Anda di halaman 1dari 75

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED


LEARNING PADA MATA PELAJARAN
PPKn KELAS XI MADRASAH ALIYAH
AL-HIKMAH TAYAN HILIR

DESAIN PENELITIAN
Oleh :

ANNISA TRI WULANDARI


NIM. F1221191022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU-ILMU SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2022
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED
LEARNING PADA MATA PELAJARAN
PPKn KELAS XI MADRASAH ALIYAH
AL-HIKMAH TAYAN HILIR

DESAIN PENELITIAN
Diajukan Untuk Diseminarkan Dalam Rangka Penyusunan Skripsi
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Jurusan Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial

OLEH
ANNISA TRI WULANDARI
NIM. F1221191022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU-ILMU SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2022
Lembar Pengesahan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA


MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED
LEARNING PADA MATA PELAJARAN
PPKn KELAS XI MADRASAH ALIYAH AL-HIKMAH
TAYAN HILIR

Tanggung Jawab Yuridis


ANNISA TRI WULANDARI
F1221191022

Disetujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Sulistyarini, M.Si Dr. Okianna, M.Si


NIP. 1965111719900320001 NIP. 1962102319900220001

Disahkan oleh :
Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu – Ilmu Sosial

Dr. Maria Ulfah, M.Si


NIP. 196202261987032008

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

atas berkat rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan desain

penelitian yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model

Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran PPKn Kelas XI Madrasah Aliyah

Al-Hikmah Tayan Hilir”. Dalam penyusunan desain penelitian ini penulis banyak

mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis

mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Dr. Sulistyarini, M.Si selaku Dosen Pembimbing Pertama yang sangat luar

biasa senantiasa memberikan bimbingan, pengarahan, dan saran sehingga saya

dapat menyelesaikan desain penelitian ini.

2. Dr. Okianna, M.Si selaku Dosen Pembimbing Kedua yang sangat luar biasa

juga telah memberikan bimbingan, masukan, dan motivasi kepada penulis

dalam menyelesaikan desain penelitian ini.

3. Prof. Dr. H. Martono, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Tanjungpura Pontianak.

4. Dr. Maria Ulfah, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura Pontianak.

5. Thomy Sastra Atmaja, S.H. M,Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik saya

dan ketua program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran FKIP

Universitas Tanjungpura.

ii
6. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, Staf Administrasi dan

Akademik di lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Tanjungpura.

7. Bapak Abdul Siddik Munawir, S.Pd. selaku Kepala Sekolah Madrasah Aliyah

Al-Hikmah Tayan Hilir yang telah bersedia memberikan izin untuk

melaksanakan penelitian.

8. Ibu Dwi Karyati, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran PPKn kelas XI yang telah

menyempatkan waktunya, memberikan motivasi, serta memberikan nasehat

dalam menyusun desain penelitian ini.

9. Kepada Kedua Orang Tua saya, Ayah dan Ibu yang tidak lelah mendoakan dan

mendukung saya dalam menyusun desain penelitian ini.

10. Teruntuk sahabat saya Mitha Fransiska dan Yuni Kartika yang mendukung

dan memotivasi dalam menyusun desain penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa desain penelitian ini masih banyak memiliki

kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam penyusunannya. Maka dari itu, dalam

kesempatan ini penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga penulisan desain penelitian ini

memberikan manfaat bagi kita semua.

Pontianak, September 2022

Annisa Tri Wulandari


F1221191022

iii
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ......................................................................................... i


KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
A. Judul Penelitian................................................................................ 1
B. Latar Belakang ................................................................................. 1
C. Rumusan Masalah............................................................................ 6
D. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6
E. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6
1. Manfaat Teoritis ....................................................................... 6
2. Manfaat Praktis ......................................................................... 6
F. Definisi Operasional ........................................................................ 7
G. Kerangka Teori ................................................................................ 9
1. Pembelajaran ............................................................................ 9
2. Model Pembelajaran Problem Based Learning ........................ 10
3. Hasil Belajar ............................................................................. 17
4. Mata Pelajaran PPKn ................................................................ 21
H. Penelitian Relevan ........................................................................... 27
I. Hipotesis Tindakan .......................................................................... 28
J. Prosedur Penelitian .......................................................................... 28
1. Metode Penelitian ..................................................................... 28
2. Bentuk Penelitian...................................................................... 30
3. Subyek dan Lokasi Penelitian .................................................. 36
4. Kolaborator Penelitian .............................................................. 37
5. Teknik Pengumpul Data ........................................................... 37
a. Observasi .................................................................................. 37
b. Tes ............................................................................................ 38
c. Dokumentasi ............................................................................. 38
6. Instrumen Pengumpulan Data .................................................. 39

iv
7. Teknik Analisis Data ................................................................ 47
8. Indikator Kinerja dan Indikator Keberhasilan .......................... 48
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 50
LAMPIRAN ..................................................................................................... 52

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sintaks Pembelajaran Problem Based Learning .....................................14

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Desain PTK Model Kemmis dan Taggart ...........................................32

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Daftar Isi Skripsi ……………………………....................52


Lampiran 2. Pedoman Observasi ………………………………………………..54
Lampiran 3. SK Pembimbing …………………………………………………....62
Lampiran 4. Bantuan Pra-riset …………………………………………………..64
Lampiran 5. Surat Balasan ………………………………………………………65

viii
1

DESAIN PENELITIAN
A. Judul Penelitian
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN

MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA

PELAJARAN PPKn KELAS XI MADRASAH ALIYAH AL-

HIKMAH TAYAN HILIR

B. Latar Belakang
Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan jati diri

sebagai warga negara agar menjadi generasi penerus yang mampu

memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya dalam

menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter

yang diamanatkan oleh Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Mata

pelajaran PPKn di dalam pelaksanaan pendidikan diberikan terhadap semua

jenjang pendidikan mulai dari Sekolah Dasar (SD) / MI, Sekolah Menengah

Pertama (SMP) / MTS, Sekolah Menengah Atas (SMA) / MA, bahkan

hingga jenjang ke Perguruan Tinggi (PT). Menurut Undang-Undang Nomor

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Pasal 3 menjelaskan bahwa salah

satu tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi seorang

peserta didik agar menjadi manusia yang kreatif.

Mengingat peran mata pelajaran PPKn sangat penting dalam proses

peningkatan kualitas untuk memahami hak dan kewajiban peserta didik

sebagai warga negara yang dapat membentuk karakter yang lebih baik dan
2

bertanggung jawab, serta dapat menumbuhkan rasa nasionalisme peserta

didik kepada NKRI. Maka upaya untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran PPKn memerlukan perhatian yang serius. Namun yang terjadi

di lapangan, seperti yang terlihat dari sekolah Madrasah Aliyah Al-Hikmah

Tayan Hilir kelas XI yang sebagian besar peserta didik mengalami kesulitan

dalam memahami pelajaran PPKn.

Salah satu yang menjadi penyebab masalah tersebut adalah sebagian

besar peserta didik masih sulit dalam mengikuti pelajaran PPKn yang

dijelaskan oleh guru, bahkan masih ada peserta didik yang beranggapan

bahwa pelajaran PPKn merupakan pelajaran yang membosankan dan sulit

untuk dipahami, kurangnya keterlibatan peserta didik selama proses

pembelajaran, peserta didik kurang memiliki keberanian untuk bertanya

kepada guru dan peserta didik hanya lebih memilih untuk diam jika ada

yang tidak dimengerti, peserta didik hanya mengingat atau menghafal

materi yang telah dijelaskan oleh guru namun tidak dipahami secara

seksama. Bahkan tidak hanya itu, sebagian peserta didik juga melakukan

aktivitas lain seperti bermain hp ketika guru menerangkan, tidak

memerhatikan penjelasan yang telah diberikan oleh guru, bahkan ada yang

tertidur selama proses pembelajaran berlangsung. Sehingga sebagai guru,

sangat diharapkan mampu dalam memillih dan menggunakan teknik,

metode, pendekatan, strategi, dan model pembelajaran yang cocok untuk

satu materi pelajaran.


