Anda di halaman 1dari 84

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

BANK PADA PT. BANK BRISyariah.Tbk PERIODE 2009-2019

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata
Satu (S1) Dalam Bidang Ilmu Perbankan Syariah pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam

OLEH :

MENI ANGRAENI ZAI


NIM: 3316.005

Dosen Pembimbing:

H. HARFANDI, SE, M.Si


NIP. 196211101999031001

JURUSAN S1 PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BUKITTINGGI
2020
ABSTRAK

Skripsi ini disusun oleh: MENI ANGRAENI ZAI NIM 3316.005 dengan

judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KESEHATAN BANK PADA PT. BANK BRISyariah.Tbk PERIODE 2009-

2019”.

Latar belakang penelitian ini adalah semakin berkembangnya Bank

BRIsyariah dari tahun ke tahun, namun tidak diikuti dengan perkembangan rasio-

rasio keuangan yang menunjukkan angka yang fluktuatif dari tahun ke tahun dan

juga laba yang diperoleh bank BRIsyariah juga berfluktuatif. Rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah faktor-faktor mana saja yang berpengaruh terhadap

kesehatan bank BRIsyariah selama periode 2009-2019.

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Data yang

digunakan yaitu data sekunder. Pengumpulan data dengan metode dokumentasi

yaitu mengumpulkan laporan keuangan BRIsyariah tahun 2009-2019.

Hasil penelitian data yang diperoleh berdasarkan uji t menunjukkan bahwa

rasio NPF berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kesehatan bank, rasio

FDR berpengaruh negatif secara signifikan terhadap kesehatan bank, rasio GCG

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesehatan bank, rasio ROA positif

dan signifikan terhadap kesehatan bank dan rasio CAR berpengaruh negatif tidak

signifikan terhadap kesehatan bank.

Kata kunci: NPF, FDR, GCG, ROA, CAR dan Kesehatan Bank.

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lembaga keuangan merupakan aset yang sangat penting dalam

pembangunan perekonomian suatu negara. Di Indonesia, perkembangan

perekonomian tidak bisa dilepaskan dari besarnya peranan lembaga keuangan.

Secara umum, lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak di

bidang keuangan, dimana kegiatannya menghimpun dana atau menyalurkan

dana atau kedua-duanya menghimpun dan menyalurkan dana.1 Bank adalah

lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Artinya,

lembaga bank adalah lembaga yang dalam aktivitasnya berkaitan dengan

masalah uang oleh karena itu, usaha bank akan selalu dikaitkan denagn

masalah uang yang merupakan alat pelancar terjadinya perdagangan yang

utama. Bank islam atau biasa disebut bank tanpa bunga adalah lembaga

keuangan/perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan

berlandaskan pada Al-Quran dan hadist Nabi SAW. dengan kata lain, bank

islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan

pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran

uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat islam.2

Dalam kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana, stakeholder pasti

mempertimbangkan bagaimana keadaan bank tersebut. Untuk meyakinkan


1
Khayatun Nufus dkk, Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC (Studi
Kasus PT.Bnak BNI Tbk), Jurnal Sekuritas. Vol.3 No.1, September 2019, hal. 77 Diakses Tanggal
29 September 2019 jam 10.00 WIB
2
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Jakarta:PT Raja Grasindo Persada,2015),
hal.2-3

1
2

stakeholder maka bank melakukan penilaian tingkat kesehatan bank. Pada

dasarnya tingkat kesehatan bank merupakan cerminan dari kondisi bank saat

ini dan waktu yang akan datang. Bagi perbankan, hasil akhir dari penilaian

kondisi bank dapat digunakan sebagai salah satu sarana dalam menetapkan

strategi usaha di waktu yang akan datang, sedangkan bagi Bank Indonesia,

digunakan sebagai sarana penetapan dan implementasi strategi pengawasan

bank. Kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk

melakukan kegiatan operasiaonal perbankan secara normal dan mampu

memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai

dengan peraturan perbankan yang berlaku.

Kesehatan atau kondisi keuangan dan nonkeuangan bank merupakan

kepentingan semua pihak terkait, baik pemilik, pengelola (manajemen) bank,

masyarakat pengguna jasa bank, Bank Indonesia selaku otoritas pengawasan

bank, dan pihak lainnya. Kondisi bank tersebut dapat digunakan oleh pihak-

pihak tersebut untuk mengevaluasi kinerja bank dalam menerapkan prinsip

kehati-hatian, kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan manajemen

risiko. Apalagi perkembangkan industri perbankan semakin kompleks dan

beragam akan meningkatkan eksposur risiko yang akan di hadapi oleh bank.

Perubahan eksposur risiko bank dan penerapan manajemen risiko akan

mempengaruhi profil risiko bank, yang selanjutnya berakibat pada kondisi

bank secara keseluruhan.3

3
Djoni S. Gazali dan Rachmadi Usman, Hukum Perbankan, (Jakarta: Sinar Grafika,
2012) hal. 628
3

Semakin meningkatnya inovasi dalam produk, jasa, dan aktivitas

perbankan syariah berpengaruh pada peningkatan kompleksitas usaha dan

profil risiko bank yang apabila tidak diimbangi dengan penerapan manajemen

risiko yang memadai dapat menimbulkan berbagai permasalahan mendasar

pada bank maupun terhadap sistem keuangan secara keseluruhan. Agar bank

mampu mengidentifikasi permasalahan lebih awal, melakukan tindak lanjut

perbaikan yang sesuai dan lebih cepat, serta menerapkan prinsip Good

Corporate Governance dan manajemen risiko yang lebih baik maka otoritas

jasa keuangan menyempurnakan system penilaian tingkat kesehatan bank.4

Bank Indonesia sebelumnya menetapkan metode CAMEL dalam menilai

tingakt kesehatan bank. Peraturan tersebut sesuai dengan Peraturan Bank

Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 mengenai nilai kesehatan bank dilaksanakan

berdasarkan penilaian kualitatif serta kuantitatif berdasarkan faktor-faktor yang

memiliki pengaruh terhadap kinerja bank, seperti kualitas aset, modal,

rentabilitas, manajemen, sensitivitas terhadap risiko pasar dan likuiditas.5

Kemudian bank Indonesia mengeluarkan peraturan baru yaitu peraturan

bank Indonesia nomor 13/24.PBI/2011, maka metode penilaian bank diubah

dari CAMELS menjadi RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance,

Earning, Capital). Pergantian metode CAMELS ke RGEC sebagai penilaian

kesehatan bank yang baru tentunya ditopang untuk menciptakan pendekatan

4
Hanifa Assofia, Analisis Kinerja Keuangan Bank Aceh Setelah Konversi Periode 2016-
2018 Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8/POJK.03/2014, Jurnal At-
Tawassuth. Vol.4 No.1, Januari-Juni 2019, hal. 44 Diakses Tanggal 30 Oktober 2019 Jam 09.00
WIB
5
Ida Ayu Sri Kumala Dewi dan Made Reina Candradewi, Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank Metode RGEC Pada PT.Bank Tabungan Negara,Tbk Periode 2014-2016, E-Jurnal
Manajemen Unud. Vol.7 No.3,2018, hal. 1597 Diakses Tanggal 31 Oktober 2019 Jam 09.00 WIB
4

yang lebih menyeluruh dalam mengantisipasi risiko dengan berpedoman Risk

Profile. RGEC mencakup komponen rasio Risk Profile untuk menilai risiko.6

PT. Bank BRIsyariah resmi beroperasi pada tanggal 17 november 2008

dengan nama PT. Bank BRIsyariah dan seluruh kegiatan usahanya berdasarkan

prinsip syariah islam. Pada 10 desember 2008, Unit Usaha Syariah PT. Bank

Rakyat Indonesia (Persero) Tbk melebur ke dalam PT. Bank BRIsyariah proses

spin off tersebut berlaku efektif pada tanggal 1 jaunuari 2009. Brisyariah

melihat potensi besar pada segmen perbankan syariah. Dengan niat untuk

menghadirkan bsnis keuangan yang berlandaskan pada prinip-prinsip luhur

perbankan syariah, bank berkomitmen untuk produk serat layanan terbaik yang

menentramkan, brisyariah terus tumbuh secara positif.7

Semakin berkembangnya Bank BRIsyariah dari tahun ke tahun, namun

tidak diikuti dengan perkembangan rasio-rasio keuangan yang semakin

menunjukkan angka yang fluktuatif dari tahun ke tahun seperti yang terlihat

pada tabel 1.1 dibawah ini:

6
Arief Sugiarto Sasongko dan Cicilia Erna Susilawati, Pengaruh Risk Profile,Earning,
Dan Capital Terhadap Nilai Perusahaan Melalui Good Corporate Governance (Studi pada
Perusahaan Perbankan di Indonesia), Jurnal Ilmiah Mahasiswa Manajemen(JUMMA). Vol.6
No.2, Desember 2017, hal. 70 Diakses Pada Tanggal 28 September 2019 Jam 10.00 WIB
7
www.Brisyariah.co.id, Sejarah Brisyariah Diakses Tanggal 2 November 2019 Jam
16.15 WIB
5

Tabel 1.1
Rasio keuangan Bank BRIsyariah.Tbk Dalam jutaan Rupiah
Tahun NPF FDR ROA CAR
2009 1,07 % 120,98 % 0,53 % 17,04 %
2010 2,14 % 95,82 % 0,35 % 20,62 %
2011 2,12 % 90,55 % 0,20 % 14,74 %
2012 1,84 % 100,96 % 1,19 % 11,35 %
2013 3,26 % 102,70 % 1,15 % 14,49 %
2014 3,65 % 93,90 % 0,08 % 12,89 %
2015 3,89 % 84,16 % 0,77 % 13,94 %
2016 3,19 % 81,42 % 0,95 % 20,63 %
2017 4,75 % 71,87 % 0,51 % 20,05 %
2018 4,97 % 75,49 % 0,43 % 29,72 %
2019 3,38 % 80,12 % 0,31 % 25,26 %
Sumber: Laporan Tahunan BRIsyariah per Desember 2019

Dari tabel di atas dapat lihat bahwa nilai rasio NPF dari tahun ke tahun

selalu mengalami nilai yang fluktuatif. Dari tahun 2009 ke tahun 2010 nilai

NPF mengalami peningkatan, dari tahun 2010 ke tahun 2011 nilai NPF

mengalami penurunan, dari tahun 2012 sampai tahun 2015 nilai NPF

mengalami peningkatan, dari tahun 2015 ke 2016 nilai NPF mengalami

penurunan, kemudian dari tahun 2016 sampai tahun 2018 nilai NPF mengalami

peningkatan. Kemudian pada tahun 2019 nilai NPF mengalami penurunan.

Semakin besar rasio NPF yang dimiliki oleh bank maka semakin banyak

pembiayaan bermasalah yang terjadi.

Sementara nilai rasio FDR dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Dapat

dilihat dari tahun 2009 sampai tahun 2011 nilai FDR mengalami penurunan,

dari tahun 2011 sampai tahun 2013 nilai FDR mengalami kenaikan, dari tahun

2013 sampai tahun 2017 nilai FDR mengalami penurunan, kemudian tahun

2017 ke tahun 2019 nilai FDR mengalami kenaikan. Semakin tinggi rasio FDR
6

memberikan indikasi rendahnya likuiditas bank, karena dana bank lebih banyak

digunakan untuk memberikan pembiayaan dari pada diinvestasikan dalam

bentuk kas.8

Nilai rasio ROA dari tahun ke tahun selalu berfluktuatif. Dapat dilihat dari

tahun 2009 sampai tahun 2011 mengalami penurunan, kemudian pada tahun

2011 ke tahun 2012 nilai ROA mengalami peningkatan, tahun 2012 sampai

tahun 2014 nilai ROA mengalami penurunan. Kemudian dari tahun 2014

sampai 2016 nilai ROA mengalami kenaikan, dari tahun 2016 sampai tahun

2019 nilai ROA mengalami penurunan. Semakin besar ROA suatu bank, maka

semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin

baik pula posisi bank tersebut dari penggunaan asset.9

Nilai rasio CAR dari tahun ke tahun selalu mengalami fluktuatif. Dari

tahun 2009 ke tahun 2010 nilai CAR mengalami peningkatan, dari tahun 2010

sampai tahun 2012 nilai CAR mengalami penurunan, dari tahun 2012 ke tahun

2013 nilai CAR mengalami peningkatan, dan pada tahun 2018 nilai CAR

mengalami peningkatan. Kemudian pada tahun 2019 nilai rasio CAR mengalami

penurunan.

8
Jumriaty Jusman, Analisis Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah Berdasarkan Metode
RGEC Risk Profile,, Good Corporate Governance, Earning, And Capital Pada Bank Muamalat
Indonesia, Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis. Jilid 5 No.1, Maret 2019, hal.40-41 Diakses Pada
Tanggal 08 November 2019 Jam 10.50 WIB
9
Risa Dewi Yanti Aceh dkk, Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan
Metode CAMEL Pada PT Bank Syariah Mandiri (Studi Kasus Pada PT. Bank Syariah Mandiri
Cabang Ambon), E-Jurnal Riset Manajamene Prodi Manajamen. Hal.136 Diakses Tanggal 31
Oktober 2019 Jam 10.00 WIB
7

CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang

dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan

risiko, misalnya kredit yang diberikan. CAR merupakan indikator terhadap

kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari

kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko.10

Sedangkan laporan Good Corporate Governance dari Bank BRIsyariah

dapat dilihat pada tabel 1.2 dibawah ini:

Tabel 1.2
Laporan Good Corporate Governance PT. Bank BRIsyariah.Tbk
Tahun Nilai GCG Peringkat Komposit Keterangan
2009 2,32 2 Baik
2010 1,61 2 Baik
2011 1,55 2 Baik
2012 1,38 1 Sangat Baik
2013 1,35 1 Sangat Baik
2014 1,74 2 Baik
2015 1,61 2 Baik
2016 1,60 2 Baik
2017 1,57 2 Baik
2018 1,54 2 Baik
2019 1,66 2 Baik
Sumber: Laporan Tahunan dan Laporan GCG BRIsyariah per Desember 2019

Dari tabel dapat dilihat bahwa nilai GCC Bank BRIsyariah dari tahun 2009-

2019 menunjukkan angka yang berfluktuatif. Hanya selama tahun 2012 dan tahun

2013 nilai GCG PT. Bank BRIsyariah memiliki perngkat yang sangat baik.

