ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah dan Jumlah Ekspor
terhadap Tingkat Kredit Bank serta Implikasinya pada Kesehatan Perbankan tahun 2013 – 2020 , dimana krusialnya
peran kredit dalam dunia perbankan ditengah faktor makroekonomi yang bergerak fluktuatif sebagai dasar
permasalahan yang ada pada saat penelitian dilakukan. Penelitian ini menggunakan Metode Simultan untuk
menganalisis apakah terdapat pengaruh Faktor Makroekonomi sebagai variabel terikat terhadap Tingkat Kredit dan
Kesehatan Perbankan sebagai variabel bebas. Dari penelitian ini diketahui bahwa kekuatan pasar pada tingkat
tingkat suku bunga, nilai tukar rupiah, dan jumlah ekspor yang rendah mampu meningkatkan tingkat kredit bank,
adapun kekuatan pasar bank besar lebih tinggi dibandingkan dengan bank kecil. Hasil juga menunjukkan bahwa
bank besar memiliki tingkat kredit bank yang lebih tinggi. Hasil ini juga sekaligus mendukung kesehatan perbankan,
semakin meningkatnya tingkat kredit bank maka kesehatan bank akan lebih stabil atau bahkan bisa meningkat lebih
baik.
A. PENDAHULUAN
Pada September 2008, gempar dengan kejadian yakni bangkrutnya Lehman Brothers
dimana ini merupakan perusahaan bank investasi terbesar keempat yang ada di Amerika Serikat.
Kehancuran pada perusahaan ini mendorong penurunan tajam pada sektor keuangan di Amerika
Serikat dan memicu krisis keuangan global yang tidak terlihat selama lebih dari 80 tahun. Efek
krisis dirasakan di seluruh dunia, bahkan setelah satu dekade, dimana terlihat pada kondisi
produk domestik bruto pada negara- negara ber-ekonomi utama terus mengalami penurunan.
Dalam kondisi krisis, negara di Eropa tidak dapat menahan sisa-sisa krisis global dengan baik
dan hal tersebut memunculkan krisis ekonomi dikawasan lain. Salah satu penyebab utama krisis
global yang diikuti dengan runtuhnya perusahan Lehman Brothers ialah kegagalan dalam
meminimalir risiko atau mengabaikan risiko terkait dalam memberikan pinjaman hipotek (aset
atau properti) kepada peminjam dengan nilai kredit rendah, sehingga berdampak pada
banyaknya peminjam yang mengalami gagal bayar, lalu perusahaan tidak dapat menanggung
risiko dari melonjaknya tingkat kredit tersebut. Berdasarkan gambaran kondisi yang dialami
oleh Lehman Brothers bahwa Salah satu cara tradisional bank untuk dapat menghasilkan uang
adalah dengan memberikan pinjaman, dimana kepentingan bank untuk memberikan pinjaman
tetap wajib didasarkan pada standar dan ketentuan serta kehati-hatian.
Disisi lain beberapa teori memberikan gambaran terkait munculnya potensi krisis
keuangan, jika suatu negara mengalami ekspansi pada kegiatan kredit domestik. Hal ini juga
dapat terjadi, bila negara yang sedang mengalami kondisi adanya penurunan tingkat suku bunga,
lalu adanya peningkatan atas permintaan kredit dalam kegiatan usaha (investasi) dalam
memperbesar modal usaha dengan tujuan meningkatkan produktifitas kegiatan usahanya, jika
tidak dapat terkonsolidasi dengan baik maka beban tersebut akan menjadi tanggungan pemberi
modal (seperti perbankan). Jika dilakukan perbandingan dengan tingkat bunga luar negri
Tingkat bunganya cukup rendah, akan menurunkan minat masyarakat untuk menabung juga
mendorong pengaliran dana keluar negeri, sehingga perbankan akan mengalami kesulitan dalam
melakukan penghimpunan dana.
