Anda di halaman 1dari 87

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PRODUK HERBAL

DHUHA MART KOTA PAYAKUMBUH DILIHAT DARI


PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

SKRIPSI

DiajukanUntuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana


Ekonomi Pada Program Studi Ekonomi Islam

Oleh :

DEA MANDASARI

3217159

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI
2021M/ 1442 H
ABSTRAK
Penelitian Dea Mandasari, NIM : 3217159, Program Studi Ekonomi Islam
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi
(2021). Skripsi ini berjudul “Strategi Pengembangan Bisnis Produk Herbal
Dhuha Mart Kota Payakumbuh Dilihat Dari Perspektif Ekonomi Islam”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana
strategi pengembangan bisnis produk herbal pada Dhuha Mart Kota Payakumbuh
yang paling tepat sehingga mampu menghadapi persaingan bisnis. Jenis penelitian
yang digunakan pada penelitian ini yaitu pendekatan deskriptif kualitatif.Metode
yang digunakan yaitu pengamatan secara langsung pada objek penelitian yang
dilengkapi dengan wawancara atau interview pada informan untuk mendapatkan data
secara lengkap. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif
menggunakan pendekatan analisis SWOT dengan matrik IFAS dan EFAS, dapat
diidentifikasi faktor-faktor penting baik dari lingkungan internal maupun eksternal
yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan usaha dari bisnis produk herbal
Dhuha Mart. Analisis SWOT merupakan identifikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk merumuskan strategi perusahaan.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa strategi yang tepat untuk
mengembangkan bisnis produk herbal Dhuha Mart adalah dengan menggunakan
strategi SO (Strenght-Opportunity). Strategi ini menandakan keadaan perusahaan
yang mampu untuk berkembang dengan cara memanfaatkan kekuatan yang dimiliki
dan mengambil peluang atau kesempatan yang ada. Adapun strategi SO yang dapat
diterapkan pada bisnis produk herbal Dhuha Mart dalam mengembangkan usahanya
yaitu dengan memanfaatkan kualitas SDM yang dimiliki untuk memaksimalkan
penjualan produk kepada masyarakat yang memiliki tingkat peduli kesehatan tinggi,
mempertahankan prinsip sopan santun dan etika karyawan dalam melayani konsumen
sehingga bisa menjaga kepercayaan konsumen, menjual produk best seller dengan
harga lebih murah dari pada kompetitor dan mengambil untung secukupnya,
memanfaatkan kondisi tertentu untuk meningkatkan penjualan produk Dhuha Mart
dan memanfaatkan respon masyarakat yang positif kepada Dhuha Mart.

Kata Kunci: Bisnis Produk Herbal, Analisis SWOT


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah SWT kemuka

bumi untuk menjadi rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam). Islam

merupakan ajaran yang universal bukan hanya berbicara tentang ibadah secara

vertikal kepada Allah SWT, tetapi juga mampu menjawab berbagai macam

bentuk tantangan pada setiap zaman, serta berbicara tentang semua aspek

kehidupan termasuk ekonomi di dalamnya. Ekonomi yang dibangun atas

dasar-dasar dan tatanan Al-Qur‟an dan sunnah Rasulullah SAW yang

kemudian dikenal dengan istilah Ekonomi Islam.

Ekonomi Islam diikat oleh seperangkat nilai iman, akhlak dan moral

etik bagi setiap aktivitas ekonominya baik dalam posisinya sebagai konsumen,

produsen, distributor dan lain-lain dalam melakukan usahanya serta

menciptakan hartanya.1

Sistem ekonomi Islam yang bertujuan mashlahah (kemaslahatan) bagi

umat manusia merupakan pelaksanaan ilmu ekonomi yang dilaksanakan

dalam praktek sehari-hari dalam rangka mengorganisir faktor produksi,

distribusi serta pemanfaatan barang dan jasa yang dihasilkan dengan tidak

1
Ly Fairuzah Aisyah, Skripsi: “Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Usaha Bisnis Busana
Muslim (Studi Pada CV. Azka Syahrani Collection)”, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah,2011) hlm.1
menyalahi Al-Qur‟an dan Sunnah sebagai acuan aturan perundangan dalam

sistem perekonomian Islam.2

Sebagaimana yang telah kita ketahui, bahwa pembangunan adalah

suatu proses perubahan ke arah kemajuan yang dilaksanakan secara sadar dan

terarah, serta selalu ada keterkaitan dalam semua aspek. Pembangunan

merupakan kelanjutan dari usaha peningkatan yang telah dicapai sebelumnya

serta melaksanakan dari apa yang belum dikerjakan. Sebagai sistem

kehidupan, ekonomi Islam memberikan warna di setiap aspek kehidupan kita

tidak terlepas juga dalam dunia perekonomian. Nilai ekonomi Islam tidak

hanya berdasarkan pada nilai materi saja tapi juga pada nilai ibadah di

dalamnya serta menyeimbangkan antara nilai ibadah dan etika.3

Aktivitas perdagangan merupakan salah satu dari aspek kehidupan

yang bersifat horizontal (hablum minannas), yang juga mendapatkan

penekanan khusus dalam ekonomi Islam, karena keterkaitannya secara

langsung dengan sektor riil, sistem ekonomi Islam memang lebih

mengutamakan sektor riil dibandingkan dengan sektor moneter, dan transaksi

jual beli memastikan keterkaitan kedua sektor tersebut.

Dalam sistem ekonomi Islam yang menekankan sektor riil seperti ini,

pertumbuhan bukanlah merupakan ukuran utama dalam melihat

perkembangan ekonomi yang terjadi, tetapi lebih kepada aspek pemerataan

2
Muhammad Turmudi, Produksi dalam Perspektif Ekonomi Islam, Jurnal Islamadina,
Vol.XVIII, No.1, Maret 2017, hlm.39
3
Abdul Rahman dkk, Fiqh Muamalat (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm.73
dan pengurangan jumlah kemiskinan, kondisi seperti ini lebih memungkinkan

dengan pengembangan sektor riil yang menyerap tenaga kerja. Kemudian

melalui pemerataan, kekayaan suatu negara tidak akan terkonsentrasi atau

dikuasai oleh sekelompok orang tertentu, tetapi terdistribusikan secara lebih

merata pada anggota masyarakat yang lebih luas.

Dalam aktivitas perdagangan atau biasa dikenal dengan berbisnis pada

era modern ini, mencari keuntungan merupakan tujuan utamanya, serta

praktik-praktik haram, kerap kali dilakukan untuk mendapatkan tujuan

tersebut, seperti mengurangi timbangan, penjualan dua kali lipat dari harga

aslinya yang jatuhnya adalah riba.

Tujuan dan semua praktik tersebut dalam ekonomi Islam merupakan

suatu hal yang dilarang. Ekonomi Islam memandang mencari keuntungan

adalah suatu hal yang fitrah, yang dapat menimbulkan semangat berinovasi

dan bersaing. Perhatian utama ekonomi Islam adalah upaya bagaimana

manusia meningkatkan kesejahteraan materialnya yang sekaligus akan

meningkatkan kesejahteraan spiritualnya, karena aspek spiritual harus hadir

bersamaan dengan target material, maka diperlukan sarana penopang utama,

yaitu moralitas pelaku ekonomi.4

Sebagaimana yang dijelaskan dalam Qs. All-Baqarah ayat 188 yang

berbunyi :

4
Ly Fairuzah Aisyah,Op.Cit.,hlm.2-3
Artinya : “Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan

yang batil, dan (janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para

hakim, dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain

itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui”.

Melihat kaum mayoritas di Indonesia yang sebagian besar beragama

Islam, maka bisa dikatakan pangsa pasar bisnis produk herbal akan semakin

baik kedepannya. Industri kecil dapat memberikan kontribusi yang lebih

kepada lingkungan eksternal maupun internal. Dengan potensi yang baik yang

dimiliki bisnis produk herbal yang terdapat di lingkungan Kota Payakumbuh

akan membawa dampak positif terhadap pihak-pihak yang terkait dalam

berjalannya usaha bisnis produk herbal tersebut. Namun apakah bisnis ini

sudah sesuai dengan ajaran Islam? Dimana ekonomi yang dijalankannya tidak

bertentangan dengan ekonomi Islam, seperti riba, mengambil hak orang lain,

penipuan, dan sebagainya. Karena banyak diera modern ini bisnis-bisnis yang

dilakukan hanya sekedar memperkaya individualisme nya sendiri, seperti

aliran ekonomi yang dipergunakan oleh kaum kapitalisme, yang menganut

asas laissez fair, hak kepemilikan perorangan adalah absolute tanpa batas,

terjaminnya kebebasan memasuki segala macam kegiatan ekonomi dan

transaksi menurut persaingan bebas dan norma-norma individual ditarik dari


individualisme dan utilitarisme, dimana setiap kondisi itu dianggap baik

secara moral dan ekonomi sepanjang itu dapat dijual.

Begitu juga banyak diantaranya usaha bisnis yang tidak

mengedepankan keadilan, yaitu aliran ekonomi sosialisme/marxisme, hak

milik yang hanya untuk kaum buruh yang diwakili oleh kepemimpinan

diktator, distribusi faktor-faktor produksi dan apa saja yang harus diproduksi

ditetapkan oleh negara, bagaimana dan untuk siapa produksi yang diatur

secara pusat pula, pendapatan kolektif dan distribusi yang kolektif adalah

norma utama, sedangkan hubungan-hubungan ekonomi dalam transaksi secara

perorangan sangat dibatasi.5

Dhuha Mart Kota Payakumbuh adalah salah satu usaha bisnis produk

herbal yang ada di Kota Payakumbuh, Provinsi Sumatera Barat. Dhuha Mart

dikelola oleh sepasang suami istri yang bernama Bapak Hendrizen dan Ibu

Yentis Muliati. Dimana pada awal mula memulai bisnis ini yaitu dari menjual

satu macam produk saja, hingga akhirnya memiliki beberapa macam produk

hingga bisa memperkerjakan beberapa orang karyawan.

Dalam menjalankan usahanya, Dhuha Mart banyak melibatkan

masyarakat sekitar, seperti dalam proses produksi, distribusi, hingga bekerja

sama dengan masayarakat sekitar dalam memasarkan produk. Sehingga

Dhuha Mart memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan

5
Ahmad Saefuddin, Studi Nilai-Nilai Sistem Ekonomi Islam,(Jakarta Pusat: Media Da‟wah
dan LIPPM), hlm.42
masyarakat sekitar. Dalam menjalankan kerjasama tersebut, Dhuha Mart

menggunakan beberapa macam akad jual beli dengan pihak-pihak yang

terkait.

Minat masyarakat Kota Payakumbuh yang sedang meningkat

menggunakan produk herbal serta meningkatnya kesadaran masyarakat Kota

Payakumbuh dalam mengkonsumsi produk-produk herbal, menjadi peluang

besar bagi Dhuha Mart untuk mengembangkan usahanya. Mengingat

masyarakat sudah semakin selektif menggunakan produk kimia, bahkan ada

yang enggan mengkonsumsi produk kimia dan lebih memilih produk herbal.

Maka tidak heran produk herbal semakin diminati oleh masyarakat. Selain itu,

persaingan bisnis produk herbal yang sejenis masih sedikit di Kota

Payakumbuh. Dari persoalan tersebut, maka terlihat bahwa bisnis produk

herbal memiliki peluang pasar yang cukup luas di Kota Payakumbuh.

Prospek pemasaran produk herbal di Payakumbuh cukup baik

sehingga harus di dukung dengan produksi produk yang baik dan berkualitas.

Selain itu melihat peranan Dhuha Mart dalam membuka lapangan pekerjaan

bagi masyarakat juga membuktikan bahwa bisnis produk herbal adalah salah

satu sektor yang harus terus dikembangkan. Dalam mengembangkan

usahanya, Dhuha Mart perlu melakukan analisis agar strategi pengembangan

bisnis produk herbal tersebut tepat. Strategi pengembangan juga berpengaruh

besar dalam menjaga kelangsungan hidup dan mengatasi kendala-kendala

yang ada pada bisnis produk herbal Dhuha Mart.


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis berkeinginan untuk

melakukan penelitian terkait sejauh mana potensi yang dimiliki oleh bisnis

produk herbal Dhuha Mart dapat dikembangkan, mengingat di Kota

Payakumbuh sendiri belum terlalu banyak orang yang memiliki bisnis produk

herbal yang sama. Dan juga menganalisis strategi apa yang dapat dilakukan

agar bisnis produk herbal Dhuha Mart dapat di kembangkan di Kota

Payakumbuh. Maka dari itu, penulis memilih judul penelitian “Strategi

Pengembangan Bisnis Produk Herbal Dhuha Mart Kota Payakumbuh

Dilihat Dari Perspektif Ekonomi Islam”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang tersebut diatas, maka penulis mengidentifikasi

permasalahan tersebut sebagai berikut:

1. Belum diketahui peluang Dhuha Mart dapat dikembangkan di Kota

Payakumbuh.