10
Gonan Sumadi, Analisis Tingkat Kesehatan Bank Pembangunan Daerah Sumatera
Selatan Dan Bangka Belitung Menggunakan Metode Camel, Jurnal I-Finance. Vol.4 No.1, Juni
2018, hal.21 Diakses Pada Tanggal 31 Oktober 2019 Jam 10.00 WIB
8

Good Corporate Governanace adalah suatu mekanisme pengaturan dan

pengelolaan bisnis, meningkatkan kinerja perusahaan, serta meningkatkakn

kepercayan investor. Jika suatu bank memiliki nilai komposit good corporate

governance rendah akan menunjukkan kualitas tata kelola suatu perusahaan

sangat baik, dan semakin baik penerapan good corporate governance

dilakukan, maka kemampuan perusahaan menghasilkan laba juga semakin

meningkat.11

Tabel 1.3
Laba PT. Bank BRIsyariah.Tbk
Tahun Laba (dalam jutaan Rupiah)
2009 16.216
2010 10.954
2011 11.654
2012 10.888
2013 129.564
2014 6.577
2015 122.637
2016 170.209
2017 101.091
2018 106.600
2019 74.016
Sumber: Laporan Tahunan BRIsyariah Per Desember2019

Berdasarkan tabel 1.3 dapat dilihat bahwa laba PT. Bank BRIsyariah dari

tahun ke tahun selalu mengalami nilai yang fluktuatif. Dapat dilihat dari tahun

ke tahun selalu mengalami kenaikan dan penurunan, penurunan yang signifikan

terjadi pada tahun 2014.

11
Arief Sugiarto Sasongko dan Cicilia Erna Susilawati, Pengaruh Risk Profile,Earning,
Dan Capital Terhadap Nilai Perusahaan Melalui Good Corporate Governance (Studi pada
Perusahaan Perbankan di Indonesia), Jurnal Ilmiah Mahasiswa Manajemen (JUMMA). Vol.6
No.2, Desember 2017, hal.70 Diakses Pada Tanggal 28 September 2019 Jam 10.00 WIB
9

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan

Bank Pada PT. Bank BRIsyariah.Tbk Periode 2009-2019”.

B. Indentifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti mengindetifikasi

masalah sebagai berikut:

1. Nilai Net Perfoming Financing (NPF) di Bank BRIsyariah dari tahun 2009-

2019 selalu mengalami nilai yang berfluktuatif.

2. Nilai Financing to Deposit Ratio (FDR) di Bank BRIsyariah sdari tahun

2009-2019 selalu mengalami nilai yang berfluktuatif.

3. Nilai Return On Asset (ROA) di Bank BRIsyariah dari tahun 2009-2019

selalu mengalami nilai yang berfluktuatif.

4. Nilai Capital Adequancy Ratio (CAR) di Bank BRIsyariah dari tahun 2009-

2019 selalu berfluktuatif.

5. Nilai Good Corporate Governance di Bank BRIsyariah kebanyakan berada

pada peringkat 2.

6. Tingkat kesehatan bank syariah merupakan pertimbangan bagi stakeholder

dalam mengambil keputusan dalam menanamkan modal.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka pembatasan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:


10

a. Penilaian tingkat kesehatan pada PT. Bank BRIsyariah.Tbk diukur dari

faktor Risk Profile dengan menggunakan rasio Net Perfoming Financing

(NPF) 2009-2019.

b. Penilaian tingkat kesehatan pada PT. Bank BRIsyariah.Tbk diukur dari

faktor Risk Profile dengan menggunakan rasio Financing to Deposit Ratio

(FDR) tahun 2009-2019.

c. Penilaian tingkat kesehatan pada PT. Bank BRIsyariah.Tbk diukur dari

faktor Good Corporate Governance (GCG) tahun 2009-2019.

d. Penilaian tingkat kesehatan pada PT. Bank BRIsyariah.Tbk diukur dari

faktor Earning dengan menggunakan rasio Return On Asset (ROA) tahun

2009-2019.

e. Penilaian tingkat kesehatan pada PT. Bank BRIsyariah.Tbk diukur dari

faktor Capital dengan menggunakan rasio Capital Adequancy Ratio (CAR)

tahun 2009-2019.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dapat dikemukakan

rumusan masalah yaitu:

1. Apakah faktor Net Perfoming Financing (NPF) berpengaruh terhadap

kesehatan bank pada PT. Bank BRIsyariah.Tbk periode 2009-2019?

2. Apakah faktor Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh terhadap

kesehatan bank pada PT. Bank BRIsyariah.Tbk periode 2009-2019?

3. Apakah faktor Good Corporate Governance (GCG) berpengaruh terhadap

kesehatan bank pada PT. Bank BRIsyariah.Tbk periode 2009-2019?


11

4. Apakah faktor Return On Assets (ROA) berpengaruh terhadap kesehatan

bank pada PT. Bank BRIsyarih.Tbk periode 2009-2019?

5. Apakah faktor Capital Adequancy Ratio (ROA) berpengaruh terhadap

kesehatan bank pada PT. Bank BRIsyariah.Tbk periode 2009-2019?

6. Apakah faktor NPF, FDR, GCG, ROA dan CAR berpengaruh terhadap

kesehatan bank pada PT. Bank BRIsyariah.Tbk periode 2009-2019?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan batasan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui pengaruh faktor Net Perfoming Financing (NPF)

terhadap kesehatan bank pada PT.Bank BRIsyariah.Tbk periode 2009-

2019.

b. Untuk mengetahui pengaruh faktor Financing to Deposit Ratio (FDR)

terhadap kesehatan bank pada PT. Bank BRIsyariah.Tbk tahun 2009-

2019.

c. Untuk mengetahui pengaruh faktor Good Corporate Governance (GCG)

terhadap kesehatan bank pada PT. Bank BRIsyariah.Tbk tahun 2009-

2019.

d. Untuk mengetahui pengaruh faktor Return On Asset (ROA) terhadap

kesehatan bank pada PT. Bank BRIsyariah.Tbk tahun 2009-2019.


12

e. Untuk mengetahui pengaruh faktor Capital Adequancy Ratio (CAR)

terhadap kesehatan bank pada PT. Bank BRIsyariah.Tbk tahun 2009-

2019.

f. Untuk mengetahui pengaruh faktor NPF, FDR, GCG, ROA dan CAR

terhadap kesehatan bank pada PT. Bank BRIsyariah.Tbk periode 2009-

2019.

2. Kegunaan Penelitian

a. Bagi Penulis

1) Untuk menambah wawasan dan mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi kesehatan bank.

2) Untuk memenuhi persyaratan akademis dalam penyelesaian studi di

Institusi Agama Islam Negeri Bukittinggi.

b. Bagi Akademisi

Dengan adanya penelitian ada maka diharapkan dapat memberikan

informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan bank.

F. Penjelasan Judul

Untuk mengetahui suatu gambaran yang jelas dan untuk menghindari

kesalahpahamn dalam memahami kata-kata di proposal ini maka penulis akan

mencoba menjelaskan judul penelitian tentang “Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Kesehatan Bank Pada PT. Bank BRIsyariah.Tbk Periode

2009-2019”.

Analisis : Merupakan aktivitas yang memuat sejumlah

kegiatan seperti mengurai, membedakan, memilah


13

sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokkan

kembali menurut kriteria tertentu kemudian dicari

kaitannya dan ditafsirkan maknanya.

Faktor : Merupakan keadaan atau peristiwa yang ikut

menyebabkan (mempengaruhi) terjadinya sesuatu.

Mempengaruhi : Sama dengan berpengaruh pada.12

Kesehatan Bank : Merupakan kemampuan suatu bank untuk

melakukan kegiatan operasional perbankan secara

normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya

dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan

peraturan perbankan yang berlaku.13

Jadi kesimpulan dari penjelasan judul diatas adalah untuk mengetahui

faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan bank pada PT. Bank

BRIsyariah.Tbk periode 2009-2019.

G. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan penelitian ini, sistematika penulisan disusun

berdasarkab bab demi bab yang akan diuraikan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini mengantarkan permasalahan secara keseluruhan.

Pendahuluan bab ini nantinya didasarkan pada bahasan

12
Kamus Besar Bahasa Indonesia Diakses pada Tanggal 01 Februari 2020 pada Jam
12.40 WIB.
13
Ryan Hafidhin dkk, Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode
Risk Profile, Earning, And Capital (Studi pada PT.Bank Mandiri,Tbk Periode 2013-2016, Jurnal
Administrasi Bisnis. Vol.57 No.2, April 2018, hal.118 Diakses Pada Tanggal 31 Oktober 2019
Jam 10.00 WIB
14

masih secara umum, yang terdiri dari latar belakang,

identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan mengenai landasan teori, penelitian

terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang prosedur serta rencana

penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti guna

menjawab permasalahan yang dirumuskan. Selanjutnya

akan dipaparkan jenis penelitian, data dan teknik

memperolehnya dan teknik pengumpulan data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan setelah pembahasan yang mendalam

dari landasan teori dan data yang diperoleh peneliti,

kemudian peneliti mengolah data yang telah diperolehnya,

yang selanjutnnya akan diuraikan pada bab ini meliputi

gambaran perusahaan, analisis data, dan pembahasan.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan yang merupakan jawaban

atas pokok permasalahan yang penyusun buat,


15

keterbatasan penelitian, juga saran yang akan berguna bagi

penyusun khususnya pihak-pihak pada umumnya.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah gambaran hasil ekonomi yang mampu diraih oleh

perusahaan atau perbankan pada periode tertentu melalui aktifitas-aktifitas

perusahaan untuk menghasilkan keuntungan secara efisien dan efektif yang

dapat diukur perkembangannya dengan cara menganalisis data-data keuangan

yang tercantum dalam laporan keuangan. Kinerja dalam kamus istilah

akuntansi adalah kuantitatif dari keefektifan dalam operasi bisnis yang terjadi

selama periode tertentu. Kinerja bank secara umum merupakan gambaran

prestasi yang dicapai oleh bank dalam kegiatan operasionalnya. Kinerja

keuangan bank adalah gambaran kondisi keuangan pada suatu periode tertentu

baik mencakup aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dananya.

Kinerja dapat menunjukkan kekuatan serta kelemahan dari suatu perusahaan.

Analisis kinerja keuangan bank bertujuan untuk mengetahui keberhasilan

pengelolaan keuangan bank terutama kondisi likuiditas, kecukupan modal dan

profitabilitas yang dicapai dalam tahun berjalan maupun tahun sebelumnya

serta untuk mengetahui kemampuan bank dalam mendayagunakan semua asset

yang dimiliki dalam menghasilkan profit secara efisien.14

1. Laporan keuangan

Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan

perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Maksud laporan
14
Hanifa Assofia, Analisis Kinerja Keuangan Bank Aceh Setelah Konversi Periode 2016-
2018 Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8/POJK.03/2014, Jurnal At-
Tawassuth. Vol. 4 No. 1, Januari-Juni 2019, hal. 46 Diakses Tanggal 30 Oktober 2019 Jam 09.00

16
17

keuangan yang menunjukkan kondisi perusahaan saat ini adalah keadaan

keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode

tertentu (untuk laporan laba rugi).15

Tujuan laporan keuangan secara umum adalah untuk memberikan

informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun

periode tertentu. Laporan keuangan juga dapat disusun secara mendadak

sesuai dengan kebutuhan perusahaan maupun secara berkala. Laporan

keuangan mampu memberikan informasi keuangan kepada pihak dalam dan

luar perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan. Berikut

beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu:

a. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang

dimiliki perusahaan pada saat ini.

b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal

yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

c. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang

diperoleh pada suatu periode tertentu.

d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang

dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

e. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi

terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.

f. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam

suatu periode tertentu.

15
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers,2015), hal.7
18

g. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.

h. Informasi keuangan lainnya.16

Berikut jenis-jenis laporan keuangan:

a. Neraca

Merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan

pada tanggal tertentu. Posisi keuangan yang dimaksud adalah posisi

jumlah dan jenis aktiva (harta) dan passiva (kewajiban dan ekuitas) suatu

perusahaan. Penyusunan komponen di dalam neraca didasarkan pada

tingkat likuiditas dan jatuh tempo. Artinya penyusunan komponen neraca

harus didasarkan likuidatasnya atau komponen yang paling mudah

dicarikan. Sementara untuk yang jatuh tempo yang menjadi

pertimbangan adalah jangka waktu, terutama untuk sisi passiva.17

Komponen dari neraca terdiri dari:

1) Aktiva

Aktiva adalah harta kekayaan yang dimiliki oleh bank pada

tanggal tertentu. Aktiva bank dibagi menjadi aktiva produktif dan

aktiva non produktif. Aktiva produktif adalah aktiva yang dapat

menghasilkan, sedangkan aktiva non produktif adalah aktiva tidak

dapat menghasilkan.

2) Kewajiban

Kewajiban adalah utang dan kewajiban-kewajiban yang menjadi

tanggungan bank pada tanggal tertentu. Kewajiban disusun

16
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers,2015), hal.10-11
17
Kasmir, Analisis Laporan Keuanga, (Jakarta: Rajawali Pers,2015), hal.27
19

berdasarkan urutan jatuh tempo kewajiban, yaitu dimulai dari

kewajiban yang segera dibayarkan sampai kewajiban yang jatuh

tempo paling lama.

3) Ekuitas

Ekuitas adalah modal yang dimiliki oleh bank, yang bersumber

dari modal dasar, modal dari penjualan saham serta selisih harga

saham dengannominal saham, cadangan-cadangan, dan hasil laba dari

awal bank berdiri.18

b. Laporan Laba Rugi

Merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha

perusahaan dalam suatu periode. Dari laporan laba rugi tergambar jumlah

pendapatan dan sumber-sumber pendapatan yang diperoleh. Dan juga

menggambarkan jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan

selama periode tertentu.19

Komponen laba rugi terdiri dari:

1) Pendapatan

Pendapatan adalah semua pendapatan yang diterima baik secara

tunai maupun pendapatan non tunai. Pendapatan dibagi menjadi

pendapatan operasional dan pendapatan non operasional. Pendapatan

operasional adalah pendapatan yang berasal dari kegiatan operasional

18
Ismail, Akuntansi Bank: Teori dan Aplikasi dalam Rupiah, (Jakarta: Kencana, 2010),
hal.18
19
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers,2015), hal.27
20

bank. Pendapatan non operasional adalah pendapatan yang tidak

berasal dari aktivitas utama bank.

