Anda di halaman 1dari 3

TUGAS

ETIKA BISNIS ISLAM

“Pengertian, Konsep Dasar, dan Teori Etika Bisnis Islam”

Dosen : Tri Maryati, S.E.,M.M.

Disusun oleh:

Radytia Bimantara Pratama T

( 20160410106 )

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2019
Etika Bisnis Islam
1. Pengertian Etika Bisnis Islam

Pengertian etika berasal dari bahasa Yunani “Ethos” berarti adat istiadat atau kebiasaan. Hal ini
berarti etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan
segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang lain atau dari satu
generasi ke generasi yang lainnya.
Menurut Magnis Suseno, etika adalah sebuah ilmu dan bukan ajaran, yang menurutnya adalah
etika dalam pengertian kedua. Sebagai ilmu yang terutama menitikberatkan refleksi kritis dan
rasional, etika dalam kedua ini mempersoalkan apakah nilai dan norma moral tertentu harus
dilaksanakan dalam situasi konkret tertentu yang dihadapi seseorang
Etika bisnis dalam Islam adalah sejumlah perilaku etis bisnis (akhlaq al Islamiyah) yang
dibungkus dengan nilai-nilai syari’ah yang mengedepankan halal dan haram. Jadi perilaku yang
etis itu ialah perilaku yang mengikuti perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Sedangkan
menurut Djakfar, etika bisnis Islam adalah norma-norma etika yang berbasiskan al-Qur’an dan
Hadits yang harus dijadikan acuan oleh siapapun dalam aktivitas bisnis.
Dalam Islam, etika bisnis Islam menuntut dan mengarahkan kaum muslimin untuk melakukan
tindakan sesuai dengan apa yang dibolehkan dan dilarang oleh Allah SWT termasuk dalam
melaksanakan aktivitas ekonomi.

2. Konsep Etika Bisnis Islam

Islam adalah agama yang sempurna yang meliputi dan mengatur segala aspek kehidupan
manusia (syumul), ia mengatur sistem berakidah (tauhid), beribadah dan juga bermuamalah, di
mana yang satu dan lainnya saling berhubungan erat. Muamalah dalam Islam memiliki porsi
yang memadai sebagaimana terdapat dalam dua dimensi lainnya.
Bisnis (tijarah) merupakan salah satu komponen utama dalam sistem muamalah. Oleh karena
itu, Islam menganjurkan pemeluknya untuk menggeluti bidang ini secara professional (itqan),
sehingga dapat memberi manfaat bagi dirinya, keluarganya dan kaum muslimin secara umum.
Hukum asal transaksi bisnis dalam Islam adalah mubah (dibolehkan), selama tidak ada dalil
yang menunjukkan bahwa jenis dan bentuk transaksi tersebut diharamkan.
Prinsip ini menjadi dasar penting bagi pelaku bisnis (tajir/mustatsmir) untuk melakukan Inovasi
(tanmiyah) dalam melakukan aktivitas bisnis selama ia tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah
syariah serta prinsip-prinsip dasar (maqasid) dalam Islam.
Ketentuan Umum Etika Bisnis Islam

1) Kesatuan (Tauhid/Unity)
Dalam hal ini adalah kesatuan sebagaimana terefleksikan dalam konsep tauhid yang
memadukan keseluruhan aspek-aspek kehidupan muslim baik dalam bidang ekonomi,
politik, sosial menjadi keseluruhan yang homogen, serta mementingkan konsep
konsistensi dan keteraturan yang menyeluruh. Dari konsep ini maka islam menawarkan
keterpaduan agama, ekonomi, dan sosial demi membentuk kesatuan. Atas dasar
pandangan ini pula maka etika dan bisnis menjadi terpadu, vertikal maupun horisontal,
membentuk suatu persamaan yang sangat penting dalam sistem Islam.
2) Keseimbangan (Equilibrium/Adil)
Islam sangat mengajurkan untuk berbuat adil dalam berbisnis, dan melarang berbuat
curang atau berlaku dzalim. Rasulullah diutus Allah untuk membangun keadilan.
Kecelakaan besar bagi orang yang berbuat curang, yaitu orang-orang yang apabila
menerima takaran dari orang lain meminta untuk dipenuhi, sementara kalau menakar
atau menimbang untuk orang selalu dikurangi.
3) Kehendak Bebas (Free Will)
Kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika bisnis islam, tetapi kebebasan itu
tidak merugikan kepentingan kolektif. Kepentingan individu dibuka lebar. Tidak adanya
batasan pendapatan bagi seseorang mendorong manusia untuk aktif berkarya dan bekerja
dengan segala potensi yang dimilikinya.
4) Tanggungjawab (Responsibility)
Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan oleh manusia karena
tidak menuntut adanya pertanggungjawaban dan akuntabilitas. untuk memenuhi tuntunan
keadilan dan kesatuan, manusia perlu mempertaggungjawabkan tindakanya secara logis
prinsip ini berhubungan erat dengan kehendak bebas. 
5) Kebenaran: kebajikan dan kejujuran
Kebenaran dalam konteks ini selain mengandung makna kebenaran lawan dari
kesalahan, mengandung pula dua unsur yaitu kebajikan dan kejujuran. Dalam konteks
bisnis kebenaran dimaksudkan sebagia niat, sikap dan perilaku benar yang meliputi
proses akad (transaksi) proses mencari atau memperoleh komoditas pengembangan
maupun dalam proses upaya meraih atau menetapkan keuntungan.

3. Teori Etika Bisnis Islam

1) Teori Ethical Egoism


Kehadiran teknologi telah memberikan nuansa baru bagi kehidupan manusia yang
menyentuh semua aspek kehidupan. Perkembangan teknologi memberi kemudahan bagi
masyarakat untuk melakukan aktivitas demi memenuhi kebutuhannya dan melakukan
interaksi dengan manusia lainnya dimana pun berada.
2) Teori Relativisme
Relativisme etis yang berpendapat bahwa penilaian baik-buruk dan benar-salah
tergantung pada masing-masing orang disebut relativisme etis subjektif atau analitis.
Adapun relativisme etis yang berpendapat bahwa penilaian etis tidak sama, karena tidak
ada kesamaan masyarakat dan budaya disebut relativisme etis kultural.
3) Teori Deontology
Berasal dari bahasa yunani Deon yang berarti kewajiban/ Sesuatu yang harus.  Etika
deontology ini lebih menekankan pada kewajiban manusia untuk bertindak secara baik
menurut teori ini tindakan baik bukan berarti harus mndatangkan kebaikan namun
berdasarkan baik pada dirinya sendiri jikalau kita bisa katakana ini adalah mutlak harus
dikerjakan tanpa melihat berbagai sudut pandang.
4) Teori Hak
Dalam Islam adalah menganjurkan kebebasan memilih sesuai kepercayaannya dan
menganjurkan keseimbangan. Kebebasan tanpa tanggungjawab tidak dapat diterima.
Dan tanggungjawab kepada Allah adalah hak individu.

Anda mungkin juga menyukai