DAN LEVERAGE,
TERHADAP PROFITABILITAS
PADA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT
SYARIAH DI JAWA BARAT
Oleh:
ASEP SUWARNA SE., MM
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan draf proposal
Hukum Ekonomi Islam di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Sangat di sadari bahwa penyusunan draf proposal ini jauh dari syarat
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, hal ini tidak terlepas dari
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, penyempurnaan proposal ini dapat
di lakukan, baik dari sisi objek penelitian maupun metode metode penelitiannya.
Demikian harapan kami, semoga niatan untuk menggali Ilmu di bidang ekonomi
PENDAHULUAN
perbankan syariah berpayung kepada Undang undang No. 7 tahun 1992 yang
telah diubah oleh Undang –undang No. 10 tahun 1998. Lebih jauh, undang
Bank Syariah terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat
Sebagai industri yang dapat dikatakan masih baru dan sarat dengan
masih terbentang luas. Sebagai refleksi dari upaya implementasi akan nilai-nilai
tersebut dalam operasionalnya juga tidak terlepas dari peraturan peraturan yang
kesehatan perbankan.
Kesehatan Perbankan.
Masing-masing komponen dalam CAMEL (Capital, Asset Quality,
ditetapkan oleh Bank Indonesia, misalkan dalam perhitungan Capital akan terlihat
apakah bank tersebut mampu memenuhi standar akan ketetapan modal yang
diperlukan bagi bank, yang saat ini ditetapkan minimal 8% dari ATMR, pada
komponen Asset Quality dapat dilihat apakah kualitas aset yang dimiliki oleh
bank dalam kondisi baik atau tidak dengan ketentuan maksimal asset yang tidak
produktif. Apabila bank memiliki asset yang baik, tentu akan membantu bank
pengelola bank memiliki andil yang positif dalam meningkatkan kesehatan bank.
dalam mengelola aset, ekuitas, dan cost untuk memaksimalkan profit bank
suatu bank dalam menyediakan dana bagi nasabah. Dilihat dari kegunaan masing-
kesehatan bank. Semakin tinggi tingkatan kesehatan bank, semakin baik pula
kinerja yang akan dihasilkan oleh bank tersebut serta semakin meningkat pula
ada dalil yang mengharamkannya. Ini dapat diartikan apabila ada suatu transaksi
yang baru dikenal, dimana sebelumnya tidak ada dalam hukum Islam maka
transaksi tersebut dapat diterima kecuali ada implikasi dari dalil Qur’an ataupun
sebagai transaksi ribawi yang tidak sesuai dengan prinsip syariah. Oleh karena itu,
syariah.
Krisis ekonomi yang pernah terjadi di negeri ini pada masa yang lalu tentu
sangat dirasakan oleh industri perbankan di Indonesia, sebagai salah satu sektor
industri yang sangat rentan dengan kondisi perekonomian suatu negara, industri
perbankan sangat terguncang oleh keadaan ekonomi Indonesia pada saat itu.
fungsi utama dari perbankan sebagai lembaga intermediasi yang bertugas untuk
kredit macet.
yang beroperasi dengan prinsip syariah masih tetap dapat bertahan hingga saat ini.
hanyut oleh tingkat suku bunga simpanan yang melonjak sehingga beban
memberikan pelayanan kepada sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)
melalui pelayanan jasa perbankan baik dalam hal penghimpunan dana maupun
bagian dari industri perbankan secara keseluruhan juga tidak terlepas dari aturan-
aturan yang mengikat, terutama salah satunya dalam sisi permodalan, yang
(BPRS) di Indonesia hingga akhir tahun 2013 tampak pada gambar 1.1 berikut ini
Gambar 1.1
Kondisi Modal pada BPRS di Indonesia
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 10/15/PBI/2008 besarnya
modal bagi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang diukur dengan rasio
kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar minimal 8% dari
Hingga akhir tahun 2013 kondisi rata-rata agregat Capital Adequacy Ratio
(CAR) BPRS mencapai 27,59% dan termasuk kedalam kategori baik, jauh diatas
jumlah modal yang disetor sebesar Rp. 555.646 Juta. Tetapi secara nominal bila
Indonesia yang mencapai Rp. 5.833.488 Juta pada akhir tahun 2013 jumlah modal
yang disetor masih relatih kecil yaitu hanya sebesar 9,5%, sehingga secara
perbankan atau sebagai perantara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang
membutuhkan dana. Hal tersebut dicerminkan oleh rasio likuiditas yang baik.
Cooke (1989) menyatakan bahwa kondisi perusahaan yang sehat, yang antara lain
Gambar 1.2
Kondisi Likuiditas pada BPRS di Indonesia
tingkat likuiditas dapat di ukur oleh Financing to Deposit Rasio (FDR), Menurut
(FDR) rata-rata agregat Bank Pembiayaan Rakyat Syariah secara nasional telah
fluktuasi yang tidak menentu dengan kecenderungan pada empat tahun terakhir
profitablitas.
deposito dan pinjaman dari bank umum syariah. Dengan struktur pendanaan
dan Meckling (1976), perusahaan dengan proporsi hutang yang lebih banyak
cost) yang lebih besar. Oleh karena itu, perusahaan yang mempunyai leverage
dengan menghitung ratio Debt to Total Asset (DTA), semakin kecil nilai rasio
Debt to Total Asset (DTA) maka menunjukan proporsi hutang yang baik terhadap
asset.