2. Dhuha mart melakukan kerjasama dengan pihak lain untuk memasarkan

berbagai jenis produk, namun belum diketahui akad apa saja yang

digunakan dalam kerjasama tersebut.

3. Belum diketahui strategi apa yang digunakan dalam mengembangkan

binis produk herbal Dhuha Mart tersebut.


C. Batasan Masalah

Agar lebih terarah dan terfokusnya permasalahan tersebut maka

penulis membatasi masalah hanya pada strategi pengembangan bisnis produk

herbal Dhuha Mart Kota Payakumbuh dilihat dari perspektif ekonomi Islam.

D. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah

bagaimana strategi pengembangan bisnis produk herbal Dhuha Mart Kota

Payakumbuh jika dilihat dari perspektif ekonomi Islam?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan maka tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pengembangan bisnis

produk herbal Dhuha Mart Kota Payakumbuh jika dilihat dari perspektif

ekonomi Islam.

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan dari segi akademis

Bagi perguruan tinggi, hasil penelitian diharapkan dapat

menjadi dokumen akademik yang berguna untuk dijadikan acuan bagi

civitas akademik.

b. Kegunaan secara operasional

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber

informasi dalam meningkatkan pengetahuan tentang Strategi


Pengembangan Bisnis Produk Herbal Dhuha Mart Kota Payakumbuh

Dilihat Dari Perspektif Ekonomi Islam.

c. Kegunaan bagi studi terkait dimasa mendatang

Diharapkan hasil penelitian dapat dijadikan rujukan bagi upaya

pengembangan ilmu pengetahuan, dan berguna juga untuk menjadi

referensi bagi mahasiswa yang melakukan kajian terhadap Strategi

Pengembangan Bisnis Produk Herbal Dilihat Dari Perspektif Ekonomi

Islam.

d. Untuk syarat mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), program studi Ekonomi Islam.

F. Penjelasan Judul

Untuk dapat memperoleh suatu gambaran yang jelas dan untuk

menghindari pengertian yang salah tentang apa yang dimaksud dengan judul

ini, maka penulis perlu menjelaskan pengertian yang ada dalam judul ini. Hal

ini untuk mrnghilangkan kesalah pahaman dalam mengartikan dan memahami

kata-kata dan maksud dari judul ini. Berikut ini dijelaskan maksud dari

beberapa kata yang mempunyai makna penting dalam penulisan ini yaitu:

Strategi: Pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan

pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah

aktivitas dalam kurun waktu tertentu.6

6
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Strategi
Pengembangan: Suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan

teknis,teoritis, konsep dan moral sesai dengan kebutuhan

melalui pendidikan dan pelatihan7

Bisnis : Suatu kegiatan yang dilakukan oleh perorangan maupun

organisasi yang melibatkan aktivitas produksi, penjualan

maupun pertukaran barang atau jasa, dengan tujuan untuk

mendapatkan keuntungan atau laba.8

Produk : Barang atau jasa yang dapat diperjualbelikan.9

Herbal : Tanaman atau tumbuhan yang mempunyai kegunaan atau

nilai lebih dalam pengobatan.10

Perspektif : Cara pandang atau memandang dalam menilai suatu hal.

Ekonomi Islam : Ilmu ekonomi yang mempelajari bagaimana manusia

memenuhi kebutuhan hidupnya berdasarkan nilai-nilai

Islam yaitu yang bersumber dari Al-qur‟an dan Hadits.

Kota Salah satu kota yang terdapat di wilayah Provinsi

Payakumbuh : Sumatera Barat.

Dari penjelasan judul diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

judul yaitu Strategi Pengembangan Bisnis Produk HerbalDhuha Mart

Kota Payakumbuh Dilihat Dari Perspektif Ekonomi Islam adalah suatu

7
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Gramedia, 2015), hlm.104
8
http://medium.com/treelight/bisnis artikel diakses pada 7 November 2020
9
http://id.m.wikipedia.org/wiki/produk artikel diakses pada 8 November 2020
10
http://id.m.wikipedia.org/wiki/herbal artikel diakses pada 8 November 2020
usaha atau pendekatan yang dilakukan untuk mengembangkan bisnis yang

memproduksi barang-barang yang berasal dari tumbuhan yang memiliki

manfaat bagi kesehatan, jika dipandang dari segi ekonomi Islam yaitu yang

berlandaskan Al-qur‟an dan Hadits dapat dikembangkan di Kota

Payakumbuh.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Bisnis Produk Herbal

1. Pengertian Produk Herbal

Produk herbal baik yang berbentuk obat, suplemen maupun

kosmetika telah diterima secara luas di negara berkembang maupun

negara maju. Pemasaran produk herbal diramalkan akan mencapai 93

miliyar dolar tahun 2017. Hal ini dipacu salah satunya oleh

peningkatan usia hidup dan peningkatan kepedulian terhadap tingkat

kesehatan dan kehidupan secara umum. Dengan adanya trend untuk

back ro nature dari tahun ketahun terjadi peningkatan industri obat

tradisional dan kosmetika. Pada tahun 2011, industri produk herbal

telah menguasai 345 market share, dimana obat herbal dan bahan

bakunya mencapai 11,5 trilyun rupiah.

Deskripsi tentang produk halal mengacu pada Undang-undang

RI Nomor 33 tahun 2014 tentang jaminan produk halal. Dalam pasal 1

disebutkan produk adalah barang atau jasa yang terkait dengan

makanan, minuman, obat, kosmetik, produk kimiawi, produk biologi,

produk rekayasa genetik, serta barang gunaan yang dipakai,


digunakan, atau dimanfaatkan oleh masyarakat. Produk halal adalah

produk yang telah dinyatakan halal sesuai dengan syariat Islam.11

2. Potensi Bisnis Produk Herbal

Pengembangan bisnis produk herbal di Indonesia

merupakansalah satu prioritas dalampembangunan ekonomi

nasional.Hal ini selain karena usaha tersebut merupakan tulang

punggung sistem ekonomi kerakyatan yang tidak hanya ditujukan

untuk mengurangi masalah kesenjangan antar golongan, pendapatan

dan antar pelaku usaha, ataupun pengentasan kemiskinan dan

penyerapan tenaga kerja.Lebih dari itu, pengembangannya mampu

memperluas basis ekonomi dan dapat memberikan konstribusi yang

signifikan dalam mempercepat perubahan struktural, yaitu

meningkatnya perekonomian daerah dan ketahanan ekonomi nasional.

Kegiatan pengembangannya ditujukan sebagai salah satu pilar

ekonomi kerakyatan yang dapat menjadi penggerak utama

perekonomian daerah.

Menurut Haeruman tantangan internal bagi sebuah bisnis

terutama dalam pengembangannya mencakup aspek yang luas yaitu

peningkatan kualitas sumber daya manusia, kemampuan manajemen,

organisasi dan teknologi, kompetensi kewirausahaan, akses yang lebih

11
Aan Nasrullah, Analisis Potensi Industri Halal Bagi Pelaku Usaha di Indonesia, Jurnal
Studi Islam dan Muamalah, Volume 6, Nomor 1, 2018
luas terhadap permodalan, informasi pasar yang transparan, faktor

input produksi lainnya, iklim usaha yang sehat dan mendukung

inovasi, serta kewirausahaan. menjelaskan dengan adanya peningkatan

nilai kewirausahaan, kemampuan pemasaran, teknologi dan

pengelolaan keuangan maka tentunya prestasi usaha kecil akan

meningkat dan usaha kecil akan lebih meningkatkan potensinya.

Faktor eksternal meliputi jaringan sosial, legalitas, dukungan

pemerintah, pembinaan, teknologi, dan akses kepadainformasi.12

Keberhasilan akan tercapai jika adanya kesesuaian antara

faktor internal dengan faktor eksternalmelalui penerapan cara yang

tepatbisnis produk herbalakan meningkatkan pengembangan

masyarakat di suatu daerah. Selain dapat mengembangkan potensi

masyarakat yang ada, bisnis produk herbal juga bisa meningkatkan

potensi alam di daerah tersebut, secara tidak langsung semakin banyak

produk yang dijual maka semakin tinggi kebutuhan bahan baku dan

semakin banyak di butuhkan nya juga SDM yang dapat membantu

memproduksi hasil produksi bisnis tersebut.

Tingginya peminat pengobatan herbal membuat peluang usaha

produk herbal semakin menjanjikan. Bisnis yang bergerak dalam

produk herbal kini dapat dikatakan menjanjikan. Dari tahun ke tahun

kebutuhan obat herbal memang meningkat secara drastis. Peningkatan


12
Ibid., hlm.49-50
ini memberikan gambaran kepada pelaku usaha produk herbal.

Keuntungan yang dapat dipetik lewat usaha produk herbal bernilai

fantastis. Kepercayaan masyarakat akan penggunaan obat herbal

membuat bisnis ini sangat menggiurkan.

Potensi bisnis produk herbal bisa dikatakan sangat cerah,

dimana dalam jangka depan usaha ini sangat cemerlang. Menerjuni

bisnis ini juga sangat mudah. Dimana wilayah Indonesia yang

memiliki ragam aneka tanaman yang dapat dijadikan bahan baku

dalam pembuatan produk herbal.

B. Strategi

1. Pengertian Strategi

David (2006) mendefinisikan strategi sebagai tindakan

potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan

sumber daya perusahaan dalam jumlah yang besar.Dengan demikian,

strategi memiliki konsekuensi yang multifungsi dan multidimensi,

serta harus mempertimbangkan faktor-faktor internal dan eksternal

yang dihadapi perusahaan.Definisi yang berbeda disampaikan oleh

Sumarsono (2003), menurutnya strategi adalah rencana yang

merupakan satu kesatuan yang bersifat luas dan terpadu, yang

menghadapkan keunggulan strategis dalam menghadapi

tantangantantangan lingkungan.Adapun pengertian strategi menurut


Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti rencana yang cermat mengenai

kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.

Menurut Stoner dan Gilbert, konsep strategi dapat

didefinisikan berdasarkan dua perspektif yang berbeda, yaitu: apa yang

suatu organisasi ingin lakukan (imtensis to do); dan apa yang

organisasi lakukan pada akhirnya (eventually does). Pada perspektif

yang pertama, strategi didefinisikan sebagai program untuk

menentukan dan mencapai tujuan organisasi, serta

mengimplementasikan misinya.Dalam hal ini para manajer

memainkan peranan yang aktif, sadar, dan rasional dalam merumuskan

strategi organisasi.Pada perspektif yang kedua, strategi didefinisikan

sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungannya

sepanjang waktu.Dalam hal ini, setiap organisasi pasti memiliki

strategi, meskipun strategi tersebut tidak pernah dirumuskan secara

eksplisit.13

Secara umum, strategi dapat diartikan sebagai “ sekumpulan

pilihan kritis untuk perencanaan dan penerapan serangkaian rencana

tindakan dan alokasi sumberdaya yang penting dalam mencapai tujuan

dan sasaran, dengan memperhatikan keunggulan kompetitif,

komparatif, dan sinergis ideal berkelanjutan kearah, cakupan dan

13
Budiana Setiawan dan R.R. Nur Suwarningdyah, Strategi Pengembangan Tenun Ikat
Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 3,
September 2014, hlm 355-356
perpektif jangka panjang keseluruhan yang ideal dari individu atau

organisasi”.14

2. Jenis-Jenis Strategi

Strategi dapat dikelompokkan menjadi tiga, yakni strategi

manajemen, strategi investasi, dan strategi bisnis.

a. Strategi Manajemen.

Strategi manajemen adalah strategi yang dapat dilakukan oleh

manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara

makro. Misalnya: strategi pengembangan produk, strategi

penerapan harga, strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar,

strategi mengenal keuangan, dan lain-lain.

b. Strategi Investasi

Strategi investasi adalah kegiatan yang berorientasi pada

investasi. Misalnya: apakah perusahaan ingin melakukan strategi

pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi

pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu

divisi baru, strategi divestasi, dan sebagainya.

c. Strategi Bisnis

14
Ahmad Ramadhan, Fivi Rahmatus Sofiyah, Analisis SWOT sebagai landasan dalam
menentukan strategi pemasaran ( studi McDonald’s Ring Road ), Departemen Manajemen FE USU.
Strategi bisnis adalah strategi yang berorientasi pada

fungsifungsi kegiatan manajemen. Misalnya: strategi pemasaran,

strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi

organisasi, strategi yang berhubungan dengan keuangan, dan

lain-lain. 15

3. Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara

sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Matriks SWOT

merupakan matching tool yang penting untuk membantu

mengembangkan empat tipe strategi yaitu sebagai berikut:

a. Strategi SO (Strength-Opportunity)

Strategi menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk

meraih peluang-peluang yang ada di luar perusahaan.

b. Strategi WO (Weakness-Opportunity)

Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-

kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan

peluangpeluang perusahaan.

c. Strategi ST ( Strength-Threat)

Melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari

atau mengurangi dampak dari ancamaancaman eksternal.

15
Budiana Setiawan dan R.R. Nur Suwarningdyah, Strategi Pengembangan Tenun Ikat
Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 3,
September 2014, hlm 356.
d. Strategi WT (Weakness-Threat)

Strategi ini merupakan taknik untuk bertahan dengan cara

mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman.

1) Matrik IFE dan EFE

Matrik IFE dan EFE terdiri dari kolom bobot, rating, dan total

nilai yang merupakan hasil kali dari bobot dan rating. Untuk kolom

bobot dan rating diisi sesuai dengan nilainya yang merupakan hasil

dari pengelompokan faktorfaktor internal dan eksternal berdasarkan

tingkat kepentingannya. Matriks IFE digunakan untuk mengetahui

faktor-faktor internal perusahaan yang berkaitan dengan kekuatan

dan kelemahan yang dihadapi perusahaan terdiri dari aspek

sumberdaya manusia, pemasaran, produksi dan operasi, keuangan

dan akuntasi dan sistem informasi.

MatrikEFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor

eksternal perusahaan.Data eksternal dikumpulkan untuk

menganalisis hal-hal menyangkut persoalan ekonomi, politik dan

pemerintahan, sosial budaya, teknologi, lingkungan, demografi,

persaingan di pasar industri dimana perusahaan berada, serta data

eksternal relevan lainnya.Hal ini penting karena faktor eksternal

perusahaan berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap

perusahaan.

2) Matriks QSPM
QSPM (Quantitative Strategic Planning Matriks) adalah alat

yang memungkinkan para penyusun strategi mengevaluasi berbagai

strategi alternatif secara objektif, berdasarkan factor-faktor

keberhasilan penting eksternal dan internal yang diidentifikasi

sebelumnya. Tujuan QSPM adalah untuk menentukan alternatif

strategi pemasaran yang paling baik atau yang menjadi prioritas

untuk dijalankan perusahaan. Seperti alat analisis lainnya, QSPM

juga membutuhkan intuitif judgment yang baik. Dalam beberapa

hal, QSPM memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu : (1)

strategi dapat diperiksa secara berurutan atau bersamaan; (2) tidak

ada batas jumlah strategi yang dapat diperiksa atau dievaluasi; (3)

membutuhkan ketelitian dalam memadukan faktor-faktor eksternal

dan inernal yang terkait dalam proses keputusan. 16

C. Pengertian Ekonomi Islam

Ekonomi secara umum didefenisikan sebagai hal yang mempelajari

perilaku manusia dalam menggunakan sumber daya yang langka untuk

memperoduksi barang dan jasa yang dibutuhkan manusia.

Beberapa ahli mendefinisikan Ekonomi Islam sebagai suatu ilmu yang

mempelajari perilaku manusia dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan

dengan alat pemenuhan kebutuhan yang terbatas didalam kerangka

16
Ahmad Ramadhan, Fivi Rahmatus Sofiyah, Analisis SWOT sebagai landasan dalam
menentukan strategi pemasaran ( studi McDonald’s Ring Road ), Departemen Manajemen FE USU
syariah. Ilmu yang mempelajari perilaku seorang muslim dalam suatu

masyarakat Islam yang di bingkai dengan syariah. Defenisi tersebut

mengandung kelemahan dengan menghasilkan konsep yang tidak

kompetibel dan tidak universal.Karena dari defenisi tersebut mendorong

seseorang berperangkap dalam keputusan yang apriori, bebar atau salah

tetap diterima.17

Defenisi yang lebih lengkap harus mengakomodasi sejumlah

persyaratan yaitu karakteristik dari pandangan hidup Islam.Syarat utama

adalah memasukan nilai-nilai syariah dalam ilmu ekonomi.Ilmu ekonomi

Islam adalah ilmu social yang tentu saja tidak bebas dari nilai-nilai

moral.Nilai-nilai moral merupakan aspek normatif yang harus dimasukan

dalam analisis fenomena ekonomi serta dalam pengambilan keputusan

yang dibingkaisyariah.

1. Menurut Muhammad Abdul Manan Tahun1960

Menurut Manan ilmu ekonomi islam adalah ilmu pengetahuan sosial

yang mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat yang

diilhami oleh nilai-nilai Islam.

2. Menurut Umer Chapra Tahun1985

Menurut Chapra ekonomi Islam adalah sebuah pengetahuan yang

membantu upaya realisasi kebahagiaan manusia melalui alokasi dan

17
Hera Wahdania, Skripsi: “Potensi Pasar Tradisional Dalam Meningkatkan Ekonomi
Masyarakat Menurut Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus: Pasar Cekkeng di Kab.Bulukumba)”,
(Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar, 2019) hlm.11
distribusi sumber daya yang terbatas berada dalam koridor yang

mengacu pada pengajaran Islam tanpa memberikan kebebasan individu

atau tanpa perilaku makro ekonomi yang berkesinambungan dan tanpa

ketidakseimbangan lingkungan.

3. Menurut Syed Nawab Haider Naqr Tahun Tahun1993

Ilmu ekonomi Islamsingkatnya, merupakan kajian tentang perilaku

ekonomi orang Islam representative dalam masyarakat muslimmodern.

Dari beberapa defenisiekonomi Islam diatas yang relatif dapat secara

lengkap menjelaskan dan mencangkup kriteria dari defenisi yang

komprehensif adalah yang dirumuskan oleh Hasanuzzaman yaitu:“Suatu

pengetahuan dan aplikasi dari perintah dan peraturan dalam Syariah yaitu

untuk menghindari ketidakadilan dalam perolehan dan pembagian sumber

daya material agar memberikan kepuasan manusia, sehingga

memungkinkan manusia melaksanakan tanggung jawabnya terhadap

Tuhan dan masyarakat”.

Hal penting dari defenisi tersebut adalah istilah “perolehan” dan

“pembagian” di mana aktivitas ekonomi ini harus dilaksanakan dengan

menghindari ketidakadilan dalam perolehan dan pembagian sumber-

sumber ekonomi. Prinsip-prinsip dasar yang digunakan untuk

menghindari ketidak adilan tersebut adalah syariah yang didalamnya

terkandung perintah (injuctions) dan peraturan (rules) tentang boleh

tidaknya suatu kegiatan. Pengertian “memberikan kepuasanterhadap


manusia” merupakan suatu sasaran ekonomi yang ingin di

capai.Sedangkan pengertian “memungkinkan manusia melaksanakan

tanggung jawabnya terhadap Tuhan dan masyarakat” diartikan bahwa

tanggung jawab tidak hanya terbatas pada aspek sosial ekonomi saja tapi

juga menyangkut perang pemerintah dalam mengatur dan mengelola

semua aktivitas ekonomi termasuk zakat pajak.

Namun perlu ditegaskan disini perbedaan pengertian antara ilmu

ekonomi Islam dengan sistem ekonomi Islam.Ilmu ekonomi Islam

merupakan suatu kajian yang senantiasa memperhatikan rambu-rambu

metodologi ilmiah. Sehingga dalam proses perkembangannya senangtiasa

mengakomodasikan berbagai aspek dan variable dalam analisis ekonomi

islam. Ilmu-ilmu ekonomi Islam dalam batas-batas metodologi ilmia tidak

berbeda dengan ilmu ekonomi pada umumya yang mengenal pendekatan

kuantitatif dan kualitatif. Namun berbeda halnya dengan sistem ekonomi

Islam yang merupakan bagian dari kehidupan seorang muslim dalam

upaya untuk mengimplementasikan ajaran Islam dalam kehidupan

seorang muslim dan upaya untuk mengimplementasikan ajaran islam

dalam akivitas ekonomi. Sistem ekonomi Islam merupakan salah satu

aspek dalam sistem nilai-nilai Islam yang integral dan komprehensif.18

18
Ibid., hlm.12-13
D. Landasan Syariah

1. Al Qur'an

a) Qs. An-Nisa: 29

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan

jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.

Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah

Maha Penyayang kepadamu.

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa bisnis harus didasari kerelaan

dan keterbukaan antara kedua belah pihak dan tanpa ada pihak yang

dirugikan.

b) Qs.Al Baqarah : 278


Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah

dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang

yang beriman.

Ayat ini menjelaskan bahwa setiap bisnis yang dilaksanakan harus

terbebas dari unsur riba.

c) Qs. Al Baqarah : 168

Artinya: Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa

yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-

langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang

nyata bagimu.

Ayat ini menjelaskan bahwa setiap apa yang kita konsumsi

haruslah yang halal dari segala bentuk.

2. Hadist

a. HR. Tirmidzi, Kitab Al-Buyu‟ Bab Ma Ja-a Fi At-Tujjar

no.1131
“Sesungguhnya para pedagang (pengusaha) akan dibangkitkan

pada hari kiamat sebagai para penjahat kecuali pedagang yang

bertakwa kepada Allah, berbuat baik dan jujur.”

b. HR. Tirmidzi, Kitab Al-Buyu‟ Bab Ma Ja-a Fit Tijaroti no.

1130.

“Pedagang yang senantiasa jujur lagi amanah akan bersama

para nabi, orang-orang yang selalu jujur dan orang-orang yang mati

syahid."

c. HR. Ibnu Majah di dalam As-Sunan, Kitab At-Tijaroot Bab Al-

Hatstsu „Ala Al-Makasibi, no.2129

"Tidaklah seseorang memperoleh suatu penghasilan yang lebih

baik dari jerih payah tangannya sendiri.Dan tidaklah seseorang

menafkahi dirinya, istrinya, anaknya dan pembantunya melainkan ia

dihitung sebagai shodaqoh.”


E. Kajian Terdahulu

Dalam melakukan penelitian ini, sudah ada mahasiswa yang

membahas tentang strategi pengembangan bisnis, antara lain :

Penelitian yang dilakukan Irpah Rambe (2018) yang berjudul

“Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pembuatan Tahu Pada Pengrajin

Tahu Bandung Kecamatan Padang Hulu Tebing Tinggi”. Dari hasil

penelitian ini, dapat di simpulkan berdasarkan diagram Cartesius

menunjukkan bahwa Usaha Pengrajin Tahu Bandung berada pada

kuadran Growth dimana kuadran tersebut merupakan situasi yang sangat

menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan

sehingga dapat memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk

meningkatkan kegiatan promosi agar menambah jumlah pelanggan.

Penelitian yang dilakukan Arisma Putra (2020) yang berjudul “Strategi

Pengembangan Bisnis Kuliner Halal Berbasis Ekonomi Kreatif”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa strategi yang dapat dilakukan dalam

pengembangan bisnis kuliner halal berbasis ekonomi kreatif antara lain

mempertahankan kualitas dan mutu produk yang sehat dan halal,

membuat inovasi produk sesuai trend dan kebutuhan masyarakat terhadap

konsumsi makanan, membuka outlet baru di lokasi wisata terkenal,

melakukan pelatihan terhadap tenaga kerja, mengembangkan daya saing

serta meningkatkan promosi di media sosial masa kini.


Penelitian yang dilakukan Fait Amiroh Panjaitan yang berjudul

“Strategi Alternatif Pengembangan Usaha Pengolahan Ikan Asin

Kelurahan Bagan Asahan Tanjung Balai”. Dari hasil penelitian tersebut

diketahui berdasarkan matriks SWOT, strategi alternatif pengusaha

pengolahan ikan asin Kelurahan Bagan Asahan harus menjalankan

strategi Strenght Opportunities (SO) yaitu mempertahankan untuk

memperoleh bahan baku yang berkualitas dan meningkatkan sarana

prasarana dengan menggunakan teknologi yang canggih agar

menghasilkan ikan asin yang higienis. Hal ini dapat meningkatkan

permintaan terhadap ikan asin.

Namun perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yang

penulis jadikan sebagai rujukan ialah penelitian ini lebih terfokus untuk

melihat dan menganalisa Strategi Pengembangan Bisnis Produk Herbal

Dhuha Mart Kota Payakumbuh Dilihat Dari Perspektif Ekonomi Islam.

Dimana penulis menganalisa bagaimana strategi pengembangan bisnis

produk herbal tersebut jika dilihat perspektif ekonomi Islam.