(Bencivenga S. , 1991) berpendapat bahwa perbankan merupakan Industri yang
mempunyai peran penting dalam ekonomi sebuah negara yang memiliki peran sebagai lembaga
intermediasi yang menyalurkan dana masyarakat ke dalam investasi asset produktif yang akan
mendorong produktivitas pada sektor riil, akumulasi kapital, dan pertumbuhan ekonomi secara
agregat. Dimana Menurut Laporan Statistik Perbankan Otoritas Jasa Keuangan pada tahun 2019,
praktik perbankan di Indonesia masih mengacu pada kredit dalam memperoleh pemasukan
utama yang digunakan dalam opersional bank itu sendiri. Hal ini membuat terkonsentrasikan
usaha bank pada pemberian kredit yang merupakan bagian sifat usaha bank sebagai lembaga
intermediasi.
4,500,000
4,000,000
3,500,000
3,000,000
2,500,000
2,000,000
1,500,000
1,000,000
500,000
-
2016 2017 2018 2019 2020
Berdasarkan Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia Tahun 2020, selama periode tahun
2016 hingga 2020, total kredit Indonesia mengalami kenaikan yang fluktuatif dan cukup
besar yakni sebesar 4.045.258 Miliar Rupiah di tahun 2020 dari 3.160.285 di tahun 2016. Hal
ini akan sangat memiliki dampak bagi kinerja bank atas penyaluran kredit yang dilakukannya.
Disisi lain, terdapat gap pada penelitian ini yang menunjukkan bahwa penurunan tingkat
suku bunga terhadap peningkatan permintaan kredit. Penelitian dilakukan karna melihat
bagaimana kredit memegang peran penting dalam perbankan terutama dengan kondisi krisis
ekonomi yang sedang dihadapi seluruh dunia termasuk Indonesia, sedikit banyak mempengaruhi
indikator makroekonomi terutama di Indonesia yang sedang bergejolak ditengah pandemic saat
ini serta masih sedikitnya penelitian mengenai pengaruh faktor makroekonomi terhadap tingkat
kredit perbankan dan Kesehatan perbankan dan apakah tingkat kredit perbankan juga Kesehatan
perbankan saling mempengaruhi .
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian
sebagai berikut. Bagaimana pengaruh tingkat suku bunga, nilai tukar rupiah, dan jumlah ekspor
terhadap tingkat kredit bank tahun 2013 – 2020? Bagaimana pengaruh tingkat suku bunga, nilai
tukar rupiah, dan jumlah ekspor terhadap kesehatan bank tahun 2013 – 2020? Bagaimana
adanya tingkat kredit perbankan dalam mempengaruhi tingkat suku bunga, nilai tukar rupiah,
dan jumlah ekspor terhadap kesehatan bank tahun 2013 – 2020?
Maka dengan uraian diatas perlu ditinjau kembali berdasarkan peneliatian sebelumnya
yang masih kontradiktif terhadap teori tentang tingkat kredit yang ada dan penelitian yang
dilakukan mengenai topik ini masih sedikit beberapa tahun terakhir dilakukan oleh para peneliti
. Penjelasan diatas mendasari perlunya penelitian kembai terkait Pengaruh Tingkat Suku
Bunga, Nilai Tukar Rupiah, Dan Jumlah Ekspor Terhadap Tingkat Kredit Bank Serta
Implikasinya Pada Kesehatan Perbankan Tahun 2013-2020.
B. KAJIAN PUSTAKA
Kesehatan Bank
Tingkat kesehatan bank merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh bank dalam
menjalankan kegiatan operasional perbankan yang dilakukan secara normal serta mampu
menjalankan seluruh pelaksanaan kredit dana pihak ketiga serta menjalankan kewajibannya
dengan baik melalui aturan yang telah sesuai dengan peraturan instansi yang berlaku.