2) Beban

Beban adalah semua biaya yang dikeluarkan bank pada periode

tertentu, baik yang tunai maupun non tunai. Beban dibagi menjadi

beban operasional dan non opersioanal. Beban operasional yaitu

beban-beban yang berhubungan dengan kegiatan bank, dan beban non

operasional adalah beban yang bukan berasal dari kegiatan bank.20

c. Laporan Perubahan Modal

Merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis modal yang dimilki

pada saat ini. Laporan ini juga menjelaskan perubahan modal dan sebab-

sebab terjadinya perubahan modal di perusahaan.

d. Laporan Arus Kas

Merupakan laporan yang menunjukan semua aspek yang berkaitan

dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak

langsung terhadap kas.

e. Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan

Laporan yang memberikan informasi apabila ada laporan keuangan

yang memerlukan penjelasan tertentu. Artinya terkadang ada komponen

atau nilai dalam laporan keuangan yang perlu diberi penjelasan terlebih

dahulu sehingga jelas.21

20
Ismail, Akuntansi Bank: Teori dan Aplikasi dalam Rupiah, (Jakarta: Kencana, 2010),
hal.20
21
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers,2015), hal.27-28
21

2. Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka

yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan

angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan

komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada di

antara laporan keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat

berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode.

Hasil rasio keuangan ini digunakan untuk menilai kinerja manajemen

dalam suatu periode apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan.

Kemudian juga dapat dinilai kemampuan manajemen dalam

memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif.

Dari kinerja yang dihasilkan ini juga dapat dijadikan sebagai evaluasi

hal-hal yang perlu dilakukan ke depan agar kinerja manajemen dapat

ditingkatkan atau dipertahankan sesuai dengan target perusahaan. Atau

kebijakan yang arus diambil oleh pemilik perusahaan untuk melakukan

perubahan terhadap orang-orang yang duduk dalam manajemen ke depan.22

B. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Penilaian kesehatan bank, disamping dilakukan untuk bank konvensional,

juga dilakukan untuk bank syariah. Hal ini dilakukan sesuai dengan

perkembangan metodologi penilaian kondisi bank yang bersifat dinamis yang

mendorong pengaturan kembali sistem penilaian tingkat kesehatan bank

22
Kasmir, Analisis Laporan Keuanga, (Jakarta:Rajawali Pers,2015), hal.104-105
22

berdasarkan prinsip syariah. Tujuannya adalah agar dapat memberikan

gambaran yang lebih tepat mengenai kondisi saat ini dan mendatang.23

1. Prinsip Umum Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum

Manajemen bank perlu memperhatikan prinsip umum sebagai landasan

dalam melakukan penilaian terhadap tingkat kesehatan bank, yang mana

prinsipnya sebagai berikut:

a. Berorientasi Risiko

Penilaian tingkat tingkat kesehatan bank didasarkan pada risiko bank

dan dampak yang ditimbulkan pada kinerja bank secara keseluruhan. Hal

ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi faktor internal dan eksternal

yang dapat meningkatkan risiko atau mempengaruhi kinerja keuangan

bank pada saat sekarang dan masa datang. Dengan demikian bank, bank

diharapkan mampu mendeteksi secara lebih dini akar permasalahan bank

serta mengambil langkah pencegahan dan perbaikan.

b. Proporsionalitas

Penggunaan parameter atau indikator dalam tiap faktor penilaian

tingkat kesehatan bank dilakukan dengan memperhatikan karakteristik

dan kompleksitas usaha bank. Indikator tingkat penilaian kesehatan bank

dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini adalah standar minimum

yang harus digunakan dalam menilai tingkat kesehatan bank. Bank juga

dapat menggunakan parameter tambahan sesuai dengan karakteristik dan

23
Thamrin Abdullah dan Francis Tantri, Bank dan Lembaga Keuangan,(Jakarta:Rajawali
Pers,2014), hal.225
23

kompleksitas usaha dalam menilai tingkat kesehatan bank sehingga dapat

mencerminkan kondisi bank dengan lebih baik.

c. Materialitas dan Signifikansi

Bank perlu memperhatikan materialitas dan signifikansi faktor

penilaian tingkat kesehatan bank yaitu profil risiko, tata kelola,

rentabilitas, dan permodalan serta signifikansi indikator penilaian pada

masing-masing faktor dalam menyimpulkan hasil penilaian dan

menetapkan peringkat faktor.

d. Komprehensif dan Terstruktur

Proses penilaian dilakukan secara menyeluruh dan sistematis serat

difokuskan pada permasalahan utama bank. Analisis dilakukan secara

integritas, yaitu dengan mempertimbangkan keterkaitan antar risiko dan

antar faktor penilaian tingkat kesehatan bank serta perusahaan anak yang

dikonsolidasikan. Analisis ini didukung oleh fakta-fakta pokok dan rasio-

rasio yang relevan untuk menunjukkan tingkat, tren, dan tingkat

permasalahan yang dihadapi bank.24

2. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank

Kesehatan merupakan hal yang paling penting di dalam berbagai

kehidupan baik bagi manusia maupun perusahaan. Sama dengan manusia,

perbankan juga harus selalu dinilai kesehatannya agar tetap prima dalam

24
Surat Edaran OJK No.14/SEOJK.03/2017, Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Umum, Diakses Pada Tanggal 30 Oktober 2019 Jam 10.00 WIB
24

melayani nasabahnya. Penilaian tingkat kesehatan sangat penting karena

bank mengelola dana masyarakat yang dipercayakan kepada bank.25

Kesehatan bank diartikan kemampuan suatu bank untuk melakukan

kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua

kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan

perbankan yang berlaku.26

3. Faktor-Faktor Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC

Metode pengukuran tingkat kesehatan bank diatur dalam Peraturan

Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 serta diikuti dengan Surat Edaran Bank

Indonesia No.13/24/DPNP tentang sistem penilaian tingkat kesehatan.

Berdasarkan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan

No.10/SEOJK.03/2014 indikator dari setiap penilaian adalah sebagai

berikut:

a. Faktor Risiko (Profile Risk)

Penilaian faktor risiko merupakan penilaian terhadap risiko inheren

dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam aktivitas operasional

bank. Risiko inheren adalah penilaian atas risiko yang melekat pada

kegiatan bisnis bank, baik yang dapat dikuantitatifkan maupun yang

tidak, yang berpotensi mempengaruhi posisi keuangan bank.

Karakteristik risiko inheren bank ditentukan oleh faktor internal maupun

eksternal, antara lain strategi bisnis, karakteristik bisnis, kompleksitas

25
Kasmir, Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta: Rajawali Pers2015), hal. 46
26
Yusuf Faisal, Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Syariah dan Maqasyid Syariah Indeks
Terhadap Pertumbuhan Laba Dengan Good Corporate Governance Sebagai Variabel
Moderating, Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan. Vol.3 No.2, Juli-Desember 2018, hal. 204
Diakses Pada Tanggal 30 Oktober 2019 Jam 10.00WIB
25

produk dan aktivitas bank, industri dimana bank melakukan kegiatan

usaha serta kondisi makro ekonomi.

Berdasarkan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan

No.10/SEOJK.03/2014 risiko yang wajib dinilai terdiri atas 10 jenis

risiko yaitu:

1) Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan nasabah atau pihak

lain dalam memenuhi kewajiban kepada bank sesuai dengan

perjanjian yang disepakati. Risiko kredit pada umumnya melekat pada

seluruh aktivitas penanaman dana yang dilakukan oleh bank yang

kinerjanya bergantung pada kinerja pihak lawan (counterparty),

penerbit (issuer) atau kinerja pihak peminjam dana (borrower). Risiko

kredit juga diakibatkan oleh terkonsentrasinya penyediaan dana pada

debitur, wilayah geografis, produk, jenis pembiayaan, atau lapangan

usaha tertentu.

Risiko pembiayaan dalam penelitian ini dihitung dengan

menggunakan indikator rasio Non Performing Financing (NPF).

Semakin besar rasio NPF yang dimiliki oleh bank maka semakin

banyak pembiayaan bermasalah yang terjadi. Hal ini disebabkan oleh

beberapa faktor internal dan eksternal.27 Rumus rasio NPF yaitu:

27
Jumriaty Jusman, Analisis Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah Berdasarkan
Metode RGEC Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning, And Capital Pada Bank
Muamalat Indonesia, Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis. Jilid 5 No.1, Maret 2019, hal. 41 Diakses
Pada Tanggal 08 November 2019 Jam 10.50 WIB
26

Tabel 2.1
Bobot Peringkat Komposit Komponen NPF (Non Perfoming
Financing)
Tahun NPF (%) Peringkat Komposit Keterangan
2009 1,07 % 1 Sangat Sehat
2010 2,14 % 2 Sehat
2011 2,12 % 2 Sehat
2012 1,84 % 1 Sangat Sehat
2013 3,26 % 2 Sehat
2014 3,65 % 2 Sehat
2015 3,86 % 2 Sehat
2016 3,19 % 2 Sehat
2017 4,75 % 2 Sehat
2018 4,97 % 2 Sehat
2019 3,38 % 2 Sehat
Sumber: Data Sekunder Diolah Peneliti,2020

Berdasarkan tabel 2.1 tentang bobot peringkat komposit

komponen NPF pada tahun 2009 dan tahun 2012 berada pada

peringkat 1 yaitu “sangat sehat”. Dan tahun 2011, tahun 2011 dan dari

tahun 2013 sampai tahun 2019 berada pada peringkat 2 yaitu “sehat”.

Rata-rata bobot penilaian komponen NPF (Net Perfoming Ratio)

adalah 3,1% berada pada peringkat 2 yaitu “sehat”.

2) Risiko Pasar

Risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening

administratif akibat perubahan harga pasar, antara lain risiko berupa

perubahan nilai dari asset yang dapat diperdagangkan atau disewakan.

Risiko pasar meliputi antara lain risiko benchmark suku bunga,

risiko nilai tukar, risiko ekuitas dan risiko komoditas. Penerapan

manajemen risiko untuk risiko ekuitas dan risiko komoditas wajib


27

diterapkan oleh bank yang melakukan konsolidasi dengan perusahaan

anak.

3) Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan bank

dalam memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan

arus kas dan/ asset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan,

tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan bank.

Risiko ini disebut juga dengan likuiditas pendanaan (funding

liquidity risk). Risiko likuiditas juga dapat disebabkan oleh

ketidakmampuan bank melikuidasi asset tanpa terkena diskon yang

material karena tidak adanya pasar aktif atau adanya gangguan pasar

(market disruption) yang parah.

Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Financing to Deposit Ratio (FDR). Semakin tinggi rasio FDR maka

semakin rendah likuiditas bank, karena dana bank lebih banyak

digunakan untuk memberikan pembiayaan dari pada diinvestasikan

dalam bentuk dana kas.28 Rumus dari rasio FDR yaitu:

28
Jumriaty Jusman, Analisis Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah Berdasarkan
Metode RGEC Risk Profile,, Good Corporate Governance, Earning, And Capital Pada Bank
Muamalat Indonesia, Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis. Jilid 5 No.1, Maret 2019, hal. 41 Diakses
Pada Tanggal 08 November 2019 Jam 10.50 WIB
28

Tabel 2.2
Bobot Peringkat Komposit Komponen FDR (Financing to Deposit
Ratio)
Tahun FDR (%) Peringkat Komposit Keterangan
2009 120,98 % 5 Tidak Sehat
2010 95,82 % 3 Cukup Sehat
2011 90,55 % 3 Cukup Sehat
2012 100,96 % 4 Kurang Sehat
2013 102,70 % 4 Kurang Sehat
2014 93,90 % 3 Cukup Sehat
2015 84,16 % 2 Sehat
2016 81,42 % 2 Sehat
2017 71,87 % 1 Sangat Sehat
2018 75,49 % 2 Sehat
2019 80,12 % 2 Sehat
Sumber: Data Sekunder Diolah Peneliti,2020

Berdasarkan tabel 2.2 tentang bobot peringkat komposit

komponen FDR tahun 2009 berada pada peringkat 5 yaitu “tidak

sehat”. Pada tahun 2010 dan tahun 2011 berada pada peringkat 3 yaitu

:cukup sehat”. Pada tahun 2012 dan tahun 2013 berada pada peringkat

4 yaitu “kurang sehat”. Pada tahun 2014 berada pada peringkat 3 yaitu

“cukup sehat”. Kemudian pada tahun 2015 dan tahun 2016 berada

pada peringkat 2 yaitu” sehat”. Pada tahun 2017 berada pada

peringkat 1 yaitu “sangat sehat”. Dan pada tahun 2018 dan tahun 2019

berada pada peringkat 2 yaitu”sehat”. Rata-rata bobot peringkat

komponen FDR (Financing to Deposit Ratio) adalah 90,72% berada

pada peringkat 3 yaitu “cukup sehat”.


29

4) Risiko Operasinal

Risiko operasional adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh

proses internal yang kurang memadai, kegagalan proses internal,

kesalahan manusia, kegagalan sistem dan/ adanya kejadian eksternal

yang mempengaruhi operasional bank.

Sumber risiko operasional dapat disebabkan oleh sumber daya

manusia, proses, sistem dan kejadian eksternal.

5) Risiko Hukum

Risiko hukum adalah risiko yang timbul akibat tuntutan hukum

dan/ kelemahan aspek yuridis. Risiko ini juga dapat terjadi karena

ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendasari atau

kelemahan perikatan, seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya

perjanjian atau agunan yang tidak memadai.

6) Risiko Statejik

Risiko stratejik adalah risiko ketidaktepatan dalam pengambilan

dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam

mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Sumber risiko stratejik

dapat berasal dari kelemahan dalam proses formulasi strategi dan

ketidaktepatan dalam perumusan startegi, ketidaktepatan dalam

implementasi strategi dan kegagalan mengantisipasi perubahan

lingkungan bisnis.
30

7) Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan adalah risiko akibat bank tidak mematuhi

dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan

ketentuan yang berlaku serta prinsip syariah. Sumber risiko kepatuhan

dapat disebabkan oleh kurangnya pemahaman atau kesadaran hukum

terhadap ketentuan, prinsip syariah, maupun standar bisnis yang

berlaku umum.

