Anda di halaman 1dari 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/312558870

PENGARUH INFLASI, KURS DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP NON


PERFORMING LOAN PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk
CABANG PADANG

Article  in  Economica · July 2015


DOI: 10.22202/economica.2015.v3.i2.251

CITATIONS READS

5 828

1 author:

Muthia Roza Linda


Universitas Negeri Padang
21 PUBLICATIONS   10 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Ownership Structure, Capital Structure and Firm Performance: A Case in Indonesia View project

All content following this page was uploaded by Muthia Roza Linda on 21 November 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ISSN : 2302 - 1590
E-ISSN : 2460 – 190X

ECONOMICA
Journal of Economic and Economic Education Vol.3 No.2 (137 - 145)

PENGARUH INFLASI, KURS DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP NON


PERFORMING LOAN PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk
CABANG PADANG

Muthia Roza Linda


Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Jl. Gunung Pangilun No.1, Padang Sumatera Barat
Email: muthia_rozalinda@yahoo.com

Megawati
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Jl. Gunung Pangilun No.1, Padang Sumatera Barat
Email: megawati.me@gmail.com

Deflinawati
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Jl. Gunung Pangilun No.1, Padang Sumatera Barat
Email: deflinawati@yahoo.com

submited: 2015.01.26 reviewed:2015.02.27 accepted: 2015.04.26


http://dx.doi.org/10.22202/economica.2015.v3.i2.251

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh inflasi, kurs, dan tingkat suku bunga
terhadap non performing loan Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Padang. Pada penelitian
ini digunakan periode observasi yang digunakan mulai dari tahun 2008 – 2013. Jenis data yang digunakan
adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang
Padang. Untuk melakukan pengujian hipotesis digunakan model regresi linear berganda dengan melihat nilai
uji t-statistik. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ditemukan bahwa inflasi, dan tingkat suku bunga secara
individual berpengaruh signifikan terhadap non performing loan pada PT Bank Tabungan Negara (Persero)
Cabang Padang, sedangkan kurs tidak berpengaruh signifikan terhadap non performing loan pada PT Bank
Tabungan Negara (Persero) Cabang Padang.

Abstract
This study aimed to get empirical evidence of the effects of inflation, exchange rate, and interest rates on non-
performing loans At the State Savings Bank (Persero) Tbk Branch Padang. In this research used observation
period ranging from 2008 - 2013. Data used is secondary data obtained from the financial statements of the
State Savings Bank (Persero) Tbk Branch Padang. For testing the hypothesis used multiple linear regression
model to see the value of t-statistic. Based on the results of hypothesis testing found that inflation, and interest
rates are individually significant effect on non-performing loans at the State Savings Bank (Persero) Branch
Padang, whereas no significant effect on the rate of non-performing loans at the State Savings Bank (Persero)
Branch Padang.
Keywords: Inflation, Exchange Rate, Interest Rate, Non-performing loans

