OLEH :
Dzikirina Indriani 20180520011
Ilmi Firdaus Bahri Saputri 20180520018
Muhammad Ibnu Asy’ari 20180520023
Sherina Prameswari W.S 20180520041
Selvia Meiliasari Amanda 20180520045
Maslacha Mayang Anggrayni 20180520046
Miftahur Rezki A.Q 20180520054
Etika bisnis merupakan seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar dan salah
dalam dunia bisnis berdasarkan pada prinsip moralitas, ada beberapa hal yang
dapat dikemukakan yaitu :
Etika bisnis merupakan hal yang vital dalam perjalanan sebuah aktivitas
bisnis professional. Sebagaimana diungkapkan oleh Dr. syahata, bahwa etika bisnis
mempunyai fungsi substansial membekali para pelaku bisnis beberapa hal sebagai
berikut:
1. Membangun kode etik aslam yang mengatur, mengembangkan dan menancapkan
metode berbisnis dalam kerangka ajaran agama.
2. Kode etik islam dapat menjadi dasar hukum dalam menetapkan tanggung jawab
pelaku bisnis, terutama bagi diri meraka sendiri, antara komunitas bisnis,
masyarakat , dan di atas segalanya adalah tanggung jawab dihadapan Allah.
3. Kode etik diperspsi sebagai dokumen hokum yang dapat mnyelesaikan persoalan
yang munculdari pada harus diserahkan kepada pihak peradilan.
4. Kode etik dapat memberi kontribusi dalam penyelesaian banyak persoalan yang
terjadi antara sesame pelaku bisnis.
6. Kode etik ini dapat mempresentasikan bentuk aturan islam yang konkret dan
bersifat cultural sehiongga dapat mendeskripsikan konfrehensif dan orisinalitas
ajaran islam yang dapat diterapkan disetiap zaman dan tempat.
Etika Skriptual
Etika skriptual dapat diartika sebagai sebuah etika yang berangkat dari
interprestasi yang melibatkan aktivitas intelektual yang serius dan sungguh-sungguh
terhadap nash ai quran dan sunnah nabi sabagai etika utama.
Al quran dipandang mencakup tiga hal utama, yaitu hakikat benar dan salah,
keadilan dan kekuasaan dan kekuasaan tuhan dan kebebasan dan tanggungjawab.
Sumber :
- Al quran dan topic analisis. Teks dan interpretasinya, kebaikan dan kebenaran,
keadilan tuhan dan tanggung jawab.
- Bukti-bukti dan tradisi hadis nabi : kekuasaan tuhan, kemampuan manusia,
kebaikan ada di dalam hati, rukun iman, inti keadilan dan tanggung jawab moral.
Rasionalisme (mu’tazilah)
Benar / salah terbatas a hokum etika berkaitan dengan : pujian/ cercaan,
pahala/siksa. Manusia diberi akal jadi harus berfikir untuk menentukan perbuatan.
Perbuatan dan tanggung jawab bergantung pada pengetahuan . akal menopang
kehidupan etika secara keseluruhan . benar/.salah diketahui lewat pengetahuan
atau akal.
Semi rasionalis-asyriah
(1) dasar pnentuan benar/salah :a. benar =apa yang dikehendaki dan di perintah Allah,
salah = apa yang dilarang allah,b. perbuatan itu di ciptakan tuhan dan manusia, c.
wahyu yang menentukan segala hal yang menjadi kewajibansecara moral dan
agama, d.peran wahyu adlah mengonfirmasikan apa yang telah di temukan oleh
akal.
(2) Tanggungjawab manusia a. sebatas/sesuai dengan perbuatan yang berasal dari
kekuasaan yang diciptakan saja.
(3) Keadilan tuhan : apapun yang dilakukan / dikehendaki tuhan itu adil.
Etika filsafat
Latar belakang pendapat mayoritas ahli-ahli islam: tidak ada mazhab etika dalam
pemikiran islam karena dalam pemikiran islam karena sudah ada Al quran dan
Hadist.
Prinsip utama :
1) Berpihak pada teori etika yang bersifat universal dan fitri.
2) Moralitas dalam islam didasarkan pada keadilan menempatkan segala sesuatu pda
tempatnya.
3) Tidak etis akan menghasilkan kebahagiaan termai dunia dan fisik.
4) Tindakann etis bersifat rasional.
Etika keagamaan
Ciri-cirinya adalah :
1) Berakar pada Al quran dan Hadist
2) Cenderung melepas kepelikan metodolodi langsung mengungkapkan moralitas
islam secara langsung.
3) Kebaikan/perilaku yang baik menurut : Al Dunya, miskawaih, hasan al basin,
mawardi.
5
Kabaikan / perilaku yang baik, Ai Dunya : Ucapan yang benar, setia dan taat
kepada Allah, dermawan, membalas perbuatan baik, menegakkan kebenaran ,
solider terhadap teman.
Inti dari teori inibahwa “perbuatan disebut etis apabila menjunjung keadilan distribusi
barang dan jasa” yang berdasarkan pada konsep “fairness”. Konsep yang
dikemukakan oleh john rawls, filsuf kontemporer dari harfard, memiliki nilai dasar
keadilan.
Suatu perbuatan dikatakan etis bila berakibat pemerataan / kesamaan
kesejahteraan dan beban.
Teori utilitarianisme
Teori ini mengarahkan kita dalam pengambilan keputusan etika dengan
pertimbangan manfaat terbesar bagi banyak pihak sebagai hasil akhirnya.semakin
bermanfaat pada semakin banyak orang, perbuatan itu semakin etis.
Benthan menciptakan prosedur mekanis untuk memperkirakan status moral dari
suatu perbuatan, metodenya disebut felific calculus. Dan kemudian S.Mill
melakukan Revisi dan mengembangkan lebih lanjut konsep ini sehingga menjadi
bagian penting dari konsep liberal dalam tujuan kebijakan Negara.
Konsep Deontologi
Deontologi berasal dari kata deon yang berarti tugas atau kewwajiban. Apabila
sesuatu dilakukan berdasarkan kewajiban, maka ia melepaskan sama sekali
moralitas dari konsekuensi perbuatannya.tokoh pengembang konsep ini adalah
imanuel kant.
6
Teori keutamaan (virtue ethics)
Dasar teori ini adalah tidak menyoroti perbuatan manusia semata, namun seluruh
manusia sebagai pelaku moral.pendekatan ini menggunakan dasar pemikiran
aristoteles tentang kebijakan/kesalehan, dimana manusia sebagai makhluk politik
tak dapat lepas dari polis/komunitasnnya.
Teori Existentialisme
Tokoh yang mengembangkan pahan ini adlah jean-paul Sartre. Menurutnya standar
perilaku tidak dapat dirasionalisasikan . menurut interpretasinya eksistensi
mendahului esensi.Awainya manusia dahulu yang ada kemudian baru ia
menentukan siapa ia atau esensi dirinya. Setiap orang adalah makhluk bebas.
Pertanggungjawaban moral berada pada setiap individu dengan caranya sendiri-
sendiri.
Teori Relativisme
Teori ini berpendapat bahwa etika itu bersifat relative. Jawaban etika tergantung
dari situasinya. Dasar pemikiran ini adalah bahwa tidak ada criteria universal untuk
menentukan perbuatan etis.setiap individu menggunakan kriterianya masing-
masingdan berbeda setiasp budaya atu Negara.
A. KESIMPULAN
Begitu kuatnya oxymoron itu, muncul istilah business ethics atau ethics in
business. Sekitar dasawarsa 1960-an, istilah itu di Amerika Serikat menjadi bahan
controversial. Orang boleh saja berbeda pendapat mengenai kondisi moral
lingkungan bisnis tertentu dari waktu ke waktu. Tetapi agaknya kontroversi ini
bukanya berkembang ke arah yang produktif, tapi malah semakin menjurus ke
suasana debat kusir.