8) Risiko Reputasi

Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat

kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif

terhadap bank.

9) Risiko Imbal Hasil

Risiko imbal hasil (rate of return risk) adalah risiko akibat

perubahan tingkat imbal hasil yang dibayarkan bank kepada nasabah,

karena terjadi perubahan tingkat imbal hasil yang diterima bank dari

penyaluran dana, yang dapat mempengaruhi perilaku nasabah dana

pihak ketiga bank.

10) Risiko Investasi

Risiko investasi (equity investment risk) adalah risiko akibat bank

ikut menanggung kerugian usaha nasabah yang dibiayai dalam

pembiayaan berbasis bagi hasil baik yang menggunakan metode net


31

revenue sharing maupun yang menggunakan metode profit and loss

sharing.29

b. Good Corporate Governance (GCG)

Good Corporate Governance (GCG) berarti suatu proses dan struktur

yang digunakan untuk mengarahkan dan mengelola bisnis dan

akuntabilitas perusahaan dengan tujuan utama mempertinggi nilai saham

dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan

stakeholder lain. Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa GCG

adalah permasalahan mengenai proses pengelolaan perusahaan yang

secara konseptual mencakup diaplikasikannya prinsip-prinsip

transparancy (keterbukaan), accountability (akuntabilitas), fairness

(kewajaran) dan responsibility (pertanggung jawaban).30

Good Corporate Governanace adalah suatu mekanisme pengaturan

dan pengelolaan bisnis, meningkatkan kinerja perusahaan, serta

meningkatkakn kepercayan investor. Jika suatu bank memiliki nilai

komposit good corporate governance rendah akan menunjukkan kualitas

tata kelola suatu perusahaan sangat baik, dan semakin baik penerapan

good corporate governance dilakukan, maka kemampuan perusahaan

menghasilkan laba juga semakin meningkat.31

29
Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No.10/SEOJK.03/2014, Tentang Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah Dan Unit Usaha Syariah, Diakses Pada Tanggal 30
Oktober 2019 Jam 11.00 WIB
30
Khotibul Umam dan Setiawan Budi Utomo, Perbankan Syariah: Dasar-dasar dan
Dinamika Perkembangannya di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers,2017), hal.189
31
Arief Sugiarto Sasongko dan Cicilia Erna Susilawati, Pengaruh Risk Profile,Earning,
Dan Capital Terhadap Nilai Perusahaan Melalui Good Corporate Governance (Studi pada
Perusahaan Perbankan di Indonesia), Jurnal Ilmiah Mahasiswa Manajemen(JUMMA). Vol.6
No.2, Desember 2017, hal.70 Diakses Pada Tanggal 28 September 2019 Jam 10.00 WIB
32

Penilaian Good Corporate Good Governance bagi bank umum

syariah merupakan penilaian terhadap kualitas manajemen bank atas

pelaksanaan 5 prinsip Good Corporate Governance yaitu transparansi,

akuntabilitas, pertanggungjawaban, professional, dan kewajaran. Prinsip-

prinsip Good Corporate Governance dan fokus penilaian terhadap

pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance tersebut

berpedoman pada ketentuan Good Corporate Governance yang berlaku

bagi bank umum syariah dengan memperhatikan karakteristik dan

kompleksitas usaha bank.

Dalam memastikan penerapan 5 prinsip Good Corporate

Governance bank umum syariah harus melakukan penilaian sendiri (self

assessment) secara berkala meliputi 11 faktor penilaian pelaksanaan

Good Corporate Governance, 11 faktor penilaian tersebut sebagai

berikut:

1) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan komisaris.

2) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab direksi.

3) Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite.

4) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan pengawas syariah.

5) Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penyaluran dana serta

pelayanan jasa.

6) Penanganan benturan kepentingan.

7) Penerapan fungsi kepatuhan.

8) Penerapan fungsi audit intern.


33

9) Penerapan fungsi audit ekstern.

10) Batas maksimum penyaluran dana (BMPD).

11) Transparansi kondisi keuangan dan nonkeuangan bank umum syariah,

laporan pelaksanaan Good Corporate Governance serta pelaporan

internal.

Tabel 2.3
Bobot Peringkat Komposit Komponen Aspek GCG (Good Corporate
Governance)

Tahun GCG Peringkat Komposit Keterangan


2009 2,32 2 Baik
2010 1,61 2 Baik
2011 1,55 2 Baik
2012 1,38 1 Sangat Baik
2013 1,35 1 Sangat Baik
2014 1,74 2 Baik
2015 1,61 2 Baik
2016 1,60 2 Baik
2017 1,57 2 Baik
2018 1,54 2 Baik
2019 1,66 2 Baik
Sumber: Data Sekunder Diolah Peneliti,2020

Berdasarkan tabel 4.3 tentang tingkat peringkat komposit komponen

GCG pada tahun 2012 dan tahun 2013 berada pada peringkat 1 yaitu

“sangat baik”. Kemudian pada tahun 2009 sampai tahun 2011 dan dari

tahun 2014 sampai tahun 2019 berada pada peringkat 2 yaitu “baik”. Rata-

rata bobot peringkat komponen GCG (Good Corporate Governance)

adalah 1,63 berada pada peringkat 2 yaitu “baik”.


34

c. Earning (Rentabilitas)

Penilaian faktor rentabilitas meliputi evaluasi terhadap kinerja

rentabilitas, sumber-sumber rentabilitas, kesinambungan (sustainability)

rentabilitas, manajemen rentabilitas, dan pelaksanaan fungsi sosial.

Penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat, trend, struktur,

stabilitas rentabilitas bank umum syariah, dan perbandingan kinerja bank

umum syariah dengan kinerja peer group, baik melalui analisis aspek

kuantitatif maupun kualitatif.

Dalam menetukan peer group, bank umum syariah perlu

memperhatikan skala bisnis, karakteristik, dan/atau kompleksitas usaha

bank umum syariah serta ketersediaan data dan informasi yang dimiliki.32

Pendapatan bersih bank merupakan jumlah penghasilan yang didapat

oleh bank karena bank sebagai badan usaha. Pendapatan bersih tersebut

dapat dipakai untuk menambah modal bank disamping juga dibagikan

kepada pemegang saham atau deviden. Tingkat keuntungan yang dicapai

bank dengan seluruh dana yang ada di bank ini dinamakan dengan

rentabilitas bank.33

Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Assets

(ROA), rumus ROA yaitu:

32
Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No.10/SEOJK.03/2014, Tentang Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah Dan Unit Usaha Syariah, Diakses Pada Tanggal 30
Oktober 2019 Jam 11.00 WIB
33
I Wayan Sudirman, Manajamen Perbankan: Menuju Bankir Konvensional yang
Profesional, (Jakarta:Kencana,2013), hal.151
35

Tabel 2.4
Bobot Peringkat Komposit Komponen Aspek ROA (Return On
Asset)
Tahun ROA (%) Peringkat Komposit Keterangan
2009 0,53 % 3 Cukup Sehat
2010 0,35 % 4 Kurang Sehat
2011 0,20 % 4 Kurang Sehat
2012 1,19 % 3 Cukup Sehat
2013 1,15 % 3 Cukup Sehat
2014 0,08 % 4 Kurang Sehat
2015 0,77 % 3 Cukup Sehat
2016 0,95 % 3 Cukup Sehat
2017 0,51 % 3 Cukup Sehat
2018 0,43 % 4 Kurang Sehat
2019 0,31 % 4 Kurang Sehat
Sumber: Data Sekunder Diolah Peneliti,2020

Berdasarkan tabel 2.4 tentang bobot peringkat komposit komponen

ROA pada tahun 2009 berada pada peringkat 3 yaitu “cukup sehat”. Pada

tahun 2010 dan tahun 2011 berada pada peringkat 4 yaitu “kurang sehat”.

Pada tahun 2012 dan tahun 2013 beraada pada peringkat 3 yaitu “cukup

sehat”. Pada tahun 2014 berada pada peringkat 4 yaitu “kurang sehat”.

Pada tahun 2015 sampai tahun 2017 berada pada peringkat 3 yaitu

“cukup sehat”. Kemudian pada tahun 2018 dan tahun 2019 berada pada

peringkat 4 yaitu “kurang sehat”. Rata-rata bobot peringkat komponen

ROA (Return On Asset) adalah 0,59% berada pada peringkat 3 yaitu

“cukup sehat”.

d. Capital (Permodalan)

Penilanian faktor permodalan meliputi evaluasi terhadap kecukupan

modal dan kecukupan pengelolaan permodalan. Dalam melakukan


36

perhitungan permodalan, bank umum syariah mengacu pada ketentuan

yang berlaku mengenai kewajiban penyediaan modal minimum bagi

bank umum syariah. Selain itu, dalam melakukan penilaian kecukupan

modal, bank umum syariah juga harus mengaitkan kecukupan modal

dengan profil risiko. Semakin tinggi risiko, semakin besar modal yang

harus disediakan untuk mengantisipasi risiko tersebut.

Rasio yang digunakan dalm penelitian ini adalah rasio Capital

Adequancy Ratio (CAR) merupakan rasio permodalan yang

menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk

keperluan pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian dana

yang akibatkan oleh kegiatan operasinya.34 Rumus CAR adalah sebagai

berikut:

34
Suriani Ginting, Analisis Pengaruh CAR,BOPO,NPM DAN LDR Terhadap
Pertumbuhan Laba Dengan Suku Bunga Sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Perbankan
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2016, Jurnal JWEM STIE Mikroskill.
Vol.9 No.1, April 2019, hal.99 Diakses tanggal 27 September 2019 Jam 10.00
37

Tabel 2.5
Bobot Peringkat Komposit Komponen CAR (Capital Adequancy Ratio)
Tahun CAR (%) Peringkat Komposit Keterangan
2009 17,04 % 1 Sangat Sehat
2010 20,62 % 1 Sangat Sehat
2011 14,74 % 1 Sangat Sehat
2012 11,35 % 2 Sehat
2013 14,49 % 1 Sangat Sehat
2014 12,89 % 1 Sangat Sehat
2015 13,94 % 1 Sangat Sehat
2016 20,63 % 1 Sangat Sehat
2017 20,05 % 1 Sangat Sehat
2018 29,72 % 1 Sangat Sehat
2019 25,26 % 1 Sangat Sehat
Sumber: Data Sekunder Diolah Peneliti,2020

Berdasarkan tabel 4.5 tentang bobot peringkat komposit komponen

CAR hanya pada tahun 2012 berada pada peringkat 2 yaitu “sehat”.

Kemudian dari tahun 2009 sampai tahun 2011 dan dari tahun 2013

sampai tahun 2019 berada pada peringkat 1 yaitu “sangat sehat”. Rata-

rata bobot peringkat komponen CAR (Capital Adequancy Ratio) adalah

18,25% berada pada peringkat 2 yaitu “sangat sehat”.

4. Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 peringkat

setiap faktor ditetapkan dalam peringkat komposit seebagai berikut:

a. Peringkat Komposit 1 (PK-1)

Mencerminkan kondisi bank yang secara umum sangat sehat

sehingga dinilai sangat mampu menghadapi pengaruh negatif yang

signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya.

b. Peringkat Komposit 2 (PK-2)


38

Mencerminkan kondisi bank yang secara umum sehat sehingga

dinilai mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari

perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya.

c. Peringkat Komposit 3 (PK-3)

Mencerminkan kondisi bank yang secara umum cukup sehat

sehingga dinilai cukup mampu menghadapi pengaruh negatif yang

signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya.

d. Peringkat Komposit 4 (PK-4)

Mencerminkan kondisi bank yang secara umum kurang sehat

sehingga dinilai kurang mampu menghadapi pengaruh negatif yang

signifikan dari perubahan kondisi bisnis dann faktor eksternal lainnya.

e. Peringkat Komposit 5 (PK-5)

Mencerminkan kondisi bank yang secara umum tidak sehat sehingga

dinilai tidak mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari

perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya.35

Tabel 2.6
Kriteria Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC
Bobot Peringkat Komposit Keterangan
Peringkat Komposit 1 Sangat Sehat
86% - 100%
Peringkat Komposit 2 Sehat
71% - 85%
Peringkat Komposit 3 Cukup Sehat
61% - 70%
Peringkat Komposit 4 Kurang Sehat
41% - 60%
≤ 40% Peringkat Komposit 5 Tidak Sehat

35
Peraturan Bank Indonesia , Tentang Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank,
Diakses Pada Tanggal 30 Oktober 2019 Jam 10.00 WIB
39

Sumber: SE BI No.13/24/DPNP tahun 2011


Nilai komposit untuk setiap rasio keuangan masing-masing komponen

menempati peringkat komposit akan dinilai sebagai berikut:

a. Peringkat 1 = setiap kali ceklis dikalikan dengan 5

b. Peringkat 2 = setiap kali ceklis dikalikan dengan 4

c. Peringkat 3 = setiap kali ceklis dikalikan dengan 3

d. Peringkat 4 = setiap kali ceklis dikalikan dengan 2

e. Peringkat 5 = setiap kali ceklis dikalikan dengan 1.36

C. Landasan Syariah

Dalam mengukur tingkat kesehatan suatu bank dapat dilihat pada laporan

keuangan yang dikeluarkan oleh suatu bank. Laporan keuangan adalah laporan

yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu

periode tertentu. Maksud laporan keuangan yang menunjukkan kondisi

perusahaan saat ini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu

(untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi).37 Hal ini terdapat

dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 282 yaitu sebagai berikut:

            

 .....  


“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara
tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan
hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar...”
(Q.S. Al-Baqarah:282)

36
Sri Maria Ulfha, Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RBRR (Risk-Based
Bank Rating), Jurnal Cano Ekonomos Vol. 7 No. 2 Tahun 2018, Diakses Tanggal 29 April 2020
Pada Jam 13.20 WIB
37
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers,2015), hal.7
40

Dalam ayat diatas dijelaskan bahwa apabila ada transaksi maka harus

ditulis, hal ini sama dengan kegiatan muamalah yang ditulis dalam laporan

keuangan.