©2015 Prodi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI, Padang


PENDAHULUAN Walaupun analisis 5C telah
dilaksanakan, akan tetapi tidak tertutup
Bank merupakan lembaga resmi kemungkinan bagi bank pemberi kredit
yang menyalurkan dana dalam bentuk untuk mengalami berbagai masalah yang
kredit kepada masyarakat, sehingga bank berhubungan dengan kredit. Beberapa
merupakan lembaga keuangan yang masalah tersebut terlihat dari adanya kredit
bekerja berdasarkan kepercayaan. Dalam yang tidak dapat dibayar tepat waktu atau
setiap penyaluran dana berupa kredit, kredit macet. Hal tersebut disebabkan oleh
terdapat risiko yang mungkin akan dialami kurang selektifnya bank dalam memilih
bank seperti kredit macet, yang berdampak calon nasabah yang akan diberikan kredit,
kerugian terhadap bank itu sendiri seperti seperti pada jaminan yang diberikan oleh
diberikan sanksi oleh Bank Indonesia atau nasabah. Adapun jaminan yang tidak dapat
Stop Selling, yang mengharuskan bank dicairkan berupa tanah yang terletak di
menyelesaikan permasalahan kredit macet tempat yang tidak strategis dan sulit
dengan cara fokus dalam penagihan kredit dilelang atau berupa kios pasar yang
menunggak, sekaligus memperbaiki ternyata dikerjasamakan dengan pihak lain.
kualitas realisasi kredit. Maka nilainya pun tidak jelas dan ujungnya
Risiko kredit adalah risiko pun menjadi kredit bermasalah. Jika kita
pinjaman tidak kembali sesuai dengan mengamati dengan seksama masalah kredit
kontrak, seperti penundaan, pengurangan macet. Permasalahan tersebut tentu
pembayaran suku bunga dan/atau menjadi sangat riskan dan harus segera
pinjamanpokoknya, atau tidak membayar dicermati dengan baik.
pinjaman sama sekali. (Ktut, 2009). Untuk Untuk itu bank BTN perlu
memperkecil terjadinya risiko dalam membuat kebijakan dalam hal penanganan
pemberian kredit, terutama risiko kredit bermasalah untuk menghindari
terjadinya kredit macet, lembaga keuangan kerugian yang besar terhadap bank. Salah
atau bank dalam memberikan kredit kepada satu cara yang dapat dilakukan untuk
debitur harus mempertimbangkan beberapa menangani masalah tersebut adalah dengan
hal yang terkait dengan i’tikad baik menganalisa faktor-faktor penyebab
(willingness to pay) dan kemampuan terjadinya kredit bermasalah sehingga
membayar (ability to pay) debitur untuk pengendaliannya dapat dilakukan dengan
melunasi kembali pinjaman beserta lebih cepat dan tepat. Pada perbankan,
bunganya, sehingga debitur dapat gambaran kredit bermasalah dapat
mengembalikan pinjaman yang diketahui dengan melihat nilai Non
diterimanya sesuai dengan jangka waktu Performing Loan (NPL). Jika nilai NPL
dan syarat yang telah disetujui oleh kedua tinggi, maka hal tersebut menggambarkan
pihak. bahwa kredit bermasalah pada bank
Di samping hal yang telah tersebut juga tinggi.
dikemukakan di atas, dalam memberikan Arifin (2012) mengungkapkan
kredit bank juga harus memperhatikan bahwa terdapat sejumlah variabel yang
prinsip-prinsip pemberian kredit. Pihak mempengaruhi peningkatan atau
bank harus melakukan survey terlebih penurunan nilai NPL yang dimiliki sebuah
dahulu pada calon debitur, seperti bank, dipengaruhi oleh pergerakan faktor
mengetahui watak (character), kemampuan ekonomi makro yang terdiri dari inflasi,
(capacity) modal (capital), anggunan kurs dan tingkat suku bunga. Jika
(collateral) dan kondisi ekonomi debitur mengamati lebih seksama beberapa
(condition of economy). Pendekatan variabel tersebut tentu memiliki kontribusi
tersebut disebut dengan prinsip 5C. yang kuat bagi peningkatan risiko kredit
(Kasmir, 2013) Pendekatan yang dilakukan macet.
pada calon nasabah tentu ditujukan untuk
mengurangi terjadinya risiko kredit macet.
Muthia Roza Linda

