makan menurun

4. Mual dan muntah

5. Pembengkakan kelenjar getah bening

6. Kerusakan pada pembuluh darah dan getah bening

7. Pendarahan dari hidung, dan gusi

Jika sejumlah gejala yang disebutkan di atas muncul, langkah

diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan fisik dan wawancara medis, yang

diikuti dengan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang dilakukan

dengan memeriksa sampel darah di laboratorium,

2.1.2 Pencegahan Penularan Penyakit Demam Berdarah Dengue

Ada beberapa cara yang dilakukan untuk mencegah penularan

penyakit demam berdarah yaitu:

1. Menguras

Diusahakan untuk membersihkan tempat-tempat penampungan air

seperti bak mandi, gentong air, kolam ,dan lain sebagainya minimal

satu kali seminggu, karena nyamuk aedes aegypti menyukai genangan

air.

2. Menutup

Tempat penampungan air harus ditutup rapat-rapat

3. Mendaur ulang atau mengubur barang bekas

10
Barang bekas seperti kaleng dan botol bekas bisa dimanfaatkan kembali

atau didaur ulang. Selain mengurangi tempat-tempat yang berpotensi

menjadi wadah air, daur ulang tersebut bisa mengurangi sampah plastik.

4. Memantau

Harus ada pantauan terhadap jentik-jentik nyamuk pembawa penyakit

DBD. Bila menemukan sarang nyamuk aedes aegypti, maka segera

dibersihkan.

2.2 Teori Pendukung

2.2.1 Persamaan Diferensial

Persamaan diferensial adalah persamaan yang variabel-variabel

terikat dan turunannya terhadap variabel-variabel bebas. Persamaan

diferensial terus berkembang sehingga dikelompokkan dalam beberapa

jenis diantaranya, persamaan diferensial biasa, persamaan diferensial

parsial, dan sistem persamaan diferensial.

Secara umum persamaan diferensial biasa orde n dinyatakan

dengan:

F¿

Dengan F merupakan fungsi dari variabel bebas x , dan y adalah

' dy
variabel bebas terhadap x, dengan y= ,
dx

y = {{d} ^ {2} y} over {{dx} ^ {2} dan seterusnya.

Persamaan diferensial dikelompokan menjadi dua macam yaitu:

11
1. Persamaan diferensial biasa, yaitu persamaan diferensial yang hanya

mempunyai satu variabel bebas, dan secara umum ditulis

dn y
n
=f ( x )
dx

Dengan x variabel bebas dan y variabel terikat.

2. Persamaan diferensial parsial, yaitu persamaan diferensial yang

mempunyai variabel bebas lebih dari satu. Dan secara umum dapat

ditulis:
2 2
du du du d u d u
, , , , , …=F ( u x , u y ,u z , u xx , u xy ,… )
dx dy dz dx 2 dxdy

Dengan u variabel terikat, dan x , y , z variabel bebas

Sistem persamaan diferensial adalah suatu sistem yang memuat n buah

persamaan diferensial orde n adalah:

dx i
f ( t , x i , … , x n ) ;i=i ,… , n ¿
dt

dx i
Dengan merupaka turunan fungsi x iterhadap t , x i adalah fungsi
dt

turunan yang tidak diketahui dan f i adalah fungsi yang diberikan+1

variabel.

2.2.2 Model SEIR

Model SEIR digunakan untuk penyakit yang masa inkubasinya

panjang. Pada model SEIR populasi dikelompokan menjadi 4 subpopulasi

yaitu susceptible ( S ) merupakan subpopulasi yang rentan terhadap penyakit,

Exposed(E) yaitu subpopulasi yang tertular tetapi belum menjadi

penderita, Infected( I ) merupakan subpopulasi yang menjadi penderita dan

12
aktif menularkan penyakit DBD, dan Recorvered ( R ) merupakan populasi

yang telah sembuh dari penyakit karena pengobatan (Hurit, 2020). Dalam

model ini, t merupakan waktu N merupakan total populasi. Diagram dari

model SEIR dapat dilihat pada gambar berikut:

S E I R
α γ

Gambar 2.1 Diagram transfer secara umum

Skema pada gambar 2.1 di atas menjelaskan model SEIR tanpa

demografi (kelahiran dan kematian) sebagai berikut:

dS
=−αSI (2.1)
dt

dE
=αSI −γE (2.2)
dt

d
=γE−Iλ (2.3)
dt

dR
=Iλ (2.4)
dt

Parameter α merupakan Laju penularan penyakit dari populasi

rentan ke populasi yang tertular tetapi belum menderita, parameter γ

merupakan laju perpindahan dari keadaan tertular tetapi belum menderita

menjadi keadaan terinfeksi. Sedangkan parameter λ merupakan transmisi

antara individu yang terinfeksi dan individu yang telah sembuh.

2.2.3 Metode Euler

Dalam sub bagian ini akan dijelaskan penurunan metode Euler.

Suatu persamaan diferensial dapat dinyatakan sebagai berikut:

13
dy
=f ( t , y ) , a ≤t ≤ b , y ( a )=a (2. 5)
dt

Metode Euler diturunkan dari deret Taylor. Misalnya, fungsi y ( t )

adalah fungsi yang kontinyu dan memiliki turunan dalam interval [ a , b ].

Maka dalam deret Taylor


2
' ( t i+1−t i ) (2.6)
y ( t i +1 )= y ( t i ) + ( t i+1−t i ) y + y ' ' (εi )
2

Karena h=( t i+1−t i ), maka

' ( ti ) h2
y ( t i +1 )= y ( t i ) +h y + y ' ' ( εi ) (2. 7)
2

dan karena y ( t ) memenuhi persamaan diferensial

y ( t i +1 )= y ( t i ) +hf ¿ (2.8)

Metode ini dibangun dengan pendekatan w i ≈ y (t i ) untuk

i=1,2,3 , … , N ,dengan mengabaikan suku terakhir yang terdapat pada

persamaan (2.7) jadi metode Euler dinyatakan sebagai berikut:

w 0=a

w i+1=wi +hf (t i , wi ) (2. 9)

Untuk i=0,1,2 , … , N−1.

Metode Euler digunakan untuk menyelesaikan suatu persamaan

nonlinear yang berdasarkan persamaan (2.9) jika diberikan sistem

persamaan diferensial dengan tiga buah variabel tak bebas seperti berikut:

14
dx
=f (t , x , y , z ) (2. 10)
dt

dy
=g(t , x , y , z) (2. 11)
dt

dz
= j(t , x , y , z) (2.12)
dt

Dengan nilai awal x ( 0 )=x 0, y ( 0 )= y 0, z ( 0 )=z 0dengan memilih

nilai h yang tetap yaitu h=hi+ 1−t i adalah:

x i+1=x i +h {f ( t i , xi , y i , z i ) } (2.1 3)

y i+1 = y i+ h {g ( t i , xi , y i , z i ) } (2.1 4)

z i+1=z i +h { j ( t i , x i , y i , z i ) } (2.1 5)

Untuk i=0,1,2 …

2.2.4 Metode Heun

Metode Heun biasa dikenal sebagai perbaikan metode Euler dan

tingkat keakuratannya lebih tinggi dibandingkan dengan Euler. Pada

metode Heun, solusi dari perkiraan awal metode Euler disebut sebagai

perkiraan awal (predictor) dan diperbaiki dengan menggunakan metode

Heun disebut corrector. Metode ini adalah hasil generalisasi model Euler

oleh Heun pada tahun 1990 (Butcher: 93). Penyelesaian persamaan

diferensial dengan menggunakan metode Heun merupakan suatu proses

untuk mencari nilai fungsi pada titik tertentu dari persamaan diferensial

biasa f (t , y ). Diberikan suatu persamaan diferensial orde satu yang

mempunyai syarat awal t 0= y 0 .

y ' ( t )=f ( y ( t ) , t) (2. 16)

15
Persamaan di atas diintegralkan pada kedua sisinya dengan batasan

dari t i sehingga:

t i+1dengan h=t i +1−t i maka diperoleh:

ti+ 1 ti+ 1

∫ y ( t ) dt=∫ f ( y ( t ) , t ) dt
'

ti ti

y (t)¿
t i+ 1

y ( t i +1 )− y ( t i )=∫ f ( y ( t ) ,t ) dt
ti

t i+1

y ( t i +1 )= y (t )∫ f ( y ( t ) ,t ) dt (2.1 7)
ti

t i+ 1

Selanjutnya, ∫ f ( y ( t ) , t ) dt dapat dicari dengan menggunakan kaidah


ti

trapesium, dan diperoleh:


ti+ 1
[ f ( y i ,t i ) + f ( y i+1 ,t i+1 )] (t
∫ f ( y ( t ) , t ) dt = 2 i +1 −t i) (2.1 8)
ti

Atau bisa ditulis:


ti+ 1
h
∫ f ( y ¿ ( t ) , t)dt= 2 [ f ( y i , t i )+ f ( yi +1 ,t i+1 )] ¿ (2. 19)
ti

Selanjutnya, persamaan (2.15) disubsitusikan ke dalam persamaan

(2.14) sehingga diperoleh persamaan baru yang disebut persamaan Heun.

h
y i+1 = y i+
2
[ f ( y 1 , ti ) + f ( y i+1 , ti +1)] (2. 20)

Dengan y i+1 adalah hampiran sekarang dan y iadalah hampiran

sebelumnya, dengan i=0,1,2,3 , … , n . nilai y i+1 merupakan solusi

16
perkiraan awal (predictor) metode Heun yang dihitung menggunakan

metode Euler. Sehingga persamaan Heun dapat ditulis sebagai berikut:

Predictor:

y ii +1= y i +hf ( y i ,t i ) ( 2.21 )

Corrector:

h
y i+1 = y i+
2
[ f ( y i , ti ) + f ( y i +1 , t i+1)] (2.22)

Berdasarkan penjabaran metode Heun di atas, maka jika diberikan

sebuah sistem persamaan diferensial orde satu dengan tiga variabel tidak

bebas

x ' ( t )= p(x ( t ) , y ( t ) , z ( t ) , t) (2.2 3)

'
y ( t )=q(x ( t ) , y ( t ) , z ( t ) , t )

z ' ( t )=r (x ( t ) , y ( t ) , z ( t ) , t)

x ( t 0 ) =x 0 y ( t 0 )= y 0 z ( t 0 ) =z 0

Dengan h=t i +1−t i maka persamaan metode Heun untuk persamaan

tersebut adalah :

Predictor:

x i+1=x i +hp (xi , y i , z i ,t i) (2. 2 4)

y i+1 = y i+ hq(x i , y i , z i , t i) (2.2 5)

z i+1=z i +hr ( x i , y i , z i , t i) (2.2 6)

corrector:

17
h
x i+1=x i +
2
[ p ( x i , y i , z i , ti ) + p( xi +1 , y i+1 , zi +1 , t i+1 )] (2. 27)

h
y i+1 = y i+
2
[ q ( x i , y i , z i , t i) + q( x i+ 1 , y i+1 , z i +1 , t i+1) ] (2. 2 8)

h
z i+1=z i +
2
[ r ( x i , yi , z i , t i )+ r (x i+1 , y i+1 , z i+1 , ti +1)] (2. 2 9)

2.2.5 Pembelajaran Matematika

Matematika merupakan produk budaya. Oleh karena itu

matematika harus dipelajari karena manfaatnya dalam kehidupan.

Matematika juga harus terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi

yang terjadi saat ini. Rancangan kurikulum matematika harus dapat

menyiapkan siswa tidak hanya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi,

namun juga dipersiapkan untuk kehidupan sehari-hari maupun dunia kerja.

Perhatian pemerintah dan pakar pendidikan matematika tidak boleh hanya

bertuju pada kurikulum, namun juga pada usaha untuk meningkatkan hasil

dan aktivitas belajar siswa. Oleh karena itu pembelajaran matematika

sebaiknya fokus pada masalah kontekstual dan dilakukan secara

humanistik.

Matematika memiliki peranan yang sangat penting karena sebagai

dasar logika atau penalaran dan penyelesaian kuantitatif yang digunakan

dalam pelajaran lainnya. Akan tetapi, banyak yang menganggap bahwa

pelajaran matematika itu sangat sulit dan menakutkan (Putra, 2016).

Mempelajari matematika tidak hanya memahami konsep atau prosedurnya

saja, akan tetapi banyak hal yang dapat muncul dari hasil proses

pembelajaran matematika. (Putra, 2017). Karakteristik matematika yang

18
abstrak, untuk memahaminya memerlukan konsentrasi dan keseriusan

yang tinggi bahkan memerlukan waktu yang lama penuh dengan simbol-

simbol yang terkadang sulit dipahami (Mustamid, 2015). Pemahaman

siswa terhadap materi pelajaran merupakan tujuan utama dari proses

pembelajaran (Wibowo, 2015).

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

dari TKK, sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Matematika

merupakan ilmu yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan (Crismono,

2017). Pembelajaran matematika merupakan usaha untuk membantu siswa

mengonstruksi pengetahuan melalui proses (Afifah, 2012). Matematika

sebagai salah satu mata pelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah bertujuan untuk mempersiapkan siswa agar sanggup

menghadapi perubahan keadaan dan keterampilan serta pintar

menyikapinya. Dalam mata pelajaran matematika, siswa dilatih dan

diajarkan berpikir logis, rasional dan kritis. Selain itu, tujuan lain dari

pembelajaran matematika yaitu mempersiapkan siswa agar dapat

menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan

sehari-hari dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan (Suherman,

2001).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas disimpulkan bahwa

matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai

peranan penting dalam kehidupan manusia terkhusus dalam dunia

pendidikan yang diajarkan dari TKK, SD hingga perguruan tinggi,

19
Matematika merupakan suatu bidang ilmu kajian tentang ide-ide yang

abstrak secara terstruktur yang dapat melatih proses berpikir seseorang

secara sistematis dan teroganisir dalam menyelesaikan suatu masalah

Pendidikan matematika merupakan semua ilmu dasar yang

mewadahi ilmu-ilmu lainnya. Proposal ini menulis tentang solusi

penerapan Metode Euler dan Heun dalam menyelesaikan model SEIR

pada penyebaran penyakit demam berdarah. Meskipun siswa SMA belum

diajarkan tentang cara memodelkan proses penyebaran penyakit, tetapi

mereka sudah dilatih untuk memodelkan suatu persoalan yang melibatkan

konsep fisika tentang gerak vertikal, horizontal, parabola, konsep turunan,

dan juga akar persamaan kuadrat untuk menyelesaikan masalah sehari-

hari. Oleh karena itu dalam penulisan skrpsi ini peneliti membuat

rancangan pembelajaran dalam bentuk RPP. Di dalam rancangan

pembelajaran tersebut diberikan beberapa masalah kontekstual, kemudian

siswa membuat model matematika dengan menggunakan langkah-langkah

pemodelan matematika. Pemodelan yang dibahas diselesaikan dengan

menerapkan konsep turunan menggunakan motode Euler dan Heun.

20
BAB III

METODE KAJIAN

Kajian dalam penelitian ini adalah kajian analitik dengan pendekatan

numerik. Objek penelitian ini adalah model matematika SEIR. Adapun beberapa

langkah pembentukan pemodelan matematika sebagai berikut:

Identifikasi kasus Penetapan asumsi Membuat model matematika

Analisis model
Validasi model Interprestasi model

Gunakan model untuk mengkaji keadaan penyakit

Gambar 3.1 Pola Kerja Pemodelan Matematika (Jafarrudin,2012)

21
Prosedur umum pelaksanaan metode matematika tahapan penelitian ini

berdasarkan prosedur pada bagan di atas yaitu:

1. Mengidentifikasi suatu masalah nyata

2. Kompilasi atau seleksi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah

3. Memilih faktor-faktor yang signifikan yang mempengaruhi masalah

4. Mencari relasi matematika dari faktor yang signifikan berdasarkan aturan

yang berlaku

5. Mencari solusi dari model tersebut

6. Memeriksa apakah solusi tersebut realistik

7. Jika solusinya realistik, maka langkah pemodelan selesai

Akan dibuat proses pemodelan matematika yang telah dijelaskan pada

gambar 3.2 sesuai dengan prosedur pemodelannya. Dari proses pemodelan

tersebut akan dijelaskan tiap langkah untuk mengetahui skema dan model suatu

masalah yang dibahas yaitu transmisi penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Dari masalah tentang penyakit DBD akan dianalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi transmisi penyebaran penyakit serta dilakukan skema model

matematika yang cocok untuk penyebaran penyakit.

Berdasarkan gambar 3.2 prosedur umum pelaksanaan model matematika

tahapan penelitian ini adalah:

3.1 Identifikasi Kasus

Pada kasus penyakit DBD, diidentifikasi masalah utamanya adalah

populasi yang rentan terhadap penyakit DBD, yang kemudian melalui

sengatan nyamuk aedes aegypti akan menjadi populasi yang menderita dan

22
aktif menularkan DBD dan mengurangi populasi rentan, dengan

memperhatikan kematian serta kelahiran pada sub populasi diasumsikan

langsung masuk pada subpopulasi rentan.

3.2 Penetapan Asumsi-Asumsi Penularan Penyakit DBD

a. Faktor-faktor yang menyebabkan penyakit DBD:

1. DBD memiliki masa inkubasi yang panjang

2. Pernah mengalami infeksi virus Dengue sebelumnya

3. Bayi, anak-anak, dan orang dewasa yang memiliki kekebalan tubuh

yang lemah

4. Terdapat kematian alamiah

5. Lingkungan yang tidak mendukung

6. Populasi dengan kekebalan tubuh yang lemah

7. Kelahiran yang terjadi pada populasi akan masuk pada subpopulasi

rentan

8. Individu yang telaah sembuh dari penyakit DBD akan masuk pada sub

populasi sembuh

9. Diasumsikan tidak ada populasi yang menjadi rentan kembali setelah

sembuh

10. Banyaknya gigitan nyamuk ades agypti

b. Faktor-faktor signifikan yang mempengaruhi masalah:

Berdasarkan faktor dari asumsi di atas akan dipilih faktor yang signifikan:

1. DBD memiliki masa inkubasi yang panjang

2. Terdapat kematian alamiah

23
3. Kelahiran yang terjadi pada populasi akan masuk pada subpopulasi

rentan

4. Diasumsikan individu yang telah sembuh dari penyakit DBD akan

masuk pada subpopulasi sembuh

5. Diasumsikan tidak ada populasi yang rentan kembali setelah sembuh

3.3 Konstruksi Model

Pada bagian ini akan dilakukan dua tahap yaitu:

Tahap 1: Skema model penyakit DBD

Eh Rh
Ih

μ
_
h
Gambar 3.2 Skema model penyakit DBD

Tahap II: Formulasi model

Berdasarkan skema model penyakit DBD (populasi manusia) di atas maka

diperoleh formulasi model SEIR sebagai berikut:

dS h
dt
=μ h N h − (
β h bI h
Nh )
+ p + μh Sh

24
dt
=
(
dEh β h bI h
Nh )
+ p S h−( μh + φh ) Eh

dI h
=φh Eh−(α h+ μ h +γ h) I h
dt

dRh
=γ h I h −μh R h
dt

Tabel 3.1 Parameter dan deskripsi parameter

Parameter Deskripsi

Sh Jumlah sub populasi yang rentan terkena virus dengue


Eh Jumlah sub populasi yang terkenal virus dengue
Ih Jumlah sub populasi yang terinfeksi virus dengue
Rh Jumlah sub populasi yang telah sembuh
μh Laju kelahiran atau kematian dalam suatu populasi
βh Peluang keberhasilan penyebaran virus dengue
b Banyaknya gigitan yang disebabkan oleh satu ekor
nyamuk
p Persentase keberhasilan terinfeksinya nyamuk oleh
virus dengue
φh Peluang seseorang untuk terinfeksi dengue
αh Peluang seseorang yang mengalami kematian karena
virus dengue
γh Peluang seseorang mengalami kesembuhan dari infeksi
virus dengue

3.4 Analisis Model

25
1. Menentukan metode Euler dari model SEIR

2. Menentukan Metode Heun dari model SEIR

3. Menyelesaikan solusi model menggunakan simulasi Matlab

4. Menganalisis grafik fungsi penyelesaian Matlab

3.5 Interpretasi Model

Pada tahap ini akan dilakukan beberapa proses yaitu:

1. Mengkaji model transmisi penyakit DBD terhadap metode Euler dan

metode Heun

2. Menentukan makna epidemiologi penyakit DBD

3. Mengkaji parameter-parameter yang berpengaruh terhadap transmisi

penyakit tersebut

3.6 Validasi Model

Pada tahap ini akan dilihat apakah model tersebut sudah sesuai dengan kasus

tersebut

3.7 Simpulan Terhadap Model

Pada tahap ini akan ditarik kesimpulan terhadap transmisi DBD berdasarkan

nilai parameter yang disimulasikan pada matlab

26
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Model SEIR Penyebaran Penyakit Demam Berdarah

Kajian dalam penelitian ini adalah kajian analitik dan pendekatan

numerik. Objek penelitian adalah model matematika SEIR. Adapun langkah-

langkah pelaksanaan metode matematika tahapan penelitian ini yaitu:

1. Mengidentifikasi suatu masalah nyata

2. Kompilasi atau seleksi fakto-faktor yang mempengaruhi masalah

3. Memilih faktor-faktor signifikan yang mempengaruhi masalah

27
4. Mencari relasi matematika dari faktor yang signifikan berdasarkan aturan

yang berlaku

5. Mencari solusi dari model tersebut

6. Memeriksa apakah solusi tersebut realistik

7. Jika solusinya realistik, maka langkah pemodelan selesai

Akan dibuat proses pemodelan matematika yang telah dijelaskan pada

gambar 3.2 sesuai dengan prosedur pemodelannya. Dari proses pemodelan

tersebut akan dijelaskan tiap langkah untuk mengetahui skema dan model

suatu masalah yang dibahas yaitu transmisi penyakit Demam Berdarah

Dengue (DBD). Dari masalah tentang penyakit DBD akan dianalisis faktor-

faktor yang mempengaruhi transmisi penyebaran penyakit serta dilakukan

skema model matematika yang cocok untuk penyebaran penyakit.

Berdasarkan gambar 3.2 prosedur umum pelaksanaan model matematika

tahapan penelitian ini adalah:

1. Identifikasi kasus

Pada kasus penyakit DBD, diidentifikasi masalah utamanya adalah

populasi yang rentan terhadap penyakit DBD, yang kemudian melalui

sengatan nyamuk aedes aegypti akan menjadi populasi yang menderita

dan aktif menularkan DBD dan mengurangi populasi rentan, dengan

memperhatikan kematian serta kelahiran pada sub populasi diasumsikan

langsung masuk pada subpopulasi rentan.

2. Penetapan Asumsi-Assumsi Penularan Penyakit DBD

a. Faktor-faktor yag menyebabkan DBD:

28
1. DBD memiliki masa inkubasi yang panjang

2. Pernah mengalami infeksi virus Dengue sebelumnya

3. Bayi, anak-anak, dan orang dewasa yang memiliki kekebalan tubuh

yang lemah

4. Terdapat kematian alamiah

5. Lingkungan yang tidak mendukung

6. Populasi dengan kekebalan tubuh yang lemah

7. Kelahiran yang terjadi pada populasi akan masuk pada subpopulasi

rentan

8. Individu yang telah sembuh dari penyakit DBD akan masuk pada

sub populasi sembuh

9. Diasumsikan tidak ada populasi yang menjadi rentan kembali

setelah sembuh

10. Banyaknya gigitan nyamuk ades agypti

b. Faktor-faktor signifikan yang mempengaruhi masalah:

Berdasarkan faktor dari asumsi di atas akan dipilih faktor yang

signifikan:

1. DBD memiliki masa inkubasi yang panjang

2. Terdapat kematian alamiah

3. Kelahiran yang terjadi pada populasi akan masuk pada subpopulasi

rentan

4. Diasumsikan individu yang telah sembuh dari penyakit DBD akan

masuk pada subpopulasi sembuh

29
5. Diasumsikan tidak ada populasi yang rentan kembali setelah

sembuh

3. Kontruksi Model

Diagram penyebaran penyakit dalam suatu populasi disajikan dalam

skema berikut:

μh N h
Rh

Gambar 4.1 . Skema SEIR Penyebaran Penyakit Demam Berdarah

Skema SEIR di atas menunjukan bahwa penyebaran masing-

masing keadaan pada suatu dinamika di dalam populasi. Model epidemik

SEIR untuk penyebaran penyakit demam berdarah diperoleh dengan

mengelompokkan populasi manusia menjadi empat sub populasi yaitu

rentan (Susceptible), tertular (Exposed), terinfeksi (Infected), dan sembuh

(Recoverd). Setelah itu dibuat beberapa asumsi yang berkaitan dengan

proses penyebaran penyakit demam berdarah.

Pembuatan model penyebaran penyakit demam berdarah

didasarkan pada asumsi bahwa faktor yang dapat mempengaruhi laju

perubahan penyebaran penyakit demam berdarah terhadap waktu adalah

jumlah kelahiran populasi μh N h, jumlah kematian dari populasi yang

rentan penyakit demam berdarah μh S h, jumlah populasi yang tertular virus

30
β h bI h
dengue yaitu + p , jumlah kematian dari populasi yang tertular virus
Nh

dengue μh Eh, jumlah populasi yang terinfeksi penyakit demam berdarah

φ h, jumlah kematian dari populasi yang terinfeksi virus dengue μh I h ,

jumlah populasi yang sembuh dari penyakit demam berdarah γ h, peluang

keberhasilan penyebaran virus dengue α h, dan jumlah kematian dari

populasi yang sembuh dari penyakit demam berdarah μh Rh.

Berdasarkan model penyebaran penyakit demam berdarah yang

didasarkan pada asumsi dari faktor yang mempengaruhi penyebaran

penyakit demam berdarah, terlihat bahwa setiap populasi akan berkurang

dan bertambah jika terjadi penyebaran penykit demam berdarah antara

populasi rentan, tertular, terinfeksi dan sembuh. Pada setiap populasi

terdapat kematian yang disebabkan oleh penyakit itu sendiri ataupun oleh

faktor lain, hal ini berarti berkurangnya populasi pada setiap populasi juga

disebabkan oleh faktor kematian alamiah.

Berdasarkan skema dan penjelasan di atas maka diperoleh

formulasi model SEIR sebagai berikut:

dS h
dt
=μ h N h −(β h bI h
Nh )
+ p + μh Sh ( 4.1)

dt
=
(
dEh β h bI h
Nh )
+ p S h − ( μh + φ h ) E h ( 4.2)

dI h
=φh Eh−(α h+ μ h +γ h) I h (4.3)
dt

31
dRh
=γ h I h −μh R h (4.4)
dt

Tabel 4.1 Parameter dan deskripsi parameter

Parameter Deskripsi

Sh Jumlah sub populasi yang rentan terkena virus dengue


Eh Jumlah sub populasi yang terkena virus dengue
Ih Jumlah sub populasi yang terinfeksi virus dengue
Rh Jumlah sub populasi yang telah sembuh
μh Laju kelahiran atau kematian dalam suatu populasi
βh Peluang keberhasilan penyebaran virus dengue
b Banyaknya sengatan yang disebabkan oleh satu ekor
nyamuk
p Persentase keberhasilan terinfeksinya nyamuk oleh
virus dengue
φh Peluang seseorang untuk terinfeksi dengue
αh Peluang seseorang yang mengalami kematian karena
virus dengue
γh Peluang seseorang mengalami kesembuhan dari infeksi
virus dengue

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, parameter Sh merupakan jumlah

populasi yang rentan terkena virus dengue , parameter Eh merupakan jumlah

populasi terkena virus dengue , parameter I h merupakan jumlah populasi

terinveksi virus dengue , paremeter Rh merupakan jumlah populasi yang

telah sembuh, parameter μh merupakan laju kelahiran atau kematian dalam

suatu populasi, parameter β h merupakan peluang keberhasilan penyebaran

virus dengue , parameter b merupakan banyaknya sengatan yang disebabkan

oleh satu ekor nyamuk, parameter p merupakan persentase keberhasilan

terinfeksinya nyamuk oleh virus dengue , parameter φ h merupakan peluang

seseorang terinfeksi virus dengue , parameter α h merupakan peluang

32
seseorang yang mengalami kematian karena virus dengue , parameter γ h

merupakan peluang seseorang mengalami kesembuhan dari infeksi virus

dengue .

4.2 Penyelesaian Model SEIR Penyebaran Penyakit Demam Berdarah

Menggunakan Metode Euler dan Metode Heun

Pada penyelesaian model SEIR titik fokusnya terletak pada

pemrograman dan simulasi. Alur penelitian penyebaran penyakit demam

berdarah secara berurutan terdiri dari lima tahap yaitu:

1. Pengembangan model SEIR untuk penyebaran penyakit demam berdarah

2. Dikritisasi numerik model SEIR berdasarkan metode Euler dan metode

Heun

3. Pemrograman komputer dari dikritisasi model SEIR dalam perangkat

lunak MATLAB

4. Simulasi numerik penyebaran penyakit demam berdarah menggunakan

pemrograman komputer MATLAB

5. Pengamatan grafik solusi yang dihasilkan pemrogram komputer

MATLAB

4.2.1 Penyelesaian Model SEIR Penyebaran Penyakit Demam Berdarah

Menggunakan Metode Euler

a. Dikritisasi Numerik Model SEIR Berdasarkan Metode Euler

Sebelumnya telah diperoleh persamaan diferensial nonlinear laju

penyebaran penyakit demam berdarah model epidemi SEIR yaitu pada

33
persamaan ((4.1)−(4.4)). Dalam menerapkan metode Euler pada

keempat persamaan tersebut, dapat dilakukan dengan cara

mengkonstruksi model tersebut sesuai dengan persamaan ( ( 2.13 ) −( 2.15 ))

sehinggah diperoleh:

Sn +1=S n +h ¿ (4.5)

Eh =E h + ∆ t ¿( μh +φ h ¿ E h (4.6)
(n+1) ( n) (n )

I h =I h + ∆t ( φ h E h ) −( α h + μh + γ h )I h
( n+1) (n) ( n) (n)
(4.7)

Rh =Rh + ∆ t ( γ h I h ) −μh R h
(n+1) (n) ( n) ( n)
(4.8)

b. Simulasi Numerik dan Pengamatan Grafik Solusi Penyebaran

Penyakit Demam Berdarah dengan Menggunakan Pemrograman

Komputer MATLAB

Tabel 4.2 Nilai awal dan nilai parameter penyebaran demam berdarah
[Gabariaela Purnama Ningsih]

Kondisi awal Nilai kondisi awal dan parameter


dan parameter
Simulasi I Simulasi II Simulasi III
μh 0.0045000 0.0045000 0.0045000
β hb 0.7500000 0.7500000 0.7500000
p 0.0900000 0.0900000 0.0900000
φh 0.1667000 0.1667000 0.1667000
αh 0.0000002 0,0000002 0,0000002
γh 0.3288330 0.3288330 0.3288330
S(h )=S0 0
0,9860770567 0.7888780519 0.5080159712
E(h )=E 00
0.0138637849 0.1104685626 0.2825064887
I (h ) =I 0
0
0.0000591585 0.1006533855 0.2094775401
R(h )=R0 0
0 0.1000000000 0.2000000000

34
Dengan mensubsitusikan nilai awal pada tabel 4.2 maka

akan diperoleh simulasi penyelesaian model SEIR sebagai berikut

1. Simulasi I

Nilai awal pada tabel4.2 untuk simulasi I dengan h=0.1 pada

persamaan ( ( 4.1 )−( 4.4 )) akan diperoleh grafik penyelesaian solusi

dari sistem penyebaran penyakit demam berdarah model SEIR

dengan menggunakan program MATLAB seperti pada gambar di

bawah ini

Gambar 4.2 Grafik penyelesaian solusi sistem trasnsmisi penyebaran


penyakit demam berdarah model epidemi SEIR menggunakan metode
Euler (simulasi 1)

Berdasarkan gambar 4.2 laju pertumbuhan subpopulasi

susceptible pada mulanya turun yang cukup signifikan hingga

mendekati 0,1 pada t=30. Berkurangnnya subpopulasi susceptible

dikarenakan adanya perindahan subpopulasi susceptible menjadi

subpopulasi exposed, subpopulasi infected dan subpopulasi

recoverd.

35
2. Simulasi II

Nilai awal pada simulasi II dengan h=0.1 akan diperoleh grafik

penyelesaian solusi dari penyebaran penyakit demam berdarah

model SEIR dengan menggunakan program MATLAB seperti

pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.3 grafik penyelesaian solusi sistem trasnsmisi penyebaran


penyakit demam berdarah model epidemic SEIR menggunakan metode
Euler (simulasi 2)

Berdasarkan gambar 4.3 laju pertumbuhan subpopulasi exposed

berkurang karena adanya perpindahan dari subpopulasi exposed

menjadi subpopulasi infected. Hal ini juga terjadi karena adanya

interaksi antara subpopulasi exposed dengan subpopulasi infected

sehingga jumlah subpopulasi exposed yang awalnya tinggi akan

berkurang seiring berjalanya waktu.

3. Simulasi III

36
Dengan menggunakan program MATLAB untuk simulasi III

diperoleh grafik penyelesaian solusi dari sistem penyebaran

penyakit demam berdarah model SEIR menggunakan data awal

dan nilai h=0.1 yang terlihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.4 Grafik penyelesaian solusi sistem trasnsmisi penyebaran


penyakit demam berdarah model epidemi SEIR menggunakan metode
Euler (simulasi 3)

Berdasarkan gambar 4.4 laju pertumbuhan subpopulasi infected

berkurang, kondisi grafik menunjukkan subpopulasi susceptible,

exposed dan infected menurun dan terus menerus hingga menuju

satu titik dan stabil asimtotik di titik tersebut sampai t → ∞ .

4.2.2 Penyelesaian Model SEIR Penyebaran Penyakit Demam Berdarah

Menggunakan Metode Heun

a. Dikritisasi Numerik Model SEIR Berdasarkan Metode Heun

Sebelumnya telah diperoleh persamaan diferensial

nonlinear laju penyebaran penyakit demam berdarah model epidemi

37
SEIR yaitu pada persamaan ((4.1)−( 4.4)). Dalam menerapkan metode

Heun pada keempat persamaan tersebut, dapat dilakukan dengan cara

mengkonstruksi model tersebut sesuai dengan persamaan

( ( 2.24 )−( 2.29 ) ) sehinggah diperoleh:

Predictor:

Sh =S h + ∆ t ( μh N h )−¿
n+ 1 (n )
( 4.9)

Eh =E h + ∆ t ¿( μh +φ h ¿ E h
(n+1) ( n) (n )
( 4.10)

I h =I h + ∆t ( φ h E h ) −( α h + μh + γ h )I h
( n+1) (n) ( n) (n)
( 4.11)

Rh =R h + ∆ t ( γ h I h ) −μh R h
(n+1) (n) ( n) ( n)
( 4.12)

Corrector:

∆t
Sh =Sh + ¿ ( 4.13)
n+ 1 (n)
2

∆t
Eh =E h + ¿ ( 4.14)
(n+1) ( n)
2

∆t
I h =I h +
( n+1) (n) [
2 ( h h )
φ E − ( α h + μh + γ h ) I h + ( α h E h
(n ) (n ) ( n+ 1) ) − ( α h+ μ h + γ h ) I h ( n+1 ) ]
( 4.15)

∆t
Rh =Rh +
(n+1) (n) [
2 ( h h) ( h h) ( h h
γ I −μ R +γ I (n ) (n ) ( n+1 )
)−( μh R h ) ] (n+ 1 )

( 4.16)

38
b. Simulasi Numerik dan Pengamatan Grafik Solusi Penyebaran

Penyakit Demam Berdarah Menggunakan Pemrograman

Komputer MATLAB

Dengan mensubsitusikan nilai awal pada tabel 4.2 maka akan

diperoleh simulasi penyelesaian model SEIR sebagai berikut:

1. Simulasi I

Nilai awal pada tabel4.2 untuk simulasi I dengan h=0.1 pada

persamaan ( ( 4.1 )−( 4.4 )) akan diperoleh grafik penyelesaian solusi

dari sistem penyebaran penyakit demam berdarah model SEIR

dengan menggunakan program MATLAB seperti pada gambar di

bawah ini

Gambar 4.5 Grafik penyelesaian solusi sistem transmisi penyebaran


penyakit demam berdarah model epidemi SEIR menggunakan metode
Heun (simulasi 1)

Berdasarkan gambar 4.5 dapat dilihat bahwa grafik pendekatan ini

cukup akurat dibandingkan dengan grafik pada metode Euler.

Pada kondisi ini diasumsikan bahwa belum ada populasi yang

39
terkena penyakit demam berdarah pada populasi terinfeksi dan

populasi sembuh.

2. Simulasi II

Nilai awal pada simulasi II dengan h=0.1 akan diperoleh grafik

penyelesaian solusi dari penyebaran penyakit demam berdarah

model SEIR dengan menggunakan program MATLAB seperti

pada gambar di bawah ini

Gambar 4.6 Grafik penyelesaian solusi sistem trasnsmisi penyebaran


penyakit demam berdarah model epidemi SEIR menggunakan metode
Heun (simulasi 2)

Berdasarkan gambar 4.6 menunjukkan bahwa adanya interaksi

antara populasi rentan, populasi terinfeksi dan populasi sembuh.

Hal ini terjadi ketika nilai awal diganti untuk melihat seberapa

besar laju infeksi dari peyakit tersebut. Semakin tinggi nilai awal

yang diberikan maka laju penularan penyakit terjadi seiring

bertambahnya waktu.

40
3. Simulasi III

Dengan menggunakan program MATLAB untuk simulasi III

diperoleh grafik penyelesaian solusi dari sistem penyebaran

penyakit demam berdarah model SEIR menggunakan data awal

dan nilai h=0.1 yang terlihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.7 Grafik penyelesaian solusi sistem trasnsmisi penyebaran


penyakit demam berdarah model epidemi SEIR menggunakan metode
Heun (simulasi 3)

Berdasarkan gambar 4.7 menunjukkan bahwa jika nilai awal pada

populasi sembuh diganti maka semakin besar interaksi yang

terjadi antara keempat subpopulasi di atas.

Semua perubahan jumlah populasi tergantung dari nilai awal yang

diberikan. Setiap perubahan jumlah populasi dalam setiap subpopulasi

dipengaruhi seberapa besar interaksi setiap populasi serta faktor-faktor lain

41
seperti laju kelahiran dan kematian entah disebapkan oleh penyakit malaria,

penyakit lain atau kecelakaan.

Berdasarkan analisis grafik pada semua Gambar di atas laju

pertumbuhan subpopulasi susceptible, exposed, infected, turun signifikan

hingga mendekati angka dalam selang waktu awal sampai 30 bulan. Hal ini

dikarenakan masing-masing jumlah subpopulasi pada populasi di setiap

kelas diasumsikan sama. Artinya, setiap subpopulasi yang berada dalam

kelas susceptible akan masuk dalam kelas exposed dan infected. Laju

pertumbuhan subpopulasi infected vector awalnya naik cukup signifikan

hingga melebihi angka dalam selang waktu awal sampai 20 bulan. Hal ini

dikarenakan nyamuk sebagai vektor penyebaran penyakit demam dengue

tergolong hewan antropofilik yaitu menyenangi darah manusia dan

mengganas setelah terinfeksi virus dengue. Kemudian berkurangnya laju

pertumbuhan subpopulasi infected vector secara perlahan, grafik bergerak

turun hingga menuju suatu titik dan stabil asimtotik di titik tersebut. Hal ini

berarti, pada populasi tersebut sudah tidak ada penambahan subpopulasi

susceptible dan exposed vector yang menjadi subpopulasi infected vector.

Berdasarkan hasil perhitungan kedua metode numerik di atas dapat

dilihat bahwa: pertama, semakian banyak manusia yang terinfeksi Virus

dengue, maka jumlah manusia dari populasi yang rentan/suscetible terhadap

penyakit ini akan berkurang dan menjadi populasi exposed dan

terinfeksi/infected. Kedua, semakin besar nilai t yang digunakan, maka

42
solusi yang diperoleh tidak relevan. Oleh karena itu dalam memilih nilai

awal kita harus mempertimbakan proses transmisi dar penyakit tersebut.

43
BAB V

ASPEK PENDIDIKAN

4.1 Pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah Atas

Tahap selanjutnya dari penulisan ini adalah membuat suatu rancangan

pembelajaran yang materinya sesuai dengan materi yang dipelajari siswa

sekolah menengah atas (SMA). Pembelajaran yang diterapkan dalam dunia

pendidikan sekarang adalah siswa dituntut untuk lebih realistik dan

pembelajaran berpusat pada masalah-masalah kontekstual. Topik dalam

skripsi ini membahas tentang cara memodelkan proses penyebaran penyakit

demam bardarah dengan menggunakan model SEIR, selanjutnya model

tersebut diselesaikan dengan menggunakan metode Euler dan metode Heun.

Tetapi dalam materi matematika SMA belum diajarkan tentang persamaan

diferensial, oleh karena itu dalam pembuatan rancangan pembelajaran,

peneliti tidak menggunakan topik tentang memodelkan proses penyebaran

penyakit demam berdarah, namun rancangan pembelajaran yang dibuat

membahas tentang memodelkan suatu persoalan sehari-hari yang sesuai

dengan materi matematika yang telah dipelajari siswa di SMA. Pemodelan

yang dibahas menerapkan konsep turunan fungsi dengan menggunakan

metode Euler dan metode Heun.

Pembelajaran dalam kurikilum 2013, yang digunakan sekarang,

diawali dengan pemberian masalah kontekstual sehingga siswa dituntut untuk

berpikir. Oleh karena itu rancangan pembelajaran yang dibuat juga diawali

44
dengan pemberian masalah kontekstual dan dari masalah tersebut siswa

membuat model matematikanya. Untuk memodelkan masalah kontekstual ke

dalam bentuk matematika, maka diperlukan beberapa langkah yaitu:

mengidentifikasi masalah, menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi

masalah, memilih faktor-faktor signifikan yang mempengaruhi masalah,

membuat model matematika dari masalah yang ada berdasarkan faktor-faktor

yang signifikan, menguji kesesuaian model yang dibuat terhadap masalah

dan menyelesaikan model. Rancangan perencanaan pembelajaran (RPP)

terlampir

Rancangan pembelajaran yang dibuat bertujuan untuk membantu guru

dan siswa SMA dalam mengajarkan dan mempelajari cara memodelkan suatu

masalah nyata kedalam model matematika. Masalah nyata yang dimakasud

adalah suatu masalah yang berhubungan dengan konsep turunan fungsi dalam

mencari nilai maksimum dan minimum fungsi. Dalam menyelesaikan

masalah siswa harus memodelkan masalah tersebut selanjutnya menetapkan

variabel-variabel fungsi, menentukan hubungan antar variabel sehingga

terbentuk suatu fungsi, menentukan nilai maksimum dan minimum fungsi.

Contoh permasalahan pemodelan matematika dalam kehidupan sehari-

hari dan penerapan konsep turunan dalam mencari nilai maksimum dan

minimum fungsi sebagai berikut:

45
Masalah 1

Sebuah tokoh bangunan di kota larantuka memproduksi x buah barang.

Setiap barang yang yang diproduksi memberikan keuntungan 150 x−x 2

rupiah. Tentukan keuntungan maksimum yang diperoleh dari x buah barang

tersebut.

Penyelesaian:

Diketahui: Tokoh bangunan di kota larantuka memproduksi x buah barang.

Setiap barang yang yang diproduksi memberikan keuntungan

15 x−x 2 rupiah.

Ditanya: Berapa keuntungan maksimum yang diperoleh tokoh bangunan?

Jawab: misalkan f ( x )menyatakan keuntungan yang diperoleh atas penjualan

x buah barang, maka:

f ( x )=x (150 x−x 2)

2 3
¿ 150 x −x

f ' ( x )=300 x−3 x 2

f ' ( x )=100 x−x 2

Agar maksimum, maka niali turunan pertama f ' ( x ) harus bernilai 0

f ( x )=150 x 2−x 3

' 2
f ( x )=100 x−x

46
2
0=100 x −x

0=x (100−x )

Diperoleh x=0 dan x=100 .

Selanjutnya subsitusikan x=100 ke f ( x)

f ( x )=150 x 2−x 3

¿ 150 ( 100 )3

¿ 150 ( 10.000 )−1.000 .000

¿ 1.500 .000−1.000 .000

¿ 500.000

Jadi keuntungan maksimum yang diperoleh tokoh bangunan tersebut

adalah Rp .500.000 .

4.2 Pengenalan Model SEIR bagi Siswa SMA

Masalah-masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, secara

tidak langsung mengajarkan kita untuk menerapkan pemodelan matematika.

Oleh karena itu sangat penting bagi para siswa untuk memahami konsep

matematika terutama membuat model matematika dengan model SEIR.

Dalam kurikulum 2013 siswa diarahakan untuk dapat mengamati,

menafsirkan, menduga, memodelkan dan dapat menyelesaikan masalah

kontekstual dengan menggunakan konsep matematika. Proses pembelajaran

matematika biasanya sekitar 2 ×45 menit, hal ini dinilai kurang cukup untuk

47
guru menjelaskan materi yang diajarkan, sehingga dapat menyebabkan

banyak siswa yang belum mampu menghubungkan masalah kontekstual

dengan konsep-konsep matematika yang diajarakan.

Oleh karena itu salah satu rancangan pembelajaran yang dibuat yaitu

bagaimana cara menjelaskan ke siswa untuk memodelkan masalah

kontekstual dengan matematika yaitu model SEIR.

Masalah 2

Buatlah model matematika dari proses penyebaran penyakit demam berdarah

yang diasumsikan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu lingkungan yang

tidak mendukung, memiliki masa inkubasi yang panjang, populasi dengan

kekebalan tubuh yang lemah, kelahiran yang terjadi pada populasi akan

masuk pada subpopulasi rentan, terdapat kematian alamiah, diasumsikan

individu yang telah sembuh dari peyakit demam berdarah akan masuk pada

subpopulasi sembuh, diasumsikan tidak ada populasi yang rentan kembali

setelah sembuh.

Penyelesaian:

Ada beberapa langkah yang digunakan dalam memodelkan suatu masalah

kontekstual yaitu: indetifikasi masalah, menentukan faktor-faktor yang

mempengaruhi masalah, memilih faktor-faktor yang signifikan, mencari

relasi matematika dari faktor yang signifikan berdasarkan aturan yang

berlaku, mencari solusi dari model, dan memeriksa apakah model tersebut

realistik, jika solusinya realistik maka langkah pemodelan selesai.

48
Langkah-langkah pengerjaan:

1. Indetifikasi Kasus

Penyakit yang dianalisis adalah penyakit demam berdarah. Pada langkah

awal siswa mengidentifikasi masalah utama dari penyakit demam

berdarah yaitu: adanya populasi yang rentan terhadap penyakit

(susceptible), populasi yang tertular virus tetapi belum menderita

(Exposed), populasi yang menderita penyakit (Infected), populasi yang

telah sembuh dari penyakit (Recoved), dalam hidup pastinya ada faktor

kelahiran dan kematian sehigga diasumsikan tiap populasi ada kelahiran

dan kematian.

2. Menentapkan asumsi

Pada langkah ini, siswa diminta untuk mencari faktor-faktor yang

menyebabkan penyakit demam berdara. Faktor-faktor yang

mempengaruhi penyakit demam berdarah yaitu:

a. Lingkungan yang tidak mendukung

b. Memiliki masa inkubasi yang panjang

c. Populasi dengan kekebalan tubuh yang lemah

d. Kelahiran yang terjadi pada populasi akan masuk pada subpopulasi

rentan

e. Terdapat kematian alamiah

f. Diasumsikan individu yang telah sembuh dari peyakit demam berdarah

akan masuk pada subpopulasi sembuh

49
g. diasumsikan tidak ada populasi yang rentan kembali setelah sembuh.

3. Menentukan faktor-faktor signifikan yang menyebabkan penyakit demam

berdarah.

Pada bagian ini akan dipilih faktor-faktor signifkan yang menyebabkan

penyakit demam berdarah yaitu:

a. Penyakit demam berdarah memilii masa inkubasi yang panjang

b. Terdapat kematian alamiah

c. kelahiran yang terjadi pada populasi akan masuk pada subpopulasi

rentan

d. Diasumsikan individu yang telah sembuh dari peyakit demam berdarah

akan masuk pada subpopulasi sembuh

e. Diasumsikan tidak ada populasi yang rentan kembali setelah sembuh.

4. Kontruksi model

Pada langkah ini terdapat dua langkah yang dikerjakan yaitu pembuatan

skema dari model dan dari skema tersebut dibuat formulasi modelnya

Tahap 1: Pembuatan skema

EEhh

Gambar 5.1 . Skema SEIR Penyebaran Penyakit Demam Berdarah

50
Tahap 2: Formulasi model

dS h
dt
=μ h N h −
(β h bI h
Nh )
+ p + μh Sh (5.1)

dt
= (
dEh β h bI h
Nh )
+ p S h − ( μh + φ h ) E h (5.2)

dI h
=φh Eh−(α h+ μ h +γ h) I h (5.3)
dt

dRh
=γ h I h −μh R h (5.4)
dt

5. Analisis model

Pada bagian ini model tersebut akan dianalisis, apakah ada kesesuaian

dengan masalah. Berdasarkan skema di atas, dijelaskan bahwa ada empat

kasus yang ada dalam pemodelan penyakit demam berdarah yaitu:

S: Populasi yang belum terkena penyakit

Populasi awal yang masih murni belum terkena penyakit apapun, dan

masih rentan terkena penyakit

E: Populasi yang telah terular tetapi belum menderita penyakit

Populasi yang bearsal dari suscebtible dan mulai tertular virus. Namum

pada kondisi ini populasi tersebut belum menderita penyakit. Pada

populasi ini terjadi masa inkubasi.

I: Populasi yang terinfeksi penyakit

Pada tahap ini populasi sudah terifeksi penyakit dan dapat menularkan

penyakit ke populasi lain.

R: Populasi yang telah sembuh dari penyakit

51
Pada tahap ini populasi akan sembuh dari penyakit melalui berbagai

upaya penyembuhan

Ada beberapa parameter mempengaruhi diantaranya μh , β h , b , p, φ h,

α h, γ h. μh ,adalah laju kelahiran atau kematian dalam suatu populasi, β h adalah

peluang keberhasilan penyebaran virus dengue, b banyaknya sengatan yang

disebabkan oleh satu ekor nyamuk, p adalah persentase keberhasilan

terinfeksinya nyamuk oleh virus dengue, φ h adalah peluang seseorang untuk

terinfeksi dengue, α h adalah peluang seseorang yang mengalami kematian

karena virus dengu, γ h adalah peluang seseorang mengalami kesembuhan

dari infeksi virus dengue.

6. Interpretasi model

Berdasarkan langkah-langkah di atas maka model SEIR merupakan

model yang dipilih untuk menggambarkan skema model penyebaran

penyakit demam berdarah.

7. Validasi model

Penyakit demam berdarah memiliki masa inkubasi yang panjang sehingga

populasi exposed juga mempengaruhi tiap interaksi dalam populasi lain.

Alur transmisi penyebaran penyakit dipengaruhi beberapa faktor yang

didefinisikan.

52
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Hasil penyelesaian dari model ini berupa grafik solusi yang

dihasilkan secara numerik menggunakan simulasi pada program MATLAB.

Berdasarkan hasil analisis pada grafik solusi menunjukkan kedua metode

tersebut menghasilkan solusi dengan prilaku yang sama, namun demikian

perlu diingat kembali secara teori metode Heun memilki tingkat keakuratan

lebih tinggi.

Berdasarkan penelitian bisa dibuat sebuah rancangan bahan ajar

siswa SMA untuk mempelajari konsep fungsi dan mengaplikasikan nya dalam

kehidupan sehari-hari serta memperkenalkan model SEIR untuk siswa SMA,

dimana semua masalah dalam kehidupan sehari-hari bisa dimodelkan

6.2 Saran

Berdasarkan hasil yang ditulis pada skiripsi ini, penulis

menyarankan agar peneliti selanjutnya bisa mencoba melakukan penelitian

dengan melibatkan beberapa metode lagi sebagai perbandingan. Selain itu

penulis juga berharap para pembaca yang ingin menjadi peneliti selanjutnya

dapat menerapkan model-model epidemi dan metode numerik lainya untuk

menyelesaiakan masalah-masalah kontekstual lainnya.

53
DAFTAR PUSTAKA

Afifah, D. S. 2012. Interaksi Belajar Matematika Siswa Dalam Pembelajran


Kooperatif Tipe STAD. Jurnal Pegagogia. Vol 1, No. 2, hal. 145−¿ 152.

Butcher, J. C. 2008. Numerical Methods for Ordinary Differential Equations.


England: Jhon Wiley & Sons, Ltd.

Crismono, P. C. 2017. Pengaruh Outdoor Learning terhadap Kemampuan Berpikir


Kritis Matematis Siswa. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains. 5(2),
106−¿113.

Ningsih, G. P. 2020. Penerapan Metode Euler, Metode Heun dan Metode Iterasi
Variasional dalam Menyelesaikan Sistem Transmisi Tuberkulosis.
Journal of Mathematics and its Applications. 16 (2), 147-157.

Hurint, dkk. 2017. Analisis Dinamik dan Sensitivitas dari Model Epidemi SEIR
Transmisi Penyakit Meningitis. Journal of Science and Technology 6
(1).

Hurint, R. U. 2020. Penyelesaian Model SEIR untuk Penyebaran Penyakit


Meningitis Menggunakan Metode Euler, Metode Heun dan Metode
Runge-Kutta Orde Empat: Tinjauan Matematika dan Aspek Pendidikan.
(Tesis):Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Istiqlal, Muhammad. 2017. Pengembangan Multimedia Interaktif dalam


Pembelajaran Matematika. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika. vol. 2,
no. 1, hal. 44.

Jafaruddin. Basic Reproductive Ratio Transmisi Virus Dengue dan Virus


West Nica, Disertasi. ITB. 2015.

Jafaruddin. Pemodelan Matematika Edisi 2. Undana Press. 2012

Kesehatan, K. (2021). (waspada DBD) Retrieved Desember, 28, 2021, from


Media Indonesia. Web site: https://m.mediaindonesia.com

Ningsih, K. D. 2016. Analisis Bifurkasi Pada Model Epidemiologi SEIR Demam


Berdarah di Surabaya. Jurnal Sains dan Seni ITS. vol. 5, no. 1.

54
Mustamid, D. H. 2015. Pengaruh Efektivitas Multi Media Pembelajaran
Macromedia Flash 8 terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Materi
Komposisi dan Invers. Jurnal EduMa, 4(1), 26−¿42.

Purwanto, Hendri, dkk. 2014. Analisis dan Simulasi Model Matematika Penyakit
Demam Dengue dengan Satu Serotif Virus Dengue. Buletin Ilmiah Mat.
Stat. dan Terapannya (Bimaster). vol. 03, no. 3, hal. 153−¿162.

Putra, F. G. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Reflektif dengan Pendekatan


Matematika Realistik Bernuansa Keislaman Terhadap Kemampuan
Komunikasi Matematis. Al-jabar: Jurnal Pendidikan Matematika. 7(2),
203-210.

Putra. F. G. 2017. Eksperimentasi Pendekatan Kontekstual Berbantuan Hands on


Activity (HoA) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika.
Al-jabar: Jurnal Pendidikan Matematika. 8(1), 73−¿80.

Suherman, Erman. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontenporer.


Bandung: JICAUPIO.

WHO. 2014. Dengue and Severe Dengue from World Helath Organization:
website: https://.who.int/mediacentre/factsheets/fs117/en/

Wibowo. 2015. Media Pembelajaran Animasi Penyerbukan pada Tumbuhan


Menggunakan Macromedia Flash 8. Jurnal Techno.COM, 14(2), 151−¿
158.

55
LAMPIRAN I
SIMULASI PROGRAM MATLAB METODE EULER
(Simulasi I)

% Penerapan Metode Euler dalam Menyelesaikan Sistem Transmisi


Deman Berdarah Model Epidemi SEIR Simulasi I
%% Initial Conditions

m=0.0045000; %nilai parameter mu


b=0.7500000; %nilai parameter beta
g=0.3288330; %nilai parameter gamma
pi=0.1667000; %nilai parameter phi
p=0.0900000; %nilai parameter infeksi
bt=0.3750000; %nilai parameter gigitan
N=5071126; %nilai parameter populasi
a=0.0000002; %nilai parameter alpha
d=0.1428000; %nilai Parameter delta

S0=0.9806770567;
E0=0.0138637849;
I0=0.0000709902;
R0=0;

t0=0;
tend=30;

h=0.1;
N=S0+E0+I0+R0;

%% initializing solution
T=(t0:h:tend);
Nt = length(T);
S=0*T;
S(1)=S0;
E=0*T;
E(1)=E0;
I=0*T;
I(1)=I0;
R=0*T;
R(1)=R0;

%% solving using euler method


for i=1:Nt-1
SS=m*N-(((b*bt*I(i))/N)+p+m)*S(i);
S(i+1)=S(i)+h*SS;

EE=(((b*bt*I(i))/N+p))*S(i)-(m+pi)*E(i);
E(i+1)=E(i)+h*EE;

II=pi*E(i)-(a+m+g)*I(i);
I(i+1)=I(i)+h*II;

56
RR=g*I(i)-m*R(i);
R(i+1)=R(i)+h*RR;
end
%% Plot results
plot (T,S,'b:*',T,E,'y-o',T,I,'r:*',T,R,'g--');
xlabel ('Waktu (t)'), ylabel ('Nilai S(t),E(t),I(t),R(t)');
grid on;
title('Penerapan Metode Euler dalam Menyelesaikan Sistem Transmisi
Demam Berdarah Model Epidemi SEIR Simulasi I');
legend ('S(t) adalah susceptible','E(t)adalah exposed','I(t)
adalah infected ','R(t) adalah recovered')
hold on

57
LAMPIRAN II
SIMULASI PROGRAM MATLAB METODE EULER
(Simulasi II)

% Penerapan Metode Euler dalam Menyelesaikan Sistem Transmisi


Demam Berdarah Model Epidemi SEIR Simulasi II %
%% Initial Conditions

m=0.0045000; %nilai parameter mu


b=0.7500000; %nilai parameter beta
g=0.3288330; %nilai parameter gamma
pi=0.1667000; %nilai parameter phi
p=0.0900000; %nilai parameter infeksi
bt=0.3750000; %nilai parameter gigitan
N=5071126; %nilai parameter populasi
a=0.0000002; %nilai parameter alpha
d=0.1428000; %nilai Parameter delta

S0=0.7888780519;
E0=0.1104685626;
I0=0.1006533855;
R0=0.2000000000;

t0=0;
tend=30;

h=0.1;
N=S0+E0+I0+R0;

%% initializing solution
T=(t0:h:tend);
Nt = length(T);
S=0*T;
S(1)=S0;
E=0*T;
E(1)=E0;
I=0*T;
I(1)=I0;
R=0*T;
R(1)=R0;

%% solving using euler method


for i=1:Nt-1
SS=m*N-(((b*bt*I(i))/N)+p+m)*S(i);
S(i+1)=S(i)+h*SS;

EE=(((b*bt*I(i))/N+p))*S(i)-(m+pi)*E(i);
E(i+1)=E(i)+h*EE;

II=pi*E(i)-(a+m+g)*I(i);
I(i+1)=I(i)+h*II;

RR=g*I(i)-m*R(i);
R(i+1)=R(i)+h*RR

58
end
%% Plot results
plot (T,S,'b:*',T,E,'y-o',T,I,'r:*',T,R,'g--');
xlabel ('Waktu (t)'), ylabel ('Nilai S(t),E(t),I(t),R(t)');
grid on;
title('Penerapan Metode Euler dalam Menyelesaikan Sistem Transmisi
Demam Berdarah Model Epidemi SEIR Simulasi II');
legend ('S(t) adalah susceptible','E(t)adalah exposed','I(t)
adalah infected ','R(t) adalah recovered')
hold on

59
LAMPIRAN III
SIMULASI PROGRAM MATLAB METODE EULER
(Simulasi III)

% Penerapan Metode Euler dalam Menyelesaikan Sistem Transmisi


Deman Berdarah Model Epidemi SEIR Simulasi III
%% Initial Conditions

m=0.0045000; %nilai parameter mu


b=0.7500000; %nilai parameter beta
g=0.3288330; %nilai parameter gamma
pi=0.1667000; %nilai parameter phi
p=0.0900000; %nilai parameter infeksi
bt=0.3750000; %nilai parameter gigitan
N=5071126; %nilai parameter populasi
a=0.0000002; %nilai parameter alpha
d=0.1428000; %nilai Parameter delta

S0=0.5080159712;
E0=0.2825064887;
I0=0.2094775401;
R0=0.1000000000;

t0=0;
tend=30;

h=0.1;
N=S0+E0+I0+R0;

%% initializing solution
T=(t0:h:tend);
Nt = length(T);
S=0*T;
S(1)=S0;
E=0*T;
E(1)=E0;
I=0*T;
I(1)=I0;
R=0*T;
R(1)=R0;

%% solving using euler method


for i=1:Nt-1
SS=m*N-(((b*bt*I(i))/N)+p+m)*S(i);
S(i+1)=S(i)+h*SS;

EE=(((b*bt*I(i))/N+p))*S(i)-(m+pi)*E(i);
E(i+1)=E(i)+h*EE;

II=pi*E(i)-(a+m+g)*I(i);
I(i+1)=I(i)+h*II;

60
RR=g*I(i)-m*R(i);
R(i+1)=R(i)+h*RR;

end
%% Plot results
plot (T,S,'b:*',T,E,'y-o',T,I,'r:*',T,R,'g--');
xlabel ('Waktu (t)'), ylabel ('Nilai S(t),E(t),I(t),R(t)');
grid on;
title('Penerapan Metode Euler dalam Menyelesaikan Sistem Transmisi
Demam Berdarah Model Epidemi SEIR Simulasi III');
legend ('S(t) adalah susceptible','E(t)adalah exposed','I(t)
adalah infected ','R(t) adalah recovered')
hold on

61
LAMPIRAN IV
SIMULASI PROGRAM MATLAB METODE HEUN
(Simulasi I)

% Penerapan Metode Heun dalam Menyelesaikan Sistem Transmisi Deman


Berdarah Model Epidemi SEIR Simulasi I
%% Initial Conditions

m=0.0045000; %nilai parameter mu


b=0.7500000; %nilai parameter beta
g=0.3288330; %nilai parameter gamma
pi=0.1667000; %nilai parameter phi
p=0.0900000; %nilai parameter infeksi
bt=0.3750000; %nilai parameter gigitan
N=5071126; %nilai parameter populasi
a=0.0000002; %nilai parameter alpha
d=0.1428000; %nilai Parameter delta

S0=0.9806770567;
E0=0.0138637849;
I0=0.0000709902;
R0=0;

t0=0;
tend=30;

h=0.1;
N=S0+E0+I0+R0;

%% initializing solution
T=(t0:h:tend);
Nt = length(T);
S=0*T;
S(1)=S0;
E=0*T;
E(1)=E0;
I=0*T;
I(1)=I0;
R=0*T;
R(1)=R0;

%% solving using euler method


for i=1:Nt-1
SS=m*N-(((b*bt*I(i))/N)+p+m)*S(i);
EE=(((b*bt*I(i))/N)+p)*S(i)-(m+pi)*E(i);
II=pi*E(i)-(a+m+g)*I(i);
RR=g*I(i)-m*R(i);

SK=S(i)+h*SS;
EK=E(i)+h*EE;
IK=I(i)+h*II;
RK=R(i)+h*RR;

SSS=m*N-(((b*bt*IK)/N)+p+m)*SK;

62
EEE=(((b*bt*IK)/N)+p)*SK-(m+pi)*EK;
III=pi*EK-(a+m+g)*IK;
RRR=g*IK-m*RK;

S(i+1)=S(i)+h/2*(SS+SSS);
E(i+1)=E(i)+h/2*(EE+EEE);
I(i+1)=I(i)+h/2*(II+III);
R(i+1)=R(i)+h/2*(RR+RRR);
end
%% Plot results
plot (T,S,'b:*',T,E,'y-o',T,I,'r:*',T,R,'g--');
xlabel ('Waktu (t)'), ylabel ('Nilai S(t),E(t),I(t),R(t)');
grid on;
title('Penerapan Metode Heun dalam Menyelesaikan Sistem Transmisi
Demam Berdarah Model Epidemi SEIR Simulasi I');
legend ('S(t) adalah susceptible','E(t)adalah exposed','I(t)
adalah infected ','R(t) adalah recovered')
hold on

63
LAMPIRAN V
SIMULASI PROGRAM MATLAB METODE HEUN
(Simulasi II)

% Penerapan Metode Heun dalam Menyelesaikan Sistem Transmisi Deman


Berdarah Model Epidemi SEIR Simulasi I
%% Initial Conditions

m=0.0045000; %nilai parameter mu


b=0.7500000; %nilai parameter beta
g=0.3288330; %nilai parameter gamma
pi=0.1667000; %nilai parameter phi
p=0.0900000; %nilai parameter infeksi
bt=0.3750000; %nilai parameter gigitan
N=5071126; %nilai parameter populasi
a=0.0000002; %nilai parameter alpha
d=0.1428000; %nilai Parameter delta

S0=0.7888780519;
E0=0.1104685626;
I0=0.1006533855;
R0=0.2000000000;

t0=0;
tend=30;

h=0.1;
N=S0+E0+I0+R0;

%% initializing solution
T=(t0:h:tend);
Nt = length(T);
S=0*T;
S(1)=S0;
E=0*T;
E(1)=E0;
I=0*T;
I(1)=I0;
R=0*T;
R(1)=R0;

%% solving using euler method


for i=1:Nt-1
SS=m*N-(((b*bt*I(i))/N)+p+m)*S(i);
EE=(((b*bt*I(i))/N)+p)*S(i)-(m+pi)*E(i);
II=pi*E(i)-(a+m+g)*I(i);
RR=g*I(i)-m*R(i);

SK=S(i)+h*SS;
EK=E(i)+h*EE;
IK=I(i)+h*II;
RK=R(i)+h*RR;

SSS=m*N-(((b*bt*IK)/N)+p+m)*SK;

64
EEE=(((b*bt*IK)/N)+p)*SK-(m+pi)*EK;
III=pi*EK-(a+m+g)*IK;
RRR=g*IK-m*RK;

S(i+1)=S(i)+h/2*(SS+SSS);
E(i+1)=E(i)+h/2*(EE+EEE);
I(i+1)=I(i)+h/2*(II+III);
R(i+1)=R(i)+h/2*(RR+RRR);
end
%% Plot results
plot (T,S,'b:*',T,E,'y-o',T,I,'r:*',T,R,'g--');
xlabel ('Waktu (t)'), ylabel ('Nilai S(t),E(t),I(t),R(t)');
grid on;
title('Penerapan Metode Heun dalam Menyelesaikan Sistem Transmisi
Demam Berdarah Model Epidemi SEIR Simulasi II');
legend ('S(t) adalah susceptible','E(t)adalah exposed','I(t)
adalah infected ','R(t) adalah recovered')
hold on

65
LAMPIRAN VI
SIMULASI PROGRAM MATLAB METODE HEUN
(Simulasi III)

% Penerapan Metode Heun dalam Menyelesaikan Sistem Transmisi Deman


Berdarah Model Epidemi SEIR Simulasi I
%% Initial Conditions

m=0.0045000; %nilai parameter mu


b=0.7500000; %nilai parameter beta
g=0.3288330; %nilai parameter gamma
pi=0.1667000; %nilai parameter phi
p=0.0900000; %nilai parameter infeksi
bt=0.3750000; %nilai parameter gigitan
N=5071126; %nilai parameter populasi
a=0.0000002; %nilai parameter alpha
d=0.1428000; %nilai Parameter delta

S0=0.5080159712;
E0=0.2825064887;
I0=0.2094775401;
R0=0.1000000000;

t0=0;
tend=30;

h=0.1;
N=S0+E0+I0+R0;

%% initializing solution
T=(t0:h:tend);
Nt = length(T);
S=0*T;
S(1)=S0;
E=0*T;
E(1)=E0;
I=0*T;
I(1)=I0;
R=0*T;
R(1)=R0;

%% solving using euler method


for i=1:Nt-1
SS=m*N-(((b*bt*I(i))/N)+p+m)*S(i);
EE=(((b*bt*I(i))/N)+p)*S(i)-(m+pi)*E(i);
II=pi*E(i)-(a+m+g)*I(i);
RR=g*I(i)-m*R(i);

SK=S(i)+h*SS;
EK=E(i)+h*EE;
IK=I(i)+h*II;
RK=R(i)+h*RR;

SSS=m*N-(((b*bt*IK)/N)+p+m)*SK;

66
EEE=(((b*bt*IK)/N)+p)*SK-(m+pi)*EK;
III=pi*EK-(a+m+g)*IK;
RRR=g*IK-m*RK;

S(i+1)=S(i)+h/2*(SS+SSS);
E(i+1)=E(i)+h/2*(EE+EEE);
I(i+1)=I(i)+h/2*(II+III);
R(i+1)=R(i)+h/2*(RR+RRR);
end
%% Plot results
plot (T,S,'b:*',T,E,'y-o',T,I,'r:*',T,R,'g--');
xlabel ('Waktu (t)'), ylabel ('Nilai S(t),E(t),I(t),R(t)');
grid on;
title('Penerapan Metode Heun dalam Menyelesaikan Sistem Transmisi
Demam Berdarah Model Epidemi SEIR Simulasi III');
legend ('S(t) adalah susceptible','E(t)adalah exposed','I(t)
adalah infected ','R(t) adalah recovered')
hold on

67
LAMPIRAN VII
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SEKOLAH MENENGAH ATAS

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas/Semester : X/Ganjil
MaterI Pokok : Mencari nilai maksimum dan minimum fungsi
Alokasi : 1pertemuan × 2 jam pelajaran

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran, siswa diharapkan dapat:
1. Mempelajari turunan fungsi dan aplikasinya
2. Memahami langkah-langkah mencari nilai maksimum dan minimum
3. Menentukan turunan pertama

B. Materi Pembelajaran
1. Konsep turunan
2. Nilai maksimum dan minimum fungsi
3. Penerapan nilai maksimum dan minimum dalam dunia nyata

C. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran ini adalah
metode ceramah, diskusi dan pemecahan masalah

D. Media/Alat Pembelajaran
1. Lembar kerja siswa
2. Papan tulis, spidol,
3. Labtop dan infocus
4. Buku dan modul

E. Langkah-langkah Pembelajaran
Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siwa Alokasi
Kegiatan Waktu
Pendahuluan 1. Berdoa 1. Memimpin doa 15
2. Mengecek kehadiran 2. Siswa mendengarkan menit
siswa materi yang
3. Menyampaikan disampaikan oleh
materi yang aka guru
diajarakan yaitu
konsep turunan, nilai
maksimum dan
minimum, penerapan

68
nilai maksimum dan
minimum dalam
dunia nyata
4. Menyampaikan
tujuan pembelajaran
5. Apersepsi

Inti Eksplorasi
Menjelaskan materi
tentang konsep
turunan, nilai Menyimak dan menulis
maksimum dan materi turunan, nilai 60
minimum dalam dunia maksimum dan menit
nyata minimum fungsi dan
penerapan dalam dunia
nyata.
Elaborasi
1. Mengelompokan
siswa dalam
beberapa kelompok 1. Memilih tempat
2. Memberikan duduk berdasarkan
latihan soal yang kelompok
harus dikerjakan ole 2. Mengerjakan soal
siswa latihan secara
3. Menunjukan kelompok
salah satu kelompok 3. Memprsentasikan
untuk hasil kerja kelompok
mempresentasikan
hasil kerja kelompok

Konfirmasi
1. Meberikan 1. Aktif dalam bertanya
kesempatan kepada dan menjawab
setiap siswa untuk pertanyaan
bertanya kepada 2. Menyimak dan
kelompok yang menulis penjelasan
mepresentasikan dari guru
hasil kerja
kelompok

Penutup 1. Membimbing siswa 1. Menarik kesimpulan


dalam menarik mengenai materi
kesimpulan yang dipelajai

69
mengenai materi 2. Mendengar dan
yang diajarkan menulis tugas yang
2. Memberikan soal diberikan oleh guru
latihan untuk 15
dikerjakan di rumah menit
3. Menyampaikan
materi pada
pertemuan
berikutnya dan
mengingatkan siswa
unruk
mempelajarinya
terlebih dahulu

70
LAMPIRAN VIII
RENCANA RANCANGAN PEMBELAJARAN (RPP)
SEKOLAH MENENGAH ATAS

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas/Semester : XI/Ganjil
Mater Pokok : Membuat Model Matematika Penyebaran Penyakit
Alokasi Waktu : 1 pertemuan × 2 jam pelajaran

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa diharapkan dapat:
1. Memahami langlah membuat model matematika
2. Memahami langkah membuat model SEIR
3. Membuat model penyebaran penyakit model SEIR

B. Materi Pembelajaran
1. Model matematika
2. Model SEIR
3. Penerapan model SEIR

C. Metode Pembelajaran
Metode pembelaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran ini
adalah metode ceramah, diskusi dan pemecahan masalah

D. Media/Alat Pembelajaran
1. Lembar kerja siswa (kelompok)
2. Spidol, papan tulis
3. Labtop dan infocus
4. Buku dan modul
E. Langkah-langkah Pembelajaran
Tahap Kegiatan guru Kegiatan siswa Alokasi
kegiatan waktu
pedahuluan 1. Berdoa 1. Memimpin doa
2. Memeriksa 2. Siswa
kehadiran siswa mendengarkan
3. Menyampaikan penyampaian dari
materi yang akan guru 15 meni
diajarkan yaitu
model matematika
dan model SEIR
4. Menyampaikan
tujuan
pembelajaran

71
5. Apersepsi
Inti Eksplorasi Meyimak dan
Menjelaskan tentang menulis materi model
model matematika matematika dan
dan model SEIR model SEIR
Elaborasi
1. Mengelompokan 1. Memilih
siswa dalam tempat duduk
beberapa berdasarkan
kelompok pembagian
2. Memberikan kelompok 60 menit
latihan soal kepada 2. Mengerjaka
siswa n soal latihan
3. Menunjuk salah secara kelompok
satu kelompok 3. Mempresenta
untuk sikan hasil kerja
mempresentasikan kelompok
hasil kerja
kelompok
Konfirmasi
Memberikan
kesempatan kepada
1. Aktif dalam
siswa unruk bertanya
bertanya dan
kepada kelompok
menjawab
yang
pertanyaan
mempersentasikan
2. Menyiman dan
hasil kerja kelompok
menulis
penjelasan dari
guru
Penutup 1. Membimbing 1. menarik
siswa menarik kesimpulan
kesimpulan mengenai materi
mengenai materi yang dipelajari
yang diajarkan 2. mendengarkan
2. Memberikan soal dan menulis tugas 15 menit
latihan kepada Yng diberikan
siswa untuk guru
dikerjakan di
rumah
3. Menyampaikan
materi pada
pertemuan
berikutnya dab
mengingatkan
siswa untuk

72
mempelajarinya
terlebih dahulu

73

Anda mungkin juga menyukai