Dalam menilai kesehatan bank syariah digunakan metode RGEC, salah

satu faktor yang digunakan adalah faktor Earning (pendapatan). Pendapatan

bersih bank merupakan jumlah penghasilan yang didapat oleh bank karena

bank sebagai badan usaha. Pendapatan bersih tersebut dapat dipakai untuk

menambah modal bank disamping juga dibagikan kepada pemegang saham

atau deviden. Tingkat keuntungan yang dicapai bank dengan seluruh dana yang

ada di bank ini dinamakan dengan rentabilitas bank.38 Hadist yang menjelaskan

tentang keuntungan (profit) yang artinya:

“Dari Urwah al-Bariqi, bahwasanya Rasulullah SAW memberinya uang


satu dinar untuk membeli seekor kambing. Dengan uang satu dinar tersebut,
dia membeli dua ekor kambing dan kemudian menjual kembali seekor kambing
seharga satu dinar. Selanjutnya, dia datang menemui Nabi SAW dengan
membawa seekor kambing dan uang satu dinar. (Melihat hal ini), Rasulullah
SAW mendoakan keberkahan pada perniagaan Urwah, sehingga seandainya ia
membeli debu, niscaya ia mendapatkan laba darinya.”
Hadist Urwah diatas merupakan salah satu hadist yang dijadikan pedoman

dalam menetapkan besaran profit. Dalam hadist tersebut dijelaskan bahwa

Urwah diberi uang satu dinar oleh Rasulullah SAW untuk membeli seekor

kambing. Kemudian ia membeli dua ekor kambing dengan harga satu dinar.

Ketika ia menuntun kedua ekor kambing itu, tiba-tiba seorang lelaki

menghampirinya dan menawar kambing tersebut. Maka ia menjual seekor

dengan harga satu dinar. Kemudian ia menghadap Rasulullah SAW dengan

38
I Wayan Sudirman, Manajamen Perbankan: Menuju Bankir Konvensional yang
Profesional, (Jakarta:Kencana,2013), hal.151
41

membawa uang satu dinar dan satu ekor kambing. Beliau lalu meminta

penjelasan san ia menceritakan kejadiaannya, maka beliau pun berdoa: “Ya

Allah berkatilah Urwah dalam bisnisnya.39

D. Kajian Terdahulu

Yulasmiati (2018) tentang analisis rasio profitabilitas dan relevansinya

terhadap kesehatan bank pada PT. BPR Syariah Ampek Angkek Canduang

periode 2012-2016. Yang mana hasil penelitiannya bahwa tingkat kesehatan

keuangan pada PT.BPR Syariah Ampek Angkek Canduang dari segi ROA

dinyatakan sangat sehat. Berdasarkan analisis ROE dinyatakan sehat.

Sonya Eka Marantika (2018) tentang analisis penilaian tingkat kesehatan

bank syariah dengan metode CAMEL sebagai alat penilaian kinerja Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah Haji Miskin periode 2013-2017. Hasil penelitian

tersebut adalah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Haji Miskin selama periode

2013-2017 dikategorikan sehat berdasarkan aspek capital, assets, management,

eraning, sedangkan berdasarkan aspek liquidity dikategorikan tidak sehat.

Harfin Khaira (2018) tentang analisis CAMEL dalam melihat tingkat

kesehatan bank pada PT.BPRS Carana Kiat Andalas tahun 2014-2016. Hasil

penelitiannya adalah tingkat kesehatan bank dengan metode CAMEL pada

PT.BPRS Carana Kiat Andalas tahun 2014-2016 dikategorikan sehat.

Silfiya Meithofani Abdilah (2015) tentang pengaruh tingkat kesehatan

bank dengan metode RGEC terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah di

Indonesia tahun 2011-2014. Hasil penelitiannya bahwa tingkat kesehatan Bank

39
Isnaini Harahap,dkk, Hadis Hadis Ekonomi,(Jakarta:Kencana,2015),hal.93-94
42

Muamalat Indonesia, BSM, Bank Mega Syariah, BNIS, mendapatkan PK-2

yaitu bank dengan predikat sehat. Hasil uji secara simultan menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap profitabilitas

bank. Secara parsial profil risiko, GCG, BOPO berpengaruh terhadap ROA

sedangkan CAR tidak berpengaruh terhadap ROA.

Arisah Pujiati (2017) tentang analisis penilaian kesehatan bank

menggunakan metode RGEC (Risk Profile,Good Corporate Governance,

Earning, Capital) pada Bank Umum Syariah Periode 2011-2015. Hasil

penelitiannya adalah bahwa kinerja Bank Umum Syariah selama periode 2011-

2015 secara keseluruhan menunjukkan hasil yang fluktuatif dari ketiga Bank

Umum Syariah. Dengan menggunakan indikator CAR membuktikan bahwa

Bank Umum Syariah dalam penelitian ini memiliki modal yang baik untuk

faktor capital.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan yang saya lakukan terletak pada

variabel-variabel yang digunakan dan objek yang diteliti.

E. Kerangka Pemikiran

NPF (X1)

FDR (X2)

Kesehatan Bank (Y)


GCG (X3)

ROA (X4)

CAR (X5)
43

F. Hipotesis

Hipotesis adalah kesimpulan atau jawaban sementara terhadap masalah

penelitian yang dibuat berdasarkan kerangka pemikiran, karena dibuat

berdasarkan kerangka pemikiran, maka hipotesis sering juga dinamakan teori

peneliti.40

Hipotesis yang dikemukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. H0 : Variabel NPF (X1) tidak berpengaruh terhadap kesehatan bank pada

PT. Bank BRIsyariah.

H1 : Variabel NPF (X1) berpengaruh terhadap kesehatan bank pada PT.

Bank BRIsyariah.

2. H0 : Variabel FDR (X2) tidak berpengaruh terhadap kesehatan bank pada

PT. Bank BRIsyariah.

H2 : Variabel FDR (X2) memiliki pengaruh terhadap kesehatan bank pada

PT. Bank BRIsyariah.

3. H0 : Variabel GCG (X3) tidak berpengaruh terhadap kesehatan bank pada

PT. Bank BRIsyariah.

H3 : Variabel GCG (X3) memiliki pengaruh terhadap kesehatan bank pada

PT. BankBRIsyariah.

4. H0 : Variabel ROA (X4) tidak berpengaruh terhadap kesehatan bank pada

PT. Bank BRIsyariah.

40
Zulganef, Metode Penelitian Sosiao dan Bisnis, (Yogyakarta:Graha Ilmu,2013), hal.46
44

H4 : Variabel ROA (X4) memiliki pengaruh terhadap kesehatan bank pada

PT. Bank BRIsyariah.

5. H0 : Variabel CAR (X5) tidak berpengaruh terhadap kesehatan bank pada

PT. Bank BRIsyariah.

H5 : Variabel CAR (X5) memiliki pengaruh terhadap kesehatan bank pada

PT. Bank BRIsyariah.

6. H0 : Variabel NPF, FDR, GCG, ROA dan CAR tidak berpengaruh terhadap

kesehatan bank pada PT. Bank BRIsyariah.

H5 : Variabel NPF, FDR, GCG, ROA dan CAR berpengaruh terhadap

kesehatan bank pada PT.Bank BRIsyariah.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif deskriptif.

Penelitian deskriptif adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui nilai

variabel mandiri baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan

atau menghubungkan dengan variabel lain. Sedangkan penelitian kuantitatif

adalah penelitian yang menggunakan analisis data yang berbentuk

numerik/angka.41

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini dilakukan di Bank BRIsyariah melalui website

resmi www.brisyariah.co.id. Periode pengamatan dalam penelitian ini adalah

selama periode 2009-2019 pada laporan keuangan BRIsyariah.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder adalah

data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan

diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk publikasi.42 Sumber data

penelitian ini adalah laporan keuangan dan laporan Good Corporate

Governance bank BRIsyariah dari website resmi Bank BRIsyariah

www.brisyariah.co.id.

41
Suryani dan Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif: Teori dan Aplikasi Pada Penelitian
Bidang Manajemen Dan Ekonomi Islam, (Jakarta:Kencana, 2015), hal.109
42
Suryani dan Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif: Teori dan Aplikasi Pada Penelitian
Bidang Manajemen Dan Ekonomi Islam, (Jakarta:Kencana, 2015), hal.171

45
46

D. Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau benda yang memiliki

karakteristik tertentu dan dijadikan objek penelitian.43 Populasi dalam

penelitian ini adalah laporan keuangan PT. Bank BRIsyariah pasa tahun 2009-

2019.

Sampel dapat dinyatakan sebagai bagian dari populasi yang diambil

dengan teknik atau metode tertentu untuk diteliti dan digeneralisasi terhadap

populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah rasio-rasio keuangan pada PT.

Bank BRIsyariah yaitu rasio NPF, FDR, ROA, CAR dan laporan Good

Corporate Governance pada tahun 2009-2019.

E. Defenisi Operasional Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode

tingkat kesehatan bank RGEC yaitu Risk Profile, Good Corporate Governance,

Earning, Capital. Berikut merupakan penjelasan variabel-variabel yang

digunakan dalam penelitian ini:

1. Variabel Y (Variabel Dependen)

Variabel dependen adalah variabel yang nilai-nilainya tergantung atau

terikat oleh nilai-nilai variabel lain atau variabel yang tergantung kepada

variabel lain. Variabel dependen adalah variabel yang nilainya turun-naik

tergantung kepada turun-naiknya variabel lain.44 Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah kesehatan bank. Kesehatan bank adalah kemampuan

43
Suryani dan Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif: Teori dan Aplikasi Pada Penelitian
Bidang Manajemen Dan Ekonomi Islam, (Jakarta:Kencana, 2015), hal.190
44
Zulganef, Metode Penelitian Sosial dan Bisnis, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hal.
65
47

suatu bank untuk melakukan kegiatan operasinal perbankan secara normal

dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara

yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku.45

2. Variabel X (Variabel Independen)

Variabel independen adalah variabel stimulus atau variabel yang

mempengaruhi variabel lain.46 Variabel independen dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. NPF (Non Perfoming Financing)

NPF adalah perbandingan antara pembiayaan yang bermasalah yang

diberikan dengan total pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah.

Rumus perhitungan rasio NPF adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1
Kriteria Penetapan Peringkat Profil Risiko (NPF)
Peringkat Keterangan Kriteria
1 Sangat Sehat
2 Sehat
3 Cukup Sehat
4 Kurang Sehat
5 Tidak Sehat
Sumber:SE BI No.13/24/DPNP Tahun 2011

45
Yusuf Faisal, Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Syariah dan Maqasyid Syariah Indeks
Terhadap Pertumbuhan Laba Dengan Good Corporate Governance Sebagai Variabel
Moderating, Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan. Vol. 3 No. 2, Juli-Desember 2018, hal.
204 Diakses Pada Tanggal 30 Oktober 2019 Jam 10.00WIB
46
Suryani dan Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif: Teori dan Aplikasi Pada Penelitian
Manajemen Dan Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana,2015), hal. 90
48

b. FDR (Financing to Deposit Ratio)

FDR adalah perbandingan antara pembiayaan yang diberikan oleh

bank dengan dana yang diterima oleh bank.47 Rumus perhitungan rasio

FDR adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2
Kriteria Penetapan Peringkat Profil Risiko (FDR)
Peringkat Keterangan Kriteria
1 Sangat Sehat
2 Sehat
3 Cukup Sehat
4 Kuramg Sehat
5 Tidak Sehat
Sumber: SE BI No.13/24/DPNP Tahun 2011

c. ROA (Return On Asset)

ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas

perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan

aktiva yang dimilikinya. Rumus perhitungan rasio ROA adalah sebagai

berikut:

47
Adytya Ratna Puspita dan Saryadi, Uji Beda Tingkat Kesehatan Bank Antara
Perbankan Syariah Indonesia Dengan Perbankan Syariah Malaysia, Jurnal Social and Political.
2018, hal. 2 Diakses Pada Tanggal 26 September 2019 Jam 09.00 WIB
49

Tabel 3.3
Kriteria Penetapan Peringkat Rentabilitas (ROA)
Peringkat Keterangan Kriteria
1 Sangat Sehat
2 Sehat
3 Cukup Sehat
4 Kurang Sehat
5 Tidak Sehat
Sumber:SE Bank Indonesia No.13/24/DPNP Tahun 2011

d. CAR (Capital Adequancy Ratio)

CAR adalah rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung

risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank. Rumus

perhitungan CAR adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4
Kriteria Penetapan Peringkat Permodalan (CAR)
Peringkat Keterangan Kriteria
1 Sangat Sehat CAR > 12%
2 Sehat
3 Cukup Sehat
4 Kurang Sehat
5 Tidak Sehat
Sumber:SE Bank Indonesia No.13/24/DPNP Tahun 2011

e. GCG (Good Corporate Governance)

Good Corporate Governance adalah suatu praktik pengelolaan

perusahaan secara amanah dan prudensial dengan mempertimbangkan

keseimbangan pemenuhan kepentingan seluruh stakeholder. GCG yang

baik akan menghasilkan hubungan yang baik antara pihak internal dan
50

pihak eksternal.48 Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia

No.15/15/DPNP tanggal 29 April 2019, peringkat komposit GCG adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.5

Kriteria Penetapan Good Corporate Governance (GCG)

Peringkat Keterangan Kriteria


1 Sangat Baik
2 Baik
3 Cukup Baik
4 Kurang Baik
5 Tidak Baik
Sumber: SE Bank Indonesia No15/15/DPNP Tahun 2013

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan teknik dokumentasi. Dokumentasi adalah metode pengumpulan data

dengan mengumpulkan semua informasi mengenai objek penelitian.49 Objek

dalam penelitian ini adalah PT. Bank BRIsyariah.Tbk. Data yang dibutuhkan

adalah laporan keuangan dan laporan Good Corporate Governance (GCG) dari

PT. Bank BRIsyariah.Tbk periode 2009-2019.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis kinerja

keuangan dengan menggunakan metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate

Governance, Eraning , Capital) sebagaimana yang telah diatur ketentuannya

48
Frans Jason Christian dkk, Analisis Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode
RGEC Pada Bank BRI dan Mandiri Periode 2012-2015, Jurnal EMBA. Vol. 5 No. 2, Juni 2017,
hal. 532-534 Diakses Pada Tanggal 8 November 2019 Jam 10.00 WIB
49
Rika Saleo, Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode CAMEL
(Studi Kasus Pada PT. Bank Mandiri Tbk), Jurnal EMBA. Vol. 5 No. 2, Juni 2017, hal. 2145
Diakses Pada Tanggal 31 Oktober 2019 Jam 10.00 WIB
51

dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 10/SEOJK.01/2014

tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariah.