Non Performing Loan Inflasi merupakan kondisi yang


Salah satu faktor yang menunjukan dialami suatu negara dimana harga-harga
peningkatan performance dari sebuah bank barang naik secara terus menerus. Inflasi
adalah kemampuan manajemen bank dalam adalah dimana terjadi kelebihan permintaan
mengelola kredit macet. Semakin rendah (excess demand) terhadap barang-barang
kredit macet menunjukan efektifitas bank dan jasa dalam perekonomian secara
dalam mengalokasikan dana kredit akan keseluruhan (Gunawan, 1991) dalam
semakin baik. Salah satu rasio yang dapat Sukirno (2008).
dijadikan alat untuk mengukur kredit macet Pengaruh inflasi sangat besar bagi
adalah Non Performing Loan (NPL). masyarakat, ini sejalan dengan yang
Menurut Kamus Bank dikemukakan oleh Umer dalam Irham
Indonesia, Non Performing loan (2009) dimana inflasi mengandung
(NPL) adalah kredit bermasalah yang implikasi bahwa uang tidak dapat berfungsi
terdiri dari kredit yang berklasifikasi sebagai satuan hitungan yang adil dan
kurang lancar, diragukan dan macet. benar. Sedangkan Irham (2009: 21)
Menurut Masruri (2006) NPL adalah mengemukakan bahwa inflasi merupakan
kemampuan bank dalam suatu keadaan dimana menurunnya nilai
menekan atau meminimalisir jumlah mata uang pada suatu negara dan naiknya
tunggakan merah atau kredit non lancar harga barang yang berlangsung secara
untuk menjadi kredit lancar. sistematis.
Berdasarkan uraian ringkas
beberapa teori tersebut dapat disimpulkan Teori inflasi
bahwa Non Performing Loan merupakan a. Teori Kuantitas
rasio yang menunjukkan seberapa lancar Inti dari teori kuantitas adalah
atau macet proses pengembalian kredit pertama, bahwa inflasi itu hanya bisa
yang dilaksanakan oleh nasabah, jika telah terjadi kalau ada penambahan volume uang
menunjukan indikator tidak lancar atau beredar, baik uang kartal maupun uang
macet tentu nilai Non Performing Loan giral. Bila terjadi kegagalan panen
mengalami peningkatan. Keadaan tersebut misalnya yang menyebabkan harga beras
tentu memberikan dampak buruk bagi naik, tetapi apabila jumlah uang tidak
bank. beredar, maka kenaikan harga beras akan
berhenti dengan sendirinya. Inti yang
Kredit Bermasalah kedua adalah laju inflasi ditentukan oleh
Menurut Kasmir (2013), kredit laju pertambahan jumlah uang beredar dan
bermasalah atau kredit macet adalah kredit phisikologi atau harapan masyarakat
yang di dalamnya terdapat hambatan yang mengenai kenaikan harga-harga.
disebabkan oleh 2 unsur, yakni dari pihak b. Teori Keynes
perbankan dalam menganalisis kredit, Proses inflasi menurut Keynes
maupun dari pihak nasabah yang dengan adalah proses perebutan di antara
sengaja atau tidak sengaja dalam kelompok-kelompok sosial yang
kewajibannya tidak melakukan menginginkan bagian yang lebih besar
pembayaran. daripada yang dapat disediakan oleh
Kredit bermasalah Menurut Siamat masyarakat. Kelompok-kelompok sosial ini
(2001:174) adalah kredit yang memiliki misalnya orang-orang pemerintahan
kualitas dalam perhatian khusus (DPK), sendiri, pihak swasta atau bisa juga serikat
kurang lancar (KL), diragukan (D), macet buruh yang berusaha mendapatkan
(M). kenaikan gaji atau upah, dimana hal ini
akan berdampak terhadap permintaan
barang dan jasa, yang pada akhirnya akan
menaikkan harga.
Inflasi c. Teori Strukturalis
139
Muthia Roza Linda