Tingkat Kredit Bank
Dalam menjalankan perannya sebagai perantara keuangan yakni melakukan penyaluran
dana dari sisi surplus kepada sisi yang defisit dana, bank juga melakukan usahanya sebagai
lembaga keuangan yang menawarkan kepercayaan serta jasa. Bank berupaya semaksimal
mungkin untuk dapat melakukan peningkatan jumlah nasabah baru, memperbesar modal yang
dimiliki juga melakukan perluasan pemberian kredit serta jasa- jasanya.
Dalam hal ini kredit mememiliki peran yang penting dalam dunia perbankan, dimana
kredit diartikan sebagai penyerahan barang, jasa, maupun uang dari satu sisi (kreditur) yang
berdasarkan kepercayaan kepada sisi lain (debitur) melalui sebuah perjanjian terkait pembayaran
dari debitur kepada kreditur pada waktu yang telah ditentukan oleh kedua sisi. Hal ini memiliki
arti bahwa semua kegiatan perkreditan wajib berlandaskan kepercayaan, karena tanpa adannya
kepercayaan tidak akan terjadi pemberian kredit.
Konsep Ekspor
Ekspor memiliki definisi sebagai aktivitas mengeluarkan barang dari daerah pabean
Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 mengenai perdagangan serta Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2006 mengenai perubahan UU Nomor 10 Tahun 1995 tentang kepabeanan.
Daerah pabean adalah wilayah NKRI yang mencakup wilayah darat, ruang udara diatasnya,
Kerangka Penelitian
C. METODE PENELITIAN
Pendekatan Penelitian
Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan merupakan pendekatan kuantitatif yaitu sebuah
metode penelitian yang membahas terkait kumpulan data juga angka, serta analisis yang menggunakan
kaidah statistik. Metode kuantitatif merupakan suatu metode penelitian yang didasarkan pada konsep
filsafat positivisme yang menggunakan suatu media populasi maupun sampel tertentu. Penelitian
pengaruh tingkat suku bunga, nilai tukar rupiah, dan jumlah ekspor terhadap tingkat kredit bank serta
implikasinya pada kesehatan perbankan merupakan penelitian empiris yang menggunakan data sekunder
dan diolah dengan menggunakan program Eviews
sudah dijelaskan diatas maka metode yang tepat ialah menggunakan metode semi logaritma
natural, sehingga hasil model yang digunakan pada penelitian ini dapat memenuhi syarat Best
Liniear Unibiased Estimator (BLUE). Berikut adalah model perasamaan dalam penelitian ini;
Keterangan:
𝛽0 : Konstanta
𝛽1, 𝛽2, 𝛽3, 𝛽4 : Koefisien untuk variabel independen NPL, ROA, SBI, LNKURS, LNEXP
𝜀𝑡 : standard error
D. HASIL PENELITIAN
Gambar 2. Hasil Uji Normalitas Model 2 (NPL, SBI, Kurs & Ekspor -> ROA)
Menurut uji normalitas dengan metode Jarque-Bera pada model persamaan kedua
(NPL, SBI, Kurs, & Expor terhadap ROA) menunjukan model persamaaan kedua
memiliki probabilitas sebesar 0,769247 atau nilai probabilitas lebih besar dari nilai alpha
(0,769247 > 0,05). Sehingga bisa dinyatakan kalau persamaan kedua memiliki residual
data yang berdistribusi normal
2. Uji Multikolinieritas
Untuk memeriksa apakah variabel independen dalam model regresi terhubung,
dilakukan uji multikolinearitas (independen) (Ghozali,2013;105). Frase toleransi dan
variabilitas kadang-kadang digunakan secara bergantian. Jika terjadi regresi tunggal, nilai
Inflating Factor (VIF) dapat digunakan untuk melihat apakah terdapat multikolinearitas.
Tidak ada multikolinearitas dalam penelitian jika nilai VIF kurang dari sepuluh. Hasil uji
multikolinearitas dapat dilacak sebagai berikut:
3. Uji Heteroskedastisitas
Tes heteroskedastisitas dipakai guna menentukan apakah pada suatu data ada
heteroskedastisitas maupun tidak. Salah satu tindakan guna melihat adanya
heterostidaknya dengan uji White. Jika probabilitas Obs*R- squared > 0,05, model tidak
menunjukkan heteroskedastisitas; jika probabilitasnya adalah Obs*R- squared < 0,05,
modelnya demikian.