H. Pengujian Model

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Regresi linier berganda adalah regresi yang didalamnya terdapat satu

variabel terikat (Y) dan lebih dari satu variabel bebas (X). secara umum,

data hasil pengamatan Y dipengaruhi oleh variabel-variabel bebas X1, X2,

X3,…Xn, sehingga rumus umum dari regresi linier berganda adalah:50

Keterangan:

Y = Kesehatan Bank

Konstanta

Koefesien Regresi

NPF

FDR

GCG

ROA

CAR

Standar Error

50
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2014), hal. 126
52

2. Koefesien Korelasi (r)

Koefisien korelasi adalah bilangan yang menyatakan kekuatan

hubungan antara dua variabel atau lebih atau juga untuk menentukan arah

dari kedua variabel. Untuk kekuatan hubungan, nilai koefisisen korelasi

berada di antara -1 dan 1, sedangkan untuk arah dinyatakan dalam bentuk

positif (+) dan negative (-).

Misalnya:

a. Apabila r = -1 artinya korelasi negatif sempurna, maksudnya terjadi

hubungan bertolak belakang antara variabel X dan variabel Y, billa

variabel X naik maka variabel Y turun.

b. Apabila r = 1 artinya korelasi positif sempurna, maksudnya terjadi

hubungan searah variabel X dan variabel Y, bila varibel X naik maka

variabel Y naik.51

3. Koefesien Determinasi (R2)

Uji R2 (uji koefisien determinasi) adalah pengujian model yang ingin

mengetahui berapa besar persentase sumbangan variabel independen

terhadap naik turunnya variabel dependen secara bersama-sama. Untuk

mengetahui besarnya kemampuan variabel independen dan menjelaskan

variabel dependen maka dilakukan uji determinasi.52 Nilai R2 dapat dicari

dengan menggunakan rumus:

51
Sofyan Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perbandingan
Perhitungan Manual dan SPSS, (Jakarta: Prenadamedia Group. 2013), hal. 283
52
Yuliana Kumiati Ekasari, Pengaruh Biaya Pendidikan dan Kinerja Guru Terhadap
Pencapaian Siswa (Analisis Deskriptif Pada SMA NEGERI DI Kabupaten Purwakarta), Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Vol. 2 No. 1 April 2018, hal. 133 Diakses Pada Tanggal 28 Maret 2020 Jam
20.00 WIB.
53

R2 =

Dimana:

ESS = Rata-rata kuadrat regresi

TSS = Jumlah total kuadrat

R2 = Koefisien Determinasi

0 ≤ R2  1

Dimana:

a. Jika R2 = 0, berarti tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan

variabel terikat.

b. Jika R2 = mendekati nol, berarti hubungan antara variabel bebas dengan

variabel terikat sangat lemah.

c. Jika R2 = mendekati 1, berarti hubungan antara variabel bebas dengan

variabel terikat adalah kuat.

d. Jika R2 = 1, berarti hubungan antara variabel bebas dengan variabel

terikat adalah sangat kuat.

4. Uji t ( Uji Parsial)

Uji t digunakan untuk mengetahui hubungan apaakah variabel

independen berpengaruh signifikan secara parsial (individu) terhadap

variabel dependen.53 Rumus yang digunakan dalam uji t adalah sebagai

berikut:


53
Ridwan dan Sunarto, Pengantar Statistik Untuk Penelitian Sosial Ekonomi Komunikasi
dan Bisnis, (Bandung, Alfabeta, 2007), hal. 110.
54

Keterangan:

t = t – hitung

r = Koefisien Korelasi

r2 = Koefisien Determinasi

n = Jumlah Data.

Kriteria uji t adalah sebagai berikut:

a. Jika thitung  ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima (variabel bebas

berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat).

b. Jika thitung  ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak (variabel bebas tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat).

5. Uji F

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat secara bersama-sama (simultan). Rumus yang digunakan

adalah sebagai berikut:

Keterangan:

R2 = Koefisien Determinasi

k = Jumlah Variabel Independen

n = Jumlah Data

Kriteria uji F adalah sebagai berikut:

a. Jika Fhitung  Ftabel maka H0 diterima dan H ditolak (keseluruhan variabel

bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat).


55

b. Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan H diterima (keseluruhan variabel

bebas berpengaruh terhadap variabel terikat).54

54
Yuliana Kumiati Ekasari, Pengaruh Biaya Pendidikan dan Kinerja Guru Terhadap
Pencapaian Siswa (Analisis Deskriptif Pada SMA NEGERI DI Kabupaten Purwakarta), Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Vol. 2 No. 1 April 2018, hal. 133 Diakses Pada Tanggal 28 Maret 2020 Jam
20.00 WIB. AS
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum PT. Bank BRIsyariah

1. Profil PT. Bank BRIsyariah

Perjalanan PT. Bank BRIsyariah bermula dari akuisisi PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Tbk terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007.

Bank secara resmi beroperasi setelah meendapatkan izin usaha dari Bank

Indonesia melalui surat No. 10/67/KEP.GBI/DpG/2008 pada 16 oktober

2008. Denngan demikian, pada tanggal 17 November 2008, PT. Bank

BRIsyariah resmi beroperasi dan seluruh kegiatan usahanya berdasarkan

prinsip syariah.

2. Visi Misi PT. Bank BRIsyariah dan Nilai-nilai Perusahaan

a. Visi PT. Bank BRIsyariah

Visi dari PT. Bank BRIsyariah adalah menjadi bank ritel modern

terkemuka dengan ragam layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah

dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna.

b. Misi PT. Bank BRIsyariah

1) Memahami keragaman individu dan mengakomodasi beragam

kebutuhan finansial nasabah.

2) Menyediakan produk dan layanan yang mengedepankan etika sesuai

dengan prinsip-prinsip syariah.

3) Menyediakan akses ternyaman melalui berbagai sarana kapan pun dan

dimana pun.

56
57

4) Memungkinkan setiap individu untuk meningkatkan kualitas hidup

dan menghadirkan ketenteraman pikiran.

c. Nilai-nilai Perusahaan

1) Profesional (Professional)

Yang dimaksud dengan profsonal adalah kesungguhan dalam

melakukan tugas sesuai dengan standar teknis dan etika yang telah

ditentukan.

2) Antusias (Enthusiasm)

Yang dimaksud dengan antusias adalah semangat ata dorongan

untuk berperan aktif dan mendalam pada setiap aktifitas kerja.

3) Tawakkal (Tawakkal)

Yang dimaksud dengan tawakkal adalah optimisme yang diawali

dengan doa yang sungugh-sungguh, dimanifestasikan dengan upaya

yang sungguh-sungguh serta diakhiri dengan keihklasan atas hasil

yang dicapai.

4) Penghargaan Terhadap SDM (Appreciation for Human Resources)

Yang dimaksud dengan penghargaan terhadap SDM adalah

menempatkan dan menghargai karyawan sebagai modal utama

perusahaan dengan menjalankan upaya-upaya yang optimal mulai dari

perencanaan, perekrutan, pengembangan dan pemberdayaan SDM

yang berkualitas serta memperlakukannya baik sebagai individu

maupun kelompok berdasarkan azas saling percaya, terbuka, adil dan

menghargai.
58

5) Integritas (Integrity)

Yang dimaksud dengan integritas adalah kesesuaian antara kata

dan perbuatan dalam menerapkan etika kerja, nilai-nilai, kebijakan

dan peraturan organisasi secara konsisten sehinga dapat dipercaya dan

senantiasa memegang teguh etika profesi dan bisnis, meskipun dalam

keadaan yang sulit untuk melakukannya.

6) Berorientasi Bisnis (Business Orientations)

Yang dimaksud dengan berorientasi bisnis adalah tanggap

terhadap perubahan dan peluang, selalu berpikir dan berbuat untuk

menghasilkan nilai tambah dalam pekerjaannya.

7) Kepuasaan Pelanggan (Customer Satisfaction)

Yang dimaksud dengan kepuasaan pelanggan adalah memiliki

kesadarn, sikap serta tindakan yang bertujuan memuaskan pelanggan

eksternal dan internal di lingkungan perusahaan.55

B. Deskripsi Variabel Penelitian

Dari pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari website resmi PT.

Bank BRIsyariah.Tbk selama Periode 2009-2019 dapat dikemukakan:

55
www.brisyariah.co.id, Profil Perusahaan Diakses pada Tanggal 21 April 2020 pada
Jam 08.00 WIB
59

1. NPF (Net Perfoming Financing)

Tabel 4.1
NPF (Non Perfoming Financing) PT.Bank BRIsyariah.Tbk periode 2009-
2019
Tahun NPF (%) Peningkatan/Penurunan (%)
2009 1,07 % -
2010 2,14 % 1,07 %
2011 2,12 % (0,02) %
2012 1,84 % (0,28) %
2013 3,26 % 1,42 %
2014 3,65 % 0,39 %
2015 3,86 % 0,21 %
2016 3,19 % (0,67) %
2017 4,75 % 1,56 %
2018 4,97 % 0,22 %
2019 3,38 % (1,59) %
Sumber: Data Sekunder Diolah,2020

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa nilai NPF PT. Bank

BRIsyariah.Tbk dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dan penurunan.

Pada tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 1,07 %. Pada tahun 2011

mengalami penurunan sebesar 0,02 % dan tahun 2012 mengalami

penurunan sebesar 0,28 %. Kemudian pada tahun 2013 sampai 2015 sebesar

1,42 %, 0,39 % dan 0,21 %. Kemudian pada tahun 2016 mengalami

penurunan sebesar 0,67 %, kemudian mengalami peningkatan pada tahun

2017 sebesar 1,56 %. Pada tahun 2018 meningkat sebesar 0,22 %, kemudian

pada tahun 2019 mengalami penurunan sebesar 1,59 %.


60

2. FDR (Financing to Deposit Ratio

Tabel 4.2
FDR (Financing to Deposit Ratio) PT.Bank BRIsyariah.Tbk periode 2009-
2019
Tahun FDR (%) Peningkatan/Penurunan (%)
2009 120,98 % -
2010 95,82 % (25,16) %
2011 90,55 % (5,27) %
2012 100,96 % 10,41 %
2013 102,70 % 1,74 %
2014 93,90 % (8,8) %
2015 84,16 % (9,74) %
2016 81,42 % (2,74) %
2017 71,87 % (9,55) %
2018 75,49 % 3,62 %
2019 80,12 % 4,63 %
Sumber: Data Sekunder Diolah,2020

Dari tabel 4.2 diatas dapat dijelaskan bahwa nilai FDR PT.Bank

BRIsyariah.Tbk dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan dan

penurunan. Pada tahun 2010 dan 2011 mengalami penurunan sebesar 25,16

% dan 5,27 %. Pada tahun 2012 dan 2013 mengalami kenaikan sebesar

10,41 % dan 1,74 %. Kemudian pada tahun 2014 sampai 2017 mengalami

penurnan sebesar 8,8 %, 9,74 %, 2,74 % dan 9,55 %. Kemudian mengalami

peningkatan pada tahun 2018 dan 2019 sebesar 3,62 % dan 4,63 %.
61

3. GCG (Good Corporate Governance)

Tabel 4.3
GCG (Good Corporate Governance) PT.Bank BRIsyariah.Tbk periode
2009-2019
Tahun GCG Peningkatan/Penurunan (%)
2009 2,32 -
2010 1,61 (0,71) %
2011 1,55 (0,06) %
2012 1,38 (0,17) %
2013 1,35 (0,03) %
2014 1,74 0,39 %
2015 1,61 (0,13) %
2016 1,60 (0,01) %
2017 1,57 (0,03) %
2018 1,54 (0,03) %
2019 1,66 0,12 %
Sumber: Data Sekunder Diolah,2020

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dilihat bawha nilai GCG PT.Bank

BRIsyariah.Tbk dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan dan

penurunan. Dai tahun 2010 sampai tahun 2013 mengalami penurnan sebesar

0,71 %, 0,06 %, 0,17 %, dan 0,03 %. Kemudian mengalami peningkatan

pada tahun 2014 sebesar 0,39 %. Pada tahun 2015 sampai tahun 2018

mengalami penurunan sebesar 0,13 %, 0,01 %, 0,03 % dan 0,03 %.

Kemudian pada tahun 2019 mengalami peningkatan sebesar 0,12 %.


62

4. ROA (Return On Asset)

Tabel 4.4
ROA (Return On Asset) PT.Bank BRIsyariah.Tbk periode 2009-2019
Tahun ROA (%) Peningkatan/Penurunan
2009 0,53 % -
2010 0,35 % (0,18) %
2011 0,20 % (0,15) %
2012 1,19 % 0,99 %
2013 1,15 % (0,04) %
2014 0,08 % (1,07) %
2015 0,77 % 0,69 %
2016 0,95 % 0,18 %
2017 0,51 % (0,44) %
2018 0,43 % (0,08) %
2019 0,31 % (0,12) %
Sumber: Data Sekunder Diolah,2020

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa nilai ROA PT. Bank

BRIsyariah.Tbk dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan dan

penurunan. Pada tahun 2010 dan 2011 mengalami penurunan sebesar 0,18

% dan 0,15 %. Kemudian pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar

0,99 %. Pada tahun 2013 dan 2014 mengalami penurunan sebesar 0,04 %

dan 1,07 %. Pada tahun 2015 dan 2016 mengalami peningkatan sebesar 0,69

% dan 0,18 %. Kemudian pada tahun 2017 sampai 2019 mengalami

penurunan sebesar 0,44 %, 0,08 5 dan 0,12 %.


63

5. CAR (Capital Adequancy Ratio)

Tabel 4.5
CAR (Capital Adequancy Ratio) PT.Bank BRIsyariah.Tbk periode 2009-
2019
Tahun CAR (%) Peningkatan/Penurunan (%)
2009 17,04 % -
2010 20,62 % 3,58 %
2011 14,74 % (5,88) %
2012 11,35 % (3,39) %
2013 14,49 % 3,14 %
2014 12,89 % (1,60) %
2015 13,94 % 1,05 %
2016 20,63 % 6,69 %
2017 20,05 % (0,58) %
2018 29,72 % 9,67 %
2019 25,26 % (4,46) %
Sumber: Data Sekunder Diolah,2020

Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa nilai CAR PT. Bank

BRIsyariah.Tbk dari ahun ke ahun selalu mengalami peningkatan dan

penurunan. Pada tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 3,58 %. Pada

tahun 2011 dan 2012 mengalami penurunan sebesar 5,88 % dan 3,39 %.

Kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2013 sebesar 3,14 % dan

mengalami penuruna pada tahun 2014 sebesar 1,60 %. Pada tahun 2015 dan

2016 mengalami peningkatan sebesar 1,05 % dan 6,69 %, pada tahun 2017

mengalami penurunan sebesar 0,58 %. Kemudian pada tahun 2018

mengalami peningkatan sebesar 9,67 % dan pada tahun 2019 mengalami

penurunan sebesar 4,46 %.


64

6. Kesehatan bank

Tabel 4.6
Nilai kesehatan bank PT. Bank BRIsyariah.Tbk periode 2009-2019
Tahun Kesehatan Bank Peningkatan/Penurunan
2009 72 % -
2010 72 % 0%
2011 72 % 0%
2012 76 % 4%
2013 76 % 0%
2014 72 % (4) %
2015 80 % 8%
2016 80 % 0%
2017 84 % 4%
2018 76 % (4) %
2019 76 % 0%
Sumber: data diolah peneliti,2020

Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa nilai tingkat kesehatan

bank PT. Bank BRIsyariah.Tbk selama periode 2009-2019 mengalami

peningkatan dan penurunan. Dari tahun 2009-2011 nilai kesehatan bank

memperoleh nilai yang tetap. Pada tahun 2012 mengalami peningkatan

sebesar 4 % dan tahun 2013 memperoleh nilai yang sama dengan tahun

2012. Kemudian pada tahun2014 nilai kesehatan bank mengalami penurnan

sebesar 4 %. Tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 8 %, dan pada

tahun 2016 memperoleh nilai yang sama dengan gahun 2015. Kemudian

pada tahun 2017 mengalami kenaikan sebesar 4 %. Dan tahun 2018

mengalami penurunan sebesar 4 %, kemudian pada tahun 2019 memperoleh

nilai yang sama dengan tahun 2018.

Kesimpulan dari deksripsi data variabel di atas adalah bahwa nilai

variabel NPF, FDR, GCG, ROA, dan CAR dari tahun ke tahun selalu
65

mengalami peningkatan dan penurunan yang berdampak pada tingkat

kesehatan bank BRIsyariah selama tahun 2009-2019 yang juga selalu

mengalami peningkatan dan penurunan.

C. Hasil Analisis Data

1. Uji Regresi Linear Berganda

Tabel 4.7
Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda

a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 86.124 9.164 9.398 .000
NPF .575 .788 .175 .729 .498
FDR -.314 .084 -1.117 -3.745 .013
GCG 9.450 3.127 .602 3.022 .029
ROA 8.527 1.763 .803 4.837 .005
CAR -.213 .124 -.300 -1.716 .147

a. Dependent Variable: KESEHATAN_BANK


Sumber: Hasil Output SPSS,2020

Berdasarkan tabel 4.7 diatas, maka diperoleh model persamaan regresi

linear berganda sebagai berikut:

Y= 86,124 + 0,575 X1 – 0,314 X2 + 9,450 X3 + 8,527 X4 – 0,213 X5 + e

Berdasarkan persamaan regresi yang diperoleh diatas, maka dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Konstanta yang diperoleh adalah sebesar 86,124 menyatakan jika nilai

NPF, FDR, GCG, ROA dan CAR sama dengan nol, maka nilai tingkat

kesehatan bank akan bertambah sebesar 86,124 %.


66

b. Koefisien regresi NPF sebesar 0,575 menyatakan bahwa setiap

penambahan 1 % NPF maka akan meningkakan nilai kesehatan bank

sebesar 0,575 %.

c. Koefisien regresi FDR sebesar -0,314 menyatakan bahwa setiap

penambahan 1 % FDR maka akan menurunkan nilai kesehatan bank

sebesar 0,314 %.

d. Koefisien GCG sebesar 9,450 menyatakan bahwa setiap penambahan 1

% GCG maka akan meningkatkan nilai kesehatan bank sebesar 9,450 %.

e. Koefisien regresi ROA sebesar 8,527 menyatakan bahwa setiap

penambahan 1 % ROA maka akan meningkatkan nilai kesehatan bank

sebesar 8,527 %.

f. Koefisien regresi CAR sebesar -0,213 menyatakan bahwa setiap

penambahan 1 % CAR maka akan menurunkan nilai kesehatan bank

sebesar 0,213 %.

2. Uji Koefisien Korelasi (R)

Tabel 4.8
Nilai Koefisien Korelasi

b
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 .955 .911 .822 1.68524
a. Predictors: (Constant), CAR, GCG, ROA, NPF, FDR
b. Dependent Variable: KESEHATAN_BANK
Sumber: Hasil Output SPSS,2020

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat hasil koefisien korelasi (R) sebesar

0,955. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat hubungan antara variabel NPF

(X1), FDR (X2), GCG (X3), ROA (X4), CAR (X5) dan Kesehatan Bank
67

(Y) tergolong korelasi positif sempurna, maksudnya terjadi hubungan searah

variabel X dan variabel Y, bila varibel X naik maka variabel Y naik.

3. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 4.9
Nilai Koefisien Determinasi (R2)
b
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 .955 .911 .822 1.68524
a. Predictors: (Constant), CAR, GCG, ROA, NPF, FDR
b. Dependent Variable: KESEHATAN_BANK
Sumber: Hasil Output SPSS,2020
Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat hasil koefisien determinasi (R2)

sebesar 0,911. Hal ini berarti sebesar 91,1 % kesehatan bank dipengaruhi

oleh NPF, FDR,GCG, ROA dan CAR, sedangkan sisanya 8,9 %

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

4. Uji F

Tabel 4.10
Nilai Uji F

b
ANOVA
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
a
1 Regression 145.800 5 29.160 10.267 .012
Residual 14.200 5 2.840
Total 160.000 10
a. Predictors: (Constant), CAR, GCG, ROA, NPF, FDR
b. Dependent Variable: KESEHATAN_BANK
Sumber: Hasil Output SPSS,2020

Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat hasil uji F hitung adalah sebesar

10,267 dengan tingkat signifikansi 0,012. Sedangkan F tabel dengan nilai

Df1 diperoleh 5 (6-1), dan nilai Df2 diperoleh 5 (11-6) dengan signifikansi
68

0,05 yaitu sebesar 5,050. Jadi F hitung (10,267) > F tabel (5,050) dengan

sig. F yaitu 0,012 < 0,05. Dari hasil tersebut maka H0 ditolak dan Ha

diterima, maka variabel NPF, FDR, GCG, ROA dan CAR berpengaruh

terhadap kesehatan bank.

5. Uji T
Tabel 4.11
Nilai Uji T
a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 86.124 9.164 9.398 .000
NPF .575 .788 .175 .729 .498
FDR -.314 .084 -1.117 -3.745 .013
GCG 9.450 3.127 .602 3.022 .029
ROA 8.527 1.763 .803 4.837 .005
CAR -.213 .124 -.300 -1.716 .147

a. Dependent Variable: KESEHATAN_BANK


Sumber: Hasil Output SPSS,2020

Berdasarkan tabel 4.11 hasil T hitung dapat simpulkan bahwa:

a. Hasil perhitungan uji T hitung untuk variabel NPF diperoleh nilai T

hitung sebesar 0,729 dengan nilai signifikansi sebesar 0,498 ( lebih dari

0,05). Dan nilai T tabel diperoleh sebesar 2,570 dengan signifikansi 0,05.

Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai T hitung (0,729) < T tabel (2,570),

dengan signifikansi 0,498 > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak

sehingga variabel NPF berpengaruh positif tidak signifikan terhadap

kesehatan bank.

b. Hasil perhitungan uji T hitung variabel FDR diperoleh nilai T hitung

sebesar -3,745 dengan disignifikansi 0,013. Dan nilai T tabel diperoleh


69

sebesar 2,570 dengan signifikansi 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa

nilai T hitung (-3,745) < T tabel (2,570) dengan signifikansi 0,013 <

0,05, maka H0 ditolak dan H2 diterima sehingga variabel FDR

berpengaruh negatif secara signifikan terhadap kesehatan bank.

c. Hasil perhitungan uji T hitung variabel GCG diperoleh nilai T hitung

sebesar 3,022 dengan signifikansi 0,029. Dan nilai T tabel diperoleh

sebesar 2,570 dengan signifikansi 0,05. Jadi dapar disimpulkan bahwa

nilai T hitung (3,022) > T tabel (2,570) dengan signifikansi (0,029 <

0,05), maka H0 ditolak dan H3 diterima sehingga variabel GCG

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesehatan bank.

d. Hasil perhitungan uji T hiung variabel ROA diperoleh nilai T hitung

sebesar 4,837 dengan signifikansi 0,005. Dan nilai T tabel diperoleh

sebesar 2,570 dengan signifikansi 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa

nilai T hitung (4,837) > T tabel (2,570) dengan signifikansi (0,005 <

0,05), maka H0 dan H4 diterima sehingga variabel ROA berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kesehatan bank.

e. Hasil perhitungan uji T hitung variabel CAR diperoleh nilai T hitung

sebesar -1,716 dengan signifikansi 0,147. Dan nilai T tabel diperoleh

sebesar 2,570 dengan signifikansi 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa

nilai T hitung (-1,716) < T tabel (2,570) dengan signifikansi (0,147 >

0,05), maka H0 diterima dan H5 ditolak sehingga variabel CAR

berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap kesehatan bank.


70

D. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan pengaruh Non Perfoming

Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Good Corporate

Governance (GCG), Return On Assets (ROA) dan Capital Adequancy Ratio

(CAR) terhadap kesehatan bank pada Bank BRIsyariah di Indonesia. Berikut

adalah pembahasan dari masing-masing variabel yang terkait dalam penelitian:

1. Pengaruh NPF (Non Perfoming Financing) terhadap kesehatan bank

NPF (Non Perfoming Financing) adalah perbandingan antara

pembiayaan yang bermasalah yang diberikan dengan total pembiayaan yang

disalurkan oleh bank syariah. Berdasarkan hasil pengujian yanng telah

dilakukan menunjukkan nilai koefisien positif pada analisis regresi berganda

sebesar 0,575 yang menunjukkan bahwa NPF mempunyai hubungan yang

searah dengan kesehatan bank. Berdasarkan hasil uji T diperoleh nilai T

hitung (0,729) < T tabel (2,570), dengan signifikansi 0,498 > 0,05, maka

dapat disimpulkan bahwa NPF berpengaruh positif tidak signifikan terhadap

kesehatan bank. Artinya, semakin tinggi nilai NPF akan berdampak pada

meningkatnya kesehatan bank pada Bank BRIsyariah karena jika nilai NPF

meningkat maka bank akan berusaha untuk terus menyalurkan dananya

terhadap aktivitas pembiayaan yang lebih baik yang akan meningkatkan

nilai kesehatan bank. Akan tetapi, pengaruh yang tidak signifikan yang

dihasilkan NPF mengakibatkan setiap kenaikan NPF tidak berakibat

meningkatnya kesehatan bank BRIsyariah.

2. Pengaruh FDR (Financing to Deposit Ratio) terhadap kesehatan bank


71

FDR adalah perbandingan antara pembiayaan yang diberikan oleh bank

dengan dana yang diterima oleh bank. Berdasarkan hasil pengujian yanng

telah dilakukan menunjukkan nilai koefisien negatif pada analisis regresi

berganda sebesar -0,314 yang menunjukkan bahwa FDR mempunyai

hubungan yang berlawanan dengan kesehatan bank. Berdasarkan hasil uji T

diperoleh nilai T hitung (-3,745) < T tabel (2,570) dengan signifikansi 0,013

< 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa FDR berpengaruh negatif signifikan

terhadap kesehatan bank. Artinya, semakin tinggi nilai FDR akan

menurunkan tingkat kesehatan bank pada BRIsyariah begitupun sebaliknya.

Hal ini disebabkan karena besarnya pemberian pembiayaan oleh bank

namun tidak dikelola dengan baik yang akan berdampak pada kualitas

pembiayaan yang buruk yang akan menyebabkan pembiayaan macet dan

akan meningkatkan risiko hilangnya pendapatan apalagi jika pemberian

pembiayaan tidak dilakukan dengan prinsip kehati-hatian. Semakin banyak

pembiayaan macet maka akan semakin menurunkan tingkat kesehatan bank

BRIsyariah.

3. Pengaruh GCG (Good Corporate Govrnance) terhadap kesehatan bank

Good Corporate Governanace adalah suatu mekanisme pengaturan dan

pengelolaan bisnis, meningkatkan kinerja perusahaan, serta meningkatkakn

kepercayan investor. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan

menunjukkan nilai koefisien positif pada analisis regresi berganda sebesar

9,450 yang menunjukkan bahwa GCG mempunyai hubungan yang searah

dengan kesehatan bank. Berdasarkan hasil uji T diperoleh nilai T hitung


72

(3,022) > T tabel (2,570) dengan signifikansi (0,029 < 0,05), maka dapat

disimpulkan bahwa GCG berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kesehatan bank. Artinya, jika peringkat GCG baik maka tingkat kesehatan

bank akan meningkat. Hal ini karena jika peringkat GCG baik berarti

menunjukkan bahwa kualitas tata kelola suatu perusahaan sangat baik, dan

semakin baik penerapan good corporate governance dilakukan, maka

kemampuan perusahaan menghasilkan laba juga semakin baik yang akan

meningkatkan kesehatan bank. GCG yang baik juga dapat meningkatkan

kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya yang berdampak

terhadap kinerja bank yang juga akan meningkatkan kesehatan bank.

4. Pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap kesehatan bank

ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas

perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan

aktiva yang dimilikinya. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan

menunjukkan nilai koefisien positif pada analisis regresi berganda sebesar

8,527 yang menunjukkan bahwa ROA mempunyai hubungan yang searah

dengan kesehatan bank. Berdasarkan hasil uji T diperoleh nilai T hitung

(4,837) > T tabel (2,570) dengan signifikansi (0,005 < 0,05), maka dapat

disimpulkan bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kesehatan bank. Artinya, jika nilai ROA meningkat maka kesehatan bank

juga akan meningkat. Hal ini karena semakin besar ROA maka semakin

besar keuntungan yang diperoleh oleh bank, sehingga kemungkinan bank


73

dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Oleh karena itu dapat

meningkatkan kinerja bank yang juga akan meningkatkan kesehatan bank.