Teori ini biasa disebut juga dengan mengajukan sebuah hipotesis yang akan
teori inflasi jangka panjang, karena dibuktikan yaitu:
menyoroti sebab-sebab inflasi yang berasal H1 Inflasi berpengaruh positif terhadap
dari kekakuan struktur ekonomi, khususnya Non Performing Loan pada PT
ketegaran supply bahan makanan dan Bank Tabungan Negara (Persero)
barang-barang ekspor. Karena sebab-sebab Tbk
struktural ini, pertambahan produksi H2 Kurs berpengaruh negatif terhadap
barang lebih lambat dibandingkan dengan Non Performing Loan pada PT
peningkatan kebutuhan masyarakat. Bank Tabungan Negara (Persero)
Akibatnya penawaran (supply) barang Tbk
kurang dari yang dibutuhkan masyarakat, H3 Tingkat suku bunga berpengaruh
sehingga harga barang dan jasa meningkat. positif terhadap Non Performing
Dalam menganalisa penyebab Loan pada PT Bank Tabungan
terjadinya inflasi ada beberapa kelompok Negara (Persero) Tbk
teori yang masing-masing menyoroti
aspek-aspek tertentu dari proses inflasi, METODE PENELITIAN
akan tetapi masing-masingnya bukanlah Penelitian yang dilakukan saat ini
teori yang lengkap mencakup segala aspek adalah penelitian kuantitatif dengan desain
penting dari kenaikan harga. penelitian kausatif. yang menjelaskan
pengaruh dari inflasi, kurs dan tingkat suku
Kurs bunga terhadap Non Performing Loan pada
Perdagangan yang dilakukan PT BTN Cabang Padang.
diantara berbagai negara adalah lebih rumit Pada penelitian ini yang menjadi
daripada yang dilakukan antar wilayah- objek penelitian adalah PT Bank Tabungan
wilayah dalam suatu negara. Salah satu Negara (Persero). Dipilihnya PT Bank
kesukarannya karena adanya perbedaan Tabungan Negara (Persero) karena
mata uang yang digunakan oleh negara di perusahaan tersebut merupakan salah satu
dunia, yang secara umum juga berbeda dari bank pemerintah dengan perolehan kinerja
segi nilai tukar. terbaik di Indonesia.
Menurut Martono dan Harjito
(2000) kurs valuta asing adalah banyaknya Regresi Linear Berganda
unit mata uang yang dapat dibeli atau Analisis regresi linear berganda
ditukar dengan satu satuan mata uang asing digunakan untuk mengetahui sejauh mana
atau harga suatu mata uang yang pengaruh inflasi, Kurs dan tingkat suku
dinyatakan dalam mata uang lain. Hal ini bunga terhadap NPL PT. BTN Cabang
ditentukan dalam bursa valas tempat mata Padang, dengan menggunakan rumus
uang diperjualbelikan. Permintaan akan regresi linier berganda sebagai berikut:
valas timbul dari kebutuhan untuk Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
membayar barang dan jasa serta asset yang Keterangan:
berasal dari luar negeri. a = Konstanta
Menurut Hasad (2001), pada Y = Non Performing Loan
dasarnya persoalannya adalah berapa b1 - 3 = Koefisien Regresi Masing-
jumlah mata uang domestik yang dapat masing variabel pada tahun t
diturunkan dengan sejumlah mata uang X1 = Inflasi
suatu negara tertentu yang diperlukan X2 = Kurs
untuk mendapatkan atau memperoleh satu X3 = Tingkat Suku Bunga
unit valuta asing (nilai tukar valuta asing). e = Error Term
Hipotesis Koefisien Determinasi (R2)
Berdasarkan kepada landasan teori Untuk mengetahui besarnya
dan penelitian terdahulu peneliti pengaruh variabel independen yaitu inflasi,
kurs dan tingkat suku bunga terhadap
140
Muthia Roza Linda