Hingga akhir tahun 2013 kondisi Debt to Total Asset (DTA) di Bank
Syariah (BPRS) harus lebih bisa menjaga kualitas aktivanya agar dapat
memberikan kinerja yang baik salah satu upayanya adalah dengan lebih
perbankan.
tercermin dari rasio Return On Asset (ROA) mencapai angka 2,79%. Menurut
Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 besarnya rasio
ROA perbankan yang baik berada diatas 1,5%, sehingga dapat dikatakan bahwa
Gambar 1.4
Kondisi Profitabilitas pada BPRS di Indonesia
profit sebesar Rp. 129.280 Juta, dengan jumlah asset yang mencapai Rp.5.833.488
Juta, apabilia dihitung dengan rasio Return On Asset (ROA) hanya mencapai
angka 2,2%, pencapaian ini dipandang masih belum optimal meskipun masih
Rakyat Syariah di Indonesia, dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut ini :
Tabel 1.1
Ratio Keuangan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
RATIO KEUANGAN
Tahun
CAR FDR DTA ROA
2007 34,72% 124,08% 19,60% 3,21%
2008 30,28% 128,78% 21,22% 2,76%
2009 29,98% 126,29% 20,18% 5,00%
2010 27,46% 128,47% 21,63% 3,49%
2011 23,49% 127,71% 22,65% 2,67%
2012 25,16% 120,96% 20,89% 2,64%
2013 22,08% 120,93% 20,74% 2,79%
Sumber : Statistik Perbankan Syariah (Islamic Banking Statistics),
Desember 2013 diolah kembali
Selain dari rasio-rasio keuangan yang harus tetap berada dalam kondisi
yang dikategorikan sehat oleh Bank Indonesia, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
( BPRS ) juga harus mempertahankan perkembangan dari sisi yang lain seperti
Aset BPRS selama kurun waktu satu tahun terakhir meningkat sebesar Rp
1,1 triliun atau 24,14% dari sebelumnya Rp. 4,69 triliun menjadi Rp. 5,83 triliun
per Desember 2013 (yoy), dengan pembiayaan yang diberikan (PYD) sebesar
Selain itu, adanya penambahan 8 BPRS baru pada tahun 2013 sehingga
total menjadi 163 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (Statistik perbankan syariah,
Juni 2014) yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia juga ditambah dengan
dengan jangkauan yang lebih luas kepada masyarakat. Sehingga hal tersebut
negeri.
Penelitian-penelitian yang dilakukan selama ini pada umumnya
mempengaruhi tingkat kesehatan bank dan hal ini dapat dilihat dari laporan
keuangan, hasil yang telah dicapai dan perkembangan yang terjadi dari tahun ke
tahun. Dari informasi tersebut pimpinan bank atau manajemen bank diharapkan
dapat mengetahui bagaimana posisi keuangan yang terjadi sehingga dapat menjadi
pelaporan keuangan dapat digunakan oleh investor sekarang dan potensial dalam
memprediksi penerimaan kas dari deviden dan bunga di masa yang akan datang.
Hal paling mendasar yang dilihat dari suatu laporan keuangan perusahaan
khususnya perusahaan perbankan adalah pada aspek laba. Laba merupakan hasil
merupakan indikator penting dari laporan keuangan. Kegunaan laba dapat dipakai
bank. Perubahan laba yang terus meningkat atau dengan kata lain semakin
memperkuat modal bank, dimana modal bank merupakan salah satu syarat
operasionalnya.
Bagi para investor yang melihat peningkatan pertumbuhan laba yang ada
bahwa laba dari suatu perusahaan perbankan mengalami pertumbuhan secara terus
menerus akan memancing investor lain karena berkaitan dengan bagi hasil yang
diberikan tentunya akan semakin besar. Dengan begitu manfaat yang didapat
prospek pertumbuhan labanya ada beberapa teknik analisis yang dapat digunakan.
keuangan.
rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas belum dapat memberi
tersebut lebih lanjut dalam bentuk analisis laporan keuangan termasuk analisis
Saat ini terdapat beberapa rasio yang dipergunakan sebagai alat ukur
penilaian terhadap perolehan laba pada suatu perusahaan. Dilihat dari fungsi
pembentuk laba adalah beban dan pendapatan , sehingga perlu untuk dianalisis
rasio apa saja yang berpengaruh terhadap fungsi pembentuk laba itu sendiri.
Dari hasil penelitian terdahulu terdapat beberapa variabel yang
Variabel-variabel tersebut antara lain Capital Adequacy Ratio (CAR) yang diteliti
dengan Financing to Deposit Ratio (FDR) yang diteliti oleh Suryani (2011)
Ratio (FDR) terhadap pertumbuhan laba bank sementara Nindita Tridiyani (2011)
Total Asset Ratio (DTA) merupakan rasio yang memperlihatkan proposi antara
kewajiban yang dimiliki (total hutang) dan seluruh kekayaan yang dimiliki (total
aktiva). Sehingga rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva perusahaan di biayai
Apabila Debt Total Asset Ratio (DTA) semakin tinggi, sementara proporsi
total aktiva tidak berubah maka total hutang yang dimiliki perusahaan semakin
besar. Total hutang semakin besar berarti rasio financial atau rasio kegagalan
Dari data pada tabel 1.2 menunjukan bahwa kenaikan dan penurunan laba
tingkat bagi hasil yang besar akan menambah daya tarik bank syariah di mata
pembentuk laba antara lain Modal, Likuiditas dan Leverage terhadap laba itu
sendiri, sehingga pada penelitian kali ini peneliti akan melakukan pengujian lebih
ini merupakan replikasi dan pengembangan dari penelitian yang telah dilakukan
terdahulu.
profitabilitas.
usahanya.
Masalah utama yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah profitabilitas
yang dicapai oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang beroperasi di wilayah
Jawa Barat belumlah optimal. Hal ini diduga antara lain dipengaruhi oleh sumber
pendanaan yang diperoleh berasal dari dana dana yang dikategorikan mahal.
yaitu :
dipergunakan oleh bank umum syariah sebagai mitra program lingkage dengan
volume usahanya dalam memperoleh profit atau laba yang tinggi tanpa
Atas dasar research gap dan phenomena gap yang berkaitan dengan
Jawa Barat.
Jawa Barat.
Jawa Barat.
di Jawa Barat.
Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah
Barat.
Jawa Barat.
diantaranya adalah :
1.6.1 Kegunaan Praktis
Dari segi kegunaan , hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi :
BPRS).
3. Penulis
terutama pada mata kuliah yang berhubungan dengan judul dari peneitian
penelitian ini.
ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tidak terlepas dari konsep-konsep
praktek maupun kasus-kasus tertentu yang berkaitan. Pada bahasan bab ini
dapat mengenali peran dan pentingnya para pihak yang akan menunjang
pencapaian tujuan perusahaan. Para manajer harus mengakui bahwa mereka tidak
akan dapat mencapai tujuan perusahaan seorang diri, melainkan melalui kerja
sama dengan pihak lain. Seorang manajer harus pula menetapkan arah tujuan
dalam pengelolaan produksi yang efektif dan efisien. Hal ini dikarenakan
masyarakat sudah semakin maju dan kebutuhan manusia sudah semakin banyak
perusahaan atau di pemerintahan saja tetap juga diperlukan dalam segala bidang,
bentuk dan organisasi serta tipe kegiatan apapun, di mana orang-orang saling
James A.F Stoner dalam Irham Fahmi (2012 ; 2) manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan dan pengendalian anggota
organisasi dan penggunaan semua sumber daya organisasi untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan.
Irham Fahmi (2012 ; 2) manajemen adalah suatu ilmu yang mempelajari secara
komprehensif tentang bagaimana mengarahkan dan mengelola orang-
orang dengan berbagai latar belakang yang berbeda-beda dengan tujuan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
kesamaan makna walaupun disampaikan dalam bentuk dan tolak ukur yang
berbeda. Adapun pengertian manajemen yang sering digunakan oleh orang yaitu
pengendalian atau kontrol sumber daya dalam mencapai sasaran dengan efektif
dan efisien.
dikelompokkan berupa :
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
anggota organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan cara yang
3. Pengarahan
4. Pengendalian.
Merupakan kegiatan untuk melihat apakah kegiatan organisasi berjalan
kegiatannya.
Organisasi adalah sistem peran, aliran aktifitas dan proses dan melibatkan
beberapa orang sebagai pelaksana tugas yang didisain untuk mencapai tujuan
bersama. Lebih jauh lagi organisasi merupakan elemen yang amat diperlukan
hal atau kegiatan-kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan dengan baik sebagai
individu.
pengurusan dan lain sebagainya. Dilihat dari literatur yang ada, pengertian
Manajemen sebagai suatu proses, melihat bagai mana cara orang untuk
Encylopedia of The Social Science yaitu suatu proses dimana pelaksanaan suatu
pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih
dahulu.
manajemen.
tentang suatu visi tertentu, kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau gambaran
tentang suatu visi tertentu, kemampuan untuk mengawinkan visi tersebut dengan
seseorang yang mempunyai pengetahuan luas tentang manajemen, bisa saja gagal
Science :
2. Membuktikan
3. Meramalkan
4. Member defenisi
5. Memberikan kepastian/ukuran
Art :
2. Merasa
3. Menerka
4. Menguraikan / mengajarkan
dilakukan.
suatu objek ilmu dan tujuan utamanya adalh untuk menambah pengetahuan yang
5. Obyektif-rasional
1. Menentukan proposisi
definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya,
lain.
Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan
sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar,
adanya metode ilmiah yang dapat digunakan dalam setiap penyelesaian masalah
sebagai berikut.
2. Mendefinisikan persoalan.
semuanya itu banyak ditentukan oleh bakat seseorang dan tidak dapat dipelajari.
“Manajemen yang baik adalah seni bagaimana membuat masalah sebegitu
bekerja untuk itu dan berurusan dengan masalah tadi. Manajemen sebagai seni
sebab antara keduanya tidak bisa dipisahkan. Manajemen sebagai suatu ilmu
pengetahuan, karena telah dipelajari sejak lama, dan telah diorganisasikan menjadi
suatu teori. Sedang manajemen sebagai suatu seni, disini memandang bahwa di
dalam mencapai suatu tujuan diperlukan kkerja sama dengan orang lain,
bagaimana cara memerintahkan pada orang lain agar mau bekerja sama. Pada
sebagai ilmu dan seni maksud dari Manajemen sebagai Ilmu dan seni adalah
diperlukan kerja sama yang baik dengan orang lain atau dengan kata lain cara
anda sendiri. Menurut Mary Parker Follet manajemen adalah suatu seni untuk
melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Definisi dari Mary Parker
Follet ini mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para manajer mencapai
melaksanakan apa saja yang pelu dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara
manusia itu adalah makhluk sosial dimana manusia tidak dapat hidup tanpa
bantuan atau campur tangan dari orang lain,itulah yang coba dipaparkan bahwa
Dalam jaman modern ini semua jenis kegiatan selalu harus dimanajemeni,
dalam arti aturan yang jelas, dan sekarang boleh dikata bahwa bidang manajemen
sudah merupakan suatu profesi bagi ahlinya. Mengapa demikian, karena dalam
kegiatan apapun pekerjaan hams dikerjakan secara efisien dan efektif, sehingga
berlaku dalam situasi dan lingkungan, hal ini banyak ditunjang dengan
sebagainya.
prestasi kerja tertentu, ini tidak didasarkan pada keturunan, favoritas, suku
3. Para profesional harus ditentukan oleh suatu kode etik yang kuat.
maupun non profesi, baik organisasi pemerintah maupun swasta, maka manajer
dapat dildasifikasikan dalam dua cam yaitu tingkatan dalam organisasi dan
jawab atas pekerjaan orang lain, misalnya mandor atau pengawas produksi
dalam suatu pabrik, pengawas teknik suatu bagian riset dan lain sebagainya.
3. Manajemen Puncak (Top Manajer), terdiri atas kelompok yang relatif kecil,
Vicepresident.
pada satu kegiatan organisasi, seperti produksi, pemasaran, keuangan dan lain
sebagainya, yang dipusatkan oleh kesamaan tugas. Manajer Umum membawahi unit
yang lebih rumit, misalnya sebuah perusahaan cabang atau bagian opersional yang
yang berbeda. Ada dua fungsi utama atau keahlian (skill) yaitu keahlian teknik
tertentu, tapi belum ada konsensus dan kesepakatan apa yang menjadi fungsi-
tujuan, termasuk dalam hal ini penetapan susunan organisasi, tugas dan
fungsinya.
penyusunan personalia sejak dari penarikan tenaga kerja baru, latihan dan
dengan baik dan benar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
6. Leading yaitu pekerjaan manajer untuk meminta orang lain agar bertindak
agar tidak adi kekacauan dan saling lempar tanggung jawab dengan
bawahan.
8. Motivating (motivasi) yaitu pemberian semangat, inspirasi dan dorongan
sukarela.
dengan tujuan.
controlling (pengawasan).
1. Planning (Perencanaan)
a. Pengertian Planning
Planning (perencanaan) ialah penetapan pekerjaan yang harus
.Proses Perencanaan
hasilnya.
b. Elemen Perencanaan
pekerjaan.
(2) Rencana adalah dokumen yang digunakan sebagai skema
c. Unsur-unsur Perencanaan
tindakan;
lokasi;
perusahaan;
e. Tipe-tipe Perencanaan
akan datang;
perencanaan tersebut;
(5) Penggunaan staf perencana, bertanggung jawab dalam
g. Tujuan Perencanaan
karyawan non-manajerial;
berikut:
a. Pengertian Pengorganisasian
berhasil.
b. Ciri-ciri Organisasi
ditaati;
c. Komponen-komponen Organisasi
seluruh pekerjaan.
yang peka.
lingkungan.
d. Tujuan organisasi
e. Prinsip-prinsip organisasi
jelas ;
f. Manfaat pengorganisasian
bertanggung jawab;
dengan mudah.
3. Actuating (Pelaksanaan)
tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran
tersebut.
nyata.
sesuatu jika :
3. Tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang
dan
1. Koordinasi kegiatan
b. Mengkoordinasikan kegiatan
c. Menyampaikan keputusan
3. Mobilisassi dan alokasi sumber daya fisik dan dana yang diperlukan
meliputi :
a. Pemantauan dan pengawasan
pengiriman,penyebarandanpengembalianbarang)
c. Akuntasi
d. Organisasi
selama penerapan.
4. Controlling (Pengawasan)
a. Pengertian Controlling
b. Tahap-tahap Pengawasan
penyimpangan; dan
diselesaikan.
perusahaan.
Sutrisno (2009 ; 5) Fungsi manajemen keuangan terdiri dari tiga keputusan utama
yang harus dilakukan perusahaan meliputi keputusan investasi, keputusan
pendanaan dan keputusan deviden. Masing masing keputusan harus
berorientasi pada pencapaian tujuan perusahaan, kombinasi dari
ketiganya akan memaksimalkan nilai perusahaan.
ketiga kebijakan keuangan yang mampu meningkatkan nilai kekayaan bagi para
1. Keputusan Investasi
menghasilkan manfaat dan keuntungan dimasa yang akan datang diliputi oleh
investasi.
2. Keputusan Pendanaan (Struktur Modal)
pembelanjaan perusahaan.
perubahan nilai total perusahaan melalui nilai harga per lembar saham
(earning per share) di pasar modal. Penilaian struktur modal optimal ini
dapat ditelaah melalui kerangka teoritis yang tidak hanya melihat struktur
keadaan pasar.
3. Kebijakan Deviden
merupakan salah satu potensi keuntungan dari investasi melalui saham, maka
2.1.3 Bank
tahun 2008 tentang perbankan syariah, bank adalah badan usaha yang
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka
kegiatan, yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank
pendukung.
Sedangkan menurut Dendawijaya (2005 ; 43) bank adalah suatu badan usaha
yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan yang
menyalurkan dana dari pihak yang berkelebihan dana kepada pihak yang
membutuhkan dana atau kekurangan dana pada waktu yang ditentukan.
dana yang cukup agar dapat menyalurkan kredit kepada masyarakat, dana tersebut
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah bank syariah yang dalam
bank umum syariah, yaitu sebagai lembaga intermediasi yang mengerahkan dana
Adapun prinsip-prinsip yang diterapkan pada bank syariah adalah sebagai berikut
tabungan.
1) Al -Mudharabah
kerugian tersebut.
Akad mudharabah secara umum terbagi menjadi
dua jenis:
a. Mudharabah Muthlaqah
b. Mudharabah Muqayyadah
2) Al-Musyarakah
kesepakatan.
dimana dua orang atau lebih setuju bahwa tiap orang dari
jual beli, dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang
1) Al-Murabahah
dan pembeli.
2) Salam
3) Istishna’
jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan hak
kepemilikan atas barang itu sendiri. Al-ijarah terbagi kepada dua jenis: (1)
1) Al-Wakalah
2) Al-Kafalah
3) Al-Hawalah
Al Hawalah adalah pengalihan utang dari orang yang berutang
4) Ar-Rahn
5) Al-Qardh
yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain
sosial. Dana ini diperoleh dari dana zakat, infaq dan shadaqah.
2.1.5 Modal
pemilik dalam rangka pendirian bank. Besaran modal pada bank merupakan hal
Besaran modal pada bank diukur oleh rasio kecukupan akan modal bank
yang lebih dikenal dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) yang merupakan
Ratio (CAR).
bank setelah dikalikan masing-masing bobot resiko aktiva tersebut. Aktiva yang
paling beresiko diberi bobot 100% dan menurut hingga 0% untuk aktiva yang
tidak beresiko.
dalam Arsitektur Perbankan Indonesia (API) untuk menjadi bank jangkar, bank
2.1.6 Likuiditas
untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi. Salah satu
contoh kewajiban tersebut berupa call money yang harus dipenuhi pada saat
yang dimiliki perusahaan. Suatu perusahaan yang memiliki alat-alat likuid pada
suatu saat tertentu dengan jumlah yang sedemikian besar sehingga mampu
semua kewajiban jangka pendeknya dengan alat likuid yang dimilikinya. Jika
menunjukan likuiditas suatu bank, yang berarti bahwa kemampuan bank untuk
Indonesia menetapkan kriteria rasio, FDR dianggap sehat bila besarnya antara 80
% - 110 %.
2.1.7 Leverage
modal perusahaan juga dapat menggunakan dana yang berasal dari pinjaman
pihak lain atau hutang. Besaran atas penggunaan dana dari pihak lain ditunjukan
dalam rasio leverage yaitu seberapa besar dana perusahaan dibelanjai dengan
hutang.
Semakin besar tingkat leverage perusahaan, akan semakin besar jumlah
hutang yang digunakan dan semakin besar resiko bisnis yang dihadapi terutama
digunakan perhitungan Debt Total Asset Ratio (rasio hutang). Debt Total Asset
Ratio (DTA) mengukur prosentase besarnya dana yang berasal dari hutang.
Sedangkan hutang yang dimaksud adalah semua hutang yang dimiliki oleh
2.1.8 Profitabilitas
rentabilitas atau profitabilitas bagi perusahaan lebih penting dari pada masalah
laba, karena laba yang besar saja belumlah merupakan ukuran bahwa perusahaan
yang berasal dari operasi perusahaan yang biasa disebut laba usaha.
oleh bank. Semakin tinggi ROA semakin tinggi pula keefektivan bank dalam
menghasilkan laba.
on Asset (ROA) karena lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang
besar ROA suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai
bank tersebut dan semakin baik pula dalam segi penggunaan asset.
2004 besarnya rasio ROA perbankan yang baik berada diatas 1,5%.
perusahaan.
Pihak Ketiga, BOPO, CAR dan LDR terhadap kinerja keuangan sektor
perbankan yang go public di Bursa Effek Jakarta (BEJ) pada periode 2005
terhadap ROA.
bank terhadap kinerja bank dengan variable dependen ROA dan ROE serta
variable Independent CAR, LDR, NPL, BOPO, DTA dan NIM. Kesimpulan
atas penelitian adalah hanya LDR, DTA dan CAR yang berpengaruh
Terhadap Tingkat Likuiditas dan Profitabilitas (Studi Kasus pada PT. Timah
profitabilitas.
Ratio (LDR) dan Debt Total Asset Ratio (DTA) terhadap Return On Asset
(ROA) menyatakan CAR, BOPO, NPL, LDR dan DTA secara bersama
ringkasan penelitian terdahulu yang dapat dilihat pada tabel 2.1 di halaman
keseluruhan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) yang ada di Jawa Barat,
dimana data yang digunakan merupakan data pada periode 2013 dan 2014.
permodalan pada suatu bank. Terdapat komponen modal dan Aktiva Tertimbang
Menurut Risiko (ATMR) didalam perhitungannya. Modal yang semakin tinggi
akan meningkatkan rasio CAR, yang berarti bank memiliki modal yang cukup
dan mampu meng-cover risiko kerugian akibat aktivitas bank. Peningkatan modal
khususnya pada modal sendiri akan menurunkan biaya dana karena bank dapat
dialokasikan pada aktiva produktif tersebut dapat tetap berada pada kondisi baik,
artinya pembbiayaan yang diberika oleh bank mampu kembali sesuai dengan
terhadap perubahan Return On Asset (ROA). Demikian pula hasil penelitian dari
dana dari pihak ketiga sebagai dana yang akan dipergunakan dalam pembentukan
pendapatan bank. Semakin besar bank mampu menghimpun dana maka akan
semakin besar bank dapat menyalurkan pembiayaan dan semakin besar pula
suatu bank. Dalam hal ini pembiayaan yang dimaksud adalah pinjaman yang
Ratio (FDR ) dapat diartikan bahwa penyaluran dana ke pinjaman atau kredit
semakin besar sehingga akan menambah pendapatan bunga yang pada akhirnya
teori tersebut diatas, juga dengan hasil penelitian dari Arihala Muhammad A
Debt Total Asset Ratio (DTA) merupakan salah satu rasio leverage yang
berasal dari hutang. Dimana kita ketahui bahwa rumus untuk menghitung rasio
asset merupakan seluruh asset yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin tinggi
prosentase Debt Total Asset Ratio (DTA) maka semakin berisiko terhadap
perusahaan. Resiko yang muncul dari terlalu besarnya prosentase Debt Total
Asset Ratio (DTA) salah satunya adalah besarnya beban tetap yang harus
ditanggung oleh perusahaan, berupa bunga yang harus dibayarkan kepada
kreditur.
sejauh pembayran bunga bisa dipergunakan untuk mengurangi beban pajak, maka
manfaat tersebut akan di penalty oleh biaya kebangkrutan karena secara teori
modal perusahaan. Untuk itu proporsi hutang yang akan digunakan oleh
perusahaan harus betul betul seimbang agar berdampak yang positif terhadap
adanya pengaruh Negatif dari Debt Total Asset Ratio (DTA) terhadap
(ROA) khususnya dalam ruang lingkup mikro atau internal perusahaan dapat
Ratio (CAR) terhadap pertumbuhan laba yang diteliti oleh Nindita (2012)
Ratio (FDR) maka akan semakin maksimal laba yang akan diterima dan pada
Ratio (FDR) terhadap pertumbuhan laba yang diteliti Nindita (2012) menunjukan
seberapa besar dana yang digunakan perusahaan berasal dari hutang. Dimana kita
ketahui bahwa salah satu rasio Debt Ratio (DR) adalah Debt Total Asset Ratio
(DTA) dimana rumus untuk menghitung rasio tersebut adalah Total Hutang
asset merupakan seluruh asset yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin tinggi
halaman berikut :
Modal
(X1)
Teguh Pudjo Muljono dalam
H. Juhaya S Praja (2013 ; Bambang S (2010)
244)
Profitabilitas
Likuiditas
(X2) (Y)
Defri (2012)
Sutrisno (2009 ; 215) Siamat
Leverage Dahlan
(X3)
(2012 ; 84)
Sunarto dan Agus PB (2011)
Sutrisno (2009 ; 198)
Gambar 2.1
Paradigma Penelitian
2.3 Hipotesis
meningkatkan pertumbuhan ROA dan masih adanya research gap dari penelitian
terdahulu serta adanya ketidak sesuaian teori, maka hipotesis dari penelitian ini
adalah :
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilakukan selama empat bulan mulai bulan Desember 2014 sampai
dengan bulan Maret 2015. Rincian waktu pelaksanaan penelitian seperti terlihat
Tabel 3.1
Rencana Waktu Penelitian
Bulan
No Kegiatan
1 2 3 4
1 Persiapan √
2 Penyusunan proposal penelitian dan bimbingan √ √
3 Seminar Usulan Penelitian dan bimbingan √
4 Penyusunan instrumen penelitian dan bimbingan √
5 Pengumpulan data √
6 Pengolahan data √
7 Pelaporan hasil penelitian dan ujian sidang √
3.2.1 Populasi
di Jawa Barat yang terdaftar pada Statistik Perbankan Syariah Indonesia yang
Data yang telah dikompilasi menunjukkan bahwa hingga tahun akhir 2013
terdapat 163 BPR Syariah, baik yang berstatus sebagai BPRS Pemerintah Daerah
maupun BPRS Swasta yang beroperasi di Indonesia, dimana 28 diantaranya
beroperasi diwilayah Propinsi Jawa Barat seperti ditunjukkan pada Tabel 3.2
berikut ini.
Tabel 3.2
Jumlah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Tahun
Uraian
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
BPR S di Indonesia
- Jumlah Bank 114 131 138 150 155 158 163
- Jumlah Kantor 185 202 225 286 364 401 402
BPRS di Jawa Barat 28 28 27 28 27 27 28
Sumber : Statistik Perbankan Syariah Desember 2013 diolah kembali
3.5.2. Sampel
dengan cara pemilihan sampel jenuh. Sampel jenuh merupakan teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiono ; 79).
sesuai dengan yang dikendaki oleh peneliti, yaitu Bank Pembiayaan Rakyat
(dua puluh delapan ) BPRS yang beroperasi tersebar di wilayah Jawa Barat.
3.3 Desain Penelitian
bersumber dari data sekunder yang telah diolah kembali. Metode deskriptif yang
akurat mengenai fakta, sifat serta pengaruh antara fenomena yang diteliti dalam
hal ini Modal, Likuiditas dan Leverage yang ada di Bank Pembiayaan Rakyat
Metode deskriptif menurut M. Nazir (2003 ; 54) adalah suatu metode dalam
meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu
sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang, untuk
membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena
yang diselidiki.
Menurut Sugiono (2003 ; 36) yang dimaksud penelitian asosiatif adalah penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dua variable atau lebih.
Menurut Husein Umar (2004 ; 37) Penelitian kuantitatif lebih didasarkan pada
data yang dapat dihitung untuk menghasilkan penaksiran kuantitatif yang
kokoh.
berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian. Desain pada
1. Identifikasi Masalah
2. Batasan Masalah
Batasan masalah merupakan pemilihan masalah – masalah yang telah di
3. Rumusan Masalah
ini dituangkan pada latar belakang penelitian dan dirinci dalam identifikasi
5. Pengajuan Hipotesis
didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian terdahulu yang relevan,
6. Metode Penelitian
Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode yang sesuai,
pertimbangan yang ideal untuk memilih metode adalah tingkat ketelitian data
kuantitatif.
penelitian ini berupa data rata-rata keuangan BPR Syariah yang selanjutnya
8. Kesimpulan
keputusan.
Pengajuan Hipotesis
Metode Penelitian
Penyusunan Instrumen
penelitian
Kesimpulan
Gambar 3.1
Desain Penelitian
3.4.1 Modal
Ratio (CAR). Adapun formulanya adalah sesuai dengan Surat Edaran dari Bank
3.4.2 Likuiditas
membandingkan antara total pembiayaan yang diberikan dengan total Dana Pihak
Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank dan dikenal dengan Financing to Deposit
Ratio (FDR).
Data diambil dari dari laporan keuangan publikasi yang diterbitkan oleh
adalah sesuai dengan Surat Edaran dari Bank Indonesia No.3/30/DPNP yaitu :
Total Pembiayaan
FDR : -------------------------- x 100 %
Total DPK
3.4.3 Leverage
berasal dari hutang. Rasio yang dipergunakan adalah Debt to Total Asset Ratio (
DTA), Semakin tinggi ratio ini menunjukan perusahaan semakin berisiko dan
biasanya berpengaruh terhadap imbalan yang harus diberikan oleh debitur kepada
3.4.4 Profitabilitas
terpenuhi. Adapun formula yang digunakan adalah sesuai dengan Surat Edaran
Tabel 3.3
Difinisi Operasional Variabel
Sub
Variabel Konsep Variabel Indikator Rumusan Skala
Variabel
Modal
(X1) Modal adalah sejumlah
dana yang ditanamkan
dalam suatu perusahaan
- Modal MS
oleh para pemiliknya CAR = -------- x
CAR Sendiri Rasio
untuk pembentukan 100%
(MS) ATMR
suatu badan usaha.
Berdasarkan Peraturan - ATMR
Bank Indonesia No.
10/15/PBI/2008
besarnya CAR
perbankan minimal 8%
dari ATMR
Research) Yaitu penelitian untuk memperoleh data sekunder dengan cara mencari
majalah, serta artikel-artikel yang ada hubungannya dengan masalah yang sedang
diteliti. Studi ini dilakukan untuk memperoleh sebanyak mungkin data dan dasar
teori yang dapat digunakan sebagai pedoman landasan berfikir dalam pembahasan
masalah.
Instrumen pada penelitian ini adalah data sekunder, yakni laporan posisi
keuangan publikasi bank umum Syariah dan BPR Syariah yang dikodifikasi dari
Statistik Perbankan Syariah yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dan data lainnya yang dihimpun oleh Ototritas Jasa Keuangan (OJK). Periodeisasi
tahun 2013 dan Desember tahun 2014. Jangka waktu tersebut dipandang cukup
untuk mengikuti perkembangan kinerja bank karena menggunakan data time
series dan cross section (pooling data) dan juga merupakan periode terbaru dari
laporan keuangan publikasi yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
variable terikat dan variable bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati
normal. Uji ini dilakukan dengan cara melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
Apabila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
Menurut Ghozali (2006 ; 37) apabila data menyebar jauh dari garis diagonal dan
atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.
analisis statistik.
1. Analisis Grafik
1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti
2. Analisis Statistik
Menurut Ghozali (2006 ; 61) uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi atara variable independen. Pada model
regresi yang baik seharusnya antar variable tidak terjadi korelasi. Untuk
dari tolerace value atau inflation factor (VIF) dengan acuan sebagai berikut :
1. Jika nilai tolerance > 1 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa
2. Jika nilai tolerance < 1 dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa
1. Apabila titik-titik data menyebar secara acak baik diatas maupun dibawah
angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk suatu pola tertentu maka
2. Apabila titik-titik data tidak menyebar secara acak baik diatas maupun
dibawah angka 0 pada sumbu Y dan membentuk suatu pola tertentu maka
terjadi heterokedastisitas ,
regresi linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan
2. Apabila nilai D-W berada diantara – 2 sampai dengan +2, maka tidak
terikat dan lebih dari satu variabel bebas. Metode analisis yang digunakan adalah
model regresi linier berganda yang persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut
Dimana :
α = Konstanta
X1 = Modal
X2 = Likuiditas
X3 = Leverage
e = Error
Dalam penelitian ini profitabilits menjadi variabel terikat sedangkan
Modal, Likuiditas dan Leverage menjadi variabel bebas. Model hubungan tersebut
mengingat penelitian ini bersifat fundamental Method. Hal ini berarti jika
koefisien β bernilai positif (+) maka dapat dikatakan terjadi pengaruh searah
pula sebaliknya, bila koefisien nilai β bernilai negative (-), hal ini menunjukan
Ketepatan fungsi regresi dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari
statistik disebut disebut signifikan secara statistik apabila uji nilai statistiknya
berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya, disebut tidak
signifikan bila uji nilai statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima.
angka mendekati 1 maka hubungan kedua variable semakin kuat, jika angka
hubungan antara variabel X dan variabel Y, dan jika nilai korelasi berangka
negatif maka tingkat korelasi berbanding terbalik atau tidak mempunyai hubungan
Tabel 3.4
Interpretasi Perhitungan Korelasi
R2 / ( k -1 )
F Hitung = -------------------------------
( 1 – R2 ) / ( N – k )
Dimana :
R2 = Koefisien Determinasi
N = Banyaknya Observasi
4) Berdasarkan Probabilitas
sebagai berikut :
Ho : βi = 0 ; I = 1, 2, 3, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan
(Sig t) lebih kecil daripada α= 0,05, maka hipotesisnya diterima yang artinya
Ho = βi = 0
Hi = βi = 0
dan
Husein Umar, (2004), Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis,
Cetakan ke 6, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
William A. Cohen, Ph.D. (2000) ,The New Art of The Leader, PT Tangga
Pustaka, Jakarta.
Berdasarkan atas Jurnal atau Penelitian Terdahulu
Jensen, Michael C., dan William H. Meckling. 1976. “Theory of the Firm:
Managerial Behavior, Agency Costs, and Ownership Structure.”
Journal of Financial Economics. Vol. 3 No. 4, pp. 305-360.