Anda di halaman 1dari 3

Bisnis adalah bagian dari kegiatan ekonomi yang mengalami perkembangan sangat pesat dan

kompleks dewasa ini. Memproduksi barang dan jasa guna memenuhi kebutuhan hidup
merupakan definisi kegiatan bisnis dalam lingkup yang sederhana. Pada cakupan yang lebih
luas kegiatan bisnis dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan memproduksi barang atau jasa
kemudian mendistribusikannya ke masyarakat luas guna memperoleh keuntungan.
Sayangnya masih banyak kegiatan bisnis yang belum memberikan manfaat baik untuk
sesama manusia maupun lingkungan.1 Persaingan bisnis yang makin hari makin ketat
menuntut para pelaku bisnis untuk memutar otak lebih keras. Selain itu orientasi terhadap
keuntungan (profit oriented) sering membuat berbagai macam gesekan yang berhubungan
dengan nilai, norma maupun adat istiadat masyarakat. Maka tak heran jika sering terjadi
kontra antara kepentingan bisnis pribadi dengan kepentingan masyarakat di suatu tempat.

Etika bisnis Islam muncul sebagai solusi dalam menangani sekaligus mencegah terjadinya
hal-hal yang tidak diinginkan dalam berbisnis. Patokan dari etika bisnis Islam adalah
ketentuan syariah yang mengatur tentang ajaran dan nilai yang harus dipenuhi dalam
berbisnis, sehingga dalam menjalankan bisnis tidak akan terjadi kegelisahan sebab sudah
diyakini sebagai sesuatu yang baik dan tepat.6 Etika berasal dari bahasa Yunani ethos, yang
dalam bentuk tunggal mempunyai beberapa arti seperti akhlak, adat, watak, sikap, kebiasaan,
dan cara berpikir.7 Sedangkan dalam bentuk jamak (ta etha) mempunyai arti adat kebiasaan.8
Etika bisnis dapat diartikan sebagai kumpulan pedoman atau kebiasaan yang baik dalam
menjalankan bisnis. Etika bisnis Islam mempunyai pengertian seperangkat tata aturan yang
berlandaskan pada aqidah, syariah, dan akhlak yang bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah
yang digunakan sebagai tolok ukur dalam menjalankan segala kegiatan bisnis.9 Etika bisnis
Islam menjadi perhatian oleh berbagai kalangan termasuk kalangan organisasi masyarakat.
Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi yang turut serta dalam memperhatikan etika
bisnis, sesuai dengan salah satu poin matan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah
yaitu beraqidah Islam, bersumber pada Al-Quran dan Sunnah, bercita-cita untuk terwujudnya
masyarakat utama, adil, makmur yang diridhai Allah SWT, untuk melaksanakan fungsi dan
misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi. Artinya selain memperhatikan
kemurnian ajaran Islam, Ulama islam juga turut memperhatikan segala bentuk muamalah
yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat termasuk di dalamnya ekonomi dan bisnis.
Bukti Muhammadiyah menjalankan aktivitas ekonomi dan bisnis yaitu melalui amal usaha
dan unit usahanya. Selain untuk kepentingan sosial amal usaha dan unit usaha juga digunakan
untuk mendapatkan keuntungan namun bukan semata-mata keuntungan saja melainkan
bagaimana amal usaha dan unit usaha tersebut dapat memperbaiki kondisi ekonomi umat.

PRINSIP DASAR ETIKA BISNIS ISLAM

Islam telah mengatur kehidupan manusia dengan ketentuan-ketentuan yang semestinya.