variabel dependen dalam hal ini Non akan mengalami penurunan sebesar 3,743
Performing Loan PT. BTN Cabang Padang satuan.
maka digunakan analisis koefisien Pada persamaan regresi terlihat
determinasi (R2).
variabel inflasi memiliki koefisien regresi
Koefisien Determinasi (R2) yang
mendekati angka satu, itu berarti variabel – bertanda positif sebesar 0,062 yang berarti
variabel independen yang digunakan dalam ketika diasumsikan terjadi kenaikan inflasi
penelitian ini memberikan hampir semua sebesar satu satuan akan mendorong
informasi yang dibutuhkan untuk meningkatnya nilai Non Performing Loan
memprediksi variabel dependen. yang dimiliki bank sebesar 0,062 satuan
dengan asumsi faktor lain selain inflasi
PEMBAHASAN
dianggap tetap atau konstan.
Regresi Linear Berganda
Untuk melihat sejauh mana Untuk variabel kurs terlihat bahwa
pengaruh inflasi (X1), kurs (X2) dan koefisien regresi bertanda positif sebesar
tingkat suku bunga (X3) terhadap non 1,120. Hasil yang diperoleh menunjukan
performing loan (Y) dapat dilihat pada bahwa semakin tinggi tingkat depresiasi
tabel 1 berikut ini rupiah sebesar satu satuan akan mendorong
terjadinya kenaikan porsi Non Performing
Tabel 1. Hasil Analisis Model Regresi
Loan sebesar 1,120 satuan dengan asumsi
Linear Berganda
faktor lain selain kurs dianggap tetap atau
Variabel Koefisien
Independen Regresi
t-hit Sig konstan.
Sedangkan pada variabel tingkat
Contanta -3,743 suku bunga, koefisien regresi bertanda
Inflasi 0,062 2,526 0,032 positif sebesar 0,673. Nilai tersebut
Kurs 1,120 0,968 0,337 menunjukan bahwa jika diasumsikan
Tingkat Suku 0,673 4,706 0,000 terjadi peningkatan suku bunga Bank
Bunga Indonesia sebesar 1 satuan akan
Sumber : pengolahan data sekunder tahun mendorong meningkatnya nilai Non
2014
Performing Loan sebesar 0,673 satuan
Berdasarkan tabel diatas didapatkan dengan asumsi faktor lain selain suku
sebuah persamaan regresi linear berganda bunga dianggap tetap atau konstan.
seperti yang terlihat pada persamaan di
bawah ini:
Analisis Koefisien Determinasi
Y = -3,743 + 0,062x1 + 1,120x2 + 0,673x3
Pengujian koefisien determinasi
+ 10,333
dimaksudkan untuk mengetahui kontribusi
Pada persamaan terlihat bahwa nilai
yang diberikan variabel independen dalam
konstanta yang dihasilkan adalah sebesar -
mempengaruhi dependen yang diukur
3,743, hasil yang diperoleh menunjukan
dengan. Berdasarkan hasil pengujian
bahwa ketika inflasi, kurs dan tingkat suku
statistik yang telah dilakukan diperoleh
bunga dianggap tetap atau konstan maka
ringkasan hasil terlihat pada Tabel 2
terjadi perubahan variabel dependen adalah
dibawah ini:
sebesar -3,743, yang berarti Non
Performing Loan yang dimiliki oleh PT
Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

141
Muthia Roza Linda

Tabel 2. Pengujian Koefisien berpengaruh signifikan terhadap Non


Determinasi Performing Loan yang dimiliki oleh PT
Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Variabel R-square
hipotesis kedua dengan
Inflasi, Kurs dan Suku menggunakan variabel kurs diperoleh nilai
Bunga 0,247
signifikan sebesar 0,337. Hasil yang
Sumber : pengolahan data sekunder tahun diperoleh menunjukan bahwa nilai
2014 signifikan sebesar 0,337 > 0,05 maka
keputusannya adalah Ho diterima dan Ha
Berdasarkan hasil pengujian ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa
koefisien determinasi yang dihasilkan kurs tidak berpengaruh signifikan terhadap
diperoleh nilai R-square sebesar 0,247. Non Performing Loan yang dimiliki oleh
Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan
Cabang Padang.
bahwa inflasi, kurs dan tingkat suku bunga Hasil pengujian hipotesis ketiga
mampu memberikan variasi kontribusi menunjukan bahwa variabel tingkat suku
untuk mempengaruhi Non Performing bunga telah memiliki nilai signifikan
Loan yang dimiliki oleh PT Bank sebesar 0,000. Hasil yang diperoleh
Tabungan Negara (Persero) Tbk sebesar tersebut menunjukan bahwa nilai signifikan
24,70% sedangkan sisanya 75,30% lagi sebesar 0,000 < 0,05 maka keputusannya
adalah Ho ditolak dan Ha diterima
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat
digunakan didalam model penelitian ini suku bunga berpengaruh signifikan
seperti pendapatan nasabah, penjualan terhadap Non Performing Loan yang
produk industri dan sebagainya. dimiliki oleh PT Bank Tabungan Negara
Pengujian Hipotesis (Persero) Tbk.
Untuk mendapatkan bukti empiris
pengaruh inflasi, kurs dan tingkat suku Pengaruh Inflasi Terhadap Non
Performing Loan Pada PT Bank
bunga secara individual, maka dilakukan
Tabungan Negara (Persero) Tbk
pengujian t-statistik. Berdasarkan hasil Berdasarkan hasil pengujian
pengujian statistik yang telah dilakukan hipotesis pertama ditemukan bahwa inflasi
diperoleh ringkasan hasil terlihat pada tabel berpengaruh signifikan terhadap Non
3 dibawah ini: Performing Loan pada PT Bank Tabungan
Negara (Persero) Tbk. Hasil penelitian ini
Tabel 3. Hasil Pengujian Hipotesis sejalan dengan teori, Dimana Sukirno
Variabel (2008) mengungkapkan bahwa inflasi
Sig Alpha Kesimpulan dapat terjadi akibat kelebihan permintaan
Independen
Inflasi 0,032 0,05 Signifikan terhadap sejumlah produk atau jasa dan
Kurs 0,337 0,05 Tidak Signifikan mendorong terjadinya kenaikan harga
produk secara keseluruhan, peningkatan
inflasi tentu akan di iringi dengan
Tingkat 0,000 0,05 Signifikan meningkatnya suku bunga baik tabungan
Suku Bunga
dan pinjaman, akibatnya nilai non
Sumber : pengolahan data sekunder tahun performing loan yang dimiliki bank
2014 cenderung meningkat, kondisi tersebut
Berdasarkan hasil pengujian terjadi karena beban bunga yang harus
hipotesis pertama diperoleh bahwa nilai dibayarkan debitur relatif meningkat. Nilai
signifikan 0,032 < 0,05 maka keputusannya pendapatan yang relatif tidak berubah
adalah Ho ditolak dan Ha diterima mendorong debitur kesulitan untuk
sehingga dapat disimpulkan bahwa inflasi membayarkan kewajibannya kepada bank.
142
Muthia Roza Linda