3

Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan di atas dalam hal

ini guru dituntut bukan hanya dengan menguasai materi pelajaran yang akan

diajarkan kepada peserta didik tetapi juga dapat memilih dan menerapkan

model pembelajaran yang bisa menumbuhkan rasa percaya diri pada peserta

didik serta dapat melakukan interaksi antar guru dan peserta didik dalam

proses pembelajaran yang akhirnya akan menjadikan peserta didik semakin

tertarik bahkan dari yang tidak berminat menjadi berminat untuk mengikuti

proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi awal yang diperoleh melalui

wawancara dengan ibu Dwi Karyati, S.Pd selaku guru PPKn Madrasah

Aliyah Al-Hikmah Tayan Hilir pada tanggal 09 Mei 2022 mengatakan

bahwa pelajaran PPKn digabung menjadi 2 kelas yakni kelas XI IPA dan

IPS secara bersama agar lebih memudahkan namun hasil belajar siswa

dalam pelajaran PPKn masih juga tergolong rendah karena banyak siswa

yang masih kurang paham mengenai beberapa materi yang berada di modul

PPKn. Hasil belajar pada siswa kelas XI Madrasah Aliyah Al-Hikmah

Tayan Hilir masih kurang optimal. Hal ini dapat dilihat dari kenyataan yang

terjadi pada siswa kelas XI, hasil yang dicapai oleh beberapa siswa masih

dibawah kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan yaitu sebesar

75,00.

Rendahnya hasil belajar PPKn siswa pada kelas XI Madrasah Aliyah

Al-Hikmah Tayan Hilir disebabkan oleh kurangnya keterlibatan peserta

didik selama proses pembelajaran, peserta didik kurang memiliki


4

keberanian untuk bertanya kepada guru jika tidak ada yang dimengerti.

Selain itu, kurangnya ketertarikan dan motivasi dalam mengikuti pelajaran,

hal ini dapat dilihat pada saat proses pembelajaran berlangsung sebagian

peserta didik tidak mencatat materi yang diberikan dan sebagiannya tidak

percaya diri untuk menjawab pertanyaan yang telah diberikan oleh guru.

Berdasarkan dengan uraian di atas, hampir semua sekolah

mengalami masalah terhadap rendahnya hasil belajar dan kurangnya

ketertarikan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Peserta didik

memiliki banyak waktu namun dipergunakan untuk bermain yang membuat

salah satu penyebab kurangnya ketertarikan peserta didik untuk belajar,

sehingga dapat berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar. Dalam hal ini

peranan guru sangat diperlukan dalam hal mencari pemecahan masalah.

Oleh karena itu, seorang guru harus berusaha memilih dan menggunakan

teknik, pendekatan, metode, strategi, dan model pembelajaran yang sesuai

dengan materi pembelajaran. Hal tersebut diuraikan dalam UU No. 14 tahun

2005 tentang guru dan dosen yang menyatakan bahwa guru dan dosen harus

memiliki empat minimal kompetensi yaitu kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, serta kompetensi yang

profesional.

Memahami berbagai masalah yang diuraikan diatas, maka peneliti

menerapkan sebuah solusi pembelajaran yang mampu mengupayakan

dengan memiliki model pembelajaran yang dapat meningkatkan

pemahaman terhadap konsep pelajaran PPKn siswa, salah satu alternatif


5

model pembelajaran yang dianggap dapat meningkatkan pemahaman dan

kemampuan berpikir secara kritis agar tujuan pembelajaran yang telah

dirumuskan dapat tercapai, maka dibutuhkan model Problem Based

Learning (PBL). Model Problem Based Learning (PBL) merupakan

seperangkat model pembelajaran yang menggunakan sebuah masalah

kontekstual sebagai fokus dalam mengembangkan suatu keterampilan

pemecahan masalah, materi, dan pengaturan diri untuk belajar

(Widiasworo, 2018).

Dengan menggunakan model pembelajaran yang benar dan tepat di

dalam kelas dapat membentuk peserta didik untuk menggunakan waktunya

dengan seefisien mungkin, sehingga mudah bagi peserta didik untuk

memiliki ketertarikan dalam mengikuti dan memahami pelajaran PPKn.

Salah satu model pembelajaran yang dianggap relevan adalah model

Problem Based Learning (PBL) atau biasa disebut dengan model

pembelajaran berbasis masalah. Pengajaran menggunakan model Problem

Based Learning merupakan suatu konteks belajar bagi siswa untuk cara

berpikir kritis dan memiliki keterampilan dalam pemecahan masalah.

Dengan model problem based bearning (PBL) diharapkan peserta didik

dapat mengembangkan keterampilan berpikir dalam memecahkan suatu

masalah dan menjadi pembelajar yang mandiri sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar.

Berdasarkan dengan uraian diatas, maka peneliti akan melakukan

penelitian dengan judul : “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Menggunakan


6

Model Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran PPKn di kelas XI

Madrasah Aliyah Al-Hikmah Tayan Hilir”

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang terdapat di atas maka

dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “Bagaimana penggunaan

model problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar PPKn

siswa kelas XI Madrasah Aliyah Al-Hikmah Tayan Hilir Tahun Pelajaran

2022/2023?

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitian tindakan kelas ini

dibuat dengan tujuan yaitu upaya untuk mengetahui meningkatkan hasil

belajar PPKn siswa kelas XI Madrasah Aliyah Al-Hikmah Tayan Hilir

Tahun 2022/2023 dengan menggunakan model Problem Based Learning.

E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini menjadi media dalam usaha melatih diri

menyusun buah pikiran secara tertulis dan sistematis sekaligus

mengaplikasikan ilmu yang diperoleh. Peneliti berharap dari penelitian

ini mampu menambah informasi, wawasan, bahkan referensi khususnya

dalam kajian penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning

pada pembelajaran PPKn.

2. Manfaat Praktis
7

a. Bagi Guru

Manfaat penelitian ini bagi guru yaitu dapat menjadi sarana untuk

memperbaiki kualitas pembelajaran dalam meningkatkan hasil

belajar siswa terutama di pelajaran PPKn dengan menggunakan

model pembelajaran.

b. Bagi Siswa

Manfaat penelitian ini bagi siswa yaitu dapat membantu siswa untuk

mengembangkan kemampuan berpikir secara kreatif dan mampu

mengatasi masalah pada mata pelajaran PPKn

c. Bagi Peneliti

Manfaat penelitian ini bagi peneliti yaitu dapat menambah wawasan

mengenai betapa sulitnya mendapatkan hasil belajar yang bisa

mencapai KKM jika tidak menggunakan model pembelajaran yang

bersifat tolak ukur.

F. Definisi Operasional
Berdasarkan masalah yang telah dituliskan di atas, penulis

memberikan penjelasan atas penafsiran yang digunakan sebagai berikut:

a. Model Problem Based Learning

Model pembelajaran problem based learning sering disebut dengan

pembelajaran berbasis masalah. Pada model ini, guru pembelajaran

PPKn menghadapkan peserta didik pada suatu masalah sebelum

memulai pembelajaran. Peserta didik dihadapkan pada suatu masalah

nyata yang memacunya untuk meneliti, menguraikan, dan mencari


8

penyelesaian. Permasalahan pada adanya model ini sangat berkaitan

dengan kenyataan di kehidupan peserta didik sehingga peserta didik

tidak hanya terfokus pada pengetahuan, tetapi juga mengalami dan

merasakan.

b. Hasil Belajar

Rutinitas belajar yang selalu dilakukan di dalam kelas membuat peserta

didik cenderung bosan dan kurang tertarik, dikarenakan guru hanya

terfokus pada metode ceramah. Hal ini, membuat peserta didik kurang

tertarik dan tidak bisa paham apa yang telah dijelaskan sehingga

membuat hasil belajar siswa tidak mencapai KKM. Hasil belajar dalam

penelitian ini adalah hasil berupa nilai, atau skor yang diperoleh peserta

didik melalui pre-test dan post-test dengan menggunakan model

problem based learning dalam mata pelajaran PPKn di kelas XI

Madrasah Aliyah Al-Hikmah Tayan Hilir.

c. Mata Pelajaran PPKn

Mata pelajaran PPKn merupakan bentuk pendidikan yang membuat

peserta didik maupun pendidik tersadar akan pentingnya nilai hak serta

kewajiban warga negara untuk menjadi warga negara yang berpikir

kritis dalam hidup bermasyarakat dan bernegara. Dengan adanya mata

pelajaran ini membuat peserta didik menanamkan nilai-nilai budaya

bangsa serta membuat peserta didik memiliki kesadaran untuk dapat

membangun negara maupun bangsa Indonesia.


9

G. Kerangka Teori
1. Pembelajaran

Pembelajaran merupakan sebuah proses, cara, dan menjadikan

manusia untuk belajar. Sementara belajar menurut (KBBI, 1996)

merupakan sebuah usaha memperoleh kepandaian atau ilmu, perubahan

tingkah laku maupun pengalaman yang disebabkan oleh pengalaman.

Sependapat dengan pernyataan tersebut, menurut Soetomo (Zainal

Aqib, dkk, 2017) mendefinisikan bahwa belajar merupakan proses

pengelolaan lingkungan setiap individu dengan dilakukan secara

sengaja sehingga belajar memungkinkan untuk melakukan atau

mempertunjukkan tingkah laku dari setiap individu. Selanjutnya belajar

merupakan suatu proses yang menyebabkan terjadinya perubahan

tingkah laku yang bukan disebabkan dari proses pertumbuhan yang

bersifat fisik saja, tetapi perubahan dalam kebiasaan, ilmu bertambah,

kecakapan, pola pikir berkembang, sikap, dan sebagainya (Zainal Aqib

dkk, 2017).

Menurut pasal 1 Undang-Undang No. 20 tahun 2003 mengenai

sistem pendidikan nasional mengemukakan bahwa pembelajaran

merupakan proses terjadinya interaksi peserta didik dengan pendidik

dan sumber belajar terhadap suatu lingkungan belajar. Dengan

demikian, dapat disimpulkan dari beberapa pemaparan diatas bahwa

pembelajaran adalah sebuah proses yang disengaja dengan


10

menyebabkan peserta didik belajar pada suatu lingkungan belajar untuk

melakukan kegiatan terhadap situasi yang berada di lingkungan sekolah.

2. Model Pembelajaran Problem Based Learning

a. Pengertian Problem Based Learning

Problem Based Learning atau biasa disebut dengan

pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu model

pembelajaran yang dapat membantu peserta didik dalam

meningkatkan keterampilan yang dicari pada era globalisasi masa

kini. Problem Based Learning dikembangkan untuk pertama kali

oleh Howard Barrows pada tahun 1960-an pada pembelajaran ilmu

medis di Mc Master Universitas Kanada. Model pembelajaran

tersebut menyajikan suatu masalah yang nyata bagi siswa sebagai

awal mulainya pembelajaran kemudian diselesaikan melalui

penyelidikan dan diterapkan dengan menggunakan pendekatan

pemecahan masalah.

Menurut (Sofyan & Komariah, 2016) problem based

learning merupakan strategi pembelajaran yang dapat

menggerakkan siswa belajar secara aktif dalam memecahkan

masalah yang kompleks pada situasi yang realistik. Sejalan dengan

menurut (Wulandari & Surjono, 2013) menyatakan bahwa problem

based learning merupakan pemberian masalah yang berhubungan

dengan kehidupan sehari-hari kepada siswa, kemudian siswa


11

berdiskusi secara kelompok untuk mencari solusi alternatif.

Selanjutnya menurut (Bashith & Amin, 2017) Problem based

learning merupakan model pembelajaran yang menggunakan

masalah yang autentik sebagai konteks bagi peserta didik dalam

memecahkan masalah dan berpikir kritis untuk mendapatkan

pengetahuan dan mengetahui cara membuat keputusan sendiri.

Kemudian menurut (Nuraini, 2017) menyatakan bahwa problem

based learning merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang

menghadirkan masalah-masalah kontekstual dan memperdalam

pemahaman suatu topik. Peserta didik akan belajar bagaimana

dalam membingkai masalah, mengatur, mengeksplorasi,

mengumpulkan, menganalisis, menyusun argument terkait masalah

dan belajar secara mandiri dalam memecahkan masalah atau

bekerjasama dalam memecahkan masalah.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran problem based learning

(PBL) atau pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model

pembelajaran yang menyajikan sebuah masalah terhadap kehidupan

nyata sebagai pusat pembelajaran agar peserta didik dapat belajar

memecahkan suatu permasalahan tersebut sehingga peserta didik

dapat meningkatkan keterampilan dan berpikir secara kritis dalam

menyelesaikan permasalahan. Masalah yang dikaitkan dengan

pembelajaran berhubungan dengan kenyataan yang dialami oleh


12

siswa. Dalam model problem based learning, pembelajaran ini

dilakukan dengan cara kolaboratif yakni dengan menggunakan

kelompok kecil untuk menyelesaikan suatu masalah. Model

pembelajaran PBL menuntut siswa untuk aktif pada saat proses

pembelajaran berlangsung, tidak hanya mendengarkan dan mencatat

namun dapat menerapkan pengetahuan dan mengemukakan

pendapat sendiri.

b. Karakteristik Model Pembelajaran Problem Based Learning

Menurut (Sofyan & Komariah, 2016) menyatakan bahwa

model pembelajaran problem based learning memiliki karakteristik

diantaranya:

1) Siswa harus peduli terhadap apa yang terjadi di lingkungan

belajarnya.

2) Simulasi masalah yang digunakan hendaknya berbentuk tidak

terstruktur (ill-structured) dan memancing pada penemuan bebas

(free for inquiry).

3) Pembelajaran disatukan dalam berbagai subjek.

4) Berkolaborasi.

5) Pembelajaran dapat menumbuhkan kemandirian siswa dalam

memecahkan suatu masalah.

6) Dalam melakukan pemecahan masalah, sebaiknya mewakili

pada situasi yang nyata.


13

7) Penilaian pembelajaran dinilai dari mengungkapkan kemajuan

siswa dalam mencapai tujuan pada pemecahan masalah.

8) PBL merupakan dasar dari kurikulum yang bukan hanya dari

sebuah pembelajaran.

c. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Problem Based

Learnig

Selain memiliki karakteristik, model pembelajaran Problem

Based Learning juga harus memiliki sebuah tahapan langkah-

langkah tertentu. Adapun langkah-langkah utama dalam

pengelolaan model pembelajaran Problem Based Learning menurut

(Sufairoh, 2016), yaitu:

1) Mengorientasikan peserta didik terhadap masalah;

2) Mengorganisasikan peserta didik agar belajar dengan serius;

3) Memandu dan menyelidiki proses pembelajaran secara individu

maupun kelompok;

4) Mengembangkan dan menyajikan hasil kerja;

5) Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah yang

telah dikerjakan oleh peserta didik.


14

Tabel 1. Sintaks Pembelajaran Problem Based Learning

Tahap Aktivitas Guru

Tahap I : Guru menjelaskan tujuan

Orientasi siswa pada masalah pembelajaran, memotivasi siswa untuk

terlibat pada aktivitas pemecahan

masalah

Tahap II : Guru membantu siswa untuk

Mengorganisasi siswa untuk belajar mendefinisikandan mengorganisasikan

tugas-tugas belajar yang berkaitan

dengan masalah

Tahap III : Guru mendorong siswa untuk

Membimbing penyelidikan secara mendapatkan informasi yang tepat

individual maupun kelompok agar mendapat solusi untuk

memecahkan masalah

Tahap IV : Guru membantu siswa dalam

Mengembangkan dan menyajikan merencanakan dan menyiapkan hasil-

hasil hasil yang tepat seperti laporan dan

membantu mereka untuk berbagi tugas

dengan temannya.

Tahap V : Guru membantu siswa untuk

Menganalisis dan mengevaluasi melakukan refleksi atau evaluasi

proses pemecahan masalah terhadap proses yang telah peserta

didik lalui.
15

(Sumber : Nur dkk, 2016)

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan terdapat

langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru menggunakan

model pembelajaran problem based learning. Ada 5 langkah dari

model ini yang digunakan dalam proses pembelajaran diantaranya

orientasi masalah, organisasi belajar, penyelidikan masalah,

pengembangan dan penyajian hasil pemecahan masalah, analisis dan

evaluasi.

d. Kelebihan dan Kekurangan Problem Based Learning

Menurut (Wulandari & Surjono, 2016) terdapat beberapa

keunggulan yang dimiliki oleh model pembelajaran problem based

learning, diantaranya:

1) Pemecahan suatu masalah dalam model PBL mudah dipahami

untuk memahami materi pelajaran

2) Pemecahan masalah berlaku selama proses pembelajaran

berlangsung sehingga dapat menantang kemampuan siswa dan

memberikan kepuasan kepada siswa di dalam kelas.

3) Model PBL dapat meningkatkan aktivitas selama proses

pembelajaran berlangsung.

4) Membantu siswa dalam proses memahami masalah-masalah

dalam kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitar.


16

5) membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuannya dan

membantu siswa untuk bertanggung jawab atas permasalahan

yang terjadi pada diri sendiri.

6) Membantu siswa untuk memahami arti belajar yang

sesungguhnya bukan hanya sekedar mengerti pembelajaran yang

diberikan oleh guru berdasarkan buku teks.

7) Model PBL menciptakan lingkungan belajar yang

menyenangkan dan disukai oleh siswa.

8) Memungkinkan mengaktifkan pemecahan masalah dalam dunia

nyata

9) Mendorong siswa untuk terus belajar.

Menurut (Nur dkk, 2016) menyatakan bahwa model

pembelajaran problem based learning masih memiliki kekurangan,

yaitu:

1) Sedikit guru yang mampu membawa peserta didik terhadap

pemecahan masalah pada proses belajar berlangsung.

2) Lumayan memerlukan waktu yang panjang.

3) Aktivitas siswa yang dilaksanakan diluar kelas sulit dilihat oleh

guru.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

kelebihan model pembelajaran Problem Based Learning antara lain:

1) dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara kritis pada


17

peserta didik melalui proses pemecahan masalah; 2) menumbuhkan

motivasi terhadap peserta didik pada suatu proses pembelajaran; 3)

mengembangkan hubungan kerjasama yang baik melalui kerja

kelompok; 4) mendorong kreativitas peserta didik dalam

memecahkan suatu masalah; dan 5) menjadikan proses

pembelajaran lebih terkesan dan bermakna. Sedangkan

kelemahannya antara lain: 1) membutuhkan proses waktu yang

cukup lama; 2) terdapat banyak guru yang mengalami kesulitan

untuk menjadi acuan dalam pemecahan suatu masalah; dan 3)

peserta didik sulit untuk berkonsentrasi dalam pemecahan masalah.

3. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Belajar merupakan sebagai usaha dalam memperoleh dan

mengumpulkan serangkaian ilmu pengetahuan. Ada juga yang

menyatakan bahwa belajar merupakan proses yang aktif, apabila

tidak melibatkan dalam berbagai kegiatan proses belajar mengajar

sebagai response peserta didik terhadap stimulus guru, tidak

mungkin peserta didik bisa mencapai hasil yang dikehendaki. Proses

belajar mengajar pada hakikatnya bertujuan untuk mengembangkan

aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui berbagai sejumlah

interaksi dan sejumlah pengalaman belajar di sekolah.


18

Menurut (Sinar, 2018) menyatakan bahwa keaktifan belajar

dari peserta didik merupakan dasar yang penting bagi keberhasilan

proses pembelajaran peserta didik. Selanjutnya menurut

(Wahyuningsih, 2020) menyatakan bahwa pembelajaran bisa dilihat

dari berbagai sudut pandang (behavioristik dan kognitif), yang mana

behavioristik merupakan pembelajaran sebagai suatu proses

perubahan tingkah laku peserta didik melalui penglihatan di

lingkungan sebagai sumber stimulus pembelajaran, sedangkan jika

dilihat dari sudut pandang kognitif merupakan suatu proses

pembelajaran yang dibangun oleh guru dalam meningkatkan

kreativitas berpikir yang dapat mengembangkan kemampuan

peserta didik dalam mengonstruksi pengetahuan baru sebagai suatu

upaya dalam peningkatan penguasaan materi yang baik terhadap

materi pelajaran.

Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki oleh

seluruh peserta didik setelah mereka menerima pengalaman belajar

dalam proses pembelajaran di sekolah. Prestasi belajar pada

dasarnya merupakan hasil yang diperoleh oleh seseorang setelah

mengikuti kegiatan belajar. Hasil dari prestasi belajar peserta didik

biasanya dibuat dalam bentuk angka, simbol, huruf, maupun kalimat

(Khusnul Khotimah, 2016).

Hal ini serupa menurut (Sudjana, 2016) mendefinisikan

bahwa Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang


19

dimiliki peserta didik setelah mengikuti pembelajaran. Hasil belajar

merupakan sebuah puncak dari proses belajar.

Berdasarkan uraian diatas maka kesimpulan yang dapat

ditarik adalah hasil yang telah diraih oleh seorang peserta didik

setelah mengikuti proses belajar mengajar, hasil dari kegiatan proses

pembelajaran yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik yang dapat dibuat dengan simbol, angka, huruf,

maupun kalimat yang bisa mencerminkan kualitas keberhasilan

belajar dari seorang individu dalam proses tertentu baik dari berupa

nilai atau perubahan perilaku.

b. Indikator Hasil Belajar

Menurut (Moore, 2014) menyatakan bahwa suatu indikator

dari hasil belajar memiliki tiga ranah, yaitu:

1) Ranah Kognitif, yaitu berupa pengetahuan, pemahaman,

pengaplikasian, pengkajian, pembuatan, dan evaluasi.

2) Ranah efektif, yaitu berupa penerimaan, menjawab, serta

menentukan nilai.

3) Ranah Psikomotorik, yaitu berupa fundamental movement

(gerak dasar), generic movement (gerak umum), ordinative

movement (gerak teratur), dan creative movement (gerak

kreatif).
20

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut (Slameto, 2015) faktor-faktor yang mempengaruhi

hasil belajar ialah:

1) Faktor Internal, merupakan faktor yang berasal dari dalam diri

setiap individu dan bisa mempengaruhi hasil belajar individu

secara tidak langsung. Faktor internal ini meliputi:

a) Faktor fisiologis, merupakan faktor yang berhubungan

dengan setiap kondisi fisik yang berasal dari peserta didik

sepeti kondisi kesehatan. Hal ini dapat mempengaruhi

peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.

b) Faktor psikologis, merupakan keadaan mengenai kondisi

psikologis setiap individu yang dapat mempengaruhi hasil

belajar.

2) Faktor Eksternal, merupakan faktor yang mempengaruhi hasil

belajar yang berasal dari luar luar peserta didik. Faktor eksternal

ini meliputi:

a) Faktor lingkungan, akan berdampak terhadap hasil belajar

peserta didik termasuk secara fisik dan sosial. Terlihat

perbedaan lingkungan alam di sekolah yang terdapat suhu

dan kelembaban pada siang hari maupun di pagi hari yang

mana belajar di siang hari yang memiliki ventilasi udara

kurang, sedangkan belajar di pagi hari memiliki udara yang

sejuk.
21

b) Faktor instrumental, keberadaan dan penggunaan proses

pembelajaran di kelas disesuaikan dengan hasil belajar yang

diinginkan atau diharapkan agar tujuan belajar yang sudah

direncanakan tercapai. Faktor ini berupa guru, kurikulum,

dan sarana.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar adalah faktor pertama

yakni faktor internal yang meliputi fisiologis dan psikomotor. Faktor

kedua yang dapat mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor eksternal

yang meliputi lingkungan dan instrumental.

4. Mata Pelajaran PPKn

a. Hakikat Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan (PPKn)

Mata pelajaran PPKn adalah mata pelajaran penyempurnaan

dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang

awalnya dikenal pada kurikulum 2006. Penyempurnaan ini

dilakukan atas dasar pertimbangan: (1) Pancasila sebagai dasar

negara dan pandangan hidup bangsa yang diperankan dan dimaknai

sebagai suatu entitas inti yang terpilih menjadi sumber rujukan dan

kriteria keberhasilan pencapaian tingkat kompetensi dan

pengorganisasian dari mata pelajaran PPKn. (2) substansi dan jiwa

UUD RI Tahun 1945 memiliki sebuah nilai dan semangat dari


22

Bhinneka Tunggal Ika dan komitmen NKRI yang ditempatkan

sebagai bagian integral dari PPKn yang menjadi sumber wahana

psikologis-pedagogis pembangunan warga indonesia yang memiliki

jiwa dan karakter Pancasila.

Menurut (Aji, 2013) “mata pelajaran PPKn merupakan mata

pelajaran misi yang mengarah pada nilai, moral, dan norma dengan

secara utuh bulat serta berkesinambungan”. Tujuan mata pelajaran

PPKn adalah untuk membentuk sifat warga negara yang baik dengan

mau dan menyadari akan hak dan kewajibannya.

Berdasarkan uraian diatas, kesimpulan dari penyempunaan

PKn menjadi PPKn adalah memiliki makna yang terkandung

gagasan serta harapan untuk menjadikan PPKn sebagai salah satu

mata pelajaran yang dapat memberikan kontribusi dalam solusi atas

berbagai masalah yang ada di indonesia. PPKn menjadi sebagai

mata pelajaran yang memiliki misi mengembangkan keadaban

Pancasila. Mata pelajaran PPKn diharapkan mampu membudayakan

dan memberdayakan peserta didik agar menjadi warga negara yang

cerdas dan baik serta menjadi pemimpin bangsa dan negara

Indonesia di masa depan yang jujur, cerdas, amanah, dan

bertanggung jawab.
23

b. Pengertian, Visi dan Misi PPKn

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan

mata pelajaran yang memfokuskan peserta didik pada pembentukan

jati diri yang beragam dari segi agama, sosio, budaya, bahasa, umur,

dan suku bangsa untuk menjadi warga negara indonesia yang cerdas,

terampil, serta berkarakter yang berlandaskan Pancasila dan UUD

1945 (Zainal Aqib dkk, 2017).

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran PPKn mempunyai visi, yaitu mewujudkan proses

pendidikan disekolah yang terarah pada pengembangan kemampuan

peserta didik sehingga menjadi warga negara yang cerdas,

partisipatif, bertanggung jawab, serta mampu mendukung

berkembangnya kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan negara

indonesia yang cerdas. Oleh sebab itu, untuk mewujudkan visi

tersebut, pembelajaran PPKn mempunyai misi sebagai berikut:

1) Memanfaatkan kenyataan dan kecenderungan bermasyarakat

yang semakin transparan, tuntutan kendali mutu yang makin

mendesak dan meluas dalam konteks dan orientasi

berpendidikan.

2) Memanfaatkan substansi dalam disiplin ilmu yang relevan

sebagai wahana pedagogis untuk menghasilkan dampak yang

instruksional dan memiliki pengiring yang berupa wawasan,


24

sikap, dan keterampilan kewarganegaraan sehingga mampu

menghasilkan desain kurikulum yang bersifat interdisipliner.

3) Memanfaatkan berbagai konsep, prinsip, serta prosedur

pembelajaran yang bersifat demokratis untuk meningkatkan

mutu kehidupan bermasyarakat. (Zainal Aqib dkk, 2017).

c. Tujuan Mata Pelajaran PPKn

Pelaksanaan proses belajar untuk setiap materi pelajaran

memiliki karakteristik unik tersendiri. Pokok bahasan, peserta didik,

tujuan, serta materi yang akan disajikan termasuk komponen yang

berpengaruh dalam kegiatan pembelajaran. Agar kegiatan proses

pembelajaran bisa berjalan secara optimal, setiap guru harus dapat

memahami suatu komponen-komponen tersebut secara luas dan

mendalam. Berdasarkan sebuah komponen tersebut, guru dapat

memilih strategi pembelajaran yang tepat.

Strategi pembelajaran yang dipilih oleh seorang

pengajar/guru harus dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien

sehingga dapat memberikan pengalaman dari belajar dan

memberikan fasilitas terhadap peserta didik untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Dengan strategi pembelajaran yang tepat akan

memungkinkan membuahkan tercapainya suatu tujuan

pembelajaran dari sebanyak mungkin peserta didik dengan standar

yang telah ditetapkan.


25

Strategi pembelajaran merupakan kegiatan yang dipilih

dapat memberikan fasilitas atau bantuan terhadap peserta didik

dalam menuju tercapainya suatu tujuan proses pembelajaran. dengan

demikian strategi terhadap pembelajaran memiliki makna yang lebih

luas daripada cara guru memakai metode mengajar. Strategi tersebut

mengandung makna berbagai macam alternatif kegiatan dan

pendekatan yang bisa dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran

(Zainal Aqib dkk, 2017)

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa

dalam sebuah pelajaran termasuk pelajaran PPKn menuntut

kecakapan guru untuk dapat memilih strategi pembelajaran yang

tepat sehingga tujuan pembelajaran PPKn bisa tercapai dengan baik.

Secara umum pembelajaran PPKn bertujuan untuk mengembangkan

potensi individu warga negara Indonesia sehingga peserta didik

memiliki wawasan, sikap, serta keterampilan kewarganegaraan yang

bisa tepercaya, memungkinkan untuk berpastisipasi secara cerdas

dan bertanggung jawab dalam beragam variasi pada kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia.

Berdasarkan tujuan tersebut, maka pembelajaran PPKn

diharapkan bagi sekolah dapat mengembangkan kemampuan

sebagai berikut:
26

1) Berpikir secara kritis, rasional, serta kreatif dalam menanggapi

isu-isu masalah yang terjadi pada kewarganegaraan.

2) Berpartisipasi secara cerdas, bertanggung jawab, dan mampu

bertindak secara sadar dalam kegiatan yang terjadi di lingkungan

masyarakat, bangsa, maupun negara.

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk

diri berdasarkan berbagai macam karakter peserta didik agar

dapat hidup bersama dengan masyarakat diluar lingkungan

sekolah.

4) Berinteraksi dengan masyarakat diluar lingkungan sekolah

dalam percaturan dunia secara langsung maupun tidak langsung

dengan memanfaatkan sebuah teknologi informasi dan

komunikasi.

d. Ruang Lingkup Mata Pelajaran PPKn

Ruang lingkup materi mata pelajaran PPKn secara

keseluruhan meliputi:

1) Nilai moral, norma, serta perilaku bangsa Indonesia yang

diharapkan dapat mewujudkan pada kehidupan berbangsa,

bermasyarakat, dan bernegara yang telah tertera dalam sila-sila

Pancasila.

2) Kehidupan ideologi berpolitik, ekonomi, sosial, budaya, serta

pertahanan keamanan (hankam) di negara kesaturan Republik

Indonesia yang berdasarkan pada sila Pancasila dan UUD 1945.


27

H. Penelitian Relevan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti dalam mencari

penelitian yang relevan dengan penelitian yang lain, hal ini untuk

membandingkan apakah terdapat pengaruh model problem based

learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dari penelitian yang

dilakukan sebelumnya diperoleh beberapa kutipan skripsi dan jurnal

yang mengambil judul model problem based learning sebagai berikut:

1) Abdul Haris Chaitami (Skripsi 2021). Judul “Meningkatkan Hasil

Belajar Dribble Futsal Melalui Model Problem Based Learning”.

Sebelum menerapkan model problem based learning hanya mampu

mencapai 20%. Setelah diberi pembelajaran melalui model

pembelajaran problem based learning di kelas X MIA 1 SMA

NEGERI 5 PONTIANAK telah berhasil meningkatkan hasil belajar

siswa. Hal ini terbukti semua siswa (100%) telah mencapai kriteria

yang diharapkan yaitu aktif, kreatif, dan hasil belajar Penjaskes yang

baik. Perlakuan maupun tidakan yang telah diberikan melalui

penerapan problem based learning dalam pembelajaran juga telah

berhasil meningkatkan perolehan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti

sebagian besar siswa telah mencapai ketuntasan belajar kelas sudah

tercapai 80%.

2) Tasmin A Jacub, Hasia Marto, Arisa Darwis (Jurnal 2020). Judul

“Model Problem Based Learning Dalam Peningkatan Hasil Belajar

IPS”. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa


28

proses belajar IPS dengan menggunakan problem based learning

dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa adanya peningkata hasil belajar siswa, selain

itu skor tes siswa setiap siklusnya meningkat. Ketuntasan belajar

sisa pun meningkat dalam tiap siklusnya, siklus pertama mencapai

74,80% dan siklus kedua mencapai 94,28%. Berdasarkan hasil

penelitian dapat disimpulkan bahwa model problem based learning

dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

I. Hipotesis Tindakan
Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah dengan menggunakan

model problem based learning pada mata pelajaran PPKn hasil belajar

siswa kelas XI Madrasah Aliyah Al-Hikmah Tayan Hilir akan

meningkat.

J. Prosedur Penelitian
1. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara pemecahan masalah

terhadap penelitian yang akan dilaksanakan secara terencana dan cermat

yang berarti mendapatkan fakta maupun simpulan agar dengan mudah

memahami, menjelaskan, meramalkan, serta mengendalikan keadaan.

Metode juga merupakan cara kerja dalam memahami dan mendalami

suatu objek yang telah menjadi sasaran. Sebagaimana telah

dikemukakan oleh (Sugiyono, 2013) “Metode penelitian pada dasarnya

merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan serta


29

kegunaan tertentu”. Hal ini sejalan dengan (Darmadi, Hamid, 2013)

“Metode penelitian merupakan suatu cara ilmiah untuk mendapatkan

data dengan tujuan tertentu”. Berdasarkan pendapat diatas dapat

disimpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu cara ilmiah dalam

memperoleh data dengan tujuan serta kegunaan tertentu.

Berdasarkan pada tujuan umum dari penelitian maka metode

penelitian yang tepat dalam penelitian ini penelitian tindakan kelas

(PTK) dengan metode deskriptif. Menurut (Jalaludin, 2021) penelitian

PTK jenis deskriptif merupakan jenis penelitian yang merupakan

kombinasi atau gabungan antara jenis pendekatan kualitatif dengan jenis

pendekatan kuantitatif. Menurut (Sugiyono, 2012) penelitian deskriptif

dengan menggunakan pendekatan kualitatif merupakan penelitian yang

menghasilkan melalui dalam bentuk kata, kalimat, narasi, gerak tubuh,

ekspresi wajah, bagan, gambar, dan foto. Selanjutnya (Sugiyono, 2012)

penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif

merupakan penelitian yang dihasilkan melalui pendekatan data dalam

bentuk angka-angka atau skor.

Berdasarkan pendapat diatas, maka alasan dari peneliti

menggunakan metode penelitian deskriptif dengan jenis penelitian

tindakan kelas karena peneliti akan memecahkan permasalahan

penelitian dengan cara menggambarkan dan memaparkan objek melalui

kalimat, kata-kata, angka-angka, maupun skor berdasarkan analisis data

menggunakan hasil persentase di mana penelitian berlangsung.


30

2. Bentuk Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan

bersifat deskriptif. Menurut (Jalaludin, 2021) mendefinisikan bahwa

penelitian tindakan kelas tidak ditujukan untuk memecahkan suatu

masalah atau menemukan suatu yang baru dari objek yang diteliti,

namun suatu penelitian bertujuan untuk memaparkan, menjelaskan,

mengambarkan, serta melaporkan kondisi objek yang telah diamati

bersifat apa adanya.

Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilaksanakan

guru pada saat mengajar di dalam kelas sehingga dapat mengatasi

permasalahan dalam proses belajar mengajar serta bisa meningkatkan

kualitas dan hasil belajar peserta didik. (Tanujaya dan Mumu, 2016)

Penelitian tindakan kelas juga dapat diartikan sebagai kegiatan

penelitian dalam bentuk siklus yang suatu tindakan tersebut merupakan

sebagai hasil refleksi seorang guru di dalam kelas pada proses belajar

mengajar dengan memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran dalam bentuk perbaikan dan peningkatan kinerja perserta

didik sehingga hasil belajar meningkat. Oleh karena itu, penelitian

tindakan kelas dipilih karena metode penelitian ini sangat cocok untuk

mengatasi permasalahan bagi peneliti.

Adapun model penelitian tindakan kelas (PTK) yang peneliti pilih

adalah model Kemmis dan Taggart. Telah banyak model PTK yang
31

dikembangkan oleh para ahli. Termasuk yang telah dipaparkan Jalaludin

dalam buku berjudul “Penelitian Tindakan Kelas” (2021, hal 6)

menyimpulkan bahwa terdapat sebelas model ptk yang telah

diungkapkan oleh ahli yakni 1) Model Kurt Lewin, 2) Model Kemmis

dan Taggart, 3) Model Dave Ebbut, 4) Model John Elliot, 5) Model Mc

Keman, 6) Model Riset, 7) Model Taba Noel, 8) Model Lip Radke, 9)

Model Cheecland, 10) Model Sagor, dan 11) Model DDAER.

Adapun alasan peneliti memilih model PTK Kemmis dan Taggart

yakni penelitian ini berkaitan dengan kelebihan yang telah dimiliki oleh

metode rancangan penelitian Kemmis dan Taggart yakni 1) Proses

pelaksanaan suatu tindakan dengan waktu observasi dilakukan secara

bersamaan. Dalam hal ini peneliti yakin bahwa model Kemmis dan

Taggart membantu peneliti dalam mendapatkan data yang lebih akurat

dan valid serta data yang telah didapatkan pada saat observasi

merupakan gambaran keadaan yang sebenarna disaat tindakan

berlangsung. 2) Meliputi fase yang cukup penting setelah refleksi, yaitu

perencanaan ulang (revised plan) sehingga tergambar jelas bagaimana

suatu rangkaian kegiatan akan memasuki siklus berikutnya yakni siklus

2.

Pelaksanaan bentuk penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini

dalam model Kemmis dan Taggar sebagai berikut:


32

Gambar 3. Desain PTK model Kemmis dan Taggart.


(Sumber: Tanujaya dan Mumu, 2016)

Model Kemmis dan Taggart merupakan suatu rangkaian perangkat

yang terdiri dari empat komponen yakni perencanaan, tindakan,

pengamatan, dan refleksi. Hal tersebut disebut sebagai suatu siklus.

Menurut (Novita, 2018) siklus pada PTK merupakan putaran penelitian

yang dilakukan oleh guru. Dengan demikian, siklus ini merupakan

putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan observasi, serta

refleksi

Prosedur pelaksanaan PTK ini sesuai dengan prosedur penelitian

model Kemmis dan Taggart. Rancangan Kemmis dan Taggart

mencakup sejumlah siklus, masing-masing terdiri dari tahap berupa

perencanaan (planning), pelaksanaan dan pengamatan (acting and


33

observer), refleksi (reflect), dan perencanaan ulang (revised plan). Pada

hakikatnya dalam model Kemmis dan Taggart merupakan komponen

yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain, kedua kegiatan harus

dilaksanakan dalam satu waktu, saat tindakan dilaksanakan begitu pula

dengan observasi yang juga harus dilaksanakan (Jalaludin, 2021).

Berdasarkan pemaparan tersebut menyatakan bahwa selain aktivitas

tindakan dan observasi yang digabungkan, pada model Kemmis dan

Taggart terdapat adanya penekanan terhadap suatu aktivitas yang berupa

melakukan perencanaan ulang di siklus berikutnya.

Langkah-langkah pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini sebagai

berikut:

Siklus I

1. Perencanaan Pembelajaran

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut:

a. Menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan model

problem based learning.

b. Menyusun lembar kegiatan siswa yang akan diberikan kepada

peserta didik dalam berlangsungnya proses belajar mengajar.

c. Mempersiapkan lembar observasi.

d. Mempersiapkan perangkat tes hasil belajar.


34

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan penelitian tindakan

kelas pada kegiatan pembelajaran dikelas seperti yang telah disusun

dalam rencana pembelajaran sebagai berikut:

a. Kegiatan Awal:

1) Guru membuka salam dan berdoa.

2) Sebelum memulai pelajaran, guru mengabsen kehadiran

siswa kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran

beserta memotivasi siswa.

3) Menetapkan tujuan problem based learning pada pelajaran

PPKn.

4) Guru memberikan penjelasan mengenai materi dan langkah-

langkah suatu model pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) pada siswa.

b. Kegiatan inti :

1) Peserta didik memulai kegiatan dengan model pembelajaran

problem based learning.

2) Guru mengamati proses problem based learning secara

langsung dan memberikan dorongan beserta bantuan

terhadap kesulitan-kesulitan yang dihadapi.

3) Guru memperhatikan situasi secara keseluruhan apabila

terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dapat segera

terselesaikan.
35

4) Para peserta didik mengumpulkan hasil belajar kemudian

diperiksa oleh guru.

5) Guru dan peserta didik mendiskusikan masalah-masalah

yang ditemukan di dalam materi selama pembelajaran.

6) Guru memberikan contoh yang relevan dengan materi yang

berada dibuku LKS, kemudian masalah tersebut dipecahkan

secara bersama-sama untuk menentukan kesimpulan dari

hasil masalah tersebut.

c. Penutup

1) Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi pelajaran.

2) Peserta didik memeriksa dan menyimpan kembali segala

bahan dan peralatan yang digunakan selama proses

pembelajaran.

3) Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada peserta

didik.

3. Pengamatan (Observasi)

Pada tahap ini dilakukan sebuah pengamatan atau observasi

terhadap tindakan yang dilakukan oleh guru sebagai peneliti atau

observer sebagai kolaborator dengan menggunakan lembar

observasi yang telah disiapkan.

Kegiatan ini dilakukan Selama proses pembelajaran dengan

memiliki tujuan agar memperoleh informasi yang lebih dalam dan

komperehensif dilaksanakan mulai dari awal sampai akhir


36

pembelajaran. Data hasil observasi ini digunakan untuk mengetahui

kelebihan maupun kelemahan pelaksanaan pembelajaran pada

pertemuan berikutnya.

4. Refleksi

Refleksi adalah kegiatan menganalisis, merenungi, serta

membuat perbaikan berdasarkan pengamatan dan cacatan yang

berada di lapangan. Refleksi bertujuan untuk mengetahui tingkat

keberhasilan dan kegagalan terhadap suatu siklus. Apabila telah

tercapai target yang diinginkan, maka siklus tindakan dapat berhenti

namun jika belum maka siklus tindakan tersebut dapat dlanjutkan ke

siklus 2 dengan memperbaiki tindakan.

Siklus II

Berdasarkan refleksi pada siklus I (1) maka dilanjutkan ke siklus

II (2). Pada siklus II ini, peneliti memperbaiki hal-hal yang perlu

diperbaiki dan dikembangkan dengan penilaian KKM peserta didik.

Pada dasarnya siklus II ini bertujuan untuk mengetahui apakah

terjadi perubahan setelah memperoleh tindakan pada siklus I.

3. Subyek dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Al-Hikmah Tayan Hilir

Kabupaten Sanggau dengan subjek tindakannya adalah peserta didik

kelas XI Tahun Ajaran 2022/2023 pada mata pelajaran PPKn dengan

jumlah peserta didik sebanyak 26 orang yaitu 12 siswa perempuan dan


37

14 siswa laki-laki dengan memiliki kemampuan beragam. Penelitian

tindakan kelas ini merupakan sebagai wujud dari adanya dorongan

untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran

PPKn dengan menggunakan model Problem Based Learning. Madrasah

Aliyah Al-Hikmah Tayan Hilir merupakan salah satu Yayasan

Pendidikan yang masih berstatus swasta yang beralamatkan di Jalan

Desa Pedalaman, Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau.

4. Kolaborator Penelitian

Kolaborator dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sekumpulan

orang yang bertujuan untuk membantu mengumpulkan data-data

mengenai penelitian yang dikerjakan secara bersama-sama dengan

peneliti. Kolaborator dalam penelitian ini adalah ibu Dwi Karyati, S.Pd.

selaku guru mata pelajaran PPKn di Madrasah Aliyah Al-Hikmah Tayan

Hilir.

5. Teknik Pengumpul Data

Untuk mengumpulkan data yang diinginkan dan diperlukan, maka

dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik:

a. Observasi

Menurut (Sugiyono, 2016) mendefinisikan bahwa Observasi

sebagai teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri spesifik jika

dibandingkan dengan teknik lain.


38

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa metode observasi ini dibutuhkan dalam penelitian ini karena

metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi-informasi,

sedangkan lembar observasi digunakan untuk mengamati peristiwa

selama tindakan berlangsung, dalam penelitian ini perilaku peserta

didik yang diteliti adalah hasil belajar peserta didik selama proses

pembelajaran berlangsung

b. Tes

Menurut (Zainal Arifin, 2012) mendefinisikan bahwa tes

merupakan teknik yang digunakan dalam rangka melaksanakan

suatu kegiatan untuk pengukuran yang didalamnya terdapat

bermacam-macam pertanyaan atau serangkaian tugas yang harus

dikerjakan dan dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek

pencapaian peserta didik.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa metode tes diperlukan untuk melihat dan mengetahui

peningkatan hasil belajar peserta didik melalui tes yang berupa

posttest maupun pretest.

c. Dokumentasi

Menurut Arikunto (Fitrah dan Luthfiyah, 2017) mendefinisikan

bahwa metode dokumentasi merupakan upaya yang digunakan

untuk memperoleh berbagai data dan informasi dalam bentuk buku,


39

arsip, tulisan angka serta gambar yang berupa laporan dan

keterangan yang bisa mendukung penelitian.

Berdasarkan pendapat diatas dapat diketahui bahwa metode

dokumentasi digunakan peneliti dalam penelitian ini untuk

mendapatkan data meliputi standar kompetensi, kompetensi dasar,

silabus, dan rpp.

6. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang akan digunakan peneliti untuk

menilai tingkat keberhasilan hasil belajar dari peserta didik adalah:

a. Lembar Observasi

Instrumen observasi pada penelitian ini digunakan untuk mengukur

kegiatan guru beserta peserta didik dalam proses pembelajaran.

Penelitian ini menggunakan lembar observasi untuk guru dan

peserta didik. Masing-masing lembar observasi aktivitas guru dan

peserta didik dihitung menggunakan rumus:

F
P= 𝑥100
N

P = Angka Persentase

F = Frekuensi atau jumlah nilai/skor

N = Jumlah frekuensi atau jumlah yang di observasi


40

1) Lembar Observasi Guru

Lembar observasi guru dalam penelitian ini berguna untuk

membantu guru dalam memperoleh data didalam proses belajar

mengajar pelajaran PPKn di MA Al-Hikmah Tayan Hilir Tahun

Pelajaran 2022/2023. Selanjutnya nilai dihitung dengan rumus

persentase:

No Aspek yang Nilai Total Kriteria

diamati
1 2 3 4

Orientasi Masalah

1. Menjelaskan tujuan

pembelajaran

2. Memberitahukan

aktivitas-aktivitas

yang dilakukan

3. Memotivasi peserta

didik untuk aktif

dalam mengikuti

pembelajaran

4. Menggali

kemampuan

peserta didik

Keorganisasian Peserta Didik


41

5. Membagi peserta

didik ke dalam

kelompok

6. Memeriksa setiap

kelompok untuk

membantu peserta

didik

7. Menggunakan

waktu di dalam

diskusi kelas

dengan tepat

Pembimbingan Penyelidikan Peserta Didik

8. Membimbing

peserta didik

menggunakan buku

sumber

9. Memberi motivasi

terhadap peserta

didik untuk

semangat dalam

mengumpulkan

informasi
42

10. Mengarahkan
perhatian peserta

didik pada masalah

atau materi oleh

masing-masing

kelompok

11. Melakukan
pemeriksaan pada

setiap kelompok

dalam berdiskusi

12. Mengusahakan
peserta didik untuk

terlibat secara aktif

saat memecahkan

masalah

13. Melakukan
interaksi pada

peserta didik

dengan pertanyaan

Penyajian hasil diskusi

14. Meminta peserta


didik untuk

menyiapkan hasil
43

diskusi yang akan

dipresentasikan

15. Memotivasi dan


meminta peserta

didik untuk terlibat

aktif dalam

berdiskusi

16. Melakukan
interaksi antar

peserta didik pada

saat diskusi kelas

berlangsung

17. Memberikan
umpan balik

terhadap kesalahan

peserta didik dalam

melakukan diskusi

18. Mengajukan
pertanyaan yang

relevan untuk

membantu peserta

didik dalam

memahami
44

jawaban dari

permasalahan yang

didiskusikan.

19. Memberi
tanggapan terhadap

diskusi yang

dilakukan oleh

peserta didik

Menganalisis dan mengevalusi proses pemecahan masalah

20. Memberikan
penjelasan

terhadap

permasalahan yang

telah didiskusikan

21. Meminta peserta


didik untuk

memberikan

kesimpulan

terhadap kegiatan

pembelajaran yang

dilakukan

kemudian guru

meluruskan
45

kesimpulan

terhadap

pembelajaran hari

ini.

. Jumlah hasil aspek

yang diamati

Persentase

Observer memberikan penilaian pada lembar observasi guru

dengan memberi skor pada kolom sesuai dengan pengamatan

terhadap guru selama kegiatan pembelajaran dilakukan.

Keterangan Kriteria Penilaian Tabel:

4 = SB (Sangat Baik) 80-100 (SB)

3 = B (Baik) 70-79 (B)

2 = C (Cukup) 60-69 (C)

1= D (Kurang) 50-59 (D)

2) Lembar Observasi Peserta Didik

Lembar observasi peserta didik dalam penelitian ini berguna

membantu peneliti dalam memperoleh data di dalam proses

pembelajaran PPKn di MA Al-Hikmah Tayan Hilir.


46

No Aspek yang diamati Nilai Total Kriteria

1 2 3 4

1. Peserta didik

memperhatikan

penjelasan guru

2. Peserta didik

mengikuti jalannya

problem based

learning

3. Menunjukkan sikap

yang sungguh-

sungguh pada saat

mengikuti jalannya

diskusi kelompok

4. Antusias peserta didik dalam

hal berdiskusi antar

anggota kelompok

Jumlah

Persentase

Observer memberikan penilaian pada lembar observasi peserta

didik dengan memberi skor pada kolom sesuai dengan peserta didik

selama kegiatan pembelajaran dilakukan.


47

Keterangan :

1. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru.

2. Peserta didik mengikuti jalannya problem based learning.

3. Menunjukkan sikap yang sungguh-sungguh pada saat mengikuti

jalannya diskusi kelompok.

4. Antusias peserta didik dalam hal berdiskusi antar anggota

kelompok.

Kriteria Penilaian:

4 = SB (Sangat Baik) 80-100 (SB)

3 = B (Baik) 70-79 (B)

2 = C (Cukup) 60-69 (C)

1= D (Kurang) 50-59 (D)

b. Instrumen Tes Hasil Belajar Peserta Didik

Instrumen tes hasil belajar peserta didik dalam penelitian ini

berguna untuk mengukur sejauh mana kemampuan peserta didik

dalam memahami tingkat penguasaan materi pembelajaran.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tertulis.

7. Teknik Analisis Data


48

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuantitatif dan kualitatif. Analisis data tersebut dihitung dengan

menggunakan rumus statistik sederhana yakni:

a. Untuk mengetahui hitungan nilai rata-rata, menggunakan rumus:

∑𝑥
𝑥̅ =
N

Keterangan :

𝑋̅= Rata – rata nilai

∑ 𝑋 = Jumlah semua nilai

N = jumlah data

b. Untuk menghitung persentase, menggunakan rumus:

∑𝑥
P= 𝑥 100%
𝑛

Keterangan:

∑ 𝑋= jumlah semua nilai

N = jumlah data

P = persentase

8. Indikator Kinerja dan Indikator Keberhasilan

Indikator Kinerja pada penelitian ini adalah Peningkatan hasil

belajar dari hasil tes pada mata pelajaran PPKn terhadap siswa kelas XI

Madrasah Aliyah Al-Hikmah Tayan Hilir, peningkatan mutu proses belajar


49

melalui model pembelajaran problem based learning yang dilakukan guru

berdasarkan hasil pengamatan observasi serta pendapat siswa. Sedangkan

Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah Meningkatkan hasil

belajar PPKn siswa kelas XI yang diupayakan untuk Meningkatan hasil

belajar siswa dengan menggunakan model problem based learning dari

siklus ke siklus, yaitu meningkatkan hasil belajar siswa ditandai dengan

tercapainya KKM 75 mata pelajaran PPKn mencapai 80% di akhir siklus


50

DAFTAR PUSTAKA

Aji.S. (2013). Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi Implementasi Nilai-Nilai


Karakter Bangsa. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Aqib, Z. (2017). Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual


(Inovatif). Bandung: Yrama Widya.
Arifin, Z. (2012). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung:
Remaja Rosda Karya.

Bashith, A. &. (2017). The effect of problem based learning on EFL students’
critical thinking skill and learning outcome. Al-Ta Lim Journal, 24 (2), 93-
102. https://doi.org/10.15548/jt.v24i2.271
Darmadi, H. (2013). Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung: Alfabeta.

Erwin, W. (2017). Strategi dan Metode Mengajar Siswa diLuar Kelas. Yogyakarta:
Ar-ruzz Media.

Fitrah, M. d. (2017). Metodologi Penelitian: Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas


& Studi Kasus. Jawa Barat: CV Jejak.
Jalaludin. (2021). Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Pustaka Media Guru.

Khotimah, K. (2016). Pengaruh strategi pembelajaran terhadap hasil belajar di


tinjjauh dari aktifitas belajar. Surakarta: Tiga Serangkai.

Moore, K. D. (2014). Effective Instructional Strategies From Theory to Practice.


London: Sage.
Novita, M. (2018). PTK tidak horror. Surabaya: Pustaka Media Guru.

Nur, S. P. (2016). Efektivitas Model Problem Based Learning ( Pbl ) terhadap Hasil
Belajar Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi Universitas Sulawesi Barat.
Jurnal Saintifik, 2(2), 133-141. https://doi.org/10.31605/saintifik.v2i2.105

Nuraini, F. (2017). Penggunaan Model Problem Based Learning untuk


Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD. E-Jurnal Mitra
Pendidikan, 1(4), 369–379.
Diunduh di e-jurnalmitrapendidikan.com/index.php/e-jmp/article/view/82

Sinar. (2018). Metode Active Learning, Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil .
Yogyakarta: Deepublish CV Budi Utama.
51

Slameto. (2015). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta.

Sofyan, H. &. (2016). Pembelajaran Problem Based Learning dalam Implementasi


Kurikulum 2013 di SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi, 6(3), 260-271.
https://doi.org/10.21831/jpv.v6i3.11275

Sudjana, N. (2016). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT


REMAJA ROSDAKARYA.

Sufairoh. (2016). Pendekatan Saintifik & Model Pembelajaran K-13.Jurnal


Pendidikan Profesional, 5(3), 116–125.
http://www.jurnalpendidikanprofesional.com/index.php/JPP/article/view/1
86

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D, Cetakan ke 24. Bandung: Alfabeta.

Tanujaya, B. M. (2016). Penelitian Tindakan Kelas; Panduan Belajar, Mengajar,


dan Meneliti. Yogyakarta: Media Akademi.

Wahyuningsih, E. S. (2020). Model Pembelajaran Mastery Learning Upaya


Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa. Sleman: Deepublish.

Wulandari, B. &. (2013). Pengaruh Problem Based Learning Terhadap Hasil


Belajar Ditinjau dari Motivasi Belajar PLC di SMK. Jurnal Pendidikan
Vokasi, 3(2), 178–191. https://doi.org/10.21831/jpv.v3i2.1600
52

LAMPIRAN

Lampiran 1

RENCANA DAFTAR ISI SKRIPSI

Halaman
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................
HALAMAN JUDUL ...............................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..........................................
HALAMAN MOTTO .............................................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................
ABSTRAK ...............................................................................................................
KATA PENGANTAR .............................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................................
DAFTAR TABEL ...................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................


A. Latar Belakang Masalah ..........................................................................
B. Rumusan Masalah ....................................................................................
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................
E. Definisi Operasional ................................................................................
BAB II KAJIAN TEORI .........................................................................................
A. Pembelajaran ............................................................................................
B. Model Pembelajaran Problem Based Learning ......................................
C. Hasil Belajar ............................................................................................
D. Mata Pelajaran PPKn ..............................................................................
53

E. Penelitian Yang Relevan .........................................................................


F. Hipotesis Tindakan ..................................................................................
BAB III Metode Penelitian .....................................................................................
A. Prosedur Penelitian ..................................................................................
B. Subyek dan Lokasi Penelitian .................................................................
C. Kolaborator Penelitian ............................................................................
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ..............................................
E. Teknik Analisis Data ...............................................................................
F. Indikator Kinerja dan Indikator Keberhasilan .........................................
G. Waktu dan Jadwal Pelaksanaan ..............................................................
Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .........................................
A. Deskripsi Hasil Penelitian .......................................................................
B. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................
Bab V PENUTUP ....................................................................................................
A. Kesimpulan .............................................................................................
B. Saran ........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN .....................................................................................
54

Lampiran 2 Pedoman Lembar Observasi


a. Lembar Observasi Guru

No Aspek yang Nilai Total Kriteria

diamati
1 2 3 4

Orientasi Masalah

1. Menjelaskan tujuan

pembelajaran

2. Memberitahukan

aktivitas-aktivitas

yang dilakukan

3. Memotivasi peserta

didik untuk aktif

dalam mengikuti

pembelajaran

4. Menggali

kemampuan

peserta didik

Keorganisasian Peserta Didik

5. Membagi peserta

didik ke dalam

kelompok
55

6. Memeriksa setiap

kelompok untuk

membantu peserta

didik

7. Menggunakan

waktu di dalam

diskusi kelas

dengan tepat

Pembimbingan Penyelidikan Peserta Didik

8. Membimbing

peserta didik

menggunakan buku

sumber

9. Memberi motivasi

terhadap peserta

didik untuk

semangat dalam

mengumpulkan

informasi

10. Mengarahkan
perhatian peserta

didik pada masalah

atau materi oleh


56

masing-masing

kelompok

11. Melakukan
pemeriksaan pada

setiap kelompok

dalam berdiskusi

12. Mengusahakan
peserta didik untuk

terlibat secara aktif

saat memecahkan

masalah

13. Melakukan
interaksi pada

peserta didik

dengan pertanyaan

Penyajian hasil diskusi

14. Meminta peserta


didik untuk

menyiapkan hasil

diskusi yang akan

dipresentasikan

15. Memotivasi dan


meminta peserta
57

didik untuk terlibat

aktif dalam

berdiskusi

16. Melakukan
interaksi antar

peserta didik pada

saat diskusi kelas

berlangsung

17. Memberikan
umpan balik

terhadap kesalahan

peserta didik dalam

melakukan diskusi

18. Mengajukan
pertanyaan yang

relevan untuk

membantu peserta

didik dalam

memahami

jawaban dari

permasalahan yang

didiskusikan.
58

19. Memberi
tanggapan terhadap

diskusi yang

dilakukan oleh

peserta didik

Menganalisis dan mengevalusi proses pemecahan masalah

20. Memberikan
penjelasan

terhadap

permasalahan yang

telah didiskusikan

21. Meminta peserta


didik untuk

memberikan

kesimpulan

terhadap kegiatan

pembelajaran yang

dilakukan

kemudian guru

meluruskan

kesimpulan

terhadap
59

pembelajaran hari

ini.

. Jumlah hasil aspek

yang diamati

Persentase

Kriteria Penilaian:

4 = SB (Sangat Baik) 80-100 (SB)

3 = B (Baik) 70-79 (B)

2 = C (Cukup) 60-69 (C)

1= D (Kurang) 50-59 (D)

b. Lembar Observasi Peserta didik

No Aspek yang diamati Nilai Total Kriteria

1 2 3 4

1. Peserta didik

memperhatikan

penjelasan guru

2. Peserta didik

mengikuti jalannya

problem based
60

learning

3. Menunjukkan sikap

yang sungguh-

sungguh pada saat

mengikuti jalannya

diskusi kelompok

4. Antusias peserta didik dalam hal

berdiskusi antar

anggota kelompok

Jumlah

Persentase

Kriteria Penilaian:

4 = SB (Sangat Baik) 80-100 (SB)

3 = B (Baik) 70-79 (B)

2 = C (Cukup) 60-69 (C)

1= D (Kurang) 50-59 (D)

Kedua lembar observasi dihitung dengan rumus persentase:

F
P= 𝑥100
N

P = Angka Persentase
61

F = Frekuensi atau jumlah nilai/skor

N = Jumlah frekuensi atau banyaknya jumlah hal yang diobservasi


62

Lampiran 3 SK Pembimbing
63
64

Lampiran 4 Bantuan Pra-Riset


65

Lampiran 5 Surat Balasan

Anda mungkin juga menyukai