5. Pengaruh Capital Adequancy Ratio (CAR) terhadap kesehatan bank

CAR adalah rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko

kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank. Berdasarkan hasil

pengujian yang telah dilakukan menunjukkan nilai koefisien negatif pada

analisis regresi berganda sebesar –0,213 yang menunjukkan bahwa CAR

mempunyai hubungan berlawanan arah dengan kesehatan bank.

Berdasarkan hasil uji T diperoleh nilai T hitung (-1,716) < T tabel (2,570)

dengan signifikansi (0,147 > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa CAR

berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap kesehatan bank. Artinya,

semakin tinggi nilai CAR maka akan berdampak pada menurunnya tingkat

kesehatan bank namun tidak secara signifikan. Hal ini disebabkan karena

bank tidak mengoptimalkan modal yang ada karena Peraturan Bank

Indonesia yang mensyaratkan CAR minimal 8 % mengakibatkan bank

selalu berusaha menjaga agar CAR yang dimilikinya sesuai dengan

ketentuan.

6. Pengaruh NPF, FDR, GCG, ROA dan CAR terhadap kesehatan bank

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel NPF, FDR, GCG,

ROA dan CAR secara simultan berpengaruh terhadap kesehatan bank. Hal

ini ditunjukkan oleh nilai F hitung (10,267) > F tabel (5,050) dengan sig. F

yaitu 0,012 < 0,05. Maka variabel NPF, FDR, GCG, ROA dan CAR

berpengaruh terhadap kesehatan bank.


74

E. Analisis syariah

Dalam mengukur tingkat kesehatan suatu bank dapat dilihat pada

laporan keuangan yang dikeluarkan oleh suatu bank. Laporan keuangan

adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat

ini atau dalam suatu periode tertentu. Maksud laporan keuangan yang

menunjukkan kondisi perusahaan saat ini adalah keadaan keuangan

perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu

(untuk laporan laba rugi).56 Hal ini terdapat dalam Q.S. Al-Baqarah ayat

282 yaitu sebagai berikut:

            

 ...   


“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak
secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu
menuliskannya dengan benar...”. (Q.S. Al-Baqarah:282)

Dalam ayat diatas dijelaskan bahwa apabila ada transaksi maka harus

ditulis, hal ini sama dengan kegiatan muamalah yang ditulis dalam laporan

keuangan.

Dalam menilai kesehatan bank syariah digunakan metode RGEC,

salah satu faktor yang digunakan adalah faktor Earning (pendapatan).

Pendapatan bersih bank merupakan jumlah penghasilan yang didapat oleh

bank karena bank sebagai badan usaha. Pendapatan bersih tersebut dapat

dipakai untuk menambah modal bank disamping juga dibagikan kepada

56
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers,2015), hal.7
75

pemegang saham atau deviden. Tingkat keuntungan yang dicapai bank

dengan seluruh dana yang ada di bank ini dinamakan dengan rentabilitas

bank.57 Hadist yang menjelaskan tentang keuntungan (profit) yang artinya:

“Dari Urwah al-Bariqi, bahwasanya Rasulullah SAW memberinya uang


satu dinar untuk membeli seekor kambing. Dengan uang satu dinar
tersebut, dia membeli dua ekor kambing dan kemudian menjual kembali
seekor kambing seharga satu dinar. Selanjutnya, dia datang menemui
Nabi SAW dengan membawa seekor kambing dan uang satu dinar.
(Melihat hal ini), Rasulullah SAW mendoakan keberkahan pada
perniagaan Urwah, sehingga seandainya ia membeli debu, niscaya ia
mendapatkan laba darinya.”
Hadist Urwah diatas merupakan salah satu hadist yang dijadikan

pedoman dalam menetapkan besaran profit. Dalam hadist tersebut

dijelaskan bahwa Urwah diberi uang satu dinar oleh Rasulullah SAW

untuk membeli seekor kambing. Kemudian ia membeli dua ekor kambing

dengan harga satu dinar. Ketika ia menuntun kedua ekor kambing itu, tiba-

tiba seorang lelaki menghampirinya dan menawar kambing tersebut. Maka

ia menjual seekor dengan harga satu dinar. Kemudian ia menghadap

Rasulullah SAW dengan membawa uang satu dinar dan satu ekor

kambing. Beliau lalu meminta penjelasan san ia menceritakan

kejadiaannya, maka beliau pun berdoa: “Ya Allah berkatilah Urwah dalam

bisnisnya”.58

57
I Wayan Sudirman, Manajamen Perbankan: Menuju Bankir Konvensional yang
Profesional, (Jakarta:Kencana,2013), hal.151
58
Isnaini Harahap,dkk, Hadis Hadis Ekonomi,(Jakarta:Kencana,2015),hal.93-94
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

peneliti, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil uji F menunjukkan bahwa variabel NPF, FDR, GCG,

ROA dan CAR berpengaruh terhadap kesehatan bank. Hal ini dapat dilihat

dari hasil uji F hitung adalah sebesar 10,267 dengan tingkat signifikansi

0,012. Sedangkan F tabel dengan nilai Df1 diperoleh 5 (6-1), dan nilai Df2

diperoleh 5 (11-6) dengan signifikansi 0,05 yaitu sebesar 5,050. Jadi F

hitung (10,267) > F tabel (5,050) dengan sig. F yaitu 0,012 < 0,05.

2. Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa pengaruh antara masing-masing

variabel NPF, FDR,GCG,ROA dan CAR terhadap kesehatan bank adalah

sebagai berikut:

a. Variabel NPF memiliki nilai T hitung (0,729) < T tabel (2,570), dengan

signifikansi 0,498 > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak sehingga

variabel NPF berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kesehatan

bank. Ini berarti semakin tinggi NPF akan meningkatkan kesehatan bank

namun tidak secara signifikan.

b. Variabel FDR memiliki nilai T hitung (-3,745) < T tabel (2,570) dengan

signifikansi 0,013 < 0,05, maka H0 ditolak dan H2 diterima sehingga

variabel FDR berpengaruh negatif secara signifikan terhadap kesehatan

bank. Ini berarti semakin tinggi nilai FDR akan menurunkan kesehatan

bank begitupun sebaliknya.

76
77

c. Variabel GCG memiliki nilai T hitung (3,022) > T tabel (2,570) dengan

signifikansi (0,029 < 0,05), maka H0 ditolak dan H3 diterima sehingga

variabel GCG berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesehatan

bank. Ini berarti jika peringkat GCG baik maka akan meningkatkan

kesehatan bank.

d. Variabel ROA memiliki nilai T hitung (4,837) > T tabel (2,570) dengan

signifikansi (0,005 < 0,05), maka H0 dan H4 diterima sehingga variabel

ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesehatan bank. Ini

berarti jika nilai ROA meningkat maka kesehatan bank juga akan

meningkat.

e. Variabel CAR memiliki nilai T hitung (-1,716) < T tabel (2,570) dengan

signifikansi (0,147 > 0,05), maka H0 diterima dan H5 ditolak sehingga

variabel CAR berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap kesehatan

bank. Ini berarti semakin tinggi nilai CAR maka akan berdampak pada

menurunnya tingkat kesehatan bank namun tidak secara signifikan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disampaikan

beberapa saran yang bisa menjadi masukan, antara lain:

1. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya pada populasi

dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya Bank BRIsyariah di

Indonesia. Diharapkan penelitian selanjutnya untuk tidak hanya fokus di

Bank BRIsyariah saja tetapi seluruh bank syariah yang ada di Indonesia

sebagai sampel penelitian, agar hasil yang diperoleh mewakili seluruh


78

perbankan syariah yang ada di Indonesia. Dan juga diharapkan penelitian

selanjutnya menambah variabel penelitian.

2. Bagi industri perbankan syariah yang bersangkutan untuk dapat

mempertahankan dan dapat meningkatkan tingkat kesehatan bank dengan

cara seperti mengelola asetnya dengan baik untuk meningkatkan

profitabilitasnya, mengelola tata kelola perbankan menjadi lebih baik lagi.

3. Bagi masyarakat atau nasabah bank syariah, penelitian ini dapat dijadikan

referensi dalam mengamati tingkat kesehatan bank BRIsyariah, sehingga

nasabah dan investor dapat menginvestasikan dananya dengan tepat.

4. Diharapkan penelitian yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Kesehatan Bank Pada PT. BANK BRISyariah.Tbk Periode

2009-2019 ini dapat dijadikan wawasan, pengetahuan tambahan dan sebagai

bahan rujukan bagi akademis untuk penelitian selanjutnya agar lebih baik

lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Thamrin dan Francis Tantri. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan.

Jakarta:Rajawali Pers.

Aceh, Risa Dewi Yanti dkk. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan

Menggunakan Metode CAMEL Pada PT Bank Syariah Mandiri (Studi

Kasus Pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Ambon). E-Jurnal Riset

Manajamene Prodi Manajamen. Diakses Tanggal 31 Oktober 2019 Jam

10.00 WIB.

Assofia, Hanifa.2019. Analisis Kinerja Keuangan Bank Aceh Setelah Konversi

Periode 2016-2018 Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan

Nomor 8/POJK.03/2014. Jurnal At-Tawassuth. Vol.4 No.1 Diakses

Tanggal 30 Oktober 2019 Jam 09.00 WIB.

Christian, Frans Jason dkk. 2017. Analisis Kesehatan Bank Dengan Menggunakan

Metode RGEC Pada Bank BRI dan Mandiri Periode 2012-2015. Jurnal

EMBA. Vol.5 No.2 Diakses Pada Tanggal 8 November 2019 Jam 10.00

WIB.

Dewi, Ida Ayu Sri Kumala dan Made Reina Candradewi.2018.Penilaian Tingkat

Kesehatan Bank Metode RGEC Pada PT.Bank Tabungan Negara,Tbk

Periode 2014-2016. E-Jurnal Manajemen Unud. Vol.7 No.3 Diakses

Tanggal 31 Oktober 2019 Jam 09.00 WIB.

Faisal, Yusuf. 2018. Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Syariah dan Maqasyid

Syariah Indeks Terhadap Pertumbuhan Laba Dengan Good Corporate

Governance Sebagai Variabel Moderating. Jurnal Lembaga Keuangan

79
80

dan Perbankan. Vol.3 No.2 Diakses Pada Tanggal 30 Oktober 2019 Jam

10.00WIB.

Ginting, Suriani. 2019. Analisis Pengaruh CAR,BOPO,NPM DAN LDR Terhadap

Pertumbuhan Laba Dengan Suku Bunga Sebagai Variabel Moderasi

Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Periode 2013-2016. Jurnal JWEM STIE Mikroskill. Vol.9 No.1 Diakses

tanggal 27 September 2019 Jam 10.00.

Harahap, Isnaini dkk. 2015. Hadis-Hadis Ekonomi. Jakarta:Kencana.

Ismail. 2010. Akuntansi Bank: Teori dan Aplikasi dalam Rupiah.

Jakarta:Kencana.

Jusman, Jumriaty. 2019. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah

Berdasarkan Metode RGEC Risk Profile,, Good Corporate Governance,

Earning, And Capital Pada Bank Muamalat Indonesia, Jurnal Ilmiah

Ekonomi Bisnis. Jilid 5 No.1 Diakses Pada Tanggal 08 November 2019

Jam 10.50 WIB.

Kasmir. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.

Kuncoro, Mudrajad. 2013. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Jilid 4.

Erlangga.

Muhammad.2015. Manajemen Dana Bank Syariah. Jakarta:PT Raja Grasindo

Persada.
81

Nufus, Khayatun dkk.2019. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode

RGEC (Studi Kasus PT.Bnak BNI Tbk). Jurnal Sekuritas. Vol.3 No.1

Diakses Tanggal 29 September 2019 Jam 10.00 WIB.

Peraturan Bank Indonesia , Tentang Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank

Diakses Pada Tanggal 30 Oktober 2019 Jam 10.00 WIB.

Puspita, Adytya Ratna dan Saryadi. 2018. Uji Beda Tingkat Kesehatan Bank

Antara Perbankan Syariah Indonesia Dengan Perbankan Syariah

Malaysia. Jurnal Social and Political Diakses Pada Tanggal 26

September 2019 Jam 09.00 WIB.

Saleo, Rika.2017. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan

Metode CAMEL (Studi Kasus Pada PT. Bank Mandiri Tbk). Jurnal

EMBA. Vol.5 No.2 Diakses Pada Tanggal 31 Oktober 2019 Jam 10.00

WIB.

Sasongko, Arief Sugiarto dan Cicilia Erna Susilawati.2017. Pengaruh Risk

Profile,Earning, Dan Capital Terhadap Nilai Perusahaan Melalui Good

Corporate Governance (Studi pada Perusahaan Perbankan di

Indonesia). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Manajemen(JUMMA). Vol.6 No.2

Diakses pada tanggal 28 September 2019 jam 10.00 WIB.

Sudirman, I Wayan.2013.Manajemen Perbankan Menuju Bankir Konvensional

Yang Profesional.Jakarta:Kencana.

Sumadi, Gonan.2018. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Pembangunan Daerah

Sumatera Selatan Dan Bangka Belitung Menggunakan Metode Camel.


82

Jurnal I-Finance. Vol.4 No.1Diakses Pada Tanggal 31 Oktober 2019 Jam

10.00 WIB.

Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No.10/SEOJK.03/2014, Tentang Penilaian

Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah Dan Unit Usaha Syariah,

Diakses Pada Tanggal 30 Oktober 2019 Jam 11.00 WIB.

Surat Edaran Otoritas Jasa Keuanngan No.14/SEOJK.03/2017, Tentang Penilaian

Tingkat Kesehatan Bank Umum, Diakses Pada Tanggal 30 Oktober 2019

Jam 10.00 WIB.

Suryani dan Hendryadi. 2015. Metode Riset Kuantitatif: Teori dan Aplikasi Pada

Penelitian Manajemen Dan Ekonomi Islam. Jakarta: Kencana.

Umar, Husein.2014. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.

Jakarta:Rajawali Pers.

Yusuf, A. Muru. 2014. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian

Gabungan. Jakarta: Kencana.

Zulganef. 2013. Metode Penelitian Sosial dan Bisnis Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai