Anda di halaman 1dari 5

EKONOMI (PEMASARAN) DALAM ISLAM

Mata kuliah :

Qur’an Hadist

Kelompok 3
Lingga Saputra 200313148

Ulwan abdul Azis 200313251

Yos Bilal 200313257

Shifa Siti Nurohmah 200313232

Stefany Sudaryat 200313241

Yulia Nurul Anggriawati 200313159

MANAJEMEN E

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANDUNG

2021
PEMBAHASAN

Pengertian Ekonomi (Pemasaran) dalam Islam

Ekonomi Islam dalam bahasa Arab diistilahkan dengan al-iqtishad al-Islami. Al-iqtishad
secara bahasa berarti al-qashdu yaitu pertengahan dan keadilan. Ekonomi didefinisikan dengan
pengetahuan tentang aturan yang berkaitan dengan produksi kekayaan, mendistribusikan, dan
mengonsumsinya. Ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai kajian tentang perilaku
manusia dalam hubungannya dengan pemanfaatan sumber-sumber produksi yang langka untuk
diproduksi dan dikonsumsi. Hakikat Islam itu merupakan penerapan syariat dalam aktivitas
ekonomi. Pengertian ini sasngat tepat untuk dipakai dalam menganalisis persoalan-persoalan
aktivitas ekonomi ditengah masyarakat.

Kebebasan berekonomi terkendali menjadi ciri dan prinsip sistem ekonomi Islam,
kebebasan memiliki unsur produksi dalam menjalakan roda perekonomian merupakan bagian
penting dengan tidak merugikan kepentingan kolektif. Sistem ekonomi syariah, transaksi harus
dilandasi oleh aturan hukum Islam, karena transaksi adalah manifestasi amal manusia yang
bernilai Ibadah dihadapan Allah SWT, sehingga dalam Islam transaksi dapat di kategorikan
menjadi dua, yakni transaksi yang halal dan transaksi yang haram.

Pemasaran dalam pandangan Islam merupakan suatu penerapan disiplin strategis yang
sesuai dengan nilai dan prinsip syariah. Tingkat persaingan dalam dunia bisnis menuntut setiap
pemasar untuk mampu melaksanakan kegiatan pemasarannya dengan lebih efektif dan efisien.
Kegiatan pemasaran tersebut membutuhkan sebuah konsep pemasaran yang mendasar sesuai
dengan kepentingan pemasar dan kebutuhan serta keinginan pelanggan. Dalam hal ini,
pemasaran islami memiliki posisi yang sangat strategis, karena pemasaran islami merupakan
salah satu strategi pemasaran yang didasarkan pada al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw.

Dalam Syari’ah pemasaran, bisnis yang disertai keikhlasan semata-mata hanya untuk
mencari Ridha Allah swt., maka bentuk transaksinya insya Allah menjadi nilai ibadah dihadapan
Allah swt., Ada beberapa sifat yang membuat Nabi Muhammad saw., berhasil dalam melakukan
bisnis yaitu:
a. Shiddiq (Jujur atau Benar) dalam berdagang Nabi Muhammad selalu dikenal sebagai
seorang pemasar yang jujur dan benar dalam menginformasikan produknya.
b. Amanah (Dapat dipercaya) saat menjadi pedagang Nabi Muhammad selalu
mengembalikan hak milik atasannya, baik itu berupa hasil penjualan maupun sisa barang.
c. Fatanah (Cerdas) dalam hal ini pemimpin yang mampu memahami, menghayati, dan
mengenal tugas dan tanggung jawab bisnisnya dengan sangat baik.
d. Tabligh (Komunikatif) jika seorang pemasar harus mampu menyampaikan keunggulan-
keunggulan produk dengan menarik dan tepat sasaran tanpa meninggalkan kejujuran dan
kebenaran.

Tujuan, Kegunaan dan Pentingnya Ekonomi Islam

Penerapan sistem ekonomi dalam suatu Negara bertujuan untuk : Pertama, membumikan
syariat Islam dalam system ekonomi dalam suatu Negara secara kaffah. Penerapan ini
disebabkan system ekonomi Islam merupakan urat nadi pembangunan masyarakat yang di
dalamnya muncul karakter masyarakat yang bersifat spiritual dan material. Kedua, membebaskan
masyarakat muslim dari belenggu barat yang menganut sistem ekonomi kapitalis, dan timur yang
menganut sistem ekonomi komunis serta mengakhiri keterbelakangan ekonomi masyarakat atau
negara-negara muslim. Ketiga, menghidupkan nilai-nilai Islam dalam seluruh kegiatan ekonomi
dan menyelamatkan moral umat dari paham meterialime-hedonisme. Keempat, menegakkan
bangunan ekonomi yang ikatan risalah Islamiyah. Kelima, tujuan kahir dari penerapan ekonomi
Islam adalah mewujudkan falah (kesejahteraan) masyarakat secara umum.

Adapun kegunaan penerapan system ekonomi Islam dalam seluruh kegaitan ekonomi adalah:
Pertama, merealisasikan pertumbuhan ekonomi dengan mengikutsertakan seluruh komponen
bangsa. Kedua, system ekonomi Islam memainkan peranan yang penting dalam menyusun
rencana pertumbuhan ekonomi yang proaktif dan jauh dari penyelewengan. Ketiga, mewujudkan
kesatuan ekonomi bagi seluruh dunia Islam dan mewujudkan kesatuan politik.

Pentingnya ekonomi Islam diterapkan dalam perekonomian suatu Negara adalah disebabkan
populasi umat Islam dari seluruh penduduk dunia saat ini kurang adari 800.000.000 jiwa atau
sekitar 15% dari penduduk dunia. Seluruh umat Islam terikat dengan satu ikatan yakni adalah
Islamiyah, mereka terikat baik secara keyakinan, psikologis, maupun terikat secara politis dan
ekonomis. Disamping itu untuk menguatkan persatuan umat Islam dalam kemandirian ekonomi
karena perekonomian dunia belakangan ini dikuasai oleh paham individualis (kapitalis) dan
komunis (sosialis) yang masing-masing kelompok mempunyai ekonomi yang berbeda dengan
politik ekonomi Islam. Politik ekonomi Islam merupakan politik ekonomi yang menyeluruh,
terkendali dan memandang semua segi kemanusiaan serta mengakui kebutuhan-kebutuhan
manusia dan menjelaskan semua itu dengan ciri yang khas.

Tiga Pilar Ekonomi Islam

Secara umum ada tida institusi ekonomi Islam yang jika dilaksanakan dengan serius, akan
memberi dampak terhadap peningkatan kesejahteraan umat Islam. Ketiga pilar utama itu adalah,
larangan riba, dorongan untuk melaksanakan zakat dan pemberdayaan wakaf. Riba dilarang
karena dapat menimbulkan kezaliman terhadap orang lain. Disamping itu, riba sama sekali tidak
akan berpengaruh pada pengembangan usaha sector riil. Sebaliknya, praktik riba malah
menimbulkan bubble economy. Pada saat Allah SWT melarang riba, sesungguhnya Allah SWT
telah menyiapkan alternative untuk mengganti sistem ribawi tersebut. Dalam konteks Indonesia,
larangan terhadap riba dijawab dengan melahirkan perbankan syari’ah. Tujuannya adalah untuk
menghindarkan umat Islam dan praktik bisnis yang mengandung unsur riba. Kalau kita
perhatikan QS. Al-Rum, tegas bahwa Al-Qur’an mengenalkan konsep zakat dan jual beli atau
sektor ril sebagai anti tesis dari praktik riba.

Pilar kedua yang tidak kalah pentingnya adalah keberadaan lembaga perbankan syari’ah dan
lembaga keuangan non bank lainnya. Perbankan Syari’ah sesungguhnya memiliki kemampuan
yang dahsyat untuk pemberdayaan ekonomi umat. Hal ini sebenarnya built in di dalam prinsif-
prinsif ekonomi Islam, seperti tauhid, khalifah, maslahah dan sebagainya. Di dalam perbankan
syari’ah peran-peran mediasi bukanlah sekedar retorika seperti umumnya pada perbankan
konvensional. Perbankan sayri’ah melalui produk mudharabah dan musyarakah dapat
memainkan perannya sebagai sahib al-mal bagi orangorang yang memiliki skill dan keterampilan
namun tidak ditopang dengan modal yang cukup. Lewat produk mudharabah, misalnya sector rill
akan bergerak.

Andalan institusi ekonomi Islam yang ketiga adalah wakaf. Sepuluh tahun belakangan ini
diskursus wakaf berkemang sangat pecat. Lebihlebih setelah dirumuskannya fikih wakaf baru
seperti yang tampak pada UU No 41 Tahun 2004. UU tersebut telah menjadikan wakaf yang
selama ini tertimbun dalam tumpukan kitab-kitab fikih, kembali menarik untuk dikaji,
dikembangkan dan diimplementasikan. Wakaf di samping memiliki nilai ibadah juga memiliki
fungsi sosial. Wakaf khususnya wakaf produktif dan wakaf uang, apabila benar-benar
dilaksanakan dan dikelola dengan baik, akan berdampak pada pemerataan kesejahteraan umat.

Strategi Pemasaran Islam

Strategi Pemasaran Islam Adapun strategi pokok dari pemasaran Islam adalah sebagai berikut:

a. Penjualan

Fungsi penjualan juga merupakan sumber pendapatan yang di perlukan untuk menutup biaya
modal dengan harapan mendapatkan laba.Tetapi dalam penjualan islam telah memberikan
rambu, diantaranya adalah tidak boleh bersumpah palsu.

b. Pembelian

Fungsi pembelian bertujuan memilih barang-barang yang di beli untuk dijual untuk
digunakan dalam perusahaan dengan harga, pelayanan dari penjual dengan kualitas produk
tertentu. Adapun syarat yang mesti dipenuhi berkenaan dengan objek (barang) yang akan di beli,
yaitu barang yang di beli harus bersih materinya.

Referensi :

Dr. Rozalinda, M.Ag. 2014. EKONOMI ISLAM. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Dr. Yadi Janwari, M.A. 2016. PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Dr. Muhammad Yafiz. 2015. EKONOMI DALAM ARUS PERKEMBANGAN PEMIKIRAN ISLAM.
Medan: FEBI UIN-SU PRESS.

Tanpa nama. 2015. PEMASARAN DALAM ISLAM STUDI INTEGRASI DAN KOMPREHENSIF.
https://media.neliti.com/media/publications/62008-ID-pemasaran-dalam-ekonomi-islam-studi-inte.pdf. 28
Oktober 2021.

Irham, Muhammad. 2019. STRATEGI PEMASARAN DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM.


http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/hukumislam/article/download/2072/2026. 29 Oktober 2021.

Anda mungkin juga menyukai