Uji heteroskedastisitas model pertama (ROA, SBI, Kurs, dan Ekspor ke NPL)
menghasilkan nilai probabilitas 0,0661 untuk Obs*R-squared. Nilai probabilitas Obs*R-
squared lebih dari 0,05 (0,0661 > 0,05), menunjukkan bahwa persamaan model pertama
tidak memiliki masalah heteroskedastisitas.
Hasil uji autokorelasi menunjukan bahwa model pertama memiliki nilai Durbin
Watson sebanyak 1,832720. Hal tersebut menjelaskan bahwa nila DW lebih banyak dari
skor dU untuk n (96) dan k (4) yakni sebanyak 1,7553 serta lebih kecil dari skor 4-dU (4
- 1.7553 = 2,2447). Dengan demikian maka disimpukan bahwa skor Durbin Watson
terletak diantara skor dU dan 4-dU (1,7553<1,832720<2,2447) berarti bisa ditarik
simpulan kalau model pertama tidak memiliki gejala autokorelasi positif ataupun
negatif.
Pendekatan Durbin Watson digunakan untuk melakukan uji autokorelasi
selanjutnya pada persamaan model kedua (NPL, SBI, Kurs, dan Ekspor ke ROA).
Gambar berikut menunjukkan hasil uji autokorelasi:
Hasil uji autokorelasi menunjukan bahwa model kedua memiliki nilai Durbin
Watson sebanyak 1,785228. Hal tersebut menjelaskan bahwa nilai DW lebih banyak dari
skor dU untuk n (96) dan k (4) yakni sebanyak 1,7553 serta lebih kecil dari skor 4-dU (4
- 1.7553 = 2,2447). Dengan demikian maka disimpukan bahwa skor Durbin Watson
terletak diantara skor dU dan 4-dU (1,7553<1,785228<2,2447) sehingga bisa ditarik
simpulan kalau model kedua tidak memiliki gejala autokorelasi positif ataupun negatif.
Hasil uji hipotesis pada model persamaan pertama menunjukan nilai R- squared sebesar
0.318148 menunjukan bahwa variable tingkat kredit (NPL) dapat dijelaskan oleh ROA, SBI,
Kurs, dan Expor sebesar 31.81%. Prosentase tersebut menunjukan kalau sumbangan dampak
variabel independent terhadap variable dependen ialah sebesar 31,81% sedangkan sisahnya yaitu
sebesar 68,19% dipengaruhi oleh variable yang tidak dimasukan dalam persamaan. Adapun
persamaan pertama dapat dijelaskan sebagaimana berikut:
Berdasarkan persamaan yang diperoleh, maka tingkat kredit bisa diterangkan berikut:
1. Nilai konstanta yang didapat sebesar 49,24 memperlihatkan kalau apabila variable
ROA, SBI, Kurs, dan Ekspor tidak mengalami perubahan maka diperkirakan akan
terjadi peningkatan nilai NPL sebesar 49,24.
2. Variable ROA mempunyai koefisien nilai negatif sebesar -2,23 serta nilai probabilitas
yang bernilai 0,0000. Nilai probabilitas yang lebih kecil dari 5% alpha (0,0000 < 0,05)
menunjukkan bahwa Tingkat Kesehatan (ROA) Bank memiliki pengaruh yang cukup
besar terhadap Tingkat Kredit (NPL). Nilai koefisien bernilai negative menunjukan
bahwa variable kesehatan bank memiliki pengaruh negative terhadap tingkat kredit.
Akibatnya, dapat dikatakan bahwa kesehatan bank memiliki dampak negatif dan
cukup besar pada tingkat kredit. Dengan kata lain, nilai ROA yang semakin tinggi
dapat menurunkan tingkat NPL pada perusahaan perbankan di Indonesia.
3. Probabilitas yang bernilai 0,0065. Nilai probabilitas lebih kecil dibandingkan derajat
alpha 5% (0,0065 < 0.05) menunjukan bahwa terdapat pengaruh signifikan tingkat
suku bunga (SBI) terhadap tingkat Kredit (NPL). Nilai koefisien bernilai positif
menunjukan bahwa variable tingkat suku bunga memiliki pengaruh positif terhadap
tingkat kredit. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan
signifikan tingkat suku bunga terhadap tingkat kredit. Dengan kata lain, nilai SBI yang
semakin tinggi dapat meningkatkan tingkat NPL pada perusahaan perbankan di
Indonesia.
4. Dengan koefisien negatif -5,27 dan probabilitas 0,0000, variabel nilai tukar memiliki
nilai koefisien negatif. Nilai probabilitas lebih kecil dibandingkan derajat alpha 5%
(0,0000 < 0.05) menunjukan kalau terdapat pengaruh signifikan Kurs terhadap tingkat
Kredit (NPL). Nilai koefisien bernilai negative menunjukan bahwa variable Kurs
memiliki pengaruh negative terhadap tingkat kredit. Berarti bisa ditarik simpulan
kalau ada pengaruh negative serta signifikan Kurs terhadap tingkat kredit. Berarti,
nilai Kurs yang semakin tinggi dapat menurunkan tingkat NPL pada perusahaan
perbankan di Indonesia.
5. Variable Ekspor mempunyai koefisien nilai sebesar 1,48 serta nilai probabilitas yang
bernilai 0,0684. Nilai probabilitas lebih besar dibandingkan derajat alpha 5% (0,0684>
0.05) memperlihatkan kalau ekspor tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat
Kredit (NPL). Hal tersebut memperlihatkan kalau Ekspor bukan merupakan factor
determinan yang berpengaruh terhadap tingkat Kredit (NPL) pada perusahaan
Perbankan di Indonesia.
Hasil uji hipotesis pada model persamaan pertama menunjukan nilai Adjusted R-squared
sebesar 0,7799 menunjukan bahwa variable Kesehatan bank (ROA) dapat dijelaskan oleh NPL,
SBI, Kurs, dan Expor sebesar 77,99%. Prosentase tersebut menunjukan kalua sumbangan
dampak variabel independent terhadap variable dependen ialah sebesar 77,99% sedangkan
sisahnya yaitu sebesar 22,01% dipengaruhi oleh variable yang tidak dimasukan dalam
persamaan. Adapun persamaan kedua dapat dijelaskan sebagaimana berikut:
Berdasarkan persamaan yang diperoleh, maka tingkat kredit bisa dipantau kalau :
1. Nilai konstanta yang didapat sebesar 5,787 memperlihatkan apabila variable NPL,
SBI, Kurs, dan Ekspor tidak mengalami adanya perubahan berarti diperkirakan akan
terjadi peningkatan nilai ROA sebesar 5,787. Variable NPL mempunyai koefisien nilai
negatif sebesar -0,099 serta nilai probabilitas yang bernilai 0,0000. Nilai probabilitas
lebih kecil dibandingkan derajat alpha 5% (0,0000 < 0.05) menunjukan kalau terdapat
pengaruh signifikan Tingkat Kredit (NPL) terhadap Kesehatan Bank (ROA). Nilai
koefisien bernilai negative menunjukan bahwa variable Tingkat Kredit memiliki
pengaruh negative terhadap Kesehatan Bank. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh negative dan signifikan Tingkat Kredit terhadap Kesehatan Bank. Dengan
kata lain, nilai NPL yang semakin tinggi dapat menurunkan tingkat ROA pada
perusahaan perbankan di Indonesia.
2. Variable SBI mempunyai koefisien nilai positif sebesar 0,088 serta nilai probabilitas
yang bernilai 0,0000. Nilai probabilitas lebih kecil dibandingkan derajat alpha 5%
(0,0000 < 0.05) menunjukan bahwa terdapat pengaruh signifikan tingkat suku bunga
(SBI) terhadap Kesehatan Bank (ROA). Nilai koefisien bernilai positif menunjukan
bahwa variable tingkat suku bunga memiliki pengaruh positif terhadap Kesehatan
Bank. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan tingkat
suku bunga terhadap Kesehatan Bank. Dengan kata lain, nilai SBI yang semakin
tinggi dapat meningkatkan tingkat ROA pada perusahaan perbankan di Indonesia.
3. Variable Kurs mempunyai koefisien nilai negatif sebesar -1,419 serta nilai probabilitas
yang bernilai 0,0000. Nilai kemungkinan yang kurang dari 5% (0,0000 < 0,05)
menyiratkan bahwa nilai tukar memiliki dampak yang cukup besar terhadap tingkat
kesehatan bank (ROA). Nilai koefisien bernilai negative menunjukan bahwa variable
Kurs memiliki pengaruh negative terhadap Kesehatan Bank. Akibatnya, dapat
dikatakan bahwa Bursa berdampak negatif dan cukup besar terhadap kesehatan bank.
Dengan kata lain, nilai Kurs yang semakin tinggi dapat menurunkan tingkat ROA pada
perusahaan perbankan di Indonesia.
4. Variable Ekspor mempunyai koefisien nilai positif sebesar 1,105 serta nilai
probabilitas yang bernilai 0,0000. Nilai probabilitas yang lebih kecil dari derajat alpha
5% (0,0000 < 0,05) menunjukkan bahwa besarnya ekspor berpengaruh besar terhadap
tingkat kesehatan bank (ROA). Nilai koefisien bernilai positif menunjukan bahwa
variable tingkat Ekspor memiliki pengaruh positif terhadap Kesehatan Bank. Maka
berarti bisa ditarik simpulan kalau adanya pengaruh positif serta signifikan tingkat
Ekspor terhadap Kesehatan Bank. Berarti, nilai Ekspor yang semakin tinggi dapat
menaikkan tingkat ROA pada perusahaan perbankan di Indonesia.
KESIMPULAN
Menurut temuan riset serta pembahasan, berarti riset ini bisa disimpulkan sebagaimana
berikut:
1. Tingkat Suku Bunga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Tingkat Kredit
Bank. Hal tersebut menjabarkan bahwa Tingkat Suku Bunga memiliki dampak yang
signifikan bagi kenaikan Tingkat Kredit Bank.
2. Nilai Tukar Rupiah memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap Tingkat Kredit
Bank. Hal tersebut menunjukan bahwa Nilai Tukar Rupiah mempunyai efek yang
signifikan bagi penurunan Tingkat Kredit Bank pada perusahaan.
3. Ekspor mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Tingkat Kredit
Bank. Hal tersebut menjelaskan bahwa peningkatan Ekspor tidak berpengaruh secara
langsung pada kenaikan Tingkat Kredit Bank.
4. Kesehatan Bank berpengaruh negative dan signifikan terhadap tingkat kredit bank.
Dengan kata lain, nilai ROA yang semakin tinggi dapat menurunkan tingkat NPL pada
perusahaan perbankan di Indonesia.
5. Tingkat Kredit Bank mempunyai dampak negatif dan signifikan terhadap Kesehatan
Bank. Hal tersebut menunjukan bahwa peningkatan Tingkat Kredit Bank akan
berpengaruh secara langsung pada penurunan Kesehatan Bank.
6. Tingkat Suku Bunga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Kesehatan
Bank. hal ini menunjukkan bahwa nilai SBI yang semakin tinggi dapat meningkatkan
tingkat ROA pada perusahaan perbankan di Indonesia.
7. Kurs memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap Kesehatan Bank. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai Kurs yang semakin tinggi dapat menurunkan tingkat ROA
pada perusahaan perbankan di Indonesia.
8. Ekspor memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Kesehatan Bank. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai Ekspor yang semakin tinggi dapat meningkatkan tingkat
ROA pada perusahaan perbankan di Indonesia.
SARAN
Menurut temuan riset dan kesimpulan diatas, berarti saran yang dapat diberikan penulis
melalui hasil penelitian ini :
1. Bagi Peneliti selanjutnya
Diharapkan melaksanakan tindak lanjut serta melakukan pengembangan hasil riset
dengan menambahkan beberapa variable lain yang mempengaruhi Tingkat Kredit Bank
dan Kesehatan Bank serta dapat memperuas sumber mauoun refrensi yang digunakan
dalam penelitian untuk mengembangkan penelitian sekanjutnya. Juga, dalam proses
pengumpulan data yang dilakukan agar lebih teliti dan sumber yang kompeten sebagai
sumber data yang digunakan dalam penelitian.
2. Bagi pihak perbankan
Dengan Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu acuan perbankan dalam
meningkatkan kualitas kesehatan bank melalui tingkat kredit bank. Dimana perbankan
hendaknya melakukan peningkatan tingkat kredit bank dengan memperhatikan tingkat suku
bunga dan nilai rupiah agar. Selain itu, Untuk jumlah ekspor meskipun merupakan salah satu
hal yang kurang mampu meningkatkan kredit bank dan tidak memiliki dampak pada
kesehatan bank perbankan juga tetap harus menaruh perhatian pada variabel ekspor.
3. Bagi Pihak Pemerintah
Dengan hasil dan datapada penelitian ini pemerintah diharapkan dapat lebih mengontrol
faktor makroekonomi, terutama pada penelitian ini ekspor sebagai salah satu faktor tidak
langsung yang kegiatannya perlu didukung lebih oleh pihak pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Purwito dan Indriani, Ekspor Impor Sistem Harmonis dan Pajak dalam Kepabean,
Jakarta, 2015
Basuki, A. T., & Prawoto, N. (2016). Analisis Regresi dalam Penelitian Ekonomi dan
Bisnis: Dilengkapi Aplikasi SPSS dan Eviews. RajawaliPers.
Bencivenga, Valerie R., and Bruce D. Smith. "Financial Intermediation and Endogenous
Growth." The Review of Economic Studies 58, no. 2 (1991): 195-209
Boediono. 1980. Ekonomi makro. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Boediono, 1991, Ekonomi Makro, Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta
Edo, Delsy Setiawati Ratu., dan Ni Luh Putu Wiagustini. 2014. Analisis Pengaruh Rasio
CAR, BOPO, LDR dan Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas Bank Yang
Terdaftar di BEI. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 3.11: 650-673
ISSN : 2337-3067.
Endang Winarsih, Moh. Adenan, dan Aisah Jumiati. 2015. Pengaruh Pertumbuhan
Ekonomi, Nilai Tukar, Tingkat Bunga, dan Inflasi Terhadap Permintaan Kredit di
Indonesia (Studi Kasus Bank Umum Periode 2008Q1-2015Q4).
Ginting, Ari Maulana. 2017. “Analisis Pengaruh Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia”. Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan. (11), 1.
Gujarati, D. N. (2004). Basic Econometric Fourth Edition. The McGraw−Hill
Companies.
Krugman, Paul R. dan Maurice Obstfeld, 2000, Ekonomi Internasional: Teori dan
Kebijakan, Terjemahan, Indeks, Jakarta.
Kusuma, Afifah Dian. 2018. Pengaruh inflasi, BI Rate, Nilai Tukar Mata Uang, CAR,
NPF, dan FDR Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia.
Yogyakarta: Skripsi Tidak Diterbitkan
Madura, Jeff. 2006. Keuangan Perusahaan Internasional. Edisi Kedelapan.
Jakarta: Salemba Empat.