BAB III

METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Jenis penilitian yang digunakan penulis dalam melakukan

penelitian ini yaitu penelitian analisis deskriptif melalui pendekatan

kualitatif.19 Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian

lapangan karena penelitian dilakukan secara langsung ke objek

penelitian untuk melakukan pengamatan dan pengumpulan data yang

akan di analisis.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang ditunjukan untuk

mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas

sosial, sikap, kepercayaan, persepsi dan pemikiran orang secara

individu dan kelompok. Penelitian kualitatif menghasilkan data

deskriptif berupa data tertulis atau lisan dari orang yang diamati.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan

kualitatif karena penelitian ini data yang diperoleh peneliti di lokasi

berupa kata-kata bukan angka-angka.Kata-kata tersebut dapat berupa

tertulis maupun lisan.Melalui pendekatan kualitatif data yang

diperoleh lengkap, lebih mendalam dan dapat dipercaya dalam

19
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktek,(Jakarta: PT
BumiAksara,2015) hlm.80
penelitian ini penulis mendeskripsikan tentang bagaimana Strategi

Pengembangan Bisnis Produk Herbal Dhuha Mart Kota Payakumbuh

Dilihat dari Perspektif Ekonomi Islam.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini ditentukan secara sengaja (purposive). Penelitian

ini dilakukan di Dhuha Mart Kota Payakumbuh.

3. Jenis dan Sumber Data

Jenis-jenis data dari penelitian terdiri dari 2 ,yaitu :

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung baik


20
yang dilakukan melalui wawancara maupun observasi. Dalam

penelitian ini penulis langsung melakukan wawancara dan

observasi langsung kepada Pemilik Dhuha Mart Kota

Payakumbuh.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data untuk mendukung permasalahan

yag akan dibahas, yang diperoleh dari atau berasal dari bahan

kepustakaan. Dari penelitian ini penulis memperoleh data dari

dokumentasi, buku, jurnal, internet dan lainnya yang berkaitan

dengan pembahasan dalam penelitian ini.

20
Nugroho J Setiadi, Prilaku Konsumen Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan Penelitian
Pemasaran, ( Jakarta: Kencana,2003)hlm. 35.
4. Informan Penelitian

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberi

informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.21Jadi ia

mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian.

Iaberkewajiban secara sukarela menjadi tim penelitian walaupun

hanya bersifat informan. Sebagai anggota tim dengan kebaikannya

dan kesukarelaannya, ia dapat memberikan pandangan tentang nilai-

nilai, bangunan, proses dan kebudayaan yang menjadi latar penelitian

setempat. 22

Informan yang dibutuhkan dalam penelitian adalah informan

kunci dan informan pendukung. Informan kunci adalah orang yang

langsung memberikan data kepada pengumpul data, sementara

informan pendukung adalah orang yang memberikan data tidak secara

langsung tapi melalui perantara orang lain. Yang menjadi informan

kunci dalam penelitian ini adalah pemilik Dhuha Mart, para reseller,

serta agen dengan menggunakan metode teknik analisis deskriptif

melalui pendekatan kualitatif.

21
Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi, ( Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,
1999) hlm.117
22
Lexy J Meleong,Metodologi Penelitian Kualitatif,( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995)
hlm. 90
5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Observasi

Observasi atau pengamat dapat didefenisikan sebagai perhatian

yang terfokus terhadap kejadian, gejala, atau sesuatu.Sedangkan

observasi ilmiah adalah perhatian terfokus terhadap gejala,

kejadian atau sesuatu dengan maksud menafsirkannya,

mengungkapkan faktor-faktor penyebabnya dan menemukan

kaidah-kaidah yang mengaturnya.23Observasi yaitu dengan

melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti,

dalam hal ini adalah pihak reseller, agen serta distributor di Dhuha

Mart.

2. Wawancara

Wawancara (interview) adalah suatu kejadian atau suatu proses

interaksi antara pewancara (interviewer) dan sumber informasi

atau orang yang diwawancarai (interviewee) melalui komunikasi

langsung.24Wawancara langsung dilakukan dengan pemilik Dhuha

Mart.

23
Emzir, Metode Penelitian Kualitatif: Analisis Data,(Jakarta: Rajawali Pers, 2011) hlm.37-
38.
24
A.Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kualitatif, Kuantitatif dan Penelitian Gabungan,
(Jakarta: Kencana,2014) hlm.372.
3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data berupa data-data

tertulis yang mengandung keterangan dan penjelasan serta

pemikiran tentang fenomena yang masih aktual dan sesuai dengan

masalah penelitian.25Diantaranya adalah profil Dhuha Mart Kota

Payakumbuh.

6. Teknik Analisis Data

Bogdan dan briklen menyatakan: analisis data merupakan suatu

proses sistematis pencarian dan pengaturan transkip wawancara,

observasi, catatan, lapangan, dokumen, foto dan materi lainnya untuk

meningkatkan pemahaman yang diteliti tentang data yang

dikumpulkan, sehingga memungkinkan temuan penelitian dapat

disajikan dan diinformasikan kepada orang lain.26

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis SWOT yaitu menggunakan model analisa SWOT

membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan

faktor inernal kekuatan dan kelemahan.

25
Muhammad, Metedologi Penelitian Ekonomi Islam: Pendekatan Kuantitatif,(Jakarta: Raja
Grafindo Persada,2013)hlm.150-152.
26
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kualitatif,Kuantitatif dan PenelitianGabungan,
(Jakarta:Kencana,2014) hlm. 400-401.
a) Analisis Faktor Internal dan Eksternal

Faktor internal dimasukkan ke dalam matrik yang disebut

matrik faktor strategi internal atau IFAS (Internal Factor Analysis

Summary).Kemudian faktor eksternal dimasukkan ke dalam matrik

yang dapat disebut matrik faktor strategi eksternal EFAS (Eksternal

Factor Analysis Summary).

Selanjutnya yaitu dengan melakukan pemberian skor pada setiap

variabel. Setelah menentukan skor dari setiap variabel, maka diketahui

untuk total skor faktor internal dan total skor eksternal, sehingga total

skor tersebut dapat membuktikan bahwa keduanya mempunyai nilai

yang seimbang atau tidak untuk menyusun strategi kedepannya.

Setelah menganalisa hal tersebut, maka langkah selanjutnya adalah

menetukan strategi SWOT.

Faktor-faktor IFAS dan EFAS di atas merupakan gambaran secara

umum yang diperoleh pada saat melakukan penelitian akan dapat

disesuaikan sengan kondisi lapangan, di mana akan disesuaikan

dengan aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh objek atau

organisasi atau perusahaan di mana penelitian tersebut dilakukan.

Untuk memberikan bobot skor untuk masing-masing faktor baik faktor

internal maupun eksternal ialah:

1. Faktor Internal

Skor 4 : Apabila kondisi internal perusahaan sangat berpeluang


Skor 0 : Apabila kondisi internal prusahaan netral

Skor-4: Apabila kondisi internal perusahaan sangat mengancam

2. Faktor Eksternal

Skor 4 : Apabila kondisi eksternal perusahaan sangat kuat

Skor 0 : Apabila kondisi eksternal perusahaan netral

Skor -4: Apabila kondisi eksternal perusahaan sangat lemah.

Dalam penentuan bobot faktor berdasarkan pengaruh faktor

terhadap posisi strategis perusahaan dengan skala 1,0 (paling penting)

sampai 0,0 (tidak penting) dan semua bobot tersebut jumlahnya tidak

melebihi skor total 1,00. Bobot dan rating ditentukan berdasar pada isian

kuesioner di mana acuan dari bobot dan rating tersebut adalah :

Tabel 3.1

Bobot

Bobot Keterangan

0.20 Sangat Kuat

0.15 Diatas Rata-rata

0.10 Rata-rata

0.05 Dibawah Rata-rata

Rating ditentukan sebagai berikut:


Tabel 3.2

Rating

Bobot Keterangan

4 Major strength

3 Minor strength

2 Major weakness

1 Minor weakness

Dari pembobotan diatas setiap angka memiliki artinya masing-masing

mulai dari 0.05 yang berarti bahwa pengaruh akan kebijakan atau faktor yang

diambil memiliki pengaruh yang sedikit (dibawah rata-rata) dan begitu pula

seterusnya. Sedangkan untuk pemberian rating untuk rating yang memiliki

pengaruh positif nilainya adalah 3-4, sedangkan rating yang memiliki

pengaruh negatif nilainya 1-2. Semakin besar rating maka semakin besar pula

pengaruh faktor terhadap perusahaan.

b) Matrik SWOT

Tabel 3.3

Matrik SWO

IFAS STRENGTH WEAKNESS

EFAS Tentukan faktor kekuatan Tentukan faktor

Internal kelemahan Internal


OPPORTUNITY STRATEGI SO STRATEGI WO

Tentukan faktor Ciptakan strategi yag Ciptakan srategi yang

peluang menggunakan kekuatan meminimalkan

eksternal untuk memanfaatkan kelemahan untuk

peluang memanfaatkan peluang

THREAT STRATEGI ST STRATEGI WT

Tentuntukan Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang

faktor ancaman menggunakan kekuatan meminimalkan

eksternal untuk mengatasi kelemahan untuk

ancaman menghindari ancaman

Dalam matrik SWOT terdapat beberapa strategi diantaranya yaitu:

1. Strategi SO (Strenght-Opportunity)

Strategi ini merupakan gabungan dari faktor internal (strenght)

dan faktor eksternal (opportunities), strategi ini dibuat berdasarkan

pemikiran para eksekutif perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan

seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-

besarnya.

2. Strategi ST (Strength-Threats)

Ini merupakan strategi yang menggabungkan faktor internal

(strength) dan faktor eksternal (threath), dimana strategi ini


memberikan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi

segala ancaman dari luar.

3. Strategi WO (Weakness-Opportunity)

Strategi ini adalah gabungan dari faktor internal (weakness)

dan faktor eksternal (opportunities) , dimana strategi ini menerapkan

pemanfaatan peluang yang ada dengan cara mengurangi kelemahan

yang dimiliki oleh perusahaan,

4. Strategi WT (Weakness-Threats)

Strategi ini merupakan gabungan dari faktor internal

(weakness) dan faktor eksternal (threat) yang mana

strategididasarkanpada aktivitas yang sifatnya devensive dan berusaha

menghindari kemungkinan adanya ancaman dari luar untuk

mengurangi kelemahan perusahaan.27

c)Diagram Analisis SWOT

Besarnya faktor-faktor internal (IFAS) dan eksternal (EFAS) yang

telah dianalisis (hasil perkalian bobot faktor dengan rating), maka

selanjutnya akan dimasukkan dalam diagram cartesius.

27
Irpah Rambe, Skripsi :”Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pembuatan Tahu Pada
Pengrajin Tahu Bandung Kecamatan Padang Hulu Tebing Tinggi”, (Medan; UIN Sumatera
Utara,2018) hlm.16
Gambar 3.1

Diagram Analisis SWOT

Berbagai Peluang

3.Mendukung Strategi Turn Around 1.Mendukung Strategi Agresif

Kelemahan Internal Kekuatan Internal

4. Mendukung Strategi Defensif 2. Mendukung Strategi Diversivikasi

BerbagaiAncaman

Diagram analisis SWOT pada gambar menghasilkan empat kuadran

yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Kuadran 1

Kuadran ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan

tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan

peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini

adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth

Oriented Strategy).
b. Kuadran 2

Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan masih memiliki

kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah

menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang

dengan cara strategi diversivikasi (produk/pasar).

c. Kuadran 3

Perusahaan memiliki peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak

ia juga menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. Fokus

strategi perusahaan adalah meminimalkan masalah-masalah internal

perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih besar.

d. Kuadran 4

Ini merupakan situasi yang sangat tidak mengutungkan, perusahaan

memiliki berbagai ancaman dari luar kelemahan internal.28

28
Ibid.,hlm.18
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Monografi Kota Payakumbuh

1. Sejarah Kota Payakumbuh

Kota Payakumbuh terutama pusat kotanya dibangun oleh pemerintah

kolonial Hindia Belanda.Sejak keterlibatan Belanda dalam Perang Padri,

kawasan ini berkembang menjadi depot atau kawasan gudang

penyimpanan dari hasil tanam kopi dan terus berkembang menjadi salah

satu daerah administrasi distrik pemerintahan kolonial Hindia Belanda

waktu itu.

Menurut tambo setempat, dari salah satu kawasan di dalam kota ini

terdapat suatu nagari tertua yaitu nagari Aie Tabik dan pada tahun 1840,

Belanda membangun jembatan batu untuk menghubungkan kawasan

tersebut dengan pusat kota sekarang. Jembatan itu sekarang dikenal juga

dengan nama Jembatan Ratapan Ibu.

Payakumbuh sejak zaman sebelum kemerdekaan telah menjadi pusat

pelayanan pemerintahan, perdagangan, dan pendidikan terutama bagi

Luhak Limo Puluah.Pada zaman pemerintahan Belanda, Payakumbuh

adalah tempat kedudukan asisten residen yang menguasai wilayah Luhak

Limo Puluah, dan pada zaman pemerintahan Jepang, Payakumbuh

menjadi pusat kedudukan pemerintah Luhak Limo Puluah.


2. Kondisi Geografis Kota Payakumbuh

Kota Payakumbuh terletak di daerah dataran tinggi yang merupakan

bagian dari Bukit Barisan. Berada pada hamparan kaki Gunung Sago,

bentang alam kota ini memiliki ketinggian yang bervariasi. Topografi

daerah kota ini terdiri dari perbukitan dengan rata-rata ketinggian 514 m di

atas permukaan laut. Wilayahnya dilalui oleh tiga sungai, yaitu Batang

Agam, Batang Lampasi, dan Batang Sinama.Suhu udaranya rata-rata

berkisar antara 26 °C dengan kelembapan udara antara 45–50%.

Payakumbuh berjarak sekitar 30 km dari Kota Bukittinggi atau 120 km

dari Kota Padang dan 188 km dari Kota Pekanbaru. Wilayah administratif

kota ini dikelilingi oleh Kabupaten Lima Puluh Kota. Dengan luas

wilayah 80,43 km² atau setara dengan 0,19% dari luas wilayah Sumatra

Barat, Payakumbuh merupakan kota terluas ketiga di Sumatra Barat. Kota

ini pernah menjadi kota terluas pada tahun 1970, sebelum perluasan

wilayah administratif Kota Padang dan Kota Sawahlunto. Kota

Sawahlunto yang pada tahun 1970 merupakan kota yang paling kecil

dengan luas 6,3 km² diperluas menjadi 273,45 km² atau meningkat sebesar

43,4 kali dari sebelumnya, sementara Kota Padang diperluas menjadi

694,96 km² dan sekaligus menjadi kota yang terluas di Sumatra Barat.
Perluasan ini menyebabkan Sawahlunto menjadi kotaterluas kedua dan

Payakumbuh turun menjadi terluas ketiga di Sumatera Barat.29

B. Profil Dhuha Mart

1. Sejarah Berdirinya Dhuha Mart

Pada tanggal 5 Mei 2014, pemilik Dhuha Mart memulai usaha dengan

berjualan makanan kecil dan kebutuhan rumah tangga di warung kecil

dan sederhana yang dibangun di depan rumah nya. Namun seiring

berjalannya waktu, pemilik mencoba berjualan madu, tapi hanya dengan

stock yang sedikit saja. Awal nya pemilik mencoba mulai memasarkan

madu tersebut kepada tetangga sekitar dan teman-temannya. Setelah

mendapat respon yang baik dari tetangga sekitar dan mereka merasakan

khasiat nya, akhirnya permintaan semakin meningkat dan pemilik

mencoba memasok madu dengan jumlah yang lebih banyak.

Beberapa tahun kemudian pemilik mulai mencoba menjual produk-

produk herbal yang lain, mulai dari madu, air zam-zam, kacang-kacangan,

hingga beberapa macam produk kosmetik. Dan juga mulai

memperkerjakan beberapa orang karyawan untuk mempermudah proses

kinerja dan pelayanan kepada pelanggan. Hingga akhirnya Dhuha Mart

memiliki pelanggan tetap dan juga membuka kesempatan kepada

pelanggan untuk menjadi reseller dan agen. Seiring berjalannya waktu,

29
Arisma Putra, Skripsi: “Strategi Pengembangan Bisnis Kuliner Halal Berbasis Ekonomi
Kreatif (SK: Tom Burger Kota Payakumbuh)” (Bukittinggi; IAIN Bukittinggi, 2020) hlm.50-51
permintaan akan produk di Dhuha Mart semakin meningkat, sehingga

pemilik memutuskan untk pindah ke tempat yang lebih besar agar

pelanggan merasa lebih nyaman dan leluasa ketika melakukan transaksi

jual beli. Sampai sekarang, bisnis tersebut sudah semakin berkembang,

mulai dari menambah jumlah produk hingga menambah jumlah

karyawannya.30

2. Visi dan Misi Dhuha Mart

a. Visi

“Menjadi Perusahaan yang Diridhoi Allah dan Bermanfaat Bagi

Ummat”

b. Misi

1. Menjadikan suasana lingkungan kerja di Dhuha Mart lebih Islami

dengan menghidupkan dzikir pagi dan petang.

2. Membiasakan semua tim Dhuha Mart untuk sholat dhuha dan sholat

wajib berjamaah di kantor.

3. Mengadakan program yang bermanfaat bagi ummat.

3. Struktur Organisasi Dhuha Mart

30
Wawancara Langsung Dengan Pemilik Dhuha Mart pada Observasi Awal Tanggal 20 Juni
2021
Gambar 4.1

Struktur Organisasi Dhuha Mart

Direktur Utama

Muhammad Hendra

Founder/Owner

Yentis Muliati

Ketua TIM/CS

Safnila Wati

Admin Pemasaran Admin Admin Admin

Isyami Reri Hufiza Pramuniaga Packing Delivery

FebiOndriani Ayu Rahayu Fitri

Febrianingsi

C. Temuan Penelitian

1. Instrument SWOT (Strenght, Weakness, Opportunities, Threats) Pada

Dhuha Mart

a. Faktor-faktor Strenght (Kekuatan) Dalam Bisnis Dhuha Mart


Dari wawancara yang sudah dilakukan penulis, terdapat

beberapa kekuatan yang dimiliki oleh Dhuha Mart, antara lain :

1. Faktor kekuatan yang pertama adalah Bisnis Dhuha Mart sudah

memiliki surat izin usaha dan label halal dari MUI. Dengan adanya

surat izin usaha dan label halal MUI, maka kelegalitasan dan

kehalalan produk atas suatu perusahaan dapat terjamin.

Hal ini sesuai dengan yang di sampaikan ibu Yentis selaku

Owner Dhuha Mart.

“Untuk masalah perizinan Alhamdulillah usaha kita sudah

memiliki surat izin yang lengkap, dan label halal dari MUI pun juga

sudah. Bahkan banyak juga penghargaan lain yang kita dapat atas

kualitas produk yang baik, sehingga itu membantu kita dalam

kegiatan usaha”.

Surat izin usaha dan label halal dari MUI merupakan hal yang

harus dimiliki oleh setiap perusahaan, karena hal ini memang sangat

penting. Seperti yang diketahui, bahwa surat izin usaha memiliki

banyak manfaat yang dapat dirasakan oleh perusahaan itu sendiri,

seperti adanya perlindungan hukum yang jelas, memiliki legalitas

usaha, serta untuk mendapat kepercayaan dari konsumen.

2. Faktor kekuatan yang kedua adalah memiliki SDM yang paham

tekhnologi untuk memasarkan produk melalui marketplace atau


media online. Hal ini sesuai dengan yang di sampaikan oleh ibu

Yentis,

“Kita memaksimalkan SDM yag kita miliki untuk meningkatkan

penjualan secara online dengan memanfaatkan teknologi.

Alhamdulillah kita memiliki 5 orang admin yang paham dengan

penggunaan teknologi”.

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa

memanfaatkan sosial media dan teknologi menjadi kekuatan bagi

Dhuha Mart untuk memasarkan produknya.

3. Kekuatan ketiga yang dimiliki oleh Dhuha Mart adalah

mengutamakan prinsip etika sopan santun kepada seluruh karyawan

dalam melayani konsumen. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan

oleh ibu Yentis,

“Kita selalu mengutamakan sopan santun karyawan dalam melayani

konsumen, kepuasan konsumen adalah prioritas kita. Jika ada

konsumen yang komplain, kita harus bisa beratnggung jawab dan

menjaga kepercayaan konsumen kepada kita.”

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa didalam

bisnis yang terutama adalah kepuasan konsumen dengan

menerapkan pelayanan yang baik serta etika yang baik juga. Hal itu

akan membuat kepercayaan konsumen kepada produk kita.


4. Faktor kekuatan keempat yang dimiliki oleh Dhuha Mart yaitu

respon masyarakat yang positif dan mendukung bisnis Dhuha Mart.

Karena bisa membantu masyarakat sekitar dalam memenuhi

kebutuhan konsumsi produk herbal. Hal ini sesuai dengan

pernyataan ibu Yentis,

“Alhamdulillah respon masyarakat sekitar positif terhadap adanya

Dhuha Mart ini.Karena masyarakat sekitar bisa mendapatkan madu

aslidan produk-produk herbal lainnya dengan harga yang murah

dan kualitas yang InsyaAllah terjamin”.

Dengan adanya respon masyarakat yang positif terhadap

keberadaan suatu bisnis, maka bisa dikatakan hal tersebut menjadi

salah satu faktor kekuatan terhadap bisnis.

5. Faktor kekuatan kelima yang dimiliki Dhuha Mart yaitu harga yang

murah dibanding pesaing, karena mengambil keuntungan

secukupnya. Serta lokasi usaha yang sudah milik sendiri. Hal ini

diungkap oleh ibu Yentis selaku pemilik Dhuha Mart,

“Dalam menjalankan bisnis ini kita hanya mengambil untung

secukupnya, jadi harga produk yang kita jual tidak terlalu tinggi,

karna jika harga jual terlalu tinggi bisa memberatkan konsumen.

Dan juga Alhamdulillah tempat kita menjalankan bisnis milik

sendiri”.
Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam

menjalankan bisnis kita hendaknya mengambil keuntungan

secukupnya saja, tidak bolehmengambil keuntungan yang terlalu

tinggi, karena apabila kita mengambil keuntungan yang terlalu

tinggi, akan menyebabkan nilai jual produk juga meningkat sehingga

konsumen merasa keberatan untuk membeli produk kita.

b. Faktor Weakness (Kelemahan) Dalam Bisnis Dhuha Mart

Dari wawancara yang sudah dilakukan penulis, terdapat

beberapa kelemahan yang dimiliki oleh Dhuha Mart, antara lain :

1. Faktor kelemahan yang pertama yaitu kelalaian karyawan yang

kadang terjadi dalam pengiriman produk kepada konsumen sehingga

mendapat komplain dari konsumen. Cara mengatasi dengan

bertanggung jawab atas kesalahan kepada konsumen dan memberi

pembinaan kepada karyawan. Hal ini sesuai dengan yang

disampaikan oleh ibu Yentis,

“Beberapa kejadian kadang karyawan kita salah mengirimkan

produk kepada konsumen, hal itu terjadi karena kelalaian karyawan

dalam mengirim produk. Sehingga konsumen ada yang komplain.

Atas kesalahan itu kita harus bertanggung jawab dengan mengganti

produk yang salah kirim tersebut, dan karyawan kita bina agar tidak

terjadi kesalahan yang sama dikemudian hari.”


Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwaketika ada

karyawan yang melakukan kesalahan maka kita harus membina

karyawan tersebut agar tidak terjadi kesalahan yang sama

dikemudian hari, dan juga mengedepankan rasa tanggung jawab atas

kesalahan yang diperbuat, baik itu disengaja maupun tidak

disengaja. Hal ini juga akan berdampak kepada tingkat kepercayaan

dan kepuasan konsumen terhadap bisnis kita.

2. Faktor kelemahan kedua yaitu kesalahpahaman yang kadang terjadi

antar sesama karyawan yang berpengaruh dalam proses produksi.

Hal ini diungkap oleh ibu Yentis,

“Terkadang terjadi kesalahpahaman antara karyawan, apabila

terjadi kesalahpahaman saat memproduksi produk, maka hasil

produk kita akan kurang bagus, dalam aktifitas produksi kita harus

kompak dan tidak boleh ada kesalahpahaman. Karna akan

memperngaruhi proses produksi.”

Dari pernyataan tersebut bisa disimpulkan bahwa karyawan

harus kompak dan solid dalam melakukan sebuah pekerjaan.

Apabila karyawan tidak solid maka hal itu akan mengurangi kualitas

produk yang dihasilkan.

3. Kelemahan ketiga adalah adanya pandemi Covid-19 yang membuat

omset sedikit menurun. Seperti yang diungkap oleh ibu Yentis,


“Kalau dari segi faktor internal untuk saat ini tidak ada, tetapi lebih

ke faktor eksternal nya, yaitu dengan adanya pandemi Covid-19

yang sedang terjadi, sehingga omset kita mengalami sedikit

penurunan dari target yang ingin dicapai”.

Dari pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa adanya Covid-19

yang sedang melanda cukup berpengaruh terhadap pencapaian target

yang sudah ditentukan oleh Dhuha Mart, dimana setiap bulan nya

Dhuha Mart mempunyai target besarnya omset dan penambahan

produk lainnya.

c. Faktor Opportunities (Peluang) Dalam Bisnis Dhuha Mart

Dari wawancara yang sudah dilakukan penulis, terdapatbeberapa

peluanguntuk mengembangkan bisnis Dhuha Mart, antara lain:

1. Peluang pertama yang dimiliki Dhuha Mart adalah meningkatnya

kesadaran masyarakat yang peduli kesehatan dalam mengkonsumsi

produk herbal menjadi peluang pasar Dhuha Mart dalam memasarkan

produk. Seperti yang diungkap oleh ibu Yentis selaku pemilik Dhuha

Mart,

“Target pasar kita adalah masyarakat yang peduli akan kesehatan.

Belakangan ini kita melihat kesadaran masyarakat yang peduli

dengan kesehatan dan memilih mengkomsumsi produk herbal

daripada produk kimia lebih meningkat. Sehingga itu menjadi

peluang kita dalam memasarkan produk.”


Dari pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

Dhuha Mart bisa memanfaatkan kondisi kesadaran masyarakat yang

sedang meningkat dalam mengkomsumsi produk herbal daripada

produk kimia.

2. Peluang kedua yang dimiliki Dhuha Mart yaitu Dhuha Mart selalu

menyediakan produk best seller dan menyesuaikan dengan

kebutuhan masyarakat. Hal ini sesuai dengan pernyataan ibu Yentis,

“Kita di Dhuha Mart selalu menyediakan produk yang best seller,

karena biasanya itu paling banyak dicari masyarakat. Sehingga

produk yang kita sediakan lebih cepat laku. Kita menyediakan

produk yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat.”

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa

menyediakan produk best seller akan lebih cepat terjual karena

produk tersebut lebih banyak dicari masyarakat. Sehingga akan

menguntungkan dan menjadi peluang bagi Dhuha Mart.

3. Peluang ketiga yang dimiliki Dhuha Mart yaitu produk yang dijual

semakin diminati masyarakat sehingga memungkinkan Dhuha Mart

untuk mengembangkan usahanya. Sesuai dengan yang disampaikan

oleh ibu Yentis,

“Alhamdulillah produk kita semakin diminati oleh masyarakat,

permintaan terhadap produk kita terus meningkat. Melihat hal itu


Insyaallah jika Allah mengizinkan kita akan membuka cabang untuk

memenuhi permintaan masyarakat.”

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa apabila

produk kita semakin diminati oleh masyarakat, maka kita memiliki

kesempatan lebih besar untuk mengembangkan usaha, karena

permintaan masayarakat terhadap produk kita lebih meningkat.

4. Peluang keempat yang dimiliki Dhuha Mart yaitu terdapat kondisi-

kondisi tertentu yang bisa menjadi peluang lebih besar seperti pada

bulan Ramadhan permintaan masyarakat terhadap kurma jadi

meningkat, dan juga pada kondisi pandemi saat ini banyak

masyarakat yang menjaga kesehatan dengan mengkonsumsi produk-

produk herbal. Hal tersebut sesuai denggan yang diungkap oleh ibu

Yentis,

“Kalau untuk kondisi tertentu yang bisa memberikan peluang lebih

besar kepada Dhuha Mart seperti pada bulan Ramadhan. Biasanya

permintaan kurma dari konsumen semakin meningkat, baik itu untuk

dikonsumsi sendiri ataupun untuk dijual lagi. Dan juga pada saat

pandemi seperti sekarang ini, semakin banyak masyarakat yang

memperhatikan kesehatan sehingga banyak juga yang beralih untuk

mengkonsumsi produk herbal, sehingga permintaan beberapa

macam produk juga ada yang mengalami peningkatan”.


Dari pernyataan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa

beberapa kondisi tertentu harus kita manfaatkan untuk memasarkan

produk. Kita harus bisa membaca kondisi dan memanfaatkan kondisi

tersebut agar menjadi sebuah peluang bagi usaha yang kita jalani.

d. Faktor Threats (Ancaman) Dalam Bisnis Dhuha Mart

Faktor ancaman yang penulis temukan dari hasil wawancara

dengan pemilik Dhuha Mart adalah sebagai berikut :

1. Ancaman yang pertama yaitu adanya beberapa kompetitor baru yang

muncul di Kota Payakumbuh. Hal ini sesuai dengan pernyataan ibu

Yentis,

“Saat ini sudah cukup banyak kompetitor yang menjual produk

serupa dengan produk kita, mungkin karena saat ini masyarakat

banyak yang meminati produk herbal, sehingga banyak orang lain

yang mencoba buka usaha seperti kita. Tetapi kita tidak

mempermasalahkan itu karena rezeki kita masing-masing sudah di

atur Allah.”

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa ancaman

paling utama adalah kompetitor yang memiliki uasaha serupa dengan

kita. Akan tetapi walaupun banyak kompetitor yang muncul kita

harus yakin bahwa rezeki tidak akan tertukar dengan kompetitor.


2. Ancaman kedua yang dimiliki Dhuha Mart yaitu beberapa kompetitor

berada di lokasi yang strategis, sehingga itu menjadi keunggulan bagi

kompetitor.

“Mungkin yang menjadi keunggulan dari kompetitor dari Dhuha

Mart dari segi lokasi, karena beberapa kompetitor yang berada di

lokasi yang cukup strategis, biasanya yang berada dekat pasar,

sedangkan Dhuha Mart berada di lokasi yang tidak begitu strategis,

sehingga agak sulit dicari oleh konsume”.

Dari pernyataan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa

lokasi cukup menentukan pilihan konsumen. Konsumen akan lebih

mencari produk yang lokasi penjualan mudah ditemukan seperti

dekat pasar.

3. Ancaman ketiga yang dimiliki Dhuha Mart yaitu rasa sombong,

tinggi hati dan melupakan tanggung jawab yang dapat membuat

usaha menurun. Hal tersebut diungkap oleh ibu Yentis,

“Kita sudah merasakan apabila kita memiliki dosa misalnya dengan

adanya sifat sombong dan tinggi hati, maka kita langsung merasakan

pengaruh terhadap usaha sehingga keuntungan kita menurun. Jadi

kita selalu berusaha melawan rasa sombong dan tinggi hati

tersebut.”

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam

menjalankan sebuah usaha, kita tidak boleh sombong. Karena itu


akan mempengaruhi usaha. Kita harus selalu bersyukur atas rezeki

yang sudah Allah berikan dan tetap rendah hati.

4. Faktor keempat yang dapat mengancam Dhuha Mart yaitu

munculnya rasa iri dan dengki antar sesama kompetitor yang

mempengaruhi usaha. Sesuai dengan yang diungkap oleh ibu Yentis,

“Terkadang jika muncul rasa iri kepada kompetitor yang memiliki

usaha yang sama dengan kita. Kita merasa konsumen lebih memilih

produk mereka daripada produk kita. Hal ini harus kita hindari,

karena rezeki kita masing-masing diatur Allah, jadi kita selalu

berusaha untuk tidak iri dengan kompetitor yang lebih laris

produknya. Kita percaya rezeki kita tidak akan tertukar.”

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam

menjalankan usaha yang memiliki kompetitor, tidak boleh iri atau

dengki, karena hal itu yang akan membuat usaha kita gagal. Kita

harus selalu bersyukur atas rezeki dalam usaha kita. Hilangkan rasa

iri dan dengki dalam menjalankan sebuah usaha.

2. Rangkuman Analisis Strengths, Weakness, Opportunities, Threats

Pada Dhuha Mart

Setelah melakukan wawancara dan pemaparan, maka hasil paparan

dirangkum dalam :

a. Strengths (Kekuatan) yang dimiliki oleh Dhuha Mart

1) Memiliki surat izin usaha dan label halal dari MUI.


2) Memiliki SDM yang paham tekhnologi untuk memasarkan

produk melalui marketplace atau media online.

3) Harga yang murah dibanding pesaing, karena mengambil

keuntungan secukupnya. Serta lokasi usaha yang sudah milik

sendiri.

4) Mengutamakan prinsip etika sopan santun kepada seluruh

karyawan dalam melayani konsumen.

5) Respon masyarakat yang positif dan mendukung bisnis Dhuha

Mart. Karena bisa membantu masyarakat sekitar dalam

memenuhi kebutuhan konsumsi produk herbal.

b. Weakness (Kelemahan) yang dimiliki Dhuha Mart

1) Kelalaian karyawan yang kadang terjadi dalam pengiriman

produk kepada konsumen sehingga mendapat komplain dari

konsumen.

2) Kesalahpahaman yang kadang terjadi antar sesama karyawan

yang berpengaruh dalam proses produksi.

3) Pandemi Covid-19 yang membuat omset sedikit menurun.

4) Target pasar Dhuha Mart sebagian besar adalah masyarakat

yang peduli kesehatan, sehingga tidak ada tren pasar tertentu.


c. Opportunities (Peluang) yang dimiliki Dhuha Mart

1) Meningkatnya kesadaran masyarakat yang peduli kesehatan

dalam mengkonsumsi produk herbal menjadi peluang besar

Dhuha Mart dalam memasarkan produk.

2) Dhuha Mart selalu menyediakan produk best sellerdan

menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.

3) Dhuha Mart memiliki kesempatan untuk mengembangkan

usahanya karena produk yang dijual semakin diminati oleh

masyarakat.

4) Terdapat kondisi-kondisi tertentu yang bisa menjadi peluang

lebih besar seperti pada bulan Ramadhan permintaan

masyarakat terhadap kurma jadi meningkat, dan juga pada

kondisi pandemi saat ini banyak masyarakat yang menjaga

kesehatan dengan mengkonsumsi produk-produk herbal.

d. Threats (Ancaman) yang dimiliki Dhuha Mart

1) Adanya beberapa kompetitor baru yang muncul di Kota

Payakumbuh.

2) Beberapa kompetitor berada di lokasi yang strategis, sehingga

menjadi keunggulan bagi kompetitor.

3) Rasa sombong, tinggi hati dan melupakan tanggung jawab

yang dapat membuat usaha menurun.


4) Munculnya rasa iri dan dengki antar sesama kompetitor yang

mempengaruhi usaha.

Dari data yang telah di dapat, selanjutnya penulis akan

melakukan beberapa langkah pertama yaitu pembuatan matrik analisis

SWOT dengan membuat tabel IFAS dan EFAS. Di dalam tabel

tersebut faktor-faktor internal maupun faktor-faktor eksternal akan

diberikan pembodohan dan penilaian (rating) untuk mengetahui

besarnya skor yang akan dijadikan sebagai strategi. Bobot dan rating

ditentukan sebagai berikut :

Tabel 4.1

Bobot dan Rating

Bobot Ditentukan Rating Ditentukan

Bobot Keterangan Rating Keterangan

0,20 Sangat Kuat 4 Major Strenght

0,15 Diatas Rata-rata 3 Minor Strenght

0,10 Rata-rata 2 Major Weakness

0,05 Dibawah Rata-rata 1 Minor Weakness

Dari uraian diatas, dapat diketahui pembobotan dari setiap

faktor sebagai berikut :


Tabel 4.2

Pembobotan Faktor-faktor SWOT pada Dhuha Mart

Faktor-faktor Dalam Analisis SWOT Bobot

Kekuatan

1. Memiliki surat izin usaha dan label halal dari 0,10

MUI

2. Memiliki SDM yang paham tekhnologi untuk


0,15
memasarkan produk secara online.

3. Mengutamakan prinsip etika sopan santun

kepada seluruh karyawan dalam melayani 0,10

konsumen.

4. Respon masyarakat yang positif dan mendukung


0,15
bisnis Dhuha Mart.

5. Harga yang murah dibanding pesaing karena


0,20
mengambil keuntungan secukupnya.

Kelemahan

1. Kelalaian karyawan yang kadang terjadi dalam


0,05
pengiriman produk kepada konsumen.

2. Kesalahpahaman yang kadang terjadi antar

sesama karyawan yang berpengaruh dalam


0,05
proses produksi.
3. Pandemi Covid-19 yang membuat omset sedikit
0,05
menurun.

4. Target pasar Dhuha Mart sebagian besar adalah 0,05

masyarakat yang peduli kesehatan, sehingga

tidak ada tren pasar tertentu.

Peluang

1. Meningkatnya kesadaran masyarakat yang 0,20

peduli kesehatan dalam mengkonsumsi produk

herbal.

2. Dhuha Mart selalu menyediakan produk best 0,15

seller dan menyesuaikan dengan kebutuhan

masyarakat.

3. Dhuha Mart memiliki kesempatan untuk 0,15

mengembangkan usahanya karena produk yang

dijual semakin diminati masyarakat.

4. Terdapat beberapa kondisi tertentu yang bisa 0,20

menjadi peluang lebih besar, misalnya pada

bulan Ramadhan.

Ancaman

1. Adanya beberapa kompetitor baru yang muncul 0,10

di Kota Payakumbuh.
2. Beberapa kompetitor berada di lokasi yang
0,10
strategis, sehingga itu menjadi keunggulan bagi

kompetitor.

3. Rasa sombong, tinggi hati dan melupakan 0,05

tanggung jawab yang dapat membuat usaha

menurun.

4. Munculnya rasa iri dan dengki antar sesama 0,05

kompetitor yang mempengaruhi usaha.

Sumber : Data yang diolah dari hasil wawancara

Adapun matrik IFAS dan EFAS adalah sebagai berikut :

a. Matrik IFAS
Tabel 4.3

Matrik IFAS

Faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot x


Rating
Kekuatan

1. Memiliki surat izin usaha dan 0,10 4 0,40

label halal dari MUI

2. Memiliki SDM yang paham 0,15 4 0,45

tekhnologi untuk memasarkan

produk secara online.

3. Mengutamakan prinsip etika 0,10 4 0,40

sopan santun kepada seluruh

karyawan dalam melayani

konsumen.

4. Respon masyarakat yang 0,15 3 0,45

positif dan mendukung bisnis

Dhuha Mart.

5. Harga yang murah dibanding 0,20 4 0,80

pesaing karena mengambil

keuntungan secukupnya.

Total 0,70 19 2,5


Kelemahan

1. Kelalaian karyawan yang 0,10 2 0,20

kadang terjadi dalam

pengiriman produk kepada

konsumen.

2. Kesalahpahaman yang kadang 0,10 1 0,10

terjadi antar sesama karyawan

yang berpengaruh dalam

proses produksi.

3. Pandemi Covid-19 yang 0,05 1 0,05

membuat omset sedikit

menurun.

4. Target pasar Dhuha Mart 0,05 2 0,10

sebagian besar adalah

masyarakat yang peduli

kesehatan, sehingga tidak ada

tren pasar tertentu.

Total 0,30 6 0,45

TOTAL 1,00 23 2,95


Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui variabel internal kekuatan

(strenght) memiliki skor total 2,50 dan total skor kelemahan (weakness) sebesar

0,45. Sehingga total skor variabel internal sebesar 2,95.

b. Matrik EFAS

Tabel 4.4

Matrik EFAS

Faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot x


Rating
Peluang

1. Meningkatnya kesadaran 0,20 4 0,80

masyarakat yang peduli

kesehatan dalam

mengkonsumsi produk herbal.

2. Dhuha Mart selalu 0,15 3 0,45

menyediakan produk best

seller dan menyesuaikan

dengan kebutuhan

masyarakat.

3. Dhuha Mart memiliki 0,15 4 0,60

kesempatan untuk

mengembangkan usahanya
karena produk yang dijual

semakin diminati masyarakat.

4. Terdapat beberapa kondisi 0,20 3 0,60

tertentu yang bisa menjadi

peluang lebih besar, misalnya

pada bulan Ramadhan.

Total 0,70 14 2,45

Ancaman

1. Adanya beberapa kompetitor 0,10 2 0,20

baru yang muncul di Kota

Payakumbuh.

2. Beberapa kompetitor berada 0,10 2 0,20

di lokasi yang strategis,

sehingga itu menjadi

keunggulan bagi kompetitor.

3. Rasa sombong, tinggi hati dan 0,05 1 0,05

melupakan tanggung jawab

yang dapat membuat usaha

menurun.

4. Munculnya rasa iri dan dengki 0,05 1 0,05

antar sesama kompetitor yang


mempengaruhi usaha.

Total 0,30 5 0,50

TOTAL 1,00 19 2,95

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui variabel eksternal peluang

(opportunities) memiliki skor total 2,45 dan total skor ancaman (threats)

sebesar 0,50. Sehingga total skor variabel eksternal sebesar 2,95. Kesimpulan

dari kedua matrik IFAS dan EFAS dapat diketahui sebagai berikut :

Tabel 4.5

Tabel Bobot Skor Pada Matrik SWOT

Internal Strenght/S Weakness/W

(Kekuatan) (Kelemahan)

Eksternal

Opportunities/O Strategi SO Strategi WO

(Peluang) Total Total

2,50+2,45 = 4,95 0,45+2,45 = 2,90

Threath/T Strategi ST Strategi WT

(Ancaman) Total Total

2,50+0,50 = 3,00 0,45+0,50 = 0,95

Sumber : Penjumlahan dari Analisis IFAS dan EFAS

Berdasarkan tabel bobot skor matrik SWOT diatas, dapat dilihat bahwa

bobot nilai Strategi SO sebesar 4,95, Strategi WO 2,90, Strategi ST 3,00 dan
Strategi WT sebesar 0,95. Dari semua nilai bobot skor strategi yang tertinggi

adalah SO, memiliki nilai bobot 4,95 jika dibandingkan dengan strategi

lainnya.

Selanjutnya, langkah kedua setelah membuat matrik IFAS dan EFAS

penulis akan membuat matrik SWOT.

Tabel 4.6

Matrik SWOT

IFAS Kekuatan Kelemahan

1. Memiliki surat izin 1. Kelalaian karyawan

usaha dan label halal yang kadang terjadi

dari MUI dalam pengiriman

2. Memiliki SDM yang produk kepada

paham tekhnologi konsumen.

untuk memasarkan 2. Kesalahpahaman

produk secara online. yang kadang terjadi

3. Mengutamakan antar sesama

prinsip etika sopan karyawan yang

santun kepada berpengaruh dalam

seluruh karyawan proses produksi.

dalam melayani 3. Pandemi Covid-19

konsumen. yang membuat


4. Respon masyarakat omset sedikit

yang positif dan menurun.

mendukung bisnis 4. Target pasar Dhuha

Dhuha Mart. Mart sebagian besar

5. Harga yang murah adalah masyarakat

dibanding pesaing yang peduli

karena mengambil kesehatan, sehingga

keuntungan tidak ada tren pasar

secukupnya tertentu.
EFAS

Peluang (O) Strategi (SO) Strategi (WO)

1. Meningkatnya 1. Memanfaatkan 1. Melakukan pelatihan

kesadaran kualitas SDM yang terhadap karyawan

masyarakat yang dimiliki untuk dhuha mart untuk

peduli kesehatan memaksimalkan menambah semangat

dalam penjualan produk dan motivasi kerja bagi

mengkonsumsi kepada masyarakat karyawan, sehingga bisa

produk herbal. yang memiliki meminimalisir

2. Dhuha Mart selalu tingkat peduli kesalahan dalam

menyediakan kesehatan tinggi. menjalankan pekerjaan.

produk best seller 2. Mempertahankan 2. Memanfaatkan


dan menyesuaikan prinsip sopan santun kesadaran masyarakat

dengan kebutuhan dan etika karyawan yang peduli kesehatan

masyarakat. dalam melayani dengan mengkomsumsi

3. Dhuha Mart konsumen sehingga produk herbal pada

memiliki bisa menjaga situasi pandemi covid

kesempatan untuk kepercayaan 19.

mengembangkan konsumen.

usahanya karena 3. Menjual produk best

produk yang dijual seller dengan harga

semakin diminati lebih murah dari

masyarakat. pada kompetitor dan

4. Terdapat beberapa mengambil untung

kondisi tertentu secukupnya.

yang bisa menjadi 4. Memanfaatkan

peluang lebih kondisi tertentu

besar, misalnya untuk meningkatkan

pada bulan penjualan produke

Ramadhan. dhuha mart dan

memanfaatkan

respon masyarakat

yang positif kepada


dhuha mart.

Ancaman (T) Strategi (ST) Strategi (WT)

1. Adanya beberapa 1. Melakukan inovasi 1. Peningkatan kualitas

kompetitor baru terhadap produk SDM dengan

yang muncul di agar lebih menarik melakukan pembinaan

Kota Payakumbuh. minat konsumen dan terhadap akhlak dan

2. Beberapa memberikan corak etika karyawan dengan

kompetitor berada khusus pada Dhuha cara selalu menerapkan

di lokasi yang Mart. wajib Sholat dan

strategis, sehingga 2. Meningkatkan mengaji sebelum

itu menjadi promosi di media memulai pekerjaan,

keunggulan bagi sosial dengan sehingga hasil kerja

kompetitor. memasang iklan atau lebih maksimal dan

3. Rasa sombong, melakukan karyawan merasa lebih

tinggi hati dan kerjasama dengan nyaman dalam bekerja.

melupakan beberapa pihak

tanggung jawab untuk memperluas

yang dapat jaringan, dan agar

membuat usaha masyarakat semakin

menurun. mengenal Dhuha

4. Munculnya rasa iri Mart.


dan dengki antar 3. Mengembangkan

sesama kompetitor daya saing dengan

yang cara menetapkan

mempengaruhi harga sewajarnya

usaha. dan sedikit lebih

murah dari

kompetitor, sehingga

konsumen akan

memilih produk

dhuha mart

dibanding produk

kompetitor.

Dari tabel diatas dapat diketahui berbagai macam strategi yang

dihasilkan, mulai dari strategi SO, strategi WO, strategi ST dan strategi WT.

Menciptakan strategi tersebut dilakukan dengan cara menggabungkan antara

faktor-faktor IFAS dan EFAS. Dari tabel IFAS dan EFAS yang telah

digambarkan diatas dapat menunjukkan posisi perusahaan Dhuha Mart

sebagai berikut :
Tabel 4.7

Posisi Dhuha Mart

IFAS EFAS

Kekuatan 2,50 Peluang 2,45

Kelemahan 0,45 Ancaman 0,50

Hasil 2,05 Hasil 1,95

Dari data tersebut diketahui bahwa analisis faktor IFAS lebih besar

dari analisis faktor EFAS. Faktor IFAS sebesar 2,05 sedangkan analisis

faktor EFAS sebesar 1,95. Apabila dimasukkan dalam digramcartesius

analisis SWOT ditunjukkan sebagai berikut :


Digram 4.1

Posisi Dhuha Mart

Peluang

Strategi Turn Around Strategi Agresif

1,95

Kelemahan Kekuatan

2,05

Strategi Defensif Strategi Diversivikasi

Ancaman

Dari diagram diatas, menunjukkan bahwa Dhuha Mart berada pada

kuadran I dengan menerapkan strategi agresif. Hal ini menyatakan bahwa

kuadran I merupakan situasi yang sangat menguntungkan.Dimana Dhuha


Mart memiliki kekuatan dan peluang yang dapat dimanfaatkan sehingga bisa

terus mengembangkan dan meningkatkan bisnis Dhuha Mart.

Dalam mengembangkan usahanya, upaya yang dapat dilakukan Dhuha

Mart adalah dengan memanfaatkan kualitas SDM yang dimiliki untuk

memaksimalkan penjualan produk kepada masyarakat yang memiliki tingkat

peduli kesehatan tinggi, Menjual produk best seller dengan harga lebih murah

dari pada kompetitor dan mengambil untung secukupnya, Memanfaatkan

kondisi tertentu untuk meningkatkan penjualan produke dhuha mart dan

memanfaatkan respon masyarakat yang positif kepada dhuha mart, Melakukan

pelatihan terhadap karyawan dhuha mart untuk menambah semangat dan

motivasi kerja bagi karyawan, sehingga bisa meminimalisir kesalahan dalam

menjalankan pekerjaan. Memanfaatkan kesadaran masyarakat yang peduli

kesehatan dengan mengkomsumsi produk herbal pada situasi pandemi covid

19, Melakukan inovasi terhadap produk agar lebih menarik minat konsumen

dan memberikan corak khusus pada Dhuha Mart, Meningkatkan promosi di

media sosial dengan memasang iklan atau melakukan kerjasama dengan

beberapa pihak untuk memperluas jaringan, dan agar masyarakat semakin

mengenal Dhuha Mart, Mengembangkan daya saing dengan cara menetapkan

harga sewajarnya dan sedikit lebih murah dari kompetitor, sehingga

konsumen akan memilih produk dhuha mart dibanding produk kompetitor,

serta peningkatan kualitas SDM dengan melakukan pembinaan terhadap


akhlak dan etika karyawan dengan cara selalu menerapkan wajib Sholat dan

mengaji sebelum memulai pekerjaan, sehingga hasil kerja lebih maksimal dan

karyawan merasa lebih nyaman dalam bekerja.

D. Pembahasan

1. Strategi Pengembangan Bisnis Produk Herbal Dhuha Mart Kota

Payakumbuh Dilihat dari Prespektif Ekonomi Islam

Langkah awal dalam penelitian ini yaitu melakukan wawancara

dengan Ibuk Yentis selaku pemilik Dhuha Mart terkait kekuatan (Strengths)

kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats) yang

ada di Dhuha Mart.

Setelah melakukan wawancara mendalam dengan pemilik tersebut,

peneliti menemukan beberapa indikator kekuatan (Strengths), kelemahan

(Weakness), peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats). Dari data yang

sudah di dapat kemudian dianalisi dengan menggunakan analisis SWOT

untuk menyusun matrik SWOT. Matrik SWOT tersebut dapat mempermudah

dalam merumuskan strategi apa yang bisa dilakukan oleh Dhuha Mart dalam

mengembangkan usahanya.

Sebelum membuat matrik SWOT, langkah pertama yang harus

dilakukan ialah membuat matrik IFAS dan EFAS yan disusun berdasarkan

faktor internal dan faktor eksternal perusahaan.Faktor internal meliputi

kekuatan dan kelemahan, sedangkan faktor eksternal meliputi peluang dan


ancaman.Untuk selanjutnya menentukan pembobotan, rating dan skor total

dari penjumlah faktor internal dan faktor eksternal. Kemudian menentukan

strategi yang sesuai untuk meningkatkan dan mengembangkan bisnis Dhuha

Mart yang dirumuskan dengan menggunakan matrik SWOT.

Analisis ini digunakan untuk mengevaluasi kesempatan serta

tantangan di lingkungan bisnis maupun pada lingkungan internal Dhuha Mart.

Dalam analisis SWOT terdapat 4 (empat) strategi yaitu strategi SO, strategi

WO, strategi ST, dan strategi WT.

Strategi SO yaitu gabungan dari Strengths dan Opportunities, strategi

WO merupakan gabungan dari Weakness dan Opportunities, strategi ST

merupakan gabungan dari Strength dan Threats, dan WT merupakan

gabungan dari Weakness dan Threats.Adapun strategi yang diterapkan dalam

Dhuha Mart adalah strategi SO.Strategi ini merupakan strategi yang

memanfaatkan kekuatan untuk mengembangkan bisnis produk herbal serta

memanfaatkan peluang yang ada.

Langkah selajutnya yaitu dengan menggunakan diagram analisis

SWOT. Diagram ini digunakan untuk megetahui posisi Dhuha Mart dalam

mengembangkan usahanya.Posisi Bisnis Dhuha Mart ini berada dalam

kuadran I dengan menggunakan strategi agresif.

Upaya yang dapat dilakukan Dhuha Mart untuk mengembangkan

usahanya adalah dengan memanfaatkan kualitas SDM yang dimiliki untuk

memaksimalkan penjualan produk kepada masyarakat yang memiliki tingkat


peduli kesehatan tinggi, Menjual produk best seller dengan harga lebih murah

dari pada kompetitor dan mengambil untung secukupnya, Memanfaatkan

kondisi tertentu untuk meningkatkan penjualan produke dhuha mart dan

memanfaatkan respon masyarakat yang positif kepada dhuha mart, Melakukan

pelatihan terhadap karyawan dhuha mart untuk menambah semangat dan

motivasi kerja bagi karyawan, sehingga bisa meminimalisir kesalahan dalam

menjalankan pekerjaan. Memanfaatkan kesadaran masyarakat yang peduli

kesehatan dengan mengkomsumsi produk herbal pada situasi pandemi covid

19, Melakukan inovasi terhadap produk agar lebih menarik minat konsumen

dan memberikan corak khusus pada Dhuha Mart, Meningkatkan promosi di

media sosial dengan memasang iklan atau melakukan kerjasama dengan

beberapa pihak untuk memperluas jaringan, dan agar masyarakat semakin

mengenal Dhuha Mart, Mengembangkan daya saing dengan cara menetapkan

harga sewajarnya dan sedikit lebih murah dari kompetitor, sehingga

konsumen akan memilih produk dhuha mart dibanding produk kompetitor,

serta peningkatan kualitas SDM dengan melakukan pembinaan terhadap

akhlak dan etika karyawan dengan cara selalu menerapkan wajib Sholat dan

mengaji sebelum memulai pekerjaan, sehingga hasil kerja lebih maksimal dan

karyawan merasa lebih nyaman dalam bekerja.


2. Strategi yang Tepat untuk Mengembangan Bisnis Produk Herbal

Dhuha Mart Kota Payakumbuh Dilihat dari Prespektif Ekonomi

Islam.

Setelah melakukan penelitian dan melakukan analisis data, peneliti

menemukan bahwa strategi yang tepat untuk mengembangkan bisnis

produk herbal Dhuha Mart adalah dengan menggunakan strategi SO.

Strategi ini merupakan gabungan dari Strengths (kekuatan) dan

Opportunities (peluang). Strategi SO yang diterapkan Dhuha Mart dalam

mengembangkan usahanya adalahdengan memanfaatkan kualitas SDM

yang dimiliki untuk memaksimalkan penjualan produk kepada

masyarakat yang memiliki tingkat peduli kesehatan tinggi,

Mempertahankan prinsip sopan santun dan etika karyawan dalam

melayani konsumen sehingga bisa menjaga kepercayaan konsumen,

Menjual produk best seller dengan harga lebih murah dari pada

kompetitor dan mengambil untung secukupnya, Memanfaatkan kondisi

tertentu untuk meningkatkan penjualan produk dhuha mart dan

memanfaatkan respon masyarakat yang positif kepada dhuha mart.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini berjudul strategi pengembangan bisnis produk herbal

Dhuha Mart kota Payakumbuh dilihat dari perspektif ekonomi Islam, yang

bertujuan mengetahui strategi apa yang digunakan untuk mengembangkan

bisnis produk herbal dhuha mart. Dalam mengembangkan bisnis produk

herbal tersebut, perlu digunakan berbagai strategi agar dapat diketahui

strategi mana yang tepat diterapkan oleh Dhuha Mart pada usaha produk

herbal di Kota Payakumbuh.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Dhuha Mart Kota

Payakumbuh, maka dapat disimpulkan bahwa strategi yang digunakan

adalah strategi SO, dimana strategi SO yaitu memanfaatkan kekuatan dengan

peluang yang ada. Adapun strategi-strategi yang digunakan antara lain

dengan memanfaatkan kualitas SDM yang dimiliki untuk memaksimalkan

penjualan produk kepada masyarakat yang memiliki tingkat peduli kesehatan

tinggi, mempertahankan prinsip sopan santun dan etika karyawan dalam

melayani konsumen sehingga bisa menjaga kepercayaan konsumen, menjual

produk best seller dengan harga lebih murah dari pada kompetitor dan

mengambil untung secukupnya, memanfaatkan kondisi tertentu


untukmeningkatkan penjualan produk Dhuha Mart dan memanfaatkan

respon masyarakat yang positif kepada Dhuha Mart.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka penulis

memberikan saran antara lain selalu mengutamakan kehalalan produk dalam

melakukan usaha, serta mejaga kualitas dan mutu produk yang sehat,

menyesuaikan produk dengan tren dan perkembangan terbaru dari selera

masyarakat terhadap produk herbal, namun selalu mengutamakan kehalalan

didalam produk tersebut, selalu rutin dalam jangka waktu tertentu untuk

melakukan pelatihan kepada para pekerja, guna untuk menambah semangat,

motivasi, dan profesionalisme pekerja.


Panduan Wawancara

Strategi Pengembangan Bisnis Produk Herbal Dhuha Mart Kota Payakumbuh

Dilihat Dari Perspektif Ekonomi Islam

A. Strenght (Kekuatan)

1. Apa yang membedakan bisnis produk herbal Dhuha Mart dengan bisnis

produk herbal yang lain?

2. Apa saja keunggulan yang dimiliki Dhuha Mart dibanding bisnis produk

herbal yang lain?

3. Apa keunikan dari Dhuha Mart yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan?

4. Bagaimana respon masyarakat sekitar dengan adanya bisnis ini?

5. Sejauh mana kontribusi yang diberikan Dhuha Martterhadap kesejahteraan

masyarakat sekitar?

B. Weakness (Kelemahan)

1. Apa saja kendala atau masalah yang dihadapi selama mendirikan bisnis ini?

Dan bagaimana cara mengatasi masalah tersebut?

2. Apa kelemahan yang dimiliki oleh Dhuha Mart?

3. Faktor apa yang menghambat Dhuha Mart dalam meraih target yang telah

ditentukan?

4. Apakah ada tren pasar yang dapat menyebabkan kerugian pada Dhuha Mart?
C. Opportunity (Peluang/Kesempatan)

1. Peluang atau potensi apa yang dimiliki target pasar dari Dhuha Mart?

2. Apakah bisnis produk herbal Dhuha Mart sudah sesuai dengan perkembangan

bisnis saat ini?

3. Kesempatan apa yang ada dan bisa dilakukan saat ini untuk mengembangkan

bisnis ini?

4. Apakah ada kondisi-kondisi tertentu yang dapat memberikan peluang lebih

besar kepada Dhuha Mart?

D. Threat (Ancaman)

1. Siapa saja kompetitor Dhuha Mart?

2. Apa yang membuat kompetitor lebih unggul dari Dhuha Mart?

3. Apa saja hambatan yang memungkinkan akan menghambat jalan nya bisnis

ini?

4. Apa saja faktor yang dapat membahayakan bisnis Dhuha Mart?


DAFTAR PUSTAKA

Fairuzah Aisyah, Ly. 2011. Skripsi. Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Usaha Bisnis
Busana Muslim. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
Putra, Arisma. 2020. Skripsi. Strategi Pengembangan Bisnis Kuliner Halal Berbabis
Ekonomi Kreatif (Studi Kasus: Tom Burger Kota payakumbuh). Bukittinggi:
IAIN Bukittinggi.
Rambe, Ipah. 2018. Skripsi. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pembuatan
Tahu Pada Pengrajin Tahu Bandung Kecamatan Padang Hulu tebing Tinggi.
Medan: UIN Sumatera Utara.
Hasanah, Uswatun. 2020. Skripsi. Analisis Pemberdayaan Objek Wisata Alam Pantai
Perspektif Ekonomi Pembangunan Islam. Surabaya: UIN Sunan Ampel
Surabaya.
Merdekawati, Elzamaulida. 2018. Skripsi. Kontribusi dan Potensi UMKM Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat Dalam Perspektif Ekonomi Islam. Lampung: UIN
Raden Intan Lampung.
Wahdania, Hera. 2019. Skripsi. Potensi Pasar Tradisional Dalam Peningkatan
Ekonomi Masyarakat Menurut Perspektif Ekonomi Islam. Makassar:
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Faturochman. 2012. Kesejahteraan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Noveria, Mita. 2011. Pertumbuhan Penduduk dan Kesejahteraan. Jakarta: LIPI Pers.
Saefuddin, Ahmad. 2010. Studi Nilai-Nilai Sistem Ekonomi Islam. Jakarta Pusat:
Media Da‟wah dan LIPPM.
Rahman, Abdul. Dkk. 2010. Fiqh Muamalat. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Turmudi, Muhammad. 2017. Produksi Dalam Perspektif Ekonomi Islam. Jurnal
Islamadina. Volume XVIII. Nomor 1.
Sodiq, Amirus. 2015. Konsep Kesejahteraan Dalam Islam. Jurnal Equilibrium.
Volume 3. Nomor 2.
Iswandi, Lalu Muhammad. 2013. Prinsip Dasar Pembangunan dan Pertumbuhan
Ekonomi Islam. Jurnal Lisan Al-Hal. Volume 7. Nomor 2.
Almizan. 2016. Pembangunan Ekonomi Dalam Perspektif Ekonomi Islam. Jurnal
Kajian Ekonomi Islam. Volume 1. Nomor 2.
Wijaksono, Mit. 2009. Pembangunan Ekonomi dan Ekonomi Pembangunan: Telaah
Istilah dan Orientasi Dalam Konteks Studi Pembangunan. Jurnal Ekonomi dan
Studi Pembangunan. Volume 1.
Putri, Sedinadia. 2020. Kontribusi UMKM Terhadap Pendapatan Masyarakat
Ponorogo: Analisis Ekonomi Islam tentang Strategi Bertahan di Masa Pandemi
Covid-19. Volume 4.Nomor 2.
Nasrullah, Aan. 2018. Analisis Potensi Industri Halal Bagi Pelaku Usaha di
Indonesia. Volume 6.Nomor 1.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Gramedia.
Tim Pandom Media. 2014. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pandom Media
Nusantara.
http://medium.com/treelight/bisnis
http://id.m.wikipedia.org/wiki/produk
http://id.m.wikipedia.org/wiki/herbal

Anda mungkin juga menyukai