Anda di halaman 1dari 65

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP HASIL

BELAJAR SISWA DI MASA PANDEMI COVID 19

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan dalam Menyelesaikan Pendidikan


Program Sarjana (S1) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh
Yunita Amalia
NPM. 17.22.0037

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN
MUHAMMAD ARSYAD ALBANJARI
BANJARMASIN
2021

i
PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSI

Proposal skripsi dengan identitas sebagai berikut;


1. Judul Penelitian : Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil
Belajar Siswa Di Masa Pandemi COVID 19
2. Jenis Penelitian : KUANTITATIF
3. Pelaksana Penelitian ;
a. Nama : Yunita Amalia
b. NPM : 17.22.0037
c. Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
d. Jurusan : Bimbingan Konseling
e. Program Studi : Bimbingan Konseling
4. Lama Penelitian :

Telah mendapat persetujuan oleh kedua pembimbing untuk dilanjutkan dalam


Seminar Proposal Skripsi.

Banjarmasin, 2021
Pembimbing I, Pembimbing II,

Farial, S.Psi., M.Pd Rudi Haryadi, M.Pd


NIK. 06 0610 311 NIK. 06 1801 1062

ii
PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI

Proposal Skripsi dengan identitas sebagai berikut:

1) Judul Penelitian : Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil


Belajar Siswa Di Masa Pandemi COVID 19
2) Jenis Penelitian : Penelitian Kualitatif
3) Pelaksana Penelitian:
a) Nama : Yunita Amalia
b) NPM : 17.22.0037
c) Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
d) Jurusan : Bimbingan dan Konseling
e) Program Studi : S1
4) Lama Penelitian : 3 Minggu

Telah dipertahankan dalam Seminar Proposal Skripsi dan disetujui oleh dewan
penguji untuk dilanjutkan dalam penelitian.

Banjarmasin, Juli 2021

Ketua Penguji : ……………………….. (……………………)


NIK/NIP.
Sekretaris Penguji : ……………………….. (……………………)
NIK/NIP.
Anggota Penguji : ……………………….. (……………………)
NIK/NIP.

Mengetahui

Dekan, Kaprodi,

Dr. M.Yuliansyah,S.Pd.,M.Pd Farial,S.Psi.,M.M.Pd


NIP/NIK. 060610273 NIP/NIK.060610311

iii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang
karena atas limpahan rahmat-Nya serta berkat karunia-Nya, saya sebagai peneliti
dapat menyelesaikan proposal skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Perhatian
Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa Di Masa Pandemi COVID 19”
Proposal Skripsi ini disusun guna sebagai salah satu persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Jurusan Ilmu Pendidikan di Universitas Islam Kalimantan Muhammad
Arsyad Al-banjari (UNISKA MAB).
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal skripsi ini tidak akan
terselesaikan dengan tepat waktu tanpa bantuan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu untuk penyelesaian penelitian ini diantaranya
yaitu:
1.) Bapak Prof. Abdul Malik, S.Pt,M.Si.,Ph.D. selaku Rektor Universitas
Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari (UNISKA MAB) yang
telah memberikan kesempatan serta arahan selama pendidikan, penelitian,
dan penulisan skripsi ini.
2.) Bapak Dr. M. Yuliansyah,S.Pd., M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad
Al-Banjari (UNISKA MAB), yang telah memberikan kesempatan dan
arahan selama pendidikan, penelitian, dan penulisan skripsi.
3.) Ibu Farial, S.Psi., M.M.Pd, selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam
Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari (UNISKA MAB) yang telah
memberikan kesempatan dan arahan dalam penyusanan penulisan Proposal
skripsi ini.
4.) Ibu Farial, S.Psi., M.Pd selaku Pembimbing I dalam penulisan skripsi ini
yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan arahan dari awal judul
hingga sampai dengan selesai.

iv
5.) Rudi Haryadi, M.Pd selaku pembimbing II dalam penulisan skripsi ini
yang telah memberikan bimbingan, motivasi, serta arahan dalam penulisan
dan penelitian ini.
6.) Bapak dan Ibu dosen Program Sudi Bimbingan dan Konseling, yang telah
banyak memberikan bimbingan dan ilmunya kepada peneliti sehingga
selama dalam menempuh Pendidikan.
7.) Untuk Orang tua yang selalu memberikan dukungan serta semangat yang
sangat luar biasa dan yang tidak henti-hentinya untuk mendoakan.
8.) Serta teman-teman, sahabat, kerabat dan pihak-pihak yang membantu dan
mendukung selama dalam penyelesaian studi ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan proposal skripsi ini masih
banyak terdapat kekurangan di dalam nya. Oleh karena itu peneliti sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan
proposal skripisi ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan serta dapat pengembangkan ilmu pengetahuan.

Banjarmasin, 10 Juni 2021

Yunita Amalia

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSI......................................................... ii
PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI.......................................................... iii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................................... vi
1. Latar Belakang........................................................................................ 1
2. Identifikasi Masalah................................................................................ 7
3. Pembatasan Masalah............................................................................... 8
4. Rumusan Masalah................................................................................... 8
5. Tujuan Penelitian..................................................................................... 8
6. Manfaat penelitian................................................................................... 8
7. Definisi Operasional................................................................................ 8
7.1 Perhatian Orangtua........................................................................ 8
7.2 Hasil Belajar.................................................................................. 9
8. Kajian Pustaka......................................................................................... 9
8.1 Landasan Teologis......................................................................... 9
8.2 Landasan Teoritis........................................................................... 14
9. Kajian Penelitian yang Relevan.............................................................. 30
10. Kerangka Berpikir................................................................................... 36
11. Hipotesis.................................................................................................. 37
12. Desain Penelitian..................................................................................... 37
13. Prosedur Penelitian.................................................................................. 37
14. Populasi dan Sampel............................................................................... 39
14.1 Populasi.......................................................................................... 39
14.2 Sampel........................................................................................... 39
15. Variabel Penelitian.................................................................................. 40
16. Teknik dan Instrumen Pengumpul Data.................................................. 41
16.1 Teknik Pengumpulan Data............................................................. 41
16.2 Instrumen Pengumpul Data........................................................... 41

vi
17. Validitas dan Reliabilitas Instrumen....................................................... 42
17.1 Validitas......................................................................................... 42
17.2 Reliabilitas..................................................................................... 43
18. Teknik Analisis Data............................................................................... 44
18.1 Uji Prasyarat Analisis.................................................................... 44
18.2 Uji Hipotesis Deskriptif................................................................. 44
18.3 Uji Asosiatif................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA

vii
1. Latar Belakang
Indonesia dan seluruh dunia saat ini sedang menghadapi pandemi
covid-19. Menurut Hui (Setiawan 2019) Corona Virus Disease (Covid-19)
merupakan sindrom pernapasan akut yang disebabkan oleh corona virus dan
tergolong penyakit menular. Penyebaran virus ini sangat cepat sehingga
menyebabkan pandemi global yang berlangsung sampai sekarang. Covid-19
adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada
manusia. Tanda dan gejala umum infeksi covid-19 antara lain gejala gangguan
pernapasan akut, seperti demam, batuk, dan sesak napas. Masa inkubasi virus
ini didalam tubuh manusia rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang
14 hari. Virus yang diperkirakan mulai mewabah pada 31 Desember 2019 di
Kota Wuhan Provinsi Hubai Tiongkok, saat ini menyebar hampir ke seluruh
penjuru dunia dengan sangat cepat. Pada tanggal 30 Januari 2020 World
Health Organization (WHO) telah menetapkan wabah ini sebagai kedaruratan
kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia. Indonesia adalah salah satu
negara yang terdampak covid-19. Pada 2 November 2020 Indonesia
melaporkan jumlah kasus pasien positif corona mencapai 415,402 orang,
sembuh 345,566 orang, dan meninggal 14,044 orang.
Pemerintah melakukan berbagai upaya dalam mengantisipasi
penyebaran virus ini, diantaranya adalah dengan menerapkan isolasi mandiri
dirumah masing-masing, social and physical distancing hingga mengeluarkan
PP Nomor 21 tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam
Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease (Covid-19) yang
berakibat pada pembatasan berbagai aktivitas termasuk di antaranya sekolah.
Pembelajaran online adalah alternatif yang dapat diterapkan di era teknologi
dan komunikasi yang tumbuh terlalu pesat sekarang. Lebih lanjut, pandemi
Covid-19 menyoroti kebutuhan untuk menggunakan model dan aplikasi online
untuk mencapai tujuan pembelajaran (Warganita, 2020).
Pada tanggal 24 Maret 2020 melalui Surat Edaran Nomor 4 Tahun
2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat
Penyebaran Corona virus Disease (Covid-19) oleh Kementrian Pendidikan

1
dan Kebudayaan Republik Indonesia, yang didalam surat edaran tersebut
terdapat beberapa hal penting sehubungan dengan pelaksanaan kebijakan
pendidikan yang harus disikapi oleh kepala sekolah, guru, peserta didik, dan
seluruh warga sekolah, yaitu Pelaksanaan Ujian Nasional, Proses Belajar dari
Rumah, Ujian Sekolah, Kenaikan Kelas, Penerimaan Peserta Didik Baru, dan
Dana Bantuan Operasional Sekolah. Kebijakan ini memaksa guru dan murid
untuk tetap bekerja dan belajar dari rumah dari jenjang PAUD sampai
Perguruan Tinggi (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan).
Kebijakan ini tidak hanya berdampak pada kegiatan guru dan murid
selama proses Belajar dari Rumah, namun juga pentingnya peran orang tua
dalam membantu pelaksanaan pembelajaran belajar dari rumah. Peran orang
tua dalam membantu pelaksanaan pembelajaran anak selama belajar dari
rumah menjadi sangat intensif. Orang tua pada awalnya berperan dalam
membimbing sikap serta keterampilan yang mendasar, seperti pendidikan
agama, sopan santun, dasar-dasa untuk patuh terhadap aturan, dan untuk
menanamkan kebiasaan yang baik. Namun perannya menjadi meluas yaitu
sebagai pendamping pendidikan akademik. Prabhawani (2016) menyatakan
bahwa pelaksanaan pendidikan merupakan tanggung jawab orang tua dan
masyarakat sekitar, tidak hanya tanggung jawab lembaga pendidikan saja.
Dalam pelaksanaannya guru dan pendidik mencoba memanfaatkan
ilmu teknologi untuk menyikapi masalah pembelajaran jarak jauh dengan cara
memberikan materi serta tugas pelajaran melalui online. Namun hal tersebut
tidaklah selalu berjalan dengan baik, terdapat banyak kendala dalam
pelaksanaannya, seperti kuota dan sinyal yang tak memadai, bahkan beberapa
pelajar tidak mempunyai penunjang Handphone yang baik, dan hal ini
mengakibatkan materi pembelajaran tidak tersampaikan dengan baik, dan hal
ini banyak pelajar yang kurang mengerti dan merasa tidak terbimbing dengan
baik dalam memahami pelajaran di sekolah(Kusumah, 2020)
Oleh karena itu, dibutuhkan peran orang tua sebagai pengganti guru di
rumah dalam meningkatkan keaktifan belajar anak selama proses
pembelajaran belajar dari rumah.

2
Peran orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan
peserta didik dalam belajar, orang tua berperan sebagai pendidik sebab dalam
pekerjaannya tidak hanya mengajar, tetapi orang tua juga melatih ketrampilan
anak, terutama dalam melatih sikap mental anak. Orang tua juga berperan
sebagai pembimbing, membimbing segala kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang dalam rangka memberikan bantuan kepada orang lain yang
mengalami kesulitan, agar peserta didik mampu mengatasinya sendiri dengan
penuh kesadaran. Orang tua berperan memberikan motivasi tentang penting
belajar dengan tujuan dapat meningkatkan hasil belajar, orang tua harus
mampu menjadi motivator anak (Umar, 2019).
Orang tua adalah pendidik utama dalam lingkungan keluarga, terlebih
lagi seorang ibu yang lebih dekat dengan anak-anaknya dan mengetahui
perkembanagan fisik dan psikis anak-anaknya secara mendalam. Hal ini
sangat berguna untuk menentukan materi dan metode pembinaan yang sesuai
diberikan kepada anak-anaknya. Orang tua selaku pembimbing utama dalam
lingkungan keluarga mempunyai tanggung jawab besar terhadap anak-
anaknya sampai menjadi dewasa dan orang tua dituntut semaksimal mungkin
agar mampu memberikan motivasi bagi anak-anaknya. Peran orang tua
sebagai pendidik dalam membantu guru melaksanakan pembelajaran belajar
dari rumah menimbulkan pengalaman-pengalaman baru dalam interaksi
belajar dirumah. Jadi bagaimana orang tua mensikapi pelaksanaan
pembelajaran belajar dari rumah inilah yang menjadikan peran orang tua
menjadi penting. Anak didik juga harus memiliki kesadaran, bahwa kegiatan
pembelajaran belajar dari rumah adalah sebuah kewajiban yang harus
dilakukan termasuk di dalamnya adalah tugas-tugas. (Nur, 2015).
Bentuk peran orang tua sebenarnya adalah bentuk peran guru di
sekolah. Peran orang tua adalah menjadi orang tua yang memotivasi dalam
segala hal. Motivasi dapat diberikan dengan cara yang meningkatkan
kebutuhan sekolah dan dapat memberikan semangat dalam pujian atau
penghargaan untuk hasil anak. Dalam hal ini peran orang tua adalah
melakukan dan memberikan motivasi kepada anak, agar anak tetap

3
bersemangat dalam melakukan kegiatan dirumah. Pada dasarnya anak
memiliki motivasi untuk melakukan suatu hal, apabila ia mendapatkan sebuah
dorongan dari orang-orang terdekat seperti orang tua karena kecil besar
penghargaan yang diberikan sangat berharga dan lebih antusias untuk anak-
anak. Orang tua bisa menjadi teman yang bahagia untuk belajar, selain itu
orang tua ditugaskan sebagai guru untuk mengajar dan mendidik anak-anak
mereka. Oleh karena itu, orang tua juga perlu lebih sabar dalam mengajar dan
membimbing sebagai tugas guru memecahkan masalah dan masalah dan
kesulitan yang di hadapi anak-anak di sekolah dan dirumah. (Lilawati, 2021).
Keberhasilan belajar siswa apabila keluarga khususnya orang tua
bersifat merangsang, mendorong dan membimbing terhadap aktivitas belajar
anaknya. Hal ini memungkinkan diri anak untuk mempunyai minat belajar,
mencapai hasil belajar yang tinggi. Sebaliknya, bila orang tua acuh tak acuh
terhadap aktivitas belajar anak, biasanya anak kurang atau tidak memiliki
semangat belajar, sehingga sulit diharapkan ia dapat berminat terhadap
pelajaran dan sulit mencapai hasil di sekolah secara maksimal. Orang tua
bertindak sebagai pelaksana pembelajaran dirumah, menjadi guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan tugas yang
disusun oleh guru disekolah. Peran orang tua sebagai pengganti guru,
menyampaikan materi pembelajaran yang telah disiapkan. Banyak dari orang
tua yang memberikan motivasi selama siswa dituntut untuk belajar dari rumah
karena himbaun pemerintah mengenai covid-19, sehingga orang tua
meluangkan waktunya demi dapat membantu proses pembelajaran anaknya
selama dirumah. (Lilawati, 2021).
Proses pendidikan bagi anak tidak serta merta hanya orangtua yang
menjadi faktor utama, akan tetapi kondisi anak pun menjadi hal-hal yang
harus diperhatikan, dalam konteks ini misalnya sebagai orangtua dalam
menjalankan perannya sudah sangat baik akan tetapi kondisi anak tidak
mengalami perubahan, itu artinya kondisi anaklah yang perlu dievaluasi.
Didalam proses belajar ada beberapa faktor yang menjadi penghambat bagi

4
anak diantaranya intelegensi, bakat, minat, motivasi dan kesehatan mental
serta tipe-tipe khusus seorang pelajar (Ahmadi, 2013)
Kemudian agar minat belajar online anak di sekolah baik, diperlukan
usaha nyata yang dilakukan oleh para orangtua. Orangtua sebagai penanggung
jawab utama pendidikan akan sangat besar peranannya dalam mengkontrol
proses belajar anaknya. Bisa dikatakan salah satu faktor bahwa keberhasilan
anak dalam belajar online adalah karena peran orang tuanya dalam mengontrol
kegiatan belajar anaknya. Jika orang tua tidak berperan secara baik dan
cenderung kurang peduli, maka kemungkinan anak tersebut akan mengalami
masalah dalam belajar online dan tidak berminat dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran. Karena anak tersebut merasakurang diperhatikan oleh
orangtuanya sehingga anak tersebut kurang berminat dalam mengikuti
kegiatan belajar (Jamaludin, 2013).
Dalam keadaan saat ini karena adanya covid 19 maka pembelajaran
sangat tidak efisien dan tidak memungkinkan bagi siswa untuk belajar secara
bertatap muka dengan guru dan teman-teman oleh karna itu adanya covid 19
ini siswa diminta belajar dirumah dengan menggunakan media sosial (online).
Sehingga dalam pembelajaran saat ini peran orang tua sangat berpengaruh
terhadap hasil belajar anak. Kemajuan teknologi sekarang memungkinkan
siswa untuk belajar sepenuhnya secara online. Pelaksanaan pembelajaran
belajar dari rumah ini dapat membuat keaktifan belajar siswa menjadi
meningkat maupun menurun, hal ini dikarenakan terdapat berbagai macam
cara yang digunakan orang tua dalam membantu anak didik belajar dari rumah
seperti orang tua hanya membacakan buku pelajaran dan latihan kemudian
anak menulis jawaban, orang tua membantu anak dalam mengerjakan tugas
sekolah dengan memberikan jawaban dari soal latihan tanpa memberikan
kesempatan anak didik untuk membaca, orang tua yang tidak mendampingi
kegiatan belajar anaknya dirumah, dan orang tua yang memberikan
pengalaman pembelajaran dengan memunculkan aktivitas yang sesuai dengan
materi pelajaran. (Ahmadi, 2013).

5
Orang tua dapat menerapkan peran pendidik dalam proses
pembelajaran di sekolah untuk diterapkan di rumah, sehingga proses
pembelajaran belajar dari rumah dapat terlaksana dengan optimal. Menurut
Wina Sanjaya terdapat beberapa peran pendidik dalam proses pembelajaran,
yaitu sebagai sumber belajar, sebagai fasilitator, sebagai pengelola, sebagai
demonstrator, sebagai pembimbing, sebagai motivator, dan sebagai evaluator.
Peran ini juga dapat dilaksanakan oleh orang tua yang selama proses
pembelajaran belajar dari rumah berperan sebagai pendidik di rumah, yang
mana peran ini bertujuan untukmeningkatkan keaktifan belajar anak didik.
(Sanjaya, 2010).
Perhatian orangtua dalam kegiatan belajar anak pada pembelajaran
online memiliki hubungan antara lingkungan keluarga dan kegiatan belajar.
Dengan demikian mendidik yang diterapkan orangtua kepada anak sangat
berperan penting terhadap peningkatan hasil belajar. Perhatian orangtua dapat
berupa pemberian bimbingan dan nasihat, pengawasan terhadap kegiatan
belajar, serta pemenuhan fasilitas belajar.
Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, guru BK/konselor bersama
guru mata pelajaran menghadapi siswa dengan beraneka ragam karakteristik
yang dimilikinya. Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh parasiswa
adalah rendahnya hasil belajar yang mereka capai. Hasil belajar yang
diperoleh tidak mencapai standar kompetensi minimum yang harus mereka
capai. Padahal hasil belajar akan menentukan kesuksesan belajar, kelulusan
dan kelanjutan studi siswa. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2014).
Hasil belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menentukan
tingkat keberhasilan siswa dalam belajar. Prestasi belajar yang tinggi bukan
hanya diharapkan oleh siswa yang bersangkutan, tetapi juga oleh orang tua,
guru, dan juga masyarakat. Dalam mencapai prestasi belajar yang tinggi,
bukanlah suatu hal yang mudah. Karena siswa akan dihadapkan dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu sendiri. Ada dua faktor
yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar yaitu faktor intern

6
(berasal dari dalam diri siswa) dan faktor ekstern (berasal dari luar diri siswa)
(Slameto, 2010). Siswa yang memperoleh hasil belajar rendah perlu
mendapatkan bantuan dari guru BK/konselor dan guru mata pelajaran.
Salah satu usaha yang bisa dilakukan untuk membantu siswa yang
memperoleh hasil belajar rendah adalah meningkatkan motivasi belajar siswa
tersebut. Karena siswa yang memiliki hasil belajar rendah cenderung memiliki
motivasi belajar yang rendah. Menurut Sardiman (2012) motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
“feeling” dan didahului dengantanggapan terhadap adanya tujuan.
Dalam hal ini konselor sekolah hendaknya bekerjasama dengan guru
mata pelajaran dalamupaya penanganan masalah belajar itu dilakukan melalui
sejumlah layanan, antara lain pengajaran perbaikan,peningkatan motivasi,
sikap dan kebiasaan belajar (Prayitno dan Amti 2016).
Berdasarkan hal tersebut di atas, penelitiingin melakukan penelitian
untuk memahami bagaimana peran orang tua terhadap hasil belajar siswa
dimasa pandemi covid 19.

2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka taerdapat identifikasi masalah
sebagai berikut:
1) Siswa mengalami kesulitan dalam melakukan pembelajaran secara online
2) Perhatian orang tua mempunyai pengaruh besar terhadap hasil belajar
siswa disekolah
3) Orang tua sibuk bekerja hingga tidak ada waktu untuk membimbing anak
belajar dirumah
4) Sebagian siswa mengalami penurunan nilai yang cukup signifikan

3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian diatas ada terdapat indikasi masalah, maka peneliti
membatasi masalah pada pengaruh perhatian orang tua terhadap hasil belajar
siswa dimasa covid 19 di SMPN 9 Banjarmasin.

7
4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, Pertanyaan Penelitian
dalam penelitian ini adalah :
1) Seberapa besar tingkat perhatian orang tua pada siswa dimasa pandemi
covid 19?
2) Seberapa besar tingkat hasil belajar pada siswa dimasa pandemi covid 19?
3) Apakah ada pengaruh yang signifikan antara perhatian orang tua dengan
hasil belajar di masa pandemi covid 19?

5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk :
1) Untuk mengetahui Seberapa besar tingkat perhatian orang tua pada siswa
dimasa pandemi covid 19.
2) Untuk mengetahui seberapa besar tingkat hasil belajar pada siswa dimasa
pandemi covid 19
3) Untuk mengetahui Seberapa besar tingkat hasil belajar pada siswa dimasa
pandemi covid 19.

6. Manfaat penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka penelitian ini
dapat bermanfaat sebagai berikut:
1) Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menguatkan / menegaskan
teori/riset terdahulu tentang pengaruh perhatian orang tua terhadap hasil
belajar.
2) Secara praktis penelitian ini merupakan sumbangan pemikiran, kepala
sekolah, guru dan orangtua dalam meningkatkan hasil belajar anak.

7. Definisi Operasional
7.1 Perhatian Orangtua
Orangtua yang perhatian adalah orangtua yang memberikan atau
menyediakan hal-hal seperti fasilitas, keperluan yang diperlukan oleh

8
anaknya untuk kesejahteraan kehidupan anaknya dan memiliki kepedulian
terhadap yang dirasakan anaknya baik secara fisik maupun mental.
7.2 Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil yang didapatkan anak setelah menempuh
kegiatan pembelajaran selama satu semester, atau setelah pembahasan per
materi pembelajaran telah selesai dilaksanakan biasanya guru akan
memberikan ‘soal ulangan’ untuk mengetahui seberapa paham siswa
dengan materi yang telah diberikan oleh guru tersebut.

8. Kajian Pustaka
8.1 Landasan Teologis
Allah SWT telah memerintahkan orang tua untuk mendidik anak-
anak mereka, mendorong mereka untuk itu dan memikulkan tanggung
jawab kepada mereka (QS. At Tahrim[66]:6). Dalam ayat ini Allah SWT
memerintahkan orang yang beriman untuk menjaga diri dan keluarga dari
siksaan api neraka. Juga perintah untuk membimbing keluarga agar tidak
mendurhakai perintah Allah serta mengerjakan apa yang diperintah-Nya.
Ibnu al Qayyim mengatakan: ”Siapa yang mengabaikan pendidikan
anaknya dalam hal-hal yang berguna baginya, lalu ia membiarkan begitu
saja, berarti telah berbuat kesalahan besar. Mayoritas penyebab kerusakan
anak adalah akibat orang tua mengabaikan mereka, serta tidak
mengajarkan kewajiban-kewajiban dan sunnah-sunnah agama. Lalu
menyia-nyiakan dari diri mereka dan merekapun tidak dapat memberikan
manfaat kepada ayah mereka ketika dewasa.” Amin (2011).
Telah jelas bahwa orang tua adalah yang paling bertanggung jawab
atas masa depan anaknya. Karena itu tidak ada satupun alasan bagi mereka
untuk menghindar dari beban ini. Setiap orang tua dituntut memberikan
pendidikan yang sesuai dengan agama, agar fitrah anak tetap terjaga.
Para ulama Islam banyak memberi perhatian dan mambahas
pentignya pendidikan melalui keluarga. Warsidi menulis akan bahwa
ketika Al Ghazali membahas peran kedua orang tua dalam pendidikan

9
anak, ia mengatakan, ”Ketahuilah bahwa anak adalah amanat bagi kedua
orang tuanya. Hatinya yang masih suci merupakan permata alami yang
bersih dari pahatan dan bentukan. Dia siap diberi pahatan apa pun dan
condong kepada apa saja yang disodorkan kepadanya. Jika dibiasakan dan
diajarkan kebaikan, dia akan tumbuh dalam kebaikan dan berbahagialah
kedua orang tua dan gurunya di dunia dan di akhirat. Namun, jika
dibiasakan dengan kejelekan dan dibiarkan tidak dididik sebagaimana
binatang ternak, niscaya dia akan menjadi jahat dan binasa.”
Menurut Dr. Abdullah Nashih Ulwan, secara hirarkis pokok-pokok
dalam mendidik anak secara Islam itu meliputi tujuh tahapan tanggung
jawab yang harus dilakukan orangtua dan pendidik, yaitu :
Pertama, tanggung jawab pendidikan iman. Di dalamnya
menyangkut tentang membuka kehidupan anak dengan kalimat Laa Ilaaha
Illallaah; mengenalkan hukum halal dan haram kepada anak sejak dini;
menyuruh anak untuk beribadah ketika telah memasuki usia tujuh tahun;
dan mendidik anak untuk mencintai Rasul, keluarganya, serta membaca
Al-Qur’an.
Kedua, tanggung jawab pendidikan moral. Jika sejak masa kanak-
kanak, ia tumbuh dan berkembang dengan berpijak pada landasan iman
kepada Allah dan terdidik untuk selalu takut, ingat, pasrah, meminta
pertolongan, dan berserah diri kepada-Nya, ia akan memiliki kemampuan
dan bekal pengetahuan di dalam menerima setiap keutamaan dan
kemuliaan, di samping terbiasa dengan akhlak mulia. Sehingga dari sini,
anak akan terhindar dari jeratan perilaku suka berbohong, suka mencuri,
suka mencela dan mencemooh, serta terhindar dari kenakalan dan
penyimpangan yang dilarang agama.
Ketiga, tanggung jawab pendidikan fisik. Tanggung jawab ini
dimaksudkan agar anak-anak tumbuh dewasa dengan kondisi fisik yang
kuat, sehat, bergairah, dan bersemangat. Amanat ini di dalamnya berisi
tentang tanggung jawab memberi nafkah kepada keluarga dan anak;
mengikuti aturan kesehatan dalam makan, minum, dan tidur; melindungi

10
diri dari penyakit menular; merealisasikan prinsip tidak boleh menyakiti
diri sendiri dan orang lain; membiasakan anak berolah raga; membiasakan
anak untuk zuhud dan tidak larut dalam kenikmatan; membiasakan anak
bersikap tegas dan menjauhkan diri dari penggangguran, penyimpangan,
serta kenakalan.
Keempat, tanggung jawab pendidikan rasio (akal). Orang tua dan
pendidik hendaknya mampu membentuk pola pikir anak dengan segala
sesuatu yang bermanfaat, seperti ilmu agama, kebudayaan, dan peradaban.
Di sini, anak diusahakan untuk selalu belajar, menumbuhkan kesadaran
berpikir, dan kejernihan berpikir.
Kelima, tanggung jawab pendidikan kejiwaan. Pendidikan ini
dimaksudkan untuk mendidik anak berani bersikap terbuka, mandiri, suka
menolong, bisa mengendalikan amarah, dan senang kepada seluruh bentuk
keutamaan jiwa dan moral secara mutlak. Salah satu bentuknya adalah
bagaimana mendidik anak untuk tidak bersifat minder, penakut, kurang
percaya diri, dengki, dan pemarah.
Keenam, tanggung jawab pendidikan sosial. Yakni mendidik anak
sejak kecil agar terbiasa menjalankan perilaku sosial yang utama. Di
antaranya berupa penanaman prinsip dasar kejiwaan yang mulia didasari
pada aqidah Islamiah yang kekal dan kesadaran iman yang mendalam.
Sehingga si anak di tengah-tengah masyarakat nantinya mampu bergaul
dan berperilaku sosial dengan baik, memiliki keseimbangan akal yang
matang, dan tindakan yang bijaksana.
Ketujuh, tanggung jawab pendidikan seksual. Di sini, orangtua dan
pendidik hendaknya mampu mendidik tentang masalah-masalah seksual
kepada anak, sejak ia mengenal masalah-masalah yang berkenaan dengan
naluri seks dan perkawinan. Sehingga ketika anak telah tumbuh menjadi
seorang pemuda dan dapat memahami urusan-urusan kehidupan, ia telah
mengetahui apa saja yang diharamkan dan apa saja yang dihalalkan. Lebih
jauh lagi, ia diharapkan mampu menerapkan tingkah laku Islami sebagai

11
akhlak dan kebiasaan hidup, serta tidak diperbudak syahwat dan
tenggelam dalam gaya hidup hedonis. (Dinata, 2016).
Mengingat keimanan adalah kunci pokok keselamatan, baik di
dunia terlebih di akhirat, maka tanggung jawab terhadap keimanan /
keagamaan anak menjadi prioritas utama dari orang tua. Orang tua harus
mamiliki lepedulian dan kesadaran untuk mendidik anaknya agar memiliki
keimanan yang kuat dan melakukan amal shalih (ibadah mahdhoh dan
ghairu mahdhoh). Pendidikan shalat menjadi kunci pokok dalam
pendidikan keimanan ini karena ia adalah tiang agama dan menjadi
jaminan keselamatan sebagaimana dijelaskan bahwa shalat adalah
pembeda antara muslim dan kafir yang didalamnya terkandung nilai-nilai
keimanan.
Orang tua yang berhasil mendidik anaknya menjadi manusia yang
sholeh akan mendapat keberuntungan, tidak hanya di dunia tetapi hingga
akhirat, dimana hal tersebut berupa pahala yang terus mengalir kepadanya
sekalipun tubuh sudah lebur lapuk dimakan tanah.
Imam Muslim meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah bahwa
Rasulullah saw. bersabda,
‫ثﻼﺛ ﻦﻣ ﻻإ ﮫﻠﻤﻋ ﻊﻄﻘﻧإ مادأ ﻦﺑا تﺎﻣ اذإ‬, ‫ﺪﻟو وأ ﮫﺑ ﻊﻔﺘﻨﯾ ﻢﻠﻋوأ ﺔﯾرﺎﺟ ﺔﻗﺪﺻ‬
‫ﮫﻟﻮﻋﺪﯾ ﺢﺎﻟﺻ‬
“Apabila seseorang meninggal dunia, maka terputuslah
amalnya, kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang
bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakan untuknya.”
Muhammad (2015).

Tidak ada jalan lain untuk mendapatkan anak sholeh kecuali


dengan memberikan pendidikan agama dengan tepat dan sesuai petunjuk
Rasulullah SAW. Sekali lagi ini adalah motivasi bagi orang tua untuk
menciptakan generasi religius, tidak hanya generasi yang berguna dan
terpandang dimata dunia.
Karena mendidik anak adalah sebuah tanggung jawab, maka
menyia- nyiakan mereka sama halnya dengan mengundang murka Allah

12
SWT tersebut dalam hadits bahwa sanksi mengabaikan anak tidaklah
ringan.
Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu proses
pemberdayaan manusia secara luas, melalui pengembangan potensi
jasmaniah maupun rohaniah, secara individu maupun manusia sebagai
komunitas, melalui proses yang berkesinambungan dari pra-nuftah sampai
ke liang lahat.
Pahala dari mendidik anak sangatlah besar, maka apabila orang tua
berhasil dalam mendidik sehingga anak-anaknya menjadi shalih maka
pahalanya mengalir terus menerus meskipun orangtuanya sudah
meninggal. Hal ini dijelaskan dalam hadist:
“Apabila anak Adam (manusia) sudah mati, maka putuslah semua
amalannya; kecuali tiga hal, shadaqah jariyah,ilmu yang bermanfaat, dan
anak yang shaleh yang mendo’akan” (HR Muslim). Muchtar, (2013).
Substansi pendidikan islam yang di bawa oleh Al-Qur’an tidak
mengalami perubahan, yakni merupakan suatu proses untuk memperteguh
keyakinan manusia untuk menerima kebenaran Illahi dan mengembangkan
potensi manusia untuk mengembangkan kebenaran tersebut. Sedangkan
secara metodologis dalam Al-Qur’an terdapat beberapa petunjuk yang
bervariasi sesuai dengan tujuan, sasaran ruang, dan waktu dimana proses
pendidikan terjadi. Amin, (2011).
Ajaran Islam meletakkan dua landasan utama bagi permasalahan
anak. Pertama, tentang kedudukan dan hak-hak anak. Kedua, tentang
pembinaan sepanjang pertumbuhannya. Diatas kedua landasan inilah
diwujudkan konsepsi anak yang ideal yang disebut waladun shalih yang
merupakan dambaan setiap orang tua muslim. Beberapa peran orang tua
dalam mendidik anak, antara lain:
1. Terjalinnya hubungan yang harmonis dalam keluarga melalui
penerapan pola asuh islami sejak dini.
2. Kesabaran dan ketulusan. Sikap sabar dan ketulusan hati orang tua
dapat mengantarkan kesuksesan anak.

13
3. Orang tua wajib mengusahakan kebahagiaan bagi anak dan menerima
keadaan anak apa adanya, mensyukuri nikmat yang diberikan Allah.
4. Mendisiplinkan nak dengan kasih sayang serta bersikap adil.
5. Komunikatif dengan baik.
6. Memahami anak dengan segala aktivitasnya, termasuk pergaulannya.
Amin, (2011).

8.2 Landasan Teoritis


8.2.1 Pengertian Perhatian Orang Tua
Orang tua dapat diartikan orang yang telah berumur dan
memiliki tanggung jawab atas suatu keluarga. Syarbini, (2013)
menjelaskan ciri utama suatu keluarga yaitu adanya ikatan
emosional yang kuat antara anggotanya. Dalam keluarga
dibutuhkan terbentuknya rasa kebersamaan, rasa kasih sayang, rasa
keterikatan, sertarasa keakraban. Oleh karena itu, orang tua sebagai
penanggung jawab keluarga berkewajiban untuk memberi kasih
sayang dan cinta yang tulus kepada anak-anaknya. Bentuk kasih
sayang yang muncul dalam keluarga biasanya sangat bervariasi,
baik secara verbal maupun non verbal. Bentuk kasih sayang verbal
dilakukan melalui ucapan/perkataan. Sedangkan bentuk kasih
sayang non verbalmelalui sikap/perbuatan salah satunya berupa
perhatian yang diberikan orang tua terhadap anak.
Menurut Slameto, (2013) perhatian adalah kegiatan yang
dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan
rangsangan dari lingkungannya. Selain itu, menurut Ahmadi,
(2019) perhatian berhubungan erat dengan kesadaran jiwa terhadap
suatu objek yang direaksi pada suatu waktu. Kesadaran terhadap
suatu objek tertentu tidak tetap, ada kalanya meningkat dan ada
kalanya menurun. Tingkat kesadaran akan meningkat apabila jiwa
mereaksi sesuatu yang meningkat juga. Hal itu tergantung pada

14
pengerahan aktivitas jiwa objek tersebut. Perhatian timbul dengan
adanya pemusatan kesadaran terhadap sesuatu.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
perhatian orang tua adalah bentuk ikatan emosi yang diberikan
oleh orang tua kepada anak. Ikatan emosi tersebut berupa kasih
sayang dan cinta yang tulus kepada anak. Bentuk kasih sayang
dapat dilakukan melalui ucapan/perkataan maupun sikap/perbuatan
seperti memperhatikan kesehatan anak, melakukan pengawasan
terhadap kegiatan belajar anak, menciptakan suasana belajar yang
nyaman, memenuhi kebutuhan belajar anak, memberikan
bimbingan belajar, dan memberikan penghargaan dan hukuman
pada anak.
8.2.2 Macam-macam Perhatian
Tingkat kesadaran dalam perhatian dapat meningkat dan
menurunpada waktu tertentu. Disamping kekuatannya juga tidak
tetap, kadang luas dan kadang sempit. Oleh karena itu, perhatian
dapat dibedakan menjadi beberapa macam. Rumini, (2011)
membedakan perhatian menjadi beberapa macam, yaitu: (1)
berdasarkan cara kerjanya, (2) berdasarkan intensitasnya, dan (3)
berdasarkan luasnya.
Berdasarkan cara kerjanya perhatian terbagi menjadi dua
macam perhatian yaitu perhatian spontan dan perhatian refleksi.
Perhatian spontan dapat dikatakan sebagai perhatian yang tidak
sengaja atau tidak sekehendak subjek. Sedangkan perhatian refleksi
merupakan perhatian yang disengaja atau yang dilakukan dengan
sekehendak subjek.
Selanjutnya berdasarkan intensitasnya, dibedakan menjadi
dua macam perhatian yaitu perhatian intensif dan perhatian tidak
intensif. Perhatian intensif banyak menyertakan aspek kesadaran,
sedangkan perhatian tidak intensif tidak banyak menyertakan aspek
kesadaran.

15
Berdasarkan luasnya, dibedakan menjadi dua macam
perhatian yaitu perhatian terpusat dan perhatian terpencar.
Perhatian terpusat atau dapat juga disebut sebagai perhatian
konsentratif merupakan perhatian yang tertuju pada lingkup objek
yang sangat terbatas. Sedangkan perhatian terpencar merupakan
perhatian yang tertuju pada macam-macam objek yang luas.
Ahmadi (2011) membedakan perhatian menjadi lima
macam perhatian, yaitu:
1. Perhatian Spontan dan Disengaja
Perhatian spontan dan disengaja merupakan perhatian yang
dilakukan berdasarkan dorongan kemauan dankarena adanya
tujuan tertentu.
2. Perhatian Statis dan Dinamis
Perhatian statis bersifat tetap dan tidak berkurang kekuatannya.
Sedangkan perhatian dinamis bersifat mudah berubah dan
mudah berpindah ke objek lain.
3. Perhatian Konsentratif dan Distributif
Perhatian konsentratif memusat pada satu objek atau hanya
pada suatu masalah tertentu, sedangkan perhatian distributif
terbagi-bagi dalam waktu yang bersamaan
4. Perhatian Sempit dan Luas
Perhatian sempit merupakan perhatian yang terbatas walaupun
dalam lingkungan yang ramai, sedangkan perhatian luas
merupakan perhatian yangmudah tertarikdengan hal baru di
lingkungan sekitar.
5. Perhatian Fiktif dan Fluktuatif
Perhatian fiktif bersifat mudah terpusatdan melekat lama pada
subjek, sedangkan perhatian fluktuatif hanya memperhatikan
hal-hal yang dirasa penting.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
perhatian terbagi menjadi dua macam yaitu menurut bentuknya dan

16
menurut sifatnya. Perhatian berdasarkan bentuknya terdiri dari
perhatian yang sengaja, perhatian yang tidak disengaja, perhatian
statis (tetap, tidak berkurang kekuatannya) dan perhatian dinamis
(mudah berubah ke objek lain). Sedangkan perhatian berdasarkan
sifatnya terdiri dari perhatian sempit (terbatas dalam suatu
lingkungan), perhatian luas (mudah terpengatuh lingkungan luar),
perhatian konsentratif (memusat pada suatu objek), dan perhatian
distributif (terbagi dalam waktu yang bersamaan).
Jenis perhatian pada penelitian ini akan terfokus pada
perhatian menurut bentuknya dengan melihat perhatian yang
diberikan orang tua apakah statis (tidak berkurang kekuatannya)
atau dinamis (mudah berubah). Selain itu penelitian ini juga akan
melihat perhatian yang diberikan orang tua menurut sifatnya
apakah bersifat sempit (terbatas) atau bersifat luas (tidak terbatas).
8.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perhatian Orang Tua.
Menurut Ahmadi (2013), ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi perhatian diantaranya sebagai berikut:
1. Pembawaan
Hal ini berhubungan dengan karakteristik pribadi setiap orang
tua. Sedikit atau banyaknya perhatian yang diberikan
tergantung pada pribadi orang tua.
2. Latihan dan Kebiasaan
Walaupun orang tua mengalami kesukaran dalam memberikan
perhatian, namun dengan adanya latihan sebagai usaha
mencurahkan perhatian, maka lambat laun akan menjadi suatu
kebiasaan.
3. Kebutuhan
Timbulnya perhatian dapat terjadi karena adanya suatu
kebutuhan-kebutuhan tertentu. Kebutuhan tersebut tentunya
memiliki suatu tujuan yang harus dicapai. Orang tua

17
memberikan perhatian kepada anak karena mengharapkan hasil
belajar anak.
4. Kewajiban
Perhatian dipandang sebagai kewajiban orang tua.Orang
tuaakan memberikan perhatian karena menyadari atas
kewajibannya tersebut.
5. Keadaan jasmani
Sehat tidaknya jasmani sangat mempengaruhi perhatian kita
terhadap suatu objek. Apabila keadaan jasmani orang tua tidak
sehat, akan berpengaruh pada usaha orang tua dalam
mencurahkan perhatiannya.
6. Suasana jiwa
Keadaan batin, perasaan atau pikiran yang sedang berlangsung
dapat mempengaruhi perhatian orang tua. Pengaruh tersebut
bisa bersifat membantu atau menghambat perhatian yang
diberikan orang tua.
7. Suasana di sekitar
Suasana dalam keluargadapat mempengaruhi perhatian yang
diberikan orang tua.misalnya ada ketegangan diantara anggota
keluarga akan mempengaruhi perhatian orang tua.
8. Kuat tidaknya perangsang dari objek itu sendiri.
Anak yang kurang mendapat perhatian akan berusaha menarik
pehatian dari orang tua sehingga orang tua terdorong untuk
lebih perhatian pada anak.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
perhatian orang tua dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu karakter
orang tua, kebiasaan orang tua, kebutuhan, kewajiban atau rasa
tanggung jawab orang tua, keadaan jasmani dan rohani orang tua,
pengaruh lingkungan sekitar, dan ada tidaknya dorongan orang tua
untuk memberikan perhatian kepada anak.

18
8.2.4 Wujud Perhatian Orang Tua
Sebagai wujud perhatian orang tua terhadap anak dalam
memasuki proses belajar, orang tuaperlu memperhatikan
kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi untuk menunjang
kegiatan belajar anak. Ahmadi (2013) menyebutkan kebutuhan
anak dalam belajar, yaitu:
1. Kondisi fisik yang sehat
2. Memiliki jadwal belajar dirumah, yang disusun dengan baik
dan teratur
3. Memiliki disiplin terhadap diri sendiri, patuh, dan taat dengan
rencana belajar yang dijdwalkan.
4. Memiliki kamar atau tempat belajar yang sesuai dan
mendorong kegiatan belajar.
5. Menyiapkan pealatan sekolah dengan baik sebelum belajar.
6. Menerangi kamar atautempat belajar yang sesuai dengan tidak
mengganggu kesehatan mata.
7. Harus bisa memusatkan perhatian dan berkonsentrasi dalam
belajar.
8. Memiliki kepercayaan terhadap kemampuan diri sendiri
Sedangkan menurut Slameto (2011), agar anak berhasil
dalam proses belajarnya orang tuaperlu memperhatikan
pendidikan, kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan
anaknya, mengatur waktu belajar, memenuhi/melengkapi peralatan
belajar, memperhatikan anak belajar atau tidak, mengetahui
kemajuan belajar anak, mengetahui kesulitan-kesulitan belajar
anak, dan membantu memecahkanny apersoalan tersebut.
Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
wujud perhatian yang dapat dilakukan orang tua adalah dengan
memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak dalam belajar. Kebutuhan
anak yang perlu dipenuhi sebagai wujud perhatian yang diberikan
oleh orang tua yaitu dengan memperhatikan kesehatan anak,

19
pengawasan terhadap kegiatan belajar anak, penciptaan suasana
belajar yang nyaman, pemenuhan kebutuhan belajar, memberikan
bimbingan belajar, serta pemberian penghargaan dan hukuman.
8.2.5 Hasil Belajar
Sebagaimana tercantum dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, “Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya
ditunjukan dengan nilai yang diberikan oleh guru”. Sedangkan
Winkel (2013) mengungkapkan bahwa proses belajar yang dialami
oleh siswa menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang
pengetahuan dan pemahaman, dalam bidang nilai, sikap dan
keterampilan. Adanya perubahan tersebut tampak dalam hasil
belajar yang dihasilkan oleh siswa terhadap pertanyaan, persoalan
atau tugas yang diberikan oleh guru. Melalui hasil belajar siswa
dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapainya
dalam belajar. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil atau perubahan
yang diperoleh siswa setelah melakukan suatu pembelajaran yang
diungkap dengan keterampilan, sikapdan pengetahuan dalam
bentuk nilai. Hasil belajar dilihat melalui pencapaian kompetensi
dasar pada pembelajaran pembuatan pola berupa dokumentasi nilai
dari guru.
Untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan belajar
siswa, perlu dilakukan suatu penilaian terhadap hasil belajar.
Penilaian tersebut dapat dilakukan, baik tes maupun teknis non tes
adapun jenis penilaian meliputi: (1) Ulangan Harian, ulangan
harian dilakukan dengan tertulis, lisan, perbuatan dan pengamatan
pada akhir suatu pokok bahasan/tema/konsep/bahan kajian atau
lebih. Pelaksanaan disesuaikan dengan jenis dan ciri mata
pelajaran, tingkat kelas, dan kondisi yang ada dengan
mengutamakan bentuk soal uraian.

20
8.2.6 Indikator Hasil Belajar
Menurut Syah (2013), hasil belajar diklasifikasikan ke
dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotor.
1. Ranah Kognitif
Jenis hasil pada ranah kognitif terdiri dari 1)
pengamatan, 2) ingatan, 3) pemahaman, 4) penerapan, 5)
analisis, dan 6) sintesis. Masing-masing memiliki indikator dan
cara evaluasi yang berbeda-beda.
1) Pengamatan
Indikator dari jenis hasil pengamatan yaitu dapat
menunjukkan, dapat membandingkan dan dapat
menghubungkan. Cara evaluasi yang digunakan dapat
menggunakan tes lisan, tes tertulis, ataupun observasi.
2) Ingatan
Indikator dari jenis hasil ingatan yaitu dapat menyebutkan,
dan dapat menunjukkan kembali. Cara evaluasi yang
digunakan dapat menggunakan tes lisan, tes tertulis,
ataupun observasi.
3) Pemahaman
Indikator dari jenis hasil pemahaman yaitu dapat
menjelaskan, dan dapat mendefinisikan dengan lisan. Cara
evaluasi yang digunakan dapat menggunakan tes lisan,
ataupun tes tertulis.
4) Penerapan Indikator dari jenis hasil penerapan yaitu dapat
memberikan contoh, dan dapat menggunakan dengan tepat.
Cara evaluasi yang digunakan dapat menggunakan tes
tertulis, pemberian tugas, ataupun observasi.
5) Analisis
Indikator dari jenis hasil analisis yaitu dapat menguraikan,
dan dapat mengklasifikasikan. Cara evaluasi yang

21
digunakan dapat menggunakan tes tertulis, ataupun
pemberian tugas.
6) Sintesis
Indikator dari jenis hasil sintesis yaitu dapat
menghubungkan, dapat menyimpulkan dan dapat
menggeneralisasikan. Cara evaluasi yang digunakan dapat
menggunakan tes tertulis, ataupun pemberian tugas.
2. Ranah Afektif
Jenis hasil pada ranah afektif terdiri dari 1) penerimaan,
2) sambutan, 3) apresiasi, 4) internalisasi, dan 5) karakteristik.
Masing-masing jenis hasil tersebut memiliki indikator dan cara
evaluasi yang berbeda-beda.
3. Ranah Psikomotor
Jenis hasil pada ranah psikomotor terdiri dari 1)
keterampilan bertindak, dan 2) kecakapan ekspresi verbal dan
non verbal. Masing-masing jenis hasil dari ranah psikomotor
tersebut memiliki indikator dan cara evaluasi yang berbeda-
beda.
Dengan melihat pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
indikator hasil belajar terdiri dari ranah kognitif, afektif dan
psikomotor. Ranah kognitif dapat dilihat dari pemahaman siswa
mengenai pembelajaran. Ranah afektif dapat dilihat dari
penerimaan atau apresiasi siswa terhadap pembelajaran. Sedangkan
ranah psikomotor dapat dilihat dari keterampilan atau kecakapan
siswa dalam pembelajaran. Hasil dalam penelitian ini akan
diungkap dengan keterampilan dan pengetahuan yang dituangkan
dalam bentuk nilai.
8.2.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil yang dicapai seorang individu merupakan hasil
interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik dalam

22
diri siswa maupun luar diri siswa. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar menurut Syah (2014), yaitu:
1. Faktor internal (faktor dari dalam diri individu), meliputi
keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa.
2. Faktor eksternal (faktor dari luar diri individu), meliputi
kondisi lingkungan sekitar siswa.
3. Faktor pendekatan belajar yaitu jenis upaya belajar siswa
(kebiasaan) yang meliputi strategi dan metode yang digunakan
siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi
pelajaran.
Faktor-faktor diatas saling berinterkasi secara langsung
dalam mempengaruhi hasil belajar siswa. Oleh karena itu sangat
diperlukan lingkungan yang baik dan kesiapan dalam diri siswa
yang meliputi strategi, metode serta gaya belajar, agar dapat
memberi pengaruh terhadap hasil belajar yang akan dihasilkan.
Selain itu menurut Shertzer dan Stone dalam Winkle, (2014),
secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan
hasil belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.
1. Faktor internal
Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang
dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor ini dapat dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu faktor fisiologis dan faktor
psikologis.
1) Faktor fisiologis
Dalam hal ini, faktor fisiologis yang dimaksud adalah
faktor yang berhubungan dengan kesehatan dan
pancaindera
(1) Kesehatan badan
Memperhatikan dan memelihara kesehatan tubuhperlu
dilakukan siswa untukdapat menempuh studi yang baik.

23
Keadaan fisik yang lemah dapat menjadi penghalang
bagi siswa dalam menyelesaikan program studinya.
Siswa perlu memperhatikan pola makan dan pola tidur
yang dapat berfungsi untuk memperlancar metabolisme
dalam tubuhnya, bahkan juga dapat meningkatkan
ketangkasan fisik dibutuhkan olahraga yang teratur.
(2) Pancaindera
Berfungsinya pancaindera merupakan syarat dapatnya
belajaritu berlangsung dengan baik. Pancaindera itu
yang paling memegang peranan dalam belajar adalah
mata dan telinga. Hal ini penting, karena sebagian besar
hal-hal yang dilakukanoleh manusia dipelajari melalui
penglihatan dan pendengaran. Dengan demikian,
seorang anak yang memiliki cacat fisik atau bahkan
cacat mental akan menghambat dirinya didalam
menangkap pelajaran. Pada akhirnya hal tersebut akan
mempengaruhi hasil belajarnya di sekolah.
2) Faktor psikologis
Ada banyak faktor psikologis yang dapat mempengaruhi
hasil belajar siswa, antara lain adalah :
1) Intelligensi
Pada umumnya, hasil belajar yang ditampilkan siswa
mempunyai kaitan yang erat dengan tingkat kecerdasan
yang dimiliki siswa. Menurut Binet dalam Winkle
(2014) hakikat inteligensi adalah kemampuan untuk
menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan, untuk
mengadakan suatu penyesuaian dalam rangka mencapai
tujuan itu dan untuk menilai keadaan diri secara kritis
dan objektif. Taraf inteligensi ini sangat mempengaruhi
hasil belajar seorang siswa, di mana siswa yang
memiliki taraf inteligensi tinggi mempunyai peluang

24
lebih besar untuk mencapai hasil belajar yang lebih
tinggi. Sebaliknya, siswa yang memiliki taraf inteligensi
yang rendah diperkirakan juga akan memiliki hasil
belajar yang rendah. Namun bukanlah suatu yang tidak
mungkin jika siswa dengan taraf inteligensi rendah
memiliki hasil belajar yang tinggi, juga sebaliknya.
2) Sikap
Sikap yang pasif, rendah diri dan kurang percaya diri
dapat merupakan faktor yang menghambat siswa dalam
menampilkan hasil belajarnya. Menurut Sarlito
Wirawan dalam Winkle (2014) sikap adalah kesiapan
seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-
hal tertentu. Sikap siswa yang positif terhadap mata
pelajaran di sekolah merupakan langkah awal yang baik
dalam proses belajar mengajar di sekolah.
3) Motivasi
Menurut Irwanto dalam Winkle, (2014) motivasi adalah
penggerak perilaku. Motivasi belajar adalah pendorong
seseorang untuk belajar. Motivasi timbul karena adanya
keinginan atau kebutuhan-kebutuhan dalam diri
seseorang. Seseorang berhasil dalam belajar karena ia
ingin belajar. Sedangkan menurut Winkle (2014)
motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di
dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,
yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan
yang memberikan arah pada kegiatan belajar itu; maka
tujuan yang dikehendaki oleh siswa tercapai. Motivasi
belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non
intelektual. Peranannya yang khas ialah dalam hal
gairah atau semangat belajar, siswa yang termotivasi

25
kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan
kegiatan belajar.
2. Faktor eksternal
Selain faktor-faktor yang ada dalam diri siswayang dapat
mempengaruhi hasil siswa, terdapat faktor lain dari luar diri
siswa yang juga dapat mempengaruhi hasil belajar yang akan
diraih siswa, antara lain adalah faktor lingkugan keluarga dan
faktor lingkungan sekolah.
1) Faktor lingkungan keluarga
Faktor ini dipengaruhi oleh keadaan keluarga sepeti sosial
ekonomi keluarga, pendidikan orang tua, serta perhatian
orang tua.
(1) Sosial ekonomi keluarga
Kondisisosial ekonomi yang memadai, seseorang
menjadi lebih berkesempatan mendapatkan fasilitas
belajar yang lebih baik, mulai dari buku, alat tulis
hingga pemilihan sekolah
(2) Pendidikan orang tua
Orang tua yang telah menempuh jenjang pendidikan
tinggi cenderung lebih memperhatikan dan memahami
pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya,
dibandingkan dengan yang mempunyai jenjang
pendidikan yang lebih rendah.
(3) Perhatian orang tua dan suasana hubungan antara
anggota keluarga
Dukungan dari keluarga merupakan suatu pemacu
semangat berpretasi bagi seseorang. Dukungan dalam
hal ini bisa secara langsung, berupa pujian atau nasihat;
maupun secara tidak langsung, seperti hubugan
keluarga yang harmonis.

26
8.2.8 Pembelajaran Daring
Pembelajaran adalah suatu proses interaksi atau timbal
balik yang dilakukan oleh peserta didik dengan pendidik atau
sumber belajar yang terjadi di suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran dapat juga diartikan sebagai proses untuk membantu
peserta didik agar dapat belajar dengan baik, seperti pemerolehan
pengetahuan dan ilmu, pembentukan sikap, penguasaa kemahiran
dan kepercayaan peserta didik. Proses pembelajaran dilakukan oleh
seorang manusia selama hidupnya serta dapat dilakukan di
manapun dan kapanpun. Belajar adalah hal penting bagi manusia
dalam kehidupannya, dengan belajar manusia bisa memahami dan
mengerti. Dengan belajar pun manusia dapat mengikuti akan
perkembangan zaman. Adapun beberapa tahap atau proses dalam
pembelajaran yakni sebagai berikut:
1. Persiapan
Pada tahap ini baik pendidik maupun peserta didik
mempersiapkan diri untuk belajar. Pembelajaran harus
dilakukan dengan persiapan secara matang agar hasilnya dapat
optimal. Persiapan yang dilakukan harus sesuai dengan
karakteristik kebutuhan peserta didik, seperti dalam segi
materi, metode dan pendekatan.
2. Penyampaian
Yang dimaksud dengan tahap penyampaian ini adalah
mempertemukan peserta didik dengan materi yang akan
dipelajari sebagai proses mengawali belajarnya. Tahap
penyampaian ini dapat dilakukan dengan kegiatan presentasi
atau menjelaskan materi di kelas. Tahap penyampaian ini
bertujuan untuk membantu peserta didik dalam menemukan
materi belajar yang menyenangkan, menarik dan relevan.

27
3. Latihan
Tahap latihan ini bertujuan untuk membantu peserta didik
menghubungkan atau mengintegrasikan dan menyerap
pengetahuan dan keterampilan baru dengan bermacam-macam
cara. Seperti permainan dalam pembelajaran, pemecahan
masalah dan berdiskusi dalam kelompok.
4. Penampilan
Hasil Pada tahap penampilan hasil ini, peserta didik
menampilkan hasil belajarnya dalam proses pembelajaran
untuk memastikan bahwa nilai-nilai, pengetahuan atau
keterampilan yang didapat berhasil diterapkan. (Suardi, 2018).
Dalam menjalankan komunikasi daring ini tentunya
terdapat kekurangan dan kelebihan yang ditimbulkan. Diantaranya
kelebihan dari komunikasi daring dibanding dengan komunikasi
konvensional yakni sebagai berikut:
1. Komunikasi daring dapat dilakukan dimana saja dan fleksibel
tidak seperti komunikasi konvensional. Asal pengguna
komunikasi dapat terkoneksi dengan jaringan internet.
2. Dari segi biaya, komunikasi daring lebih efisien berbeda
dengan komunikasi konvensional untuk dapat bertemu tatap
muka. Dengan komunikasi daring pengguna dapat menghemat
biaya transportasi.
3. Dari segi waktu juga lebih efisien dan fleksibel karena
komunikasi dapat dilakukan dengan cepat tanpa harus
melakukan perjalanan dan kapan saja waktunya. Pesan yang
ingin disampaikan pun lebih cepat tersampaikan.
4. Akses yang tidak terbatas dalam perkembangan pengetahuan,
sehingga komunikasi daring dapat terhubung dengan layanan
teknologi informasi lainnya dalam mendukung pelaksanaannya.
Penggunan komunikasi daring dapat memanfaatkan layana

28
kteknologi informasi seperti layar, presentasi dan dokumen.
(Adrianto, 2019).
Dalam pelaksanaan pembelajaran daring diperlukan
hubungan atau interaksi antara guru dan siswa. Guru memberikan
materi kepada siswa, siswa menerima materi dan guru memberikan
feedback atau umpan balik kepada siswa kembali. Siswa dapat
berinteraksi dengan guru secara syncronous (interaksi belajar pada
waktu yang bersamaan seperti menggunakan video call, telepon
atau live chat. Ataupun asynchronous (interaksi belajar pada waktu
yang tidak bersamaan) melalui kegiatan pembelajaran yang telah
disediakan dengan menggunakan forum atau message. (Nurjanah,
2018).
Secara proses, model pembelajaran modern ini telah diatur
dalam Permendikbud Nomor 2 Tahun 2016 tentang standar proses,
prinsip pembelajaran yang digunakan sebagai berikut:
1. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari
tahu.
2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar
berbasis aneka sumber belajar.
3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan
penggunaan pendekatan ilmiah.
4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran
berbasis kompetensi.
5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu.
6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju
pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi
dimensi.
7. Dari pembelajaran yang bersifat verbalisme menuju
keterampilan yang bersifat aplikatif.
8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal
(hard skill) dan keterampilan mental (soft skill).

29
9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang
hayat.
10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi
keteladanan (ing ngarsonsung tulodo), membangun kemauan
(ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas
peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani).
11. Pembelajaran yang berlangsung di rumah di sekolah dan di
masyarakat,
12. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja
adalah guru, siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja
adalah kelas.
13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pembelajaran.
14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang
budaya peserta didik. (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia, Permendikbud Nomor 22 tahun 2016)
Prinsip utama pelaksanaan pembelajaran daring ini adalah
adanya interaksi atau komunikasi antar peserta yang disini adalah
siswa, maupun instruktur atau guru dalam lingkungan belajar yang
menggunakan pembelajaran berbasis web yang sama. Selain itu,
harus ada ketergunaan yaitu bagaimana perkembangan
pembelajaran berbasis web ini menciptakan lingkungan belajar
yang konsisten dan sederhana, sehingga tidak mengalami kesulitan
dalam proses pembelajaran. (Subron, 2019).

9. Kajian Penelitian yang Relevan


Peneliti melakukan telaah hasil penelitian terdahulu yang ada
relevansinya dengan penelitian ini. Adapun hasil telaah penelitian terdahulu
sebagai berikut:

30
1. Penelitian yang ditulis oleh Alfaeni, Andriani, dan Kurniati (2020)
Dalam penelitian ini terdapat kesamaan dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti yaitu variabel yang digunakan sama-sama
menggunakan peran orang tua dalam mendampingi anak di masa pandemi
covid-19. Perbedaannya pada penelitian ini bertujuan mengetahui peran
orang tua terhadap hasil belajar siswa, sedangkan peneliti bertujuan untuk
mengetahui peran orang tua dalam meningkatkan keaktifan anak Belajar
dari Rumah selama pandemi covid-19.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum peran orang tua
yang muncul selama pandemi covid-19 adalah sebagai pembimbing,
pendidik, penjaga, pengembang dan pengawas dan secara spesifik
menunjukkan bahwa peran orang tua adalah menjaga dan memastikan
anak untuk menerapkan hidup bersih dan sehat, mendampingi anak dalam
mengerjakan tugas sekolah, melakukan kegiatan bersama selama di rumah,
menciptakan lingkungan yang nyaman untuk anak, menjalin komunikasi
yang intens dengan anak, bermain bersama anak, menjadi role modelbagi
anak, memberikan pengawasan pada anggota keluarga, menafkahi dan
memenuhi kebutuhan keluarga, dan membimbing dan memotivasi anak,
memberikan edukasi, memelihara nilai keagamaan, melakukan variasi dan
inovasi kegiatan di rumah. Diperlukan panduan bagi orang tua dalam
membantu mendampingi kegiatan anak yang berbasis pada kebutuhan
anak selama pandemi dan BDR.
2. Penelitian yang ditulis oleh Purandina dan Winaya (2020)
Dalam penelitian ini terdapat kesamaan dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti yaitu sama-sama menilai peranan lingkungan
keluarga yaitu orang tua, dan penelitian ini juga dilakukan dalam masa
pembelajaran jarak jauh di saat pandemi covid-19. Perbedaannya pada
penelitian ini bertujuan mengetahui pendidikan karakter apa saja yang
dapat dikembangkan selama pembelajaran jarak jauh, sedangkan peneliti
bertujuan untuk mengetahui peran orang tua terhadap hasil belajar siswa.

31
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perkembangan
pendidikan karakter dan hubungan anak dan orang tua yang cukup baik
selama pembelajaran dari rumah ini.
3. Penelitian yang ditulis oleh Cahyati dan Kusumah (2020)
Dalam penelitian ini terdapat kesamaan dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti yaitu sama-sama bertujuan untuk mengetahui peran
orang tua dalam menerapkan pembelajaran di rumah saat pandemi covid-
19. Namun, terdapat perbedaannya yaitu pada penelitian ini hanya untuk
mengetahui peran orang tua, sedangkan pada peneliti bertujuan untuk
mengetahui peran orang tua terhadap hasil belajar siswa.
Hasil dari penelitian ini adalah orang tua dapat meningkatkan
kelekatan hubungan dengan anaknya dan orang tua dapat melihat langsung
perkembangan kemampuan anaknya dalam belajar sebagai upayamemutus
rantai penularan covid-19.
4. Penelitian yang ditulis oleh Wardhani dan Krisnani (2020)
Dalam penelitian ini terdapat kesamaan dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti yaitu sama-sama menggunakan variabel peran
orang tua dalam pelaksanaan sekolah online di masa pandemi covid-19.
Perbedaannya penelitian ini bertujuan mengetahui peran pengawasan
orang tua dalam pelaksanaan pembelajaran dirumah, sedangkan pada
peneliti bertujuan untuk mengetahui peran orang tua terhadap hasil belajar
siswa.
Hasil dari penelitian ditemukan bahwa dalam pelaksanaannya,
konsep sekolah online membawa kendala dan dampak yang begitu
signifikan baik bagi anak sebagai peserta didik maupun guru sebagai
tenaga pengajar. Kurangnya fasilitas penunjang yang memadai dan
keterbatasan pemahaman mengenai akses teknologi dan jaringan internet
menjadi kendala utama yang dirasakan oleh kedua belah pihak. Selain itu,
ditemukan juga bahwa peran pengawasan dan perhatian orangtua kepada
anak dalam proses pembelajaran onlineini sangat penting bagi
terwujudnya hasil belajar yang optimal.

32
5. Penelitian yang ditulis oleh Ahsani tahun 2020
Dalam penelitian ini terdapat kesamaan dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti yaitu sama-sama menggunakan variabel peran
orang tua dalam dalam mengajar dan mendidik anak dalam pembelajarn at
the home selama pandemi covid-19. Perbedaannya dengan penelitian ini
adalah penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi orang tua
dalam mengajar dan mendidik anak dalam pembelajaran at the home
selama pandemi covid-19, sedangkan pada peneliti bertujuan untuk
mengetahui peran orang tua terhadap hasil belajar siswa.
Hasil dari penelitian adalah strategi orang tua mengajar dan
mendidik anaknya dalam pembelajaran at the homemasa pandemi covid-
19 dengan mendampingi anak belajar di rumah dengan cara memahami
gaya belajar anak dan menyiapkan lingkungan belajar anak yang nyaman
sehingga dapat meminimalisir penyebaran Covid-19.
6. Penelitian yang ditulis oleh Sari (2017)
Dalam penelitian ini terdapat kesamaan dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti yaitu sama-sama menjelaskan bahwa peran
orangtua sangat penting dalam belajar anak. Perbedaannya dengan
penelitian ini adalah menggunakan metode kualitatif sedangkan peneliti
menggunakan metode pendekatan kuantitatif.
Dari hasil penelitian menunjukan peran orang tua dalam
memotivasi belajar siswa, Subyek satu orang tua memiliki peran tinggi
dalam memotivasi belajar siswa, subyek juga memiliki motivasi belajar
yang tinggi. Subyek dua peran orang tua memiliki peran rendah dalam
memotivasi belajar siswa, subyek memiliki motivasi belajar yang rendah.
Subyek tiga peran orang tua yang memiliki peran sedang dalam
memotivasi belajar, subyek memiliki motivasi belajar yang sedang.
Subyek empat peran orang tua memiliki peran tinggi dalam memotivasi
belajar siswa, subyek memiliki motivasi belajar yang tinggi. Subyek lima
peran orang tua yang memiliki peran rendah dalam memotivasi belajar,
subyek meliliki motivasi belajar .yang rendah

33
7. Penelitian yang ditulis oleh Nurhasanah (2020)
Dalam penelitian ini terdapat kesamaan dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti yaitu sama-sama menjelaskan bahwa peran
orangtua sangat penting dalam belajar anak. Perbedaannya dengan
penelitian ini adalah penggunaan metode kualitatif dengan jenis studi
kasus dan metode pendekatan kuantitatif.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran
daring pada TK Kemala Bhayangkari Bone khususnya pada kelompok B5
dilaksanakan dengan mengikuti surat edaran Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2020 tentang
pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran corona
virus, dengan memperhatikan beberapa aspek seperti a) memberikan
pengalaman belajar yang bermakna pada peserta didik, b) memberikan
kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membebani peserta
didik, c) memberikan pendidikan kecakapan hidup, d) memperhatikan
minat, kondisi, serta fasilitas/akses peserta didik, e) memberikan umpan
balik kepada peserta didik.
8. Penelitian yang ditulis oleh Iftitah, Anawaty (2020)
Dalam penelitian ini terdapat kesamaan dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti yaitu sama-sama menjelaskan bahwa peran
orangtua sangat penting dalam belajar anak. Perbedaannya dengan
penelitian ini adalah penggunaan metode studi pustaka dengan
pengumpulan data menggunakan dokumentasidari kajian teoritis yang
didapatkandari buku dan jurnal dan peneliti menggunakan metode
pendekatan kuantitatif
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Pembelajaran yang
dilakukan di rumah menjadikan peran orang tua menjadi sangat penting.
selama pandemik Covid-19, orang tua tidak hanya berfungsi sebagai
tempat pendidikan anak yang pertama dan utama dalam membentuk
karakter, nilai agama dan budi pekerti tetapi sekarang memiliki peran
tambahan sebagai guru kedua bagi anak dalam belajar di rumah.

34
mendampingi anak ketikabelajar adalah sesuatu yang sangat penting bagi
anak yaitu dapat membangun kedekatan antara orang tua dengan anak.
adapun peran penting orang tua dalam mendampingi anak yaitu Anak
merasa tidak sendiri, orang tua sebagai pemberi semangat, memfasilitasi
kebutuhan anak, tempat berdiskusi dan bertanya, membantu mengenali diri
sendiri, melihat dan mengembangkan bakat anak dan menciptakan
lingkungan yang kondusif untuk belajar.
9. Penelitian yang ditulis oleh Hadi, Nuraeni (2021)
Dalam penelitian ini terdapat kesamaan dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti yaitu sama-sama menjelaskan bahwa peran
orangtua sangat penting dalam belajar anak. Perbedaannya dengan
penelitian ini adalah menggunakan metode webinar, sedangkan peneliti
menggunakan metode pendekatan kuantitatif
Hasil menunjukkan bahwa setelah mengikuti pelatihan, orang tua
menjadi lebih sadar akan perannya dalam pelaksanaan PJJ serta menyadari
pentingnya kolaborasi dengan guru dalam memfasilitasi dan mendampingi
anak saat belajar dari rumah.
10. Penelitian yang ditulis oleh Utami (2020)
Dalam penelitian ini terdapat kesamaan dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti yaitu sama-sama menjelaskan bahwa peran
orangtua sangat penting dalam belajar anak. Perbedaannya dengan
penelitian ini adalah menggunakan metode deskripsi, sedangkan peneliti
menggunakan metode pendekatan kuantitatif.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa berbagai kendala orang
tua dalam pembelajaran daring diantaranya, sinyal internet yang terkadang
susah, kuota yang mahal, orang tua kurang bisa membimbing dan
memahami materi secara penuh, sehingga tidak bisa maksimal dalam
mengajari anak, tidak adanya hanphone, sehinga perlu bertanya kepada
temannya secara langsung. Peran serta orang tua sangat mendukung
keberhasilan prestasi anak. Selalu memotivasi dan memberikan inovasi-
inovasi dalam membimbing anak, agar anak tidakjenuh bahkan str es

35
dalam belajar, harus adanya kordinasi yang baik antara orang tua dan guru.
Diperlukannya evaluasi agar bisa meningkatkan hasil prestasi siswa.

10. Kerangka Berpikir


Kerangka berpikir merupakan penjelasan konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan variabel yang akan diteliti. Jadi secara
teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel independen dengan
dependen. Berdasarkan dari telaah pustaka dan landasan teori didapat
kerangka berpikir sebagai berikut, jika perhatian orang tua dapat diterapkan
dalam pembelajaran Belajar dari Rumah pada masa pandemi covid-19, maka
akan terjadi peningkatan keaktifan belajar pada siswa.
Perhatian orang tua terhadap pendidikan anak-anak mereka terutama
dalam belajar akan mempengaruhi pula sikap belajar dan tujuan belajar anak
di sekolah. Oleh karena itulah peran orang tua sangat dibutuhkan dalam
membantu pelaksanaan pembelajaran Belajar dari Rumah pada masa pandemi
covid-19. Dalam proses pembelajaran Belajar dari Rumah anak didik dituntut
untuk melakukan kegiatan sehingga keaktifan dan hasil belajar anak didik
dapat optimal.

Perhatian Orang Tua


Indikator:
1. Memperhatikan kesehatan
anak Hasil Belajar Siswa
2. Pengawasan terhadap Indikator:
kegiatan belajar 1. Kognitif
3. Penciptaan suasana belajar 2. Afektif
yang nyaman 3. Psikomotor
4. Pemenuhan kebutuhan
belajar
5. Memberikan bimbingan
belajar
Pemberian penghargaan

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

36
11. Hipotesis
1. Ada pengaruh antara perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa
dimasa pandemi covid 19
2. Tingkat prestasi belajar siswa di masa pandemi lebih dipengaruhi oleh
perhatian orangtua dirumah.
3. Tingkat perhatian orang tua dimasa pandemi lebih besar daripada saat
tidak terjadi masa pandemi covid 19.

12. Desain Penelitian


Rancangan penelitian adalah proses pemikiran dan penentuan
matang tentang hal-hal yang akan dilakukan.Pada penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan penelitian yang
menggunakan data-data penelitian berupa angka-angka dan analisisnya
menggunakan statistik. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian
ex post facto. Penelitian ex post facto adalah suatu penelitian yang
dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian
meruntut kebelakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat
menyebabkan timbulnya kejadian tersebut.

13. Prosedur Penelitian


Langkah-Langkah Penelitian Ex Post Facto
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik, peneliti perlu
melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Perumusan Masalah
Rumusan masalah yang ditetapkan harus mengandung sebab
bagi munculnya variabel dependen, yang diketahui berdasarkan hasil-
hasil penelitian yang pernah dilakukan atau penafsiran peneliti terhadap
hasil observasi fenomena yang diteliti. Masalah penelitian ini dapat
berbentuk pernyataan hipotesis atau tujuan. Rumusan hipotesis
digunakan jika sifat dasar perbedaan dapat diprediksi oleh peneliti
sebelum data dikumpulkan. Sedangkan rumusan pernyataan tujuan

37
digunakan bila peneliti tidak dapat memprediksi perbedaan antar
kelompok subjek yang dibandingkan dalam variabel tertentu.
2. Hipotesis
Setelah masalah dirumuskan, peneliti harus mampu
mengidentifikasikan tandingan atau alternatif yang mungkin dapat
menerangkan hubungan antar variabel independen dan dependen.
3. Pengelompokan Data
Penentuan kelompok subjek yang akan dibagi, pertama-tama
kelompok yang diplih harus memiliki karakteristik yang menjadi konsen
penelitian. Selanjutnya Peneliti memilih kelompok yang tidak memiliki
karakteristik tersebut atau berbeda tingkatannya.
4. Pengumpulan Data
Hanya data yang diperlukan yang kumpulkan, baik yang
berhubungan dengan variabel dependen maupun berkenaan dengan
faktor yang dimungkinkan munculnya hipotesis tandingan. Karena
penelitian ini menyelidiki fenomena yang sudah terjadi, sering kali data
yang diperlukan sudah tersedia sehingga peneliti tinggal memilih
sumber yang sesuai. Disamping itu berbagai instrumen seperti les,
angket, interview, dapat digunakan untuk mengumpul data bagi peneliti.
5. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan, serupa dengan yang
digunakan dalam penelitian diferensial maupun eksperimen. Di mana
perbandingan nilai 6 variabel dependen dilakukan antar kelompok
subjek atas dasar faktor yang menjadi konsen. Hal ini dapat dilakukan
dengan teknik analaisi uji-T, independen atau ANAVA, tergantung dari
jumlah kelompok dari faktor tersebut. Apapun teknik analisis statistik
inferensial yang digunakan, biasanya analisis tersebut diawali dengan
perhitungan nilai rata-rata atau mean dan stansar deviasi untuk
mengetahui antar kelompok secara deskripitif.

38
6. Penafsiran Hasil
Pernyataan sebab akibat dalam penelitian ini perlu dilakukan
secara hati-hati. Kualitas hubungan antar variabel independen dan
dependen sangat tergantung pada kemampuan peneliti untuk memilih
kelompok perbandingan yang homogen dan keyakinan bahwa
munculnya hipotesis tandingan dapat dicegah.

14. Populasi dan Sampel


14.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti, baik berupa
orang, benda, kejadian, nilai maupun hal-hal yang terjadi. Berdasarkan
konsep tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas VII yang berjumlah 320 siswa.
14.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2015:149). Metode sampling
yang digunakan pada penelitian ini adalah metode simple random
sampling yaitu pengambilan sampel dari populasi yang dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
Untuk memperoleh sampel minimal yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan rumus Slovin (Riduwan, 2015:65) sebagai
berikut :
N
N=
1+ N (d¿¿ 2) ¿
Keterangan :
N = Jumlah keseluruhan populasi (diketahui sebanyak 320
siswa/siswi di SMP Negeri 9 Banjarmasin)
d = Presisi atau tingkat penyimpangan (ditetapkan sebesar 5%).
N
N=
1+ N (d¿¿ 2) ¿
320
N=
1+320(0,05¿¿ 2)¿

39
320
N=
1+320 ( 0,05∗0,05 )
320
N=
1+320 ( 0,0025 )
320
N=
1+0,8
320
N=
1,8
n = 177,7778 (Pembulatan 178).
N : Besar Populasi
n : Besar Sampel

d : Ketetapatan yang diinginkan (90%=0,1).

Pada rumus Slovin dijelaskan jika N atau populasi berjumlah


320 siswa dengan batas toleransi kesalahan 5% didapatkan sampel yang
harus diteliti sebanyak 178 siswa.

15. Variabel Penelitian


Variabel dalam penelitian ini ada dua macam yaitu variabel
independen atau variabel bebas dan variabel dependen atau variabel terikat.
1. Variabel independen (bebas), yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel lain dalam hal ini adalah
variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah
Perhatian Orang Tua (X).
2. Variabel dependen (terikat), yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel lain, yang kemudian disebut
variabel independen. Dalam penelitian ini variabel dependen yaitu Hasil
Belajar Siswa (Y).
Adapun hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dapat
digambarkan sebagai berikut:

40
X Y

Gambar 3.1 Hubungan Antar Variabel


Keterangan:
X : Perhatian Orang Tua
Y : Hasil Belajar Siswa
: Pengaruh Perhatian Orang Tua terhadap Hasil
Belajar Siswa

16. Teknik dan Instrumen Pengumpul Data


16.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan angket. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada siswa untuk dijawab.
Teknik pengumpulan data untuk variabel bebas, yaitu perhatian orang
tua menggunakan angket yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan
teori dan hasil belajar siswa menggunakan tes evaluasi hasil belajar.
Bentuk angket dalam penelitian ini menggunakan skala likert dengan
lima pilihan jawaban, Alternatif jawaban diberi nilai sebagai berikut:
1) Jawaban “Sangat Setuju”, diberi nilai 5.
2) Jawaban “Setuju”, diberi nilai 4.
3) Jawaban “Ragu-ragu”, diberi nilai 3.
4) Jawaban “Tidak Setuju”, diberi nilai 2.
5) Jawaban “Sangat Tidak Setuju”, diberi nilai 1.
16.2 Instrumen Pengumpul Data
Instrumen pengumpul data adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar
kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.
Penelitian akan berhasil apabila banyak menggunakan instrumen, sebab
data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah)
dan menguji hipotesis diperoleh melalui instrumen. Instrumen sebagai

41
alat pengumpul data harus betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian
rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagai mana adanya. Data
yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:
1. Data tentang perhatian orang tua sebagai pendidik dalam kegiatan
Belajar dari Rumah pada masa pandemi covid-19.
Alat pengumpul data untuk variabel bebas, yaitu perhatian orang tua
menggunakan angket/kuesioner dengan skala likert yang
dikembangkan oleh peneliti berdasarkan teori Sugiono, (2012).
2. Data tentang tes evaluasi hasil belajar.
Evaluasi hasil belajar menggunakan dokumentasi nilai akhir
semester 2 tahun ajaran 2021 dalam semua mata pelajaran Sekolah
SMPN 9 Banjarmasin.
Tabel 3.1 Kisi-kisi instrument variabel perhatian orang tua
Variabel Indikator No Butir Soal Jumlah
Perhatian orang Memperhatikan kesehatan 1, 2, 3, 4,5 5
tua dalam anak
kegiatan belajar Pengawasan terhadap 6,7,8,9,10,11 6
anak kegiatan belajar
Penciptaan suasana belajar 12,13,14 3
yang nyaman
Pemenuhan kebutuhan 15,16,17 3
belajar
Memberikan bimbingan 18,19,20 3
belajar
Pemberian penghargaan 21, 22 2
Pemberian hukuman 23, 24 3
Jumlah 24
(Fitriana, 2018)

17. Validitas dan Reliabilitas Instrumen


17.1 Validitas
Validitas adalah derajat ketepatan antara data yang terjadi pada
obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti.
Sehingga data dinyatakan valid ketika data yang dilaporkan oleh
peneliti tidak berbeda dengan data yang benar-benar terjadi pada obyek

42
penelitian. Jadi validitas itu merupakan tingkat ketepatan tes tersebut
dalam mengukur materi dan perilaku yang harus diukur.
Langkah uji validitas ialah denganpembuatan instrumen yang
memuatkisi-kisi untuk menyusun item pernyataan atau pertanyaan,
yang telah ditetapkan pada setiap indikator. Untuk menentukan validitas
itempernyataan dalam angket, pengujian menggunakan validitas
konstruk dengan cara meminta pendapatkepada para ahli (judgment
experts). Uji validitas konstruk bertujuan untuk mengetahui pendapat
ahli mengenai kesesuaian instrumen yang telah disusun dengan
indikator.
Cara menentukan valid atau tidaknya instrumen terhadap
responden adalah dengan mengkonsultasikan hasil perhitungan korelasi
dengan tabel nilai koefisien korelasi product moment pada taraf
kesalahan/signifikansi 5%. Apabila rhitung > rtabel dengan taraf
signifikansi 5% maka item peryataan dinyatakan valid, apabila rhitung
< rtabel maka item peryataan dinyatakan tidak valid.
17.2 Reliabilitas
Uji reliabilitas berkaitan dengan masalah adanya kepercayaan
terhadap instrumen. Instrumen dapat memiliki tingkat kepercayaan
yang tinggi (konsisten) jika hasil dari pengujian instrumen tersebut
menunjukkan hasil yang tetap. Dengan demikian, masalah reliabilitas
instrumen berhubungan dengan masalah ketepatan hasil. Uji reliabilitas
dilakukan untuk mengetahui tingkat kestabilan suatu alat ukur.
Dalam menentukan nilai reliabilitas peneliti menggunakan
bantuan SPSS versi 21. Adapun cara menguji reliabilitas dalam
penelitian ini menggunakan teknik alpha Cronbach. Nilai alpha
dikonsultasikan dengan tabel r product moment, jika nilai alpha lebih
besar maka konstruk pernyataan yang merupakan dimensi variabel
adalah reliabel. Untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen
peneliti berpedoman pada pendapat Suharsimi. Sebagaimana terdapat
pada tabel 3.2 interpretasi nilai r berikut:

43
Tabel 3.2 Interpretasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Reliabilitas
0,00-0,200 Sangat Rendah
0,200-0,400 Rendah
0,400-0,600 Cukup
0,600-0,800 Tinggi
0,800-1,000 Sangat Tinggi

Instrumen yang digunakan dinyatakan sebagai reliabel jika α


>0,6. Sebaliknya, jika α < 0,6, maka instrumen dinyatakan tidak
reliabel.

18. Teknik Analisis Data


Analisis data merupakan salah satu langkah yang harus ditempuh
dalam suatu penelitian. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah:
18.1 Uji Prasyarat Analisis
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi, variabel residu memiliki distribusi normal atau tidak.
Perhitungan menggunakan rumus Kolmogorov Smirnov dengan
bantuan SPSS versi 21. Data dapat dikatakan berdistribusi normal
jika nilai signifikansi > 0,05.
2. Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel X dan
variabel Y memiliki hubungan linear atau tidak. Uji linieritas
dilakukan dengan menggunakan test of linierity dengan bantuan
program SPSS versi 21. Vairabel dikatakan mempunyai hubungan
yang linier apabila memiliki nilai sig linearity dibawah 0,05 dan
nilai Sig. Deviation of linearity di atas 0,05.
18.2 Uji Hipotesis Deskriptif
Uji hipotesis dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
bagaimana perhatian orang tua siswa dan prestasi belajar siswa.
Statistik deskriptif antara lain perhitungan modus, median, mean, range,

44
rerata simpangan, simpangan baku. Uji analisis deskriptif menggunakan
SPSS versi 21. Penyajian data dalam bentuk tabel dan histogram.
Uji autokorelasi menggunakan uji run test. Dalam pengujian ini
didapatkan hipotesis jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi
maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random Ghozali,
(2016). Pengujian run test digunakan untuk melihat apakah suatu data
residual terjadi secara acak atau tidak dengan taraf signifikansi 0,05.
Jika hasil dari pengujian ini diatas taraf signifkansi, maka persamaan
regresi terbebas dari masalah autokorelasi.
18.3 Uji Asosiatif
Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan metode
Kendall Tau yang diuji dengan bantuan program SPSS versi 21.
Mencari hubungan antar variabel dapat menggunakan rumus sebagai
berikut:
S
τ=
1
n (n−1)
2
Keterangan:
𝜏 = koefisien korelasi kendall-tau
S = selisih antara nilai positif dan negatif terhadap masing-masing
ranking yang diberikan
n = jumlah anggota sampel
Namun apabila jumlah n lebih dari atau sama dengan 10 (n ≥
10) maka distribusi dapat mendekati distribusi normal dimana memiliki
mean (Ur) = 0 dan standar deviasi
2( 2 N +5)
σ r=
√ 9 N ( N−1)
Sehingga korelasi kendall-tau dapat dicari dengan rumus :
τ
z=
2(2 N +5)
√ 9 N ( N −1)

45
Keterangan:
Z = korelasi kendall-tau
𝜏 = koefisien korelasi kendall-tau
N = jumlah anggota sampel
Hubungan antar variabel dapat dilihat dari besarnya nilai z, dan
arah hubungan korelasi dapat dilihat dari tanda yang dihasilkan nilai z,
akan tetapi Output pengolahan didapat dari pengolahan melalui
software statistik SPSS 21.
Analisis kolerasi kendall tau memiliki rentang angka korelasi
yang mempunyai interval -1 sampai +1. Sebagai berikut:
 Angka 0-0,5 = Korelasi lemah
 Angka > 0,5-0,7 = Korelasi kuat
 Angka > 0,7 - mendekati 1 = Korelasi sangat kuat
Signifikansi hasil kolerasi berdasarkan probabilitas:
 Jika probabilitas > 0,05 (atau 0,01) maka Ho diterima
 Jika probabilitas <0,05 (atau 0,01) maka Ho ditolak.
Tingkat signifikansi 0,05 atau 0,01 tergantung pemilihan pengguna,
walaupun pada umumnya digunakan 0,05.

46
4.1 Hasil Uji Prasyarat
4.1.1. Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini menggunakan


pengujian One Sample Kolmogorov-Smirornov menggunakan SPSS 21. Uji
normalitas bertujuan untuk mengetahui data dari variabel yang digunakan
apakah berdistribusi normal atau tidak.
Untuk mengidentifikasi data tersebut apakah normal atau tidak maka
dapat dilihat pada nilai significance (sig). Apabila masing-masing variabel
memiliki nilai sig lebih dari 0,05 maka data dari variabel tersebut dapat
dikatakan berdistribusi normal. Adapun hasil uji normalitas yaitu :
Tabel 4...
Hasil Uji Normalitas Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 155
Mean ,00
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 8,886
Absolute ,066
Most Extreme Differences Positive ,036
Negative -,066
Kolmogorov-Smirnov Z ,819
Asymp. Sig. (2-tailed) ,513

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Tabel di atas menggambarkan kenormalan perhatian orang tua


terhadap hasil belajar siswa menggunakan uji normalitas (Test of Normality)
pada SPSS 21. Dapat dilihat tabel signifikansi Kolmogorov-Smirornov bahwa
perhatian orang tua terhadap hasil belajar siswa berada pada 0,513. Sesuai
dengan dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas menyatakan
bahwa jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data penelitian
berdistribusi normal, maka dapat disimpulkan bahwa data penelitian yang

47
digunakan berdistribusi normal karena nilai signifikansinya lebih dari 0.05
yaitu 0,513 > 0,05.

4.1.2. Uji Linieritas

Uji linieritas yang digunakan pada penelitian ini menggunakan Test of


Linierity dengan SPSS versi 21 untuk mengetahui perhatian orang tua /
variabel bebas (X) mempunyai hubungan yang linier dengan hasil belajar
siswa / variabel terikat (Y).
Untuk mengetahui hubungan linier atau tidak dari data tersebut maka
dapat membandingkan nilai signifikansinya dengan 0,05, apabila nilai
Deviation from Linierity (sig) pada tabel Anova lebih besar dari 0,05 maka
ada hubungan yang linier, dan sebaliknya jika nilai Deviation from Linierity
(sig) pada tabel ANOVA lebih kecil dari 0,05 maka tidak ada hubungan yang
linier. Adapun hasil uji linieritas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel
berikut :

Tabel 4...
Hasil Uji Linieritas Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa

ANOVA Table
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
(Combined) 6760,755 38 177,915 2,053 ,002
HASIL
Between Linearity 4652,742 1 4652,742 53,691 ,000
BELAJAR
Groups Deviation from 2108,013 37 56,973 ,657 ,928
SISWA *
Linearity
PERHATIAN
Within Groups 10052,381 116 86,658
ORANG TUA
Total 16813,135 154

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi 0,928, maka
dapat disimpulkan bahwa Perhatian Orang Tua / variabel bebas (X) dengan

48
Hasil Belajar Siswa / variabel terikat (Y) mempunyai hubungan yang linier
dengan 0,928 > 0,05.
4.2 Uji Hipotesis Deskriptif
Uji hipotesis Deskriptif yang digunakan pada penelitian adalah Uji
autokorelasi menggunakan uji run test dengan SPSS versi 21 untuk
mengetahui perhatian orang tua / variabel bebas (X) apakah hipotesis yang
ada berhubungan korelasi terhadap hasil belajar siswa / variabel terikat (Y).
Untuk mengetahui hubungan korelasi atau tidak dari data tersebut
maka dapat membandingkan nilai signifikansinya dengan 0,05, apabila nilai
Asymp. Sig. (2-tailed) pada tabel Runs Test lebih besar dari 0,05 maka ada
hubungan yang korelasi, dan sebaliknya jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) pada
tabel Runs Test lebih kecil dari 0,05 maka tidak ada hubungan yang Korelasi.
Adapun hasil uji Hipotesis autokorelasi menggunakan uji Runs Test pada
penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4...
Hasil Uji Hipotesis Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa
Runs Test

Unstandardized
Residual
a
Test Value 1,15679
Cases < Test Value 77
Cases >= Test Value 78
Total Cases 155
Number of Runs 64
Z -2,337
Asymp. Sig. (2-tailed) ,019

a. Median

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
0,019, maka dapat disimpulkan bahwa Perhatian Orang Tua / variabel bebas
(X) terhadap Hasil Belajar Siswa / variabel terikat (Y) tidak mempunyai
hubungan yang korelasi dengan nilai 0,019 < 0,05.

49
4.3 Uji Asosiatif
Penelitian ini adalah bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa. Sebelum data dianalisis
menggunakan statistik, data tersebut diuji prasyarat terlebih dahulu. Sehingga
peneliti menggunakan teknik analisis Kendal Tau Non Parametric untuk
mengetahui hubungan antara Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar
Siswa dengan membandingkan nilai koefisien korelasi dengan r tabel (0,05).
Sedangkan untuk mengetahui harga koefisiensi korelasi signifikan perlu
membandingkan dengan Z tabel. Setelah dianalisis dengan menggunakan Uji
Analisis Kendal Tau Non Parametric, antara Perhatian Orang Tua Terhadap
Hasil Belajar Siswa diperoleh hasil analisis sebagai berikut :
1. Pada tabel correlation, diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,384, dengan
signifikan sebesar 0,000
2. Pada hasil uji analisis Kendal Tau Non Parametric terlihat bahwa
koefisien korelasi adalah 0,384 dengan signifikansi 0,000, karena
signifikansi < 0,05, maka ada hubungan yang signifikan antara Perhatian
Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa.
3. Dan berdasarkan koefisien korelasi sebesar 0,384, dimana korelasinya
bersifat positif, sehingga menunjukkan adanya arah yang lemah. Artinya
semakin tinggi Perhatian Orang Tua maka akan dibarengi dengan semakin
tingginya Hasil Belajar Siswa, dan sebaliknya semakin rendah Perhatian
Orang Tua maka akan dibarengi dengan semakin rendah Hasil Belajar
Siswa.
Adapun hasil uji korelasi Kendal Tau Non Parametric dapat dilihat
pada tabel sebagai berikut :

50
Tabel 4...
Hasil Uji Kendal Tau Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa
Correlations
PERHATIAN HASIL BELAJAR
ORANG TUA SISWA
Correlation 1,000 ,384**
PERHATIAN Coefficient
ORANG TUA Sig. (2-tailed) . ,000
N 155 155
Kendall's tau_b
**
Correlation ,384 1,000
HASIL BELAJAR Coefficient
SISWA Sig. (2-tailed) ,000 .
N 155 155
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

4.4 Pembahasan
4.4.1 Perhatian Orang Tua
Dari hasil data penelitian yang telah dilaksanakan, dapat diketahui
bahwa tingkat Perhatian Orang Tua di masa pandemi covid-19 berbeda-beda.
Dari 155 responden yang diteliti 19 orang atau 12,26 % berada pada kategori
sangat baik, 92 orang atau 59,35% berada pada kategori baik, 37 orang atau
23,87% berada pada kategori cukup baik, 7 orang atau 4,5% berada pada
kategori kurang baik. Dari data tersebut banyak Perhatian Orang Tua kepada
anaknya berada pada kategori baik dan cukup baik, menurut hasil angket
yang telah disebarkan kepada responden, permasalahan dalam penelitian
tersebut tidak mengalami tingkat kesulitan yang vital bahwa perhatian orang
tua untuk anak nya sudah mengalami cukup baik dan baik baik saja
dibuktikan dengan banyak nya 92 orang tua siswa menyatakan dalam kategori
baik, walaupun ada beberapa orang tua yang masih mengeluh untuk
mempehatikan anak untuk belajar. Melihat dari hasil penelitian melalui
angket yang telah dilakukan tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa yang
memiliki perhatian terhadap orang tuanya dalam kategori baik sebanyak 92
orang. Sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan, hal tersebut

51
didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wardhani dan
Krisnani (2020)dengan judul penelitian “Optimalisasi peran pengawasan
orang tua dalam pelaksanaan sekolah online dimasa pandemi covid-19” Hasil
dari penelitian ditemukan bahwa dalam pelaksanaannya, konsep sekolah
online membawa kendala dan dampak yang begitu signifikan baik bagi anak
sebagai peserta didik maupun guru sebagai tenaga pengajar. Kurangnya
fasilitas penunjang yang memadai dan keterbatasan pemahaman mengenai
akses teknologi dan jaringan internet menjadi kendala utama yang dirasakan
oleh kedua belah pihak. Selain itu, ditemukan juga bahwa peran pengawasan
dan perhatian orangtua kepada anak dalam proses pembelajaran onlineini
sangat penting bagi terwujudnya hasil belajar yang optimal.

4.4.2 Hasil Belajar Siswa


Berdasarkan hasil belajar siswa dengan 155 responden, hasil
menunjukkan bahwa dari 155 siswa menunjukkan hasil sebanyak 55 orang
masuk dalam kategori sangat baik sebesar 35,48%, sebanyak 73 orang siswa
masuk dalam kategori baik atau 47,10%, sebanyak 21 orang siswa masuk
dalam kategori cukup baik atau 13,55% dan juga 6 orang masuk dalm
kategori kurang baik atau 3,87%. Berdasarkan hasil belajar siswa mempunyai
nilai yang kurang baik ada sebesar 6 atau (3,87) orang dengan inteval 42 – 55
sedangkan hasil belajar siswa masuk dalam kategori baik sebanyak 73 atau
(47,10%) orang dengan nilai interval 70-83.

4.4.3 Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa


Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya
hubungan positif antara perhatian orang tua terhadap hasil belajar siswa
dimasa pandemi covid-19. Sebagaimana hasil uji koefisien korelasi Kendal
Tau Non Parametrik sebesar (0,384) dengan nilai signifikansi sebesar 0,000,
karena nilai signifikansi < 0,05, maka hipotesisnya, ada hubungan antara
perhatian orang tua terhadap hasil belajar siswa dimasa pandemi covid-19.
dan koefisien korelasi bertanda positif, maka adanya arah hubungan yang

52
lemah dengan nilai korelasi 0,384, artinya semakin tinggi perhatian orang tua
maka semakin tinggi pula hasil belajar yang dialami oleh siswa dimasa
pandemi covid-19. Begitu juga sebaliknya semakin rendah orang tua maka
maka semakin rendah pula hasil belajar yang dialami oleh siswa dimasa
pandemi covid-19.
Hal ini sesuai seperti yang ditunjukkan dalam hasil penelitian yang
dilakukan oleh Alfaeni, Andriani, dan Kurniati (2020) mengenai hubungan
antara peran orang tua dalam mendampingi anak di masa pandemi covid-19.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum peran orang tua yang
muncul selama pandemi covid-19 adalah sebagai pembimbing, pendidik,
penjaga, pengembang dan pengawas dan secara spesifik menunjukkan bahwa
peran orang tua adalah menjaga dan memastikan anak untuk menerapkan
hidup bersih dan sehat, mendampingi anak dalam mengerjakan tugas sekolah,
melakukan kegiatan bersama selama di rumah, menciptakan lingkungan yang
nyaman untuk anak, menjalin komunikasi yang intens dengan anak, bermain
bersama anak, menjadi role modelbagi anak, memberikan pengawasan pada
anggota keluarga, menafkahi dan memenuhi kebutuhan keluarga, dan
membimbing dan memotivasi anak, memberikan edukasi, memelihara nilai
keagamaan, melakukan variasi dan inovasi kegiatan di rumah. Diperlukan
panduan bagi orang tua dalam membantu mendampingi kegiatan anak yang
berbasis pada kebutuhan anak selama pandemi dan BDR.
Hal tersebut juga sesuai dengan teori Syarbini, (2013) bahwa Orang
tua dapat diartikan orang yang telah berumur dan memiliki tanggung jawab
atas suatu keluarga. menjelaskan ciri utama suatu keluarga yaitu adanya
ikatan emosional yang kuat antara anggotanya. Dalam keluarga dibutuhkan
terbentuknya rasa kebersamaan, rasa kasih sayang, rasa keterikatan, sertarasa
keakraban. Oleh karena itu, orang tua sebagai penanggung jawab keluarga
berkewajiban untuk memberi kasih sayang dan cinta yang tulus kepada anak-
anaknya. Bentuk kasih sayang yang muncul dalam keluarga biasanya sangat
bervariasi, baik secara verbal maupun non verbal. Bentuk kasih sayang verbal
dilakukan melalui ucapan/perkataan. Sedangkan bentuk kasih sayang non

53
verbalmelalui sikap/perbuatan salah satunya berupa perhatian yang diberikan
orang tua terhadap anak.
Sedangkan Menurut Slameto, (2013) perhatian adalah kegiatan yang
dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan dari
lingkungannya. Selain itu, menurut Ahmadi, (2019) perhatian berhubungan
erat dengan kesadaran jiwa terhadap suatu objek yang direaksi pada suatu
waktu. Kesadaran terhadap suatu objek tertentu tidak tetap, ada kalanya
meningkat dan ada kalanya menurun. Tingkat kesadaran akan meningkat
apabila jiwa mereaksi sesuatu yang meningkat juga. Hal itu tergantung pada
pengerahan aktivitas jiwa objek tersebut. Perhatian timbul dengan adanya
pemusatan kesadaran terhadap sesuatu.
. Sedangkan menurut Winkel (2013) mengungkapkan bahwa proses
belajar yang dialami oleh siswa menghasilkan perubahan-perubahan dalam
bidang pengetahuan dan pemahaman, dalam bidang nilai, sikap dan
keterampilan. Adanya perubahan tersebut tampak dalam hasil belajar yang
dihasilkan oleh siswa terhadap pertanyaan, persoalan atau tugas yang
diberikan oleh guru. Melalui hasil belajar siswa dapat mengetahui kemajuan-
kemajuan yang telah dicapainya dalam belajar. Berdasarkan beberapa
pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil atau
perubahan yang diperoleh siswa setelah melakukan suatu pembelajaran yang
diungkap dengan keterampilan, sikapdan pengetahuan dalam bentuk nilai.
Hasil belajar dilihat melalui pencapaian kompetensi dasar pada pembelajaran
pembuatan pola berupa dokumentasi nilai dari guru.
Berdasarkan hasil penelitian dan ditunjang dengan teori-teori yang ada
dihasilkan hubungan positif yang signifikan antara perhatian orang tua
terhadap hasil belajar siswa. Adanya hubungan positif diantara variabel
tersebut menunjukkan semakin tinggi perhatian orang tua tersebut maka
semakin tinggi pula hasil belajar siswa dimasa pandemi covid-19 tersebut.
Dan sebaliknya semakin rendah perhatian orang tua tersebut maka semakin
rendah pula hasil belajar siswa dimasa pandemi covid-19.

54
DAFTAR PUSTAKA

Abu Abdillah Muhammad bin Ismail Al Bukhori, Shahih Bukhori, (2007) (Beirut:
Darul Kutb).

Abu Ahmadi, (2013) Psikologi Belajar Jakarta: Rineka Cipta.

Agustien Lilawati, (2021). “Peran Orang Tua Dalam Mendukung Kegiatan


Pembelajaran di Rumah pada masa pandemic”, Jurnal Obsesi, 1-6.

Ahsani, Eva Luthfi Fakhru. (2020). “Strategi Orang Tua dalam Mengajar dan
Mendidik Anak dalam Pembelajaran At The Home Masa Pandemi
Covid-19”. Jurnal Al-Athfal (Online), 1-10.

Arda Dinata, (2016). “Tahapan-Tahapan Dalam Mendidik Anak” dalam


http://hwaiting.dagdigdug.com/category/tarbiyatul-aulad/html

Data Sebaran”, 2020. https://covid19.go.id/, diakses 13 Februari 2021

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, (2011). Kamus Besar Bahasa


Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.

Dina Kusumanita Nur Alfaeni, Fitri Andriani, & Euis Kurniati, (2020). “Analisis
Peran Orang Tua dalam Mendampingi Anak di Masa Pandemi Covid-
19”.Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Universitas
Pendidikan Indonesia , Volume 5 Issue 1, May

Dindin Jamaludin, (2013). Paradigma Pendidikan Anak Dalam Islam (Bandung:


CV Pustaka Setia)

H. Mahmud Gunawan dkk, (2013). Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga,


Akademia Permata Jakarta.

55
H.M Arifin, (2017) Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan
Sekolah dan Keluarga, Bulan Bintang, Jakarta.

Hasbullah, (2011). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Iftitaha, Selfi Lailiyatul & Anawaty,Mardiyana Faridhatul, (2020). Peran Orang


Tua Dalam Mendampingi Anak Di Rumah selama Pandemi Covid-19.
JCE (Journal of Childhood Education).

Ilmi Zajuli Ichsan, (2020) “COVID-19 Outbreak on Environment: Profile of


Islamic University Students in HOTS-AEP-COVID-19 and PEB-COVID-
19”, Tadris Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah.

Moh Nashir Hadi, Fitri Nuraeni (2021), Penguatan Peran Orang Tua Dalam
Membangun Pendidikan Pada Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di Era
Pandemi Covid-19. Indonesian Journal of Community Services in
Engineering &Education (IJOCSEE)

Moh. Suardi, (2018). Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish)

Munirwan Umar. (2019) “Peranan Orang Tua Dalam Peningkatan Hasil Belajar
Anak” Jurnal Ilmiah Edukasi Vol.1 No. 1.

Ngalim Purwanto, (2015) Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja


Rosdakarya, Bandung

Nika Cahyati & Rita Kusumah. (2020). “Peran Orang Tua dalam Menerapkan
Pembelajaran di Rumah Saat Pandemi Covid-19”. Jurnal Golden Age,
Universitas Hamzanwadi

Nurhasanah R, (2020), Peran Orang Tua Dalam Pembelajaran Daring Di Masa


Pandemi Covid 19 pada Kelompok B.5 TK Kemala Bhayangkari Bone.
Educhild.

Nurjanah. (2018). “Pemanfaatan Media Sosial Masyarakat Sadar Wisata Dalam


Mempromosikan Potensi Wisata Baru”, Jurnal Ilmul Komunikasi
Fakultas. Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Volume 6.

Pius A. Partoto & M. Dahlan Al Barry, (2014) Kamus Ilmiah Populer, Surabaya,
Arkola.

PP Nomor 21 tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam


Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease (Covid-19)”,
2020.

56
Putu Yoga Purandina & I Made Astra Winaya. (2020) “Pendidikan Karakter di
Lingkungan Keluarga Selama Pembelajaran Jarak Jauh pada Masa
Pandemi COVID-19”. Jurnal Ilmu Pendidikan (Online).

Rifa Hidayah, (2009). Psikologi Pengasuhan Anak. (Malang: UIN Malang Press
(Anggota IKAPI).
Rizqon Halal Syah Aji, (2020) “Dampak Covid-19 pada Pendidikan di Indonesia
Sekolah, Ketrampilan dan Proses Pembelajaran” Jurnal Sosial &
Budaya Syar-1.

Roman Andrianto, et al., (2019). “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Kesuksesan Pembelajaran Daring Dalam Revolusi Industri 4.0”,
Seminar Nasional Teknologi Komputer Dan Sains.

Saesti Winahyu Prabhawani, (2016). “Pelibatan Orang Tua dalam Program


Sekolah di TK Khalifah Wirobrajan Yogyakarta”, Jurnal Pendidikan
Guru Pendidikan Anak Usia Dini,Edisi 2 Tahun ke-5.

Sahulun A. Nasir, (2013). Peranan Agama Terhadap Pemecahan Problema


Remaja, Jakarta, Kalam Mulia.

Sardiman, (2012). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja


Grafindo Persada.

Sari, Diana (2017), Peran Orang Tua Dalam Memotivasi Belajar Siswa.
Prosiding Seminar Nasional 20 Program Pasca sarjana universitas PGRI
Palembang.

Singgih Santoso, (2012). Aplikasi SPSS pada Statistik Parametrik, Jakarta: PT


Elex Media komputindo

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka


Cipta.A.M,

Sobron A.N, et.al., (2019). “Persepsi Siswa Dalam Studi Pengaruh Daring
Learning Terhadap Minat Belajar IPA” Jurnal Pendidikan Islam dan
Multikulturalisme Volume 1.

Soerjono Soekamto, (2013). Sosiologi Suatu Pengantar. (Jakarta : Yayasan


Penerbit Universitas Indonesia).

Subarto, (2020). “Momentum Keluarga Mengembangkan Kemampuan Belajar


Peserta Didik di Tengah Wabah Pandemi Covid-19”, Adalah: Buletin
Hukum dan Keadilan.

Sudjana Nana. (2016). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya Offset

57
Tim Islam online, (2012). Seni Belajar Strategi Menggapai Kesuksesan Anak,
Jakarta, pustaka Al-Kautsar.
Tsaniya Zahra Yuthika Wardhani & Hetty Krisnani. (2020) “Optimalisasi Peran
Pengawasan Orang Tua dalam Pelaksanaan Sekolah Online di Masa
Pandemi Covid-19”.Universitas Padjadjaran, Prosiding Penelitian &
Pengabdian Kepada Masyarakat.

Utami, Etika Widi (2020). Kendala dan Peran Orangtua dalam Pembelajaran
Daring Pada Masa Pandemi Covid-19. Prosiding Seminar Nasional
Pascasarjana UNNES.

Wildana Wargadinata, (2020) “Student’s Responses on Learning in the Early


COVID-19 Pandemic”, Tadris Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah.

Wina Sanjaya, (2011) Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Zakiah Daradjat. (2012) Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, Cet. X.

58

Anda mungkin juga menyukai