Maryadi, M. (2017). Pengaruh Pengendalian Kredit Terhadap Kesehatan Bank pada PT.
Bank Bukopin Tbk Cabang Cendrawasih Kota Makassar. Jurnal Ilmiah Ilmu
Administrasi Publik, 7(2), 81–90.
Meydianawathi, Luh Gede. (2010). Analisis Perilaku Penawaran Kredit Perbankan
Kepada Sektor UMKM di Indonesia (2002-2006). Universitas Udayana Denpasar :
Buletin Studi Ekonomi. Volume 12 Nomor 2 Tahun 2010.
Muhamad Ridwan. 2013. Pengaruh Faktor Mikro dan Makro Terhadap Non Performing
Loan Pada Beberapa Bank Go Publik di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Keuangan
Nomor 3 Volume 2. Universitas Dipenegoro, Semarang.
Muzayyinulhaq, ‘Analisis Permintaan Dan Penawaran Kredit Perbankan Di Indonesia’,
2019 Nurochman, Rachmiawati Indah, ‘Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan
Mudharabah Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia’, Accounting Analysis
Journal, 2 2019.
Oktayanti, N. K. A., & Murtanto. (2016). ANALISIS PENGARUH TINGKAT
KESEHATAN BANK TERHADAP KUALITAS LABA DENGAN
PENDEKATAN RESIKO PADA. Jurnal Akuntasi Trisakti (e-Journal), 3(1), 1–
22.
Prathama Rahardja, Mandala Manurung. Teori Ekonomi Makro. Jakarta: LPFEUI.
2008.
Rahmi, M. N. (2016). PENGARUH KESEHATAN BANK TERHADAP
PENYALURAN KREDIT PADA BANK UMUM YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2010-2014. Jurnal Akutansi
AKUNESA, 4(3), 1–25.
Ri’fat Pasha. (2009). ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN KREDIT
SERTA IDENTIFIKASI PELUANG EKSPANSI PEMBIAYAAN KREDIT
SEKTORAL DI WILAYAH KERJA KBI MALANG. Jurnal Keuangan dan
Perbankan, Vol. 13, No. 1 Januari 2009,
80
81
80
42
43
44
45
46
80
Bank. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Kurs yang semakin tinggi dapat
Kesehatan Bank. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Ekspor yang semakin tinggi
5.2. Saran
proses pengumpulan data yang dilakukan agar lebih teliti dan sumber
tingkat kredit bank dengan memperhatikan tingkat suku bunga dan nilai
rupiah agar. Selain itu, Untuk jumlah ekspor meskipun merupakan salah
satu hal yang kurang mampu meningkatkan kredit bank dan tidak
memiliki dampak
81
ini ekspor sebagai salah satu faktor tidak langsung yang kegiatannya
DAFTAR PUSTAKA
Alatas, A. (2015). Trend Produksi dan Ekspor Minyak Sawit (CPO) Indonesia. DOI
Ali Purwito dan Indriani, Ekspor Impor Sistem Harmonis dan Pajak dalam
Kepabean, Jakarta, 2015
Basuki, A. T., & Prawoto, N. (2016). Analisis Regresi dalam Penelitian Ekonomi
dan Bisnis: Dilengkapi Aplikasi SPSS dan Eviews. RajawaliPers.
Edo, Delsy Setiawati Ratu., dan Ni Luh Putu Wiagustini. 2014. Analisis Pengaruh
Rasio CAR, BOPO, LDR dan Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas
Bank Yang Terdaftar di BEI. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas
Udayana 3.11: 650-673 ISSN : 2337-3067.
Krugman, Paul R. dan Maurice Obstfeld, 2000, Ekonomi Internasional: Teori dan
Kebijakan, Terjemahan, Indeks, Jakarta.
Kusuma, Afifah Dian. 2018. Pengaruh inflasi, BI Rate, Nilai Tukar Mata Uang,
CAR, NPF, dan FDR Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di
Indonesia. Yogyakarta: Skripsi Tidak Diterbitkan