Hasil tersebut menandakan ketika inflasi tersebut terjadi karena perubahan kurs yang
terus meningkat akan mendorong relatif terjadi dalam jangka pendek,
meningkatnya Non Performing Loan yang sehingga situasi tersebut tidak begitu
dimiliki oleh PT Bank Tabungan Negara mengganggu bisnis yang dijalankan
(Persero) Tbk Cabang Padang. nasabah, oleh sebab itu perubahan kurs
Hasil penelitian ini juga sejalan rupiah tidak mempengaruhi kemampuan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari nasabah untuk membayar tagihan kredit.
(2013) yang menemukan bahwa inflasi Fenomena tersebut mendorong rasio kredit
berpengaruh signifikan terhadap Non bermasalah yang diukur dengan Non
Performing Loan sebuah bank. Sholeh Performing Loan tidak mengalami
(2012) mengungkapkan bahwa semakin perubahan berarti akibat adanya perubahan
tinggi inflasi akan mendorong kurs.
meningkatnya kecenderungan nilai Non Hasil yang diperoleh pada tahapan
Performing Loan yang dimiliki oleh pengujian hipotesis kedua sejalan dengan
sebuah bank. Wikutama (2012) dan penelitian Handoko (2011) yang
Ridwan (2013) menemukan bahwa inflasi menemukan bahwa kurs tidak berpengaruh
berpengaruh positif yang signifikan signifikan terhadap Non Performing Loan
terhadap Non Performing Loan yang yang dimiliki oleh sebuah bank.
dimiliki oleh sebuah bank.
Pengaruh Tingkat Suku Bunga
Pengaruh Kurs Terhadap Non Terhadap Non Performing Loan Pada
Performing Loan Pada PT Bank PT Bank Tabungan Negara (Persero)
Tabungan Negara (Persero) Tbk Tbk
Berdasarkan hasil pengujian Berdasarkan hasil pengujian
hipotesis kedua ditemukan bahwa kurs hipotesis ketiga ditemukan bahwa tingkat
tidak berpengaruh signifikan terhadap Non suku bunga berpengaruh signifikan
Performing Loan pada PT Bank Tabungan terhadap Non Performing Loan pada PT
Negara (Persero) Tbk. Hasil yang diperoleh Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
tersebut menunjukan bahwa perubahan Hasil yang diperoleh tersebut diperkuat
kurs tidak mempengaruhi nilai Non dengan nilai koefisien regresi bertanda
Performing Loan yang dimiliki oleh PT positif, hasil tersebut menunjukan bahwa
Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk semakin tinggi tingkat suku bunga bank
Cabang Padang. Hasil yang diperoleh pada sentral akan mendorong meningkatnya
tahapan pengujian hipotesis kedua tidak nilai Non Performing Loan yang dimiliki
sejalan dengan teori atau pun hipotesis oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero)
seperti yang diungkapkan Dhendawidjaya Tbk Cabang Padang. Hasil penelitian ini
(2008) yang menyatakan kurs merupakan sejalan dengan teori yang dijelaskan oleh
nilai tukar mata uang sebuah negara, jika Dhendawidjaya (2008) tingkat suku bunga
terjadi penurunan nilai kurs tentu nilai mata merupakan sejumlah keuntungan yang
uang sebuah negara akan mengalami diperoleh bank atau pun nasabah. Bagi
penurunan nilai, ketika hal tersebut terjadi bank besarnya tingkat suku bunga kredit
mengakibatkan nilai hutang yang harus tentu akan sangat menentukan laba yang
dibayarkan kepada bank bagi debitur akan diperoleh oleh sebuah bank, bagi nasabah
meningkat, situasi tersebut tentu akan semakin tinggi tingkat suku bunga bank
mendorong meningkatnya kemungkinan umum tentu akan mendorong besarnya
kredit macet yang terlihat NPL yang keuntungan yang diperoleh nasabah.
dimiliki sebuah bank. Walaupun demikian ketika tingkat suku
Bertolak belakangnya hasil yang bunga tinggi risiko kredit bermasalah
diperoleh di dalam pengujian hipotesis menjadi meningkat. Meningkatnya suku
kedua terjadi karena perubahan kurs tidak bunga akan mendorong jumlah
begitu dirasakan oleh nasabah, keadaan
143
Muthia Roza Linda