Keberadaan aturan itu semata-mata untuk menunjukkan jalan bagi manusia dalam
memperoleh kemuliaan. Kemuliaan hanya bisa didapatkan dengan jalan melakukan kegiatan
yang diridhoi Allah. Sikap manusia yang menghargai kemuliaan akan selalu berusaha
“menghadirkan” Allah di dalam setiap tarikan napasnya. Perilaku orang muslim dalam
bidang ekonomi selalu diorientasikan pada peningkatan keimanan, karena tanpa keimanan
kemuliaan pun tidak akan ia dapatkan. Bagi seorang muslim melakukan aktifitas ekonomi
dengan orang lain sebagai bagian dari perilaku untuk memenuhi tanggungjawabnya
dihadapan Allah, maka bekerja akan menjadikan seorang muslim untuk tetap istiqomah. Hal
ini menjadikan seorang muslim dalam bekerja tidak sekedar memenuhi kebutuhan materi
tetapi juga terpenuhi keridhoan Ilahi.1

1. Kesatuan (Unity)
Adalah kesatuan sebagaimana terefleksikan dalam konsep tauhid yang memadukan
keseluruhan aspek aspek kehidupan muslim baik dalam bidang ekonomi, politik,
sosial menjadi keseluruhan yang homogen,serta mementingkan konsep konsistensi
dan keteraturan yang menyeluruh. Dari konsep ini maka islam menawarkan
keterpaduan agama,ekonomi,dan sosial demi membentuk kesatuan.Atas dasar
pandangan ini pula maka etika dan bisnis menjadi terpadu, vertikal maupun
horisontal,membentuk suatu persamaan yang sangat penting dalam sistem Islam.
2. Keseimbangan (Equilibrium)
Dalam beraktivitas di dunia kerja dan bisnis,Islam mengharuskan untuk berbuat
adil,tak terkecuali pada pihak yang tidak disukai.Hal ini sesuai dengan firman Allah
dalam Surat Al-Maidah : 8 yang artinya : “Hai orang-orang beriman,hendaklah kamu
jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah SWT,menjadi
saksi dengan adil.Dan janganlah sekali-sekali kebencianmu terhadap suatu kaum
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.Berlaku adillah karena adil lebih dekat
dengan takwa”.
1
Dr.Nihayatul Masykuroh,MSI,”Etika Bisnis Islam”(Banten, Media Karya Kreatif,2020),hlm 91
3. Kehendak Bebas (Free Will)
Kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika bisnis islam,tetapi kebebasan
itu tidak merugikan kepentingan kolektif.Kepentingan individu dibuka lebar.Tidak
adanya batasan pendapatan bagi seseorang mendorong manusia untuk aktif berkarya
dan bekerja dengan segala potensi yang dimilikinya.Kecenderungan manusia untuk
terus menerus memenuhi kebutuhan pribadinya yang tak terbatas dikendalikan dengan
adanya kewajiban setiap individu terhadap masyarakatnya melalui zakat.infak dan
sedekah.
4. Tanggungjawab (Responsibility)
Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan oleh manusia karena
tidak menuntut adanya pertanggungjawaban dan akuntabiliats.untuk memenuhi
tuntunan keadilan dan kesatuan,manusia perlu mempertnaggungjawabkan
tindakanya.secara logis prinsip ini berhubungan erat dengan kehendak bebas.Ia
menetapkan batasan mengenai apa yang bebas dilakukan oleh manusia dengan
bertanggungjawab atas semua yang dilakukannya.
5. Kebenara, kebajikan dan kejujuran
Kebenaran dalam konteks ini selain mengandung makna kebenaran lawan dari
kesalahan,mengandung pula dua unsur yaitu kebajikan dan kejujuran.Dalam konteks
bisnis kebenaran dimaksudkan sebagia niat,sikap dan perilaku benar yang meliputi
proses akad (transaksi) proses mencari atau memperoleh komoditas pengembangan
maupun dalam proses upaya meraih atau menetapkan keuntungan. Dengan prinsip
kebenaran ini maka etika bisnis Islam sangat menjaga dan berlaku preventif terhadap
kemungkinan adanya kerugian salah satu pihak yang melakukan transaksi ,kerjasama
atau perjanjian dalam bisnis.
https://zonaekis.com/prinsip-prinsip-dasar-dalam-etika-bisnis-islam/ di akses tanggal 28
November 2022 jam 05.22.

Anda mungkin juga menyukai