pembayaran kredit yang harus segera (sig 0,032 < 0,05) Hipotesis yang
dibayarkan menjadi semakin tinggi. diajukan diterima.
Kondisi tersebut terjadi karena 2. Tingkat suku bunga tidak berpengaruh
ketika tingkat suku bunga dinaikkan signifikan terhadap Non Performing
menandakan kondisi ekonomi sedang Loan yang dimiliki oleh PT Bank
mengalami masalah seperti tingginya Tabungan Negara (Persero) Tbk
inflasi, situasi tersebut tentu berimbas pada Cabang Padang (sig 0,337 > 0,05)
sektor usaha yang dikembangkan debitur, Hipotesis yang diajukan ditolak
peningkatan suku bunga bank sentral tentu 3. Suku bunga berpengaruh signifikan
bertujuan untuk menarik mata uang lokal terhadap Non Performing Loan yang
yang beredar dimasyarakat, kecenderungan dimiliki oleh PT Bank Tabungan
masyarakat tentu akan lebih suka Negara (Persero) Tbk Cabang Padang
menabung ketika tingkat suku bunga (sig 0,000 < 0,05) Hipotesis yang
dinaikkan, akan tetapi jika kita amati dalam diajukan diterima.
proses pembayaran kredit, peningkatan
suku bunga tentu akan mendorong semakin Saran
besar nilai tagihan kredit yang akan Saran yang dapat diberikan dari hasil
dipenuhi, situasi tersebut tentu membuat penelitian ini adalah :
debitur panik serta mempertinggi nilai 1. Dalam memberikan kredit kepada
kredit bermasalah yang terlihat pada rasio debitur, pihak bank sebaiknya
Non Performing Loan yang dimiliki oleh memperhatikan apakah pendapatan
bank. dari calojn debitur tersebut yang akan
Temuan yang diperoleh di dalam digunakan untuk membayar atau
tahapan pengujian hipotesis pertama mencicil pinjaman mempunyai
sejalan dengan penelitian Sari (2013) yang pengaruh yang langsung terhadap
menemukan bahwa tingkat suku bunga perubahan nilai inflasi dan suku bunga
berpengaruh signifikan terhadap Non atau tidak. Karena dari hasil penelitian,
Performing Loan sebuah bank. Sholeh ditemukan bahwa perubahan inflasi
(2012) mengungkapkan bahwa semakin dan tingkat suku bunga akan
tinggi tingkat suku bunga bank sentral akan mempengaruhi nilai NPL dari bank
mendorong meningkatnya kecenderungan yang dikarenakan terpengaruhnya
nilai Non Performing Loan yang dimiliki kemampuan dari debitur untuk
oleh sebuah bank. Wikutama (2012) dan membayar atau mencicil pinjaman
Ridwan (2013) menemukan bahwa tingkat tersebut
suku bunga berpengaruh positif yang 2. Peneliti dimasa mendatang diharapkan
signifikan terhadap Non Performing Loan mencoba mencari minimal satu
yang dimiliki oleh sebuah bank. variabel baru yang belum digunakan di
dalam penelitian ini, seperti jenis
PENUTUP usaha kreditur, musim, nilai penjualan
Kesimpulan dan berbagai variabel lainnya, saran
Berdasarkan kepada analisis dan tersebut penting untuk meningkatkan
pembahasan hasil pengujian hipotesis ketepatan dan akurasi hasil penelitian
peneliti mengajukan beberapa kesimpulan dimasa mendatang.
penting yang merupakan jawaban dari
sejumlah masalah yang dibahas di dalam DAFTAR PUSTAKA
penelitian ini yaitu:
1. Inflasi berpengaruh signifikan 10.22202/economica.2015.v3.i2.251
terhadap Non Performing Loan yang
dimiliki oleh PT Bank Tabungan Achmad Ridwan Sholeh, Feriyana
Negara (Persero) Tbk Cabang Padang Kusumawati dan Citra Nurhayati.
2012. Analisis Faktor Faktor yang
144
Muthia Roza Linda

Mempengaruhi Kredit Bermasalah


(Studi Kasus Pada Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah pada Bank X Cabang
Kota Y). Jurnal Manajemen Keuangan
Volume 1 Nomor 2. Universitas
Jayabaya, Surabaya.
Dhanawidjaya Lukman. 2001. Bank dan
Lembaga Keuangan Lainnya.
Gramedia Pustaka, Jakarta.
Gujarati Damodar. 2004. Basic of
Econometrica. McGraw-Hill, Irwin
Hasad Limcod. 2001. Bank dan Perannya
Bagi Perekonomian. Erlangga, Jakarta
Iswardono,1996. Bank dan Lembaga
Keuangan. Erlangga, Jakarta
Irham Fahmi & Yovi Lavianti Hadi. 2009.
Teori Portofolio dan Analisis
Investasi. Alfabeta. Bandung
Kasmir. 2013. Bank dan Lembaga
Keuangan lainnya. Grafindo, Jakarta
Ktut Silvanita. 2009. Bank dan Lembaga
Keuangan Lain. Erlangga. Jakarta
Muhamad Ridwan. 2013. Pengaruh Faktor
Mikro dan Makro Terhadap Non
Performing Loan Pada Beberapa Bank
Go Publik di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Keuangan Nomor 3 Volume 2.
Universitas Dipenegoro, Semarang.
Muntoha,2011. Bank Ekonomi dan Uang.
Salemba Empat, Jakarta.
Martono dan Harjito, Agus., (2001).
Manajemen Keuangan, Ekonesia,
Yogyakarta Mahmoedin. 2001.
Managerial Teori dan Aplikasi.
Gramedia Pustaka, Jakarta.
Masruri.Analisis Non Performing
Loan Dan Loan Deposit To Rasio
Terhadapkesehatan
Pd.Bank Perkreditan Rakyat Bkk
Kecamatan Sedan Kabupaten
Rembang. Fokus Ekonomi Vol. 1 No.
2 Desember 2006 : 109 119
Samsul Muarif, 2006. Bank (Konsep Teori
dan Aplikasi). Erlangga, Jakarta.
Sekaran Uma. 2005. Metodologi Penelitian
Bisnis. Erlangga, Jakarta
Samuelson. 2005. Economic Managerial
third Editions. McGraw-Hill, Irwin
Sadono Sukirno, 2008. Mikro Ekonomi
Teori Pengantar. PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta
145

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai